Anda di halaman 1dari 34

LBM 1

STEP 1

 Waham bizzare : suatu keyakinan tdk sesuai dg kenyataan, waham yg aneh,


mustahil untuk terjadi. Contohnya bisa dipengaruhi atau mempengaruhi oleh org
lain. Contohnya : mengaku seorang alien, nabi, malaikat.
- Sisip pikir, kontrol pikir, siar pikir, sedot pikir
 Halusinasi akustik : suatu presepsi yg bs ditangkap oleh panca indera tetapi
tanpa ada rangsangan thd panca indera tersebut, ada akuasma (tidak jelas) &
phonema ( jelas, kata-kata).
 Fungsi global : fungsi keseluruhan terganggu kegiatan sehari-hari, tidak bisa
berinteraksi dg orang lain,komunikasi, psikososial, acuan penggolongan gangguan
jiwa.

STEP 2

1. Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa?


2. Macam-macam gangguan jiwa?
3. Gejala dari gangguan jiwa?
4. Etiologi dari gangguan jiwa?
5. Bagaimana cara mendiagnosis pasien dengan gangguan jiwa?
6. Terapi untuk gangguan jiwa?
7. Faktor resiko terkena gangguan jiwa?
8. Macam-macam waham?
9. Macam-macam halusinasi?
10. Pemeriksaan untuk gangguan jiwa?
11. Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa psikotik?
12. Macam-macam gejala psikotik?
13. Apa yang dimaksud dengan stressor?
14. Macam-macam stressor?
15. Derajat stressor?
16. Apa itu GAF?
17. Bagaimana cara menilai GAF?

STEP 3

1. Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa?


Gangguan jiwa atau gangguan mental ( mental disorder) adalah
sindrom atau pola perilaku, atau psikologi seseorang yang
secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan
dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (
impairment / disability) di dalam satu atau lebih fungsi yang
penting dari manusia. Sebagai tambahan disimpulkan bawah
disfungsi itu adalah disfungsi segi perilaku, psikologik atau
biologik dan gangguan itu tidak semata-mata terletak di dalam
hubungan antarara orang itu dengan masyarakat.

konsep gangguan jiwa

Menimbulkan :
gejala klinis
a. Penderitaan ( distress)
bermakna
b. Disabilitas ( disability)

sindrom atau pola


perilaku

sindrom atau pola


psikologik

1. Fase Prodomal
- Berlangsung antara 6 bula sampai 1 tahun
- Gangguan dapat berupa Self care, gangguan dalam akademik,
gangguan dalam pekerjaan, gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran
dan persepsi.
2. Fase Aktif
- Berlangsung kurang lebih 1 bulan
- Gangguan dapat berupa gejala psikotik; Halusinasi, delusi,
disorganisasi proses berfikir, gangguan bicara, gangguan perilaku,
disertai kelainan neurokimiawi
3. Fase Residual
- Kien mengalami minimal 2 gejala; gangguan afek dan gangguan
peran, serangan biasanya berulang.

(Iyus Yosep, 2008, Keperawatan Jiwa)

Berdasarkan berat ringan :


a. Psikosis (PSIKOTIK) adalah suatu kondisi ggn jiwa/mental “berat”
ditandai dg hilangnya daya nilai realita dan ggn fungsi mental lain
(halusinasi,waham inkoherensi, konfusi, disorientasi, ggn ingatan, peri
- laku teragitasi dll) serta tdpt hendaya berat dlm fungsi global
penderita, spt fgs: peran, sosial dan pribadi (psikosis akut, skizofrenia,
skizoafektif, psikosis akibat kondisi medis umum/zat dll.).

DSM-IV termasuk ggn jiwa psikotik: ggn perkembangan pervasif,


ggn skizofrenia, ggn skizofreniform, ggn skizoafektif, ggn delusianal (
waham), ggn psikotik akut, ggn psikotik krn kondisi medis umum, ggn
psikotik akibat zat, ggn psikotik ytt dan ganguan mood berat dg ciri
psikotik

b. NEUROSIS (NEUROTIK) adalah ggn jiwa non psikotik cenderung


kronis atau rekuren yg ditandai terutama oleh kecemasan yg dialami
atau diekspresikan scr langsung atau diubah melalui mekanisme
pertahanan, kecemasan dpt tampak sbg gejala (obsesi, kompulsi,
fobia) atau disfungsi (astenia, impotensi) dll.
DSM-III: Suatu ggn jiwa/mental (ringan-sedang -berat) dg sindroma
yg menyebabkan penderitaan, dikenali sebagai tdk dapat diterima atau
asing, daya nilai realita baik, ggn relatif bertahan atau rekuren tdk
terbatas pd reaksi atau stresor dan sulit ditunjukkan etiologi atau faktor
organiknya.

Buku Saku Diagnosis Jiwa, PPDGJ III

Klasifikasi Gangguan Jiwa

Klasifikasi Gangguan Jiwa


- F0 Gangguan Mental Organik, termasuk Gangguan Mental
Simtomatik
 Gangguan mental organic = gangguan mental yang berkaitan
dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak. Gangguan mental
simtomatik = pengaruh terhadap otak merupakan akibat
sekunder penyakit/gangguuan sistemik di luar otak.
 Gambaran utama:
o Gangguan fungsi kongnitif
o Gangguan sensorium – kesadaran, perhatian
o Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang
persepsi (halusinasi), isi pikir (waham), mood dan emosi
- Fl Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol dan
Zat Psikoaktif Lainnya
- F2 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham
 Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan
karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak
wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan kemampuan intelektual
tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang
kemudian.

- F3 Gangguan Suasana Perasaan (Mood [Afektif])


 Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau
afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau
kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek
biasanya disertai perubahan keseluruhan tingkat aktivitas dan
kebanyakan gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan itu
- F4 Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan
Terkait Stres
- F5 Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan
Fisiologis dan Faktor Fisik
- F6 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa dewasa
 Kondisi klinis bermakna dan pola perilaku cenderung menetap,
dan merupakan ekspresi pola hidup yang khas dari seseorang dan
cara berhubungan dengan diri sendiri maupun orang lain.
Beberapa kondisi dan pola perilaku tersebut berkembang sejak
dini dari masa pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai
hasil interaksi faktor-faktor konstitusi dan pengalaman hidup,
sedangkan lainnya didapat pada masa kehidupan selanjutnya.
 F7 Retardasi Mental
Keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap,
yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya ketrampilan
selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat
kecerdasan secara menyeluruh. Dapat terjadi dengan atau tanpa
gangguan jiwa atau gangguan fisik lain. Hendaya perilaku adaptif
selalu ada.
- F8 Gangguan Perkembangan Psikologis
 Gambaran umum
o Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak.
o Adanya hendaya atau keterlambatan perkembangan fungsi-
fungsi yang berhubungan erat dengan kematangan biologis
susunan saraf pusat.
o Berlangsung terus-menerus tanpa remisi dan kekambuhan
yang khas bagi banyak gangguan jiwa.
 Pada sebagian besar kasus, fungsi yang dipengaruji termasuk
bahasa, ketrampilan visuo-spasial, koordinasi motorik. Yang khas
adalah hendayanya berkurang secara progresif dengan
bertambahnya usia.
- F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada
Masa Kanak dan Remaja
2. Macam-macam gangguan jiwa?
Berat (Psikotik)  perilaku menyimpang, halusinasi, waham, penurunan fungsi
global
- Organik : kelainan di otak (tumor)
- Fungsional : tdk terdapat kelainan di otak  skizofrenia, gangguan mood,
gangguan waham menetap

Ringan  perilaku masih baik (interaksi dg org lain masih bisa), insomnia, anoreksia,
sering merasa cemas. Yang terjadi di luar tidak sesuai dg yang diharapkan.

3. Gejala dari gangguan jiwa?


Sekunder
- Gangguan psikosoasial  sering mengurung diri, diam, mengamuk
- Disorientasi  komunikasi kacau
- Punya waham  bertentangan dg realita
- Halusinasi  penglihatan & pendengaran
- Gangguan disabilitas  gangguan makan
- Merasa nyeri

Primer

- Susah mengontrol emosi


- Paratimi ( harusnya senang tapi sedih), Paramimi

- Anhedonia (asociality)  hilangnya kempuan untuk merasakan kesenangan


- Alogia  kurangnya kemampuan untuk berfikir atau berbicara
- Inkoherensi  kata-kata kacau tidak nyambung

4. Etiologi dari gangguan jiwa?

5. Bagaimana cara mendiagnosis pasien dengan gangguan jiwa?


Anamnesis :
alasan berobat, riwayat gangguan sekarang,
riwayat gangguan dahulu, riwayat
perkembangan diri, latar belakang sosial,
keluarga , pendidikan, perkawinan,
pekerjaan.

Pemeriksaan :
fisik- diagnostik , status mentalis,
laboratorium, radiologik, evaluasi
psikologik, lain-lain

Diagnosis :
aksis I : klinis
aksis II = kepribadian
aksis III = kondisi medik
aksis UIV = psikososial
aksis V = Taraf fungsi

Terapi :
farmakoterapi, psikoterapi, terapi sosial,
terapi okupasional , lain-lain.

Tindak lanjut :
evaluasi terapi ,evaluasi
diagnosis

Diagnosis multiaksial :
Aksis I : gangguan klinis, kondisi lain yang menjadi fokus perhatian
Aksis II : gangguan kepribadian, retardasi mental
Aksis III : kondisi medik umum
Aksis IV : masalah psikososial dan lingkungan
Aksis V : penilaian fungsi secara global
- Antara aksis I, II dan III tidak selalu harus ada hubungan
etiologik atau patogenesis.
- Hubungan antara aksis I-II-III dan aksis IV dapat timbal balik
saling mempengeruhi.
Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, PPDGJ – III
6. Faktor resiko terkena gangguan jiwa?

Faktor pencetus (Kaplan) :

a. Emotional turbulent families


b. Stressful life event
c. Diskriminasi
d. Kemiskinan

Psikopatologi Waham
Etiologi
Townsend (1998, hal 158) menagatakan bahwa ‘hal-hal yang
menyebabkan gangguan isi pikir : waham adalah ketidakmampuan untuk
mempercayai orang lain, panic, menekan rasa takut stress yang berat yang
mengancam ego yang lemah., kemungkinan factor herediter”.

Secara khusus factor penyebab timbulnya waham dapat diuraikan dalam


beberapa teori yaitu :
a. Faktor Predisposisi
Menurut Townsend (1998, hal 146-147) factor predisposisi dari
perubahan isi pikir : waham kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori
yang diuraikan sebagai berikut :
1. Teori Biologis
a. Faktor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam
perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki
anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua,
saudara kandung, sanak saudara lain).
b. Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa
kelainan skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan
suaru kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus
otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel
pramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderoita
skizoprenia.
c. Teori biokimia menyatakan adanya peningkata dupamin
neorotransmiter yang dipertukarkan mengahasilkan gejala-
gejala peningkatan aktifitas yang berlebihan dari pemecahan
asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.
2. Teori Psikososial
a. Teori sistem keluarga Bawen dalam Townsend (1998)
menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu
perkembangan disfungsi keluarga. Komflik diantara suami istri
mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan
menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansietas dan
suatu kondisi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu
hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara
orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan
ketergantungan diri kepada orang tua dan masuk kepada masa
dewasa, dimana di masa ini anak tidak akan mampu memenuhi
tugas perkembangan dewasanya.
b. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami
psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang
penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang
membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu
membentuk rasa percaya tehadap orang lain.
c. Teoti psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil
dari suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan
suatu hubungan saling mempengaruhi orang tua dan anak .
karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme
pertahanan itu pada waktu kecemasan yang ekstrem mennjadi
suatu yang maladaptive dan perilakunya sering kali merupakan
penampilan dan sekmen diri dalam kepribadian.

b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sundeen (1998, hal 310) factor presipitasi dari
perubahan isi pikir : waham kebesaran yaitu :
1. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang
maladaptive termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak
yang mengatur perubahan isi informasi dan abnormalitas pada
mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
2. Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan
terjadinya gangguan prilaku.
3. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanta terdapat pada respon neurobiologist yang
maladaptive berhubungan denagn kesehatan lingkungan, sikap dan
prilaku individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur,infeksi,
keletihan, rasa bermusuhan atau lingkunag yang penuh kritik,
masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stress
agngguan dalam berhubungan interpersonal, kesepian, tekanan,
pekerjaa, kemiskinan, keputusasaan dan sebaigainya.

Proses terjadinya waham


Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan
mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan
waham, menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi,
penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi, digunakan sebagai
pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan
cinta. Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan menjadi
kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan untuk menghindari
kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk
melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat diterima didalam
dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas, telah
dihipotesiskan menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi, waham
kebesaran dan superioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil
pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara
untuk meningkatkan harga diri mereka yang terluka. Waham kebesaran
merupakan regresi perasaan maha kuasa dari anak-anak, dimana perasaan
akan kekuatan yang tidak dapat disangkal dan dihilangkan (Kaplan dan
Sadock, 1997).

Cameron, dalam Kaplan dan Sadock, (1997) menggambarkan 7 situasi


yang memungkinkan perkembangan waham, yaitu : peningkatan harapan,
untuk mendapat terapi sadistik, situasi yang meningkatkan
ketidakpercayaan dan kecurigaan, isolasi sosial, situasi yang
meningkatkan kecemburuan, situasi yang memungkinkan menurunnya
harga diri (harga diri rendah), situasi yang menyebabkan seseorang
melihat kecacatan dirinya pada orang lain, situasi yang meningkatkan
kemungkinan untuk perenungan tentang arti dan motivasi terhadap
sesuatu.

Buku Ajar Psikiatri Klinis, Kaplan dan Sadock


Proses Terjadinya Waham dibagi menjadi enam yaitu :
1. Fase Lack of Human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik secara
fisik maupun psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-
orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat
miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang
secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan
selft ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan
dipandang sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dn
diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya
pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya
penghargaan saat tumbuh kembang ( life span history ).
2. Fase lack of self esteem
Tidak adanta pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan
yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui
kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya,
menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta
memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek
pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya
sangat rendah.
3. Fase control internal external
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat
berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting
dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan
tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien
mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak
benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi
dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif
tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien
tidak merugikan orang lain.
4. Fase environment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap
sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya
diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak
berfungsinya norma ( Super Ego ) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan
dosa saat berbohong.
5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan
menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).
6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang
tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting
sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta
memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.

7. Macam-macam waham?
a. Percaya 100% akan kebenaran keyakinanya
b. Selalu bertentangandengan logika
c. Selalu bertentangan dengan realitas
d. Tidak dapat dirubah orang lain, sekalipun dengan jalan yang logis dan
rasional
e. Selalu mengenai diri sendiri ( egosentris)
Buku Saku PPDGJ - III
Klasifikasi
a. Waham kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, orang yang berpangkat tinggi,
orang yang pandai sekali, orang yang banyak uangnya dan banyak
rumahnya. Didapat dari sindrom manie.
b. Waham berdosa
Timbul perasaan salah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang
besar. Penderita percaya sudah selayaknya dirinya harus dihukum
berat, atau menjalani hukuman mati sekalipun. Didapatkan pada
sindrom depresi.
c. Waham dikejar
Individu merasa dirinya senantiasa dikejar2 oleh orang lain atau
sekelompok orang yang bermaksud berbuat jahat kepada dirinya.
d. Waham curiga
Individu merasa selalu tersindir oleh orang2 disekitarnya. Individu
curiga terhadap sekitarnya. Individu yang memnpunyai waham ini
mencari-cari hubuhngan anatar dirinya dengan orang lain disekitarnya,
yang bermaksud menyindir atau menuduh hal2 yang tidak senonoh
terhadap diri penderita. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita kenal
“ideas of reference” yaitu idea atau perasaan, bahwa peristia tertentu
dan perbuatan2 tertentu dari orang lain (senyuman, gerak-gerik,
tangan nyanyian dan sebagainya) mempunyai hubungan dengan
dirinya sendiri.
e. Waham cemburu
Selalu cemburu pada orang lain.
f. Waham rendah diri
Perasan rendah diri/ kurang dari pada orang lain.
g. Waham hypochondri
Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya.
Sering didapatkan pada skizofrenia.
h. Waham magik-mistik
Waham mengenai soal-soal magik dan mistik.
i. Waham sistematis
Yaitu “waham” yang sudah dianalisa, memperlihatkan suatu pola
sentral tertentu, yang kemudian dibesarkan atau ditambah2 secara
sangat api dan sistemik. Walaupun unsur dasarnya salah dan tak logis,
akhirnya diperoleh suatu waham yang telah terbentuk dan berkembang
secara konswensi Keyakinan palsu yang digabungkan oleh suatu tema
atau peristiwa tunggal. Contoh: pasien dimata-matai oleh agen
rahasia, mafia atau boss

(Sinopsis Psikiatri, Kaplan dan Sadock. Ed 7)

j. Waham aneh
k. thought echo
isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda
 thought insertion or withdrawal (waham penarikan pikiran)
isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
(withdrawal)
 thought broadcasting (waham siar pikiran)
isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya;
 thought insertion (waham penanaman pikiran)
isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion)
 delusion of control (waham pengendalian diri)
waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu
dari luar
 delusion of passivitiy
waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas merujuk
kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau
penginderaan khusus)
 delusional perception
pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas
bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau mukjizat

(Buku Saku PPDGJ-III, dr. Rusdi Maslim)

1. Erotomania
Keyakinan waham, lebih sering pada wanita dibandingkan laki-
laki, bahwa seseorang sangat mencintai dirinya
2. Pseudologia phantastica
Suatu jenis kebohongan dimana seseorang tampaknya percaya
terhadap kenyataan fantasinya dan bertindak atas kenyataan,
disertai sindroma munchausen, berpura sakit berulang-ulang.
(Psikologi Abnormal, John MN)

8. Macam-macam halusinasi?
a. Macamnya
1. Halusinasi Pendengaran (akustik).
Halusinasi ini sering kali terbentuk :
- Akoasma : suara-suara yang kacau balau yang tak dapat
dibedakan secra tegas.
- Phonema : suara-suara yang berbentuk suara jelas seperti
berasal dari manusia, sehingga penderita mendengar kata-
kata atau kalimat-kalimat tertentu.
2. Halusinasi Penglihatan (visual)
Secara khas banyak dijumpai pada keadaaan delirium oleh
karena penyakit infeksi akut atau psikosa organik. Gangguan
terjadi pada gangguan otak yang akut dan reversibel.
Halusinasi visual lebih sering menimbulkan ketakutan pada
penderita dibandingkan dengan halusinasi akustik.
3. Halusinasi Olfaktori (pembauan )
Sering didapatkan pada keadaan skizofrenia dan keadaan lesi
dari lobus temporalis. Halusinasi olfaktorik sering tidak
menyenangkan dan tidak disukai.
4. Halusinasi Gustatorik (rasa lidah/ pengecap).
Halusinasi gustatorik murni jarang dijumpai, tetapi sering
terjadi bersama-sama dengan halusinasi olfaktorik. Ilusi
gustatorik lebih sering dijumpai.
5. Halusinasi Taktil (perabaan).
Sering dijumpai pada keadaan toksik, misalnya delirium
tremens dan juga pada adiksi kokain.
6. Halusinasi Haptik
Ini merupakan suatu persepsi, dimana seolah-olah tubuh
semdiri bersentuhan/ besinggungan secra fiaik dengan
manusia lain atau benda lain. Seringkali halusinasi heptik ini
bercorak seksual.

7. Halusinasi Kinestetik
Penderita merasa bahwa anggota tubuhnya terlepas dari
tubuhnya, mengalami perubahan bentuk bergerak sendiri.
8. Halusinasi Autoskopi
Penderita seolah-olah melihat dirinya di hadapannya.

9. Pemeriksaan untuk gangguan jiwa?


10. Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa psikotik?

Bagian Limbik yang menjadi pusat emosi yang berada di amygdala dan
hippocampus berfungsi mengatur emosi manusia dan memori emosi.
pada perkembangan selanjutnya diperluas artinya keseluruh lintasan
neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan
motivasional.

Bagian utama sistem limbik adalah hipotalamus dengan struktur


berkaitan, selain mengatur prilaku emosional juga mengatur kondisi
internal tubuh seperti suhu tubuh, osmolalitas cairan tubuh, dan
dorongan untuk makan dan minum serta mengatur berat badan Fungsi
internal ini secara bersama-sama disebut fungsi vegetatif otak yang
berkaitan erat pengaturannya dengan perilaku. Bagaimana kerja
Hipotalamus dan sistem limbik, dalam Guyton diterangkan Fungsi
Perilaku dari Hipotalamus dan Sistem Limbik (Guyton, 1997:937)

1. Perangsangan pada hipotalamus lateral tidak hanya


mengakibatkan timbulnya rasa haus dan nafsu makan tapi juga
besarnya aktivitas emosi binatang seperti timbulnya rasa marah
yang hebat dan keinginan berkelahi.
2. Perasangan nukleus ventromedial dan area sekelilingnya bila
dirangsang menimbulkan rasa kenyang dan menurunkan nafsu
makan dan binatang menjadi tenang.
3. Perangsangan pada zone tipis dari nuklei paraventrikuler yang
terletak sangat berdekatan dengan ventrikel ketiga (atau bila
disertai dengan perangsangan pada area kelabu dibagian tengah
mesensefalon yang merupakan kelanjutan dari bagian hipotalamus
biasanya berhubungan dengan rasa takut dan reaksi terhukum.
4. Dorongan seksual dapat timbul bila ada rangsangan pada
beberapa area hipotalamus. Khususnya pada sebagian besar
bagian anterior dan posterion hipotalamus. Hipotalamus, daerah
pengatur utama untuk sistem limbik, berhubungan dengan semua
tingkat limbik. Hipotalamus mewakili kurang dari 1 persen masa
otak, namun merupakan bagian penting dari jaras pengatur
keluaran sistem limbik. Sebagai contoh perangsangan
Kardiovaskular hipotalamus. Perangsangan efek neurogenik pada
sistem kardiovaskular meliputi kenaikan tekanan arteri, penurunan
tekanan arteri, peningkatan atau penurunan frekuensi denyut
jantung. Pada umumnya, perangsangan bagian posterior dan
lateral hipotalamus meningkatkan tekanan arteri dan frekuensi
denyut jantung, sedangkan perangsangan area preoptik sering
menimbulkan efek yang berlawanan. Pengaturan gastrointestinal,
dimana perangsangan pada hipotalamik lateral berhubungan
dengan pusat lapar, bila daerah ini rusak maka pada percobaan
binatang, akan terjadi kehilangan nafsu makan menyebabkan
kematian karena kelaparan (lethal starvation). Pusat kenyang
terdapat di nukneus ventromedial, bila daerah ini dirangsang
dengan listrik pada binatang percobaan akan menghentikan
makannya dan benar-benar mengabaikan makanannya. Bila area
ventromedial ini rusak secara bilateral maka, maka binatang
tersebut jadi rakus, dan terjadi kegemukan yang hebat.

Buku Fisiologi Guyton


Sistem respons fisiologik pada stress akut dan kronik, terdapat
respon fight and flight dimana berperan hormon epinefrin, norepinefrin
dan dopamin, respon terhadap ancaman meliputi penyesuaian perpaduan
banyak proses kompleks dalam organ-organ vital seperti otak, sistem
kardiovaskular, otot, hati dan terlihat sedikit pada organ kulit,
gastrointestinal dan jaringan limfoid. (Martin, David, 1987:625)
Sistem norepinefrn dan sistem serotonin normalnya menimbulkan
dorongan bagi sistem limbik untuk meningkatkan perasaan seseorang
terhadap rasa nyaman, menciptakan rasa bahagia, rasa puas, nafsu makan
yang baik, dorongan seksual yang
sesuai, dan keseimbangan psikomotor, tapi bila terlalu banyak akan
menyebabkan serangan mania. Yang mendukung konsep ini adalah
kenyataan bahwa pusat-pusat reward dan punishment di otak pada
hipotalamus dan daerah sekitarnya menerima sejumlah besar ujung-ujung
saraf dari sistem norepinefrin dan serotonin (Guyton 1997:954)
Pada pasien penyakit jiwa seperti skizofrenia terdapat berbagai
keadaan yang diyakini disebabkan oleh salah satu atau lebih dari tiga
kemungkinan berikut:(1) terjadi hambatan terhadap sinyal-sinyal saraf di
berbagai area pada lobus prefrontalis atau disfungsi pada pengolahan
sinyal-sinyal; (2) perangsangan yang berlebihan terhadap sekelompok
neuron yang mensekresi dopamin dipusat-pusat perilaku otak, termasuk
di lobus frontalis, dan atau; (3) abnormalitas fungsi dari bagian-bagian
penting pada pusat-pusat sistem pengatur tingkah laku limbik di
sekeliling hipokampus otak (Guyton,1997:954).

11. Macam-macam gejala psikotik?


- Gangguan fungsi mental
- Waham bizzare
- Halusinasi akustik
- Gangguan sosial : sering menyendiri
- Perawatan thd diri sendiri berkurang
- Fungsi peran menurun

12. Apa yang dimaksud dengan stressor?


Setiap peristiwa atau keadaaan yang bisa merubah atau mempengaruhi hidup
seseorang, orang sehat bisa beradaptasi dg masalah tersebut, jika tidak bisa
menerima keadaan tersebut  keluhan-keluhan  gangguan jiwa.

13. Macam-macam stressor?


Stressor positif  menerima dijadikan presiden
Stressor negatif  menerima musibah

Stressor lingkungan : kemcetan, kepadetan, ancaman rasa aman, stress


akademik, hubungan personal
Stressor fisiologik : hamil, haid, reaksi tubuh
Stressor dari pikiran diri sendiri : tergantung masing-masing individu

Stressor episodik : baru terjadi musibah


Stressor sekuen : berurutan
Stressor kronis : masalah yang berlarut-larut

14. Derajat stressor?


15. Apa itu GAF?
Global Assesment Functioning  menilai segala aspek dari kehidupan sehari-hari,
komunikasi, psikososial
a. 100-91 : gejala tidak ada, fungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak
dapat ditanggulangi (normal)
b. 90-81 : gejala minimal, fungsi baik, tidak lebih dari masalah harian
yang biasa.
c. 80-71 : gejala sementara dan dapat diatasi, terjadi disabilitas ringan
dalam social, pekerjaan, sekolah, dll.
d. 70-61 : beberapa gejala yang ringan dan menetap, terjadi disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
e. 60-51 : sudah gejala sedang/moderat,disabilitas sedang
f. 50-41 : gejala berat/serius, disabilitas berat
g. 40-31 : beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi,terjadi disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
h. 30-21 : disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai,tidak mampu
melaksanakan fungsi di segala bidang.
i. 20-11 : sudah bahaya yang mencederai diri sendiri / org lain, terjadi
disabilitas yg sgt berat dalam komunikasi dan mengurus diri.
j. 10-1 : seperti 20-11 tapi lebih persisten dan serius
k. 0 : informasi tidak adekuat

16. Bagaimana cara menilai GAF?

17. Terapi untuk gangguan jiwa?

Penanganan yang perlu dipertimbangkan :


• pertama : karena ada hubungannya dengan profil psikologis
individu,keluarga dan sosial maka harus ada pendekatan  Terapi
harus disesuaikan dengan lingkungan yang mendukung pasien
• Kedua : agen farmakologis digunakan mengatasi ketidakseimbangan
kimiiawi, strategi nonfarmakkologi harus dapat menangani masalah
nonbiologi
• Ketiga : Terapi tunggal jarang memberi hasil yang memuaskan, karena
gangguan skizofrenia adalah suatu gangguan yang kompleks

Meskipun obat antipsikotik tetap penangan utama skizofrenia, tetapi


penelitian mengemukakan bahwa intervensi psikososial termasuk
psikoterapi dapat mempercepat perbaikan klinis.

Terdapat 5 pedoman dalam penggunaan antipsikotik pada penderita


skizofrenia , yaitu :
• Tentukan “target symtomps” terlebih dahulu
• Antipsikotik yang telah berhasil dengan baik pada masa lampau
sebaiknya tetap dipergunakan
• Pengganti jenis antipsikotik baru dilakukan setelah jenis antipsikotik
sebelumnya telah dipergunakan 4 – 6 minggu
• Hindari polifarmasi
• Dosis mantenans adalah dosis efektif terendah

Obat Anti Psikotik ( neuroleptics, major tranquilizer, atractics,


antipsychotic drugs, neuroleptika)
Indikasi Penggunaan :
Gejala sasaran : Sindrom Psikosis
Diagnostik Sindrom Psikosis :
- Hendaya berat dalam kemampuan menilai daya menilai
realitas. Manifestasi : kesadaran diri terganggu, daya nilai
norma sosial dan daya tilikan diri terganggu.
- Hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental. Manifestasi :
gangguan asosiasi pikiran ( koherensi), isi pikiran tidak wajar (
waham), gangguan persepsi ( halusinasi) , gangguan perasaan
dan perilaku aneh atau tidak terkendali.
- Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari : tidak
mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan
rutin.

Mekanisme Kerja
Hipotesis : sindrom psikosis terjadi berkaitan dengan aktivitas
neurotransmitter Dopamine meningkat.
Mekanisme kerja obat antipsikosis tipikal adalah memblokade
Dopamin pada reseptor pascasinaptik neuron di Otak, khususnya di
sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal. Sedangkan yang atipikal
disamping berafinitas terhadap domapin D2 reseptor juga terhadap
serotonin 5HT2 receptors.

Efek samping :
- Sedasi dan inhibisa psikomotor
- Gangguan otonomik
- Gangguan ekstrapiramidal
- Gangguan endokrin
Efek samping irreversible hanya terjadi pada jangka panjang seperti
tardive dyskinesia ( gerak involunter wajah, lidah, mulat dan anggota
gerak, waktu tidur menghilang). Maka dibutuhkan pemeriksaan
laboratorium : darah rutin, urine lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal,
deteksi dini perubahan akibat efek samping obat.

Penggolongan
l. Obat antipsikosis tipikal
- Phenothiazine
- Butyrophenone
- Diphenyl-butyl-piperidine
m. Obat antipsikosis atipikal
- Benzamide : sulpiride ( dogmatil)
- Dibenzodiazepine : clozapine, olanzapine, quetiapine
- Benzisoxazole : risperidon

Psikososial
• Terapi perilaku
• Famili terapi
• Grup terapi
• Psikoterapi individual

Buku Ajar Psikiatri Klinik, Kaplan dan Sadock halaman 164


Riwayat Penggunaa Psikoaktif
Perbedaan obat Psikotropik dan Narkotik
Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan
saraf pusat ( SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental
dan perilaku digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik.

Obat Narkotik = Narkotika


Adalah obat yang bekerja selektif pada SSP yang mempunyai efek utama
terhadap penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnyarasa dan
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri digunakan untuk analgesik,
antitusif,antispasmodik dan premedikasi anastesi.
Contoh :opioid, kokain, ganja.
Narkotika medis : hanya golongan opioid ( morfin, petidin, codein,
papaverine).

Terdapat kategori diagnosis Gangguan Mental dan Perilaku Akibat


Penggunaan Zat Psikoaktif pada PPDGJ – III. Yang termasuk zat
psikoaktif adalah zat yang mempengaruhi aktivitas mental dan perilaku
disini adalah alkohol, opioida, kanabinoida, sedativa atau hipnotika,
kokain , stimulansia,halusinogenika, tembakau, pelarut yang mudah
menguap dan zat psikoaktif lainnya.

Sehingga obat psikotropik dan narkotik termasuk salah satu zat


psikoaktif. Perlu dibedakan dengan zat adiktif karena tidak semua zat
psikoaktif adalah zat adiktif.
neurotrasmitter Lokasi Implikasi Penyakit Jiwa
Kolinergik
a. Asetilkolin Sistem saraf otonom simpatis dan Meningkatkan derajad
parasimpatis,terminal saraf depresi
presinapsis parasimpatik, terminal
postsinapsis

Sistem saraf pusat : korteks Menurunkan derajad


serebral hipokampus, struktur penyakit alzeimer, korea
limbik, basal ganglia hutington, parkinson.

Fungsi : tidur, bangun persepsi


nyeri ,pergerakan memori

Monoamin
a. Norepinefrin Sistem syaraf otonom terminal Menurunkan derajat
saraf post sinapsis simpatis. depresi

Sistem saraf pusat: talamus, Meningkatkan derajat


sistem limbik, hipokampus, mania,keadaan
serebelum, korteks serebri. kecemasan, skizofrenia.
Fungsi pernafasan, pikiran,
persepsi, dayapenggerak, fungsi
kardiovaskuler, tidur dan bangun.
Menurunkan
b. Dopamin Frontal korteks, sistem limbik, derajat penyakit
basal ganglia, talamus, hipofisis parkinson dan depresi
posterior, medula spinalis
Meningkatkan derajat
Fungsi: pergerakan dan mania dan skizofrenia.
koordinasi, emosional, penilaian,
pelepasan prolaktin. Menurunkan derajat
c. Serotonin Hipotalamus, talamus, sistem depresi
limbik, korteks serebral,
serebelum, medula spinalis Meningkatkan derajat
Fungsi : tidur, bangun, libido, kecemasan
nafsu makan, perasaan, agresi
persepsi nyeri, koordinasi dan Menurunkan derajad
penilaian depresi
d. histamin Hipotalamus

Asam Amino
a. GABA Hipotalamus, hipocampus,
korteks, serebelum, basal ganglia, Menurunkan derajat
medula spinalis, retina korea huntington,
gangguan ansietas,
Fungsi : kemunduran aktivitas skizofrenia,dan berbagai
tubuh. jenis epilepsi.
b. Glisin Medula spinalis, batang otak Derajat
Fungsi: menghambat motor toksik/keracunan
neuron berulang. “glycine encephalopaty”
c. Aspartat dan Sel-sel piramid/kerucut dari Menurunkan
Glutamat korteks, serebelum tingkat derajat yang
dan sistem sensori aferen primer, berhubungan
hipocampus, talamus, dengan gerakan
hipotalamus, medula spinalis motor spastik
Fungsi: menilai informasi sensori,
mengatur berbagai motor dan
reflek spinal.
Neuropeptida
a. Endorfin dan Hipotalamus , talamus, struktur Modulasi aktivitas
enkefalin limbik dan batang otak, enkedalin dopamin oleh opiod
juga ditemukan pada traktus peptida dapat
gastrointestinal menumpukkan
Fungsi modulasi (mengatur) nyeri berbagai ikatan
dan mengurangi peristaltik terhadap gejala
(enkefalin) skizofrenia
b. Substansi P
c. Somatostatin

Teori Dopamin Pathway


Skizofrenia yang berdasarkan teori DOPAMIN terdiri dari 4 jalur :
n. Mesolimbik dopamin pathways
Memproyeksikan badan sel dopaminergik bagian ventral tegmentum
area ( VTA) batang otak kemudian ke nukleus akumben di daerah
limbik yang mempunyai peran mempengaruhi perilaku seperti
sensasimenyenangkan, powerfull euphoria. Jalur ini berperan penting
pada emosional perilaku khususnya halusinasi pendengaran, waham
dan gangguan pikiran. Contoh psikostimulan seperti amfetamin dan
kokain dapat menyebabkan peningkatan dopamin melalui pelepasan
dopamin pada jalur sehingga timbul simptom positif dan timbul
psikosis paranoid jika pemberian berulang.

Kesimpulan : hiperaktivitas mesolimbik dopamin pathways


mempunyai peran dalam simptom positif
Penatalaksanaan : antipsikotik melalui blokade reseptor dopamin
khususnya D2.

o. Mesokortikal dopamin pathways


Jalur ini mulai daerah ventral tegmentum area ke daerah serebral
korteks khususnya korteks limbi. Peranan mesokortikal dopamin
pathway sebagai mediasi dari simptom negatif dan kognitif
disebabkan penurunan dopamin terutama daerah dorsolateral
prefrontal korteks.
Penurunan bisa secara primer dan sekunder. Penurunan sekunder
terjadi melalui inhibisi dopamin yang berlebihan pada jalur ini atau
melalui blokade antipsikotik terhadap resepter D2.
Penatalaksanaan : pemberian antipsikotik atipikal  dopamin
jalur mesolimbik turu tetapi dopamin jalur mesokroteks meningkat.

p. Nigrostriatal dopamin pathways


Jalur ini berjalan dari daerah substansia nigra pada batang otak ke
daerah basal ganglia atau striatum.
Berfungsi sebagai kontrol gerak motorik untuk sistem ekstrapiramidal.
 Penurunan dopamin di substansia nigra  parkinson
 Penurunan dopamin di ganglia basalis  akatisia dan distonia
khusus wajah dan leher.
Hiperaktivitas dopamin pada nigrostrital dopamin pathway mendasari
gangguanpergerakan hiperkinetik contoh chorea, diskinesia dan tics
karena lamanya blokade D2.
q. Tuberoinfundibular dopamin pathway
Dimulai dari hipotlamus ke hipofisis anterior. Normal dipengaruhi
inhibisi dan penglepasan aktif prolaktin. Karena terjadi lesi atau
pemakaian obat menyebabkan gangguan fungsi tuberoinfundibular
dopamin pathway  akibatnya galaktorea, amenorea.

Buku Skizofrenia dan Diagnosis Banding , Benhard Rudyanto


\

STEP 4
Waham
Halusinasi
Marah marah

stressor

auliaputri.dr@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai