Paper Tsunami BB
Paper Tsunami BB
http://www.itc.nl/pub/study/programmes/joint-educations
INDIVIDUAL ASSIGNMENT
LECTURER:
By:
JUNI 2019
PEMODELAN TINGKAT RESIKO TSUNAMI DI KOTA MATARAM
MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
1. Permasalahan
Mataram merupakan ibukota Kota Mataram sekaligus juga sebagai ibukota Provinsi
Nusa Tenggara Barat dengan luas wilayah Kota Mataram 61,30 Km2 . Kota mataram
terletak di wilayah pesisir sebelah barat pulau Lombok, wilayah pesisir cenderung
memliki potensial untuk kehidupan masyarakat. Kota mataram merupakan kota yang
padat penduduk dengan jumlah kepadatan penduduk sebesar 6.741 jiwa/km2
dikarenakan merupakan kota perdagangan dan jasa, pusat pemerintahan, pusat
Pendidikan dan pemukiman.
Selain itu kota mataram berdasarkan letak dan kondisi geologi yang memungkinkan
terjadi bencana alam yang tinggi seperti gempa, tsunami, longsor , dll
Kejadian gempa yang mengakibatkan tsunami di aceh menjadi pelajaran besar agar di
daerah lain yang memiliki potensi tsunami untuk menghindari atau paling tidak
meminimalisir kerugian dan korban untuk kejadian dimasa mendatang. Oleh karena itu
perlu ada kajian mengenai resiko tsunami di kota mataram agar risiko bencana tsunami
di kota mataram bisa diminimalisir.
Oleh karena itu penanganan kemungkinan tsunami perlu dikaji lebih mendalam
mengenai potensi dampak kejadian dengan pemodelan genangan tsunami agar dapat
memperkirakan dampak jika terjadi tsunami dengan beberapa skneario pada tinggi
gelombang tsunami
2. Metode
Metode yang digunakan dalam memprediksi risiko bencana tsunami adalah
menggunakan model crunch, dimana model tersebut merupakan hasil kali antara
bahaya (hazard) dan Kerentanan (Vulnerability ) R = H x V. (Santius, 2015)
Analisa bahaya tsunami dilakukan dengan menggunakan pemodelan bahaya tsunami
menggunakan formula berryman,
HlosHloss = loss in wave height per metre of
inundation distance
n = surface roughness coefficient
H0 = wave height at the coast (m)
S = slope (derajad)
4. Pembahasan
A. Analisa Bahaya Tsunami
Bahaya tsunami didefinisikan sebagai tinggi gelombang tsunami yang mencapai
garis pantai dan rambatan gelombang tsunami ke daratan . Pembuatan Peta bahaya
tsunami berdasarkan formula barryman dengan skenario ketinggian ombak
tsunami (H0) adalah 7 meter dan 10 meter, seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 1. Bahaya tsunami pada skenario H0 7 meter dan 10 meter (sumber : hasil Analisa)
Gambar 2. Grafik Dampak Tsunami Tiap Kecamatan (Sumber : Hasil analisa, 2019)
B. Parameter Kerentanan Tsunami
Parameter kerentanan tsunami kota mataram yang digunakan adalah kepadatan
penduduk dan penggunaan lahan
C. Resiko Tsunami
Model yang digunakan untuk menganalisis tingkat risiko bencana tsunami Kota
Mataram adalah Model Crunch dengan persamaan 3. Tingkat risiko menurut Model
Crunch merupakan perkalian antara faktor bahaya dengan faktor kerentanan.
Analisis risiko bahaya tsunami menggunakan asumsi tinggi gelombang yang berada
di garis pantai (H0) adalah 7 dan 10 meter. Hasil analisis tingkat risiko bencana
tsunami Kota Mataram seperti pada gambar berikut
Gambar 4. Peta Risiko Tsunami Kota Mataram dengan Skneario H0 7 meter dan 10 Meter
4. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil skenario tinggi gelombang tsunami H0 7 meter dan 10 meter,
maka kecamatan yang paling berdampak adalah Kecamatan Ampenan dan
Kecamatan Sekarbela.
2. Dengan mengetahui informasi potensi risiko bencana tsunami pada kota mataram,
pemerintah dapat melakukan upaya mitigasi untuk mengurai risiko secara
struktural dan non struktural, sedangkan bagi masyarakat mampu mengenali
daerahnya sehingga diharapkan masyarakat selalu waspada dan mampu
menghindar saat bencana tiba sehingga dapat meminimalisasi korban jiwa
5. Daftar Pustaka
Desmonda, N.I. and Pamungkas, A., 2014. Penentuan Zona Kerentanan Bencana
Gempa Bumi Tektonik di Kabupaten Malang Wilayah Selatan. Jurnal Teknik ITS, 3(2),
pp.C107-C112.
Santius, S.H., 2015. Pemodelan Tingkat Risiko Bencana Tsunami Pada Permukiman Di
Kota Bengkulu Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Permukiman, 10(2),
pp.92-105.