Anda di halaman 1dari 14

TEORI ALJABAR BOOLEAN

TEORI ALJABAR BOOLEAN

 Aljabar Boolean

Aljabar Boolean memuat variable dan simbul operasi untuk gerbang logika. Simbol yang
digunakan pada aljabar Boolean adalah: (.) untuk AND, (+) untuk OR, dan ( ) untuk NOT.
Rangkaian logika merupakan gabungan beberapa gerbang, untuk mempermudah penyeleseian
perhitungan secara aljabar dan pengisian tabel kebenaran digunakan sifat-sifat aljabar Boolean
Dalam aljabar boolean digunakan 2 konstanta yaitu logika 0 dan logika 1. ketika logika tersebut
diimplementasikan kedalam rangkaian logika maka logika tersebut akan bertaraf sebuah
tegangan. kalau logika 0 bertaraf tegangan rendah (aktive low) sedangkan kalau logika 1 bertaraf
tegangan tinggi (aktive high). pada teori – teori aljabar boolean ini berdasarkan aturan – aturan
dasar hubungan antara variabel – variabel boolean.

 Dalil-dalil Boolean (Boolean postulates) P1: X= 0 atau X=1


P2: 0 . 0 = 0
P3: 1 + 1 = 1
P4: 0 + 0 = 0
P5: 1 . 1 = 1
P6: 1 . 0 = 0 . 1 = 0
P7: 1 + 0 = 0 + 1 = 1

 Theorema Aljabar Boolean

1. T1: Commutative Law


a. A + B = B + A
b. A . B = B . A
2. T2: Associative Law
a. ( A + B ) + C = A + ( B + C )
b. ( A . B ) . C = A . ( B . C )
3. T3: Distributive Law
a. A . ( B + C ) = A . B + A . C
b. A + ( B . C ) = ( A + B ) . ( A + C )
4. T4: Identity Law
a. A + A = A
b. A . A = A
5. T5: Negation Law
1. ( A’ ) = A’
2. ( A’ )’ = A
6. T6: Redundant Law
a. A + A . B = A
b. A . ( A + B ) = A
7. T7: 0 + A = A
1.A=A
1+A=1
0.A=0
8. T8: A’ + A = 1
A’ . A = 0
9. T9: A + A’ . B = A + B A . ( A’ + B ) = A . B
10. T10: De Morgan’s Theorem
a. (A+B)’ = A’ . B’
b. (A . B)’= A’ + B’

Contoh Soal :
Contoh :
1. X + X’ .Y = (X + X’).(X +Y) = X+Y
2. X .(X’+Y) = X.X’ + X.Y = X.Y
3. X.Y+ X’.Z+Y.Z = X.Y + X’.Z + Y.Z.(X+X)’
= X.Y + X’.Z + X.Y.Z + X’.Y.Z
= X.Y.(1+Z) + X’.Z.(1+Y)
= X.Y + X’.Z

ALJABAR BOOLEAN DAN GERBANG LOGIKA


CONTOH.
Buatlah rangkaian dengan Gerbang Logika untuk aljabar Boolean sbb.
X . ( X’ + Y )
Jawab.

 IMPLEMENTASI DEMORGAN DALAM RANGKAIAN LOGIKA

 Hukum De Morgan

(A + B)’ = A’ . B’ A + B = (A’ . B’)’


(A . B)’ = A’ + B’ A . B = (A’ + B’)’

 Gerbang Logika

Gerbang digit dikenal pula sebagai perangkat digit atau sebagai perangkat logika (logic
device). Perangkat ini memiliki satu atau lebih masukan dan satu keluaran. Masing-masing
masukan (input) atau keluaran (output) hanya mengenal dua keadaan logika, yaitu logika '0' (nol,
rendah) atau logika '1' (satu, tinggi) yang oleh perangkat logika, '0' direpresentasikan dengan
tegangan 0 sampai 0,7 Volt DC (Direct Current, arus searah), sedangkan logika '1' diwakili oleh
tegangan DC setinggi 3,5 sampai 5 Volt untuk jenis perangkat logika IC TTL (Integrated Circuit
Transistor-Transistor Logic) dan 3,5 sampai 15 Volt untuk jenis perangkat IC CMOS (Integrated
Circuit Complementary Metal Oxyde Semiconductor).

 Gerbang AND

Gerbang AND dapat memiliki dua masukan atau lebih. Gerbang ini akan menghasilkan keluaran
1 hanya apabila semua masukannya sebesar 1. Dengan kata lain apabila salah satu masukannya 0
maka keluarannya pasti 0.
Sebagai contoh, perhatikanlah kasus berikut:

1. Kasus
Sebuah tim ganda dari regu bulutangkis Indonesia, adalah absah apabila kedua
anggotanya lengkap hadir, yaitu Amir dan Badu. Apabila salah satu dari Amir atau Badu
ada yang absen atau tidak hadir, maka regu tersebut tidak absah untuk Mewakili
Indonesia dalam turnamen bulu tangkis tersebut.

Dalam dunia logika digital, semua aspek positif dari suatu kasus diinterpretasikan sebagai true
(baca: tru) suatu kata bahasa Inggris yang berarti 'benar'. Pada komputer (sebagai perangkat),
'true' diwujudkan sebagai logika '1' atau 'high' (baca: hay') = tinggi. Pada tingkat perangkat keras,
'true' mempunyai acuan tegangan listrik mendekati 5 Volt DC (dalam TTL Level).}
Pada kasus di atas, yang termasuk aspek positif adalah 'absah' dan 'hadir'.
Sebaliknya, logika digital menentukan bahwa semua aspek negatif dalam suatu kasus
harus dianggap sebagai false (baca: fals) yang berarti 'salah'. Ini dimanifestasikan sebagai logika
'0' atau low = rendah oleh komputer (sebagai perangkat). Perangkat keras melaksanakan hal ini
dengan memberikan tegangan DC mendekati atau sama dengan nol Volt, TTL level.
Yang termasuk aspek negatif dalam hal ini adalah 'tidak absah' dan 'absen'.
Dengan demikian, kita sudah dapat menjabarkan kasus tersebut secara logika seperti ini:
a. Penyelesaian (output) kasus disandikan dengan 'Q'.
b. Peserta (input), dalam hal ini Amir dan Badu, disandikan sebagai A dan B.
c. Sinopsis yang dihasilkan menyatakan bahwa:
- Q akan true apabila A dan B true
- Q akan false bila salah satu di antara A dan B ada yang false

Bentuk logika kasus diatas disebut logika 'AND', yang dalam bahasa Indonesia berarti
'DAN'. Tampaknya, nama logika ini diperoleh dengan mengambil patokan pada sinopsis bagian
pertama, yang menyatakan bahwa output akan true bila A dan B true.
Penjabaran dapat lebih disederhanakan lagi dengan mempergunakan tabel yang bernama' Tabel
Kebenaran' (truth table).
Bentuk tabel kebenaran dalam kasus ini adalah sebagai berikut:

 GERBANG NAND (NOT AND)

Berlawanan dengan gerbang AND, pada gerbang NAND keluaran akan selalu 1 apabila salah
satu masukannya 0. Dan keluaran akan sebesar 0 hanya apabila semua masukannya 1. Gerbang
NAND ekuivalen dengan NOT AND. Tabel kebenaran gerbang NAND adalah sebagai berikut.
 GERBANG OR

Keluaran gerbang OR akan sebesar 0 hanya apabila semua masukannya 0. Dan keluarannya akan
sebesar 1 apabila saling tidak ada salah satu masukannya yang bernilai 1. Sebagai contoh,
perhatikanlah kasus berikut:
A. Kasus
Dalam suatu rapat Universitas, Amir dan badu bertindak sebagai wakil resmi Fakultas Teknik
jurusan elektro. Sidang rapat menyatakan apabila salah satu dari Amir atau Badu hadir,maka hal
itu sudah absah untuk mewakili fakultas tersebut.
Untuk kasus ini, penjabaran masalah tidak banyak berbeda dengan yang sebelumnya yaitu:
a. Penyelesaian (output) kasus disandikan dengan 'Q'.
b. Peserta (input), dalam hal ini Amir dan Badu, disandikan sebagai A dan B.
c. Sinopsis yang dihasilkan menyatakan bahwa:

- Q akan true apabila salah satu dari A dan B ada dalam kondisi true.
- Q akan false, apabila A dan B (semuanya) ada dalam keadaan false.
Kasus ini memakai bentuk logika 'OR' dan tabel kebenarannya menjadi tersusun sebagai berikut:

 GERBANG NOR (NOT OR)

Gerbang NOR ekuivalen dengan NOT OR. Berlawanan dengan gerbang OR, keluaran sebesar 1
hanya akan terjadi apabila semua masukannya sebesar 0. Dan keluaran 0 akan terjadi
apabila terdapat masukan yang bernilai 1. Tabel kebenaran gerbang NOR.

 GERBANG NOT

Pada gerbang ini nilai keluarannya selalu berlawanan dengan nilai masukannya. Apabila
masukannya sebesar 0 maka keluarannya akan sebesar 1 dan sebaliknya apabila masukannya
sebesar 1 maka keluarannya akan sebesar 0. Pada tabel kebenaran gerbang NOT berikut, yaitu
tabel yang menggambarkan hubungan antara masukan (A) dan keluaran (B) perangkat digit
gerbang NOT.

 GERBANG XOR (Exclusive OR)

Apabila input A dan B ada dalam keadaan logika yang sama, maka output Q akan
menghasilkan logika 0, sedangkan bila input A dan B ada dalam keadaan logika yang berbeda,
maka output akan menjadi logika 1. XOR sebetulnya merupakan variasi dari cara kerja logika
OR. Untuk lebih jelas, coba perhatikan tabel kebenarannya:

 GERBANG XNOR (Exclusive NOR)

Apabila input A dan B ada dalam keadaan logika yang sama, maka output Q akan
menghasilkan logika 1, sedangkan bila input A dan B ada dalam keadaan logika yang berbeda,
maka output akan menjadi logika 0. XNOR bisa juga dikatakan memiliki sifat dari kebalikan
XOR. XNOR dan NOR hanyalah berbeda pada langkah ke-empat yaitu apabila A dan B pada
logika 1 maka output Q juga 1, bukan 0 seperti pada logika NOR.
Contoh Soal :
1. Gambarlah table dari gerbang AND ?
Masukan Keluaran
A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
2. 3A(16) = …………………………………………(10)
Bilangan hexadecimal di ubah menjadi bilangan decimal..
Caranya, , x= variable, pada Hexadesimal = 16
n=banyaknya angka (dari soal di atas, 3A=mempunyai 2 nilai,jadi n = 2)
karena A memiliki nilai “10” pada bilangan hexadecimal….
3A (16) = (3 x ) + (10 x )
= (3 x 16) + (10 x 1)
= 48 + 10
= 58,

 Rangkaian Kombinasional

 Penyederhanaan Fungsi Boolean

Contoh. f(x, y) = x’y + xy’ + y’


disederhanakan menjadi
f(x, y) = x’ + y’

 Penyederhanaan fungsi Boolean dapat dilakukan dengan 3 cara:

1. Secara aljabar
2. Menggunakan Peta Karnaugh
3. Menggunakan metode Quine Mc Cluskey (metode Tabulasi)

Penyederhanaan Secara Aljabar


Contoh:
f(x, y) = x + x’y
= (x + x’)(x + y)
= 1 × (x + y )
=x+y

f(x, y, z) = x’y’z + x’yz + xy’


= x’z(y’ + y) + xy’
= x’z + xy’
f(x, y, z) = xy + x’z + yz = xy + x’z + yz(x + x’)
= xy + x’z + xyz + x’yz
= xy(1 + z) + x’z(1 + y) = xy + x’z

X y z xy xy + x’z X’z X’yz xyz xy + x’z + yz Yz+x’z


xyz + x’yz
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

Peta Karnaugh
a. Peta Karnaugh dengan dua peubah
y
0 1
m0 m1 x0 x’y’ x’y
m2 m3 1 xy’ xy

b. Peta dengan tiga peubah


yz
00 01 11 10
m0 m1 m3 m2 x0 x’y’z’ x’y’z x’yz x’yz’
m4 m5 m7 m6 1 xy’z’ xy’z xyz xyz’

Contoh. Diberikan tabel kebenaran, gambarkan Peta Karnaugh.


x y z f(x, y, z)
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 1
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 1

yz
00 01 11 10
x0 0 0 0 1
1 0 0 1 1

b. Peta dengan empat peubah


yz
00 01 11 10
m0 m1 m3 m2 wx 00 w’x’y’z’ w’x’y’z w’x’yz w’x’yz’
m4 m5 m7 m6 01 w’xy’z’ w’xy’z w’xyz w’xyz’
m12 m13 m15 m14 11 wxy’z’ wxy’z wxyz wxyz’
m8 m9 m11 m10 10 wx’y’z’ wx’y’z wx’yz wx’yz’

Contoh. Diberikan tabel kebenaran, gambarkan Peta Karnaugh.


w x y z f(w, x, y, z)
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 0 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 0
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 0 1 1 0
1 1 0 0 0
1 1 0 1 0
1 1 1 0 1
1 1 1 1 0

Yz
00 01 11 10
wx 00 0 1 0 1
01 0 0 1 1
11 0 0 0 1
10 0 0 0 0

 Teknik Minimisasi Fungsi Boolean dengan Peta Karnaugh

1. Pasangan: dua buah 1 yang bertetangga

yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 0 0 1 1
10 0 0 0 0

Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxyz + wxyz’


Hasil Penyederhanaan: f(w, x, y, z) = wxy

Bukti secara aljabar:


f(w, x, y, z) = wxyz + wxyz’
= wxy(z + z’)
= wxy(1)
= wxy

2. Kuad: empat buah 1 yang bertetangga


Yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 1 1 1 1
10 0 0 0 0

Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxy’z’ + wxy’z + wxyz + wxyz’


Hasil penyederhanaan: f(w, x, y, z) = wx

Bukti secara aljabar:


f(w, x, y, z) = wxy’ + wxy
= wx(z’ + z)
= wx(1)
= wx

Yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 1 1 1 1
10 0 0 0 0

3. Oktet: delapan buah 1 yang bertetangga

Yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 1 1 1 1
10 1 1 1 1

Sebelum disederhanakan: f(a, b, c, d) = wxy’z’ + wxy’z + wxyz + wxyz’ +


wx’y’z’ + wx’y’z + wx’yz + wx’yz’

Hasil penyederhanaan: f(w, x, y, z) = w


Bukti secara aljabar:
f(w, x, y, z) = wy’ + wy
= w(y’ + y)
=w
Yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 1 1 1 1
10 1 1 1 1

Contoh
Sederhanakan fungsi Boolean f(x, y, z) = x’yz + xy’z’ + xyz + xyz’.
Jawab:
Peta Karnaugh untuk fungsi tersebut adalah:
yz
00 01 11 10
x0 1
1 1 1 1

Hasil penyederhanaan: f(x, y, z) = yz + xz’

Peta Karnough

Metode grafik menyediakan sebuah prosedur yang sederhana dan langsung untuk
penyederhanaan fungsi-fungsi aljabar Boolean. Metode grafik yang dikenal yaitu metode
pemetaan yang dikenal dengan nama Peta Karnaugh atau Karnaugh Map.
Variabel-variabel dalam tabel kebenaran disebut minterm. Sebuah fungsi yang terdiri dari
n buah variabel, jika diekspresikan ke dalam sebuah tabel kebenaran akan memiliki 2n minterm,
yang berarti ekuivalen dengan 2n bilangan biner yang diperoleh dari n digit. Sebuah fungsi
Boolean akan sama dengan 1 untuk beberapa minterm dan sama dengan 0 untuk yang lain.
Informasi yang terkandung dalam sebuah tabel kebenaran dapat diekspresikan dalam bentuk
baku dengan membuat daftar desimal ekuivalennya, untuk minterm yang menghasilkan sebuah
angka 1 untuk suatu fungsi. Peta Karnaugh adalah suatu diagram yang terdiri dari bujursangkar-
bujursangkar dimana setiap bujur sangkar mewakili sebuah minterm. Bujursangkar-bujursangkar
yang berkaitan dengan minterm yang menghasilkan 1 pada fungsinya diberitanda 1 dan yang lain
diberi tanda 0 atau dibiarkan kosong. Jumlah bujursangkar pada peta Karnaugh ditentukan oleh
banyaknya variabel masukan. Terdapat peta-peta untuk fungsi-fungsi yang terdiri atas 2 variabel
masukan, 3 variabel masukan atau 4 variabel masukan.
Pada peta Karnaugh, bujursangkar yang bersebelahan atau berbatasan hanya boleh berbeda satu
nilai logika saja.
Peta Karnaugh untuk 2 variabel masukan (A dan B):
Peta Karnaugh untuk 3 variabel masukan (A,B dan C):
Peta Karnaugh untuk 4 variabel masukan (A, B, C dan D):

 Aturan dasar penyederhanaan dengan menggunakan peta Karnaugh :

 Peta digambarkan sedemikian rupa sehingga suku-suku dari bujursangkar yang


bersebelahan hanya berbeda satu variabel saja.
 Suku-suku dari persamaan yang akan disederhanakan dimasukkan ke dalam variabel
bujursangkar yang berpadanan dengan memberi tanda 1 di dalamnya.
 Bila pada bujuursangkar yang bersebelahan terdapat tanda 1, maka variabel yang berbeda
bagi kedua bujursangkar tersebut dapat dihilangkan (sesuai dengan hukum
komplementasi).
 Sehingga bagi suku tersebut tinggal hanya hanya variabel yang sama yang akan
merupakan bagian dari hasil akhir penyederhanaan.
 Pengelompokkan dua bujursangkar akan menghilangkan satu variabel, mungkin juga
terjadi bahwa suatu variabel lenyap karena diabsorpsi.
 jika semua suku telah disederhanakan, maka persamaan akhir telah diperoleh dengan
menuliskan semua suku-suku yang telah disederhanakan dan selanjutnya menjalin
mereka.

Rankaian Sekuensial
Flip-flop adalah suatu rangkaian bistabil dengan triger yang dapat menghasilkan kondisi
logika 0 dan 1 pada keluarannya. Keadaan dapat dipengaruhi oleh satu atau kedua masukannya.
Tidak seperti fungsi gerbang logika dasar dan kombinasi, keluaran suatu flip-flop sering
tergantung pada keadaan sebelumnya. Kondisi tersebut dapat pula menyebabkan keluaran tidak
berubah atau dengan kata lain terjadi kondisi memory. Oleh sebab itu flip-flop dipergunakan
sebagai elemen memory.
Rangkaian flip-flop yang paling sederhana adalah RS Flip-flop yang memiliki dua
masukan yaitu R = Reset dan S = Set serta dua keluaran Q dan .

Perhatikan Tabel Kebenaran dan Gambar Flip-flop R-S Berikut:


Sesuai dengan namanya, keluaran flip flop Q = 1 dan pada saat S = 1 dan R = 0,dan reset ketika
S = 0 dan R = 1 akan menghasilkan keluaran Q = 0 dan .

Kondisi tersebut adalah kondisi satbbil dari RS flip-flop.


Ketika kedua masukan R dan S berlogika 0, keluaran flip-flop tidak berubah tetap seperti
pada kondisi sebelumnya. Tetapi ketika kedua masukan R dan S berlogika 1 maka keluaran flip-
flop tidak dapat diramalkan karena kondisinya tidak tentu tergantung pada toleransi komponen
dan tunda waktu temporal dan lain sebagainya dan kondisi tersebut dapat diabaikan.
Pada prakteknya sebuah RS Flip-flop dapat dibangun dari rangkaian dua buah gerbang
AND yang saling dihubungkan silang seperti ditunjukan pada Gambar berikut.
Berbeda dengan flip flop dengan Gambar pertama, keluaran dari flip-flop adalah
kebalikan dari flip-flop tersebut. Hal ini dapat dilihat dari adanya garis di atas variabel inputnya.
Lebih lanjut tipe yang sangat penting dari flip-flop adalah master slave flip-flop atau
disebut juga dua memory yang pada dasarnya dibangun dari dua flip-flop yang terhubung secara
seri. Jalur kontrol dapat diatur dari sebuah clock melalui penambahan sebuah gerbang NAND.
Gambar rangkaian dasrnya ditunjukkan dalam gambar berikut:
Pertama kita lihat pada master flip-flop. Jika masukan clock adalah 0 kedua keluaran dari
kontrol clock I adalah 1. Ini artinya bahwa suatu perubahan keadaan pada masukan S dan R tidak
berpengaruh pada master flip-flop. Flip flop tersebut mempertahankan keadaan. Di sisi lain jika
masukan clock adalah 1 maka keadaan dari S dan R menentukan keadaan master flip-flop.
Slave flip flop memperlihatkan perilaku yang sama. Kadang kontrol clock adalah dibalik
oleh sebuah inverter. Ini artinya bahwa clock 1 dari master flip flop menjadi 0 pada slve flip flop.
Operasi flip-flop ini dijelaskan lebih mudah dari sekuensial temporal dari pulsa clock seperti
ditunjukan oleh Gambar berikut.

 t1 : Ketika pulsa clock muncul dari 0 ke 1 terjadi toleransi daerah 0 ke arah 1 keluaran
clock terbalik ke 0. Misalnya keluaran slave flip flop akan off dan mempertahankan
kondisi.
 t2 : Ketika pulsa clock muncul dari 0 ke 1 mencapai batas terendah dari toleransi daerah 1
masukan dari master flip flop adalah dapat diatur, misalnya master flip flop dipengaruhi
oleh masukan R dan S.
 t3 : Ketika pulsa clock turun dari 1 ke 0 terjadi toleransi daerah 1 ke arah 0 masukan
master flip flop kembali ditahan. Mmisalnya master flip flop menghasilkan keadaan baru.
 T4 : Ketika pulsa clock turun dari 1 ke 0 mencapai batas tertinggi dari toleransi daerah 0
masukan dari master flip flop adalah dapat diatur, misalnya master flip flop dipengaruhi
oleh masukan R dan S.

Hasilnya bahwa pengaruh masukan R dan S terjadi pada interval t1 sampai t2 data dikirim ke flip
flop dan pada saat t4 baru data dikirim ke keluaran. Selama masukan clock 0 data tersimpan di
dalam flip flop.
Contoh Soal :
Ubahlah flip-flop di bawah ini menjadi D flip-flop!
a. S-R flip-flop
b. J-K flip-flop
c. T flip-flop
d. Master Slave D flip-flop
Jawab :

1. D Flip-Flop denganmenggunakan IC 74009.

 Nyalakan Komputer
 Jalankan aplikasi Circuit maker
 Setelah aplikasi Circuit maker terbukakitaletakkankomponen-komponen yang diperlukan
untuk membuat rangkaian D Flip-Flop.
 Untuk IC yang digunakan IC 7400 caranyapilih Digital by Function > Gate NAND >pilih
IC7400.Dan juga Pilih Gate NOT caranya Digital by Function > Gate inverter > 7404.
 Tempatkan Switch caranyapilih Switches > Digital Switch > Logic Switch.
 Tempatkanlampuuntuk display caranyapilih Digital Animated > Display > Logic
Display.
 Setelahsemuakomponendiletakkansesuaidengantempatnya, lakukan wiring dengan
mengklik Hingga terbentuk rangkaian
 Setelah semua terhubung lakukan pengetesan.

B. D Flip-Flop menggunakan IC 7474

 NyalakanKomputer.
 Jalankanaplikasi Circuit maker.
 Setelahaplikasi Circuit maker terbuka kita letakkan komponen-komponen yang
diperlukan untuk membuat rangkaian D Flip-Flop.
 Untuk IC yang digunakan IC 7474 caranyapilih Digital by Function > Flip-Flop>lalupilih
IC 7474>7474 ½.
 Tempatkan Switch caranyapilih Switches > Digital Switch > Logic Switch.
 Tempatkan lampu untuk display caranya pilih Digital Animated > Display > Logic
Display.
 Setelah semua komponen diletakkan sesuai dengan tempatnya, lakukan wiring dengan
Mengklik hingga terbentuk rangkaian.
 Setelah semua terhubung lakukan pengetesan.

C. JK Flip-Flop menggunakan IC 7476

 Nyalakan Komputer
 Jalankan aplikasi Circuit maker.
 Setelah aplikasi Circuit maker terbukakita letakkan komponen-komponen yang
diperlukan untuk membuat rangkaian JK Flip-Flop.
 Untuk IC yang digunakan IC 7476 caranyapilih Digital by Function > Flip-Flop>lalupilih
IC 7476>7476 ½.
 Tempatkan Switch caranyapilih Switches > Digital Switch > Logic Switch.
 Tempatkan lampu untuk display caranya pilih Digital Animated > Display > Logic
Display.
 Setelah semua komponen diletakkan sesuai dengan tempatnya, lakukan wiring dengan
mengklik Hingga terbentukr angkaian.
 Setelah semua terhubung lakukan pengetesan.
a. Flip-Flop S-R yang dibangun menggunakan Flip-Flop D.
b. Flip-flop yang dibangun menggunakan Flip-flop D.
c. Flip-flop T yang dibangun menggunakan Flip-flop D
Diposkan oleh jayanti T korpriani di 16.10
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

2 komentar:

1.

how rang24 Januari 2013 16.03

hai

Balas

2.

bayu baskara9 April 2014 18.44


makasiH

Balas

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog
 ▼ 2012 (7)
o ▼ Juni (3)
 swapping, partitioning, paging
 Logika Digital
 TEORI ALJABAR BOOLEAN
o ► April (4)

 ► 2011 (7)

about me

jayanti T korpriani
sleman, yogyakarta, Indonesia
Lihat profil lengkapku
Cari Blog Ini

Anda mungkin juga menyukai