Anda di halaman 1dari 6

5 PERTANYAAN YANG MEMBUAT HRD TERKESAN SAAT WAWANCARA KERJA

"Apakah Anda memiliki pertanyaan untuk saya?" adalah pertanyaan yang tak terelakkan
dalam wawancara pekerjaan. Anda harus selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
pewawancara untuk menunjukkan bahwa Anda benar-benar tertarik dalam pekerjaan itu.

Mengajukan pertanyaan yang tepat bisa mengesankan pewawancara, itu juga dapat membuat
Anda terlihat bijaksana dan antusias. Pertanyaan Anda juga merupakan kesempatan untuk
mengetahui apakah Anda adalah orang yang tepat dan sesuai untuk perusahaan. Dilansir dari
laman Pop Sugar, berikut pertanyaan yang dapat membuat pewawancara terkesan pada Anda
saat wawancara pekerjaan.

1. Apakah Anda dapat memberi tahu saya tentang pengalaman Anda di perusahaan?
Ini adalah sebuah pertanyaan bagus karena orang suka berbicara tentang diri mereka sendiri,
sehingga dapat membuat tim perekrut berpikir lebih positif pada percakapan Anda. Faktanya,
scan otak menunjukkan bahwa berbicara tentang diri sendiri mengaktifkan bagian otak yang
berhubungan dengan kesenangan yang juga didapatkan dari hal-hal seperti makanan dan
seks.

Singkatnya, memberikan pewawancara Anda kesempatan untuk berbicara tentang diri mereka
sendiri akan membuat mereka bahagia. Pada saat yang sama, jawaban yang diberikan
pewawancara Anda akan menjadi petunjuk bagaimana rasanya bekerja di perusahaan dan
bagaimana kemajuan karir Anda nantinya.

Variasi lain tentang pertanyaan ini adalah 'Apa yang paling Anda sukai tentang bekerja di
sini?'atau 'Apa yang telah membuat Anda berada di perusahaan ini begitu lama?'

2. Mengapa posisi ini tersedia?


Mungkin posisi yang tersedia baru dibuat atau orang yang telah berada di posisi ini keluar ke
perusahaan lain. Ini akan membantu Anda mengetahui harapan dalam pekerjaan itu. Jika
karyawan yang memegang posisi ini pindah ke posisi lain di perusahaan yang sama, ini
menunjukkan bahwa mobilitas dan pertumbuhan mungkin terjadi dalam perusahaan.

Namun jika orang tersebut resign, bisa jadi bahwa posisi ini tidak menawarkan pertumbuhan
atau perkembangan seperti yang Anda cari atau Anda lebih baik mendapatkan tawaran di
perusahaan lain. Jika posisi baru saja dibuat, Anda mungkin akan memulai segala sesuatunya
dari bawah. Ini berarti Anda hanya memiliki sedikit panduan dan pengetahuan dengan peran
ini, karena bisa jadi posisi ini tidak familiar dengan Anda.

3. Bagaimana harapan Anda tentang perekrutan baru ini agar dapat membantu
mengatasi hambatan dalam bekerja?
Pertanyaan ini menunjukkan jika Anda serius melakukan hal yang diperlukan untuk sukses
ketika Anda diterima sebagai karyawan. Jawaban pewawancara akan membantu Anda untuk
mendapatkan ide yang lebih baik dari apa yang diharapkan pada peran ini. Pertanyaan itu juga
akan membantu memberikan gambaran situasi tim dan perusahaan, apakah keahlian serta
pengalaman Anda sesuai dengan yang mereka cari.

4.Apa yang harus menjadi fokus utama saya pada beberapa bulan pertama?
Dengan pertanyaan ini, Anda tidak hanya meminta pewawancara secara jelas tentang apa
yang mereka cari dari kandidat. Anda dapat spesifik dan mencari tahu hal yang mereka
harapkan dari karyawan baru dan akan dicapai pada awal pekerjaan. Hal ini menunjukkan
antusiasme Anda untuk melakukan pekerjaan yang baik, dan jawabannya akan membantu
Anda mengetahui apakah perusahaan ini adalah tempat yang cocok dan tepat untuk Anda.

Jika Anda mendapatkan tawaran dan memutuskan untuk menerimanya, respon pewawancara
juga akan membantu Anda untuk mengerjakan rencana pada beberapa bulan pertama yang
akan membuat mereka terkesan.

5. Apakah Anda dapat menjelaskan tentang budaya perusahaan?


Ini juga adalah pertanyaan yang bagus karena tidak hanya menunjukkan minat Anda tetapi
juga dapat mencari tahu apakah Anda akan senang di lingkungan kerja perusahaan tersebut.
4 PERTANYAAN YANG SEBAIKNYA TAK DILONTARKAN SAAT WAWANCARA KERJA

Wawancara kerja menjadi salah satu tahapan paling menentukan untuk diterima atau tidaknya
seseorang di sebuah perusahaan. Karenanya, para pelamar tak ragu menunjukkan
kemampuan mereka agar terlihat potensial. Salah satunya dengan banyak mengungkapkan
buah pikiran dan melontarkan pertanyaan. Meski disarankan untuk banyak bertanya, hindari
menanyakan sesuatu yang membuat perekrut kerja kehilangan minat untuk mempekerjakan
Anda. Topik seperti apa yang seharusnya tidak diungkapkan saat wawancara?

1. Pertanyaan Mencurigakan
Sebaiknya hindari pertanyaan yang membuat perekrut kerja malah mencurigai Anda. Misalnya
dengan menanyakan apakah penerimaan karyawan baru harus melalui tes narkoba. Hal itu
tentu akan membuat pihak perusahaan mengira Anda takut diperiksa.

Kemudian hindari pula bersikap terlalu santai ketika berhadapan dengan manajer atau pihak
HRD yang mewawancarai. Misalnya dengan melontarkan pertanyaan bernada candaan.
Meski mengenal perekrut kerja, tetaplah bersikap profesional namun tetap luwes.

2. Menanyakan Dominasi Gender


Ketika melamar ke perusahaan dengan bidang kerja IT atau mesin, wanita mungkin bertanya-
tanya apakah lingkungan kerja itu didominasi pria? Jika memang Anda sangat penasaran,
sebaiknya pertanyaan tersebut dilontarkan dengan hati-hati. Hindari mengatakan, 'Sepertinya
di sini banyak sekali pria, di mana wanitanya?'.

Ungkapkan pertanyaan dengan kalimat yang terdengar lebih cerdas, misalnya 'Bagaimana
dengan rasio gender di perusahaan ini?'. Selain lebih halus, pertanyaan itu juga tidak membuat
Anda terdengar takut bekerja dengan lawan jenis.

3. Pekerjaan yang Dilamar


Sudah seharusnya seorang calon pegawai mengetahui secara jelas pekerjaan dan
perusahaan yang dilamarnya. Untuk itu, hindari pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai
kedua hal tersebut agar tak terkesan kurang cerdas.

Sebaliknya, tanyalah mengenai sesuatu yang berkaitan dengan masa depan Anda dalam
perusahaan tersebut. Misalnya dengan menanyakan tugas-tugas seperti apa yang biasanya
dikerjakan dalam keseharian atau kebudayaan di lingkungan kerja perusahaan.

4. Potensi Anda Dapat Pekerjaan


Hindari mempertanyakan potensi Anda dalam mendapatkan pekerjaan pasca wawancara
kerja. Meski Anda mengenal orang yang mewawancara, ada baiknya untuk
mengesampingkan rasa penasaran itu dan menunggu pengumuman. Karena hal tersebut
dapat mengesankan bahwa Anda tidak profesional atau terlalu percaya diri.

Untuk sedikit mengurangi rasa penasaran, tanyakan saja apakah ada sesuatu yang
mengkhawatirkan dengan CV atau kemampuan Anda. Jika tidak, ada kemungkinan Anda
merupakan kandidat yang sesuai untuk pekerjaan tersebut.

5 TIPS WAWANCARA KERJA YANG MENUNJUKKAN ANDA CALON KARYAWAN


POTENSIAL

Para pelamar umumnya mempersiapkan diri sesempurna mungkin untuk sebuah wawancara
kerja. Sayangnya meski telah mengusahakan yang terbaik, mereka belum tentu mendapatkan
kabar baik setelahnya. Jika Anda tengah merasakan hal serupa, coba untuk menganalisa
kembali cara Anda 'mempromosikan diri'. Jangan-jangan Anda kurang terlihat potensial atau
benar-benar menginginkan pekerjaan yang dilamarkan. Untuk tampil lebih prima di interview
selanjutnya, intip lima langkahnya berikut ini:

1. Riset Pewawancara
Sebelum interview, ada baiknya Anda mencari tahu tentang orang yang akan mewawancara
Anda terutama yang menjabat di tingkat manajerial. Hal ini mungkin tidak terpikirkan
sebelumnya bahkan dianggap aneh. Namun ahli karier Ryan Robinson menyarankan
demikian demi memperkaya percakapan dan memberi gambaran mengenai pekerjaan yang
Anda lamar. Anda bisa mencari data diri sang manajer melalui situs jejaring profesional
LinkedIn. Namun tentu saja cara ini baru bisa dilakukan jika Anda sudah mengetahui informasi
tentang siapa yang akan mewawancarai.

2. Hindari Penjelasan Kronologi


Biasanya manajer akan menanyakan tentang pengalaman karier Anda. Saat itu, sebaiknya
Anda tidak menjelaskannya secara kronologi atau berurutan karena bisa membuat
pewawancara bosan. Ryan menyarankan agar Anda menyebutkan jabatan-jabatan atau
prestasi kerja yang penting saja. Selain agar tidak membuat mereka mengantuk, hal tersebut
juga akan mempersingkat waktu.

3. Fotokopi CV
Pelamar umumnya diminta untuk membawa CV dan surat lamaran. Ada baiknya jika Anda
membawa beberapa salinan dari berkas-berkas tersebut. Langkah itu patut dilakukan agar
pewawancara tidak secara bergantian mengulas resume Anda. Dengan begitu, Anda pun bisa
terlihat sebagai orang yang penuh inisiatif.

4. Bersikap Ekspresif
Sebuah riset menunjukkan jika 86 persen pewawancara memperhatikan bahwa banyak
pelamar yang kurang ekspresif saat interview. Untuk itu, sebaiknya Anda banyak memberikan
gestur positif seperti mengangguk, tersenyum, serta kontak mata. Ingat, manajer tidak hanya
menilai kemampuan namun juga sikap Anda. Ryan pun menganjurkan agar Anda
mengangguk tiga kali untuk menunjukkan jika Anda sedang mendengarkannya. Namun
hindari melakukannya secara tidak natural.

5. Terus Terang
Selain itu, pastikan jika pewawancara mengetahui dengan pasti jika Anda menginginkan
pekerjaan tersebut. Ungkapkan secara terus terang sehingga mereka mengetahui minat Anda.
Ketika mengungkapkanya, hindari bersikap terlalu agresif yang bisa membuat pewawancara
berpikir Anda terlalu putus asa untuk mendapatkan pekerjaan.

TIPS MENGHADAPI INTERVIEW KERJA

Meski Anda merasa pintar dan brilian, jangan keburu yakin bahwa semua pintu perusahaan
farmasi akan terbuka secara otomatis untuk Anda, sehingga Anda bisa diterima sebagai
seorang Medical Representative. Sebab kenyataannya, para tuan dan nyonya pintar ini
seringkali gagal dalam wawancara. Alasannya ? tidak smart dan taktis dalam menjawab
pertanyaan.

1. Ceritakan tentang diri anda


Erina Collins, seorang agen rekruitmen di Los Angeles menyatakan seringkali ada perbedaan
yang mengejutkan antara ketika kita membaca lamaran seseorang dengan saat berhadapan
dengan si pelamar. “Pengalaman menunjukkan, surat lamaran yang optimis tidak selalu
menunjukkan bahwa pelamarnya juga sama optimisnya,” kata Erina. Ketika pewawancara
menanyakan hal yang sederhana seperti “Di mata anda, siapa anda?” atau “Ceritakan sesuatu
tentang anda”, banyak pelamar menatap pewawancaranya dengan bingung dan lalu seketika
menjadi tak percaya diri.
“Saya merasa biasa-biasa saja” atau “tak banyak yang bisa saya ceritakan tentang diri saya”
seringkali menjadi jawaban yang dipilih pelamar sebagai upaya merendahkan diri. Selama ini
banyak artikel karir konvensional yang menyarankan agar anda sebaiknya merendahkan diri
sebisa mungkin, sebagai upaya mencuri hati si pewawancara. “Tapi ini jaman modern.
Jawaban yang terlalu merendah dan banyak basi-basi hanya menunjukkan bahwa anda
sebenarnya tidak yakin dengan diri anda. Dan perusahaan masa kini tidak butuh karyawan
seperti itu,” tegas Erina.

Pengalaman Eliana Burthon, staf humas sebuah hotel berbintang di New Yorkmungkin
menarik untuk disimak. Ketika pewawancara memberinya satu menit untuk bercerita tentang
dirinya, Eliana mengatakan “Saya Eliana Burthon, anak pertama dari limabersaudara. Sejak
SMA, saya aktif di koran sekolah. Disitu saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar
saya dan berhubungan dengan mereka. Dari situ saya sadar alangkah menariknya bisa
bertemu dengan orang banyak, berdiskusi dan mengetahui banyak hal dari mereka. Diluar itu,
saya senang musik, membaca dan traveling.Ketika kuliah, saya sering menulis pengalaman
jalan-jalan saya, atau sekedar memberi referensi kaset yang sedang laris untuk koran kampus
saya.”
Meski tak memberikan jawaban yang berbunga-bunga, apa yang diungkapkan Eliana tentang
dirinya menunjukkan bahwa dirinya terbuka, ramah dan punya rasa ingin tahu. “Jawaban itu
cerdas dan efektif untuk menggambarkan bagaimana dia menyatakan secara implisit bahwa
dirinya merasa layak ditempatkan di posisi yang diincarnya. Pewawancara butuh jawaban
seperti itu. Cukup singkat, tapi menunjukkan optimisme yang alamiah,” kata Erina Collins.
Kalau anda dipanggil untuk wawancara, sebisanya persiapkan diri dengan baik. Rasa percaya
diri dan menunjukkan bahwa anda menjadi diri sendiri adalah yang terpenting. Pewawancara
tidak butuh jawaban yang berbunga-bunga, berapi-api apalagi munafik. Pada kesempatan
pertama, mereka biasanya ingin melihat bagaimana si pelamar menghargai diri sendiri. Sebab
itu, buatlah beberapa poin tentang kemahiran anda, hal-hal yang anda sukai dan inginkan
untuk masa depan anda. Kalau telah menemukan poin-poin itu, berlatihlah mengemukakan
semua itu dalam sebuah jawaban singkat yang cerdas dan optimis.

2. Hati-hati pertanyaan jebakan


Siapapun idealnya tak suka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan. Tapi
begitulah kenyataannya ketika anda diwawancara. Seringkali banyak hal tak terduga yang
dilontarkan si pewawancara dan membuat anda seringkali kelepasan bicara. Dalam hal ini,
Erina memberi contoh pengalamannya ketika mewawancarai seorang pelamar tentang
mengapa ia memutuskan pindah kerja.
“Ketika itu saya tanya ‘apa yang membuat anda memutuskan pindah kerja? tadi anda bilang,
lingkungan kerjanya cukup nyaman kan?’ dan pelamar itu menjawab ‘saya tidak suka bos
saya. Seringkali ia membuat saya jengkel dengan pekerjaan-pekerjaan tambahan dan itupun
tidak membuat gaji saya naik.’ Saya lalu berpikir, apa yang akan dia katakan jika suatu saat
keluar dari perusahaan saya tentulah tak beda buruknya dengan apa yang dia ungkapkan
pada saya tentang perusahaan lamanya,” ungkap Erina.
Poinnya, taktislah dalam memberi jawaban. Jangan pernah memberi jawaban yang
menjelekkan tempat kerja anda yang lama atau apapun yang konotasinya negatif. Lebih baik
kalau anda menjawab “saya menginginkan ritme kerja yang teratur dan terjadwal. Mengenai
gaji, sebenarnya di tempat kerja yang lama tak ada masalah, tapi tentu saya senang kalau
ada peluang untuk peningkatan gaji.” Atau kalau anda ditanya tentang kelemahan anda, lebih
baik tidak menjawab “saya sering telat dan lupa waktu.” Tetapi jawablah lebih taktis, misalnya
“kadang saya memang pelupa, tetapi beberapa waktu ini sudah membaik karena saya selalu
mencatat segalanya di buku agenda.” atau “saya sering kesal kalau kerja dengan rekan yang
lamban, tetapi sebisanya kami berdiskusi bagaimana caranya menyelesaikan kerja dengan
lebih cepat.”
Dalam wawancara, si pewawancara selalu berupaya mengorek sedapat mungkin tentang
kepribadian pelamar. Kadang pertanyaan sepele seperti “Sudah punya pacar? Ada niat
menikah dalam waktu dekat?” sering ditanggapi buru-buru oleh si pelamar dengan menjawab
misalnya “Sudah, rencananya kami akan menikah akhir tahun ini.” Padahal, menurut Erina,
jawaban itu bisa jadi penutup peluang kerja anda. “Perusahaan selalu ingin diyakinkan bahwa
calon karyawannya hanya akan fokus pada pekerjaan mereka, terutama pada awal masa
kerja. Jawaban bahwa anda akan menikah dalam waktu dekat justru menunjukkan bahwa
perusahaan bukanlah fokus anda yang sebenarnya, tetapi hanya seperti selingan,” ujar Erina
sambil menambahkan bahwa akan lebih baik kalau anda menjawab “sudah, tapi sebenarnya
saya ingin mempunyai pengalaman kerja yang cukup sebelum memutuskan untuk menikah.”
Untuk mengetahui apa saja pertanyaan jebakan yang biasa diajukan dan bagaimana
mengantisipasinya, silakan klik Pertanyaan Jebakan Saat Wawancara

3. Semangat dan bahasa tubuh


Dalam wawancara kerja, penampilan memang bukan nomor satu tetapi menjadi pendukung
yang ikut menentukan. Karena itu selain berpakaian rapi, tidak seronok, mencolok atau banyak
pernik, tunjukkan bahasa tubuh yang baik. Jangan pernah melipat tangan di dada pada saat
wawancara, karena memberi kesan bahwa anda seorang yang kaku dan defensif. Idealnya,
tangan dibiarkan bebas untuk mengekspresikan kata-kata anda, tentu saja dengan tidak
berlebihan.
Selama wawancara berlangsung, buatlah kontak mata yang intens. Pelamar yang sering
membuat kontak mata menunjukkan keinginan untuk dipercaya serta kesungguhan
memberikan jawaban. Rilekslah dan sesekali tersenyum untuk menunjukkan bahwa anda
pribadi yang hangat. Umumnya, perusahaan menyukai pelamar yang menyenangkan. Kurangi
kata-kata “saya merasa…” atau “saya kurang…” dan sebaiknya gunakan “saya pikir…”,
“menurut pendapat saya..”, “saya yakin…”, “saya optimis…”. Kata-kata “saya merasa…” atau
“saya kurang…” mengesankan anda lebih sering menduga, menggunakan perasaan, tidak
terlalu percaya diri dan tidak menguasai persoalan.

PERTANYAAN JEBAKAN SAAT INTERVIEW KERJA

Sebelum Anda diterima sebagai Medical Representative dalam sebuah perusahaan farmasi,
tentunya Anda akan diinterview terlebih dahulu, sebagai alat ukur Anda apakah layak untuk
diterima atau tidak sebagai Medical Representative di perusahaan tersebut. Di sini kami
tampilkan 8 jenis pertanyaan yang sering menjebak waktu wawancara, silahkan pelajari dan
siap-siap agar Anda tidak terjebak.

1. Mengapa kami harus mempekerjakan Anda?


Ini peluang Anda untuk “menjual” diri Anda. Uraikan dengan singkat dan jelas kelebihan yang
Anda miliki, kualifikasi Anda dan apa yang dapat Anda sumbangkan bagi perusahaan tersebut.
Hati-hati , jangan memberikan jawaban yang terlalu umum. Hampir setiap orang mengatakan
mereka merupakan seorang pekerja keras dan memiliki motivasi. Berikanlah jawaban yang
memperlihatkan keunikan yang Anda miliki.

2. Mengapa tertarik bekerja di perusahaan ini?


Pertanyaan ini merupakan salah satu alat bagi si pewawancara untuk mengetahui apakah
Anda mempersiapkan diri anda dengan baik. Jangan pernah datang untuk sebuah wawancara
pekerjaan tanpa mengetahui latar belakang perusahaan. Dengan memiliki informasi yang
cukup mengenai latar belakang perusahaan tersebut maka pertanyaan di atas memberikan
kesempatan kepada Anda untuk memperlihatkan inisiatif, dan menunjukkan apakah
pengalaman serta kualifikasi yang Anda miliki sepadan dengan posisi yang diperlukan.

3. Apa kelemahan utama Anda?


Rahasia dalam menjawab pertanyaan di atas adalah dengan berkata jujur mengenai
kelemahan Anda, tapi jangan lupa menjelaskan bagaimana Anda mengubah kelemahan
tersebut menjadi kelebihan. Misalnya, bila Anda memiliki masalah dengan perusahaan
terdahulu, perlihatkan langkah yang Anda ambil. Hal ini memperlihatkan bahwa Anda memiliki
kemampuan dalam mengenali aspek yang perlu diperbaiki dan inisiatif dalam memperbaiki diri
Anda.

4. Mengapa berhenti dari perusahaan terdahulu?


Walaupun Anda berhenti dari pekerjaan terdahulu dengan cara yang tidak baik, Anda harus
berhati-hati dalam memberikan jawaban. Usahakan untuk memberikan jawaban yang
diplomatis. Bila Anda memberikan jawaban yang mengandung aspek negatif, kompensasikan
jawaban tadi dengan jawaban yang positif. Bila anda mengeluhkan tentang pekerjaan
terdahulu, maka hal ini tidak memberi poin apa-apa buat Anda.

5. Bagaimana Anda mengatasi masalah?


Tidak mudah memberikan jawaban bila Anda mendapatkan pertanyaan seperti di atas,
terutama bila Anda baru lulus dan tidak memiliki pengalaman kerja. Pewawancara ingin
melihat apakah Anda dapat berpikir kritis dan mengembangkan solusi tanpa melihat jenis
permasalahan yang Anda hadapi, bahkan walaupun Anda tidak memiliki waktu yang cukup
dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Gambarkan langkah-langkah yang Anda lakukan
dalam memprioritaskan pekerjaan. Hal ini memperlihatkan bahwa Anda bertanggungjawab
dan tetap dapat berpikir jernih walaupun sedang menghadapi masalah.

6. Prestasi apa yang dibanggakan?


Rahasia dari pertanyaan di atas adalah dengan menyeleksi dan memilih secara spesifik
prestasi yang berhubungan dengan posisi yang sedang ditawarkan. Walaupun Anda pernah
menjuarai bola basket pada waktu kuliah, tetapi ini bukan merupakan sebuah jawaban yang
diharapkan. Berikan jawaban yang lebih profesional dan lebih relevan. Pikirkan kualifikasi yang
dibutuhkan oleh perusahaan tersebut dan kembangkan contoh yang memperlihatkan
bagaimana Anda dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

7. Berapa gaji yang Anda harapkan?


Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang tersulit terutama bagi mereka yang tidak memiliki
pengalaman kerja yang cukup.Yang perlu Anda lakukan sebelum wawancara adalah mencari
tahu pasaran gaji untuk posisi yang ditawarkan agar Anda dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan ini. Beritahu pewawancara bahwa Anda terbuka untuk membicarakan mengenai
kompensasi bila saatnya tiba. Bila terpaksa, berikan jawaban yang berupa kisaran angka,
bukan angka tertentu.

8. Bisa ceritakan mengenai diri Anda?


Mungkin pertanyaan di atas tampaknya mudah tetapi pada kenyataannya tidaklah semudah
yang Anda bayangkan. Yang pasti Anda harus menyadari bahwa pewawancara tidak tertarik
untuk mengetahui apa yang Anda lakukan di akhir pekan ataupun dari daerah mana Anda
berasal. Pewawancara berusaha mengetahui Anda secara profesional. Siapkan dua atau tiga
poin mengenai diri Anda, baik pengalaman kerja maupun sasaran karir Anda dan tetap
konsisten. Rangkum jawaban Anda dengan mengungkapkan keinginan Anda sebagai bagian
dari perusahaan tersebut. Bila memiliki jawaban yang mantap maka hal ini dapat membawa
Anda pada pembicaraan yang memperlihatkan kualifikasi Anda.

Anda mungkin juga menyukai