Vitamin K merupakan salah satu vitamin larut lemak, diperlukan dalam
sintesis protein tergantung vitamin K (Vitamin K – dependent protein ) atau GIa. Vitamin K diperlukan pada sintesis prokoagulan faktor II, VII, IX, dan X (kompleks protrombin) serta protein C dan S yang berperan sebagai antikoagulan (menghambat proses pembekuan). Molekul molekul faktor II, VII, IX, dan X disintesis dalam sel hati dan disimpan dalam bentuk precursor tidak aktif; vitamin K diperlukan untuk konversi menjadi faktor pembekuan aktif. Kekurangan vitamin K dapat menimbulkan gangguan proses koagulasi, sehingga cenderung terjadi perdarahan, dikenal dengan istilah Vitamin K Deficiency Bleeding (VKDB).1 Angka kematian akibat VKDB di Asia mencapai 1:1200 sampai 1:1400 kelahiran; lebih tinggi mencapai 1:500 kelahiran di daerah-daerah yang tidak memberikan profilaksis vitamin K rutin pada bayi baru lahir.2 Faktor risiko VKDB antara lain obat-obatan yang mengganggu metabolisme vitamin K yang diminum ibu selama kehamilan, seperti antikonvulsan (karbamasepin, fenitoin, fenobarbital), antibiotik (sefalosporin), tuberkulostatik (INH, rifampisin), dan antikoagulan (warfarin). Faktor risiko lain adalah kurang sintesis vitamin K oleh bakteri usus karena pemakaian antibiotik berlebihan, gangguan fungsi hati (kolestasis), kurang asupan vitamin K pada bayi yang mendapat ASI eksklusif, serta malabsorpsi vitamin K akibat kelainan usus ataupun akibat diare.1,3 Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan profilaksis vitamin K memiliki risiko tinggi terjadinya perdarahan akibat VKDB, Pemberian profilaksis vitamin K merupakan hal yang penting dilakukan pada semua bayi baru lahir. Jenis vitamin K yang digunakan sebagai profilaksis adalah vitamin K1 phytomenadione) dengan cara pemberian secara intramuskular ataupun oral. Profilaksis vitamin K1 berperan menurunkan tingkat mortalitas, morbiditas, serta kerugian secara farmakoekonomi akibat defisiensi vitamin K.
1 2
Perdarahan intrakranial merupakan 80- 90% manifestasi klinis VKDB,
menyebabkan mortalitas (10-25%) dan kecacatan cukup tinggi (40-65%).4 Terapi yang harus segera diberikan pada bayi yang dicurigai menderita VKDB adalah suplementasi vitamin K1 secara intravena atau subkutan dengan dosis 1-2 mg/hari selama 1-3 hari. Bila cepat diterapi dengan pemberian vitamin K penyakit gangguan pembekuan darah akibat kekurangan vitamin K prognosisnya sangat baik. Gejala klinis biasanya menghilangg setelah pemberian vitamin K paling lambat 24 jam pasca pemberian terapi.4,5