Anda di halaman 1dari 35

BAB I PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN

JEPANG

1.1 Pendahuluan

Memahami perkembangan kebudayaan Jepang tidak


dapat terlepas dari factor sejarah Jepang, khususnya
dengan pembabakan jaman.

Pembabakan sejarah erat dengan kaitannya dengan


peristiwa-peristiwa menyangkut muncul atau berakhirnya
suatu rezim, masuknya pengaruh suatu budaya baru,
system politik, agama dan lain-lain.

Pembabakan sejarah di Jepang diantaranya adalah :

1. Jaman Pra-Sejarah ( Jaman Jomon sampai dengan


200SM ; Jaman Yayoi 200SM sampai dengan
250M ).
2. Jaman Monarki Awal
( Jaman Yamato 250-552; Asuka 552-645;
Hakuho 645-710; Nara 710-794 )
3. Jaman Monarki Akhir
( Heian 794-1185)
4. Jaman Feodal Awal
( Kamakura 1185-1333; Muromachi 1333-1573;
Azuchi Momoyama 1573-1603)
5. Jaman Feodal Akhir
Ditandai dengan jaman Edo ( 1603-1867)
6. Jaman Modern
Yang disebut jaman Modern Jepang adalah
memasuki periode Meiji 1868-1912; Taisho 1912-
1926; Showa Kontemporer 1926-1945; Showa
Modern 1945-1989
7. Jaman Heisei
Jaman ini ditandai sejak wafatnya kaisar Hirohito
1989 – sekarang

1.2. Awal Mula Peradaban Jepang

Awal mula peradaban Jepang ditandai pada jaman Jomon.


Ciri khas masyarakat yang hidup di jaman ini adalah
hidup nomade, hidup dari berburu binatang dan
mengumpulkan tumbuhan yang bisa dimakan. Peralatan
yang digunakan oleh masyarakat di jaman ini berasal dari
kayu, batu dan tulang hewan.
Perkembangan selanjutnya orang Jomon kemudian
menjadi orang Yayoi. Yang membedakan orang Jomon
dengan Yayoi adalah, pada masyarakat yayoi mulai
terbentuk kesatuan masyarakat purba.

Contoh kehidupan masyarakat Jomon

1.3. Kerajaan Yamatai

Menurut catatan Cina, pembentukan masyarakat purba


terjadi di abad 2-3. Kerajaan purba pertama saat itu adalah
Klan Yamatai di Kyushu Utara yang dipimpin oleh Ratu
Himiko. Kurang lebig terdapat 30 kesatuan masyarakat
purba yang berada di bawah kekuasaan Yamatai.

Ratu Himiko

1.4. Tembikar Jomon dan Yayoi

Baik pada jaman Jomon maupun yayoi, ditemukan


peninggalan berupa gerabah. Gerabah tersebut memiliki
bentuk yang ciri khas masing-masing. Kemunculan
gerabah pada jaman Jomon dan Yayoi disebut-sebut
sebagai cikal bakal berkembangnya kesenian keramik
Jepang.
Jomon Yayoi

Ciri khas : Ciri khas :


Bentuk masih kasar, Bentuk lebih halus,
Asimetris terdapat motif padi-padian
dan lebih fungsional.

1.5. Masuknya Agama Budha

Masuknya agama Budha ke Jepang, tak lepas dari


pengaruh Cina dan Korea. Pada abad ke 5, banyak orang
Cina dan Korea yang datang dan menetap di Jepang,
untuk selanjutnya mereka disebut dengan Toraijin.
Kedatangan mereka turut menyebarkan kebudayaan dan
ilmu pengetahuan di Jepang seperti ilmu pertanian,
ekonomi, tata letak kota, aksara ( huruf kanji ) serta agama
Budha.

Masuknya agama Budha ke Jepang, tidak lantas diterima


baik-baik oleh pemegang kekuasaan Jepang. Pada saat itu
Klan Soga mendukung masuknya agama Budha sebagai
salah satu cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dari
luar Jepang. Sedangkan Klan Mononobe menolak
masuknya agama Budha dengan alasan dikhawatirkan
dapat memecahbelah persatuan dalam negeri.
Pertentangan tersebut menimbulkan pertikaian yang
dimenangkan oleh Klan Soga. Dengan demikian agama
Budha diterima di Jepang. Bahkan pada jaman Asuka
(552-645), Pangeran Shotoku melindungi agama Budha
dan menjadikannya sebagai “agama negara” yang disebut
KOKKA BUKYOU yakni agama Budha sebagai agama
negara. Dampak dari kebijakan ini adalah dibangunnya
kuil Budha besar-besaran di seluruh penjuru negeri.

1.6. Kebudayaan Istana


Pada masa berkembangnya periode Monarki,
kesusastraan Jepang berkembang pesat. Contoh dari karya
sastra yang berkembang di antara lain adalah Waka dan
Manyoshu.

Waka adalah sejenis pantun klasik yang terdiri dari 31


suku kata, sedangkan Manyoshu adalah kumpulan lagu-
lagu yang syairnya ditulis dalam huruf kanji, menyangkut
kehidupan kaisar, bangsawan bahkan petani.

Selain itu, berkembang juga karya sastra Jepang


diantaranya adalah : Genji Monogatari, Taketori
Monogatari, Ise Monogatari, Makura no Shoshi. Di antara
beberapa karya tersebut, Genji Monogatari merupakan
karya sastra yang sangat fenomenal bercerita tentang
kehidupan di istana, tentang percintaan bangsawan
dengan para selir, suka duka pelayan istana dan lain-lain.
Genji Monogatari

1.7. Kebudayaan Jaman Feodal

Kebudayaan jaman Feodal dikenal dengan eranya


Samurai. Pada era ini, militer memegang keputusan dan
mendominasi peta kekuatan politik Jepang. Pada masa
inilah muncul Bushido yang kemudian menjadi falsafah
masyarakat Jepang khususnya yang berasal dari golongan
samurai.

Selain itu berkembang pula Jokamachi pada jaman


Sengoku Jidai. Jokamachi adalah tata letak kota dengan
membangun puri-puri yang dikenal dengan nama Shiro
atau Jo, beserta rumah untuk para Daimyo. Tujuan

dibangunnya Jokamachi ( 城 下 町 ) adalah agar para

pendukung daimyo mudah dikontrol dan tak mudah


bersekongkol .

Jokamachi

1.7. Modernisasi Jepang

Modernisasi Jepang dimulai sejak periode Meiji. Pada


masa ini, masyarakat Jepang menangkap kekurangan
yang terdapat di dalam negeri, khususnya pasca Sakoku
( menutup / mengisolasi diri ) selama 200 tahun.
Modernisasi pada jaman Meiji, membuka banyak
perubahan yang terlihat dari budaya masyarakat Jepang,
di antaranya adalah gaya pakaian, rambut, makanan dan
lain-lain.

Perubahan pada Jaman Meiji


BAB II GEOGRAFI & IKLIM JEPANG

2.1.Geografi Jepang

Jepang adalah negara kepulauan yang berada di Asia


Timur. Jepang terdiri dari empat pulau utama yang
berjajar menyerupai busur panah dari utara ke selatan,
yaitu Hokkaido, Honshu, Shikoku dan Kyushu. Dari
keempat pulau tersebut, pulau Honshu merupakan pulau
yang paling besar dan memiliki penduduk yang paling
padat. Selain empat pulau tersebut, terdapat kurang lebih
3000 pulau berukuran kecil yang tersebar di seluruh
Jepang. Secara keseluruhan, Jepang memiliki luas
376.520 Km2.

Secara geografis, Jepang terpisah dengan benua Asia. Di


sebelah utara, Jepang berbatasan dengan laut Okhstosk, di
sebelah timur berbatasan dengan Samudra Pasifik.
Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan
Laut Filiphina, sedangkan di bagian barat Jepang
berbatasan dengan Laut Jepang dan Selat Korea.
Ibukota Jepang adalah Tokyo yang merupakan kota
metropolitan berpenduduk padat yang terletak di pulau
Honshu. Selain kota Tokyo, terdapat kota-kota besar
lainnya seperti Osaka, Yokohama, Sapporo, Kyoto,
Nagoya, Kobe dan lain-lain. Sebelum Tokyo menjadi
ibukota Jepang, Kyoto merupakan ibukota Jepang.
Jepang terdiri dari sebagian besar dataran tinggi, dimana
gunung Fuji yang memiliki ketinggian 3776 meter di atas
laut merupakan puncak tertingginya. Selain itu, gunung
Fuji sendiri juga dianggap sangat penting bagi masyarakat
Jepang, sehingga tidak mengherankan apabila kecantikan
gunung Fuji banyak diabadikan dalam karya seni seperti
lukisan, potrait dan lain sebagainya. Selain gunung Fuji,
terdapat gunung-gunung lain yang masih aktif, sehingga
gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas gunung
berapi tidak jarang terjadi. Hal ini tidak dapat lepas dari
posisi Jepang yang terletak di antara dua lempeng bumi,
yaitu Medditerania dan lempeng Pasifik, sehingga selain
gempa bumi, Jepang juga cukup sering dilanda angin
topan.

Selain gunung Fuji, terdapat juga beberapa gunung api


yang tersebar di seluruh Jepang, hal ini mengakibatkan
banyaknya onsen ( pemandian air panas ). keberadaan
onsen ini kemudian menjadi salah satu daya tarik Jepang
dari sisi pariwisata. Onsen-onsen tersebut dikelola dengan
sangat baik sehingga dapat menfasilitasi wisatawan asing
yang datang ke Jepang.

Sebagai negara yang dikelilingi oleh lautan, Jepang


memiliki keuntungan karena memiliki tiga arus laut yaitu
Tsushima ( dari selatan masuk laut Jepang ), arus
Kuroshio yang mengalir dari selatan melewati bagian
timur kepulauan Jepang dan arus Oyashio yang mengalir
dari utara melewati timur kepulauan Jepang. Pertemuan
ketiga arus tersebut menjadikan Jepang sebagai negara
yang memiliki kekayaan biota laut dan ikan di dunia.
Dengan adanya kekayaan laut tersebut, maka permintaan
akan konsumsi ikan terus meningkat. Beragam masakan
diolah dengan mengambil bahan baku ikan laut.
Karena sebagian besar wilayah Jepang terdiri dari daerah
tinggi atau pegunungan, maka karakteristik sungai-sungai
di Jepang umumnya pendek dan memiliki aliran yang
sangat deras. Kondisi demikian sangat baik dimanfaatkan
untuk pembangkit listrik dan irigasi.

2.2.Iklim Jepang

Jepang merupakan negara yang memanjang dari utara ke


selatan, sehingga terdapat perbedaan iklim antara Jepang
bagian selatan dengan Jepang bagian utara. Jepang bagian
utara umumnya memiliki suhu yang lebih dingin
dibandingkan dengan Jepang bagian selatan. Suhu di
Hokkaido umumnya dingin, bahkan pada musim dingin
ketinggian salju di Hokkaido dapat mencapai .... meter. Di
sisi lain, di Jepang bagian selatan umumnya memiliki
suhu yang lebih hangat,bahkan pada musim dingin tidak
turun salju seperti di Okinawa.

Kata iklim seringkali mengacu pada keadaan cuaca, letak


geologi, tanah, keadaan wilayah dan pemandangan alam.
Manusia bahkan membuat pengelompokan berdasarkan
iklim, artinya iklim yang berbeda menyebabkan
perbedaan budaya pada diri manusia. Hal ini dapat dilihat
dari perbedaan cara berpakaian, makanan, bentuk tempat
tinggal dan peralatan yang digunakan umumnya
mnyesusikan dengan iklim tempat tinggal masyarakat
tersebut.

Seorang antropolog asal Jepang, Watsuji Tetsuro ( 1935 )


membagi iklim yang ada di dunia menjadi tiga bagian
yaitu, iklim muson ( keadaan iklim yang dipengaruhi oleh
angin musim ), iklim gurun, dan iklim padang rumput.
Ketiga iklim ini mewakili tiga wilayah besar, yaitu Asia,
Afrika dan Eropa.
1. Iklim muson : memiliki karakteristik panas
dengan kelembapan tinggi, karakter manusia
biasanya bersifat tunduk dan pasrah
2. Iklim gurun : memiliki karakteristik kering, dan
karakter manusia berpikir tidak praktis dan
terkadang tanpa tujuan. Mereka mempunyai rasa
persatuan yang kuat, sifat tunduk terhadap
lingkungan serta rasa permusuhan yang kuat
terdapat orang luar.
3. Iklim padang rumput : bersifat kering pada musim
semi, dan memiliki kelembapan tinggi pada
musim dingin, iklim yang demikian membuat sifat
manusia menjadi rasional.

Secara garis besar, Jepang memiliki empat musim yaitu;


musim semi ( haru ) yang terjadi sekitar bulan maret
sampai mei, musim panas ( natsu ) yang terjadi sekitar
bulan juni sampai dengan agustus, musim gugur ( aki )
antara bulan september sampai dengan november, dan
musim dingin ( fuyu ) antara bulan desember sampai
dengan februari. Keempat musim tersebut memiliki ciri
khas masing-masing.
2.2.1. Musim Semi
Musim semi di Jepang berlangsung sekitar bulan
maret sampai dengan bulan mei. Pada awal musim
semi, suhu udara masih terasa dingin dan
berangsur-angsur hangat hingga bulan mei. Pada
awal musim semi, bunga cherry ( ume ) akan
mekar, dan disusul dengan bunga sakura. Karena
adanya perbedaan suhu dari Jepang selatan hingga
utara, maka bunga sakura akan mekar terlebih
dahulu di daerah Okinawa dan yang terakhir
mekar adalah di daerah Hokkaido. Pada musim
semi, ada kegiatan yang sangat terkenal di seluruh
Jepang, yaitu Ohanami atau festival melihat bunga
sakura.

Musim semi menjadi musim yang sangat penting


di Jepang, hal ini berkaitan dengan banyaknya hal-
hal atau kegiatan baru yang dimulai pada musim
semi, seperti mulainya tahun ajaran baru, awal
tahun anggaran dan lain-lain. Musim semi juga
merupakan permulaan dari dimulainya musim
tanam padi.
Meskipun musim semi sangat indah dengan
banyaknya bermekaran bunga-bunga di seluruh
Jepang, akan tetapi bagi sebagian orang menjadi
musim yang harus diwaspadai. Hal ini
dikarenakan serbuk bunga yang bertebaran
sehingga menyebabkan sebagian orang alergi.
Penyakit tersebut dikenal dengan Kafunsho, yaitu
alergi yang disebabkan oleh serbuk bunga. Serbuk
bunga yang berterbangan, dapat hinggap di baju,
sehingga bagi mereka yang memiliki sensitivitas
yang tinggi terhadap serbuk bunga akan mudah
terserang alergi. Ciri-ciri alergi Kafunsho
biasanya suhu tubuh akan meningkat, mata berair
dan hidung terasa gatal. Kondisi demikian dapat
dicegah dengan memakai masker khusus untuk
mencegah masuknya serbuk bunga dan selalu
mencuci tangan setiap setelah melakukan kegiatan.

2.2.2. Musim Panas


Musim panas terjadi antara bulan juni sampai
dengan agustus. Suhu di masing-masing prefektur
berbeda-beda. Di Jepang daerah utara seperti
Hokkaido, suhu udara saat musim panas berkisar
18 – 22 derajat celcius, akan tetapi di daerah lain
suhunya dapat mencapai 40 derajat celcius.
Meskipun musim panas, akan tetapi curah hujan
cukup tinggi khususnya di bulan Juni, periode ini
kemudian dikenal dengan tsuyu ( musim hujan di
musim panas ). Sehingga, masa ini merupakan
masa yang sangat penting khususnya bagi
pertanian Jepang.
Karakteristik musim panas di Jepang adalah
mushiatsui, dimana suhu udara tinggi, ditambah
dengan tingkat kelembapan yang tinggi. Sehingga,
salah satu permasalahan yang banyak terjadi
adalah banyaknya lansia yang meninggal dunia
karena dehidrasi.
Pada musim ini, terdapat libur panjang musim
panas, dimana banyak orang yang memanfaatkan
kesempatan tersebut dengan pergi ke berbagai
tempat. Salah satu tempat yang banyak dikunjungi
oleh masyarakat Jepang saat musim panas adalah
wilayah pantai.
Salah satu perayaan yang paling ramai di musim
ini adalah perayaan Obon, dimana banyak orang
Jepang yang kembali ke kampung halaman
masing-masing untuk bertemu dengan sanak
saudara.

2.2.3. Musim Gugur ( Aki )


Musim gugur berlangsung selama bulan
September sampai dengan November. Suhu udara
yang semula panas, berangsur-angsur mulai turun.
Ciri khas musim gugur dapat terlihat dari
perubahan warna daun yang berubah dari hijau
berangsur-angsur kemerah-merahan.
Di sekolah-sekolah umumnya dilaksanakan
Undoukai atau festival olahraga, sehingga suasana
di sekolah-sekolah mulai dari SD sampai dengan
SMA sangat meriah.
Ada hal yang harus diperhatikan saat musim gugur,
yaitu biasanya pada musim ini terjadi angin topan,
yaitu pada bulan september. Biasanya sebelum
terjadi topan, akan ada pengumuman yang
disiarkan baik di televisi maupun radio, serta
pemberitahuan lewat smartphone.
Beberapa hal yang harus diantisipasi saat terjadi
taifu diantaranya adalah :
1. Menutup rapat semua jendela dan pintu.
2. Memasukkan barang-barang yang ada di
balkon apartemen / teras.
3. Memastikan stok makanan dan air bersih.
4. Berlindung di tempat yang aman.
5. Jika terpaksa keluar, menggunakan jaket dan
berhati-hati terhadap barang-barang yang
terbang terkena angin.
2.2.4. Musim Dingin ( Fuyu )
Musim dingin di Jepang, berlangsung sejak bulan
Desember sampai dengan februari. Setelah daun-
daun berubah warna di musim gugur, pada musim
dingin yang tersisa hanyalah batang dan ranting
saja. Hanya beberapa pohon yang mampu
bertahan di musim dingin seperti pohon pinus.
Kondisi musim dingin di masing-masing tempat
memiliki perbedaan, sesuai dengan letak
geografinya. Jika pada musim panas, Hokkaido
bersuhu sekitar 18 sampai dengan 22 derajat
celcius, maka pada musim dingin Hokkaido
menjadi daerah yang paling dingin, sedangkan
Okinawa yang berada di Jepang bagian selatan
menjadi daerah yang paling sejuk. Salju tidak
turun di semua tempat di Jepang, dan waktu
turunnya pun berbeda-beda. Di beberapa tempat,
terkadang salju turun sekitar akhir musim dingin
yaitu sekitar bulan Februari sampai dengan awal
Maret.
Di beberapa tempat, intensitas salju cukup tinggi.
Salju yang menumpuk terlalu tebal di atas rumah
dapat membahayakan penghuni rumah, karena
beban bangunan yang harus ditanggung oleh
pondasi rumah menjadi bertambah. Untuk itu,
apabila salju telah menumpuk, sebaiknya segera
disingkirkan sebelum semakin mengeras dan
semakin sulit untuk disingkirkan. Akan tetapi,
beberapa tempat memanfaatkan turunnya salju
untuk membuat air bersih. Salju yang turun
ditampung dan dioleh menjadi air bersih. Bahkan
ada yang memanfaatkannya menjadi bahan baku
es, untuk membuat es serut, tentunya kebersihan
air salju menjadi perhatian utama.
Pada saat musim dingin, kereta, perkantoran dan
tempat-tempat lainnya umumnya menyalakan
penghangat ruangan. Seragam sekolah pun
berganti dengan bahan yang lebih tebal. Saat
musim dingin, umumnya kulit akan lebih mudah
menjadi kering jika dibandingkan dengan musim-
musim lainnya, untuk itu sebaiknya selalu
menggunakan pelembab kulit.
Ada berbagai jenis penghangat ruangan yang
dijual di supermarket di seluruh Jepang, mulai dari
yang menggunakan bahan bakar minyak, sampai
dengan yang listrik. Dengan demikian, salah satu
hal yang harus diwaspadai saat musim dingin
datang adalah, banyaknya kasus kebakaran yang
disebabkan karena kelalaian penggunaan
penghangat ruangan.
BAB III SISTEM KELUARGA JEPANG

Dalam mempelajari masyarakat di suatu negara, kita tak


dapat lepas dari pembahasan mengenai keluarga.
Keluarga sendiri merupakan kumpulan dari pribadi-
pribadi yang merupakan bagian dari jaringan sosial
masyarakat yang lebih besar. Goode mengemukakan
bahwa keluarga merupakan satu-satunya lembaga sosial,
disamping agama yang secara resmi berkembang di
semua masyarakat.

Seiring dengan perkembangan jaman, masyarakat Jepang


telah mengalami perubahan sistem keluarga dari
tradisional ke modern. Perubahan masyarakat yang
semula merupakan masyarakat pertanian berganti
menjadi masyarakat industri juga turut mempengaruhi
nilai-nilai yang berpengaruh dalam sistem keluarga
Jepang. Sistem keluarga tradisional yang pernah berlaku
di Jepang adalah sistem IE, akan tetapi setelah PD II
sistem ini dihapuskan dan mengalami perubahan.

Ideologi IE
Dalam bahasa Jepang, kata IE memiliki dua arti yaitu IE
sebagai bangunan rumah, dan IE sebagai Limited
extended family ( keluarga luas terbatas ) yang dihitung
secara patrilineal. Sistem IE melingkupi seluruh aspek
dalam kehidupan orang Jepang seperti perkawinan, cara
berpikir, kehidupan sehari-hari dan aktivitas lainnya.

Sistem keluarga tradisional IE merupakan sistem keluarga


dan kekeluargaan yang berlaku pada zaman Tokugawa
( 1603 s.d 1867 ), sistem ini khususnya berlaku bagi
kalangan bushi ( samurai ) dan kalangan bangsawan. Pada
tahun 1868, sistem ini dikukuhkan dalam Undang-
Undang Dasar Meiji yang diberlakukan bagi seluruh
lapisan masyarakat Jepang.

Pada zaman Meiji ( 1868 – 1912 ) pandangan Negara


Keluarga atau yang dikenal dengan “Kazoku Kokka”
menerapkan struktur yang terkandung dalam sistem IE.
Dalam pelaksanaan sistem IE, hirarki sangat ditekankan
dan ditanamkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengajaran akan hirarki ini dilaksanakan di masing-
masing keluarga, setiap orang diajarkan untuk dapat
mengambil tempat yang sesuai.
Sebagai contoh, seseorang yang memiliki status dalam
keluarga sebagai anak laki-laki kedua atau anak
perempuan pertama diajarkan untuk menghormati kakak
mereka yang merupakan anak kali-laki pertama.
Penanaman konsep hirarki diajarkan sedini mungkin
dalam masing-masing keluarga, sehingga muncul sebuah
peribahasa yang mengatakan “baka demo chounan” yang
memiliki arti, meskipun ia tak terlalu pintar, namun
karena ia merupakan anak laki-laki tertua maka harus
dihormati, diajarkan.

Seorang ahli filsafat Jepang, Ino Ue Tetsujiro


mengungkapkan ada beberapa poin utama yang menjadi
ciri khas konsep keluarga Jepang yang membedakan
dengan konsep keluarga Barat diantaranya :

a. Mempunyai zaisan, atau harta benda warisan dan


berdasarkan warisan tersebut diselenggarakan
suatu aktivitas bersama yang berkaitan dengan
perekonomian bersama.
b. Sousen suuhai, secara periodik menyelenggarakan
upacara pemujaan terhadap arwah leluhur IE
c. Melestarikan myouji, yakni mengutamakan
kesinambungan nama keluarga dan meneruskan
kelangsungan keturunan dari generasi ke generasi
berikutnya.

Dengan adanya ketiga poin utama tersebut, maka IE harus


berlanjut trus dan tidak boleh terputus meskipun keluarga
tersebut tidak memiliki anak laki-laki sebagai pewaris,
atau bahkan tidak memiliki garis keturunan. Apabila
sebuah keluarga tidak memiliki anak laki-laki, penerus IE
dapat dilimpahkan kepada menantu laki-laki yang
diangkat sebagai anak, atau kerabat yang bukan keturunan
langsung dari kachou = kepala rumah tangga, misalnya
keponakan atau anak angkat ( yoshi ). Selain itu, menurut
Takeda Chosu, penerus IE juga bisa diteruskan kepada
istri kacho yang telah meninggal dunia, atau shiyounin
( abdi dalam ) yang memiliki kesadaran rasa memiliki IE
dan merasa berkewajiban dalam meneruskan garis
keluarga.

Marion Levy ( 1965 ) menjelaskan, bahwa keluarga tidak


sepenuhnya hanya terdiri dari suatu ikatan darah. Jika
anak laki-laki pertama tidak dapat berhasil menjalankan
kewajiban manajerial keluarga, maka anak yang lebih
muda boleh mewarisi, keputusan ini tentunya didasarkan
pada kesepakatan bersama seluruh anggota keluarga.

Mengenai konsepsi IE yang berlaku dalam kehidupan


masyarakat Jepang, diatur dalam Hukum Sipil Meiji,
diantaranya menyatakan bahwa :

a. Anggota keluarga harus mementingkan


kepentingan IE darpada kepentingan pribadi.
b. Kepala keluarga ( kacho ) memiliki wewenang
yang kuat dalam seluruh aspek keluarga, termasuk
hak waris, dan pemujaan.
c. Anak laki-laki ( Chonan ) mempunyai hak sebagai
pewaris utama untuk menduduki sebagai kacho
d. Harkat dan martabat laki-laki lebih diutamakan
dari wanita
e. Perkawinan lebih diutamakan sebagai penyatuan
dua kelompok keluarga IE daripada penyatuan
individu suami-istri.

Dalam konsep yang lebih luas, Kazoku Kokka ( Negara


Keluarga ) menekankan pada eksistensi hubungan antara
Kaisar dengan rakyat, dengan mengambil konsep IE,
Kaisar dianggap sebagai puncak pemimpin dan sebagai
bentuk kesetiaan rakyat kepada Kaisar, ditunjukkan
dengan sika rela berkorban, menjunjung tinggi Kaisar dan
memupuk rasa cinta bangsa.

Konsep Kazoku Kokka ini juga diperkuat dengan adanya


Shinto sebagai agama negara lewat Kokka Shinto ( Shinto
Negara ). Penganut kepercayaan Shinto menganggap
bahwa dewa Amaterasu ( dewa matahari ) merupakan
hirarki yang paling tinggi, dan secara ideologi Kaisar
merupakan keturunan Amaterasu. Akan tetapi pasca PD
II ideologi Kazoku Kokka ini hancur seiring dengan
kekalahan Jepang.

Registrasi Keluarga

Jepang memiliki konsep pendaftarandan pengontrolan


keluarga yang disebut Koseki. Pencatatan Koseki
melingkupi berbagai hal seperti nama keluarga, tempat
tanggal lahir, catatan pernikahan, perceraian, adopsi dan
kematian, nama oarangtua dan lain sebagainya.
Koseki sendiri merupakan sarana untuk mengontrol
penduduk yang berfungsi sebagai pencatatan jumlah
anggota keluarga, memudahkan pemerintah untuk
mengontrol dan mengawasi penduduk, dan beberapa
kasus juga dimanfaatkan oleh perusahaan pada saat
penerimaan karyawan baru khususnya untuk mengetahui
garis keturunan seseorang apakah ia berasal dari
golongan minoritas, seperti keturunan Burakumin.
Pencatatan koseki dapat memasukkan sampai dengan dua
generasi.

Selain melalui koseki, ada Jumin-hyo atau kartu


kependudukan ( resident card ) yang digunakan untuk
mendukung koseki. Kartu ini wajib dimiliki oleh masing-
masing rumah tangga untuk mendaftarkan alamat dan
keanggotaan pada kantor pemerintahan. Apabila
seseorang berpindah domisili, maka harus melaporkan
Jumin-hyo pada kepengurusan setempat. Dengan
demikian pemerintah dapat melakukan pengawasan dan
pengontrolan pada masing-masing penduduknya.

Hubungan pendaftaran keluarga dengan sistem IE sangat


erat khususnya berkaitan dengan status wanita yang sudah
menikah akan mengubah nama keluarganya mengikuti
nama keluarga suami. Sebagai contoh jika Mr. Suzuki
menikah dengan Ms. Toyota, maka Ms. Toyota akan
mengubah nama keluarganya jika sudah menikah menjadi
Mrs. Suzuki. Meskipun demikian pada tahun 1996,
pemerintah mengijinkan pasangan yang menikah untuk
menggunakan nama keluarga yang sama atau nama
keluarga yang berbeda setelah menikah.

Sistem pencatatan koseki ini memberikan perbedaan


status antara anak yang lahir dalam pernikahan yang sah,
dengan yang tidak sah. Hal ini juga mempengaruhi hak
warisan yang akan diterima oleh anak tersebut. Meskipun
dalam Kode Sipil Jepang diatur bahwa hak warisan
dibagiakan sama rata kepada keturunan orangtua yang
telah meninggal, akan tetapi anak yang terlahir di luar
pernikahan hanya berhak atas setengah dari anak sah.

Perubahan dan Keberagaman Keluarga Jepang

Perkembangan industri dan perekonomian telah


membawa perubahan dalam struktur masyarakat Jepang,
khususnya pada struktur keluarga. Kecenderungan yang
terjadi saat ini adalah perubahan dari keluarga besar atau
extended family menjadi keluarga batih atau nuclear
family. Dalam erminologi Jepang, keluarga batih disebut
dengan istilah kaku kazoku. Istilah ini mulai digunakan
sejak tahun 1960 oleh seorang krtikus Jepang yang
bernama Yamamuro ( Tobing, 1999 :62 )

Di sisi lain, konsep keluarga tradisional Jepang yang


dikenal denga sistem IE, memiliki cri khas struktur
keluarga yang terdiri dari tiga generasi. Anak laki-laki
pertama ( Chonan ) memiliki hak akan warisan dan
memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan anak-anak lainnya. Chonan juga merupakan
pewaris pekerjaan kepala keluarga ( Kacho ) dan penerus
garis keturunan keluarga.

Perubahan struktur keluarga di Jepang menunjukkan


bahwa jumlah keluarga besar semakin lama semakin
berkurang, di sisi lain jumlah keluarga batih jumlahnya
semakin meningkat. Tercatat sejak tahun 1960, jumlah
keluarga batih adalah sebanyak 10 juta rumah tangga,
pada tahun 1980 jumlahnya menjadi 21 juta, dan pada
tahun 2006 jumlahnya meningkat menjadi 28 juta.
Sementara itu jumlah keluarga besar yang terdiri dari tiga
generasi terus mengalami penurunan.

Bagan : Komposisi Keluarga di Jepang

5% 1 orang
7%
27% 2 orang
17%
3 orang
4 orang
19% 25% 5 orang
6 orang

Sumber : Ministry of Internal Affair & Communication,


2005

Bagan diatas menunjukkan komposisi keluarga di Jepang


dengan mengambil data tahun 2005. Dengan melihat data
tersebut dapat terlihat bahwa mayoritas terbesar adalah
27% dari total keseluruhan merupakan mereka yang hidup
sendiri. Persentase kedua yaitu 25% adalah keluarga yang
terdiri dari dua anggota keluarga, persentase ketiga adalah
keluarga yang terdiri dari tiga anggota keluarga,
sedangkan keluarga besar menempati persentase minor.
Hal tersebut menunjukkan perubahan yang terjadi di
masyarakat Jepang dimana jumlah keluarga besar
semakin berkurang sedangkan jumlah keluarga batih terus
mengalami peningkatan.

Meningkatnya jumlah orang Jepang yang hidup sendiri


menggambarkan banyaknya kaum muda Jepang yang
memilih gaya hidup sendiri, tinggal bersama tanpa ikatan
pernikahan, orangtua tunggal dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai