Materi Ekokes
Materi Ekokes
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah dalam pembiayaan kesehatan adalah
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yangtelah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Implementasi program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dimulai pada tanggal 1 Januari 2014 yang dibentuk oleh BPJS
kesehatan.
BPJS adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial merupakan badan hukum yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan 1ersam. Jaminan 1ersam adalah salah
satu bentuk perlindungan 1ersam untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya yang layak (UU No. 24 tahun 2011 tentang BPJS). Sistem JKN
yang dibentuk oleh BPJS Kesehatan tahun 2014 merupakan program jaminan kesehatan
nasional ini juga mengikuti 1ersam pembayaran pembayaran dengan paket pembayaran
pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang relatif homogen dalam hal
sumber daya yang digunakan dan berisikan pasien2 dengan karakteristik klinik yang
sejenis.(George Palmer, Beth Reid). Case Base Groups (CBG’s), yaitu cara pembayaran
1
Rumah Sakit akan mendapatkan pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan
Dalam pembayaran menggunakan system INA-CBGs, baik Rumah Sakit maupun pihak
pembayar tidak lagi merinci tagihan berdasarkan rincian pelayanan yang diberikan,
melainkan hanya dengan menyampaikan diagnosis keluar pasien dan kode DRG (Disease
Related Group). Besarnya penggantian biaya untuk diagnosis tersebut telah disepakati
waktu lama perawatan (length of stay) yang akan dijalani oleh pasien juga sudah
diagnosis utama menjadi acuan untuk menghitung biaya pelayanan. Penentuan tarif klaim
INA-CBGs didasarkan atas diagnosis akhir dan tindakan atau prosedur medis terhadap
pasien yang nantinya oleh petugas rumah sakit di entry ke dalam software INA-CBGs dan
keluar dalam bentuk Grouping atau kelompok kasus dan Severity Level (SL) nya yang
menentukan tarif klaim yang dibayarkan.Oleh karena, diagnosis akhir serta komplikasi
yang di entry sebagai penentu dari besarnya klaim harus mewakili dari segala biaya yang
dikeluarkan rumah sakit dalam menangani pasien sehingga data dalam rekam medis harus
mengakibatkan kerugian fatal bagi rumah sakit. Kelengkapan diagnosis didalam berkas
rekam medis sangat mempengaruhi kualitas data bersama penyakit dan dalam proses
pembayaran biaya kesehatan dengan software INA-CBGs. Berkas rekam medis yang tidak
lengkap secara tidak langsung dapat mengurangi biaya klaim yang berdasarkan software
INA-CBGs. Salah satunya adalah pasien dengan dua atau lebih dokter spesialis yang
merawat atau sering disebut pasien rawat bersama (Raber) yang diklaim menggunakan tarif
INA CBGs. Jika pasien dirawat oleh beberapa dokter atau pasien raber, hal ini
2
kemungkinan akan terjadi ketidaktelitian dan kekurangan dalam penulisan diagnosis akhir
didalam lembar resume medis, karena penulis diagnosis akhir harus satu Dokter
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan pada
3. Pengertian INA-CBGs.
5. Manfaat INA-CBGs.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan makalah ini adalah memberikan gambaran umum tentang INA-
CBGs.
2. Tujuan Khusus
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Dari pengertian tersebut terdapat dua
operasional.
b. Pemakai jasa pelayanan yaitu besarnya dana yang dikeluarkan untuk dapat
memanfaatkan tarif tersebut secara efektif dan efisien baik ditinjau dari aspek ekonomi
maupun sosial dengan tujuan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat yang
dengan penyebaran dana sesuai kebutuhan serta pemanfaatan yang diatur dengan baik,
Sistem pembiyaan yang tepat untuk suatu negara adalah sistem yang mampu
rehabilitatif, yang bermutu dan dibutuhkan, dengan tarif yang terjangkau. Cakupan
4
a. Akses pelayanan kesehatan yang adil dan bermutu bagi setiap warga; dan
(WHO, 2005).
kabupaten/kota) berasal dari pajak (umum dan penjualan), deficit financial (pinjaman
luar negeri) serta asuransi sosial. Sedang pemtarifan dari sektor swasta bersumber dari
Out of Pocket Payment (OOP) adalah pasien membayar langsung kepada dokter
atau pemberi pelayanan kesehatan lainnya untuk pelayanan kesehatan yang sudah
diterima. Aspek positif metode ini, pasien menjadi lebih menghargai nilai ekonomi
expenditure) karena harus membayar tarif kesehatan yang mahal dan tak terduga
pada saat sakit, sehingga bisa menyebabkan pasien dan keluarganya jatuh miskin.
5
b. Pajak (Taxation)
Sistem pemtarifan pajak ini adalah dengan menarik pajak umum (general
c. Asuransi (Insurance)
Sistem asuransi menarik premi yang dibayarkan oleh individu - individu peserta
juga akan mengubah sistem pembayaran dari setelah pelayanan diberikan menjadi
sebelum pelayanan diberikan serta sesudah sakit menjadi sebelum sakit. Sistem
menjadi sarana sektor swasta untuk berperan dalam upaya kesehatan nasional.
sistem ini. Sistem ini memproteksi generasi berikutnya dari tarif-tarif akibat
generasi kini.
yang bersifat heterogen kepada pasien, keadaan ini cukup menyulitkan dalam
perhitungan besaran pembayaran baik secara langsung dari pasien yang dilayani (out
6
salah satu solusi untuk pemecahan masalah ini. Casemix adalah pembayaran dengan
tarif per diagnosisi, bukan tarif/harga satuan jenis pelayanan dalam rangka
pembayar tidak lagi merinci tagihan pelayanan apa saja yang telah diberikan kepada
seorang pasien, akan tetapi rumah sakit hanya menyampaikan diagnosis pasien waktu
pulang dan memasukkan kode untuk kasus tersebut. Menurut Jacobs, casemix adalah
suatu indeks atau alat ukur rata - rata penggunaan sumber daya untuk kelompok khusus
yang sejenis. Besaran yang dihasilkan memperlihatkan perkiraan sumber daya yang
pada ciri klinis yang mirip/sama dan penggunaan sumber daya/tarif perawatan yang
casemix saat ini banyak digunakan sebagai dasar sistem pembayaran kesehatan di
No 27 Tahun 2014)
(INA-CBG’s)
sakit dan tim dokter harus bekerja secara efisien agar surplus, lewat casemix pendapatan
sebuah rumah sakit ditentukan dari keberhasilan tim, bukan orang per orang. Sehingga
seluruh elemen rumah sakit harus bekerja sama dengan baik untuk menghindari risiko.
Adapun kelebihan dan kekurangan sistem pembayaran Indonesia Case Base Groups
(INA-CBG‟s)
7
a. Memudahkan administrasi pembayaran bagi rumah sakit dan pihak pembayar.
d. Memberikan intensif kepada rumah sakit dan tenaga kesehatan untuk menggunakan
e. Mendorong kerja tim rumah sakit yang berpotensi meningkatkan kualitas layanan
c. Membatasi dokter dari upaya coba-coba produk obat, medis, yang ditawarkan oleh
d. Menimbulkan goncangan bagi para dokter yang biasa menentukan sendiri besaran
jasa medisnya.
dalam perhitungan tarif yang tercermin pada casemix (unit cost per jenis penyakit).
8
a. Dari aspek perencanaan, casemix dapat menyediakan informasi yang akurat tentang
b. Dari aspek pemtarifan, casemix dapat digunakan sebagai dasar persamaan persepsi
c. Dari aspek pemeliharaan, casemix dapat digunakan sebagai alat ukur dari output
rumah sakit dan menjadi dasar dari negosiasi tarif dengan pasien ataupun badan
penyelenggara.
penyediaan informasi bagi para tenaga medis dan tenaga kesehatan lain tentang
jenis perawatan, rata-rata lama hari rawat serta tarif pelayanan kesehatan.
payment). Sistem casemix pertama kali dikembangkan di Indonesia pada Tahun 2006
pembayaran dengan INA-DRG dimulai pada 1 September 2008 pada 15 rumah sakit
vertikal, dan pada 1 Januari 2009 diperluas pada seluruh rumah sakit yang bekerja sama
Group) seiring dengan perubahan grouper dari 3M Grouper ke UNU (United Nation
University) Grouper. Dengan demikian, sejak bulan Oktober 2010 sampai Desember
9
Sejak diimplementasikannya sistem casemix di Indonesia telah dihasilkan 4 kali
perubahan besaran tarif, yaitu tarif INA-DRG Tahun 2008, tarif INA-CBG Tahun 2013,
tarif INA-CBG Tahun 2014, dan tarif INA-CBG Tahun 2016. Tarif INA-CBG
mempunyai 1.077 kelompok tarif terdiri dari 789 kode grup/kelompok rawat inap dan
288 kode grup/kelompok rawat jalan, menggunakan sistem koding dengan ICD-10
dikembangkan oleh United Nations University (UNU). (PMK. No. 27 Tahun 2014).
Group/Kelompok Kasus yang terdiri dari 789 kelompok kasus rawat inap dan 288
kelompok kasus rawat jalan. Setiap group dilambangkan dengan kode kombinasi
10
Keterangan :
4) Pemberian Label Huruf disesuaikan dengan yang ada pada ICD 10 untuk setiap
sistem organ.
5) Terdapat 30 CMGs dalam UNU Grouper (22 Acute Care CMGs, 2 Ambulatory
CMGs)
11
b. Case-Based Groups (CBGs)
12
c. Kode CBGs
d. Severity Level
menjadi :
maupun komorbiditi)
c. “II - Sedang” Untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 2 (dengan mild
d. “III - Berat” Untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 3 (dengan major
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013,
actual cost dari pelayanan yang telah diberikan rumah sakit. Selain itu untuk
terhadap rumah sakit yang memberikan pelayanan dengan outcome yang baik.
Untuk itu keterlibatan rumah sakit dalam pengumpulan data koding dan data
costing yang lengkap dan akurat sangat diperlukan dalam proses updating tarif.
13
6. Tarif Pelayanan yang Diberikan Untuk FKRTL Dalam INA-CBG’s
pelayanan-pelayanan yang diperoleh oleh pasien yang akan diklaim oleh BPJS,
a. Aministrasi pelayanan.
subspesialis.
indikasi medis.
h. Pelayanan darah.
perbedaan tarif distribusi obat dan alat kesehatan di Indonesia. Dasar penentuan
14
regionalisasi digunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari Badan Pusat Statistik
(PMK. No. 27 Tahun 2014). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 52 Tahun 2016
a. Tarif regional 1 meliputi : Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan
Gorontalo.
e. Tarif regional 5 meliputi : Provinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara,
Tarif Rawat Jalan dan Tarif Rawat Inap dalam INA-CBG’s dikelompokkan dalam
enam tarif. Pengelompokan ini didasarkan pada jenis rumah sakit untuk mengakomodir
perbedaan tarif distribusi obat dan alat kesehatan di Indonesia (PMK. No. 52 Tahun
2016)
a. Tarif Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo.
15
b. Tarif Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, tarif Rumah Sakit
Kanker Dharmais, tarif Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.
a. special drugs;
b. special procedure;
c. special prosthese;
d. special investigation;
f. chronic cases
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem INA CBGs adalah aplikasi yang digunakan sebagai aplikasi pengajuan klaim
Rumah Sakit, Puskesmas, dan semua penyedia pelayanan Kesehatan (PPK) bagi
pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang relatif homogen dalam hal
sumber daya yang digunakan dan berisikan pasien2 dengan karakteristik klinik yang
sejenis.(George Palmer, Beth Reid). Case Base Groups (CBG’s), yaitu cara pembayaran
Rumah Sakit akan mendapatkan pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan
B. Saran
Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini mohon kritik maupun saran yang
17
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/124740114/Sistem-Pembiayaan-Kesehatan-Indonesia Hastomo
http://www.scribd.com/doc/177137821/Buku-Panduan-software-ina-cbgs-3-1
18