Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

Directly Observed Procedure Skills (Dops)


Tentang
“Pemasangan Dan Interpretasi Ekg”

Kelompok Z’17 :

Atika Putri, S. Kep


Hasrini Fitria Kamal, S. Kep
Melly Elya Yeriza, S. Kep

Program Studi Profesi


Fakultas Kepearawatan
Universitas Andalas
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung


dibentuk oleh organ-organ muskular, apex, dan basis cordis, atrium kanan,
dan atrium kiri serta ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Setiap harinya jantung
berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000
galon darah atau setara dengan 7571 liter darah.

Penyakit jantung merupakan penyakit yang berbahaya dan menjadi


penyebab kematian nomor satu di dunia (Mendis et al, 2011). Menurut data
World Health Organization (WHO), selama tahun 2012 sebanyak 17,5 juta
kematian disebabkan karena penyakit jantung, dan jumlah ini terus meningkat
sebanyak 16% sejak tahun 2000 dan diperkirakan akan terus meningkat setiap
tahun (WHO, 2014). Pada tahun 2030, kematian disebabkan karena penyakit
jantung di prediksi mencapai 22,2 juta jiwa (WHO, 2014). Penyakit jantung
telah menjadi masalah internasional yang memberikan perhatian khusus bagi
para pakar kesehatan dunia. Berbagai penelitian dilakukan guna mengurangi
resiko dari penyakit.
Infark miokard akut (IMA) merupakan salah satu penyakit
kardiovaskuler terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-
negara industri (Antman dan Braunwald, 2010). Infark miokard adalah
kematian sel miokard akibat iskemia yang berkepanjangan. Menurut WHO,
infark miokard diklasifikasikan berdasarkan dari gejala, kelainan gambaran
EKG, dan enzim jantung. Infark miokard dapat dibedakan menjadi infark
miokard dengan elevasi gelombang ST (STEMI) dan infark miokard tanpa
elevasi gelombang ST (NSTEMI) (Thygesen et al., 2012).
Penetapan diagnosa penyakit jantung dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Adapun pemeriksaan diagnostik pada kardiovaskuler dapat digolongkan
atas pemeriksan invasif dan non invasif. Pemeriksaan non invasif adalah
prosedur-prosedur diagnostik yang dilakukan tanpa menyebabkan luka pada
kulit sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang berarti.
Pemeriksaan kardiologi yang dikerjakan secara rutin adalah anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan EKG, photo rontgent thorax dan pemeriksaan
laboratorium rutin. Semuanya digolongkan dalam pemeriksaan kardiologi
atau kardiovaskuler khusus.
Penyakit jantung dapat dideteksi secara dini melalui alat medis yang
disebut Elektrokardiografi (EKG). EKG sangat efektif untuk merekam
aktivitas kelistrikan jantung pada manusia (Knneth, 1998). EKG merupakan
alat yang mendeteksi perubahan-perubahan potensial listrik pada jantung
manusia. Kegunaan EKG adalah untuk mengetahui kelainan-kelainan irama
jantung (aritmia), kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan
ventrikel), pengaruh atau efek obat-obat jantung, gangguan elektrolit, dan
gangguan peradangan pada lapisan pelindung jantung (perikarditis). EKG
yang normal menunjukan pembelokan atau defleksi yang dihasilkan dari
aktivitas atrial sebagai perubahan kecenderungan tegangan atau voltage dan
polaritas (positif dan negatif) terhadap waktu.

Dari hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di ruangan CVCU


RSUP Dr. Mdjamil Padang didapatkan bahwa dari 8 orang pasien semua
pasien terpasang Elektrokardiogram (EKG).

B. Rumusan Masalah

1. Mahasiswa Dapat Menyebutkan Pengertian Elektrokardiogram (Ekg)


2. Mahasiswa Dapat Mengetahui Tujuan Elektrokardiogram (Ekg)
3. Indikasi Elektrokardiogram (Ekg)
4. Cara Melakukan Elektrokardiogram (Ekg)
5. Interpretasi Dasar Elektrokardiogram (Ekg)

C. Tujuan

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan:


1. Elektrokardiogram ( EKG )
2. Tujuan pemasangan elektrokardiogram ( EKG )
3. Indikasi elektrokardiogram (EKG)
4. Pemasangan elektrokardiogram (EKG)
5. Interpretasi dasar elektrokardiogram (EKG)

BAB II

TINJUAN TEORITIS

A. Pengertian
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung.
Elektokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik
jantung.
Elektrokardiografi ( EKG atau ECG ) adalah alat bantu diagnostik yang
digunakan untuk mendeteksi aktivitas listrik jantung berupa grafik yang
merekam perubahan potensial listrik jantung yang dihubungkan dengan
waktu. Penggunaan EKG dipelopori oleh Einthoven pada tahun 1903 dengan
menggunakan Galvanometer. Galvanometer senar ini adalah suatu instrumen
yang sangat peka sekali yang dapat mencatat perbedaan kecil dari tegangan
(milivolt ) jantung. (Sundana, 2008)
B. Tujuan elektrokardiografi (EKG)

1. Untuk mengetahui adanya kelainan irama jantung/aritmia


2. Untuk mengetahui adanya kelainan miokardium seperti infark, hipertropi
atrial atau ventrikel
3. Untuk mengetahui pengaruh/efek obat-obat jantung terutama digitalis
4. Untuk mengetahui adanya gangguan elektrolit
5. Untuk mengetahui adanya perikarditis
C. Indikasi elektrokardiografi (EKG)
1. Kelainan miokard seperti infark
2. Pasien dengan pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis
3. Gangguan elektrolit
4. Perikarditis
5. Pembesaran jantung
6. Kelainan penyakit inflamasi pada jantung.
7. pasien di ruang icu

D. Cara melakukan perekaman elektrokardiografi (EKG)

Tahap Pre Interaksi

1. Lakukan verifikasi order untuk pemeriksaan EKG


2. Siapkan alat – alat
3. Siapkan lingkungan klien: jaga privacy klien, tutup pintu dan jendela/
korden
Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya, serta memperkenalkan


diri
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga
3. Klarifikasi kontrak waktu pemeriksaan EKG
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
5. Minta persetujuan dari klien/keluarga
6. Persiapan alat didekatkan klien
Tahap Kerja

1. Membaca basmalah sebelum melakukan tindakan


2. Perawat cuci tangan
3. Bantu klien dalam posisi supine. Posisi semi fowler dapat digunakan
untuk klien dengan masalah respirasi
4. Lepaskan semua perhiasan dari logam yang dikenakan oleh pasien:
cincin, kalung, gelang, jam tangan, gesper, dl
5. Berikan privasi dan minta klien untuk melepaskan pakaiannya
terutama di bagian dada, pergelangan tangan dan mata kaki
6. Instruksikan klien untuk tetap berbaring, tidak bergerak, batuk atau
berbicara saat dilakukan perekaman EKG
PASANG ELEKTRODA PADA TUBUH KLIEN
7. Kabel RA (Right Arm, merah) dihubungkan dengan elektroda di
pergelangan lengan kanan
8. Kabel LA (Left Arm, kuning) dihubungkan dengan elektroda di
pergelangan kiri
9. Kabel LL (Left Leg, hijau) dihubungkan dengan pergelangan kaki
kiri
10. Kabel RL (Right Leg, hitam) dihubungkan dengan pergelangan
kaki kanan
11. V1 : di ruang interkostal 4 kanan, ditepi kanan sternum
12. V2 : di ruang interkostal 4 kiri di tepi kiri sternum
13. V3 : di pertengahan V2 dan V4
14. V4 : perpotongan antara linea medioklavikularis kiri dengan ruang
interkostal 5 kiri
15. V5 : di perpotongan antara linea axillaris anterior kiri dengan
interkostal 5 kiri
16. V6 : diperpotongan antara linea axillaris media kiri dengan
interkostalis 5 kiri
17. Hidupkan mesin EKG. Putar pengatur lead pada daerah netral (huruf
C) dan aturlah agar jarum pencatat menunjukkan ke tengah grafik
18. Jalankan kertas grafik. Lakukan kalibrasi dengan menekan tombol
kalibrasi beberapa kali; gunakan kalibrasi dengan menggunakan angka
1. Kemudian hentikan kertas grafik
19. Putar tombol pengatur lead pada pengatur lead I dan aturlah agar garis
dasar terletak di tengah-tengah kertas grafik
20. Jalankan kembali kertas grafik sampai sepanjang 15 cm (minimal 3
gambaran EKG pada setiap lead), lalu hentikan kembali kertas grafik
21. Ulangi prosedur 5 dan 6 untuk lead II, III, aVR, aVL, aVF, V1, V2,
V3, V4, V5, dan V6
22. Matikan mesin EKG.
23. Lepaskan elektroda dan bersihkan kulit dari gel yang tersisa
menggunakan tissue atau handuk.
24. Merapikan pasien dan lingkungannya serta mengembalikan benda-
benda logam yang dipakai pasien jika ada.
25. Merapikan alat dan membuang sampah
26. Perawat mencuci tangan

Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon, perasaan, dan kondisi klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapkan Alhamdulillah setelah selesai tindakan

Dokumentasi
1. Cantumkan nama di kertas EKG
2. Cantumkan umur klien di kertas EKG
3. Cantumkan nomor rekam medis di kertas EKG
4. Cantumkan waktu (jam dan tanggal) pelaksanaan pemeriksaan EKG di
kertas EKG
5. Catat identitas pasien, waktu pelaksanaan dan kemungkinan
adanya abnormalitas hasil EKG dalam catatan medis (RM)
6. Laporkan adanya kondisi abnormal
7. Respon klien

E. Interpretasi Dasar EKG (Saryono,. Purnawan, I. 2014)


1) Rate
Frekuensi jantung normal adalah 60-100 x/menit.
a) Bila lebih dari 100 x/menit: (sinus) takikardi
b) Kurang dari 60 x/menit: (sinus) bradikardi
c) Antara 140 – 250 x/menit: abnormal takikardi
d) Antara 250 – 350 x/menit: flutter
e) Lebih besar dari 350 x/menit: fibrilasi
f) Frekuensi jantung dapat dihitung dengan ; 300 dibagi jarak puncak
gelombang R ke R berikutnya. Contohnya, bila jarak R-R adalah 4
kotak sedang, berarti 300/4 = 75 x/menit.
g) Atau dengan cara menghitung interval R-R dalam 30 kotak besar
(30 kotak besar = 6 detik), kemudian hasilnya dikalikan 10.

2) Irama
Irama jantung yang normal ialah irama yang ditentukan oleh SA node
atau disebut irama sinus (= reguler sinus rhytm = normal sinus rhytm),
dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Frekuensi antara 60-100 x/menit
b) Teratur : Gelombang P negatif di aVR dan positif di lead II
c) Tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T
Penyimpangan ciri-ciri di atas disebut aritmia (arrhythmia). Secara
garis besar, aritmia dapat disebabkan oleh:
a) Gangguan pembentukan impuls yang meliputi:
 Ekstrasistole (premature contraction)
 Abnormal takikardi
 Flutter
 Fibrillasi
 Escaped beat
 Arrest
 Wandering pace-maker
b) Gangguan penghantaran impuls, yang meliputi:
 Blok, yaitu: SA blok, AV blok, dan Intra ventrikular blok/ BBB
 Accelerated conduction, misalnya sindroma WPW (Wolf Parkinson
White)
3) Gelombang P
Gelombang P merupakan defleksi positif pertama (gerakan jarum
diatas baseline) akibat depolarisasi atrium.
Gambaran P yang normal :
a) Lebar (durasi) kurang dari 3mm (0,12 detik)
b) Tinggi (amplitudo) kurang dari 3 mm (0,3 mv)
c) Selalu positif di lead II
d) Selalu negative di lead aVR
e) Kontur : normalnya mulus dan monofasik pada semua sadapan
kecuali V1 atau V2
f) Defleksi positif gelombang P normalnya terlihat pada sadapan
I,II, aVF, V4-V6 dan defleksi negative pada sadapan aVR
g) Gelombang P pada sadapan III bisa mengarah keatas maupun
kebawah (bipasik)
4) Interval PR
Interval PR merupakan penjumlahan dari waktu depolarisasi atrium
dan waktu perlambatan dari nodus AV (AV node delay). Dengan
demikian bisa dikatakan juga bahwa interval PR merupakan waktu
yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls
melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi ventrikel.
Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai dengan
permulaan kompleks QRS. Nilai normal interval PR ditentukan oleh
frekuensi jantung, bila denyut jantung lambat maka interval PR akan
menjadi lebih panjang.
Nilai normalnya berkisar antara 0,12-0,20 detik.
a) Interval PR <0,12 detik : terdapat pada keadaan hantaran
dipercepat syndrome W.P.W
b) Interval PR >0,20 detik : terdapat pada blok AV
c) Interval PR berubah-ubah : terdapat pada wandering pacemaker

5) Kompleks QRS
Kompleks QRS merupakan gambaran dari depolarisasi ventrikel.
Durasi atau lebarnya diukur mulai dari permulaan gelombang Q sampai
akhir gelombang S.
Gelombang QRS normal :
a) Lebar 0,06 – 0,12 detik
b) Tinggi tergantung lead

Interval QRS melebar (≥ 0,12 detik) terdapat pada :


a) Blok cabang berkas
b) Hyperkalemia

6) Gelombang ST
Segmen ST merupakan garis isoelektris yang menunjukan waktu
diantara akhir depolarisasi ventrikel sampai dengan permulaan repolarisasi
ventrikel. Dengan demikian , segmen ST diukur dari akhir gelombang S
sampai awal gelombang T.
Morfologi normal segmen ST:
a) Isoelektris atau sejajar dengan interval PR
b) Pada lead precordial penurunan yang ditoleransi sebesar -0,5 mm dan
kenaikan yang ditoleransi sebesar + 2mm

Morfologi patologis gelombang ST :


a) ST elevasi : segmen ST yang naik diatas baseline
b) ST depresi : segmen ST yang turun dibawah baseline
c) ST flat atau straight ST : gelombang ST yang lurus garis horizontal
d) ST sagging : berbentuk konkaf, menghadap keatas dan berada
dibawah baseline.

Elevasi segmen ST terdapat pada :


a. Infark miokard akut/injuri
b. Aneurisme
c. Pericarditis
Depresi segmen ST terdapat pada :
a) Iskemia
b) Angina pectoris
c) Efek digitalis
d) Ventrikuler strain

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Elektrokardiografi adalahilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung.
Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung.
2. Tujuan dari melakukan Elektrokardiogram (EKG) adalah untuk
mengetahui adanya kelainan irama jantung/aritmia, untuk mengetahui
adanya kelainan miokardium seperti infark, hipertropi atrial atau ventrikel,
untuk mengetahui pengaruh/efek obat-obat jantung terutama digitalis,
untuk mengetahui adanya gangguan elektrolit dan untuk mengetahui
adanya perikarditis
3. Indikasi elektrokardiografi (EKG) antara lain kelainan miokard seperti
infark, pasien dengan pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis,
gangguan elektrolit, perikarditis, pembesaran jantung, kelainan penyakit
inflamasi pada jantung.
4. Interpretasi dasar EKG antara lain untuk menetukan :
a. Irama jantung apakah teratur atau tidak
b. Tentukan frekuensi jantung
c. Tentukan gelombang P normal atau tidak, kemudian pastikan apakah
setiap gelombang P selalu diikuti dengan kompleks QRS
d. Tentukan initerval PR normal atau tidak
e. Tentukan gelombang QRS normal atau tidak
f. Mentukan segmen ST apakah elevasi atau depresi

B. Saran
Dengan adanya DOPS tentang EKG, maka sebelumnya pelajari lah dasar
EKG dan interpretasi dasarnya supaya membantu dalam proses asuhan
keperawatan.

Daftar Tilik

No Tahap Kegiatan Dilkukan Tidak


dilakukan
PERSIAPAN PETUGAS
1 Pastikan dan identifikasi kebutuhan pasien yang
akan dilkaukan tindakan
2 Cuci tangan sesuai prosedur
3 Gunakan alat pelindung diri (APD ) sesuai
kebutuhan
PERSIAPAN PASIEN
4 Identifikasi pasien
5 Jaga privasi dan siapkan lingkungan aman dan
nyaman
6 Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan
PERSIAPAN ALAT
8 Mesin EKG 1 set
9 Kassa/kapas alcohol
Kertas ekg
10 tissue
11 Tempat sampah non infeksius
PELAKSANAAN
14 Cuci tangan dan gunakan APD sesuai kebutuhan
15 Dekatkan alat pada pasien
16 Atur posisi yang nyaman sesuai kebutuhan dan
buka pakaian atas pasien
17 Pasang kabel power listrik, nyalakan alat perekam
EKG
18 Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan
kaki dengan kapas alcohol, keempat plat
ekstremitas di beri jelly (bila perlu)
19 Pasangkan kabel sesuai
Ekstremitas tangan kanan  warna merah (RA)
Ekstremitas tangan kiri  warna kuning (LA)
Ekstremitas kaki kanan  warna hitam (RL)
Ekstremitas kaki kiri  warna hijau (LL)
20 Tentukan precardial dan diberi jelly sesuai dengan
lokasi sadapan :
V1  RIC IV garis sternal kanan
V2  RIC IV garis sternal kiri, sejajajr dngan V1
V3  pertengahan V2 dan V4
V4  RIC V garis midclavicula kiri
V5  sejajar V4 garis aksila dapan/ pertangahan
V4 dan V6
V6  sejajr V5 garis aksila tengah

21 Pasang elektroda dada dengan menenkan balon


penghisap
22 Hisupkan EKG dengan menekan tombol display
EKG
23 Buat rekaman EKG dengan tekan tombol auto 1
24 Lepaskan elektroda setelah print out gambaran
EKG keluar dari mesin EKG
25 Bersihkan sisa jelly dari tubuh pasien dengan
kertas tisu atau kapas alcohol
26 Rapikan kembali pakaian pasien
27 Beritahu pasien bahwa tindakan telah selesai
28 Matikan mesin EKG dan alat di rapikan
29 Bereskan alat-alat, lepaskan APD dan cuci tangan
30 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Arofiati, Fitri. 2013 elektrokardiogram https://www.scribd.com


/doc/169797051/ekg-pdf di akses pada 9 april 2018 pukul 21.00 wib
B, Baldwin A, Wallin E. Oxford Handbook of Clinical Medicine. 9th ed. Oxford:
Oxford University Press; 2014.

Sabani, Nutri. 2013. Prosedur Elektrokardiografi.


http://nurbaetisabani.blogspot.co.id/2013/07/prosedur-elektrokardiogram-
ekg.html di akses pada 9 April 2018 pukul 21.00 WIB

Sabani, Nutri. 2013. Prosedur Elektrokardiografi.


http://nurbaetisabani.blogspot.co.id/2013/07/prosedur-elektrokardiogram-
ekg.html di akses pada 9 April 2018 pukul 21.00 WIB

Saputri, Gresianel. 2014. SAP Elektrokardiografi.


http://gresianelsaputri13.blogspot.co.id/2014/05/elektrokardiografi-
ekg_16.html di akses pada 9 April 2018 pukul 21.00 WIB

Saputri, Gresianel. 2014. SAP Elektrokardiografi.


http://gresianelsaputri13.blogspot.co.id/2014/05/elektrokardiografi-
ekg_16.html di akses pada 9 April 2018 pukul 21.00 WIB

Saryono,. Purnawan, I. 2014. Cara Praktis Baca Elektrokardiografi. Yogyakarta :


Nuha Medika

Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai