RUMAH SAKIT
DORIS
SYLVANUS/
UNIVERSITAS STATUS PASIEN
PALANGKARA
Untuk Dokter Muda
YA
FAKULTAS
KEDOKTERAN
Nama DokterMuda Jesica Cristin, S.ked TandaTangan
NIM FAB 118 032
Tanggal 11 Maret 2019
Rumah Sakit RSJ Kalawa Atei
GelombangPeriode Gelombang VI Jesica Cristin
I. IdentitasPasien
A. Nama (inisial) : Tn. AS
B. Usia : 27 tahun
C. Alamat : Palangka Raya
D. JenisKelamin : Pria
E. Status Pernikahan : Belum menikah
F. Suku : Jawa
G. Agama : Islam
H. Pendidikan : SD (tidak tamat di kelas 6)
I. Pekerjaan : Petani serabutan
J. No.RM :
K. Tanggal Masuk RS : 6 Maret 2019
Pada tahun 2017 pasien di rawat di RSJ Kalawa Atei. Pasien dibawa karena menunjukan
perubahan perilaku. Pasien dikeluhkan berubah setelah ikut sepupunya merantau. Pasien
diajak bekerja di masjid oleh seorang ustad untuk bersih-bersih masjid. Pasien disuruh
berpuasa 2 hari 2 malam dan tidak diperbolehkan tidur. Setelah melakukan hal itu, pasien
tiba-tiba kabur ke daerah persawitan dan menghilang. Sepupu pasien memanggil polisi untuk
mencari pasien. Pasien ditemukan polisi dengan kondisi baju robek-robek dan meringkuk
seperti orang ketakutan. Pasien dibawa polisi ke ustad yang menyuruh pasien puasa untuk
disembuhkan tapi ustad mengaku tidak bisa. Pasien kemudian langsung dibawa ke pulang ke
Pangkoh.
Saat pasien sampai di Pangkoh dan bertemu ibunya, pasien dikatakan diam dan tidak bisa
diajak berbicara. Pasien tiba-tiba mengambil tudung/kain penutup kepala milik istri
sepupunya kemudian menutup kepalanya dengan kain itu dan mengikatnya seperti pocong,
kemudian pasien kabur ke jalanan sambil melompat seperti pocng. Keluarga pasien
mengejar dan menangkap pasien kemudian langsung membawa pasien ke RSJ Kalawa Atei.
Selama di perjalanan pasien terus menerus tertawa sendiri dan cekikikan. Pasien tidak
merespon saat diajak berbicara.
3. Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol : Pasien merokok tembakau sejak berusia 20 tahun
dengan frekuensi 2 hari sekali sebanyak 1 batang.
2
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal : Tidak ada keluhan ibu saat hamil, tidak ada masalah saat proses
melahirkan, bayi lahir spontan, ditolong oleh bidan di kampung,
dan langsung menangis.
2. Riwayat masa kanak awal : Riwayat ASI eksklusif (+), diasuh oleh kedua orangtuanya
termasuk anak yang pendiam. Pasien dibebaskan orang tua untuk
bermain dengan siapa saja. Perilaku dan perkembangan sama
seperti anak seusianya.
3. Riwayat masa kanak pertengahan : Riwayat step saat usia 4 tahun. Berobat secara tradisional
dan tidak pernah kambuh sejak sembuh. Pasien menjadi
murid kesayangan guru disekolah. Saat usia 11 tahun
pasien ikut ibunya pindah ke Pangkoh (transmigrasi)
4. Riwayat masa remaja : Pasien muai bekerja di sawah milik ibunya sejak usia 12
tahun. Pasien juga sambil bekerja serabutan (bertukang,
menggali parit, dll). Pasien rajin sholat dan mengaji.
Pasien tinggal berdua bersama ibunya dan pasien sangat
menyayangi ibunya.
5. Riwayat dewasa muda : Pasien bergaul dengan tetangganya yang usianya lebih
tua. Ibu pasien mengenal semua yang berteman dengan
pasien. Pasien masih rajin sholat dan mengaji. Pasien
tinggal bersama ibunya. Pasien belum pernah berpacaran.
Pasien mengaku pernah menyukai wanita yang sudah
menikah.
3
9. Riwayat kehidupan beragama : Sejak kecil pasien adalah orang yang rajin sholat dan
mengaji bersama ibunya. Saat sakit pasien tidak pernah
sholat lagi.
F. Situasi Kehidupan Sekarang : Pasien tinggal serumah dengan ibunya (namun jika ditanya ke
pasien, pasien mengatakan tinggal sendiri dan tidak mengakui ibunya). Pasien tidak mau mandi, tapi
masih mau makan dan kadang bisa membuat sambal sendiri. Sejak kambuh, pasien tidak mau
bekerja lagi dan hanya tinggal dirumah. Yang dilakukan sehari-hari hanya mondr mandir seperti
orang kebingungan, berbicara sendiri dan tertawa sendiri.
G. Persepsi pasien tentang diri dan lingkungannya : Pasien tidak menyadari dirinya sakit dan tidak tau
kenapa dibawa ke RSJ. Pasien mengatakan banyak orang tinggal disekitar dia yang menjadi
musuhnya, tapi orang-orang itu tidak menyakiti dirinya.
4
2. Perilaku dan aktivitas motorik: pasien berbaring di bed periksa, terlihat tenang, tidak ada kontak
mata, selalu melihat ke arah selain lawan bicara. Sesekali memegang kepala dan tersenyum
menyeringai.
Kesimpulan: Hipoaktif
D. Proses Pikir
E. Gangguan persepsi : Halusinasi Auditorik (Pasien sering berbicara sendiri sambil tertawa
cekikikan) , Halusinasi Visual (Pasien mengatakan ada teman yang duduk di dalam ambulan saat
dijalan menuju RSJ Kalawa Atei)
F. Kemauan : Pasien sudah tidak sholat, pasien tidak bekerja ketika sakit. Pasien tidak
mau merawat diri dan tidak mau mandi.
G. Fungsi Intelektual
1. Kemampuan berbahasa : Pasien bisa menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa jawa,
perbendaharaan kata cukup, volume kurang, artikulasi tidak jelas.
2. Daya ingat :
Long term : Baik
(Pasien ingat darimana asal daerah tempat tinggalnya )
5
Short term : Baik
(Pasien ingat jam diantar ke RS)
3. Daya konsentrasi : Baik (pasien dapat mengeja huruf namanya sendiri dan dapat
menuliskan secara terbalik)
H. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Terganggu (Pasien mengatakan merokok bagus untuk kesehatan)
pikirannya
3. Penilaian realita : Terganggu
F. Fungsi Intelektual
1. Kemampuan berbahasa : baik
2. Daya ingat : long term: baik, short term: baik
3. Daya konsentrasi : Baik
4. Kemampuan membaca dan menulis : baik
5. Visuospasial : tidak dilakukan
6. Intelegensi dan daya informasi : baik
7. Pikiran abstrak : baik
8. Pikiran kreatif : tidak dilakukan
9. Kemampuan menolong diri : terganggu
7
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : terganggu
2. Uji daya nilai : terganggu
3. Penilaian realita : terganggu
Menurut PPDGJ III, pasien memenuhi kriteria penegakkan diagnosis F20.1 Skizofrenia
paranoid, karena pada pasien ditemukan:
B. Diagnosis Banding :
1. F25.1 Gangguan skizoafektif tipe depresif
8
VII. Diagnosis Multi Aksial
Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Biologi - - -
IX. Prognosis
Sifat kronis buruk
Tipe skizofrenia paranoid baik
Pengobatan terputus buruk
Kepribadian pre-psikotik baik
Riwayat keluarga baik
Keadaan social ekonomi buruk
Bahaya mencederai orang lain buruk
Tidak ada factor keturunan baik
Kesan: Dubia Ad Bonam
X. Rencana Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi :
- Haloperidol tab 5 mg (1 – 0 – 1)
- Chlorpromazine mg 100 mg(0-0-1)
B. Non-Farmakoterapi :
Rawat inap
Psikoedukasi :
- Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien tentang
gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan sosial dalam
9
lingkungan yang kondusif yang pada akhirnya akan membantu proses
penyembuhan pasien
- Konsumsi obat harus sesuai instruksi dan kontrol secara teratur jika nanti
dipulangkan
XI. Diskusi terapi
Haloperidol diberikan sebagai obat anti psikosis karena pasien menunjukan gejala positif
yaitu adanya halusinasi dan waham. Sesuai mekanisme yang memblokade dopamin D2
reseptor sehingga afektif untuk gejala positif. Diberikan dengan dosis anjuran 5-15 mg/hari
dan 2 kali sehari sesuai masa paruhnya yaitu 12 jam.
Clozapine diberikan untuk dimanfaatkan efek sedasinya yang tinggi agar pasien bisa
beristirahat pada malam hari.
10
XII. Skema perjalanan penyakit
2017 1 hari setelahnya 1 bulan setelahnya 2017 – 2018 4bulan SMRS 3minggu SMRS HRMS
Pasien mengalami Pasien tiba di Keadaan Pasien rutin control Pasien berhenti Pasien mengalami Pasien mengamuk
perubahan perilaku pangkoh. Kondisi pasien dan minum obat . konsumsi obat perubahan perilaku, dan memukul
setelah diajak pasien hanya membaik dan Keluhan tidak ada, karena tidak ada mendadak menjadi ibunya yg ketiga
diperbolehkan kalinya
merantau diam dan tidak perilaku pasien biaya. diam, tidak bisa diajak
pulang dari Pasien mengamuk
Pasien diajak bekerja bisa diajak baik. Menurut ibunya, bicara.
krn tidak
RSJ kalawa
oleh ustad untuk berbicara, hanya Pasien rajin bekerja pasien tidak Pasien tidak mau dipinjamkan pisau
atei dan
membersihkan masjid diam. sebagai petani mengalami mandi dan merawat saat ingin
berobat jalan
namun disuruh Pasien tiba-tiba serabutan, bisa perubahan perilaku diri mengupas
berpuasa 2 hari dan mengambil membiayai dirinya selama 4 bulan Pasien tidak mau bawang.
tidak tidur penutup kepala sendiri dan ibunya. setelah putus makan selama 2 hari Setlah itu pasien
langsung dibawa
Setelah itu perilaku /tudung milik Pasien rajin sholat berobat Pasien mudah marah
ke RSUD kuala
tiba-tiba berubah. iparnya, dan dan mengaji dan mengamuk Kapuas, kemudian
Pasien kabur seperti dipasangnya ke sampai memukul dirujuk ke RSJ
orang ketakutan. kepalanya me ibunya sebanyak 3 kali kalawa atei.
pasien ditemukan nyerupai pocong. Pasien berhenti Saat dijalan pasien
dalam kondisi Kemudian pasien bekerja dan tidak mau mengatakan ke
kabur sambil petugas
meringkuk ketakutan sholat lagi
kesehatan bahwa
dan baju robek melompat-lompat Setelah mengamuk, di ambulan ada
sempat dibawa ke ke jalanan. pasien langsung diam temannya.
ustad untuk Pasien ditangkap dan tiba-tiba cekikikan
disembuhkan namun keluarga dan dan bicara sendiri..
tidak bisa. segera dibawa ke
Pasien dibawa pulang RSJ kalawa
ke pangkoh atei.dan dirawat
inap.
Selama
diperjalanan
menuju RSJ pasien
tidak berhenti
tertawa cekikikan.
11