Week 1
An Overview of IT Project
Management
OUTLINE MATERI :
- Introduction
- The State of IT Project Management
- The Context of Project Management
- Extreme Project Management
- The Project Life Cycle and IT Development
- Project Management Body of Knowledge (PMBOK)
1. Pendahuluan.
Proyek TI merupakan investasi bagi organisasi. Ketika sebuah organisasi membangun atau
mengimplementasikan solusi TI, organisasi membutuhkan waktu, biaya, serta sumberdaya terkait
dengan proyek yang dijalankan dengan harapan memperoleh value dari hasil proyek. Untuk
meningkatkan kesempatan sukses dalam proyek, IT Project Management dibutuhkan untuk
mengelola proyek TI, termasuk mengelola proses, peralatan, serta teknik selama proyek
berlangsung.
Dalam kehidupan sehari-harinya, manusia membutuhkan informasi. Untuk menghasilkan
informasi yang berguna bagi manusia, tidak akan terlepas dari data. Untuk mengolah data
menjadi informasi dibutuhkan berbagai komponen yang saling terkait. Salah satuhya adalah
Komputer. Komputer yang ada dewasa ini merupakan hasil evolusi dari penemuan manusia yang
sangat panjang. Sebelum memasuki pemahaman akan manajemen Proyek teknologi informasi
(IT Project Management), rasanya perlu juga diketahui bagaimana komputer yang ada saat ini
dihasilkan.
Komputer pada dasarnya adalah alat yang digunakan untuk mengolah data, oleh sebab itu
komputer juga dikenal sebagai salah satu bentuk dari teknologi informasi dalam kaitannya
mengolah data. Secara umum, komputer bisa digolongkan dalam 4 golongan besar.
a. Manual: Merupakan peralatan pengolahan data yang sangat sederhana, dimana peralatan ini
bekerja dengan menggunakan tenaga manusia. Contohnya adalah Abacus (lihat gambar
1.1), yang muncul sekitar 5000 tahun yang lalu di Asia kecil dan masih digunakan di
beberapa tempat hingga saat ini. Abacus ini diakui sebagai awal mulanya alat komputasi.
b. Mekanik: Peralatan yang sudah berbentuk mekanik ini, tetap bekerja dengan dengan bantuan
tangan secara manual. Contohnya adalah Pascaline yang ditemukan pada tahun 1642 oleh
c. Mekanik Elektronik: Peralatan golongan ini bekerja secara mekanik tetapi sudah bisa
bergerak secara otomatis oleh motor elektronik. Komputer yang pertama kali ditemukan oleh
Charles Babbage pada tahun 1822 yang digunakan untuk perhitungan persamaan differensil.
Oleh sebab itu mesin ini dinamakan Mesin Differensial. Mesin ini bekerja dengan
menggunakan tenaga uap, dan mempunyai kemampuan untuk menyimpan program dan dapat
juga melakukan kalkulasi serta mencetak hasilnya secara otomatis. Mesin ini bertahan selama
kurang lebih 10 tahun dan kemudian dikembangkan kembali oleh Babbage dan diberi nama
Analytical Engine.
d. Elektronik: Peralatan ini bekerja secara elektronik penuh. John V. Atanasoff dan Clifford
Berry memulai penelitiaannya pada tahun 1903 untuk mencoba mencoba membuat komputer
elektrik yang menerapkan aljabar Boolean pada sirkuit elektrik. Sampai dengan tahun 1940,
mereka menemukan komputer elektrik pertama. Komputer elektrik pertama ini menerapkan
kondisi benar/salah ke dalam sirkuit listrik.
Perkembangan peralatan ini cukup pesat, dimana sekitar tahun 1950 – 1970 an dikenal
dengan era EDP (Electronic Data Processing). Dimana pada era ini, komputer-komputer
masih berbentuk sangat besar dan fungsinya sudah bukan sebagai alat hitung, tetapi sudah
beralih sebagai alat pengolahan data yang sebenarnya. Pada era ini dikenal berbagai jenis
komputer, diantaranya IBM 1401 (lihat gambar 1.3).
Pada awal 1980an, manusia sudah dituntut dengan kebutuhan bersama. Manusia sudah
menyadari akan kebutuhan lain yang mampu mempermudah pekerjaan mereka. Sehingga
produsen-produsen komputer mengeluarkan teknologi baru yang dikenal dengan teknologi
jaringan. Teknologi jaringan ini merupakan awal mulanya orang menyadari globalisasi, yang
diwujudkan sampai sekarang dengan teknologi internet dan mobil.
Kunci sukses implementasi proyek terletak pada komunikasi antara pelaksana proyek dengan
stakeholders. Karena sebuah proyek yang besar berdampak pada bisnis, sehingga para sponsor
proyek sering dengan tegas mengkomunikasikan dan mempresentasikan beberapa peraturan
umum untuk anggota team proyek. Hal ini dipercaya dapat membantu para top manajer
memusatkan pada tindakan korektif untuk keadaan pengecualian, seperti perubahan di dalam
pelaksanaan untuk menghindari suatu kemacetan atau revisi yang besar atas perencanaan proyek.
Salah satu dari sasaran manajemen proyek adalah untuk mengurangi resiko atas kegagalan
proyek.
Karena besarnya resiko kegagalan sebuah proyek, maka kegagalan tersebut harus bisa
dimanage, hal ini disebut manajemen resiko. Manajemen resiko termasuk identifikasi resiko
proyek, menaksir konsekwensi, merencanakan tindakan dalam memperkecil resiko dan
mengawasi resiko. Identifikasi resiko harus dilakukan, hal ini dapat berdasarkan pengalaman atas
proyek serupa. Biasanya penilaian resiko untuk proyek berpengaruh terhadap keputusan tentang
susunan kepegawaian proyek dan alternatif teknis untuk menurunkan total resiko.
Triple constraint biasa disebut juga dengan segitiga manajemen proyek (project management
triangle). Dimana dalam manajemen proyek, biasa dibahas tentang tiga hal yang membatasi
Agar tidak terjadi kegagalan dari sebuah proyek yang disebabkan oleh ekpektasi yang
berbeda, perlu dipahami masing-masing sisi dari ketiga sisi proyek. Adapun maksud dari ketiga
sisi tersebut adalah;
Sisi scope, merepresentasikan kesepakatan proyek dan kebutuhan proyek.
Sisi time, merepresentasikan waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan proyek.
Sisi Budget, merepresentasikan perkiraan total biaya proyek seluruhnya. Dalam hal ini, perlu
dilakukan perhitungan atas Sumber daya yang mengacu pada manusia dan peralatan yang
digunakan, serta kualitas atas kepuasan dari harapan stakeholder.
Sebenarnya, pengelolaan atas proyek dengan memperhatikan usaha dari tim proyek agar
mempunyai motivasi yang besar untuk menyelesaikan proyek. Hal ini akan memberikan
kesempatan bagi tim proyek untuk memusatkan perhatian pada proyek dan tidak terganggu oleh
kegiatan lain di sekitarnya.
7. Project Life Cycle (PLC) dan Systems Development Life Cycle (SDLC)
Manfaat dari sebuah teknologi informasi baru dapat dirasakan apabila teknologi informasi
tersebut benar-benar dibangun dan diterapkan. Mengingat bahwa hampir semua pengembangan
sistem informasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan proyek, maka target atas manfaat
dari sistem informasi tersebut haruslah benar-benar dipahami secara langsung maupun tidak
langsung oleh segenap stakeholder.
Manager Proyek merupakan orang yang paling bertanggung jawab untuk tercapainya
manfaat dari sistem informasi umumnya dan teknologi informasi khususnya dalam setiap
inisiatif proyek yang dikerjakan. Berdasarkan konsep manejemen proyek terintegrasi dan konsep
Project Manejemen Body Of Knowledge (PMBOK), terdapat empat tahap utama yang perlu
diperhatikan untuk mengelola sebuah proyek, terutama dalam kaitannya meningkatkan
keberhasilan dari sebuah proyek. Adapun keempat tahap tersebut adalah:
Dari gambar 1.6, dapat dilihat ada lima tahapan dalam siklus project. Kelima tahapan
tersebut adalah:
Define project goal. Dalam tahapan ini mencakup kegiatan awal dari sebuah proyek dan
didalamnya terdapat hal yang paling penting, yaitu memahami tujuan Akhir dari proyek
tersebut. Biasanya, banyak proyek yang gagal dikarenakan gagalnya tahapan ini.
Sedangkan untuk siklus pengembangan sistem pada dasarnya ada lima tahap, yaitu
Planning, Analysis, Design, Implementation dan Maintenance & Support (lihat gambar 1.3).
Dari kelima tahap tersebut berkembang berbagai model, diantaranya adalah waterfall model
yang merupakan model yang paling tua (lihat gambar 1.7).
Define
Requirements
Build
Test
Implement
Maintenance
®
Gambar 1.9 Project Management Body Of Knowledge (PMBOK )
Dari statistic, proyek sistem informasi yang berhasil tidak lah lebih dari 20%. Hal ini terjadi
karena lemahnya penerapan manajemen proyek. Dimulai dari kurangnya pengetahuan
manajer proyek yang berakibat pada tidak akuratnya melakukan estimasi waktu dan biaya.
Faktor teknis lainnya adalah kurangnya pemahaman terhadap metodologi yang digunakan,
pemilihan metodologi akan menentukan keberhasilan suatu proyek.
Kesalahan lain yang kerap dilakukan dan berdampak pada gagalnya sebuah proyek sistem
informasi adalah kekeliruan menggunakan teknologi. Teknologi terakhir yang ada saat ini
diasumsikan sebagai solusi terbaik dari setiap permasalahan pada proyek sistem informasi.
Biasanya kegagalan terjadi pada saat proyek berjalan, dimana keterbatasan pengetahuan akan
teknologi baru muncul pada saat permasalahan tidak dapat diatas oleh teknologi baru.
Mengerjakan proyek sistem informasi tidak semudah seperti membangun sebuah rumah
diatas sebidang tanah. Kebutuhan user yang tidak jelas berdampak pada tidak akuratnya
perhitungan terhadap biaya dan waktu. Turnover staff TI pada saat berjalan tidak dengan
mudah dapat dilakukan seperti halnya kita mengganti tukang batu yang mengundurkan diri
pada saat membangun rumah yang kita idamkan
Penerapan manajemen proyek yang baik adalah langkah tepat untuk mengantisipasi
kegagalan dalam melaksanakan proyek sistem informasi. Tanpa dukungan anggota tim yang
memiliki kompetensi yang baik, manajemen proyek tidak akan berarti apa-apa.
PMBOK merupakan panduan penting dalam melaksanakan sebuah proyek, mulai dari
perencanaan sampai dengan Evaluasi.