Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

TERAPI BERMAIN

A. Definisi
Bermain merupakan kegiatan menyenangkan yang dilakukan
dengan tujuan bersenang-senang, yang memungkinkan seorang anak dapat
melepaskan rasa frustasi (Santrock, 2007). Menurut Wong, 2009, bermain
merupakan kegiatan anak-anak, yang dilakukan berdasarkan keinginannya
sendiri untuk mengatasi kesulitan, stress dan tantangan yang ditemui serta
berkomunikasi untuk mencapai kepuasan dalam berhubungan dengan
orang lain.

Bermain merupakan kegiatan atau simulasi yang sangat tepat untuk


anak. Bermain dapat meningkatkan daya pikir anak untuk
mendayagunakan aspek emosional, sosial serta fisiknya serta dapat
meningkatkan kemampuan fisik, pengalaman, dan pengetahuan serta
keseimbangan mental anak. Berdasarkan paparan di atas dapat
disimpulkan bahwa bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak
untuk mengatasi berbagai macam perasaan yang tidak menyenangkan
dalam dirinya. Dengan bermain anak akan mendapatkan kegembiraan dan
kepuasan.

Terapi bermain kegiatan untuk mengatasi masalah emosi dan


perilaku anak-anak karena rsponsif terhadap kebutuhan unik dan beragam
perkemnabangan mereka. Anak-anak tidak seperti orang biasa yang
berkomunikasi secara alami melalu kata-kata, mereka lebih alami
mengekspirasikan diri melalui nermain dan beraktivitas. Menurut vanfleet,
etal, 2010, terapi bermain merpakan suatu bentuk permainan anak-anak
dimana mereka dapat berhubungan dengan orang lain, saling mengenal
sehingga dapat mengungkapkan perasaan nya sesuai kebutuhan mereka.
Terapi bermain merupakan terapi yang diberikan dan digunakan
anak untuk menghadapi ketakutan, kecemasan dan mengenal lingkungan,
belajar mengenai perawatan dan prosedur yang dilakukan serta staf rumah
sakit yang ada. Hal ini sejalan dengan Asosiasi Terapi Bermain, 2008,
dalam Homeyer, 2008, terapi bermain didefinisikan sebagai penggunaan
sistematis model teoritis untuk membangun proses antar pribadi untuk
membantu seseorang mencegah atau mengatasi kesulitan psikososial serta
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa terapi


bermain merupakan salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
salah satu alat paling efektif untuk mengatasi stress anak ketika dirawat di
rumah sakit. Karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan
anak dan sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain
untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat
koping dalam menghadapi stress.

B. Tujuan Terapi Bermain


Wong, et al (2009) menyebutkan, bermain sangat penting bagi
mental, emosional, dan kesejahteraan sosial anak. Seperti kebutuhan
perkembangan mereka, kebutuhan bermain tidak berhenti pada saat anak-
anak sakit atau di rumah sakit. Sebaliknya, bermain di rumah sakit
memberikan manfaat utama yaitu meminimalkan munculnya masalah
perkembangan anak, selain itu tujuan terapi bermain adalah untuk
menciptakan suasana aman bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri
mereka, memahami bagaimana sesuatu dapat terjadi, mempelajari aturan
sosial dan mengatasi masalah mereka serta memberikan kesempatan bagi
anak-anak untuk berekspresi dan mencoba sesuatu yang baru. Adapun
tujuan bermain di rumah sakit adalah agar dapat melanjutkan fase tumbuh
kembang secara optimal, mengembangkan kreativitas anak sehingga anak
dapat beradaptasi lebih efektif terhadap setress.
Menurut santrock (2007), terapi bermain dapat membantu anak
menguasai kecemasan dan konflik. Karena ketegangan mengendor dalam
permaianan, anak dapat menghadapi masalah kehidupan, memungkinkan
anak menyalurkan kelebihan energi fisik dan melepaskan emosi yang
tertahan. Permainan juga sangat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan anak, yaitu diantaranya:
1. Untuk perkembangan kognitif
a. Anak mulai mengerti dunia
b. Anak mampu mengembangakan pemikiran yang fleksibel
dan berbeda
c. Anak memiliki kesempatan untuk menemui dan mengatasi
permasalahan – permasalahan yang sebenarnya
2. Untuk perkembangan sosial dan emosional
a. Anak mengembangakan keahlian berkomunikasi secara
verbal maupun non verbal melalui negosiasi peran,
mencoba untuk memperoleh akses untuk permainan yang
berkelanjutan atau menghargai perasaan orang lain
b. Anak merespon perasaan teman sebaya sambil menanti
giliran bermain dan berbagi pengalaman
c. Anak bereksperimen dengan peran orang – orang dirumah,
di sekolah, dan masyarakat di sekitarnya melalui hubungan
langsung dengan kebutuhan – kebutuhan dan harapan orang
– orang disekitarnya
d. Anak belajar menguasai perasaanya ketika ia marah, sedih
atau khawatir dalam keadaan terkontrol
3. Untuk perkembangan bahasa
a. Dalam permainan dramatik, anak menggunakan pernyataan
– pernyataan peran, infleksi (perubahan nada/suara) dan
bahasa komunikasi yang tepat
b. Selama bemain, anak belajar menggunakan bahasa untuk
tujuan – tujuan yang berbeda dan dalam situasi yang
berbeda dengan orang – orang yang berbeda pula
c. Anak menggunakan bahasa untuk meminta alat bermain,
bertanya, mengkspresikan gagasan atau mengadakan dan
meneruskan permainan.
d. Melalui bermain, anak bereksperimen dengan kata – kata,
suku kata bunyi, dan struktur bahasa.
4. Untuk perkembangan fisik (jasmani).
a. Anak terlibat dalam permainan yang aktif menggunakan
keahlian – keahlian motorik kasar.
b. Anak mampu memungut dan menghitung benda – benda
kecil menggunakan keahlian motorik halusnya.
5. Untuk perkembangan pengenalan huruf (literacy).
a. Proses membaca dan menulis anak seringkali pada saat
anak sedang bermain permainan dramatik, ketika ia
membaca cetak yang tertera, membuat daftar belanja atau
bermain sekolah – sekolahan.
b. Permainan dramatik membantu anak belajar memahami
cerita dan struktur cerita.
c. Dalam permainan dramatik, anak memasuki dinia bermain
seolah – olah mereka adalah karakter atau benda lain.
Permainan ini membantu mereka memasuki dunia karakter
buku.

C. Gambar Alat dan Anatomi Tubuh yang Berkaitan


D. Indikasi Tindakan Keperawatan
1. Diberikan kepada anak-anak yang menghadapi ketakutan dan
kecemasan.
2. Di berikan kepada anak-anak yang mengalami stress ketika dirawat
di rumah sakit.

E. Kontra Indikasi Tindakan Keperawatan


1. Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan
2. Tidak membutuhkan energi yang banyak
3. Kelompok umur yang sama
4. Harus mempertimbangkan keamanan anak

F. Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Noc Nic


1. Ansietas Setelah di lakukan tindakan 1. gunakan peningkatan
keperawatan selama 3x24 jam di yang tenang dan
harapkan terjadi penurunan ansietas, meyakinkan
dengan kreteria hasil : 2. bermain trapeutik
1. klien mengindentifikasi 3. ciptakan atmosfir rasa
dan mengungkapkan aman untuk meningkatkan
gejala cemas kepercayaan
2. mengidentifikasi dan 4. dorong verbalisai
mengungkapkan gejala perasaan, persepsi, dan
cemas ketakutan
3. poster tubuh dan 5. identifikasi pada saat
tingkat aktivitas terjadi perubahan tingkat
menunjukan kecemasan
berkurangnya 6. berikan aktivitas
kecemasan pengganti yag bertujuan
4. Vital sign dalam batas untuk mengurangi tekanan
normal 7. bantu klien
mengidentifikasikan
situasi yang memicu
kecemasan.

G. Persiapan Tindakan Keperawatan


1. Identifikasi kebutuhan pasien yang akan di lakukan tindakan
2. Mengkonfirmasi ketersediaan informed consent (di sesuaikan dengan
tindakan yang akan di lakukan).
3. Rancangan program bermain yang lengkap dan sistematis.
4. Mempersiapkan alat
a. Buku gambar mewarnai
b. Pensil warna

H. Proseder pelaksanaa Tindakan Keperawatan


1. Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan kontrak waktu
b. Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak rewel,
keadaan umum membaik/kondisi yang memungkinkan)
c. Menyaiapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien dan menyapa nama
pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
a. Memberi petunjuk pada anak cara bermain
b. Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan sendiri
atau dibantu
c. Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga
d. Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan
e. Mengobservasi emosi, hubungan inter-personal, psikomotor
anak saat bermain
f. Meminta anak menceritakan apa yang dilakukan/dibuatnya
g. Menanyakan perasaan anak setelah bermain
h. Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga tentang
permainan
4. Tahap Terminasi
Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
a. Berpamitan dengan pasien
b. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
c. Mencuci tangan
d. Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta keluarga
kegiatan dalam lembar catatan keperawatan dan kesimpulan
hasil bermain meliputi emosional, hubungan inter-personal,
psikomotor dan anjuran untuk anak dan keluarga.
Daftar Pustaka

Heru saputro dan intan fazrin. 2017. Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah
Sakit. Jakarta : Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES)
Soetojningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Hidayat Robert, 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta :
Selemba Medika
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Ed.1.Jakarta :
selemba Medika
Wong. 2009. Buku Ajar Keperawatan pediatrik. Jakarta : EGC
Soetojningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai