Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

Vitamin K merupakan salah satu vitamin larut lemak, diperlukan dalam


sintesis protein tergantung vitamin K (Vitamin K – dependent protein ) atau GIa.
Vitamin K diperlukan pada sintesis prokoagulan faktor II, VII, IX, dan X
(kompleks protrombin) serta protein C dan S yang berperan sebagai antikoagulan
(menghambat proses pembekuan). Molekul molekul faktor II, VII, IX, dan X
disintesis dalam sel hati dan disimpan dalam bentuk precursor tidak aktif; vitamin
K diperlukan untuk konversi menjadi faktor pembekuan aktif. Kekurangan
vitamin K dapat menimbulkan gangguan proses koagulasi, sehingga cenderung
terjadi perdarahan, dikenal dengan istilah Vitamin K Deficiency Bleeding
(VKDB).1
Angka kematian akibat VKDB di Asia mencapai 1:1200 sampai 1:1400
kelahiran; lebih tinggi mencapai 1:500 kelahiran di daerah-daerah yang tidak
memberikan profilaksis vitamin K rutin pada bayi baru lahir.2 Faktor risiko
VKDB antara lain obat-obatan yang mengganggu metabolisme vitamin K yang
diminum ibu selama kehamilan, seperti antikonvulsan (karbamasepin, fenitoin,
fenobarbital), antibiotik (sefalosporin), tuberkulostatik (INH, rifampisin), dan
antikoagulan (warfarin). Faktor risiko lain adalah kurang sintesis vitamin K oleh
bakteri usus karena pemakaian antibiotik berlebihan, gangguan fungsi hati
(kolestasis), kurang asupan vitamin K pada bayi yang mendapat ASI eksklusif,
serta malabsorpsi vitamin K akibat kelainan usus ataupun akibat diare.1,3
Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan profilaksis vitamin K memiliki
risiko tinggi terjadinya perdarahan akibat VKDB, Pemberian profilaksis vitamin
K merupakan hal yang penting dilakukan pada semua bayi baru lahir. Jenis
vitamin K yang digunakan sebagai profilaksis adalah vitamin K1
phytomenadione) dengan cara pemberian secara intramuskular ataupun oral.
Profilaksis vitamin K1 berperan menurunkan tingkat mortalitas, morbiditas, serta
kerugian secara farmakoekonomi akibat defisiensi vitamin K.

1
2

Perdarahan intrakranial merupakan 80- 90% manifestasi klinis VKDB,


menyebabkan mortalitas (10-25%) dan kecacatan cukup tinggi (40-65%).4
Terapi yang harus segera diberikan pada bayi yang dicurigai menderita
VKDB adalah suplementasi vitamin K1 secara intravena atau subkutan dengan
dosis 1-2 mg/hari selama 1-3 hari. Bila cepat diterapi dengan pemberian vitamin K
penyakit gangguan pembekuan darah akibat kekurangan vitamin K prognosisnya
sangat baik. Gejala klinis biasanya menghilangg setelah pemberian vitamin K
paling lambat 24 jam pasca pemberian terapi.4,5

Anda mungkin juga menyukai