Anda di halaman 1dari 30

E-VOTTING

Disusun Sebagai Persyaratan Penilaian UAS


Pada Mata Kuliah Perancangan Web

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Sandi Nopiansyah 12160800

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA PSDKU KARAWANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah, Kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,sehingga pada akhirnya kami dapat

menyelesaikan laporan ini dengan baik. Adapun judul laporan, yang kami ambil

sebagai berikut,”E-Voting”.

Tujuan penulisan laporan ini untuk memenuhi syarat tugas UAS matakuliah

Etika Profesi, Program Studi Sistem Informasi UBSI. Sebagai bahan penulisan yang

diambil berdasarkan hasil penelitian, observasi dan beberapa literatur yang mendukung

penulisan ini. Pada kesempatan ini izinkan kami menyampaikan ucapan terima kasih

kepada tim kelompok atas kerjasamanya serta kepada Bapak Eka Chandra Ramdani

M.kom selaku Dosen pembimbing mata kuliah Etika Profesi. Kami menyadari bahwa

tanpa bimbingan dan dorongan dari pihak terkait, maka penulisan laporan ini tidak akan

lancar.

Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna,

untuk itu kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

penulisan di masa yang akan datang.

Karawang, 15 Mei 2019

Penulis

ii
1. E-Voting

E-Voting atau kepanjangan dari Electronic voting adalah suatu metode

pemungutan suara dan penghitungan suara dalam suatu pemilihan dengan

menggunakan perangkat elektronik (digital). Tahun 2009 Indonesia sudah menerapkan

E-Voting di Jembarana Bali, akan tetapi masih sebatas kepala dusun. MK mengabulkan

e-voting dengan catatan, yaitu terpenuhinya syarat komulatif. Yaitu, tidak melanggar

lima asas pemilu : luber dan jurdil. Selain itu daerah yang menerapkan harus siap dari

sisi teknologi dan pembiayaan, sumber daya manusia, perangkat lunak, serta masyrakat

siap.

1.1 E-Voting di Estonia

E-Voting di Estonia di mulai pada bulan Oktober 2005 pada pemilu local.

Estonia menjadi Negara pertama yang menyelenggarakan pemilu melalui internet dan

telah dinyatakan berhasil oleh pejabat pemilu Estonia. Memang tidak langsung berhasil

100% mereka juga melewati beberapa tahap. Tahun 2011 pada pemilihan anggota

parlemen pada tanggal 24 Februari sampai dengan 2 Maret, sebanyak 2.146.846 orang

telah memilih secara online. 96% orang pemilih menggunakan hak pilih didalam negeri

dan sisanya memilih dari luar negeri yang tersebar di 106 negara.

1.2 Jenis Teknologi E-Voting

Ada enam macam teknologi voting yang umum digunakan yaitu:

a. Kertas Suara/ Surat Pemilihan (Paper Ballots)

Tekonologi ini adalah teknologi yang pertama dalam peradaban umat

ETIKA PROFESI 1
manusia dalam berdemokrasi, dimana kertas suara dijadikan dasar untuk menghitung

suara pemilih. Cara melakukan pemilihan adalah pemilih mengambil kertas suara yang

sudah disediakan dalam bentuk formulir, nama-nama calon dan gambarnya sudah

tercetak, setelah itu pemilih tinggal menusuk atau mencoblos foto atau symbol calon

pilihannya dan memasukkannya kedalam suatu kotak suara yang sudah disediakan oleh

petugas. Selanjutnya team atau anggota panitia akan melakukan penghitungan suara.

b. Lever Machines

Teknologi berikutnya (Technological advance) adalah Lever Machines yang

dimulai diperkenalkan pada tahun 1892. Teknologi ini tidak terdapat dokumen suara.

Pemilih memasukkan suara dalam suatu tempat dengan memilih daftar calon dan

mengumpulkan masing-masing calon terpilih. Suara dicatat dan dihitung dengan Lever

Machines.

c. Punchcards

Teknologi punchcard, pertama kali dipakai untuk menghitung suara dengan

menggunakan komputer yang dimulai pada tahun 1964. Dalam sistem ini, suara dicatat

dengan memilih lubang-lubang padu kartu atau kertas komputer dan selanjutnya

komputer akan membaca kartu suara. Kartu suara adalah sebagai dokumen suara

pemilih yang tercatat.

Ada dua tipe dari sistem punchcard yaitu kotak nomor dicetak pada kartu suara,

dimana setiap kotak untuk pemilihan suara. Dan yang lainnya disebut Datavote yang

mempunyai lubang-lubang pemilih yang menyatakan nama-nama kandidat atau

memilih kandidatnya dengan cara melubangi kertas punchcard yang dicetak pada kartu

suara.

ETIKA PROFESI 2
d. Marksense Form

Teknologi ini dinamakan optical scan yang dimulai digunakan pada tahun

1980. Pada sistem ini pemilih menggunakan bentuk kertas dan menulis pada kotak atau

bentuk oval berikut arah panah untuk mengarahkan calon pemilih. Jika suara sudah

lengkap ditulis kemudian dibaca oleh komputer. Tulisan pemilih ditempatkan pada

suatu tempat perhitungan dan selanjutnya akan dibaca melalui proses optical scanning

dan langsung dihitung dengan bantuan mesin penghitung. Kira-kira 25 persen dari

seluruh Negara telah menggunkan alat dengan cara seperti ini. Pada tahun 1992 telah

meningkat dua kali lipat penggunaannya dan terus meningkat pemakainya.

e. Electronic Voting

Teknologi electronic voting dimulai pada tahun 1970 yang disebut teknologi

pencatatan langsung secara elektronik atau lebih dikenal dengan istilah DRE (direct

recording electronic). Cara memilih dengan sistem ini adalah dengan memilih kandidat

yang sudah tercetak pada layar komputer. Pemilih hanya menekan tombol pada display

atau pada alat atau piranti yang mirip.

Contoh dari electronic voting adalah dengan menekan tombol suara pemilih

langsung disimpan pada suatu piranti memori atau pada sirkit memori nonvolatile. Jika

peralatan pemilihan menggunakan keyboard tulisan suara akan dicatat secara

elektronik. Salah satu bentuk electronic voting electronic voting yang sedang

dikembangkan adalah Internet Voting.

ETIKA PROFESI 3
f. Remote Voting

Remote voting adalah suatu tempat pemungutan suara yang letaknya berjauhan

atau pada tempat yang berbeda, teknologi ini bias menggunakan kertasyang dikirim

melalui surat suara atau kartu suara, atau menggunakan suatu perangkat dengan kata

lain bagaimana dokumen suara bisa dikirim ke suatu tempat untuk dihitung ditempat

yang lain, cara ini tidak ada bedanya dengan pemungutan suara melalui surat , jadi

remote voting adalah pemungutan suara dari tempat yang berbeda hanya saja cara atau

media yang berbeda atau perangkat yang digunakan bisa berbeda-beda.

2. Tujuan E-Voting

Tujuan dari electronic voting adalah menyelenggarakan pemungutan suara

dengan biaya hemat dan penghitungan suara yang cepat dengan menggunakan sistem

yang aman dan mudah untuk dilakukan audit. Dengan e-voting perhitungan suara akan

lebih cepat, bisa menghemat biaya pencetakan surat suara, pemungutan suara lebih

sederhana, dan peralatan dapat digunakan berulang kali untuk Pemilu dan Pilkada, ujar

Kepala BPPT, Marzan A. Iskandar dalam Rapat Koordinasi KPU-BPPT, Cisarua (4/5).

Dan juga E-Voting bertujuan agar terciptanya Green Technology yang ramah

lingkungan serta agar e-voting berjalan secara luber dan efektif terutama dalam

efesiensi waktu.

2.1 Manfaat E-Voting

Manfaat:

1. Mempercepat proses pemilihan.

2. Perhitungan suara dilakukan dalam waktu yang cepat dan lebih akurat.

3. Menghemat biaya.

ETIKA PROFESI 4
4. Kertas suara dapat dibuat ke dalam berbagai versi Bahasa.

5. Menyediakan akses informasi yang lebih banyak.

6. Mengendalikan pihak yang tidak berhak untuk memilih.

7. Menghindari pemilihan ganda.

2.3 Resiko E-Voting

Resiko:

1. Adanya kerusakan pada mesin pemungutan suara.

2. Munculnya para hacker yang mencoba mempengaruhi hasil dari pemungutan suara

(Keamanan sistem).

3. Implementasi E-Voting

Teknologi e-voting yang telah berjalan selama ini dikembangkan oleh Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggunakan teknik DRE dimana sistem

yang dikembangkan memiliki lima unsur perangkat, yaitu pembaca e-KTP, kartu V-

token, pembaca kartu pintar (smart card reader), layar sentuh e-voting, dan printer

kertas struk.

Berikut contoh implementasi pemilihan dengan metode e-voting adalah sebagai

berikut:

1. Pemilih harus membaca e-KTP diverifikasi dengan pembaca e-

KTP untukmemastikan kesesuaian data e-KTP dengan pemilih.

2. Setelah data sesuai, petugas mencocokkan nama pemilih pada daftar pemilih tetap

online sebagai absensi pemilih.

3. Jika lolos dari dua verfikasi tersebut, pemilih diberikan V-token. Kartu ini berfungsi

sebagai mengaktifkan e-voting

ETIKA PROFESI 5
.

4. V- token kemudian dimasukkan ke pembaca smartcard agar menampilkan surat suara

virtual pada layar sentuh e-voting.

5. Setelah tampil surat suara calon, pemilih bisa memilih dengan menyentuh salah satu

calon. Desktop nantinya akan memberi notifikasi ‘ya’ atau ‘tidak’ atas pilihan yang

dimaksud. Jika sudah yakin, pemilih harus menekan enter atau ya. Pada tahap ini,

pemilih bisa menyentuh pilihan ‘tidak’ jika ingin mengubah pilihan.

6. Setelah menentukan pilihan, pemilih akan mendapatkan kertas struk yang berupa

Kertas barcode. Ini sebagai bukti pemilih sudah memilih.

7. Kertas struk kemudian dimasukkan ke kotak audit. Fungsinya sebagai data

pembanding jika terdapat kekeliruan jumlah pemilih yang memberikan suara.

ETIKA PROFESI 6
4. Hubungan Etika dengan E-Voting

Pengertian Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman

dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.

Ada juga yang menyebutkan pengertian etika adalah suatu ilmu tentang

kesusilaan dan perilaku manusia di dalam pergaulannya dengan sesama yang

menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar. Dengan kata lain, etika

adalah kewaijban dan tanggung jawab moral setiap orang dalam berperilaku di

masyarakat.

Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno,

yaitu “Ethikos” yang artinya timbul dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini etika memiliki

sudut pandang normatif dimana objeknya adalah manusia dan perbuatannya.

Sedangkan Etika Profesi merupakan suatu sikap etis yang dimiliki seorang

profesional sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya serta

menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) dalam

kehidupan manusia.

Terdapat beberapa hubungan Etika dengan E-Voting yaitu sebagai berikut:

a. Etika Terhadap Lingkungan yaitu dengan menerapkannya sistem e-voting

lingkungan menjadi lebih bersih dan dengan sistem yang lebih paperless

penebangan pohon tentunya akan berkurang serta terciptanya lingkungan Go

Green.

b. Etika Terhadap Waktu dengan menerapkannya sistem e-Voting proses

pemilihan dan penghitungan akan lebih cepat sehingga waktu lebih cepat dan

efisien.

ETIKA PROFESI 7
c. Etika terhadap Perilaku yaitu masyarakat akan lebih disiplin dalam pemilihan

karena sistem yang mengatur jalannya pemilihan sehingga terhindar dari

kecurangan dan terciptanya proses pemilihan yang luber (langsung,jujur,bebas

dan rahasia).

ETIKA PROFESI 8
5. Kesimpulan
Pemilihan secara manual atau kertas memang membutuhkan waktu, sumber

daya, dan tenaga terutama saat proses perhitungan berlangsung. Dengan menggunakan

E-Voting dapat mengemat waktu, tenaga serta menciptakan Green Technology atau

pengurangan bahan kertas sehingga akan menciptkan etika yang baik terhadap

lingkungan.

Sebaiknya E-Voting tidak dilakukan sekarang oleh Indonesia. Indonesia belum

siap akan segala sesuatu yang mencakup tentang E-Voting seperti infrastruktur yang

memadai secara merata diseluruh Indonesia dan sumber daya manusia. Hal ini lah yang

menjadi dasar pemikiran mengenai ketidaksetujuan kami mengenai penerapan E-

Voting di Indonesia. Tetapi kami menyambut baik ide yang akan diterapkan di

Indonesia tersebut. Hal ini tidak terlepas dengan keuntungan yang akan kita dapat

dengan menggunakan teknologi E-Voting kedepannya.

6. Saran

1. Peningkatan infrastruktur yang merata diseluruh wilayah Indonesia.

2. Peningkatan system teknologi yang baik sehingga meminimalisir kemungkinan

untuk di jebol oleh para hacker.

3. Peran aktif seluruh warga Indonesia dalam mensukseskan E-Voting.

4. Memberikan pelatihan kepada para panitia penyelenggara pemilihan umum,

sehingga meminimalisir error yang terjadi selama pemungutan.

ETIKA PROFESI 9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bppt.go.id/index.php/terkini/58-teknologi-material/425-e-voting-untuk-
pemilu-2014
https://www.academia.edu/17560316/ANALISIS_IMPLEMENTASI_E-
VOTING_DI_INDONESIA
https://www.academia.edu/36189459/E-Voting.docx
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/14834/12/Tinjauan%20Pustaka
%20G09mfi.pdf
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-etika.html

ETIKA PROFESI 10
Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 2, September 2015 181

E- VOTTING PEMILIHAN WALIKOTA BENGKULU


DI KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) KOTA BENGKULU
Sulastri, Leni Natalia Zulita
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dehasen Bengkulu
Jl. Meranti Raya No. 32 Kota Bengkulu 38228 Telp. (0736) 22027, 26957 Fax. (0736) 341139

ABSTRACT
E-voting is a process that utilizes electronic voting. Along with the times, has been a lot of research on the use of electronic
voting process that replaces the voting process manually. During the mayoral election Bengkulu done manually, of course
it requires a lot of time and errors in counting. To overcome this very necessary to saplikasi e-votting which can facilitate
in Bengkulu City mayoral election and provide ease and speed of sound calculations. The system uses a data base system
design and the design process. The design process that illustrates how the system processes the information that is shown
by data flow diagrams ( DAD). The e - voting produced to facilitate the election of the mayor of Bengkulu and counting
Keywords: E - Votting , Mayor of the city of Bengkulu

INTISARI
E-voting adalah proses pemungutan suara yang memanfaatkan elektronik. Seiring dengan perkembangan zaman, sudah
banyak penelitian pemanfaatan elektronik pada proses pemungutan suara yang menggantikan proses pemungutan suara
secara manual. Selama ini pemilihan walikota Bengkulu dilaksanakan secara manual, tentu hal tersebut membutuhkan
banyak waktu dan kesalahan dalam perhitungan suara. Untuk mengatasi hal tersebut sangat diperlukan adanya saplikasi
e-votting yang dapat memudahkan dalam pemilihan walikota Kota Bengkulu dan memberikan kemudahan dan kecepatan
dalam perhitungan suara. Sistem ini menggunakan perancangan sistem basis data dan perancangan proses. Perancangan
proses yaitu menggambarkan bagaimana proses dalam sistem informasi yang ditunjukkan oleh diagram arus data (DAD).
Aplikasi e-votting yang dihasilkan dapat mempermudah dalam pemilihan walikota Bengkulu dan perhitungan suara. Kata
Kunci : E-Votting, Walikota Kota Bengkulu

I. PENDAHULUAN informasi pemilihan Walikota Bengkulu di Komisi


Teknologi informasi telah berkembang dengan Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulu agar mampu
pesat diantaranya melalui teknologi internet. Seiring mengatasi permasalahan yang ada dalam
dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di penyelenggaraan pemilihan umum Walikota
dunia, Iternet menjadi media yang tepat untuk Bengkulu.
menyebarkan informasi kepada perseorangan Adapun batasan masalah dalam penelitian ini
maupun kelompok. Pesatnya kemajuan teknologi antara lain sebgai berikut :
sekarang ini dapat mempengaruhi dan mempermudah 1) Sistem informasi yang dirancang berupa E-voting
manusia dalam berbagai bidang. Salah satunya yaitu untuk pemilihan Walikota khususnya di Kota
dalam bidang politik (Pemilu) yang bisa Bengkulu
memanfaatkan dari kemajuan teknologi tersebut. 2) E-voting yang dibuat hanya pada proses
Sistem Informasi Pemilihan umum pada saat ini pemungutan suara sampai penghitungan hasil
merupakan pilihan yang inovatif dan sangat penting suara, proses selain itu tidak dibahas
dalam melaksanakan salah satu pilar demokrasi yang 3) Proses pemilihan suara dilakukan di Tempat
berkualitas, dalam rangka mewujudkan kedaulatan Pemungutan Suara (TPS), dengan dibatasi 3
rakyat untuk Pemilu. Seperti Pemilu secara electronic calon, 1 Kelurahan per kecamatan, 1 TPS per
voting (e-voting). Kelurahan
Di Kota Begkulu Proses pemilu khususnya dalam Adapun tujuan-tujuan penelitian ini adalah
pemilihan Walikota masih dilakukan secara sebagai berikut:
konvensional dengan cara mencoblos atau 1) Membut sistem Sistem informasi berupa E-voting
mencontreng kertas suara kemudian memasukannya untuk pemilihan Walikota khususnya di Kota
ke kotak suara sehingga menyebabkan lambatnya Bengkulu menggunakan Bahasa Pemrograman
proses penghitungan suara, kurang akuratnya hasil PHP dan Database MySQLsehingga dapatproses
penghitungan suara serta adanya pemilih yang yang dilakukan lebih cepat dan akurat.
memilih lebih dari satu pasangan calon. 2) Menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama
Berdasarkan permasalahan tersebut maka proses perkuliahan khususnya yang berkaitan
munculah gagasan untuk merancang suatu sistem dengan pembuatan sistem informasi.

E-Votting Pemilihan Walikota… ISSN 1858 – 2680


182 Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 2, September 2015

3) Untuk dapat menghasilkan suatu sistem langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam
informasi yang tepat dan berguna bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
masyarakat. Pancasila dan Undang:Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
II. TINJAUAN PUSTAKA Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu
A) Pengertian E-Voting media demokrasi yang digunakan untuk mewujudkan
Menurut Shalahuddin, (2009:33) E-voting adalah partisipasi rakyat. Pemilu dianggap penting dalam
proses pemungutan suara yang memanfaatkan proses dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara,
elektronik. Seiring dengan perkembangan zaman, Pemilihan umum sudah menjadi bagian yang tidak
sudah banyak penelitian pemanfaatan elektronik pada terpisahkan dari suatu negara demokrasi, jika kita
proses pemungutan suara yang menggantikan proses melihat hampir seluruh negara demokrasi
pemungutan suara secara manual, teknologi tersebut melaksanakan pemilihan umum.
disebut e-voting. Dalam negara hukum yang demokratis, kegiatan
Menurut Azhari (2005:45) Electronic voting (E- memilih orang atau sekelompok orang menjadi
voting) secara umum adalah pengguna teknologi pemimpin idealnya dilakukan melalui pemilu dengan
komputer pada pelaksanaan voting. pilihan teknologi berasaskan prinsip pemilu yang langsung, umum,
yang digunakan dalam implementasi dari E-voting bebas, rahasia, jujur dan adil (LUBERDIL).
sangat bervariasi, seperti penggunaan smartcard Indonesia menjadikan pemilu sebagai bagian yang
untuk autentikasi pemilih, penggunaan internet sangat penting dalam kegiatan bernegara, peraturan
sebagai sistem pemungutansuara,penggunaan touch tertinggi mengenai pemilu diatur dalam Undang-
screen sebagai pengganti kartu suara dan masih Undang Dasar (UUD) 1945 hasil amandemen
banyak variasi yang digunakan perubahan III, Bab VIIB tentang Pemilih an Umum,
Skema E-voting adalah satu set protokol yang pasal 22.
menjaga keamanan atau kerahasiaan pemilih dalam Pelaksanaan seluruh proses pemilihan umum
melakukan pemilihan serta interaksi dengan panitia (Pemilu) di Indonesia melibatkan beberapa pihak yang
pemilihan dan perhitungan suara. E-voting biasanya saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Pihak-
dibedakan menjadi dua tipe yaitu online dan off line pihak yang terkait dengan pelaksanaan pemilihan
(menggunakan mesin perhitungan suara atau kertas umum sesuai dengan Undang-Undang No
suara).Tujuan dari keamanan sistem e-voting adalah 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilihan
untuk menjamin privasi atau kerahasiaan pemilih dan Umum antara lain sebagai berikut:
keakuratan pilihan. Menurut Canard (2001:23). 1) Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan
Keamanan sistem ini memiliki beberapa kriteria lembaga penyelenggara Pemilu yang sifatnya
yaitu: nasional, tetap, dan mandiri.
1) Eligibility. Hanya pemilih yang terdaftar yang 2) KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
dapat melakukan pemilihan. merupakan penyelenggara Pemilu ditingkat
2) Unreusability. Setiap pemilih hanya bisa Provinsi dan Kabupaten/ Kota.
memberikan satu kali pilihan. 3) Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) merupakan
3) Anonymity. Pilihan pemilih dirahasiakan panitia yang dibentuk oleh KPU
4) Accuracy. Pilihan tidak bisa diubah atau dihapus Kabupaten/Kota, bertugas untuk
selama atau setelah pemilihan dan juga tidak bisa menyelenggarakan Pemilu pada tingkat
ditambahkan setelah pemilihan ditutup. Kecamatan.
5) Fairness. Perhitungan suara sebelum pemilihan 4) Panitia Pemungutan Suara (PPS) merupakan
ditutup tidak bisa dilakukan. panitia yang dibentuk oleh KPU
6) Vote and Go. Pemilih hanya dapat melakukan Kabupaten/Kota, bertugas untuk
pemilihan saja. menyelenggarakan Pemilu di tingkat Desa/
7) Public Verifiability. Setiap orang dapat Kelurahan.
melakukan pengecekan pada berjalannya proses 5) Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN)
pemilihan merupakan panitia yang dibentuk oleh KPU untuk
menyelenggarakan seluruh proses Pemilu di luar
B) Pengertian Pemilu negeri.
Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2011, Pemilihan 6) Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
Umum atau Pemilu adalah sarana pelaksanaan (KPPS) adalah kelompok yang dibentuk oleh
kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara

ISSN 1858 – 2680 E-Votting Pemilihan Walikota…


Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 2, September 2015 183

PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara (ASP) atau Java Server Pages (JSP). PHP merupakan
di tempat pemungutan suara. sebuah software Open Source.
7) Kelomp ok Penyelenggara Pemungutan Suara Menurut Kurniawan (2010: 4) PHP memiliki
Luar Negeri (KPPSLN) merupakan kelompok kelebihan dari bahasa pemrograman lain. Adapun
yang dibentuk oleh PPLN untuk kelebihan bahasa pemrograman PHP dari bahasa
menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemrograman lain adalah sebagai berikut :
pemungutan suara di luar negeri. 1) Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa
8) Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu) merupakan script yang tidak melakukan sebuah kompilasi
badan yang bertugas mengawasi dalam penggunaanya.
penyelenggaraan Pemilu d i seluruh Indonesia. 2) Web Server yang mendukung PHP dapat
9) Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Provinsi ditemukan dimana-mana dari mulai apache, IIS,
dan Panwaslu Kabup aten/Kota merupakan Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang
panitia yang dibentuk oleh Banwaslu dan bertugas relatif mudah.
untuk mengawasi penyelenggaran Pemilu di 3) Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena
tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota. banyaknya milis-milis dan developer yang siap
10) Panwaslu Kecamatan merupakan panitia yang membantu dalam pengembangan.
dibentuk oleh Panwaslu Kabupaten/Kota untuk 4) Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa
mengawasi penyelenggaraan Pemilu di tingkat scripting yang paling mudah karena memiliki
Kecamatan. referensi yang banyak.
11) Pengawas Pemilu Lapangan merupakan petugas 5) PHP adalah bahasa open source yang dapat
yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan, digunakan di berbagai mesin (Linux, Unix,
bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan
Pemilu di Desa/ Kelurahan. secara runtime melalui console serta juga dapat
12) Pemilih adalah warga negara Indonesia yang menjalankan perintah-perintah sistem.
telah berusia sekurang-kurangnya 17 tahun atau Menurut Nugroho (2011:2) program PHP dapat
telah/sudah pernah menikah dan tidak sedang diaktifkan dengan menggunakan paket PHP berbasis
dicabut hak pilihnya. Open Source yaitu XAMPP. XAMPP merupakan paket
13) Peserta Pemilu difungsikan dalam beberapa PHP yang dikembangkan oleh komunitas Open
waktu, diantaranya: Source. Xammp menyediakan program Apache,
a) Pada pemilihan anggota DPR, DPRD tingkat MySQL, PHP dan phpMyAdmin.
1, dan DPRD tingkat 2 peserta Pemilu adalah
partai politik. D) Pengertian MySQL
b) Pada Pemiluan anggota DPD, peserta Pemilu Menurut Kurniawan (2010:16) MySQL
adalah perorangan. merupakan suatu jenis database server yang sangat
c) Pada pemilihan presiden/wakil presiden, terkenal. MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational
peserta Pemilu adalah wakil partai politik. Database Manajement System). MySQL mendukung
bahasa pemrograman PH, bahasa permintaan yang
C) Pengertian PHP terstruktur, karena pada penggunaannya SQL
Menurut tim EMS (2012:61) PHP adalah bahasa memiliki berberapa aturan yang telah distandarkan
pelengkap HTML yang memungkinkan dibuatnya oleh asosiasi yang bernama ANSI. MySQL
aplikasi dinamis yang memungkinkan adanya merupakan RDBMS (Relational Database
pengolahan data dan pemrosesan data. Semua sintax Management System) server. RDBMS adalah program
yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan pada yang memungkinkan pengguna database untuk
server sedangkan yang dikirimkan ke browser hanya membuat, mengelola, dan menggunakan data pada
hasilnya saja. Kemudian merupakan bahasa suatu model relational. Dengan demikian, tabel- tabel
berbentuk script yang ditempatkan dalam server dan yang ada pada database memiliki relasi antara satu
diproses di server. Hasilnya akan dikirimkan ke client, tabel dengan tabel lainnya. Beberapa keunggulan dari
tempat pemakai menggunakan browser. MySQL yaitu :
PHP dikenal sebagai sebuah bahasa scripting, yang 1) Cepat, handal dan mudah dalam penggunaannya.
menyatu dengan tag-tag HTML, dieksekusi di server, MySQL lebih epat tiga sampai empat kali dari
dan digunakan untuk membuat halaman web yang pada database server komersial yang beredar saat
dinamis seperti halnya Active Server Pages ini, mudah diatur dan tidak memerlukan

E-Votting Pemilihan Walikota… ISSN 1858 – 2680


184 Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 2, September 2015

seseorang yang ahli untuk mengatur administrasi bagaimana data disimpan, dipelihara, dan tetap dapat
pemasangan MySQL. diambil (akses) secara efisien. Pertimbangan efisien
2) Didukung oleh berbagai bahasa Database Server didini adalah bagaimana merancang struktur data yang
MySQL dapat memberikan pesan Error dalam kompleks tetapi masih tetap bias digunakan oleh
berbagai bahasa seperti Belanda, Portugis, pengguna awam tanpa mengetahui komplektitas
Spanyol, Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia. strukturnya.
3) Mampu membuat tabel berukuran sangat besar.
Ukuran maksimal dari setiap tabel yang dapat F) Diagram Alir Data (DAD)
dibuat dengan MySQL adalah 4 GB sampai Menurut Ladjamudin (2006:171) DFD adalah
dengan ukuran file yang dapat ditangani aliran data yang masuk ke dalam dan keluar dari suatu
olehsistem operasi yang dipakai. proses harus sama dengan aliran data yang masuk ke
4) Lebih murah MySQL bersifat open source dan dalam dan keluar dari rincian proses yang pada level
didistribusikan dengan gratis tanpa biaya untuk atau tingkatan di bawahnya. DFD sering digunakan
UNIX platform, OS/2 dan Windows Platform. untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
5) Melekatnya integrasi PHP dengan MySQL. atau sistem baru yang akan dikembangkan secara
Keterikatan antara PHP dengan MySQL yang logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik
sama-sama SoftwareOpen-Source sangat kuat, dimana data tersebut mengalir atau dimana data
sehingga koneksi yang terjadi lebih cepat jika tersebut akan disimpan.
dibandingkan dengan menggunakan database DFD merupakan alat yang digunakan pada
server lainnya. Modul MySQL di PHP telah metodologi pengembangan sistem terstruktur, yang
dibuat Built-in sehingga tidak memerlukan terdiri dari context diagram dan DFD Levelled
konfigurasi tambahan pada File konfigurasi Php. 1) Context Diagram
Berfungsi menggambarkan hubungan antara
E) Database entitas luar, masukan dan keluaran sistem. Atau
Menurut Fahlevi (2013:1) Basis data adalah dengan kata lain untuk memetakan model
sekumpulan data yang saling berhubungan secara lingkungan, yang direpresentasikan dengan lingkaran
logis dan terorganisir dengan baik. Kumpulan data tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.
tersebut yang saling berhubungan yang disimpan 2) Diagram Rinci (DFD levelled)
secara bersama sedemikian rupa dan tanpa Menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja
pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk antara fungsi yang berhubungan dengan aliran dan
memenuhi berbagai kebutuhan. Kumpulan penyimpanan data, model ini hanya memodelkan
file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang sistem dari sudut pandang fungsi.
disimpan dalam media penyimpanan elektronis. Sebagaian besar para perancang sistem infomasi
Proses memasukkan dan mengambil data ked an dalam menggambarkan informs dengan menfaat arus
dari media penyimpanan data memerlukan perangkat data (DAD), Pemilihan metode perancangan siste ini
lunak yang disebut sistem manajement basis data berdasarkan kepada prinsip:
(Database Manajement System/ DBMS). DBMS a) Mudah dupahami oleh analisis maupun
merupakan sistem perangkat lunak yang orang awam.
memungkinkan user untuk memelihara, mengontrol b) Menggambarkan level sistem tingkat tinggi,
dan dan mengakses data secara praktis dan efisisen. beserta batasan-batasan sistem dan informasi
Dengan kata lain semua akses ke basis data akan arus datanya.
ditangani oleh DBMS. Beberapa fungsi yang haris c) Menggambarkan secara rinci sistem yang
ditangani DBMS yaitu mengolah pendefinisian data, ada disetiap komponennya.
dapat menangai permintaanpemakai unntuk
mengakses data, memeriksa sekuriti dan integrity G) ERD (Entity Relationship Diagram)
data yang didefinisikan oleh DBA (Database ERD adalah model konseptual yang
Administrator), menangani kegagalan dalam mendepenelitiankan hubungan antar penyimpanan
pengaksesan data yang disebabkan oleh kerusakan (dalam DFD). ERD digunakan untuk memodelkan
sistem maupun disk. Dan menangani unjuk kerja struktur data dan hubungan antar data, karena hal ini
semua fungsi secara efisien. relatif kompleks. Dengan menggunakan ERD, maka
Tujuan utama DBMS adalah untuk memberikan dapat menguji model dengan mengabaikan proses
tinjaua abstrak data kepada user(pengguna). Jadi yang harus dilakukan.
sistem menyembunyikan informasi tentang

ISSN 1858 – 2680 E-Votting Pemilihan Walikota…


Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 2, September 2015 185

Model Entity Relationship (ER) adalah model data mendukung bekerjanya system komputer. Adapun
konseptual (himpunan konsep yang kebutuhan yang dibutuhkan adalah system operasi dan
mendepenelitiankan struktur basis data, transaksi database server, seperti Windows XP SP2, PHP,
pengambilan dan pembaruan basis data) tingkat MySQL, Macromedia Dreamweaver, dan XAMPP.
tinggi untuk perancangan basis data. Penggambaran Data penelitian dikumpulkan dalam tiga metode
model ER secara sistematis dilakukan melalui yaitu: observasin wawancara, dan studi pustaka.
diagram Entity Relationship. Observasi, pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti yaitu dengan melakukan pengamatan
III. METODOLOGI PENELITIAN langsung pada Kantor Komisi Pemilihan Umum
Metode penelitian yang digunakan dalam (KPU) Kota Bengkulu.
pembuatan sistem informasi Pemilihan Walikota Wawancara, Pengumpulan data yang dilakukan
Bengkulu di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota oleh peneliti dengan mengadakan tanya jawab dengan
Bengkuluadalah mengevaluasi prosedur sistem yang Pimpinan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU)
sedang berjalan untuk menghasilkan rancangan sistem Kota Bengkulu.
baru yang diasumsikan dapat memperbaiki kinerja Studi Pustaka, Pengumpulan data yang dilakukan
sistem yang ada, tahap pertama yang harus dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan data yang
adalah pengamatan terhadap bagaimana sistem berasal dari bahan pustaka seperti buku perancangan
tersebut berjalan. Setelah itu, data dan arus informasi sistem informasi, Pemrograman PHP dan MSQL dan
mengenai sistem yang bersangkutan dapat diperoleh jurnalyang berkenaan dengan penelitian. Studi
dengan melakukan penelitian secara terperinci adalah pustaka juga diperoleh dengan mendownload bahan
metode perancangan sistem lama ke sistem baru. seperti posting, artikel dan jurnal dari internet.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, sistem Sebelum melakukan pengembangan suatu sistem,
informasi pemilihan Walikota Bengkulu di Komisi terlebih dahulu peneliti menganalisa sistem
Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulumasih secara pemilihan Walikota Bengkulu di Komisi Pemilihan
manual atau coblos.Sehingga waktu yang dibutuhkan Umum (KPU) Kota Bengkulu. Hal ini dilakukan
untuk perhitungan suara lebih lama dan kurang untuk mengetahui kelemahan sistem yang dipakai
efisien. selama ini dan masalah yang dihadapi dalam
Oleh sebab itu dirancang sebuah sistem informasi menggunakan sistem tersebut.
pemilihan Walikota Bengkulu di Komisi Pemilihan Dari hasil survei dan analisa yang dilakukan sistem
Umum (KPU) Kota Bengkulu berbasis komputer informasi pemilihan Walikota Bengkulu di Komisi
dengan menggunakan bahasa Pemprograman PHP Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulu masih
dan database MySQL. manual dan belum memiliki sistem perhitungan
Analisis perangkat keras bertujuan untuk susra yang terkomputerisasi.
mengetahui secara tepat perangkat keras yang Dari kekurangan sistem lama yang dimiliki Kantor
dibutuhkan. Adapun hardware yang digunakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulu maka
dalam pembuatan sistem adalah: dirancanglah sebuah sistem informasi pemilihan
Walikota Bengkulu di Komisi Pemilihan Umum
No Nama Spesifikasi (KPU) Kota Bengkulu dengan menggunakan Bahasa
Hardware
Pemrograman PHP dan MySQL sebagai databasenya.
1 Motherboard Gigabyte GA-H61M-DS2 intel
Socket 1155
2 Processor intel G2010 Box (2.8Ghz,C3Mb) A) DAD (Data Flow Diagram)
intel LGA 1155 Langkah pertama dalam merancang sistem
3 Harddisk WDC SATA III Blue 500Gb 16Mb
3.5Inch Int 3,5 Inch informasi pemilihan Walikota Bengkulu di Komisi
4 RAM Visipro 2Gb PC 12800 / 1600Mhz Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulu adalah
DDR3 membuat data Flow Diagram atau diagram alir data.
6 DVD-RW Samsung DVDRW Untuk memperjelas cara kerja sistem yang dibuat
SATA OEM Internal
7 LCD Samsung 18.5” maka disajikan Data Flow Diagram (DAD).
8 Keyboard&mouse Genius
9 Modem GSMHuawei B) Entiti Relationship Diagram(ERD)
Rancangan Entiti Relationship Diagram(ERD) E-
Perangkat lunak berfungsi untuk melakukan votting pemilihan wali kota di KPU kota Bengkulu
pengerjaan dalam data processing system untuk dapat dilihat pada gambar berikut :

E-Votting Pemilihan Walikota… ISSN 1858 – 2680


186 Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 2, September 2015

C) HIPO (Hierarki Plus Input Process and Output) 3) Rancangan Tampilan Data Pemilih
HIPO merupakan alat dokumentasi program yang Rancangan tampilan data pemilih merupakan
berdasarkan fungsinya untuk meningkatkan efisiensi halaman yang menyediakan informasi mengenai data
usaha perawatan program. Dokumen ini dilaksanakan pemilih yang ada di TPS 999.
dengan mempercepat lokasi dalam kode pada fungsi 4) Rancangan Tampilan Data Kandidat
program yang akan dimodifikasi. Rancangan tampilan data kandidat merupakan
halaman yang menyediakan informasi mengenai data
D) Rancangan File Database kandidat.
Database yang digunakan peneliti adalah database 5) Rancangan Tampilan Data Kecamatan
MySql. Perancangan database dilakukan supaya isi Rancangan tampilan data kecamatan merupakan
sistem dapat diorganisasi dan dirawat dengan mudah halaman yang menyediakan informasi mengenai data
dan baik. kecamatan.
6) Rancangan Tampilan Data Perolehan Suara
E) Rancangan Input Rancangan tampilan data kecamatan merupakan
Pada halaman input data menampilkan beberapa halaman yang menyediakan informasi mengenai data
pilihan input data, yaitu input data anggota dan input kecamatan.
data pinjaman. 7) Rancangan Tampilan Grafik Perolehan Suara
Rancangan tampilan grafik perolehan suara
menyediakan informasi mengenaigrafik beserta
1) InputLogin Admin persentasi perolehan susra yang ada di TPS 999 .
Input data untuk login admin merupakan halaman Pengujian dalam penelitian ini dilaksanakan oleh
yang digunakan oleh admin untuk login ke sistem pihak user atau pengguna, sedangkan untuk metode
menggunkan username dan passwordnya sendiri. pengujian yang digunakan adalah pengujian balack
Setelah login Admin dapat menginput, update dan box. Pengujian black box adalah pengujian aspek
menghapus data. fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur
2) Halaman InputData Pemilih logika internal perangkat lunak. Metode ini
Halaman inputpendudukmerupakan halaman yang digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak
digunakan oleh admin untuk menginput data berfungsi dengan benar. Pengujian black box
penduduk. merupakan metode perancangan data uji yang
3) Halaman Input Kandidat didasarkan pada sepesifikasi perangkat lunak yang
Halaman input data kandidat merupkan halaman dibuat.
yang digunakan untuk menginput data kandidat.
4) Halaman Input Kecamatan IV. PEMBAHASAN
Halaman input data Kecamatan merupkan A) Tampilan Halaman Home
halaman yang digunakan untuk menginput data Tampilan home merupakan tamplan yang pertama
Kecamatan. muncul di saat sistem dijalankan, pada halaman ini
5) Halaman Input TPS terdapat kata sambutan beserta alamat lengkapa kantor
Halaman input data TPS merupkan halaman yang Camat Muara Bangkahulu Kota Bengkulu. Adpun
digunakan untuk menginput data TPS. tampilan halaman home dapat dilihat pada gambar 1.

F) Rancangan Tampilan A) Tampilan Halaman Login Admin


Rancangan tampilan merupakan rancangan Halaman ini merupakan halaman yang digunakan
tampilan halaman yang akan dilihat oleh pengunjung. oleh admin untuk login ke sistem. Adapun tampilan
halaman login admin dapat dilihat pada gambar 2.
1) Rancangan Tampilan Pemilihan
Rancangan tampilan pemilihan merupakan B) Tampilan Halaman Input data pemilih
halamanyang digunakan oleh penduduk untuk Halaman ini merupakan halaman yang digunakan
memilih kandidat Walikota Bengkulu di TPS 01. oleh admin untuk menginput data pemilih ke sistem.
Sebelum memilih, pemlih harus memasukkan nomor Adpun tampilan halaman input data pemilih dapat
pemilihan terlebih dahulu. dilihat pada gambar 3.
2) Rancangan Tampilan Rancangan Menu Admin
Rancangan tampilan menu admin merupakan form
yang digunakan oleh admin untuk login ke sistem.

ISSN 1858 – 2680 E-Votting Pemilihan Walikota…


Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 2, September 2015 187

C) Tampilan Halaman Input data kandidat


Halaman ini merupakan halaman yang digunakan
oleh admin untuk menginput data kandidat ke sistem.
Adpun tampilan halaman input data kandidat dapat
dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Tampilan Home

Gambar 4. Tampilan Halaman Input Data Kandidat

D) Tampilan Halaman Input data Kecamatan


Halaman ini merupakan halaman yang digunakan
oleh admin untuk menginput data kecamatan ke
sistem. Adpun tampilan halaman input data
kecamatan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2. Tampilan Halaman Login Admin

Gambar 5.Halaman Input Data Kecamatan

E) Tampilan Halaman data Admin


Halaman ini merupakan halaman yang digunakan
oleh admin untuk mengupdate data admin. Adpun
tampilan halaman data admin dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 3. Tampilan Halaman Input Data Pemilih

E-Votting Pemilihan Walikota… ISSN 1858 – 2680


188 Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 2, September 2015

H) Tampilan Halaman Login Petugas


Halaman ini merupakan halaman yang digunakan
oleh petugas untuk login ke sistem. Disini petugas
melakukan aktivasi akun pemilih. Adpun tampilan
halaman login petugas dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 6. Tampilan Halaman Data Admin

F) Tampilan Data Perolehan Suara


Halaman ini merupakan halaman yang
menginformasikan data perolehan suara. Adpun
tampilan halaman data perolehan suara dapat dilihat
pada gambar berikut:

Gambar 9. Halaman Login Petugas

I) Tampilan Halaman Aktivasi Pemilih


Halaman ini merupakan halaman yang digunakan
oleh petugas untuk aktivasi pemilih. Adpun tampilan
halaman aktivasi pemilih dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 7. Tampilan Data Perolehan Suara

G) Tampilan Grafik Perolehan Suara


Halaman ini merupakan halaman yang
menginformasikan grafik perolehan suara. Adpun
tampilan halaman grafik perolehan suara dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 10. Tampilan Halaman Aktivasi Pemilih

Setelah petugas mengaktifkan pemilih, dengan


mengklik tombol antri, maka pemilih akan masuk
pada table antri. Seperti pada gambar berikut:

Gambar 11. Tampilan Halaman Antri Pemilih


Gambar 8. Tampilan Grafik Perolehan Suara

ISSN 1858 – 2680 E-Votting Pemilihan Walikota…


Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 2, September 2015 189

J) Tampilan Halaman Pemilih yang Sudah Tabel 1. Hasil Pengujian Login


Memilih Yang
Data Masukan Pengamatan Kesimpulan
diharapkan
Halaman ini merupakan halaman yang User name dan Akan Menampilkan [V]
memberikan informasi tentang pemilih yang sudah password : terisi menampilkan form utama diterima
melakukan pemilihan. Adapun tampilan halaman dengan benar form admin admin [ ] ditolak
User name dan Akan Akan [V]
pemilih yang sudah melakukan pemilihan dapat password kosong menampilkan menampilkan diterima
dilihat pada gambar berikut: atau user name atau pesan " pesan " [ ] ditolak
password salah password password
salah !!" salah !!"

Tabel 2. Hasil Pengujian Penginputan Data


Data Yang Pengamatan Kesimpulan
Masukan diharapkan
Tombol Form pengisian Terdapatnya Form [ V ]
tambah data pemilih pengisian data diterima
pemilih [ ] ditolak
Pengisian Data tersimpan di Tombol
Data tabel pemilih "Simpan" [V]
pemilih dapat berfungsi diterima
yang baru sesuai yang [ ] ditolak
diharapkan
Gambar 12. Tampilan Halaman Pemilih yang Sudah Melakukan
Data Akan Menampilkan
Pemilihan
pemilih Menampil kan pesan [V ]
(form pesan "data data pemilih diterima
K) Hasil Pengujian terisi tersimpan" tersimpan [ ] ditolak
Pengujian dalam penelitian ini dilaksanakan oleh lengkap)
tombol
pihak user atau pengguna, sedangkan untuk metode simpan di
pengujian yang digunakan adalah pengujian black klik
box. Pengujian black box adalah pengujian aspek Klik Ubah Data diperba Tombol "Ubah"
Harui dapat berfungsi [V]
fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur sesuai yang diterima
logika internal perangkat lunak. Metode ini diharapkan [ ] ditolak
digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak Klik Akan menampil Tombol "Hapus" [V]
Hapus kan pesan berfungsi sesuai diterima
berfungsi dengan benar. Pengujian black box "Hapus data yang diharapkan [ ] ditolak
merupakan metode perancangan data uji yang pegawai “
didasarkan pada sepesifikasi perangkat lunak yang
dibuat. Pemilihan Walikota Bengkulu di Komisi
Hasil pengujian login dari penelitian ini ditunjuk- Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulu.
kan pada Tabel 1, sedangkan hasil pengujian 2) Database MySQL dapat menampung informasi
penginputan data ditunjukkan pada Tabel 2 dan data yang digunakan dalam pembuatan E-
Berdasarkan Tabel 1 dan table 2, dapat ditarik Votting Pemilihan Walikota Bengkulu di Komisi
kesimpulan bahwa secara fungsional perangkat lunak Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulu.
sudah sesuai dengan yang diharapkan bahwa tidak ada 3) E-Votting Pemilihan Walikota Bengkulu di
redudansi pada sistem. Data admin, username, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulu
password, data pemilih, data kandidat dan data ini dapat memerikan kemudahan dalam proses
kecamatan tidak ada yang samakarena sistem tidak perhitungan suara pemilihan walikota Kota
akan memperoses jika data tersebut sudah terdaftar Bengkulu. Sehingga kinerja yang dihasilkan
dalamdatabase sistem. lebih efektif dan efisien.
Agar sistem yang diusulkan dapat digunakan lebih
V. PENUTUP optimal dan dapat berjalan sesuai dengan yang
Dari penulisan laporan penelitian ini mulai dari diharapkan, maka ada beberapa saran yang dapat
tahapan analisa permasalahan yang ada hingga dijadikan bahan pertimbangan untuk pihak Komisi
pengujian applikasi sistem yang baru maka dapat Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulu.Adapun
diambil beberapa kesimpulan, yaitu: saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut :
1) Bahasa pemrograman PHP dapat memberikan 1) Sistem yang dibangun pada intinya hanya sebatas
kemudahan dalam pembuatan E-Votting E-Votting Pemilihan Walikota Bengkulu di
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulu.

E-Votting Pemilihan Walikota… ISSN 1858 – 2680


190 Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 2, September 2015

Sehingga diharapkan adanya pengembangan lagi


untuk sistem yang lebih luas cakupannya.
2) Diperlukan maintenace terhadapprogram aplikasi
yang telah dibuat, supaya dapat digunakan secara
berkelanjutan selama kebutuhan Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Kota Bengkulu.

DAFTAR PUSTAKA
Ems, TIM. 2012. Web Progreming for Beginners.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan SIstem


Informasi. Yokyakarta: Andi

Kurniawan, Rulianto. 2009. Joomla untuk Orang


Awam. Palembang. Maxikom

Ladjamudin, Bin, Al Bahra. 2006. Rekayasa


Perangkat Lunak.Yokyakarta: Garaha Ilmu.

Leod, Mc. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem


Informasi. Yokyakarta: Andi

Nugroho, Bunafit.2011. Sistem Informasi Penjualan


Berbasis Web dengan PHP dan MySQL.
Yokyakarta: Gava Media

UU No. 15 Tahun 2011 Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, tentang
Pemilihan Umum atau Pemilu.

Undang-Undang No 22 Tahun 2007 Tentang


Penyelenggara Pemilihan Umum

ISSN 1858 – 2680 E-Votting Pemilihan Walikota…


Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 1 Nopember 2016

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM E-VOTING


PEMILU RAYA BEM (PEMIRA-BEM)
DI UNIVERSITAS MURIA KUDUS

Muhammad Arifin1), Hendy Hendro Sajono2)


1
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Tenknik, Universitas Muria Kudus
2
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Muria Kudus
Gondangmanis PO BOX 53, Bae, Kudus 59324
Telp : (0291) 438229, Fax : (0291) 437198
E-mail : arifin.m@umk.ac.id1),hendy.hendro@umk.ac.id2)

Abstrak
Voting telah menjadi salah satu metode untuk mengambil keputusan penting dalam kehidupan manusia.
Proses pergantian Presiden BEM Universitas dan Fakultas dilakukan dengan cara Pemilu Raya yaitu
pemilihan langsung. Kegiatan pemilihan Presiden BEM Universitas dan Fakultas pelaksanaannya tidak
dilakukan secara bersamaan hal ini dapat menimbulkan beberapa permasalahan diantaranya adalah
pembengkaan biaya, lamanya waktu pemilihan, lamanya proses perhitungan, terjadinya kecurangan serta
penggalangan masa. Permasalahan-permasalahan tersebut menjadikan hubungan yang tidak harmonis
antar mahasiswa serta memungkinkan terjadinya pertengkaran yang menyebabkan kerusuhan didalam
maupun diluar kampus. Bidang kemahasiswaan telah memutuskan untuk proses Pemilu Raya tingkat
Universitas maupun Fakultas akan dilaksanakan secara bersamaan dan menggunakan teknologi e-voting.
Untuk menunjang proses tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk pemilihan
Presiden BEM Universitas dan Fakultas secara bersamaan dengan menggunakan teknologi e-voting.
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang teknologi e-voting untuk mengakomodasi kebutuhan bidang
kemahasiswaan dalam rangka mewujudkan e-voting agar permasalahan yang selama ini terjadi dapat
terselesaikan.

Kata Kunci : Pemira, E-Voting, Pemilihan Bem, Universitas Muria Kudus

Abstract
Voting has become one of the methods to make important decisions in life. President BEM University and
Faculty of the changeover process conducted by the Election Kingdom that direct elections. Presidential
election activities BEM University and faculty are not implemented simultaneously it can cause several
problems including the swelling costs, the length of time the election, the length of the calculation process,
fraud and fundraising period. These problems will lead to an antagonistic relationship between the student
and allows for an argument that led to unrest inside or outside the campus. Student Affairs has decided to
electoral processes Kingdom university level and faculty will be carried out simultaneously and using e-
voting technology. To carry out this process we need a system that can be used for the election of the
President of the University and Faculty BEM simultaneously by using e-voting technology. The purpose of
this study was designing technology to accommodate the needs of institutions, particularly the field of
student affairs in order to realize the e-voting so that the problems that had occurred would be resolved.

Keywords : Pemira , E - Voting , Election Bem , Muria Kudus University

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Voting telah menjadi salah satu metode untuk mengambil keputusan penting dalam kehidupan manusia.
Voting digunakan mulai dari tingkat masyarakat terkecil, yaitu keluarga, kampus, sampai dengan sebuah
negara. Voting digunakan untuk menghimpun aspirasi dari seluruh elemen masyarakat, dan kemudian
menemukan jalan keluar yang dianggap paling baik untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam sebuah

Copyright © 2016 SESINDO


304

negara yang menganut sistem politik demokrasi, voting digunakan untuk mengambil keputusan negara yang
sangat krusial, antara lain adalah untuk memilih wakil-wakil rakyat, atau untuk memilih pemimpin negara
yang baru. Oleh karena itu, voting membutuhkan prosedur pelaksanaan yang dapat menjamin kerahasiaan
dan keabsahan dari hasil pelaksanaan voting tersebut. Perkembangan teknologi informasi saat ini telah
membawa perubahan yang besar bagi manusia, termasuk untuk melaksanakan voting. Penggunaan
teknologi komputer pada pelaksanaan voting ini dikenal dengan istilah electronic voting atau lazim disebut
e-Voting. Pengertian e-Voting secara umum adalah penggunaan teknologi komputer pada pelaksanaan
voting, pilihan teknologi komputer yang digunakan dalam implementasi dari e-voting sangat bervariasi,
seperti penggunaan smart card untuk otentikasi pemilih, penggunaan internet sebagai sistem pemungutan
suara, penggunaan touch screen sebagai pengganti kertas suara, dan masih banyak lagi pilihan teknologi
yang digunakan.

Sebagai lembaga perguruan tinggi yang didalamnya terdapat ribuan mahasiswa maka Bidang
Kemahasiswaan Universitas Muria Kudus (UMK) selaku penanggung jawab terhadap kegiatan mahasiswa
berkewajiban untuk membina dan mengarahkan organisasi mahasiswa yang terdiri dari Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) dan Unit Kegiatan Mahasiwa (UKM).

BEM Universitas yang merupakan organisasi tertinggi mahasiswa tingkat Universitas dengan anggota
didalamnnya terdapat perwakilan dari seluruh Fakultas dan UKM serta prodi di lingkungan Universitas,
selain BEM Universitas ditingkat Fakultas terdapat BEM Fakultas yang beranggotakan perwakilan dari
prodi dilingkungan fakultas masing-masing.

Masa periode kepemimpinan BEM baik Universitas maupun Fakultas adalah satu tahun. Disetiap tahunnya
akan ada pergantian Presiden BEM Universitas maupun BEM Fakultas. Selama ini proses pergantian
Presiden BEM Universitas dan BEM Fakultas dilakukan dengan cara Pemilu Raya yaitu pemilihan
langsung yang diikuti oleh seluruh mahasiswa aktif UMK untuk BEM Universitas sedangkan pemilihan
Presiden BEM Fakultas diikuti oleh mahasiswa aktif difakultas masing-masing. Kegiatan pemilihan
Presiden BEM Universitas dan Fakultas pelaksanaannya tidak dilakukan secara bersamaan hal ini dapat
menimbulkan beberapa permasalahan diantaranya adalah pembengkaan biaya karena prosesnya tidak
bersamaan, lamanya waktu pemilihan, lamanya proses perhitungan, terjadinya kecurangan serta
penggalangan masa. Permasalahan-permasalahan tersebut akan menimbulkan hubungan yang tidak
harmonis antar mahasiswa serta memungkinkan untuk terjadinya pertengkaran yang menyebabkan
kerusuhan didalam maupun diluar kampus.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka bidang kemahasiswaan telah memutuskan untuk proses Pemilu Raya
tingkat Universitas maupun Fakultas akan dilaksanakan secara bersamaan dan menggunakan teknologi e-
voting. Untuk menjalankan proses tersebut maka perlu dirancang sebuah sistem yang dapat digunakan
untuk pemilihan Presiden BEM Universitas dan Fakultas secara bersamaan yaitu dengan menggunakan
teknologi e-voting sehingga harapannya masalah-masalah tersebut diatas dapat terselesaikan serta proses
pemilihan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, cepat dan transparan.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diambil suatu perumusan masalah yang akan
diselesaikan dalam penelitian ini yaitu bagaimana merancang aplikasi e-voting yang dapat manfaatkan oleh
bagian Kemahasiswaan UMK dalam memberikan pelayanan terhadap mahasiswa dalam hal pemilihan
Presiden BEM Universitas dan BEM Fakultas secara bersamaan dan transparan sehingga proses pemilihan
lebih aman, cepat, efektif dan efisien dalam segala hal serta meminimalisir pertikaian antar mahasiswa
UMK.

1.3. Tujuan penelitian


1. Melakukan analisa kebutuhan e-voting Pemira BEM UMK, sehingga dapat digunakan sebagai acuan
untuk merancang sistem tersebut.
2. Merancang aplikasi sesuai dengan analisa yang telah dilakukan dengan semua pihak terkait yaitu
bagian kemahasiswaan, organisasi kemahasiswaan (Ormawa), BEM Universitas dan Bem Fakultas
serta UKM dilingkungan UMK.

2. LANDASAN TEORI
2.1. E-Voting

Copyright © 2016 SESINDO


305

Electronic voting adalah suatu metode pemungutan suara dan penghitungan suara dalam suatu pemilihan
dengan menggunakan perangkat elektronik. Tujuan dari electronic voting adalah menyelenggarakan
pemungutan suara dengan biaya hemat dan penghitungan suara yang cepat dengan menggunakan sistem
yang aman dan mudah untuk dilakukan audit. Menurut Kepala BPPT, Marzan A. Iskandar dalam Rapat
Koordinasi KPU-BPPT, Cisarua (4/5), dengan e-voting Perhitungan suara akan lebih cepat, bisa
menghemat biaya pencetakan surat suara, pemungutan suara lebih sederhana, dan peralatan dapat
digunakan berulang kali untuk Pemilu dan Pilkada.

Ada enam macam teknologi voting yang umum digunakan yaitu [1]:
1. Kertas Suara/ Surat Pemilihan (Paper Ballots)
2. Lever Machines
3. Punchcards
4. Marksense Form
5. Electronic Voting
6. Remote Voting

3. TINJAUAN PUSTAKA
Jurnal Fakultas Komputer, Universitas Indonesia dengan judul “E-VOTING”. Jurnal ini membahas tentang
penggunaan teknologi e-voting menurutnya permasalahan yang terjadi dalam proses voting konvensional
akan menimbulkan konflik dimasyarakat, menurutnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pihak
penyelengara voting dan pihak pemenang voting. Lebih jelas disebutkan beberapa masalah dari voting
manual diantaranya adalah 1.) Banyak terjadi kesalahan dalam proses pendaftaran pemilih. Kesalahan ini
terjadi karena sistem kependudukan yang masih belum berjalan dengan baik. Konsep penggunaan banyak
kartu identitas menyebabkan banyaknya pemilih yang memiliki kartu suara lebih dari satu buah. Keadaan
ini seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk meningkatkan jumlah suara pilihannya
sehingga dapat memenangkan voting tersebut. 2.) Pemilih salah dalam memberi tanda pada kertas suara,
karena ketentuan keabsahan penandaan yang kurang jelas, sehingga banyak kartu suara yang dinyatakan
tidak sah. Pada tahapan verifikasi keabsahan dari kartu suara, sering terjadi kontroversi peraturan dan
menyebabkan konflik di masyarakat. 3.) Proses pengumpulan kartu suara yang berjalan lambat, karena
perbedaan kecepatan pelaksanaan pemungutan suara di masing-masing daerah. Penyebab lainnya adalah
kesulitan untuk memeriksa keabsahan dari sebuah kartu suara, sehingga pengumpulan tidak berjalan sesuai
dengan rencana. 4.) Proses penghitungan suara yang dilakukan di setiap daerah berjalan lambat karena
proses tersebut harus menunggu semua kartu suara terkumpul terlebih dahulu. Keterlambatan yang terjadi
pada proses pengumpulan, akan berimbas kepada proses penghitungan suara. Lebih jauh lagi, proses
tabulasi dan pengumuman hasil perhitungan akan meleset dari perkiraan sebelumnya. 5.) Keterlambatan
dalam proses tabulasi hasil penghitungan suara dari daerah. Kendala utama dari proses tabulasi ini adalah
kurangnya variasi metode pengumpulan hasil penghitungan suara. Hal ini disebabkan oleh masih lemahnya
infrastruktur teknologi komunikasi di daerah. Oleh karena itu, seringkali pusat tabulasi harus menunggu
data penghitungan yang dikirimkan dari daerah dalam jangka waktu yang lama. Akibat dari hal tersebut,
maka pengumuman hasil voting akan memakan waktu yang lama. 6.) Permasalahan yang terpenting adalah
kurang terjaminnya kerahasiaan dari pilihan yang dibuat oleh seseorang. Banyak pemilih mengalami
tekanan dan ancaman dari pihak tertentu untuk memberikan suara mereka ke- pada pihak tertentu. Lebih
buruk lagi, terjadi “jual-beli suara“ di kalangan masyarakat tertentu, sehingga hasil voting tidak mewakili
kepentingan seluruh golongan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut diatas kiranya perlu diaplikasikan
teknologi e-voting agan permasalahan-permasalahan yang ada dapat terselesaikan [2].

Seminar Nasional Informatika 2009 UPN “Veteran” Yogyakarta dengan judul “DESAIN SISTEM ON-
SITE VOTING UNTUK MENGATASI FRAUD” menyatakan bahwa dinegara-negara besar seperti
Amerika dan Belanda telah menggunakan e-voting. Dengan teknologi e-voting dimungkinkan sistem voting
untuk pemilihan umum dapat mengatasi berbagai masalah seperti fraud atau penipuan, autentikasi
atau keabsahan pemilih, security atau keamanan data, dan juga dapat mengakomodir terhadap keinginan
untuk kecepatan dan ketepatan dalam penghitungan suara. e-voting juga bersifat transparan dimana pemilih
dan yang dipilih dapat menerima hasil perhitungan suara[3].

Seminar Nasional Informatika UPN :Veteran” Yogyakarta dengan ISSN: 1979-2328 dalam makalah
dengan judul “E-VOTING : URGENSI TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS” mengatakan bahwa
pesta demokrasi, baik dalam pemilihan umum dan pemilihan umum kepala daerah harus mengacu
transparansi dan akuntabilitas sehingga hasil yang didapat memberikan kepercayaan bagi semua pihak.
Salah satu problem utama dari pelaksanaan pesta demokrasi adalah membangun sistem jaringan yang
memungkinkan pelaksanaan pemilihan itu sendiri berjalan transparan. Terkait hal ini, perkembangan

Copyright © 2016 SESINDO


306

tekonologi digital dan internet sangat memungkinkan terjadinya pelaksanaan pemilihan tersebut secara
transparan dan akuntabilitasnya terjamin hal ini bisa di atasi dengan menerapkan e-voting dimana e-voting
merupakan salah satu konsep riil yang relevan dilakukan bagi pelaksanaan pesta demokrasi[4].

Jurnal Sains Terapan Edisi III Vol-3 (1) Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB pada penelitian dengan
judul “PENERAPAN SISTEM E-VOTING PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI INDONESIA”
dalam penelitiannya diungkapkan bahwa pemilihan kepala daerah di Indoensia saat ini menggunakan
kertas suara yang membutuhkan banyak sumber daya, tenaga, dan waktu terutama dalam proses
perhitungan suara. Dengan menggunakan pemilihan secara digital atau electronic voting (e-voting) dapat
menghemat waktu dan tenaga yang digunakan terutama dalam proses perhitungan suara. Dalam
penelitian itu berhasil menerapkan sistem e-voting yang terdiri dari sistem pendaftaran, validasi dan
pengaktifan pemilih, login/masuk ke sistem, sistem pemilihan, dan sistem perhitungan suara.
Penerapan tersebut dalam bentuk simulasi komputer yang dibangun menggunakan bahasa
pemrograman PHP dan dijalankan melalui web browser[5].

Pemungutan suara elektronik mengurangi residu (error-ditunggangi dan tak terhitung) orang dan
mempromosikan pemberian hak yang besar defacto warga terutama yang kurang berpendidikan [6].

4. METODE PERANCANGAN SISTEM


Metode Rekayasa
Konsep yang diterapkan dalam tahap perancangan e-voting Pemilu Raya Bem UMK adalah dengan
menggunakan Rekayasa Perangkat Lunak model Waterfall. Rekayasa Perangkat Lunak ialah sebagai
disiplin manajerial dan teknis yang berhubungan dengan penemuan sistematik, produksi dan maintenance
sistem perangkat lunak yang berkualitas tinggi, disampaikan pada waktu yang tepat serta memiliki harga
yang mahal. [7].

Tahap-tahap dalam model waterfall tersebut antara lain :


a. Analisa Sistem
Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap masukan, keluaran, proses, sumber data dan pengendalian
atau control pada aplikasi e-voting
b. Disain
Pada tahap ini dilakukan penyusun sistem baru dan menerangkannya secara tertulis, kegiatan yang
dilakukan adalah perancangan sistem logis dimana perancangan ini terdiri dari 4 diagram, yaitu usecase
diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram.
c. Pengkodean
Pada proses pembuatan program adalah proses dimana hasil dari perancangan yang telah disesuikan
dengan hasil pengamatan dijabarkan dalam bentuk program (aplikasi PEMIRABEM)
d. Pengujian
Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan memastikan bahwa
semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan
keluaran yang dihasilkan sesuai yang diinginkan

5. PEMBAHASAN
Pemilihan metode waterfall pada penelitian ini adalah bahwa metode waterfall memiliki banyak keunggulan
dibandingka metode lain diantaranya (1) memiliki proses yang urut, mulai dari analisa hingga support, (2)
setiap proses memiliki spesifikasinya sendiri, sehingga sebuah sistem dapat dikembangkan sesuai dengan
apa yang dikehendaki (tepat sasaran), (3) setiap proses tidak dapat saling tumpang tindih. Berdasarkan hal
tersebut maka metode ini tepat untuk mengembangkan aplikasi PEMIRABEM.

Sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini terdapat banyak tahap, tahap-tahap tersebut
dimulai dari analisa sistem sampai dengan pengujian, namun pada makalah ini penulis akan membahas
tentang analisa dan disain sistemnya yang selanjutnya dijabarkan sebagai berikut:

5.1. Analisa sistem


Untuk memenuhi kebutuhan suatu sistem maka perlu didefinisikan kebutuhan system secara spesifik yang
terdiri dari; masukan, keluaran, proses, sumber data dan pengendalian atau control.
a. Analisa masukan

Copyright © 2016 SESINDO


307

Kebutuhan masukan sistem e-voting ini berupa data pilihan dari pemilih yang akan diproses untuk
menghasilkan pemenang dalam pemilihan BEM, sedangkan peralatan yang digunakan antara lain adalah
mouse dan keyboard

b. Analisa kebutuhan keluaran


Sedangkan kebutuhan informasi atau keluaran dari sistem e-voting ini adalah
- Informasi calon - Informasi TPS - Informasi pemenang
- Informasi petugas - Informasi pemilih

c. Analisa proses
Proses-proses yang terjadi pada sistem e-voting antara lain sebagai berikut:
- Kelola pengumuman calon - Kelola data petugas - Kelola data pemilih
- Kelola data calon - Kelola data TPS - Kelola pemilihan

d. Analisa kebutuhan sumber data


Kebutuhan data dalam sistem e-voting antara lain adalah:
- Data calon - Data TPS - Data pemilih
- Data petugas - Data fakultas

5.2. Disain sistem


- Business use case dan Use case diagram
kelola pengumuman calon
pengumuman pendaftaran calon

<<include>>
admin kelola data calon
calon

pendaftaran calon
<<include>>
kelola calon kelola tps

<<include>>

kelola petugas tps


pendaftaran pemilih
administrator
kelola pemilih kelola_pemilih

pemilih petugas tps petugas_tps

<<include>>

kelola pemilihan
usernam & password pemilih
pemilihan
pemilih

pemilihan

kelola hasil
kelola hasil pemilihan

Gambar 1. Business use case e-voting Gambar 2. Sistem use case e-voting

Gambar 1. Merupakan businees use case diagram sistem e-voting terdapat dua bisnis aktor yaitu calon dan
pemilih. Bisnis aktor calon berinteraksi dengan bisnis use case pendaftaran sedangkan bisnis aktor pemilih
berinteraksi dengan pendaftaran pemilih, terima username dan password serta bisnis use case pemilihan.
Bisnis worker terdiri dari admin dan petugas TPS, admin melakukan pengelolaan pengumuman
pendaftaran, kelola calon serta kelola hasil pemilihan, sedangkan petugas TPS melakukan kelola pemilih
yang dalam hal ini adalah mendaftarkan pemilih dan selanjutnya memberikan username dan password
kepada pemilih.

Pada Gambar 2. Use case diagram sistem e-voting terdiri dari tiga aktor yaitu administrator yang berhak
untuk melakukan kelola pengumuman pendaftaran calon, kelola data calon, kelola TPS dan petugasnya,
kelola pemilihan serta kelola hasil pemilihan. Petugas TPS berinteraksi dengan sistem ketika melakukan
pendaftaran pemilih adapun pemilih berinteraksi dengan sistem ketika melakukan pemilihan.

- Activity diagram, sequence diagram, dan class diagram


Gambar 3 diagram activity menunjukkan aktifitas petugas TPS, pemilih dan sistem dalam proses pemilihan.
Sedangkan gambar 4 diagram squence memperlihatkan proses penambahan data pemilihan yang dimulai
Copyright © 2016 SESINDO
308

dari proses login oleh petugas TPS. Untuk gambar 5 class diagram dimana class diagram adalah diagram
yang menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk
membangun sistem pemira.
Petugas TPS Sistem Pemilih

Login TPS Melakukan TPS System


pengecekan : Petugas TPS : Pemilih

1: Login tps
Tidak
2: Login sukses

Ya
3: Pilih calon
Menampilkan
halaman pemilihan

Melakukan Klik gambar calon dan


pengecekan input password pemilih
4: permintaan username & password

Tidak
5: Masukkan username & password

Ya
6: Simpan pilihan

Menyimpan
pilihan pemilih

Gambar 3. Diagram Activity Gambar 4. Diagram Squence

Gambar 5. Diagram class e-voting

6. SIMPULAN DAN SARAN


Melalui perancangan ini pihak-pihak terkait dapat merealisasikan kedalam sistem e-voting sehingga
pelaksanaan pemilihan presiden BEM di UMK dapat dilaksanakan secara bersamaan. Masalah
pembengkaan biaya karena prosesnya tidak bersamaan, lamanya waktu pemilihan, lamanya proses
perhitungan, terjadinya kecurangan serta penggalangan masa, terjadinya pertengkaran yang menyebabkan
kerusuhan didalam maupun diluar kampus. Harapannya masalah-masalah tersebut diatas dapat
terselesaikan serta proses pemilihan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, cepat dan transparan.

7. DAFTAR RUJUKAN
[1] Febrianto A., 2009, Aplikasi E-Voting Berbasis Client-Server (Contoh Kasus Pemilihan Ketua Umum
Di Forum Warga Betawi Ciracas), Skripsi, Universitas Komputer Indonesia, Bandung.
[2] Azhari, R., (2005) “E-Voting” Jurnal Fakultas Komputer, Universitas Indonesia, Jakarta.
[3] Indriyani S.L., (2009), “Desain Sistem On-Site Voting Untuk Mengatasi Fraud” ProsidingUPN :
Veteran, Yogyakarta
[4] Priyono E. (2010) “E-Voting : Urgensi Transparansi Dan Akuntabilitas” Prosiding UPN : Veteran
ISSN: 1979-2328, Yogyakarta.
[5] Nidya N.S., dkk (2013), “Penerapan Sistem E-Voting Pada Pemilihan Kepala Daerah Di Indonesia”
Jurnal Sains Terapan Edisi III Vol-3 (1) Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB, Bogor
[6] Fujiwara T. At al (2015) “Voting Technology, Political Responsiveness, and Infant Health: Evidence
From Brazil” Jurnaal Of The Econometric Society, Volume 83, Issue 2, pages 423–464, March 2015
[7] A.S Rosa dan Salahuddin M, (2011). “Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak. (Terstruktur
dan Berorientasi Objek)”, Modula, Bandung
Copyright © 2016 SESINDO

Anda mungkin juga menyukai