Anda di halaman 1dari 18

BODY ALIGMENT

A. Pengertian
Susunan geomertris dari bagian – bagian tubuh yang berhubungan
dengan bagian tubuh yang lain. Bagian bagian postur tubuh yaitu, Persendian,
Tendon, Ligamen, Otot.
Postur tubuh seseorang adalah salah satu hal yang harus dikaji untuk
melihat status kesehatan, fisikal fitness, daya tarik seseorang. Postur tubuh dapat
menunjukan perasaan hati, harga diri, kepribadian.

B. Prinsip – Prinsip Body Aligment


Prinsip body aligment adalah sebagai berikut
1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika garis gravitasi (line of gravity – garis
imaginer vertikal) melewati pusat gravitasi (center of gravity – titik yang
berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of support-
posisi menyangga atau menopang tubuh).
2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan
keseimbangan lebih besar.
3. Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak
di gunakan untuk memepertahankan keseimbangan.
4. The base of support yang luas dan bagian – bagian dari body aligment baik
akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot –
otot.
6. Body Aligment yang jelek dalam wakktu yang lama dapat menimbulkan rasa
nyeri kelelahan otot dan kontraktur.
7. Karena struktur enatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus
secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
8. Memperkuat otot yang lemah, membantu mencegah kekuatan otot dan
aligment ketika body aligment jelek baik secara temporal maupun
penggunaan yang kurang hati – hati.
C. Fungsi dari Body Aligment yang baik
1. Mengurangi jumlah energi yang digunakan
2. Mempertahankan keseimbangan tubuh
3. Mengurangi kecelakaan
4. Memperluas ekspensi paru – paru
5. Meningkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal

D. Pengaturan Gerakan
1. Sistem Skeletal
Skeletal adalah rangka pedukung tubuh dan terdiri dari 4 tipe tulang: panjang,
pendek, pipih dan irregular. Skelet tempat melekatnya otot dan ligament.
2. Sendi
Sendi adalah hubungan diantara tulang. Setiap sendi diklasifikasikan sesuai
dengan struktur dan tingkat mobilisasinya. Ada 4 klasifikasinya sendi:
sinostotik, kartilagonus, fibrosa, dan synovial.
3. Ligamen
Ligamen adalah ikatan jaringan fibrosa yang berwarna putih mengkilat
fleksibel mengikat sendi menjadi satu dan menghubungkan tulang dengan
vertilago. Bersifat elastis sehingga membantu fleksibel sendi dan
memdukung sendi dan memiliki fungsi protektif.
4. Tendon
Tendon adalah jaringan ikat fibrosa yang berwarna putih mengikat yang
menghubungkan otot dan tulang. Tendon bersifat kuat fleksibel dan tidak
elastis serta mempunyai ketebalan dan panjang yang bervariasi.
5. Kartilago
Kartilago adalah jaringan penyambung yang tidak mempunyai vaskuler yang
terletak terutama di sendi dan torak trakea laring hidung dan telinga.
6. Otot skelet
Gerakan tulang dan sendi merupakan proses aktif yang harus terintegrasi
secara hati – hati untuk mencapai koordinasi. Otot skelet, karena
kemampuannya untuk berkontraksi dan berelaksasi merupakan elemen kerja
dari pergerakan.
7. Sistem saraf
Pergerakan dan postur tubuh diatur oleh sistem saraf. Area motorik volunter
utama, berada di korteks serebral, yaitu digaris prasental atau jaringan
motorik.

E. Faktor – faktor yang mempengaruhi Body Aligment


1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal
terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan
sehingga dapat mempengaruhi pembentukan postur tubuh.
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Usia serta perkembangan sistem muskolosketal dan persarafan akan
berpengaruh terhadap postur , proporsi tubuh, massa tubuh, pergerakan, serta
refleks tubuh seseorang.
3. Status mental
Gangguan mental atau efektif seperti depresi atau stres kronis dapat
memengaruhi keinginan seseorang untuk bergerak. Individu yang mengalami
depresi cenderung tidak antusias dalam mengikuti kegiatan tertentu, bahkan
kehilangan energi untuk melakukan perawatan higiene.
4. Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan untuk mengashasilkan yang digunakan dalam
membantu proses pengaturan keseimbangan organ, otot, tendon, lligamen
dan persendian. Apabila status nutrisi kurang, kebutuhan energi pada orga
tersebut akan berkurang sehingga dapat proses keseimbangan.
5. Emosi
Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan
tubuh. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot ,
ligamen, sendi dan tulang.
6. Gaya hidup
Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang jadi lebih baik atau bahkan
sebaliknya menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang tidak
sehat misalnya selalu menggunakan alat bantu dan melakukan kegiatan sehari
– hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak
berkembang dengan baik.
7. Faktor sosial
Individu dengan tingkat kesibukan yang tinggi secara tidak langsung akan
sering menggerakan tubuhnya. Sebaliknya, individu yang jarang berinteraksi
dengan lingkungan sekitar tertentu akan lebih sedikit beraktivitas
menggerakan tubuhnya.

F. Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien


a. Posisi Fowler / Semi Fowler
Posisi fowler atau semi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk,
yaitu bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisis ini
dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
pernapasan pasien. Caranya adalah sebagai berikut
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Dudukan pasien
3. Berikan sandaran bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur
untuk posisi semi fowler ( 30 – 45 derajat ) dan untuk fowler (90 derajat)
4. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk

b. Posisi Sim
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini
dilakukan untuk memberi kenyamanan. Caranya adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring kemudian meringkan ke kiri dengan
posisi badan setengah telungkup dan dan kaki kiri lurus, paha kanan di
tekuk diarahkan ke dada
3. Tangan kiri di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kanan
di atas tempat tidur
4. Bila pasien miring kanan dengan posisi badan setengah teungkup dan
kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri itekuk diarahkan ke dada
5. Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri
di atas tempat tidur

c. Posisi Trendelenburg
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan
peredaran darah ke otak. Caranya adalah sebagai berikut.
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang. Letakan bantal di antara
kepala dan badan tempat tidur pasien, dan berikan bantal di bawah
lipatan lutut
3. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat
tidur khusus dengan meninggalkan bagian kaki pasien

d. Posisi Donal Recumbent


Pada posisi pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau
direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan
memerika genitalis serta proses persalinan. Caranya adalah sebagai berikut.
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang pakaian bbawah dibuka
3. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur,
dan renggangkan ke dua kaki
4. Pasang selimut

e. Posisi Litotomi
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki
dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa
genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi. Caranya
adalah sebagai berikut.
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, kemudian angkat kedua
pahanya dan tarik ke arah perut
3. Tingkat bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
4. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk litotomi
5. Pasang selimut
f. Posisi Genu Pectoral
Pada posisi ini pasien menungging dengan kaki ditekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah
rektum dengan sigmoid. Caranya adalah sebagai berikut
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk
dan dada menempel pada kasur tidur
3. Pasang selimut pada pasien
TEKNIK TRANSPORT PASIEN

A. Pengertian
Teknik ini dapat digunakan oleh perawat untuk memberi perawatan pada pasien.
Teknik ini membutuhkan mekanika tubuh sesuai sehingga memungkinkan
perawat untuk menggerakan, mengangkat atau memindahkan passien dengan
aman dan juga melindungi perawat dari cedera sistem muskoloskeletal.

B. Tujuan
Tujuan dari teknik transport pasien yaitu untuk mengurangi resiko cedera pada
pasien dan perawat

C. Memindahkan dan Menata Posisi Pasien di Tempat Tidur


1. Menaikkan posisi pasien yang melorot ke atas tempat tidur
 Pengertian
Menempatkan kembali posisi pasien yang melorot ke bagian bawah di
atas tempat tidur pada posisinya semula.
 Tujuan
Memenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai/tepat serta
memberikan rasa nyaman.
 Prosedur Pelaksanaan
1. Atur tempat tidur.
a. Atur bagian kepala tempat tidur pada posisi datar atau serendah
mungkin yang mampu di teloransi oleh pasien. Memperkecil
pengaru gravitasi.
b. Naikkan tempat tidur setinggi pusat gravitasi
c. Kunsi semua roda tempat tidur dan naikkan pagar tempat tidur
pada sisi yang jauh dari petugas
d. Ambil semua bantal, kemudian letakkan salah satu bantal di atas
kepala tempat tidur. Melindungi kepala pasien dari kemungkinan
cedera yang tidak disengaja akibat terbentur dengan kepala
tempat tidur saat dipindahkan.
2. Persiapan pasien. Minta pasien, sebagai berikut.
a. Melakukan fleksi pinggul dan lutut, menumpukkan telapak kaki
atas permukaan tempat tidur. Mengurangi gesekan dengan
permukaan tempat tidur dan dapat memberikan tambahan tenaga
dorongan.
b. Berpegangan pada kepala tempat tidur dengan kedua tangan dan
menarik pada saat dipindahkan.
c. Atau berpegangan pada rekstok gantung dengan kedua tangan
kemudian mengangkat dan menarik pada saat dipindahkan.
Memberikan antuan tenaga da mengurangi gesekan pada saat
dipindahkan.
3. Atur posisi dan pindahkan pasien
a. Perawat berdiri di samping pasien dengan wajah menghadap ke
arah pergerakan, lebarkan kedua kaki, satu kaki di depan dan
kaki lainnya dibelakang. Dengan tubuh condong ke depan,
fleksikan pinggul, lutut, dan pergerakan kaki.
b. Letakkan satu tangan di bawah paha pasien dan tangan lainnya di
bawah skapula.
c. Tegangkan otot gluteal, abdominal, kaki, dan lengan. Kemudian
pindahkan/gerakkan pasien ke atas sambil pasien mendorong
dengan telapak kaki dan menarik dengan kedua tangan pada
bagian kepala tempat tidur atau pada rekstok gantung.

4. Pastikan pasien merasa nyaman dengan posisi yang anda berikan.


5. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
6. Dokumentasi semua tindakan yang dilakukan.
2. Memindahkan Posisi Pasien di Tepi Tempat Tidur
 Pengertian
Menempelkan posisi pasien pada tepi tempat tidur dari posisi di tengah
empat tidur.
 Tujuan
Memenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai/tepat serta untuk
persiapan prosedur selanjutnya (mendudukkan di tepi tempat tidur,
menstransfer ke kursi roda).
 Prosedur Pelaksanaan
1. Atur tempat tidur
a. Atur bagian kepala tempat tidur pada posisi datar.
b. Naikkan tempat tidur setinggi pusat gravitasi anda.
c. Kunci semua roda tempat tidur dan naikkan pagar tempat tidur
pada sisi yang jauh dari diri anda.
d. Ambil semua bantal.
2. Atur posisi anda dan posisi pasien secara tepat
a. Berdiri di samping tempat tidur sedekat mungkin dengan pasien
menghadap ke arah pergerakkan.
b. Letakkan kedua tangan pasien menyilang di atas dadanya.
Mengurangi gesekan saat dipindahkan.
c. Fleksikan pinggul, lutut, dan pergelangan kaki dengan punggung
condong ke depan. Lebarkan kaki, satu depan dan lainnya di
belakang.
3. Pindahkan kepala dan dada pasien
a. Letakkan kedua lengan di bawah skapula pasien dengan telapak
tangan menghadap ke atas.
b. Fleksikan jari – jari tangan anda dan letakkan siku bertumpu
pada permukaan tempat tidur.
c. Jika pasien tidak mampu mengangkat lehernya, letakkan satu
tangan di bawah leher pasien.
d. Regangkan otot – otot gluteral, abdominal, kaki, dan setelah itu
pindahkan/gerakkan bahu pasien menuju ke anda dengan
memindahkan berat dari kaki depan ke kaki belakang.
4. Memindahkan pantat pasien
a. Letakkan kedua engan dan tangan anda merapat di bawah pantat
pasien.
b. Tari pantat ke arah anda dengan gerakkan seperti prosedur di
atas.
5. Memindahkan kaki
a. Letakkan kedua lengan dan tangan anda merapat di bawah tumit.
b. Tarik kaki ke arah anda dengan gerakan yang sama.
6. Naikkan pasang pagar tempat tidur di samping pasien.
7. Pastikan pasien merasa nyaman dengan posisi yang anda berikan.
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan,
9. Dokuentasi semua tindakan.
3. Mengatur Posisi Pasien pada Posisi Duduk di Atas Tempat Tidur
 Pengertian
Menempatkan pasien pada posisi duduk di atas tempat tidur.
 Tujuan
Memenuhi kebutuhan pengaturang posisi yang sesuai/tepat dan untuk
persiapan prosedur perawatan berikutnya(memberikan makan dan
minuman, higiene personal, dan sebagainya).
 Prosedur Pelaksanaan
1. Atur tempat tidur
a. Atur bagian kepala tempat tidur pada posisi datar.
Naikkan tempat tidur setinggi pusat gravitasi anda.
b. Kunci semua roda tempat tidur dan naikkan pagar tempat tidur
pada sisi yang jauh dari anda.
2. Atur posisi anda dan posisi pasien secara tepat.
a. Berdiri di samping tempat tidur, di sisi pantat pasien, menghadap
ke arah kepala tempat tidur. Lebarkan kaki anda dengan salah
satu kaki di depan dandijadikan kaki ini tumpuan berat badan.
b. Minta pasien untuk meletakkan kedua tangan di sisi tubuhnya
dengan telapak tangan menghadap di atas permukaan
3. Angkat pasien pada posisi duduk.
a. Letakkan salah satu tangan dibawah bbahu pasien.
b. Letakkan tangan yang lainnya di atas permukaan tempat tidur
dan gunakan untuk mendorong pada saat mengangkat.
c. Minta pasien untuk turut mengangkat secara bersamaan dengan
anda, dengan mendorongkan kedua tangannya di atas
permuakaan tempat tidur. Angakat dengan menarik bahu pasien
menggunakan lengan dan tangan anda, mendorongkan tangan
anda yang satunya di atas permukaan tempat tidur, dan
pindahkan berat badan anda dari kaki depan kaki belakang.

4. Pastikan pasien merasa nyamaan dengan posisi yang diberikan


5. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
6. Dokumentasi semua tindakan
4. Memindahkan Pasien pada Posisi Duduk di Tepi Tempat Tidur
 Pengertian
Menempatkan posisi pasien berada pada posisi duduk di tepi tempat
tidur.
 Tujuan
Agar terpenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai/tepat dan untuk
persipan prosedur perawatan berikutnya (mentransfer pasien ke kursi
roda, ambulansi).
 Prosedur Pelaksanaan
1. Atur tempat tidur.
a. Atur bagian kepala tempat tidur pada posisi datar.
b. Naikkan tempat tidur stinggi pusat grativitasi anda.
c. Kunci semua roda tempat tidur dan naikkan pagar tempat tidur
pada sisi yang jauh dari anda.
d. Pindahkan semua bantal.
2. Atur posisi anda dan posisi klien secara tepat.
a. Naikkan kepada tempat tidur secara perlahan sampai pada posisi
setengah duduk/duduk penuh.
b. Berdiri di samping tempat tidur, di sisi pinggul paien menghadap
ke arah kaki tempat tidur. Lebarkan kaki anda, dengan salah satu
kaki di depan. Condongkan tubuh anda ke depan, fleksilasikan
pinggul lutut, dan pergelangan kaki.
3. Angkat pasien pada posisi duduk.
a. Letakkan salah satu tangan di bawah bahu pasien.
b. Letakkan tangan yang lainnya di bawah kedua paha dekat dengan
lutut.
c. Tegangkan otot gluteal, abdominal, kaki, dan lengan.
d. Angakat paha pasien secara perlahan
e. Putar kaki pasien ke arah anda, sampai kedua kaki menjuntai dari
tempat tidur sedangkan tangan yang satunya memegang yang
satunya memeganng bahu pasien.
f. Tetap pegangi pasien hingga pasien memperoleh keseimbangan
dan kenyamanan.

4. Pastikan pasien merasa nyaman dengan posisi yang anda berikan.


5. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
6. Dokumentasi semua tindakan.
5. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi Roda
 Memindahkan paien di atas tempat tidur ke kursi roda untuk menjalani
prosedur atas tindakan tertentu.
 Tujuan
1. Menjalani prosedur perawatan tertentu.
2. Dipindahkan ke tempat atau ruangan tertentu.
 Prosedur Pelaksanaan
1. Atur peralatan dengan tepat
a. Rendahkan posisi tempat tidur sampai terendah sehingga kaki
dapat menyentuh lantai. Kunci semua roda tempat tidur.
b. Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat mungkin dengan tempat
tidur. Kunci semua roda dan kursi roda.

2. Siapkan dan kaji pasien


a. Bantu pasien pada posisi duduk di tepi tempat tidut (lihat
kembali prosedur membantu klien duduk di tepi tempat tidur)
b. Kaji pasien, apakah mengalami hipotensi postural sebelum
memindahkan dari tempat tidur.
3. Berikan interaksi yang jelas pada pasien. Minta pasien untuk, sebagai
berikut.
a. Bergerak ke depan dan duduk di tepi tempat tidur. Agar pusat
gravitasi pasien dekat dengan perawat.
b. Condongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul. Menyiapkan
posisi dada dan kepala padaa arah pergerakan dan membawa
pusat gravitasi pasien secara langsung di atas landasan.
c. Letakkan kaki yang kuat dibawah tepi tempat tidur, sedangkan
kaki yang lemah berada didepannya. Dengan cara ini, pasien
dapat menggunakan kaki yang lebih kuat untuk berdiri dan
memberikan kekuatan pada pergerakan.
d. Letakkan tangan pasien di atas permukaan tempat tidur atau di
atas kedua bahu perawat sehingga pasien dapat mendorong
tubuhnya sambil berdiri. Memberikan kuatan tambahan untuk
pergerakan dan mengurangi kemungkinan terjadinya strain pada
perawat.
4. Siapkan posisi perawat dengan tepat.
a. Berdiri di depan pasien. Condongkan tubuh ke depan, fleksikan
pinggul, lutut, dan pergelangan kaki petugas, dengan satu kaki di
depan yang lainnya di belakang. Jika kemungkinan, buatlah kaki
pasien sebagai cermin dari kaki perawat. Mencegah kehilangan
keseimbangan selama pemindahan.
b. Lingkari punggung paien dengan kedua tangan perawat.
c. Tegangkan otot gluteal, abdominal kaki, dan lengan petugas siap
untuk melakukan pergerakan.
5. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak bersama – sama
menuju kursi roda.
a. Dalam tiga hitungan, lakukan tindakan sebagai berikut.
1) Meminta pasien untuk menghentak dengan bagian kaki
belakang, kemudian menuju kaki bagian depan, ekstensikan
persendian pada ekstermitas bbawah, dan dorong atau tarik
dengan kedua tangan, bersamaan dengan gerakan perawat.
2) Perawat menarik dengan kaki bagian depan, menuju kaki
bagian belakang ekstensi persendian pada ekstermitas
bawah, dan tarik pasien tepat menuju pusat gravitasi perawat
pada posisi berdiri.
b. Bantu pasien pada posisi tegak untuk beberapa saat.
Mengekstensikan persendian dan memastikan perawat bahwa
pasien dalam kondisi yang baik sebelum di pindahkan dari
tempat tidur.
c. Bersama – sama memutar atau mengambil beberapa langkah
menuju ke kursi roda.
6. Bantu pasien untuk duduk.
a. Minta pasien untuk melakukan hal sebagai berikut.
1) Membelakangi kursi roda.
2) Meletakkan bagian kaki yang kuat di belakang yang lemah.
Membantu menyangga berat tubuh pada saat pergerakan.
3) Menjaga kaki yang lainnya tetap berada di depan.
4) Meletakkan kedua tangan di atas lengan tetap pada bahu
peawa.
b. Berdiri tepat di depan pasien. Letakkan satu kaki di depan dan
kaki yang lainnya di belakang.
c. Tegangkan otot gluteal, abdominal, dan lengan.
d. Dalam tiga hitungan lakukan hal sebagai berikut.
1) Minta pasien untuk menggeser berat tubuhnya dengan jalan
memindahkankanya ke kaki bagian belakang, merendahkan
tubuh sampai pada bagian tepi dari kursi roda dengan
memfleksikan persendian pada kaki dan lengan. Bersamaan
dengan gerakan perawat.
2) Perawat menggeser berat tubuhnya dengan melangkah ke
bbelakang dengan menggunakan kaki depan dan
merendahkan pasien sampai di atas kursi roda.
7. Pastikan keselamatan pasien.
a. Minta pasien untuk menggeserkan duduknya sampai pada yang
paling ama dan nyaman.
b. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di
atasnya.

6. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Brankar


 Pengertian
Memindahkan pasien dari atas tempat tidur ke brankar/kereta dorong
dengan maksud tertentu.
 Tujuan
1. Melaksanakan tindakan perawatan tertentu yang tidak dapat
dikerjakan di atas tempat tidur.
2. Memindahkan pasien pada tempat yang baru.
 Prosedur Pelaksanaan
1. Atur tempat tidur untuk persiapan pemindahan pasien.
a. Atur posisi tempat tidur hingga pada posisi yang datar dari
bagian kepala sampai dengan bagian kaki.
b. Naikkan ketinggian tempat tidur sehingga posisinya menjadi
lebih tinggi dibandingkan permukaan brankar.
c. Pastikan bahwa semua roda tempat tidur sudah terkunci dengan
aman.
2. Atur posisi pasiendi tepi tempat tidur dan atur posisi brankar.
a. Posisikan pasien di tepi tempat tidur, tutupi dengan selimut untuk
memberikan kenyamanan dan menjaga privasi.
b. Tempatkan brankar secara paralel di samping tempat tidur dan
kunci semua rodanya.
3. Pindahkan pasien dengan aman ke brankar.
a. Minta pasien untuk memflesikan leher jika memungkinkan, dan
meletakkan kedua tangan menyilang di atas dada. Mencegah
cedera pada bagian – bagian tubuh ini.
b. Dengan bantuan perawat lain, lakukan persiapan untuk
mengangkat pasien. Perawat meletakkan kedua tangan di bagian
bawah dada dan leher, perawat kedua meletakkan kedua tangan
di bawah pinggul, dan perawat ketiga meletakkan kedua tangan
di bawah kaki pasien.

4. Pastikan keamanan dan kenyamanan pasien.


a. Buat pasien merasa nyaman, segera naikkan pagar brankar
dan/atau kencangkan sabuk pengaman melintang di atas tubuh
pasien.
b. Buka kunci roda pasien dan dorong brankar menjauhi pasien.
DAFTAR PUSAKA

Mubarak, Wahit Iqbal. Indrawati, Lilis. Susanto, Joko. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar Buku 1. Jakarta : Salemba Medika

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan. Buku Volume 2. Jakarta : EGC

Hidyat, Azis Alimul. 2014.Pengantar kebutuhan manusia Edisi 2. Jakarta: Salemba


Medika

Anda mungkin juga menyukai