0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
303 tayangan11 halaman
1. Daftar inkompatibilitas eksipien dan obat aktif memberikan penjelasan tentang interaksi antara beberapa eksipien seperti laktosa, manitol, dekstrosa, magnesium stearat, dan asam stearat dengan beberapa obat seperti amlodipin, fluoksetin, simetidin, omeprazol, dan aspirin.
2. Interaksi antara eksipien dan obat aktif dapat menyebabkan perubahan kimiawi obat seperti degradasi, perub
1. Daftar inkompatibilitas eksipien dan obat aktif memberikan penjelasan tentang interaksi antara beberapa eksipien seperti laktosa, manitol, dekstrosa, magnesium stearat, dan asam stearat dengan beberapa obat seperti amlodipin, fluoksetin, simetidin, omeprazol, dan aspirin.
2. Interaksi antara eksipien dan obat aktif dapat menyebabkan perubahan kimiawi obat seperti degradasi, perub
1. Daftar inkompatibilitas eksipien dan obat aktif memberikan penjelasan tentang interaksi antara beberapa eksipien seperti laktosa, manitol, dekstrosa, magnesium stearat, dan asam stearat dengan beberapa obat seperti amlodipin, fluoksetin, simetidin, omeprazol, dan aspirin.
2. Interaksi antara eksipien dan obat aktif dapat menyebabkan perubahan kimiawi obat seperti degradasi, perub
Kelas : Farmasi B Farmasetika NIM : 145070500111002
DAFTAR INKOMPATIBILITAS EKSIPIEN - ACTIVE
PHARMACEUTICAL INGREDIENTS Eksipien APIs Penjelasan Sakarida Laktosa Amlodipin Laktosa merupakan salah satu eksipien yang paling sering digunakan pada formulasi tablet. Secara umum dianggap inert dan tidak reaktif. Akan tetapi, laktosa dapat menimbulkan rekasi dengan obat obat yang mengandung gugus amine dan menurunkan disakarida. Amlodipine merupakan obat golongan calcium channel blocker (CCB) dihydropyridine yang mengandung gugas amine primer. Amlodipine ditemukan tidak stabil terhadap campuran berbagai komponen dengan laktosa, Mg stearate dan air. Amlodipine besylate glycosyl diidentifikasi sebagai alasan utama terjadinya degradasi akibat reaksi Maillard antara Amlodipine besylate gylcosyl yang mengandung amine primer dengan laktosa. Fluoxetin Terjadi reaksi millar saat fluoxetin dicampur dengan laktosa (Baertschi, 1998) Aminofilin Selama penyimpanan di suhu ruang dan terpapar sinar matahari selama 30 hari, campuran antara obat aminofilin dan eksipien laktosa menyebabkan degradasi aminofilin semakin meningkat dan menyebabkan perubahan warna pada obat dari putih menjadi kuning hingga coklat (Bharate et al., 2010) Roxifiban Campuran roxifiban acetate (DMP-754) dan acetate (DMP- laktosa, akan menyebabkan laktosa 754) mempercepat hidrolisis ester dan golongan amidine Manitol Simetidin Simetidin merupakan terapi untuk PUD golongan Histamine H2 Antagonis. Campuran antara eksipien Manitol dengan obat Simetidin dapat menurunkan bioavaibilitas oral dari simetidin dibandingkan laktosa (Rowe et al., 2009) Omeprazol Mencampurkan mannitol dengan omeprazole sodium dapat menurunkan titik leleh dan memeprlama leleh yang dapat berkontribusi pada interkasi dus struktur kristalin yang berbeda. Omeprazol merupakan terapi untuk PUD golongan PPI. Campuran antara obat omeprazole dan eksipien manitol menyebabkan penurunan titik leleh dan memperluas melting peak dari omeprazole dikarenakan interaksi dari 2 struktur kristalin yang berbeda (Bharate et al., 2010) Sodium Sodium cephapirin pada konsentrasi 2 cephapirin mg/ml dan 30 mg/ml inkompatibel dengan larutan manitol 20% b/v. Infus xylitol Manitol inkompatibel dengan infus xylitol dan kemungkinan akan membentuk kompleks dengan beberapa logam seperti aluminium, tembaga, dan besi. Aluminium, Manitol akan bereaksi dengan beberapa tembaga dan logam seperti alumunium, tembaga dan besi besi membentuk senyawa kompleks (Rowe, 2009) Starch Iodin Terjadi perubahan warna ketika dicampur dengan pati (Rowe, 2009) Enalapril Pada campuran antara obat enalapril maleate maleate dengan eksipien starch sebagai disintegran, dapat menyebabkan peningkatan laju degradasi enalapril maleate berdasarkan uji stabilitas accelerated (Bharate et al., 2010) Saproxetin Saproxetin maleat inkompatibilitas dengan maleat starch dalam bentuk sediaan kapsul gelatin. Dekstrosa Vitamin B- Terjadi dekomposisi saat dipanaskan dengan Complex dekstrosa (Rowe, 2009) Chlorpromazin Terjadi reaksi millard yaitu gugus amina primer pada chlorpromazin terjadi reaksi millard (perubahan warna menjadi coklat) dengan glycosidic hidroxyl pada dekstrosa sehingga membentuk imin yang merupakan senyawa amidori (Horiuchi et.al., 1997) Eritromisin Eritromisin gluseptat tidak stabil dalam gluseptat larutan dekstrosa pada pH kurang dari 5,05 (Rowe, 2009) Pefloxacin Meskipun tidak mengandung amine primer dan sekunder pada pefloxacin tetapi studi mengatakan bahwa dapat berinteraksi dengan dextrose. Dikarakteristikkan dengan hilangnya puncah dari titik leleh endotermik. Juga terjadi perubahan entalpy sebesar 10% Pefloxacin merupakan antibakteri, dimana dalam bentuk aldehid dapat berinteraksi dengan dekstrosa. Interaksi yang terjadi menyebabkan Pefloxacin mengalami degradasi dan terjadi perubahan warna kecoklatan dari obat melalui reaksi Maillard (Bharate et al., 2010 ; Rowe et al., 2009). Sianokobalami Larutan dekstrosa inkompatibel dengan n, kanamycin sejumlah obat seperti Sianokobalamin, sulfat, kanamycin sulfate, novobiocin sodium, dan novobiocin warfarin sodium sodium, warfarin sodium fenitoin Fenitoin dengan larutan dekstrosa 5% terjadi presipitasi (pengendapan)
Stearat Mg Stearat Produk aspirin Mg stearate merupakan eksipien yang
(asam asetil berfungsi sebagai lubrikan. Namun Mg salisilat) stearate dapat meningkatkan pH dalam suatu formula obat dengan mempercepat proses hidrolisis obat. Penambahan Mg stearate dalam formula dengan bahan aktif Aspirin (asam asetilsalisilat) dapat menyebabkan aspirin lebih cepat terdegradasi dalam campuran, dimana laju degradasinya tergantung dari konsentrasi Mg sterat dalam campuran tersebut. Hal ini dikarenakan aspirin merupakan obat yang sensitive terhadap kelembapan dan degradasinya sering berhubungan dengan adanya air dan/atau kondisi pH basa (alkaline). Sehingga Mg stearate dapat mengurangi kadar aspirin ketika dikonsumsi pasien (Li & Wu, 2014). β-lapachone Salah satu contohnya adalah interaksi dengan obat antitumor, yaitu β-lapachone. Mg stearat dan β-lapachone menunjukkan adanya interaksi berdasarkan studi FTIR. Dari studi tersebut, dapat dilihat bahwa mg stearat dapat menurunkan degradasi β- lapachone. Asam Stearat Naproxen Inkompatibiitas dengan naproxen karena mengandung agen pengoksida. Selain itu juga dapat menyebabkan kecepatan hidrolisis dari API apabila hidrolisis bergantung dengan PH. Dan dapat bereaksi dengan API apabila di dalam API mengandung amine primer sehingga dapat membentuk stearoyl derivat. Doxylamine Jika di dalam formulasi obat terdapat Asam succinate stearate dengan bahan aktif doxylamine succinate, maka dapat terjadi interaksi. Dimana terjadi pembentukan garam stearate yang dapat menyebabkan degradasi dari obat Doxylamine saat pencampuran, dimana secara langsung akan mempengaruhi disintegrasi dan disolusi obat dalam sediaan solid (Bharate et al., 2010) Polivinyl Pirolidon (PVP) Thimerosal Efikasi pengawet seperti thimerosal akan menurun jika dicampur dengan Povidon dengan membentuk senyawa kompleks (Rowe, 2009) Atenolol dan Atenolol dan PVP menunjukkan perubahan Oxprenolol termograf DSC pada eksipien obat campuran biner. Interaksi ini diediasi oleh ikatan air bebas dan PVP. Efeknya akan menimbulkan sedikit kondisi lembab, serta modifikasi bentuk kristalin atenolol Raloksifen Interaksi keduanya menyebabkan obat hidroklorida mengalami rekasi Oksidasi. Pembentukan Noxide Turunan dari zat obat tersebut berdasarkan karakterisasi spektroskopi dan perbandingan kromatografi Oksida N-sintetis. Namun, disolusi Raloxifene HCl tidak dapat dicapai Tanpa menggunakan PVP. Selain itu, juga menunjukkan bahwa pengotor fenolik dalam tablet, Agen pengikat, seperti povidone dan disintegrants Seperti crospovidone, bisa menyebabkan Fotodegradasi obat melalui reaksi radikal bebas.
Polisorbat 80 Chlorpromazin Interaksi dari polisorbat 80 dan
e chlorpromazine dapat menyebabkan peningkatan pada permeabilitas membran polisorbat 80, sehingga membentuk agregat misel. Formulasi dengan bahan aktif Chlorpromazine dan ditambahkan eksipien salah satunya polysorbat 80, dapat menyebabkan interaksi melalui pembentukan kompleks. Dimana dapat terjadi penurunan permeabilitas obat di membrane sehingga dapat mempengaruhi stabilitas hingga bioavaibilitas obat. Hal ini dikarenakan Chlorpromazine merupakan agen ionic surface-active agent, dimana jika diikat oleh Polysorbat 80 yang merupakan agen nonionic surface-active agent, keduanya dapat berinteraksi (Hurwitz et al., 1963 ; Chaudhari & Patil, 2012). Fenol, tannin, Perubahan warna dan/atau presipitasi terjadi tars dengan berbagai zat, terutama fenol, tannin, tars, dan bahan tarlike Selulosa Avicel Enalapril MCC / avicel pH 101 digunakan sebagai pengisi (microcrystalin maleate inaktif pada tablet dan sebagai pengental serta
selulosa) stabilisator pada makanan olahan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa enalapril maleat mengalami degradasi akibat adanya MCC. MCC berinteraksi dengan mengurangi panas dari obat enalapril maleat. Pada laju pemanasan 10 ° C / menit, termogram DSC untuk menunjukkan Enalapril maleate memiliki dua lapisan endotermik. Pertama karena mencair dan yang kedua karena dekomposisi termal. Hal ini menunjukkan bahwa dekomposisi berlangsung sampai batas tertentu. Penggunaan avicel dalam pembuatan tablet dengan bahan aktif Enalapril maleate sebagai antihipertensi, dapat menyebabkan laju degradasi dari enalapril meningkat sehingga menjadi kurang stabil dan mudah terdekomposisi (Bharate et al., 2010). Hidroksipropil Trichlormethia HPMC merupakan salah satu eksipien yang selulosa zide sering digunakan pada sediaan solid terutama tablet. Penggunaan HPMC dalam sediaan tablet adalah sebagai binder baik melalui proses kempa langsung maupun granulasi basah (Rowe, 2009). Trichlormethiazide merupakan salah satu obat diuretic yang stabil pada kondisi lembab. Namun ketika diformulasikan dalam sediaan tablet, dapat menimbulkan ketidakstabilan pada beberapa kondisi. Salah satunya jika trichlormethiazide dicampurkan dengan HPMC dalam 1 formula tablet, maka dapat menyebabkan interaksi berupa degradasi dari trichlormethiazide semakin meningkat, sehingga sediaannya tersebut menjadi kurang stabil dan kadarnya pun akan menjadi berkurang (Bharate et al., 2010). Metil paraben Hidroksipropil Selulosa dalam larutan dan propil menunjukkan beberapa inkompatibilitas paraben dengan turunan fenol tersubstitusi, seperti metil paraben dan propil paraben. PEG Penisilin dan Aktivitas penisilin dan basitracin sebagai basitrasin antibiotik akan berkurang jika dicampur dengan PEG (Rowe, 2009) Paraben Efikasi paraben sebagai juga akan terganggu jika berikatan dengan PEG (Rowe, 2009) Ibuprofen PEG secara luas digunakan sebagai lubrikan dan kosolven untuk obat-obat yang sulit larut air pada formulasi. Kemurnian (purity) dari PEG berperan penting terjadinya degradasi pada obat. Derajat kemurnian yang tinggi dari manufaktur yang tersedia akan menurunkan efek degradasi pada obat. Ibuprofen menunjukkan inkompatibilitas dengan PEG pada sediaan tablet yang disimpan selama 3 minggu pada suhu 70O C dan RH (Relative Humidity) 75% yang menyebabkan terjadinya degradasi pada produk ibuprofen. Salah satu produk degradasi yang diketahui adalah toxin 4- isobutylacetophenone Sulfonamid Terjadi perubahan warna jika dicampur dan dithranol dengan PEG (Rowe, 2009) Sorbitol Sorbitol jika dicampur dengan PEG akan terjadi pengendapan (Rowe, 2009) SLS Surfaktan SLS berinteraksi dengan surfaktan kationik, Kationik yang akan menyebabkan kehilangan aktivitasnya, bahkan jika dalam konsentrasi yang terlalu rendah akan menyebabkan presipitasi. Chlorpropamid SLS merupakan eksipien yang secara luas e digunakan dalam formulasi sediaan solid sebagai surfaktan atau wetting agent untuk memperbaiki kelarutan pada obat-obat yang kelarutannya rendah. Namun, jika pada sediaan OAD untuk pasien DM, penggunaan SLS sebagai eksipien dapat menyebabkan interaksi. Hal ini dikarenakan inkompatibilitas antara SLS dan chlorpropamide menunjukkan bahwa campuran antara keduanya menyebabkan penurunan laju disolusi obat chlorpropamide (Bharate et al., 2010) Karbonat Sodium Asam Sodium karbonat akan terdekomposisi jika karbonat kontak dengan asam (Rowe, 2009) Adefovir Penambahan sodium karbonat, dapat dipivoxil memengaruhi stabilitas adefovir dipivoxil dalam padatan dengan meningkatkan reaksi hidrolisis obat Sodium Ciprofloxacin Sodium bikarbonat dapat menurunkan kadar bikarbonat dan ciprofloxacin dan levofloxacin dengan levofloxacin menghambat absorpsi GI Eritromisin Eritromisin asitrat merupakan derivatif dari asitrat eritromisin yang mampu melakukan konversi menjadi anhydroeritromisin pada kondisi asam lambung. Apabila diformulasikan dengan sodium karbonat dalam bentuk kapsul gelatin akan meningkatkan ph dari lambung yang dapat meningkatkan bioavailabilitas dari eritromisin.
Referensi
Akers, Michael J. 2002. Excipient-drug Interactions in Pareteral Formulations. Journal of
Pharmaceutical Science, Vol. 91, NO. 11, November 2002. Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation, 697-699. Bharate S. S., et al. Interactions and Incompatibilities of Pharmaceutical Excipients With Active Pharmaceutical Ingredients : a Comprehensive Review. 2010. Journal Excipients and Food Chemical. Vol.1 (3) : 3-26. Chaudhari S. P., and Patil P. S. Pharmaceutical Excipients : A review. 2012. International Journal of Advances in Pharmacy, Biology, and Chemistry. Vol.1 (1) : 21-34. Jackson, Kimberley. Young David and Pant Sonia. 2000. Drug-Excipient Interactions and Their Effect on Absorption. PSTT Vol 3, No 10 October 2000 Li J., and Wu Y. Lubricants in Pharmaceutical Solid Dosage Forms. 2014. Lubricants. Vol.2 : 21-43. Hurwitz A. R., et al. Binding of Organic Electrolytes by a Nonionic Surface-Active Agent. 1963. Journal of Pharmaceutical Science. Vol. 52 (9) : 893-897. Rowe R. C., et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association. USA.