Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PRINSIP TANGGUNG JAWAB DEWAN

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat


Mata Kuliah Good Corporate Governance

Dosen Pembimbing:
M. Djasuli, MSi., QIA

Disusun Oleh:
1. Ria Rahmatin (1662043)
2. Sherly Andiani Dewianti (1662044)
3. Foresa Adi Arni Pratama (1662094)
4. Mei Wulandari (1662135)

AKUNTANSI/KP2/2016
STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada kita,
dengan rahmat-Nya yang tiada terhingga dan kasih-Nya yang tiada terkira penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
yang telah memberikan penerangan kepada kita semua. Dengan kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak M Djasuli, MSi., QIA selaku dosen pembimbing
mata kuliah ini yang senantiasa membimbing tanpa henti.

Penulis sangat berharap makalah tentang “Prinsip Tanggung Jawab Dewan” ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah penulis buat di masa yang akan datang mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Jombang, 23 Maret 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 0

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5

2.1 Rincian Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi ......................... 5

2.2 Peran Dewan Komisaris dan Direksi dalam Menegakkan Standar Etika ................... 6

2.3 Proses Nominasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi .......................................... 6

2.4 Ukuran, Komposisi, dan Kompetensi Dewan Komisaris ............................................ 7

2.5 Asurans terhadap Indepensi Komisaris Independen ................................................... 8

2.6 Proses Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris dan Direksi.......................................... 9

2.7 Akuntabilitas Dewan Komisaris dan Direksi: Penilaian Kinerja terhadap Dewan dan
Anggotanya .......................................................................................................................... 10

2.8 Sistem Remunerasi Anggota Dewan ......................................................................... 11

2.9 Peran dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan................................................... 12

2.10 Fungsi Pengawasan ................................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 16

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 16

3.2 Saran .......................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya perusahaan memiliki pemisahan antara pemilik modal dengan


manajemen perusahaan. Pemilik modal merupakan pihak yang menyediakan modal,
sedangkan manajemen merupakan pihak yang mengelola modal untuk kepentingan
perusahaan. Pemilik modal terutama pemegang saham non-pengendali serta pemangku
kepentingan tidak dapat secara langsung berhubugan dan mengawasi manajemen. Hal ini
mendorong manajemen maupun pemegang saham untuk melakukan tugasnya hanya untuk
menguntungkan dirinya sendiri dan tentunya merugikan perusahaan.

Dalam keadaan inilah perlu adanya pengawasan dan pengarahan strategis terhadap
pihak manajemen agar ke pentingan perusahaan dapat terjamin.

Indonesia menganut struktur dua dewan. Dewan yang relevan dalam melaksanakan
fungsi pengawasan adalah Dewan Komisaris. Komisaris bertanggung jawab memonitor
kinerja manajemen perusahaan dan berusaha mencapai tingkat timbal balik (return) yang
memadai bagi pemegang saham.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris yang perlu dilaksanakan?
2. Bagaimana peran Dewan Komisaris dan Direksi dalam menegakkan standart etika?
3. Bagaimana proses nominasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi?
4. Bagaimana ukuran, komposisi, dan kompetensi Dewan Komisaris?
5. Bagaimana asurans terhadap independensi Komisaris Independen?
6. Bagaimana proses pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi?
7. Bagaimana akuntabilitas Dewan Komisaris dan Direksi?
8. Bagaimana sistem remunerasi anggota Dewan?
9. Bagaimana peran dan tanggung jawab sekretaris perusahaan?
10. Bagaimana fungsi pengawasan?

3
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris yang perlu
dilaksanakan
2. Untuk mengetahui peran Dewan Komisaris dan Direksi dalam menegakkan standart
etika
3. Untuk mengetahui proses nominasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi
4. Untuk mengetahui ukuran, komposisi, dan kompetensi Dewan Komisaris
5. Untuk mengetahui asurans terhadap independensi Komisaris Independen
6. Untuk mengetahui proses pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi
7. Untuk mengetahui akuntabilitas Dewan Komisaris dan Direksi
8. Untuk mengetahui sistem remunerasi anggota Dewan
9. Untuk mengetahui peran dan tanggung jawab sekretaris perusahaan
10. Untuk mengetahui fungsi pengawasan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rincian Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara
kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta
memastikan bahwa Perusahaan melaksanakan GCG berdasarkan informasi yang lengkap,
dengan itikad baik, berhati-hati, dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan perusahaan.

Menurut prinsip OECD ke VI, tugas Board (pengawas):

1) Meninjau dan mengarahkan strategi perusahaan, rencana kerja utama, kebijakan


risiko, anggaran tahunan dan rencana bisnis; menetapkan target kinerja; monitoring
pelaksanaan dan kinerja perusahaan; serta mengawasi pengeluaran modal utama,
akuisisi dan divestasi
2) Memantau efektivitas praktik tata kelola perusahaan dan membuat perubaan yang
diperlukan
3) Memilih, menentukan kompensasi, memantau dan bila perlu, mengganti eksekutif dan
mengawasi perencanaan suksesi
4) Menyelaraskan remunerasi anggota dewan dan manajemen kunci dengan kepentingan
jangka panjang perusahaan dan pemegang saham
5) Memastikan proses nominasi dan pemilihan anggota Dewan Komisaris dan Direksi
dilakukan secara formal dan transparan
6) Memantau mengelola potensi benturan kepentingan dari manajemen, dewan dan
pemegang saham, termasuk penyalagunaan asset perusahaan dan penyalahgunaan
dalam transaksi dengan pihak terkait
7) Memastikan integritas dari sistem pelaporan akuntansi dan keuangan perusahaan,
termasuk audit independen dan sistem pengendalian yang tepat, khususnya sistem
menajamen risiko, keuangan dan pengendalian operasional, dan kepatuhan terhadap
hukum dan standart yang relevan
8) Mengawasi proses pegungkapan dan komunikasi

5
Dewan Komisaris Perseroan berwenang untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Memeriksa catatan dan dokumen lain serta kekayaan perusahaan;
2) Meminta dan menerima keterangan yang berkenaan dengan Perseroaan dari Direksi;
3) Memberhentikan untuk sementara anggota Direksi apabila anggota Direksi tersebut
bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan dan/atau peraturan
perundangan yang berlaku;
4) Membentuk komite-komite Dewan Komisaris seperti komite audit, nominasi,
remunerasi dan/atau komite lainnya.

2.2 Peran Dewan Komisaris dan Direksi Dalam Menegakkan Standar Etika

Butir VI.B dari OECD CG Principles menyebutkan bahwa apabila keputusan dewan
akan mempengaruhi berbagai kelompok pemegang saham, maka dewan harus
memperlakukan seluruh pemegang saham secara adil. Selanjutnya dalam Butir VI.B dari
OECD CG Principles disebutkan bahwa Dewan Komisaris memiliki peran penting dalam
pengaturan ethical tone sebuah perusahaan, tidak hanya untuk tindakan sendiri, tetapi juga
dalam mengawasi Direksi/manajemen kunci dan konsekuensinya bagi manajemen secara
umum. Standar etika yang tinggi penting untuk perusahaan dalam jangka panjang sebagai
sarana agar perusahaan menjadi kredibel dan dapat dipercaya, tidak hanya dalam operasi
sehari-hari, tetapi juga sehubungan dengan komitmen jangka panjang perusahaan.

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, wajib mentaati Standart Etika dan dilarang mengambil keuntungan pribadi baik
secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan Perusahaan selain gaji dan tunjangan
lainnya, termasuk santunan purna jabatan yang diterimanya sebagai anggota Dewan
Komisaris dan Direksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Direksi berkewajiban memastikan kepatuhan dari seluruh Karyawan Perusahaan dan


pihak-pihak yang terkait di luar Perusahaan terhadap Standart Etika Perusahaan, termasuk
menyelesaikan setiap konflik yang timbul.

2.3 Proses Nominasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Menurut Keputusan Ketua Bapepam Kep-45/PM/2004, Tentang Peraturan Bapepam-


LK No.IX.1.6 Tentang Direksi dan Komisaris Emiten dan perusahaan publik, calon anggota
Dewan Direksi dan Dewan Komisaris wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

6
1) Mempunyai akhlak dan moral yang baik;
2) Mampu melaksanakan perbuatan hukum; tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi
anggota direksi atau komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perusahaan dinyatakan pailit dalan waktu 5 tahun sebelum pengangkatan; tidak
pernah dihukum karena melakukan tindak pidana di bidang keuangan dalam waktu 5
tahun sebelum pengangkatan.

Proses nominasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi dapat dilakukan oleh Komite
Nominasi. Komite Nominasi adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab
kepada Dewan Komisaris. Komite wajib menjalankan prosedur Nominasi sebagai berikut:

1) Menyusun komposisi dan proses nominasi anggota Direksi dan/atau Dewan


Komisrais;
2) Menyusun kriteria yang jelas yang digunakan sebagai acuan dalam proses nominasi
calon anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris; dan
3) Melakukan evaluasi atas kinerja anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris sehingga
dapat disusun tindak lanjut pengembangan atas kompetensi anggota Direksi dan/atau
Dewan Komisaris maupun dalam perencanaan suksesi anggota Direksi dan/atau
Dewan Komisaris.

2.4 Ukuran, Komposisi, dan Kompetensi Dewan Komisaris

Menurut KNKG, jumlah anggota Dewan Komisaris harus disesuaikan dengan


kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan
keputusan. UK Code B.1 supproting principle menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris
harus cukup memadai sehingga memenuhi persyaratan bisnis dan dewan dapat dikelola tanpa
gangguan yang tidak semestinya dan tidak boleh begitu besar untuk menjadi berat.

Dewan Komisaris dapat terdiri dari Komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi
yang dikenal sebagai Komisaris Independen dan Komisarisyang terafiliasi. Yang dimaksud
dengan terafiliasi adalah pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan
pemegang saham pengendali, anggota Direksi dan Dewan Komisaris lain, serta dengan
perusahaan itu sendiri.

Selain aspek independensi, aspek kompetensi juga perlu diperhatikan dalam


menentukan komposisi Dewan Komisaris. Menurut ASEAN CG Scorecard, paling tidak satu

7
komisaris harus memiliki pengalaman bekerja di industri dimana perusahaan berada. Selain
itu, sebaiknya perusahaan memiliki kebijakaan yang mendorong komposisi anggota Dewan
Komisaris maupun Direksi beragam. Keragaman ini dapat terkait dengan latar belakang
pendidikan, pengalaman kerja, gender, dan lainnya.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 jumlah anggota Dewan


Komisaris paling sedikit tiga orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi.
Dari jumlah tersebut, paling tidak satu orang anggota Dewan Komisaris wajib berdomisili di
Indonesia. Dewan Komisaris dipimpin oleh Presiden Komisaris atau Komisaris Utama.
Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris dan Komisaris Independen. Paling kurang 50% dari
jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. Setiap usulan penggantian
dan/atau pengangkatan anggota Dewan Komisaris kepada Rapat Umum Pemegang Saham
harus memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi. Anggota Dewan
Komisaris harus memenuhi persyaratan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatuhan (Fit
and Proper Test) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

2.5 Asurans Terhadap Indepensi Komisaris Independen

UU PT menyatakan bahwa perseroan dapat mengatur adanya satu orang atau lebih
Komisaris Independen yang merupakan pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham
utama, anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris lainnya. Keberadaan Komisaris
Independen telah diatur Bursa Efek Indonesia melalui peraturan BEI tanggal 1 Juli 2000
mengenai beberapa kriteria tentang Komisaris Independen adalah sebagai berikut:

1) Komisaris Independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham


mayoritas atau pemegang saham pengendali (controlling shareholders) Perusahaan
Tercatat yang bersangkutan;
2) Komisaris Independen tidak memiliki hubungan dengan Direktur dan/atau Komisaris
lainnya Perusahaan Tercatat yang bersangkutan;
3) Komisaris Independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada perusahaan lainnya
yang terafiliasi dengan Perusahaan Tercatat yang bersangkutan;
4) Komisaris Independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal;

8
5) Komisaris Independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas yang
bukan merupakan pemegang saham pengendali (bukan controlling shareholders)
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Kedudukan Komisaris Independen sangat penting agar pengambilan keputusan


Dewan Komisaris dapat bersifat objektif dalam mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan.
Dari perspektif keagenan, keberadaan Komisaris Independen dapat mengurangi benturan
kepentingan antara pemegang saham dengan manajemen perusaahan serta antara pemegang
saham pengendali dengan non-pengendali.

Independensi anggota Komisaris Independen tergantung kepada beberapa hal,


diantaranya lama periode menjabat sebagai Komisaris Independen di perusahaan tersebut.
BEI telah mengeluarkan aturan mengenai masa jabatan Direktur Independen maupun
Komisaris Independen perusahaan publik maksimal dua periode berturut-turut.

2.6 Proses Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris dan Direksi

Prinsip VI.F.OECD Principles menyatakan bahwa dalam rangka untuk mematuhi


tanggung jawab Dewan, anggota Dewan Komisaris harus memiliki akses ke informasi yang
akurat, relevan dan tepat waktu. Anggota Dewan memerlukan informasi yang relevan secara
tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan mereka.

Menurut KNKG, sesuai dengan visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan, Dewan
Komisaris dan Direksi perlu bersama-sama menyepakati hal-hal tersebut di bawah ini:

1) Rencana jangka panjang, strategi, maupun rencana kerja dan anggaran tahunan;
2) Kebijakan dalam memastikan pemenuhan peraturan perundang-undangan dan
anggaran dasar perusahaan serta dalam menghindari segala bentuk benturan
kepentingan;
3) Kebijakan dan metode penilaian perusahaan, unit dalam perusahaan dan
personalianya;
4) Struktur organisasi sampai satu tingkat di bawah Direksi yang dapat mendukung
tercapainya visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.

Dalam hal diperlukan untuk kepentingan perusahaan, Dewan Komisaris dapat


mengenakan sanksi kepada anggota Direksi dalam bentuk pemberhentian sementara, dengan
ketentuan harus segera ditindaklanjuti dengan penyelenggaraan RUPS. Dalam hal terjadi

9
kekosongan dalm Direksi atau dalam keadaan tertentu sebagaimana ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan dan anggaran dasar, untuk sementara Dewan Komisaris dapat
melaksanakan fungsi Direksi.

2.7 Akuntabilitas Dewan Komisaris dan Direksi: Penilaian Kinerja Terhadap


Dewan dan Anggotanya

Menurut Razaee (2009) akuntabilitas Dewan Komisaris dan Direksi dapat


diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:

1) Akuntabilitas Kepada Pemegang Saham


Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab kepada pemegang saham untuk
melindungi hak dan kepentingan pemegang saham. Untuk itu Dewan Komisaris dan
Direksi harus mempertimbangkan suara mayoritas dari pemegang saham,
melaksanakan rekomendasi dari mayoritas pemegang saham, berinteraksi dengan
pemegang saham, mempertimbangkan pandangan dan input mereka, menghadiri rapat
tahunan pemegang saham dan berkeinginan untuk menjawab pertanyaan pemegang
saham.
2) Akuntabilitas Atas Efektifitas Operasi Perusahaan
Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan operasi perusahaan dan
Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan operasi perusahaan. Perlu adanya
evaluasi secara teratur atas kemampuan teknis, keahlian keuangan, pengalaman dan
kualifikasi lainnya dari Dewan Komisaris dan Direksi, mensyaratkan pengembangan
dan pendidikan profesional berkelanjutan untuk Dewan Komisaris dan Direksi dan
menentukan standar yang tinggi untuk kehadiran mereka pada setiap rapat.
3) Akuntabilitas untuk Keterlibatan atas Pengambilan Keputusan Strategis Perusahaan
Untuk Menjamin Kinerja yang Berkelanjutan
Dewan Komisaris mengawasi dan Direksi memastikan ketepatan dan kekuatan
rencana strategis manajemen, keputusan, tindakan, dan kinerja untuk menjamin
kinerja berkelanjutan.

Dalam OECD Principle VI.D.2. disebutkan bahwa salah satu tugas Dewan Komisaris
adalah memonitor efektifitas praktik tata kelola perusahaan serta membuat perubahan-
perubahan yang diperlukan. Untuk memonitor efektifitas praktik tata kelola perusahaan, perlu
ada penilaian terhadap kinerja semua pihak di dalam perusahaan termasuk Dewan Komisaris,

10
Direksi, serta semua anggota kedua dewan tersebut sebagai bentuk akuntabilitas pelaksanaan
tugas mereka. Dalam ASEAN CG Scorecard disebutkan bahwa perusahaan harus
mengungkapkan kriteria yang digunakan dalam melakukan penilaian dan bagaimana proses
penilaian dilakukan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi bertanggung jawab kepada RUPS.


Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengelolaan
perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Kinerja Direksi dievaluasi oleh
Dewan Komisaris baik secara individual maupun kolektif berdasarkan unsur-unsur penilaian
kinerja yang disusun oleh Komite Nominasi.

2.8 Sistem Remunerasi Anggota Dewan

Dalam OECD Principle VI.D.4 disebutkan bahwa salah satu tugas Dewan Komisaris
adalah menyelaraskan renumerasi anggota Direksi dan Dewan Komisaris dengan kepentingan
jangka panjang perusahaan dan pemegang saham. Penetapan besarnya remunerasi bagi
anggota Dewan Komisaris dan Direksi dapat dilakukan melalui Komite Nominasi dan
Remunerasi. Perhitungan remunerasi dievaluasi oleh Komite Nominasi dan Remunerasi
sebelumnya dikaji oleh Dewan Komisaris, dan kemudian ditetapkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan. Besar remunerasi didasarkan pada hasil kinerja individu dan
Perseroan. Remunerasi anggota Dewan Komisaris dapat didasarkan pada orientasi kerja,
market competitiveness, dan penyelarasan kapasitas keuangan Perseroan untuk
memenuhinya, serta hal-hal lain.

Dalam ASEAM CG Scorecard dijelaskan lebih rinci mengenai hal-hal yang perlu
diungkapkan sehubungan dengan remunerasi, antara lain pengungkapan kebijakan
remunerasi (gaji, tunjangan, manfaat dalam bentuk natura dan honorarium lainnya, insentif
jangka pendek dan panjang) bagi anggota Direksi serta hubungannya dengan indikator
kinerja.

Pengungkapan mengenai struktur gaji dari anggota Dewan Komisaris pihak


(pemegang saham atau Dewan Komisaris) yang menyetujui remunerasi dari anggota Direksi.

11
2.9 Peran dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan

Dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-63/PM/1996,


dinyatakan bahwa dalam rangka perkembangan Pasar Modal di Indonesia serta untuk
meningkatkan pelayanan Emiten atau Perusahaan Publik kepada masyarakat pemodal, maka
kepada setiap Emiten atau Perusahaan Publik wajib membentuk fungsi Sekertaris Perusahaan
(Corporate Secretary) yang antara lain bertugas:
1) Meningkatkan perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan- peraturan yang
berlaku di bidang Pasar Modal;
2) Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan
pemodal yang berkaitan dengan kondisi Emiten atau Perusahaan Publik;
3) Memberikan masukan kepada direksi Emiten atau Perusahaan Publik untuk mamatuhi
ketentuan Undang-undang nomor 8 tahun1995 tentang Pasar Modal dan peraturan
pelaksanaannya;
4) Sebagai penghubung atau contac person antara Emiten atau Perusahaan Publik
dengan Bapepam dan masyarakat;
Fungsi Sekertaris Perusahaan ini dapat dirangkap oleh direktur Emiten atau
Perusahaan Publik.

2.10 Fungsi Pengawasan

Menurut OECD Principle ke VI, salah satu tugas dewan komisaris adalah memonitor
dan mengelola potensi benturan kepentingan dari manajemen, anggota Dewan serta
pemegang saham. Termasuk juga memonitor jika terjadi penyalahgunaan aset perusahaan dan
penyelewengan dalam transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Hal ini merupakan fungsi penting dewan komisaris dalam mengawasi sistem
pengendalian internal perusahaan yang meliputi pelaporan keuangan dan penggunaan aset
perusahaan serta menjaga perusahaan dari transaksi dengan pihak terkait yang sangat
berlebihan. Fungsi-fungsi ini kadang-kadang ditugaskan kepada auditor internal yang
memiliki akses langsung ke dewan komisaris.

Peran Akuntan Profesional Dalam Memfasilitasi Tanggung Jawab Dewan


Salah tugas dewan komisaris adalah memastikan integritas dari sistem pelaporan
akuntansi dan keuangan perusahaan, termasuk independen audit dan sistem pengendalian
yang tepat terutama sistem manajemen risiko, keuangan, dan pengendalian operasional, dan
12
kepatuhan terhadap hukum dan standar yang relevan. Laporan keuangan perusahaan harus
diaudit oleh auditor yang independen, kompeten dan berkualitas, untuk memberikan jaminan
eksternal dan obyektif kepada dewan komisaris dan pemegang saham bahwa laporan
keuangan sudah menyajikan posisi keuangan dan kinerja perusahaan dalam semua hal yang
material. Jika auditor kompeten dalam melaksanakan tugasnya, maka hal tersebut akan sangat
membantu dewan komisaris dalam menjalankan tugas pengawasannya.
Selain itu auditor berkewajiban untuk mengkomunikasikan setiap ketidakberesan
material yang ditemukan selama audit kepada dewan komisaris melalui komite audit. PSA 32
(SA 316.05) menetapkan bahwa tanggung jawab auditor dalam kaitannya dengan kekeliruan
(error) dan ketidakberesan (irregularities) adalah sebagai berikut:
1) Menentukan risiko bahwa suatu kekeliruan dan ketidakberesan kemungkinan
menyebabkan laporan keuangan berisi salah saji material.
2) Berdasarkan penentuan ini, auditor harus merancang auditnya untuk memberikan
keyakinan memadai bagi pendeteksian kekeliruan dan ketidakberesan.
3) Melakukan audit dengan seksama dan tingkat skeptisme profesional yang
semestinya dan menilai temuannya.
Akuntan intern juga sangat berperan dalam memfasilitasi tanggung jawab Dewan
Komisaris sehubungan dengan tugas dewan komisaris dalam meninjau dan mengarahkan
strategi perusahaan, rencana kerja utama, kebijakan risiko, anggaran tahunan dan rencana
bisnis; menetapkan target kinerja; monitoring pelaksanaan dan kinerja perusahaan; serta
mengawasi pengeluaran modal utama, akuisisi dan divestasi.

Menggunakan ASEAN CG Scorecard Untuk Menilai Prinsip Tanggung Jawab Dewan


Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian praktik
tanggung jawab dewan di perusahaan terbuka dengan menggunakan ASEAN CG Scorecard:
1) Tangung jawab dewan komisaris: kebijakan tata kelola perusahaan, peran dan
tanggung jawab dewan komisaris, serta jenis keputusan yang memerlukan persetujuan
Dewan Komisaris.
2) Kode etik atau perilaku: rincian kode etik atau perilaku; pernyataan semua komisaris,
direktur manajemen senior dan karyawan wajib mematuhi kode etik; penerapan dan
penegakan kepatuhan terhadap kode etik atau perilaku.
3) Visi/Misi perusahaan: pernyataan visi dan misi; Dewan Komisaris telah meninjau
visi, misi dan strategi selama setahun terakhir; Dewan Komisris memantau
implementasi strategi perusahaan.

13
4) Struktur dan komposisi Dewan: proporsi komisaris independen minimal 50% dari
total anggota Dewan Komisaris; komisaris independen benar-benar independen dari
manajemen dan pemegang saham mayoritas; kebijakan membatasi masa kerja
sembilan tahun atau kurang bagi komisaris independen; kebijakan membatasi rangkap
jabatan komisaris independen pada waktu bersamaan di maksiamal 5 perusahaan;
keberadaan direktur yang memegang posisi di dewan di lebih dari dua perusahaan
terbuka di luar grup bisnis (jika ada, maka nilai nol).
5) Rapat dan kehadiran Dewan Komisaris: Rapat Dewan Komisaris dijadwalkan sejak
awal tahun; Dewan Komisaris nengadakan rapat setidaknya enam kali dalam setahun;
Kuorum minimal 2/3 untuk keputusan dewan; Dewan Komisaris bertemu terpisah
tanpa kehadiran Direksi setidaknya sekali dalam setahun.
6) Akses terhadap informasi: Bahan rapat dewan diberikan kepada para komisaris
setidaknya lima hari kerja sebelum rapat; sekertaris perusahaan memainkan peran
penting dalam mendukung dewan dalam melaksanakan tanggung jawabnya;
sekertaris perusahaan berlatar belakanghukum atau akuntansi atau telah mengikuti
pelatihan praktik sekertaris perusahaan.
7) Penunjukan dan Pemilihan Kembali Komisaris: Kriteria yang digunakan dalam
memilih komisaris baru; proses pemilihan komisaris baru; semua komisaris mengikuti
proses pemilihan ulang setidaknya sekali tiga tahun.
8) Remunerasi direktur dan komisaris: Kebijakan dan struktur remunerasi para direktur
(gaji, tunjangan, manfaat-in-kind dan honorarium lainnya) termasuk penggunaan
insentif jangka pendek, jangka panjang, dan ukuran kinerja; kebijakan dan struktur
honor para komisaris; pemegang saham atau dewan komisaris menyetujui remunerasi
untuk para direktur; komisaris independen mendapat hak opsi, saham atau bonus
kinerja (jika ya, maka nilai nol)
9) Audit internal: Keberadaan unit audit intrnal, idetifikasi kepala unit audit internal,
pengangkatan dan pemberhentian kepala audit internal harus disetujui komite audit
(atau Dewan Komisaris).
10) Pengawasan risiko: Pengungkapan sistem pengendalian internal dan manajemen
risiko di perusahaan, Dewan Komisaris telah meninjau sistem pengendalian yang
material serta sistem manajemen risiko, pengungkapan bagaimana risiko-risiko kunci
dikelola, opini/pendapat Dewan Komisaris/Komite Audit/Direksi terhadap kecukupan
sistem pengendalian intrnal/ manajemen risiko.

14
11) Ketua Dewan Komisaris: Chairmaan of the Board dan Chief Executive Officer adalah
orang yang berbeda (Karena Indonesia menganut struktur dua dewan, maka kedua
jabatan ini pasti orang yang berbeda), komisaris utama adalah komisaris independen,
komisaris utama adalah direktur utama selama tiga tahun terakhir (jika ya, maka nilai
nol), peran dan tanggung jawab komisaris utama diungkapkan.
12) Keahlian dan Kompetensi: Setidaknya satu orang anggota komisaris memiliki
pengalaman bekerja sebelumnya di industri utama dimana perusahaan beroperasi,
perusahaan memiliki dean mengungkapkan kebijakan yang mendorong keragaman
(diversity) anggota Dewan Komisaris.
13) Pengembangan anggota dewan: Perusahaan memiliki program orientasi bagi
komisaris dan direktur yang baru, perusahaan memiliki kebijakan yang mendorong
komisaris dan direktur untuk berpartisipasi dalam program pendidikan profesional.
14) Penunjukan dan penilaian kinerja Direksi: Pengungkapan bagaimana Dewan
Komisaris merencanakan suksesi anggota Direksi, Dewan Komisaaris melakukan
penilaian kinera tahunan terhadap anggota Direksi.
15) Penilaian Kinerja Dewan Komisaris: Penilaian Kinerja tahunan dilakukan terhadap
Dewan Komisaris, Pengungkapan proses penilaian kinerja Dewan Komisaris,
Pengungkapan kriteria yang digunakan dalam penilaian kinerja Dewan Komisaris.
16) Penilaian Kinerja anggota Dewan Komisaris: Penilaian kinerja tahunan dilakukan
terhadap komisaris, Pengungkapan proses penilaian kinerja komisaris, Pengungkapan
kriteria yang digunakan dalam menilai kinerja komisaria.
17) Penilaian Kinerja Komite: Penilaian kinerja tahunan dilakukan oleh Dewan Komisaris
terhadap komite-komite dibawah Dewan Komisaris.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tanggung jawab Dewan Komisaris yang paling utama adalah memonitor kinerja
manajemen perusahaan dan berusaha mencapai tingkat imbal balik (return) yang memadai
bagi pemegang saham. Selain itu, Dewan Komisaris juga harus mencegah timbulnya
benturan kepentingan dan menyeimbangkan berbagai kepentingan di perusahaan. Agar
Dewan dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif, maka Dewan harus mampu
melakukan penilaian yang objektif dan independen. Dewan Komisaris juga bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa perusahaan selalu mematuhi ketentuan peraturan hukum
yang berlaku. Agar Dewan dapat melaksanakan tugas dengan baik, perlu kriteria mengenai
Dewan Komisaris yang meliputi kompetensi, komposisi.

3.2 Saran

Dalam melaksanakan tugasnya maka baik Dewan Komisaris maupun Direksi harus
akuntabel terhadap perusahaan dan para pemegang saham. Adanya akuntabilitas kedua
dewan ini memungkinkan pemegang saham maupun pemangku kepentingan menilai sejauh
mana tugas mereka telah dilaksanakan untuk kepentingan terbaik perusahaan. Berdasarkan
penilaian kinerja tersebut, penghargaan atau sanksi dapat diberikan kepada anggota kedua
dewan tersebut yang pada akhirnya akan mendorong mereka untuk menjalankan tugas
sebaik-baiknya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat Chartered
Accountant. Jakarta: IAI.

17
Statement of Authorship

Dengan bersaksi pada Tuhan Yang Maha Esa,


“Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan
menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama : Ria Rahmatin


NIM : 1662043
Tandatangan :

Mata Ajaran : Good Corporate Governance


Judul Makalah/Tugas : Prinsip Tanggung Jawab Dewan
Tanggal : 23 Maret 2019
Dosen : M. Djasuli, MSi., QIA

18
Statement of Authorship

Dengan bersaksi pada Tuhan Yang Maha Esa,


“Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan
menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama : Sherly Andiyani Dewianti


NIM : 1662044
Tandatangan :

Mata Ajaran : Good Corporate Governance


Judul Makalah/Tugas : Prinsip Tanggung Jawab Dewan
Tanggal : 23 Maret 2019
Dosen : M. Djasuli, MSi., QIA

19
Statement of Authorship

Dengan bersaksi pada Tuhan Yang Maha Esa,


“Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan
menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama : Foresa Adi Arni Pratama


NIM : 1662094
Tandatangan :

Mata Ajaran : Good Corporate Governance


Judul Makalah/Tugas : Prinsip Tanggung Jawab Dewan
Tanggal : 23 Maret 2019
Dosen : M. Djasuli, MSi., QIA

20
Statement of Authorship

Dengan bersaksi pada Tuhan Yang Maha Esa,


“Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan
menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama : Mei Wulandari


NIM : 1662135
Tandatangan :

Mata Ajaran : Good Corporate Governance


Judul Makalah/Tugas : Prinsip Tanggung Jawab Dewan
Tanggal : 23 Maret 2019
Dosen : M. Djasuli, MSi., QIA

21

Anda mungkin juga menyukai