STEP 1
STEP 2
STEP 3
Menimbulkan :
gejala klinis
a. Penderitaan ( distress)
bermakna
b. Disabilitas ( disability)
1. Fase Prodomal
- Berlangsung antara 6 bula sampai 1 tahun
- Gangguan dapat berupa Self care, gangguan dalam akademik,
gangguan dalam pekerjaan, gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran
dan persepsi.
2. Fase Aktif
- Berlangsung kurang lebih 1 bulan
- Gangguan dapat berupa gejala psikotik; Halusinasi, delusi,
disorganisasi proses berfikir, gangguan bicara, gangguan perilaku,
disertai kelainan neurokimiawi
3. Fase Residual
- Kien mengalami minimal 2 gejala; gangguan afek dan gangguan
peran, serangan biasanya berulang.
Ringan perilaku masih baik (interaksi dg org lain masih bisa), insomnia, anoreksia,
sering merasa cemas. Yang terjadi di luar tidak sesuai dg yang diharapkan.
Primer
Pemeriksaan :
fisik- diagnostik , status mentalis,
laboratorium, radiologik, evaluasi
psikologik, lain-lain
Diagnosis :
aksis I : klinis
aksis II = kepribadian
aksis III = kondisi medik
aksis UIV = psikososial
aksis V = Taraf fungsi
Terapi :
farmakoterapi, psikoterapi, terapi sosial,
terapi okupasional , lain-lain.
Tindak lanjut :
evaluasi terapi ,evaluasi
diagnosis
Diagnosis multiaksial :
Aksis I : gangguan klinis, kondisi lain yang menjadi fokus perhatian
Aksis II : gangguan kepribadian, retardasi mental
Aksis III : kondisi medik umum
Aksis IV : masalah psikososial dan lingkungan
Aksis V : penilaian fungsi secara global
- Antara aksis I, II dan III tidak selalu harus ada hubungan
etiologik atau patogenesis.
- Hubungan antara aksis I-II-III dan aksis IV dapat timbal balik
saling mempengeruhi.
Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, PPDGJ – III
6. Faktor resiko terkena gangguan jiwa?
Psikopatologi Waham
Etiologi
Townsend (1998, hal 158) menagatakan bahwa ‘hal-hal yang
menyebabkan gangguan isi pikir : waham adalah ketidakmampuan untuk
mempercayai orang lain, panic, menekan rasa takut stress yang berat yang
mengancam ego yang lemah., kemungkinan factor herediter”.
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sundeen (1998, hal 310) factor presipitasi dari
perubahan isi pikir : waham kebesaran yaitu :
1. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang
maladaptive termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak
yang mengatur perubahan isi informasi dan abnormalitas pada
mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
2. Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan
terjadinya gangguan prilaku.
3. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanta terdapat pada respon neurobiologist yang
maladaptive berhubungan denagn kesehatan lingkungan, sikap dan
prilaku individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur,infeksi,
keletihan, rasa bermusuhan atau lingkunag yang penuh kritik,
masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stress
agngguan dalam berhubungan interpersonal, kesepian, tekanan,
pekerjaa, kemiskinan, keputusasaan dan sebaigainya.
7. Macam-macam waham?
a. Percaya 100% akan kebenaran keyakinanya
b. Selalu bertentangandengan logika
c. Selalu bertentangan dengan realitas
d. Tidak dapat dirubah orang lain, sekalipun dengan jalan yang logis dan
rasional
e. Selalu mengenai diri sendiri ( egosentris)
Buku Saku PPDGJ - III
Klasifikasi
a. Waham kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, orang yang berpangkat tinggi,
orang yang pandai sekali, orang yang banyak uangnya dan banyak
rumahnya. Didapat dari sindrom manie.
b. Waham berdosa
Timbul perasaan salah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang
besar. Penderita percaya sudah selayaknya dirinya harus dihukum
berat, atau menjalani hukuman mati sekalipun. Didapatkan pada
sindrom depresi.
c. Waham dikejar
Individu merasa dirinya senantiasa dikejar2 oleh orang lain atau
sekelompok orang yang bermaksud berbuat jahat kepada dirinya.
d. Waham curiga
Individu merasa selalu tersindir oleh orang2 disekitarnya. Individu
curiga terhadap sekitarnya. Individu yang memnpunyai waham ini
mencari-cari hubuhngan anatar dirinya dengan orang lain disekitarnya,
yang bermaksud menyindir atau menuduh hal2 yang tidak senonoh
terhadap diri penderita. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita kenal
“ideas of reference” yaitu idea atau perasaan, bahwa peristia tertentu
dan perbuatan2 tertentu dari orang lain (senyuman, gerak-gerik,
tangan nyanyian dan sebagainya) mempunyai hubungan dengan
dirinya sendiri.
e. Waham cemburu
Selalu cemburu pada orang lain.
f. Waham rendah diri
Perasan rendah diri/ kurang dari pada orang lain.
g. Waham hypochondri
Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya.
Sering didapatkan pada skizofrenia.
h. Waham magik-mistik
Waham mengenai soal-soal magik dan mistik.
i. Waham sistematis
Yaitu “waham” yang sudah dianalisa, memperlihatkan suatu pola
sentral tertentu, yang kemudian dibesarkan atau ditambah2 secara
sangat api dan sistemik. Walaupun unsur dasarnya salah dan tak logis,
akhirnya diperoleh suatu waham yang telah terbentuk dan berkembang
secara konswensi Keyakinan palsu yang digabungkan oleh suatu tema
atau peristiwa tunggal. Contoh: pasien dimata-matai oleh agen
rahasia, mafia atau boss
j. Waham aneh
k. thought echo
isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda
thought insertion or withdrawal (waham penarikan pikiran)
isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
(withdrawal)
thought broadcasting (waham siar pikiran)
isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya;
thought insertion (waham penanaman pikiran)
isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion)
delusion of control (waham pengendalian diri)
waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu
dari luar
delusion of passivitiy
waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas merujuk
kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau
penginderaan khusus)
delusional perception
pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas
bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau mukjizat
1. Erotomania
Keyakinan waham, lebih sering pada wanita dibandingkan laki-
laki, bahwa seseorang sangat mencintai dirinya
2. Pseudologia phantastica
Suatu jenis kebohongan dimana seseorang tampaknya percaya
terhadap kenyataan fantasinya dan bertindak atas kenyataan,
disertai sindroma munchausen, berpura sakit berulang-ulang.
(Psikologi Abnormal, John MN)
8. Macam-macam halusinasi?
a. Macamnya
1. Halusinasi Pendengaran (akustik).
Halusinasi ini sering kali terbentuk :
- Akoasma : suara-suara yang kacau balau yang tak dapat
dibedakan secra tegas.
- Phonema : suara-suara yang berbentuk suara jelas seperti
berasal dari manusia, sehingga penderita mendengar kata-
kata atau kalimat-kalimat tertentu.
2. Halusinasi Penglihatan (visual)
Secara khas banyak dijumpai pada keadaaan delirium oleh
karena penyakit infeksi akut atau psikosa organik. Gangguan
terjadi pada gangguan otak yang akut dan reversibel.
Halusinasi visual lebih sering menimbulkan ketakutan pada
penderita dibandingkan dengan halusinasi akustik.
3. Halusinasi Olfaktori (pembauan )
Sering didapatkan pada keadaan skizofrenia dan keadaan lesi
dari lobus temporalis. Halusinasi olfaktorik sering tidak
menyenangkan dan tidak disukai.
4. Halusinasi Gustatorik (rasa lidah/ pengecap).
Halusinasi gustatorik murni jarang dijumpai, tetapi sering
terjadi bersama-sama dengan halusinasi olfaktorik. Ilusi
gustatorik lebih sering dijumpai.
5. Halusinasi Taktil (perabaan).
Sering dijumpai pada keadaan toksik, misalnya delirium
tremens dan juga pada adiksi kokain.
6. Halusinasi Haptik
Ini merupakan suatu persepsi, dimana seolah-olah tubuh
semdiri bersentuhan/ besinggungan secra fiaik dengan
manusia lain atau benda lain. Seringkali halusinasi heptik ini
bercorak seksual.
7. Halusinasi Kinestetik
Penderita merasa bahwa anggota tubuhnya terlepas dari
tubuhnya, mengalami perubahan bentuk bergerak sendiri.
8. Halusinasi Autoskopi
Penderita seolah-olah melihat dirinya di hadapannya.
Bagian Limbik yang menjadi pusat emosi yang berada di amygdala dan
hippocampus berfungsi mengatur emosi manusia dan memori emosi.
pada perkembangan selanjutnya diperluas artinya keseluruh lintasan
neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan
motivasional.
Mekanisme Kerja
Hipotesis : sindrom psikosis terjadi berkaitan dengan aktivitas
neurotransmitter Dopamine meningkat.
Mekanisme kerja obat antipsikosis tipikal adalah memblokade
Dopamin pada reseptor pascasinaptik neuron di Otak, khususnya di
sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal. Sedangkan yang atipikal
disamping berafinitas terhadap domapin D2 reseptor juga terhadap
serotonin 5HT2 receptors.
Efek samping :
- Sedasi dan inhibisa psikomotor
- Gangguan otonomik
- Gangguan ekstrapiramidal
- Gangguan endokrin
Efek samping irreversible hanya terjadi pada jangka panjang seperti
tardive dyskinesia ( gerak involunter wajah, lidah, mulat dan anggota
gerak, waktu tidur menghilang). Maka dibutuhkan pemeriksaan
laboratorium : darah rutin, urine lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal,
deteksi dini perubahan akibat efek samping obat.
Penggolongan
l. Obat antipsikosis tipikal
- Phenothiazine
- Butyrophenone
- Diphenyl-butyl-piperidine
m. Obat antipsikosis atipikal
- Benzamide : sulpiride ( dogmatil)
- Dibenzodiazepine : clozapine, olanzapine, quetiapine
- Benzisoxazole : risperidon
Psikososial
• Terapi perilaku
• Famili terapi
• Grup terapi
• Psikoterapi individual
Monoamin
a. Norepinefrin Sistem syaraf otonom terminal Menurunkan derajat
saraf post sinapsis simpatis. depresi
Asam Amino
a. GABA Hipotalamus, hipocampus,
korteks, serebelum, basal ganglia, Menurunkan derajat
medula spinalis, retina korea huntington,
gangguan ansietas,
Fungsi : kemunduran aktivitas skizofrenia,dan berbagai
tubuh. jenis epilepsi.
b. Glisin Medula spinalis, batang otak Derajat
Fungsi: menghambat motor toksik/keracunan
neuron berulang. “glycine encephalopaty”
c. Aspartat dan Sel-sel piramid/kerucut dari Menurunkan
Glutamat korteks, serebelum tingkat derajat yang
dan sistem sensori aferen primer, berhubungan
hipocampus, talamus, dengan gerakan
hipotalamus, medula spinalis motor spastik
Fungsi: menilai informasi sensori,
mengatur berbagai motor dan
reflek spinal.
Neuropeptida
a. Endorfin dan Hipotalamus , talamus, struktur Modulasi aktivitas
enkefalin limbik dan batang otak, enkedalin dopamin oleh opiod
juga ditemukan pada traktus peptida dapat
gastrointestinal menumpukkan
Fungsi modulasi (mengatur) nyeri berbagai ikatan
dan mengurangi peristaltik terhadap gejala
(enkefalin) skizofrenia
b. Substansi P
c. Somatostatin
STEP 4
Waham
Halusinasi
Marah marah
stressor
auliaputri.dr@gmail.com