No Standar Elemen
Penilaian
PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
1 PAP.1 2
2 PAP.2 4
3 PAP.2.1 5
4 PAP.2.2 4
5 PAP.2.3 4
6 PAP.2.4 2
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN
PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI
7 PAP.3 4
DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN KONDISI PASIEN
8 PAP.3.1 4
PELAYANAN RESUSITASI
9 PAP.3.2 3 3
PELAYANAN DARAH
10 PAP.3.3 3
PELAYANAN PASIEN KOMA DAN YANG MENGGUNAKAN
VENTILATOR
11 PAP.3.4 3
PELAYANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR DAN
MEREKA YANG DAYA TAHANNYA DITURUNKAN IMMUNO
( -
SUPPRESSED )
12 PAP.3.5 3
PELAYANAN PASIEN DIALISIS
13 PAP.3.6 3
PELAYANAN PASIEN RESTRAIN
14 PAP.3.7 3
PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS
15 PAP.3.8 4
4
PELAYANAN PASIEN KEMOTERAPI DAN TERAPI LAIN YANG
BERISIKO TINGGI
17 PAP.3.9 3
PENYEDIAAN MAKANAN
18 PAP.4 7
TERAPI GIZI TERINTEGRASI
19 PAP.5 4
PENGELOLAAN NYERI
20 PAP.6 5
PELAYANAN DALAM TAHAP TERMINAL
21 PAP.7. 5
22 PAP.7.1. 6
22 Std 81 EP
(Yang lama : Bab PP 22 std dan 74 5
GAMBARAN UMUM
Tangg-jawab yg terpenting dari RS dan staf adalah memberikan asuhan
dan pelayanan pasien yg efektif dan aman. Hal ini membutuhkan
komunikasi yg efektif, kolaborasi dan standardisasi proses utk memastikan
bhw rencana, koordinasi, dan implementasi asuhan mendukung dan
merespons setiap kebutuhan unik pasien dan target.
Asuhan tsb dapat berupa upaya pencegahan, paliatif, kuratif, atau
rehabilitatif, termasuk anestesia, tindakan bedah, pengobatan, terapi
suportif, atau kombinasinya, yg berdasarkan asesmen dan asesmen ulang
pasien.
Area asuhan risiko tinggi (termasuk resusitasi, transfusi, transplantasi
organ/jaringan) dan asuhan utk risiko tinggi atau kebutuhan populasi
khusus yg membutuhkan perhatian tambahan.
Asuhan pasien dilakukan oleh PPA dgn banyak disiplin dan staf klinis lain.
Semua staf yg terlibat dlm asuhan pasien harus memiliki peran yg jelas,
ditentukan oleh kompetensi dan kewenangan, kredensial, sertifikasi,
hukum dan regulasi, ketrampilan individu, pengetahuan, pengalaman, dan
kebijakan RS atau uraian tugas wewenang (UTW).
Bbrp asuhan dapat dilakukan oleh pasien / keluarganya atau pemberi
asuhan terlatih(care giver).
Pelaksanaan asuhan dan pelayanan harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan oleh semua Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dapat dibantu
staf klinis lainnya.
Asuhan pasien terintegrasi dilaksanakan dgn elemen-elemen a.l.:
DPJP sebagai pimpinan klinis / ketua tim PPA(Clinical Team Leader)
PPA bekerja sbg tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional,
menggunakan Alur Klinis terintegrasi /Integrated Clinical Pathway ,
Perencanaan Pemulangan Pasien terintegrasi Integrated
/ Discharge
Planning
Manajer Pelayanan Pasien /Case Manager yg menjaga kesinambungan
pelayanan
Keterlibatan dan pemberdayaan pasien & keluarga dlm asuhan bersama
PPA harus memastikan:
asuhan direncanakan utk memenuhi kebutuhan pasien yg unik,
berdasarkan asesmen
rencana asuhan diberikan kpd tiap pasien
respons pasien terhadap asuhan dimonitor
rencana asuhan dimodifikasi bila perlu, berdasarkan respons pasien.
PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
➢Standar PAP.1.
RS menetapkan regulasi untuk pemberian asuhan yang
seragam kepada pasien
Clinical Practice
Guidelines
Clinical Pathways
Algorithma
Procedures
Protocols
Standing Orders
DPJP
Perawat Apoteker
Clinical Leader :
• Kerangka pokok Fisio Ahli
asuhan terapis Pasien, Gizi
• Koordinasi Keluarga
• Kolaborasi
• Sintesis Radio
• Interpretasi Analis
grafer
• Review
• Integrasi asuhan Lainnya
Yan Kes
/ RS Lain
Case
Yan Manager
Keuangan/
Billing Asuransi Dokter
Perusahaan/ Keluarga
Employer BPJS
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Case
Manager
MPP
(Laison “Jembatan”)
• RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
Case Management Concept
• Penerapan PCC >
• Kolaborasi PPA >
Pembayar • Kendali mutu asuhan
• Kendali biaya asuhan
PPA • Kendali safety asuhan
• Asuhan sesuai
kebutuhan pasien
Sistem • Kesinambungan
Pendukung
Keluarga, Pasien pelayanan
• Pasien memahami
Teman, asuhan
Tetangga dsb • QOL
• Kepuasan pasien
• Kemampuan pasien
mengambil keputusan >
MPP/ Case Mgr • Keterlibatan &
pemberdayaan >
• Kepatuhan >
• Kemandirian pasien
• Optimalisasi sistem
pendukung pasien
• Pemulangan aman
➢Standar PAP.2.1.
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan
didokumentasikan
Asesmen : IAR
➢Elemen Penilaian PAP. 2.1.
1. Ada regulasi ttg asuhan utk setiap pasien direncanakan oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP), perawat dan PPA lainnya
dlm waktu 24 jam sesudah pasien masuk rawat inap. (R)
2. Rencana asuhan dibuat utk setiap pasien dan dicatat oleh PPA yg
memberikan asuhan di rekam medis pasien (D,W)
3. Rencana asuhan pasien terintegrasi, dibuat dgn sasaran
berdasarkan data asesmen awal dan kebutuhan pasien. (D,W)
4. Rencana asuhan dievaluasi secara berkala sesuai kondisi pasien,
dimutakhirkan atau direvisi oleh tim PPA berdasar asesmen ulang
(D,W)
5. Perkembangan tiap pasien dievaluasi berkala dan dibuat notasi
pada CPPT oleh DPJP sesuai kebutuhan dan diverifikasi harian
oleh DPJP (D,W)
➢Maksud dan Tujuan PAP.2.1.
Rencana asuhan menjelaskan asuhan dan pengobatan/tindakan yg
diberikan kpd seorang pasien. Rencana asuhan memuat satu paket
tindakan yg dilakukan oleh PPA utk memecahkan atau mendukung
diagnosis yg ditegakkan melalui asesmen. Tujuan utama dari rencana
asuhan adalah untuk memperoleh hasil klinis yg optimal.
Proses perencanaan bersifat kolaboratif menggunakan data berasal
dari asesmen awal dan asesmen ulang yg dilakukan oleh dokter dan
PPA lainnya (perawat, ahli gizi, apoteker dsb) utk mengetahui dan
menetapkan prioritas tindakan, prosedur, dan asuhan PPA lainnya utk
memenuhi kebutuhan pasien.
Pasien dan keluarga dilibatkan dlm proses perencanaan. Rencana
asuhan diselesaikan dlm waktu 24 jam terhitung saat diterima sbg
pasien ranap. Berdasar hasil assesmen ulang, rencana asuhan
diperbaharui atau disempurnakan utk dapat menggambarkan kondisi
pasien terkini. Rencana asuhan didokumentasikan di rekam medik
pasien.
(Maksud dan Tujuan PAP.2.1.)
Rencana asuhan pasien harus terkait dgn kebutuhan pasien.
Kebutuhan ini mungkin berubah sbg hasil dari proses
penyembuhan klinis atau ada informasi baru hasil asesmen
ulang (contoh, hilangnya kesadaran, hasil lab yg abnormal), lihat
PAP.8.7, PAP.9.
Rencana asuhan direvisi berdasar perubahan2 ini dan
didokumentasikan di rekam medis pasien sbg catatan dari
rencana semula, atau ini dapat menghasilkan rencana asuhan
baru.
Salah satu cara utk membuat rencana asuhan adalah
mengetahui dan menetapkan sasaran2. Sasaran terukur dapat
dipilih oleh DPJP dan bekerja sama dgn perawat dan PPA lainnya.
Sasaran terukur dapat diamati, dapat dicapai terkait asuhan
pasien dan dari hasil klinis yg diharapkan. Sasaran ini harus
realistik, spesifik pada pasien, dan harus terkait waktu utk
mengukur kemajuan dan hasil terkait rencana asuhan. Contoh
dari sasaran realistik dan terukur sbb:
(Maksud dan Tujuan PAP.2.1.)
Kondisi pasien kembali dgn fungsi (out put) jantung stabil melalui
detak jantung, irama jantung, tekanan darah berada di kisaran
normal
Pasien dapat menunjukkan mampu memberi sendiri suntikan
insulin sebelum pasien pulang keluar dari RS
Pasien mampu berjalan dengan“walker” (alat bantu untuk berjalan)
menuju ruangan tamu dan kedua kakinya mampu menanggung
beban berat badan
1. Secara rutin saat visit pasien tiap pagi DPJP membaca CPPT
semua info (24 jam), dari semua PPA, terkait asesmen,
perkembangan pasien, pelaksanaan pelayanan, juga dari form
lain a.l. “Nurse’s note”, Form gizi, dll.
2. Melakukan review, interpretasi, sintesis dari rencana dan
pelaksanaannya POLA KEGIATAN DPJP SEHARI-HARI
3. Menyusun skala prioritasSebagai
(Std AP Clinical
4.1.) Leader
CPPT : Kolom Review & Verifikasi DPJP
4. Memberi catatan / notasi pd CPPT utk a.l. perhatian, koreksi,
(Std PAP 2.1. EP 5)
arahan, instruksi dsb sebagai wujud integrasi !!
5. Atau bila asuhan sudah sesuai dgn rencana & sasaran, cukup
memberi paraf (= verifikasi) pada setiap lembar CPPT, beri
paraf pd pojok kanan bawah tiap lembar CPPT
25
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Kolaborasi PPA REVIEW &
VERIFIKASI
melalui CPPT DPJP
Instruksi PPA (Tulis Nama,
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN
Termasuk beri Paraf, Tgl,
Profesional PELAYANAN
Pasca Bedah Jam)
Tgl, Jam Pemberi
(Instruksi ditulis (DPJP harus
Asuhan (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai
dgn rinci dan membaca/
Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir catatan)
jelas) mereview
seluruh
Rencana
Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri D
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 tiap 30’ Clin ic PJ P
al L
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Lapor DPJP In teg ea der
ra
A : Nyeri akut arthritis gout • Kolaborasi S Asu h si -
td an
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4 pemberian anti PAP 2.1.
EP 5
Paraf.. inlamasi &
analgesic
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam lagi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, skala nyeri
hangat pd palpasi. *Foto Ro Lutut
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra hari ini bila nyeri
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. mereda/toleransi
Paraf … cukup Paraf
Dst…. DPJP
Catatan/Notasi DPJP……+paraf tiap lembar
➢Standar PAP.2.2.
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur metoda
memberi instruksi.
➢
Elemen Penilaian PAP.2.2.
1. RS menetapkan regulasi tata cara pemberian instruksi (R)
2. Instruksi diberikan hanya oleh mereka yg kompeten dan
berwenang (D,W) (lihat KKS 3)
3. Permintaan utk pemeriksaan lab dan diagnostik imajing
harus disertai indikasi klinik, apabila meminta hasilnya
berupa interpretasi (D,W)
4. Instruksi didokumentasikan di lokasi tertentu di dlm
berkas rekam medik pasien (D,W)
➢Maksud dan Tujuan PAP.2.2.
Banyak kegiatan asuhan pasien membutuhkan seorang
PPA yg kompeten dan berwenang utk menuliskan
instruksi yg harus di catat di rekam medik pasien.
Kegiatan ini meliputi, misalnya instruksi utk pemeriksaan
di lab (a.l. termasuk lab Patologi Anatomi), memesan
obat, asuhan keperawatan khusus, terapi nurtrisi dsb.
Instruksi ini harus dapat tersedia dgn mudah jika
instruksi harus dilaksanakan secepat mungkin.
Menempatkan instruksi dilembar umum atau di tempat
tertentu di dalam berkas rekam medik memudahkan
pelaksanaan instruksi.
(Maksud dan Tujuan PAP.2.2.)
Instruksi tertulis membantu staf mengerti kekhususan perintah,
kapan harus dilaksanakan, siapa harus melaksanakannya dan
bersifat delegatif atau mandat. Instruksi tertulis dapat juga
diberikan di form tersendiri atau diberikan dgn sistem elektronik
sesuai regulasi RS.
Setiap RS harus mengatur,
Jenis instruksi harus tertulis dan dicatat
Permintaan pemeriksaan semua lab (a.l. termasuk
pemeriksaan lab PA), dan diagnostik imajing tertentu harus
disertai indikasi klinik
Pengecualian dalam keadaan khusus, seperti a.l. di unit GD,
unit intensif
Siapa yg diberi kewenangan memberi instruksi, dimana
perintah diletakkan di dlm berkas rekam medik pasien (lihat
juga SKP 2; PKPO 4; PKPO 1; PKPO 4.2; PKPO 4.3; MIRM 1.10
MIRM 11)
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Kolaborasi PPA REVIEW &
VERIFIKASI
melalui CPPT DPJP
Instruksi PPA (Tulis Nama,
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN
Termasuk beri Paraf, Tgl,
Profesional PELAYANAN
Pasca Bedah Jam)
Tgl, Jam Pemberi
(Instruksi ditulis (DPJP harus
Asuhan (Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai
dgn rinci dan membaca/
Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir catatan)
jelas) mereview
seluruh
Rencana
In Asuhan)
str
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam Std P u ks•i Monitoring nyeri DPJ
AP 2 tiap 30’ C lin ic P
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 .2 a l Le
• Lapor DPJP In teg a de
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m ra si - r
A : Nyeri akut arthritis gout • Kolaborasi S As
td PA u h a n
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4 pemberian anti P 2.1
. EP 5
Paraf.. inlamasi &
analgesic
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam lagi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, skala nyeri
hangat pd palpasi. *Foto Ro Lutut
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra hari ini bila nyeri
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. mereda/toleransi
Paraf … cukup Paraf
Dst…. DPJP
Catatan/Notasi DPJP……+paraf 30
tiap lembar
1/2 CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
REVIEW &
VERIFIKAS
I DPJP
INSTRUKSI
(Tulis
PPA
PROFES HASIL ASESMEN Nama,
TERMASU
IONAL PENATALAKSANAAN PASIEN beri Paraf,
K PASCA
TGL - PEMBER Tgl, Jam)
BEDAH
JAM I (Tulis dengan format SOAP/ADIME, (DPJP
(Instruksi
ASUHA disertai Sasaran. Tulis Nama, beri harus
ditulis dgn
N Paraf pada akhir catatan) membaca
rinci dan
/mereview
jelas)
seluruh
Rencana
Asuhan)
2/2/2 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam - Monitori
015 O : skala nyeri VAS : 7 ng nyeri
Jm TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m tiap 30’
8.00 A : Nyeri akut arthritis gout - Lapor
31
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn DPJP
2CATATAN
/2 PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam - Monitoring
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 nyeri tiap
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/ 30’
m - Lapor DPJP
A : Nyeri akut arthritis gout - Kolaborasi
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn pemberian
target VAS <4 anti
Paraf.. inlamasi &
analgesic
2/2/201 Dokter *Lapor 2 jam
5 S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi lagi skala nyeri
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, *Foto Ro Lutut
skala NRS 7-8, hangat pd palpasi. hari ini bila
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra nyeri mereda /
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X toleransi cukup
0,6 mg/hari.
Paraf …
Dst….
32
➢Standar PAP.2.3.
RS menetapkan regulasi ttg tindakan klinik dan diagnostik yg
diminta, dilaksanakan dan diterima hasilnya serta di simpan di
berkas rekam medis pasien
➢
Standar PAP.3.1.
Staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenali) perubahan
kondisi pasien memburuk dan mampu melakukan tindakan.
➢
Elemen Penilaian PAP.3.1.
1. Ada regulasi ttg pelaksanaanearly warning system (EWS).
(R)
2. Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan EWS. (D,W)
3. Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan EWS. (D,W,S)
4. Tersedia pencatatan hasil EWS. (D,W)
➢
Maksud dan Tujuan PAP.3.1.
Staf yg tidak bekerja di daerah pelayanan kritis /
intensif mungkin tidak mempunyai pengetahuan dan
pelatihan yg cukup utk melakukan asesmen,
mengetahui pasien yg akan masuk ke kondisi kritis.
Padahal banyak pasien diluar daerah pelayanan kritis
mengalami keadaan kritis selama di rawat inap.
Seringkali, pasien memperlihatkan tanda bahaya dini
(contoh, tanda tanda vital yang memburuk, perubahan
kecil status neurologisnya) sebelum mengalami
penurunan kondisi klinis yg meluas shg sampai
mengalami kejadian yg tidak diharapkan.
(Maksud dan Tujuan PAP.3.1.)
Ada kriteria fisiologis yg dapat membantu staf utk mengenali
sedini mungkin pasien yg kondisinya memburuk. Sebagian
besar pasien yg mengalami gagal jantung atau gagal paru
sebelumnya memperlihatkan tanda2 fisiologis diluar kisaran
normal, yg merupakan indikasi keadaan pasien memburuk.
early warning system
Hal ini dapat diketahui dgn (EWS)
PenerapanEWS membuat staf mampu mengidentifikasi
keadaan pasien memburuk sedini mungkin dan bila perlu
mencari bantuan dari staf yg kompeten. Dgn demikian, hasil
asuhan akan lebih baik.
PelaksanaanEWS dapat dilakukan dgn menggunakan
sistem skor. Semua staf dilatih untuk menggunakanEWS.
(https://en.wikipedia.org/wiki/
(J Community Hosp Intern Med Perspect. 2015; 5(2): 10.3402/jchimp.
v5.26716.)
PELAYANAN RESUSITASI
➢Standar PAP.3.2.
Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area RS
➢
Elemen Penilaian PAP.3.2
1. Ada regulasi ttg pelayanan resusitasi yg tersedia dan
diberikan selama 24 jam setiap hari di seluruh area RS,
serta ttg peralatan medis utk resusitasi dan obat utk
bantuan hidup dasar terstandar sesuai kebutuhan populasi
pasien (lihat PAB 3, EP 3) (R)
2. Diseluruh area RS bantuan hidup dasar diberikan segera
saat dikenali adanya henti jantung-paru, dan tindak lanjut
diberikan kurang dari 5 menit (W,S)
3. Staf diberi pelatihan pelayanan resusitasi (D,W)
➢Maksud dan Tujuan PAP.3.2.
Pelayanan resusitasi diartikan sbg intervensi klinis
pada pasien atau korban yg mengalami kejadian
mengancam hidupnya, spt henti jantung atau paru. Pd
saat henti jantung atau paru, pemberian kompresi pd
dada atau bantuan pernapasan akan berdampak pd
hidup atau matinya pasien, setidak2nya menghindari
kerusakan jaringan otak.
Resusitasi yg berhasil pd pasien dgn henti jantung-paru,
tergantung pd intervensi yg kritikal/penting, spt secepat
mungkin dilakukan defibrilasi dan bantuan hidup lanjut
(advance) yg akurat (code blue) . Pelayanan spt ini harus
tersedia utk semua pasien, selama 24 jam setiap hari.
(Maksud dan Tujuan PAP.3.2.)
Sangat penting utk dapat memberikan pelayanan intervensi yg
kritikal yaitu tersedianya dgn cepat peralatan medis terstandar,
obat resusitasi, staf terlatih dgn baik utk resusitasi. Bantuan
hidup dasar harus dilakukan secepatnya saat diketahui ada
tanda henti jantung-paru, dan proses pemberian bantuan hidup
kurang dari 5 (lima) menit. Hal ini termasuk review thd
pelaksanaan sebenarnya resusitasi atau thd simulasi pelatihan
resusitasi di RS. Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area
RS, termasuk peralatan medis dan staf terlatih, berbasis bukti
klinis dan populasi pasien yg dilayani (contoh, jika RS
mempunyai populasi pediatri, peralatan medis utk resusitasi
pediatri) (lihat PAB.3; KPS.8.1; TKP.9; MFK.8).
Catatan: seluruh area RS dimana tindakan dan pelayanan
diberikan, termasuk area tindakan diagnostik di gedung
terpisah dari gedung RS.
Maksud dan Tujuan PAP.3.3 s/d PAP.3.9.
Regulasi harus dibuat secara khusus utk kelompok pasien yg berisiko
atau pelayanan yg berisiko tinggi, agar tepat dan efektif dlm
mengurangi risiko terkait. Sangatlah penting bhw kebijakan dan
prosedur mengatur:
a) Bagaimana perencanaan dibuat, termasuk identifikasi perbedaan
pasien dewasa dan anak-anak atau keadaan khusus lain.
b) Dokumentasi yg diperlukan oleh pelayanan secara tim utk bekerja
dan berkomunikasi secara efektif.
c) Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan.
d) Persyaratan pemantauan pasien
e) Kompetensi atau ketrampilan yg khusus dari staf yg terlibat dlm
proses asuhan.
f) Ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus.
Pengobatan risiko tinggi lainnya selain kemoterapi termasuk a.l. :
Radioterapi, KCl pekat, Heparin dsb.
Catatan : utk std PAP.3.3 s/d PAP.3.9, elemen a. s/d f Maksud dan
Tujuan harus tercermin dlm kebijakan dan prosedur yg disyaratkan.
PELAYANAN DARAH
➢Standar PAP.3.3.
Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai
peraturan perundang-undangan.
Standar PAP.3.4
RS menetapkan regulasi tentang asuhan pasien yg
menggunakan alat bantu hidup dasar atau pasien koma
Standar PAP.3.5.
Regulasi mengarahkan asuhan pasien dengan penyakit
menular dan immuno-suppressed.
Standar PAP.3.6.
Regulasi mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci darah)
Elemen Penilaian PAP.3.6.
1. Ada regulasi ttg asuhan pasien dialisis (R).
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dialisis sesuai
regulasi (D,W).
3. Ada bukti dilakukan evaluasi kondisi pasien secara
berkala. (D,W)
PELAYANAN PASIEN RESTRAINT
Standar PAP.3.7.
Rumah sakit menetapkan pelayanan penggunaan alat
penghalang(restraint).
Standar PAP.3.9.
RS memberikan pelayanan khusus thd pasien yg mendapat
kemoterapi atau pelayanan lain yg berisiko tinggi (misalnya
terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi)