Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL PRATIKUM

PEMBUATAN LARUTAN
TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan larutan kimia melalui analisa
perhitungan sehingga di peroleh larutan kimia yang kita inginkan

ALAT

1. Gelas kimia 250 mL + 100 mL + 1000mL


2. pipet ukur
3. pengaduk kaca
4. spatula
5. corong kaca
6. labu takar
7. sarung tangan
8. timbangan digital
9. kertas
10. pipet tetes
BAHAN
1. KCNS 0,1 M
2. Na2S 0,1 M
3. Na2C2O4 0,1 M
4. NH3 1 M
5. Aquades

DASAR TEORI

Lingkungan di sekitar kita terbuat dari beragam larutan, atau campuran yang
homogen. air saja yang sering kita minum juga merupakan larutan yang berisi
beberapa jenis logam dan zat lain. Sedangkan air yang kotor memiliki lebih banyak
zat terlalut berbahaya di dalamnya.

Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran


partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak
dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-
partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua
zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat
yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair,
atau gas.
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari
bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan
atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan
penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan
adalah molaritas. Molaritas, persen berat, persen volume, atau sebagainya

konsentrasi larutan dalam kimia menurut Gunadarma (2011), dinyatakan

sebagai berikut

1) Molaritas (M)

Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur banyaknya


mol zat terlarut dalam suatu liter larutan. Dapat di tulis dengan rumus :

Molaritas Zat = w/Mr x 1000/v

Membuat suatu larutan untuk suatu eksperomen dapat dilakukan dengan melarutkan
zat padat (kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan konsentrasi tinggi
menjadi konsentrasi rendah (Ahmadun, 2013).

2) Normalitas (N)

Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi

yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang dikandung

sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam

gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram zat

untuk mendapat satu muatan.

N= gr ekivalen/liter larutan

3) Molalitas (m)

Molalritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilogram larutan.

m = gr/Mr

4) Persen massa (%(b/b))


Adalah berat bahan yang terkandung dalam 100 gram larutan.

%(massa) = gr/100 gr x 100%

5) Persen volume (%(v/v))

Adalah volume bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.

%(volume) = ml/100 ml x 100%

6) Persen berat per volume %(b/v))

Adalah berat bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.

%(b/v) = gr/100 ml x 100%

7) Parts Per Million (ppm)

Untuk larutan antara dua zat penyusunnya. Menyatakan kandungan

suatu senyawa dalam larutan.

C. Pengenceran

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi

tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang

lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-

kadang sejumlah panas dilepaskan.

Rumus sederhana pengenceran menurut Lansida (2010), adalah

sebagai berikut :

M1 x V1 = M2 x V2

Dimana :

M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan

V1 = Volume larutan sebelum pelarutan


M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan

V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan

LANGKAH KERJA

1. hitunglah massa bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat larutan.


2. Bahan ditimbang dengan menggunakan gelas kimia pada timbangan digital
sesuai dengan massa bahan kimia yang telah dihitung sesuai dengan
prosedur no.1
3. Bahan yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu takar dan
ditambahkan dengan aquadest hingga garis merah.
4. Kemudian dikocok hingga homogen lalu masukkan ke dalam botol kaca
yang telah
disediakan.

DATA PERCOBAAN

PEMBAHASAN

Berdasarka hasil percobaan, kita bisa melihat bahwa dalam membuat suatu larutan yang
paling utama adalah jumlah zatnya (mol). Karena dengan mengetahui jumlah zatnya kita dapat
menentukan berapa massa yang dibutuhkan untuk membuat larutan, yang paling utama dalam
membuat larutan adalah mengetahui berapa gram zat yang digunakan. Dalam pembuatan
larutan ini tiap-tiap bahan akan diberi perlakuan pembuatan larutan murni, pembuatan larutan
dengan pengenceran dan dengan pencampuran. Sesuai dengan hasil pengamatan, Dalam
pembuatan larutan semua bahan terlarut dalam air. Setelah penambahan air atau pelarut di
dalam labu takar dan adanya pengocokan maka campuran itu sudah dinamakan larutan.

Perlakuan selanjutnya yaitu mengencerkan larutan yang telah dibuat, Proses


pengencerannya hanya mengambil sampel dari 250 ml larutan dari masing-masing bahan
tersebut 10 ml kemudian ditambahkan 90 ml air untuk mengencerkannya. Sehingga terjadi
perubahan volume dan perubahan konsentrasi.

Dari semua larutan yang kami buat saya melakukan satu kesalahan yaitu memasukkan air
terlalu banyak (berlebihan) dalam hasil percobaan larutan

M1.V1 = M2. V2. Dimana M.V adalah rumus banyaknya jumlah zat (mol), sehingga mol
awal = mol akhir. Oleh karena itu, percobaan pembuatan larutan dengan pengenceran hasil yang
didapat adalah sesuai dengan teori yang mendasari, bahwa mengencerkan larutan dapat
memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu pelarut.
Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut
tidak berubah.

Bahan yang digunakan kelompok satu pada praktikum adalah NaOH.

Sebelum memasuki laboratorium sebaiknya praktikan menggunakan masker

dan sarung tangan untuk menjaga keselamatan dari bahan-bahan kimia yang

berbahaya. Namun pada saat praktikum, praktikan tidak menggunakan masker

dan sarung tangan karena NaOH bukanlah senyawa berbahaya dan tidak

mudah terbakar. Hal ini sesuai dengan Anonim (2008) yang menyatakan

bahwa Natrium Hidroksida merupakan padatan berbentuk kristal putih, yang

larut dalam air dan gliserol. Natrium Hidroksida tidak beracun and tidak mudah

terbakar.

Untuk membuat larutan, pertama kita harus menghitung jumlah bahan

yang akan digunakan untuk membuat larutan NaOH 0,35 N sebanyak 50 ml.,

dengan cara mengalikan normalitas dengan volume dan nilai bst

NaOH. Kemudian bahan ditimbang dan dimasukkan dalam labu takar, lalu

ditambahkan sedikit air dan aquadest hingga tanda tera. Lalu homogenkan dan

masukkan ke dalam botol kaca. Suatu campuran dapat dikatakan sebagai

larutan apabila telah homogen sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara
pelarut dan zat terlarut. Hal ini sesuai dengan Baroroh (2004) yang menyatakan

bahwa larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang

terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat

bervariasi.

Volume awal NaOH dihitung menggunakan rumus pengenceran, yaitu

molaritas akhir dikali volume akhir kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal.

Larutan NaOH diambil sebanyak 25 ml menggunakan pipet ukur dan

dimasukkan ke dalam labu ukur kemudian tambahkan aquadest hingga batas

tera. setelah itu homogenkan dan dimasukkan ke dalam botol kaca lalu diberi

label. Pada proses pengenceran ini terjadi proses pencampuran larutan pekat

(NaOH) dengan cara menambahkan pelarut (aquadest). Hal ini sesuai dengan

Brady (2000) yang menyatakan bahwa proses pengenceran adalah

mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan

pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.


KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum pembuatan larutan, kita dapat membuat larutan


dengan benar. Dengan menggunakan aquades sebagai pelarut . Dalam pembuatan
ketiga larutan tersebut semua bahan terlarut dalam aquades. Setelah penambahan
aquades ke dalam labu volumetric dan adanya pengocokan maka campuran itu
sudah dinamakan larutan.
Setelah membuat larutan kemudiaan larutan tersebut diencerkan. konsentrasi dari
ketiga larutan tersebut (garam, glukosadan sukrosa) ketika diencerkan
konsentrasinya menjadi lebih rendah atau kecil dari konsentrasi mula-mula atau
mengalami penurunan konsentrasi sehingga larutannya lebih encer dari semula.

Tujuan
Untuk mengetahui cara menimbang suatu zat
untuk mengetahui teknik pembutan larutan .
untuk mengetahui bagaimana menentukan konsentrasi, molaritas, dan normalitas
untuk mengetahui cara mengencerkan sebuah larutan
untuk mengetahui cara mencampur larutan dan menentukan konsentrasinya

Anda mungkin juga menyukai