Oleh karena itu perlu ada pabrik pencucian batubara untuk mengatasi abu
batubara ataupun ganggue minerals (parting: inherent/extraneous
partings).
coal bersih
Coal Yield x 100 %
coal kotor
whasebility test:
MASALAH LOKASI
Pada prinsipnya masalah lakasi CWP mempertimbangkan hal-hal sbb :
1. Jarak (ROM-CWP, CWP-Marketing, water resistances, dll).
2. Sumber air yang optimal dan jumlah penyediaan yang konstan.
3. Persediaan bahan bakar
4. Letak lokasi power plant atau jaringan listrik, steam power, water
power.
5. Bagaimana cara memperoleh supply
6. Dischrage material yang dibuang
7. Transport unti (lori, lokomotif, trolley lokomotif, cable way, truck,
conveyor, ect) .
Jadi, dalam Penentuan di atas bila pabrik dekat tambang, maka tujuan utama
untuk :
Apabila dekat tarnbang, ada keuntungan yang lain yaitU tidak perlu
adanya suatu stock pile. Contohnya, kegiatan tersebut di crushing plant dan
di temporary stock pile. Sebagai tambahan okibat adanya loading dan
loadhng
proses maka material batubara cenderng semakin mengahasilkan fine
material sehingga merugikan untuk proses selanjutnya.
Pada tambang biasanya terdapat crushing plant, temporary stock pile, fine
dan course bin, ect. Terkadang banyak membutuhkan conveyor unit (eff. +
30%, kemiringan max 18%, tebal 2-3 kall ukuran material besar).
Yang jadi permosalahon adalah sumber air yang kontinu baik berasal
dari sungai ataupun danau, dari tambang sendiri, sumur (tunnels) yang
berasal dari gunung-gunung, hasil penampungan dari tailing (Bangka
Belitung). Disamping jumlah, kualitas air juga perlu (untuk plani, kebutuhan
rutin K. T. Pabrik, pencegahan kebakaran, dll).
Air juga dapat digunakan sebagai hydro electrical power sebagai
sumber energi CWP. Penggunaan air dengan rasio air:batubara soma
dengon 20:1, berarti apabila kapasitas CWP 200 ton/jam berarti memerlukan
kuantitas air 200 x 20 = 4000 ton/jam. Oleh sebab itu di CWP ada yang
diistilahkan "circulating waser" dan "Make water" sebab dalam batubara tidak
ada penambahan reagen. Adapun "fluococity agent" untuk mernbuat air
menjadi jernih.
Persyaratan untuk penggunaan air pada CWP adalah suatu keharusan
untuk menghernat penggunaan air. Penggunaan air tergantung dari cara olah
dan tonase sisa jumlah air/sumber air. Faktor jarak pun berpengaruh, jumlah
air yang disirkulasi ditambah dengan air tambahan (make up water), harus
diketahui pula jumlah air yang dipakai kembali. Apabila sumber air dari
sungai, umumnya sungai tersebut berada pada bagian bawah/elevasi yang
lebih rendah dari CWP, perlu juga ada "water storage" atau air kolam dan dari
masukan run off yang berasal dari air hujan, termasuk charging area dan
bendungan-bendungan.
Kualitas perlu dikeiahui termasuk komposisi air tambang yang pada
umumnya bersifat asam sehingga mudah teriadi korosi pada peralatan.
3. Lokasi CWP dekat Pembuanqan Tailing
SIFAT-SIFAT KONSTRUKSI
Kebanyakan dipengaruhi oleh slope stability dan tipe dari pabrik (tools or
flat). Apa yang terkait adalah jumlah tanah yang harus dipindahkon. Pada
pondasi ada kemiringan, maka perlu dinding dan pondasi serta desain "Tall
Mills Working Plant", bagaimana penyarigganya uniuk,alat-alat berat,
sistem penerangan yang efisien. Disamping itu masih dipikirkan masalah
perluasan kapasitas pabrik. Mengenai faktor operasi (elevasi, reelevasi)
penggunaan pernompoan refirkulasi, perlu adanya laboratorium, dan
fasilitas reparasi (genset, control room), tempat penggantian (untuk
reparasi lokal).
PENEMPATAN ALAT-ALAT
Selain preliminary out, ada juga preliminary scetss, tanpa ada skala
(tentang peletakan alat-alat).
Kunci :
o Material balance., pernilihan alat yang benar (bel conveyor, loader,
shoot)
o Buat dulu peletakan alat-alat (jangan dipatenkan, dapat digunting
kemudian gambar-gambar alat diletakkan dengan sedikit lem , pandang
atas, samping belakang.
o Preliminary scale dan preliminary estimate, menghitung perkiraan biaya
investasi peralatan
o Setelah itu baru detail drawing (1 : 100).
Dari sketsa, apabila unit CWP mulai beroperasi, maka d & e dulu yang
perlu dihidupkan. Mengapa? Ini dikarenakan ada kemungkinan sisa
material produk peralotan masih tertinggal sehinggo d atau e dulu
yang pertama di operasikan (belt conveyor) berturut-berturut dengan
interval waktu tertentu D, C, B, hingga A. Apabila b terpaksa dimatikan
misal Karena ada kecelakaan (pakaian buruh tertarik BC maka C , C2, B,
a, A dimatikan (dalam laporan tugas dibuat apa saja yang perlu
didahulukan dan diabaikan).
5. Harus diingat pada CWP proses heandling adalah bagian dari
operasional unit-unit CWP (yaitu penggunoan loader untuk mengangkut
material dari temporary stock pile ke feader), kemudan terdapat prinsip
first in first out, artinya yang paling pertama di proses pada CWP maka
yang paling pertaman keluar dari unit-unit CWP tsb.
6. Bilamana benefit menjadi tujuan dari pada CWP, maka kombinasi antara
yield dan efisiensi haruslah sebaik-baiknya (bilamana banyak partings,
maka perlu ada unit washing plant)