Anda di halaman 1dari 14

EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK

DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Transportasi berperan penting dalam pembangunan berbagai sektor

industri di Indonesia, khususnya menciptakan sistem distribusi yang berjalan

secara efektif dan efisien dan tidak terjadi inefisiensi. Semakin baik dan cepat

moda transportasi yang digunakan semakin besar (mahal) biaya yang harus

dikeluarkan. Hal ini juga dapat berdampak pada inefisiensi. Ada kendala waktu

yang akan menyebabkan kualitas barang menjadi turun, artinya keterlambatan

pengiriman dapat menyebabkan kualitas produk menjadi turun. Ini juga dapat

disebut sebagai inefisiensi produk. Akan tetapi mahalnya biaya yang harus

dikeluarkan untuk pengiriman yang cepat berarti telah terjadi inefisiensi biaya

yang dapat menjadi dilema bagi perusahaan.

Hal-hal yang menyebabkan ongkos logistik (transportasi) mahal adalah

pemilihan pengunaan jenis alat transportasi dan metode penyimpanan produk.

Apabila pengiriman menghendaki faktor kecepatan, maka transportasi melalui

udara (biaya mahal) dan truk merupakan dua pilihan utama. Jika perusahaan

menginginkan biaya yang murah, maka transportasi melalui kereta api dan kapal

(memakan waktu yang lebih lama) adalah pilihan utama. Pada angkutan darat,

truk muncul dengan tawaran yang lebih murah dibandingkan dengan kereta api,

karena dapat melayani dari pintu ke pintu.

Pilihan-pilihan moda transportasi tersebut masih terdapat kendala.

1
EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK
DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Kendala kondisi infrastruktur juga mempengaruhi mahalnya biaya distribusi,

karena infrastruktur yang rusak mengakibatkan banyak produk yang rusak saat

diangkut. Semakin banyak produk yang rusak saat diangkut dari produsen ke

konsumen akhir, maka akan semakin berat beban biaya logistik karena semakin

banyak produk yang tidak dapat dijual. Membangun sistem logistik yang efisien

dan melakukan pembenahan sistem logistik adalah suatu keniscayaan untuk

memperkuat daya saing produk pangan domestik. Kendala keterlambatan yang

ditemui pada saat pengiriman komoditi adalah barang rusak karena menunggu

lama atau barang busuk karena jadwal pesawat terlambat keterlambatan 1-3 jam.

Kendala keterlambatan cukup sering, keterlambatan diakibatkan oleh manajemen

airline, kondisi cuaca, dan kondisi jalan yang rusak. Kendala keterlambatan ini

dapat brdampak pada munculnya keterlambatan cost.

Studi Kelembagaan Transportasi Multimoda dan Logistik (2008)

menjelaskan terdapat beberapa isu terkait transportasi di Indonesia. Isu pertama

menjelaskan fenomena penurunan kondisi serta kesenjangan antara kebutuhan

dan ketersediaan kapasitas prasarana transportasi termasuk infrastruktur jalan.

Berkaitan dengan masalah infrastruktur. Berdasarkan World Economic Forum,

terdapat 12 pilar yang menjadi indikator keunggulan kompetitif sebuah negara.

Dari beberapa pilar yang menjadi indikator, terdapat satu pilar yang menjadi

fokus perhatian dalam penulisan latar belakang penelitian, yaitu pilar

infrastruktur. Forum tersebut menjelaskan tingkat efisiensi dari sebuah moda

transportasi yaitu mampu membantu para pengusaha memperoleh bahan baku

dan mengirimkan barang tepat waktu serta dengan biaya yang rendah. Indonesia

2
EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK
DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

saat ini berada pada peringkat 56 dari 144 Negara, tentu hal tersebut

menunjukkan masih banyak hal yang harus ditingkatkan demi mencapai sistem

infrastruktur termasuk moda transportasi dan kondisi jalan transportasi yang lebih

baik.

Kondisi jalan transportasi di Indonesia masih perlu ditinjau serta

diperbaiki. Jalan rusak memperlambat waktu perjalanan dikarenakan penyedia

jasa transportasi harus memperhatikan kualitas produk yang diangkut supaya

tidak cacat. Isu kedua terkait dengan keterbatasan sarana dan jaringan transportasi

kereta api serta sarana transportasi laut. Peran transportasi kereta api dalam

angkutan barang masih rendah dibandingkan dengan transportasi jalan seperti

truk. Isu ketiga dikaitkan dengan keselamatan dan keamanan transportasi yang

perlu ditingkatkan, dalam hal tersebut pihak pemerintah maupun swasta perlu

menjaga kualitas moda transportasi yang dapat ditawarkan ke pihak masyarakat.

Isu keempat terkait pelaksanaan transportasi multimoda yang belum optimal.

Salah satu faktor yang menghambat adalah faktor biaya transportasi tinggi, hal

tersebut dibuktikan dengan banyaknya pungutan liar yang ditemui dalam proses

pengiriman produk serta dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan.

Selain ketiga isu di atas, kendala lain yang juga sering ditemui pada

transportasi intermoda saat pengiriman komoditi adalah rute pengiriman bus atau

pesawat, over capacity bus atau pesawat, dan prioritas bagasi penumpang di bus

atau pesawat. Pesawat yang sering menolak barang yang sudah terdaftarkan

dengan alasan overload bagasi penumpang, isi barang penumpang tidak sesuai

yang disebutkan dari awal sehingga penanganan packing terkadang salah, slot

3
EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK
DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

pesawat yang kurang, dan kualitas kerja ground handling yanng kurang baik.

Wan et al., (2012) menjelaskan bahwa transportasi intermoda adalah

pergerakan kargo menggunakan lebih dari satu moda transportasi perjalanan dan

berada di bawah satu kontrak serta menggunakan satu dokumen konsinyasi.

Transportasi intermoda merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi perdagangan. Jenis transportasi ini mengubah hubungan

antara mitra dagang dan operator internasional dari pembeli-penjual tradisional

menjadi sebuah kemitraan baru dalam perdagangan dan transportasi. Hal ini

membutuhkan perubahan secara mental, dimana hal tersebut merupakan

pendekatan baru bagi praktek komersial dan sebagai perubahan yang sesuai

dalam aturan perdagangan dan transportasi.

Secara keseluruhan neraca perdagangan sektor pertanian masih berada

pada posisi surplus. Hal ini karena sumbangan surplus neraca perdagangan sub-

sektor perkebunan yang relatif besar, sementara sub-sektor lainnya cenderung

pada posisi defisit. Laju pertumbuhan ekspor selama periode 2010-2014 sebesar

7,4 persen/tahun, sementara laju pertumbuhan impor lebih tinggi yaitu sekitar

13,1 persen/tahun, walaupun demikian secara rata-rata pertumbuhan neraca

perdagangan masih tumbuh positif dengan laju 4,2 persen/tahun (OECD

Indonesia, 2015). Bila ditelaah berdasarkan subsektor, maka kondisi perdagangan

komoditas tanaman pangan Indonesia dalam posisi defisit atau dengan kata lain

bahwa Indonesia menjadi negara net importer. Komoditas pangan yang

menyumbang impor terbesar adalah gandum, kedelai diikuti oleh jagung dan

beras. Sebaliknya komoditas penyumbang ekspor terbesar adalah ubi kayu.

4
EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK
DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Neraca perdagangan produk hortikultura masih mengalami defisit. Namun

demikian, kinerja ekspor produk hortikultura mengalami peningkatan rata sebesar

19,9 persen/tahun, sedangkan impornya tumbuh hanya 12,6 persen/tahun.

Kondisi defisit neraca perdagangan hortikultura terutama terjadi pada kelompok

komoditas buah dan sayur, sementara pada tanaman obat dan tanaman hias

menunjukkan surplus perdagangan. Buah-buahan manggis dan mangga menjadi

penyumbang ekspor terbesar sedangkan untuk kelompok sayuran adalah kol,

wortel, tomat dan kentang. Sebaliknya, buah-buahan yang dominan menyedot

devisa adalah durian dan jeruk dan untuk kelompok sayuran adalah bawang

merah, bawang putih, kentang dan wortel (Kementan, 2015; Renstra Kementan

2015-2019).

Produk berumur pendek tersebut juga sebagian besar dari produk

pertanian. Kontribusi sektor pertanian dan agribisnis terhadap ekonomi Indonesia

cukup nyata. Perkembangan transaksi ekspor dan impor menunjukkan dinamika

perekonomian suatu wilayah dalam konteks hubungan antar wilayah. Aktivitas

ini juga mengisyaratkan kemampuan daya saing produk-produk suatu negara

dalam perdagangan global.

Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan D.I. Yogyakarta mencatat nilai

ekspor daerah D.I. Yogyakarta tahun 2014 mencapai US$ 236,22 juta, meningkat

sebesar 11,55 persen dari tahun 2013 yang sebesar US$ 211,76 juta. Sebagian

besar volume produk yakni sekitar 55,69 persen diekspor melalui Tanjung Mas

sebagai pelabuhan laut terdekat dengan Provinsi D.I. Yogyakarta. Menurut

komoditas, pada tahun 2014 total impor yang bernilai sebesar US$ 25,48 juta

5
EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK
DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

didominasi oleh suku cadang mesin pertanian sebesar 78,37 persen, diikuti

tekstile sebesar 17,73 persen. Sedangkan sisanya 3,9 persen komoditas lainnya

termasuk komoditas produk berumur pendek hasil pertanian. Data ekspor

Pelabuhan Muat D.I. Yogyakarta tahun 2014 dari Bandara Internasional Adi

Soetjipto Yogyakarta mencapai 2,32 juta kg atau secara nasional menyumbang

4,16 persen dengan nilai 11,91 juta US$ (Badan Pusat Statistik, 2015).

Produk berumur pendek hasil pertanian yang ditangani oleh perusahaan

berasal dari berbagai kota, antara lain Yogyakarta, Semarang, Magelang, dan

Karanganyar. Kondisi lapangan yang dihadapi adalah perusahaan

mempertimbangkan keterbatasan kapasitas yang diberikan oleh maskapai untuk

pasar ekspor. Penelitian hanya terpusat di perusahaan PT. Global Putra

Indologistics. PT. GPI merupakan salah satu perusahaan freight forwarder yang

beroperasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Perusahaan ikut berperan aktif

berpartisipasi dengan stakeholder dalam proses internasionalisasi Bandara

Adisucipto menjadi bandara internasional. Fasilitas logistik yang dibangun oleh

PT. GPI mengusung konsep sebagai cargo hub center untuk mendukung

pengembangan konsolidasi ekspor dan distribusi impor. Jenis komoditi yang

dikirim bermacam-macam, salah satunya produk berumur pendek. Produk

berumur pendek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah buah segar, daging,

ayam, ikan, dan sayuran yang ditangani oleh perusahaan. Berdasarkan informasi

Badan Pusat Statistik Yogyakarta, pada bulan Februari 2014 tercatat pengiriman

pasar ekspor melalui Jakarta yang berasal dari Yogyakarta senilai 39,98 persen.

Jenis angkutan terdiri dari berbagai macam komoditi, salah satunya produk

6
EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK
DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

berumur pendek.

Berdasarkan hasil observasi terhadap pelanggan perusahaan cargo yang

berjenis komoditi produk berumur pendek, terdapat permasalahan, yaitu ketika

kapasitas maskapai terbatas, maka produk-produk harus dialihkan melalui Jakarta

yang membutuhkan waktu dua hingga tiga hari melalui jalur darat. Konsep Cargo

Hub Center yang dibangun belum optimal dikarenakan sistem pengembangan

transportasi multimoda belum berjalan maksimal. Dalam rantai pasok industri

aliran bahan mentah mengalir dari pemasok sebagai input untuk proses. Ada

kalanya masuk gudang bahan baku terlebih dahulu untuk menunggu giliran

diproses di bagian produksi. Setelah selesai diproduksi masuk gudang barang jadi

untuk menunggu proses distribusi.

Permasalahan lain dalam penelitian ini adalah produk berumur pendek

hasil pertanian atau produk-produk mudah rusak yang dikirim perusahaan cargo

menuju daerah lain di Pulau Jawa adalah semua jenis produk yang mengalami

perubahan secara fisik yang dapat mempengaruhi umur hidupnya baik tetap atau

pun acak, dan menjadi kadaluwarsa ketika nilai ekonomisnya turun pada saat tiba

di konsumen. Dalam aliran produk ini peranan transportasi sangat penting,

sehingga perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja

transportasi tersebut. Ukuran kinerja yang banyak digunakan adalah

meminimunkan biaya transportasi. Dalam rantai pasok produk mudah rusak

waktu sangat berperan penting, karena kelambatan tiba di konsumen akan

menyebabkan nilai ekonomis produk tersebut berkurang bahkan hilang. Karena

sifatnya yang mudah rusak, maka untuk mempertahankan kualitas produk-produk

7
EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK
DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

mudah rusak diperlukan upaya-upaya teknologis yang ditujukan untuk menahan

laju kerusakan produk-produk tersebut. Upaya-upaya teknologis itu terutama

dalam proses penyimpanan dan pengangkutan (transportasi) produk-produk

tersebut.

Disamping kemasan yang harus dirancang supaya produk tetap terjaga

kualitasnya, di sisi lain waktu pengangkutan (transportasi) juga harus diupayakan

secepat mungkin supaya produk tiba di konsumen dalam kondisi yang masih

dalam batas toleransi pemakaian, artinya produk tersebut masih mempunyai nilai

ekonomis. Dalam hal ini pemilihan moda transportasi menjadi hal yang tidak

dapat dihindari lagi supaya produk tiba di konsumen tepat waktu (on time

delivery). Perusahaan logistik ini perlu membina kerjasama dengan aktor-aktor di

rantai pasok tersebut, atau hanya bekerja berdasarkan pesanan yang diterima

sewaktu-waktu. Oleh karena itu diperlukan manajer logistik. Menurut Lambert et

al., (Fizzanty, dkk., 2012) manajer logistik itu berkontribusi dan mendapat

manfaat ketika mengelola lintas fungsi diantaranya mengelola hubungan dengan

pelanggan, pemasok, mengelola permintaan, mengelola jasa pelanggan,

memenuhi order, komersialisasi produk dan fungsi lainnya.

Penanganan produk untuk mempermurah biaya logistik dapat juga dengan

menerapkan sistem rantai pasok berpendingin dengan berinvestasi pada ruang

penyimpanan berpendingin produk berumur pendek untuk petani. Proses pasca

panen dan manajemen pemasaran juga dilakukan oleh asosiasi ini. Para petani

mengirimkan produk berumur pendeknya kepada asosiasi yang bertanggung

jawab atas grading dan pengepakan produk berumur pendek, dan dikirim ke

8
EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK
DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

pasar swalayan melalui sistem jaringan berpendingin. Teknologi yang digunakan

untuk pengangkutan produk berumur pendek ini memakai bahan es cair sehingga

dapat lebih efisien daripada truk berpendingin. Upaya lain untuk membuat

ongkos logistik murah adalah optimasi cost supply dengan meminimalkan biaya

transportasi dapat dilakukan dengan cara mengatur lokasi gudang dan industri,

mengelompokan supplier dan merancang pola distribusi yang efektif ke

konsumen. Kualitas transportasi harus diperhatikan untk menghindari kerusakan

pangan. Karena kerusakan bahan pangan akan menurunkan harga dan kualitas

pangan secara keseluruhan. Kondisi infrastruktur jalanan dari Provinsi DIY

menuju ke pulau lain juga mempengaruhi biaya distribusi, karena infrastruktur

yang rusak mengakibatkan banyak produk yang rusak saat diangkut. Semakin

banyak produk yang rusak saat diangkut dari produsen ke konsumen akhir, maka

akan semakin berat beban biaya logistik karena semakin banyak produk yang

tidak dapat dijual.

Solusi secara umum dalam penanganan pengiriman produk berumur

pendek di mana proses utama pembuatan rantai pasokan adalah arus barang dari

pemasok bahan baku untuk barang jadi ke pelanggan. Dalam aliran ini barang,

transportasi sangat penting dengan biaya diminimalkan sebagai indikator kinerja.

Fenomena lain dapat dilihat saat itu kurang sensitif terhadap kualitas produk, itu

berarti bahwa keterlambatan pengiriman tidak menyebabkan penurunan kualitas.

Dalam rantai pasokan produk tahan lama, waktu sangat sensitif terhadap kualitas

produk. Keterlambatan pengiriman dapat menyebabkan nilai produk menurun

bahkan nol. Jadi, nilai maksimal yang menjadi indikator kinerja penting untuk

9
EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK
DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

mempertahankan kualitas produk tahan lama, maka diperlukan upaya teknologi

yang dapat menurunkan tingkat memburuknya, tetapi dengan konsekuensi akan

meningkatkan biaya rantai pasokan.

Berkaitan dengan permasalahan-permsalahan yang diuraikan di atas,

penelitian Sartika (2011) menjelaskan bahwa rantai pasokan produk berumur

pendek, yaitu ikan dieksplorasi sebagai contoh produk yang mudah rusak

sementara menunjukkan interaksi antara kualitas, biaya dan pengiriman

menggunakan pemodelan simulasi dinamis dalam rantai pasokan ikan. Langkah

pertama dari pemodelan adalah pemahaman tentang sistem nyata, dan kemudian

menciptakan model konseptual yang menunjukkan interaksi antar stakeholder

dalam rantai pasokan ikan. Interaksi ini menjadi masukan untuk membuat

subsistem dan diagram lingkaran sebab akibat yang diperlukan dalam simulasi.

Sebelum menjalankan simulasi, model formulasi itu dilakukan yang terdiri dari

formulasi diagram alir dan matematika dibuat sebagai masukan simulasi.

Menurut simulasi dinamis ini bahwa penggantian moda transportasi dan

kemasan yang terbukti dapat menjaga kualitas produk sehingga masih dapat

diterima oleh pelanggan. Hal ini terlihat dari nilai kualitas pada rantai pasokan

partai setelah moda transportasi dan penggantian kemasan cenderung lebih baik,

setidaknya sama dengan kondisi awal, itu berarti ada pengurangan kualitas.

Tetapi, di saat yang sama, penggantian moda transportasi dan kemasan untuk

memasok ada peningkatan biaya total, terutama pada distributor. Jadi,

penggantian moda transportasi dan implementasi kemasan dengan tujuan untuk

menjaga kualitas produk harus dilakukan sebagai sesegera mungkin sebelum

10
EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK
DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

muncul teknologi baru yang lebih ekonomis. Intervensi dapat dilakukan melalui

menyediakan media transpor dan prasarana yang memadai, meskipun dalam

pelaksanaan terdapat penundaan.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Stank dan Goldsby (2000)

menjelaskan manajemen transportasi mempunyai peran penting dan menjadi

salah satu kunci sukses dalam bersaing pada siklus rantai pasokan. Apabila

dipandang dari sudut makro ekonomis, satu dari tujuh jenis pekerjaan yang

diminati oleh warga Amerika adalah pekerjaan yang berkaitan dengan

transportasi. Penelitian yang dilakukan oleh Fizzanty dan Kusnandar (2012)

menjelaskan bahwa pengelolaan logistik itu tidak dapat berdiri sendiri tetapi

harus dikelola bersamasama dengan lima fungsi lainnya dalam rantai pasok.

1.2. Rumusan Masalah

Pengiriman produk berumur pendek yang ditangani oleh para penyedia

jasa pengiriman (freight forwarder), yaitu PT. GPI terkadang mengalami

beberapa hambatan, salah satunya kapasitas yang disediakan oleh moda

transportasi pada hari pengiriman tidak memadai. Berdasarkan fenomena

tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan metode efisiensi penanganan

produk berumur pendek dengan menggunakan alternatif moda transportasi, dan

menempuh jalur perjalanan yang tersedia.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan

efisiensi moda transportasi dan logistik untuk produk berumur pendek.

11
EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK
DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berikut dua pertanyaan penelitian yang muncul dari perumusan masalah

yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Apa penyebab terjadinya inefisiensi transportasi dan logistik untuk produk

berumur pendek?

2. Apa yang dapat dilakukan oleh Perusahaan agar inefisiensi pada bidang

transportasi dan logistik untuk produk berumur pendek dapat tereduksi?

1.4. Lingkup Penelitian

Batasan dalam pelaksanaan penelitian terkait pemilihan moda transportasi

pengiriman produk berumur pendek yang akan digunakan antara lain:

1. Data berasal dari para pelaku pengiriman produk berumur pendek, yaitu

Pahala Ekspress, Air Sea Land Cargo, Wina Mulia Cargo, SN Cargo, dan

Gapura Angkasa Cargo.

2. Moda transportasi yang dipilih sebagai pertimbangan adalah truk dan

pesawat.

3. Produk berumur pendek yang diteliti adalah buah, sayuran, daging, ayam, dan

ikan.

4. Data jarak berasal menggunakan alat bantu google maps.

12
EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK
DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.5. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi penyebab terjadinya inefisiensi

transportasi dan logistik untuk produk berumur pendek.

2. Merumuskan langkah untuk reduksi inefisiensi pada bidang transportasi dan

logistik.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mampu berkontribusi maupun memberikan manfaat bagi

berbagai yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Manfaat bagi perusahaan yaitu sebagai rekomendasi dalam penanganan dalam

pengiriman produk dan upaya menentukan jenis transportasi multimoda yang

dapat digunakan guna menghemat biaya dan waktu transportasi.

2. Manfaat bagi penulis yaitu penerapan teori terkait transportasi multimoda

yang diperoleh selama perkuliahan sehingga mampu menekan biaya

pengiriman khususnya produk berumur pendek.

1.7. Sistematika Penulisan

Penelitian ini ditulis berdasarkan sistematika tertentu. Adapun

sistematika penulisan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

13
EFISIENSI MODA TRANSPORTASI DAN LOGISTIK UNTUK PRODUK BERUMUR PENDEK
DAHLIA LARASTI R.
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang berkaitan

dengan topik yang diangkat.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang teori-teori yang menjadi landasan dalam

penelitian ini.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang metode penelitian yang digunakan, yang

berisi penjelasan tentang alat analisis yang digunakan, rerangka analisis, metode

pengumpulan data serta batasan penelitian.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi data-data yang telah diolah sesuai dengan metode yang

digunakan untuk selanjutnya ditindaklanjuti dengan pembahasan dalam rangka

pemecahan masalah dan tercapainya tujuan penelitian.

BAB V: SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi simpulan yang diperoleh dari serangkaian penelitian yang

telah dilakukan beserta saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian.

14

Anda mungkin juga menyukai