Anda di halaman 1dari 17

LECTURE NOTES

Week 6

The Work Breakdown Structure

ISYS6310 – Information System Project Management


LEARNING OUTCOMES

Setelah menyelesaikan pertemuan ini, mahasiswa dapat:


Membuat Work Breakdown Structure
Menjelaskan perbedaan antara deliverable dan milestone proyek
Menjelaskan dan mengggunakan metode estimasi proyek dan software engineering

OUTLINE MATERI :
- WBS
- Project Estimation
- Software Engineering Metric and Approaches
- COCOMO

ISYS6310 – Information System Project Management


ISI MATERI

Dalam manajemen proyek dikenal aturan 8/80 yang merupakan ketentuan dalam
menentukan pekerjaan. Aturan tersebut secara garis besar dapat diilustrasikan sebagai satu
pekerjaan yang terdefinisikan tidak boleh dikerjakan lebih dari 80 jam kerja dan tidak boleh
kurang dari 8 jam kerja setiap satu harinya atau maksimal 10 hari kerja. Bila pekerjaan
kurang dari 1 jam, maka harus digabung dengan pekerjaan yang lain dan kalau lebih dari 8
jam maka harus di pecah-pecah lagi. Atas dasr tersebut, maka dikenal istilah Works
Breakdown Structure (WBS).
Dilihat dari sebutan dan bentuknya, WBS berupa diagram pohon (lihat contoh dari WBS
pada gambar 5.9 pertemuan yang lalu) yang membentuk sebuah hirarki.Sehingga dapat
dikatakan bahwa WBS merupakan metode yang mengorganisasikan proyek menjadi bentuk
tugas-tugas yang lebih kecil sehingga lebih mudah untuk dilaksanakan dan dikelola.
Pemecahan tugas menjadi lebih kecil dikenal dengan istilah work packages (lihat gambar
6.1).

Gambar 6.1. Work Package

1. Menyusun Work Breakdown Structure.


Untuk menyusun WBS, harus mempelajari seluruh dokumen proyek yang meliputi
kontrak
dan spesifikasi dari proyek, kalau perlu termasuk lingkungan dan gambar-gambar yang
dimiliki. Yang menjadi alasan diperlukannya WBS adalah:
Pengembangan WBS di awal Project Life Cycle memungkinkan diperolehnya
pengertian cakupan proyek dengan jelas, dan proses pengembangan WBS ini
membantu semua anggota untuk lebih mengerti tentang proyek selama tahap awal.

ISYS6310 – Information System Project Management


WBS membantu dalam pengawasan dan peramalan biaya, jadwal, dan informasi
mengenai produktifitas yang meyakinkan anggota manajemen proyek sebagai dasar
untuk membuat perundingan.
WBS ini sangat penting, terutama untuk proyek yang besar. Pembangunan WBS dengan
benar, akan memberikan manfaat;
Mengurangi kompleksitas
Fasilitas penjadwalan dan pengendalian
Estimasi Biaya (Cost Estimation)
Penyusunan anggaran (Cost Budgeting)
Perencanaan Manajemen Resiko (Risk Management Planning)
Identifikasi aktivitas (Activity Definition)
Dalam penamaan level WBS, yang teratas dianggap sebagai level satu, berikutnya
sebagai level dua, dan selanjutnya level tiga dan seterusnya. Hal yang perlu diperhatikan
adalah level yang paling rendah disebut detail tugas, dan lainnya dinamakan ringkasan tugas.
Saat menyusun elemen dari WBS dengan menggunakan tools (perangkat lunak
manajemen proyek), Level teratas (root level) secara otomatis akan diberi nama yang sesuai
dengan nama proyek. Dalam hal ini, biasanya setiap project mempunyai hirarki WBS yang
unik. Dimana elemen-elemennya mempunyai hubungan parent-child, yang berarti bahwa
kita dapat mengdrill-down dan mengroll-up serta melakukan sumarize informasi yang berasal
dari level yang lebih rendah. Hal ini seperti terlihat dalam gambar 6.2 dibawah.
Perhatikan gambar 6.2, dari gambar dibawah, terlihat informasi dari budget dan bobot
pengerjaan dari masing-masing level. Informasi bobot dan budget tersebut memberikan juga
gambaran akan beban kerja, sehingga manajer proyek bisa dengan cepat dan pasti
menentukan anggota team yang akan terlibat beserta keahliannya masing-masing.
Berdasarkan gambar 6.2 tersebut, terlihat ada 3 level, dengan penjelasan sebagai berikut;
Level 1 (root level) adalah “Contruction of a House”, dengan besar anggaran
$215.500,-
Level 2 nya ada 3 elemen yaitu;
o Internal dengan beban kerja 45.6% dan besar anggaran $86.000,-

ISYS6310 – Information System Project Management


o Foundation dengan beban kerja 24% dan besar anggaran $46.000,-
o Externaldengan beban kerja 30.4% dan besar anggaran $83.500,-
 Level 3, terbagi untuk masing level 2 adalah;

o Internal
 
 Electricaldengan beban kerja 11.8% dan besar anggaran $25.000,-
 
Plumbingdengan beban kerja 33.8% dan besar anggaran $61.000,-
o Foundation
 
 Excavate dengan beban kerja 18.2% dan besar anggaran $37.000,-
 
Steel Erection dengan beban kerja 5.8% dan besar anggaran $9.000,-
o External


Masonry Work dengan beban kerja 16.2% dan besar anggaran $62.000,-

Building Finishes dengan beban kerja 14.2% dan besar anggaran $21.500,-

ISYS6310 – Information System Project Management


Gambar 6.2. Contoh Hirarki dari WBS

ISYS6310 – Information System Project Management


2. Deliverable dan Milestone Proyek
Dalam manajemen proyek, deliverable dipahami sebagai suatu objek (berwujud atau tidak
berwujud) yang merupakan hasil pelaksaan proyek sebagai bagian dari suatu kewajiban.Hal yang
dimaksud dalam objek ini dapat berupa kata benda yang menyatakan suatu barang, produk, atau
artefak yang harus dibuat dan diberikan sebagai bagian dari kewajiban, atau kata keterangan
yang menjelaskan sesuatu yang harus diberikan sebagai bagian dari kewajiban. Sedangkan
milestone, digunakan untuk memberi tanda terhadap jadwal (waktu) yang berisi informasi waku
mulai atau selesai suatu kejadian.Milestoneharus menunjukkan suatu kejadian penting dan
biasanya merupakan rangkaian dari aktivitas kritis yang sangat menentukan durasi dari
keseluruhan proyek.
Sebenarnya, menetapkan milestonedalam perencanaan proyek merupakan strategi eksekusi
proyek. Karena dalam milestone akan disertakan juga beberapa deliverable proyek yang harus
dikerjakan dan diselesaikan sesuai tuntutan proyek. Dalam prakteknya, milestone sering
digunakan untuk monitoring dan kontrol proyek, setelah proyek berjalan, dan beberapa
deliverables telah selesai. Untuk itu, milestone digunakan untuk mengukur sejauh mana capaian
proyek dibandingkan dengan tanggal milestone dari rencana. Bila ada varian negatif, maka ada
indikasi proyek akan terlambat,Gambar 6.3 dibawah ini menggambarkan hubungan dan
perbedaan antara deliverable dengan milestone.

Gambar 6.3. Hubungan dan Perbedaan Deliverable vs Milestone

ISYS6310 – Information System Project Management


3. Metode Estimasi Proyek

Hal yang sangat penting dalam manajemen proyek, adalah menyusun estimasi waktu dan
biaya dari proyek.Marchewka (2013) mengatakan, penyusunan estimasi waktu dan biaya proyek
ada tujuh tehnik, yaitu Guesstimating, Delphi Technique, Time Boxing, Top-Down, Bottom-Up,
Analogous Estimates (Past experiences), danParametric Modeling (Statistical).
a. Guesstimating
Tehnik guesstimating ini merupakan tehnik yang paling umum dan paling mudah
dilakukan.Walaupun umum dan mudah, hati-hati dalam menggunakan tehnik ini. Tehnik ini
hanya akan memberikan manfaat kalau manajer proyeknya merupakan orang yang sangat
berpengalaman. Karena estimasi dengan tehnik guesstimating dilakukan dengan cara menebak
atau lebih tepatnya menggunakan perkiraan saja dalam menentukan jadwal dan anggaran
proyek tanpa menggunakan informasi dan data yang lengkap. Jadi, kalau seorang manajer
proyek tidak berpengalaman, waktu dan besarnya anggaran yang disebutkan tanpa dasar, maka
akan menyebabkan sebuah proyek diselesaikan tidak sesuai dengan jadwal dan berakibat lebih
jauh adalah membengkatnya biaya proyek, belum lagi kalau harus membayar ganti rugi.
Terlihat disini bahayanya menggunakan tehnik ini oleh mereka yang tidak berpengalaman.
Dalam kenyataannya, tehnik ini sering sekali digunakan Walaupun mengadung resiko yang
sangat tinggi. Hal ini terjadi, karena client sering kali melakukan pengujian terhadap seorang
manajer proyek akan pemahaman atas aktifitas yang harus dilakukan dalam pengerjaan sebuah
proyek.
b. Delphi Technique
Dalam penyusunan estimasi dengan menggunakan tehnik Delphi ini, sebenarnya sama dengan
opini ahli, karena pada tehnik ini digunakan juga pendapat dari sekelompok pakar. Karena
dengan teknikDelphi ini memungkinkan pengumpulan dan Evaluasi atas data yang dihasilkan
dari mereka yang ahli pada bidangnya.
Metode delphi ini sering menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang disebar ke para
pakar (bisa juga pada praktisi). Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi, membuat
keputusan, menentukan parameter dan lainnya guna untuk mengeksplorasi ide dan informasi

ISYS6310 – Information System Project Management


dari para pakar di bidangnya masing-masing.Pendapat pakar tersebut, kemudian direview
untuk dibuat summary, dikelompok-kelompokkan, diklasifikasikan dan kemudian
dikembalikan pada pakar yang sama untuk direview, direvisi dan begitu seterusnya dalam
beberapa tahap yang berulang. Dalam prakteknya dalam manajemen proyek, hal tersebut
diimplementasikan dengan cara pembentukan satu tim estimator, biasanya terdiri dari lima
atau tujuh orang. Masing-masing anggota dalam tim tersebut memperkirakan satu tugas dan
memberikan asumsinya. Masing-masing anggota akan mempelajari estimasi dan asumsi dari
anggota lain dan melakukan revisi atas estimasi yang dievaluasinya. Revisi estimasi itu
kemudian diolah untuk dijadikan estimasi akhir.
Keuntungan dari tehnik adalah pada hasilnya. Karena proses dari estimasi menggunakan
tehnik ini adalah (biasanya) rata-rata, maka hasilnya merupakan kesepakatan dan biasanya
lebih diterima. Sedangkan kekurangan dari tehnik ini terletak pada proses estimasinya yang
terlalu lama, hal ini dikarenakanestimasi dilakukan oleh beberapa pakar dan berulang. Selain
itu, hasil dari estimasi sangat tergantung pada pengalaman dari si pakar.
c. Time Boxing
Time boxing merupakan teknik dimana sebuah aktifitas spesifik atau tugas dialokasikan pada
satu waktu tertentu (kotak waktu). Hal ini dilakukan untuk bisa lebih focus dengan aktifitas
atau tugas yang lebih penting untuk diselesaikan terlebih dahulu. Tujuan dari teknik ini
dimaksudkan untuk meminimasi biaya dan hasilnya dapat memperlihatkan prioritas yang
dapat dimengerti dengan jelas.
Manajer proyek merupakan orang yang bertugas untuk mefasilitasi tehnik ini. Dalam
pelaksanaannnya dibutuhkan informasi yang lengkap dan valid, dikarenakan tidak mungkin
memprioritaskan suatu kumpulan data yang tidak lengkap.
Dalam pengembangan perangkat lunak, tehnik ini juga sering digunakan untuk memberikan
informasi mengenai fungsional system dan keperluan melalui versioning.
d. Top-Down
Teknik Top-Down ini sebelumnya dikenal sebagai analogous estimating dimana proyek di
pecah kedalam beberapa pekerjaan, setelah itu baru ditentukan sumber daya yang dibutuhkan
oleh setiap pekerjaan tersebut.Sebenarnya teknik Top-Down ini berangkat dari kondisi

ISYS6310 – Information System Project Management


bagaimana (termasuk jadwal) penggunaan biaya yang sudah ditentukan untuk mengerjakan
seluruh aktivitas dari proyek yang sudah disepakati.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan tehnik ini adalah estimatornya. Orang yang
ditunjuk untuk menyusun estimasi haruslah orang yang sudah memiliki banyak pengalaman
menangani proyek, minimal proyek yang pernah ditanganinya harus memiliki ruang lingkup
dan ukuran yang sama.
Secara prinsip, teknik ini dapat berhasil untuk proyek-proyek kecil atau individual. Untuk
mencapai hasil terbaik, sebaiknya teknik ini dikombinasikan dengan teknik yang akan dibahas
selanjutnya yaitu Bottom-Up.
e. Bottom-Up
Secara prinsip teknik Bottom-Up merupakan kebalikan dari teknik Top-Down.Dimana teknik
Bottom-Up memerlukan perkiraan anggaran untuk setiap pekerjaan secara individual yang
kemudian dilakukan penjumlahan secara keseluruhan yang menghasilkan nilai Akhir dari
perkiraan rencana anggaran biaya secara keseluruhan.
Untuk proyek besar, proses pemecahan akan berulang hingga mendapatkan komponen yang
bisa dieksekusi oleh satu orang selama 1 hingga 2 minggu. Selain itu, pendekatan bottom-up
ini lebih cocok digunakan di bagian akhir tahap perencanaan proyek. Karena jika digunakan
pada awal siklus proyek, beberapa karakteristik akhir sistem harus diasumsikan.
Dalam beberapa artikel, para ahli berpendapat bahwa untuk proyek yang besar sangat ideal
kalau tehnik Bottom-Up dan Top-Down dikombinasikan secara khusus. Kombinasi tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Top-Down untuk mengukur keseluruhan beban
pekerjaan yang kemudian dipecah-pecah menjadi paket-paket aktivitas tugas/pekerjaan dengan
menggunakan teknik Bottom-Up.

4. Metode Estimasi Pembangunan Perangkat Lunak

Seperti yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya, dalam manajemen proyek bukan
hanya melakukan estimasi terhadap tugas saja, tetapi yang lebih penting dari itu adalah
mempertimbangkan biaya. Dalam manajemen proyek, biaya utama yang harus diperhatikan secara
terbagi menjadi dua tipe, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Kenyataannya, setiap organisasi
memiliki klasifikasi biaya tetap dan biaya variabel yang berbeda antara satu organisasi

ISYS6310 – Information System Project Management


dengan lainnya. Sehingga biaya dalam proyek harus dapat dimanage, hal ini untuk menjamin
bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan anggaran yang telah disepakati.

Selama ini, model estimasi untuk pembangunan perangkat lunak dikenal ada tiga. Adapun
ketiga model tersebut adalah function point, line of codedan COCOMO. Sedangkan dewasa ini,
selain ketiga metode yang telah disebutkantersebut, ada satu metode lagi yaitu heuristics.

a. Lines Of Code (LOC).


LOC adalah metode yang digunakan untuk mengukur ukuran dari sebuah program perangkat
lunakdengan cara menghitung jumlah baris dalam source code. LOC ini biasanya digunakan
untuk mengestimasi jumlah usaha yang diperlukan untuk mengembangkan sebuah aplikasi,
lihat contoh pada table 6.1 berikut ini.
Tabel 6.1. Contoh penulisan program dengan C.(Wikimedia Foundation, Inc.,, 2012)
No Source Code Keterangan
1 for(i =0; i <100; i +=1)printf("hello");/* How many lines of code is 1 Physical Line of Code
this? */ (LOC)
2 Logical Lines of Code
(LOC) (for statement and
printf statement)
1 comment line

2 /* Now how many lines of code is this? */ 5 Physical Lines of Code


for(i =0; i <100; i +=1) (LOC): is placing braces work
{ to be estimated?
printf("hello"); 2 Logical Line of Code
} (LLOC): what about all the
work writing non-statement
lines?
1 comment line

Dari tabel 6.1 diatas, terlihat perbedaan yang ada dari arti program yang sama. Pada program
No.1, program ditulis dalam 1 baris, sedangkan pada program No. 2, program ditulis dengan
cara dipecah menjadi beberapa baris. Kedua program itu akan menghasilkan hasil yang sama.
Banyak proyek manajer merasa kurang puas menggunakan LOC ini.Karena LOC kurang
akurat, seperti contoh yang ada pada table 6.1.Hal ini menimbulkan perdebatan selama
bertahun-tahun. LOC ini dipandang sebagai sebuahukuran untuk mengestimasi biaya dan
waktu, tetapi tidak dapat dipastikan bahwa duaprogram yang mempunyai LOC sama akan

ISYS6310 – Information System Project Management


membutuhkan waktu implementasi yang sama, walaupun keduanya diimplemenatsikan
dengan kondisi pemrograman yangstandar.
Pengukuran dengan LOC didasarkan pada bahasa pemrograman tertentu, oleh karena itu
muncul banyak masalah dan perdebatan dalam membuat standar pengukuran dengan teknik
LOC. Sebagai contoh, panjang sebuah aplikasi yang menggunakan COBOL akan berbeda
dengan aplikasi yang menggunakan C lihat table 6.2 dibawah ini.

Tabel 6.2. Perbandingan jumlah baris menggunakan pemrograman C vs COBOL(Wikimedia


Foundation, Inc.,, 2012)
C COBOL
#include <stdio.h> 000100 IDENTIFICATION DIVISION.
000200 PROGRAM-ID. HELLOWORLD.
int main(){ 000300
printf("\nHello world\n"); 000400*
} 000500 ENVIRONMENT DIVISION.
000600 CONFIGURATION SECTION.
000700 SOURCE-COMPUTER. RM-COBOL.
000800 OBJECT-COMPUTER. RM-COBOL.
000900
001000 DATA DIVISION.
001100 FILE SECTION.
001200
100000 PROCEDURE DIVISION.
100100
100200 MAIN-LOGIC SECTION.
100300 BEGIN.
100400 DISPLAY " " LINE 1 POSITION 1 ERASE EOS.
100500 DISPLAY "Hello world!" LINE 15 POSITION 10.
100600 STOP RUN.
100700 MAIN-LOGIC-EXIT.
100800 EXIT.

Lines of code: 4 Lines of code: 17


(Tidak termasuk spasi) (Tidak termasuk spasi)

b. Function Point (FP).


Metode kedua dalam estimasi pembangunan perangkat lunak adalah function point (FP). FP
diperkenalkan ke publik oleh Albrecht pertama kalinya pada tahun 1979, dan pada tahun 1984
metode ini mengalami perubahan (perbaikan). Setelah tahun 1986 muncul beberapa hasil revisi
dari metode ini. Sebenarnya Albecht sudah mulai melakukan penelitian pada tahun 1970 an.

ISYS6310 – Information System Project Management


Metode ini mencoba untuk mengatasi masalah yang terdapat pada LOC. FP mengukur proyek
perangkat lunak dengan mengkuantisasi fungsi pemrosesan informasi yangberhubungan dengan
tipe, output, dan input serta pengendalian eksternal. Dari pendapat ahli, hasil dari metode FP
akan lebih mudah dipahami oleh penggunan on teknis dan dapat membantu mengkomunikasikan
informasi ukuran software kepada client.
Metode FP ini menghitungan ukuran estimasi proyek dengan menghitung tiga komponen
yaitu Unadjusted Function Points-UFP, faktor penyesuaian kompleksitas dan Function
Points.Untuk menghitung estimasi ukuran proyek metode FP mengelompokan komponennya
menjadi lima komponen utama, yaitu;

External input type merupakan proses dasar yang memproses data dan pengendalian
informasi yang datang dari laur batasan aplikasi. Transaksi inputini digunakan untuk
meng-updatefile komputer internal untuk memelihara berkas logical internal dan
mengubah perilaku sistem
External output type adalah transaksi data yang dikeluarkan dari batasan aplikasi. Hal
ini berwujud menghasilakn informasi kepada user melalui logika pemrosesan. Dalam
proses ini bukan sekedar membaca data, diolah dan di print-out menjadi laporan saja,
tetapi dimungkinkan untuk melakukan ekspor data ke Excel, XMl dll.
Logical internal file type berupa file yang dipakai oleh sistem dapat berbentuk grup
data yang biasanya dipakai bersama-sama. Peran logical internal file ini membantu
penyimpanan data yang dihasilkan dan diperlukan oleh aplikasi.
External inquire type bertujuan untuk memberikan informasi kepada user melalui
pengambilan dan pemroses data dari logical internal file. Hasil yang ditampilkan oleh
proses ini biasanya ke layar monitor. Perlu diingat, pada proses ini tidak melakukan
update terhadap logical internal file.
External interface file type merupakan kumpulan data yang berelasi atau pengendalian
informasi dari aplikasi lain (eksternal) yang dirujuk oleh aplikasi yang dibangun.
Singkatnya eksternal interface file, merupakan kumpulan data dari aplikasi lain yang
dihubungan dengan aplikasi internal.

ISYS6310 – Information System Project Management


Untuk lebih jelasnya, gambar 6.4 dibawah ini merupakan gambaran komponen dari FP.

Gambar 6.4.Boundary for Function Point Analysis


Tabel 6.3 berikut ini merupakan table yang digunakan untuk menghitung Unadjusted Function
Points-UFP.

Table 6.3.Template Tabel perhitungan Unadjusted Function Points-UFP.


Complexity
Total
Lov Average High
Internal Logical Files (ILF) __ x 7 = __ __x 10 = __ __x 15 = __ ___
External Interface Files (EIF) __ x 5 = __ __ x 7 = __ __ x 10 = __ ___
External Input (EI) __x 3 = __ __ x 4 = __ __x 6 = __ ___
External Output (EO) __x 4 = __ __x 5 = __ __x 7 = __ ___
External Inquiry (EQ) __x 3 = __ __x 4 = __ __x 6 = __ ___
Total Unadjusted Function Points (UAF) ___

c. COCOMO.
COCOMO merupakan singkatan dari COnstructive COst MOdel yaitu algortima model
estimasi biaya perangkat lunak yang dikembangkan oleh Boehm pada tahun 1981, yang
digunakan untuk menyusun estimasi biaya dan jadwal untuk proyek perangkat lunak yang
berbentuk hirarki terkait dengan jumlah Person-Months. Dengan perkembangan perangkat
lunak yang begitu pesat, model COCOMO pada era 1990 sudah tidak memadai untuk dipakai

ISYS6310 – Information System Project Management


menghitung estimasi lagi, maka pada tahun 1990muncul model estimasi baru yang disebut
dengan COCOMO II.
Model COCOMO dapat digunakan untuk pembangunan aplikasi perangkat lunak yang
ditetapkan untuk tiga kelas, yaitu:
Organik Mode adalah proyek perangkat lunak dengan ukuran relatif kecil, dengan anggota
tim yang sudah berpengalaman, dan mampu bekerja pada permintaan yang relatif
fleksibel.
Semi-detached Mode adalah proyek perangkat lunak yang memiliki ukuran dan tingkat
kerumitan yang sedang, dan tiap anggota tim memiliki tingkat keahlian yang berbeda-
beda.
Embedded Mode adalah proyek perangkat lunak yang dibangun dengan spesifikasi dan
operasi yang ketat.

ISYS6310 – Information System Project Management


SIMPULAN

WBS mempunyai tujuan untuk memecah proses menjadi aktifitas yang lebih detil agar
mempermudah dalam pengawasan dan pengendaliannya, dengan cara memecahkan proses
menjadi lebih detil. Sehingga, dengan WBS akan memberikan 6 manfaat, yaitu 1) Mengurangi
kompleksitas, 2) Fasilitas penjadwalan dan pengendalian, 3) Estimasi Biaya (Cost Estimation),
4) Penyusunan anggaran (Cost Budgeting), 5) Perencanaan Manajemen Resiko (Risk
Management Planning) dan 5) Identifikasi aktivitas (Activity Definition).
Milestone merupakan suatu yang penting dalam proyek, karena dengan milestoneakan
diketahui informasi atas waku mulai atau selesai suatu kejadian. Milestone harus menunjukkan
suatu kejadian penting dan biasanya merupakan rangkaian dari aktivitas kritis yang sangat
menentukan durasi dari keseluruhan proyek.
Estimasi mempunyai kelemahan pada perencanaan dan pengendaliannya. Kunci keberhasilan
dari estimasi adalah dengan cara mengelompokkan tugas menjadi bagian yang lebih kecil.
Selama ini, ada 4 metode untuk melakukan estimasi, yaitu LOC, FP, COCOMO dan
Heuristic.COCOMO dapat dihitung estimasi biaya dan jadwal suatu proyek perangkat lunak. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara konversi hasil penghitungan Function Point ke dalam bentuk
Line Of Code.

ISYS6310 – Information System Project Management


DAFTAR PUSTAKA

Marchewka, J. T. (2013). Information Technology Project Management (4 ed.). Chinnei:


Wiley.
Suharjito, & Prasetyo, B. (2006). PENGGUNAAN MODEL FUNCTION POINT DALAM
ESTIMASI BIAYA DAN USAHA PROYEK PENGEMBANGAN SOFTWARE
SISTEM INFORMASI BISNIS. Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan
Teknologi Nuklir XVII, (pp. 337-358).
Wikimedia Foundation, Inc.,. (2012, 02 15 ). Source lines of code. Retrieved 03 20, 2012,
from Wikipedia, the free encyclopedia: http://en.wikipedia.org
Work Breakdown Structure. (n.d.). What is a Work Breakdown Structure? Retrieved 03 17,
2012, from Work Breakdown Structure information and WBS samples:
http://workbreakdownstructure.com/

ISYS6310 – Information System Project Management

Anda mungkin juga menyukai