Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam-asam amino hasil hidrolisis protein dapat dipisahkan satu sama lain
dengan menggunakan kromatografi penukar ion. Tiga macam penyangga pH tinggi
dipakai untuk mengelusi asam amino pada kolom kromatografi. Urutan pengelusian
tergantung pada muatan asam amino (Ngili, 2001).
Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama,
gugus karboksil dan gugus amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-
masing berbeda satu sama lain pada rantai sampingnya atau gugus R, yang bervariasi
dalam struktur, ukuran, muatan listrik, dan kelarutan didalam air (Lehninger,1982).
Protein merupakan makromolekul terbanyak yang dapat ditemui dalam sel
hidup, yang merupakan komponen penting dan utama untuk sel hewan dan sel
manusia. Protein dapat diisolasi dari seluruh sel ke bagian sel (Mandle,2012).

1.2 Tujuan
1. Mengetahui unsur unsur utama penyusun protein
2. Membuktikan adanya molekul molekul peptida dari protein
3. Membuktikan adanya asam amino bebas pada protein
4. Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenil alanin yang
terdapat dalam protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Asam-asam amino hasil hidrolisis protein dapat dipisahkan satu sama lain
dengan menggunakan kromatografi penukar ion. Tiga macam penyangga pH tinggi
dipakai untuk mengelusi asam amino pada kolom kromatografi. Urutan pengelusian
tergantung pada muatan asam amino . Asam amino basa( lisin, histidin, arginine)
paling kuat mengikat muatan negative resin penukar ion. Teknik ini memungkinkan
penentuan asam amino apa saja yang terdapat dalam protein tertentu. Kelimpahan
relative asam-asam amino juga bisa ditentukan dengan mengukur konsentrasi tiap
asam amino. Senyawa ninhidrin bereaksi dengan asam amino membentuk warna
ungu. Larutan berwarna ungu ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 570
nm, lalu konsentrasi relative tiap asam amino dapat ditentukan (Ngili, 2001).
Protein merupakan makromolekul terbanyak yang dapat ditemui dalam sel
hidup, yang merupakan komponen penting dan utama untuk sel hewan dan sel
manusia. Protein dapat diisolasi dari seluruh sel ke bagian sel (Mandle,2012).
Asam amino yang terbentuk sebagai hasil hidrolisis protein ialah asam α-
amino. Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang bersebelahan
dengan gugus karboksil, atau terletak pada posisi α. Karbon α pada asam amino
merupakan pusat kiral, kecuali pada glisin yang gugus R-nya adalah atom H. Dengan
demikian seluruh asam amino yang diturunkan dari protein (kecuali glisin) bersifat
optik aktif. Perlu diperhatikan bahwa konversi Fischer yang biasa digunakan pada
karbohidrat dapat pula diterapkan pada asam amino (Hart, 1990).
Dalam sebuah molekul protein rantai polipeptida memiliki satu konformasi
yang sudah tertentu pada suhu dan pH normal. Konformasi ini disebut konformasi
asli, sangat stabil sehingga memungkinkan protein biasa diisolasi dalam konformasi
aslinya itu. Dalam struktur protein, tulang rangka dari rantai peptida terdiri dari
sebuah seri bidang datar kaku yang dipisahkan oleh gugus –CHR-. Struktur dari
sebuah protein dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ikatan peptida yang terletak
pada satu bidang datar, rotasi sumbu Cα¬-N dan rotasi Cα-C dan gugus –R yang
berupa bagian dari asam amino polar, polar tanpa muatan dan bermuatan negatif atau
positif (Robert, 1986).
Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama,
gugus karboksil dan gugus amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-
masing berbeda satu sama lain pada rantai sampingnya atau gugus R, yang bervariasi
dalam struktur, ukuran, muatan listrik, dan kelarutan didalam air. Ke-20 asam amino
pada protein seringkali dipandang sebagai asam amino baku, utama, atau normal
untuk membedakan molekul-molekul inni dari jenis-jenis asam amino lain yang ada
pada organism hidup, tetapi tidak terdapat didalam protein. Asam amino baku dapat
dinyatakan dengan singkatan tiga huruf atau lambing satu huruf untuk menunjukkan
komposisi dan urutan asam amino didalam rantai polipetida (Lehninger,1982).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat
a. Tabung Reaksi e. Gelas Obyek
b. Rak Tabung Reaksi f. Alat pemanas
c. Penjepit Tabung Reaksi g. Pipet Tetes
d. Cawan Porselen h. Labu Ukur
Bahan
a. Larutan NaOH 10% f. Pb-Asetat 5%
b. Larutan CuSO4 0,5% g. HCl Pekat
c. Preaksi Ninhidrin 0,1% h. Sampel(albumin telur, ekstrak
d. HNO3 kaldu, kacang hijau, dan susu)
e. Preaksi Millon
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Uji adanya unsure C,H,dan O
1. Memasukkan 10 tetes albumin telur ke dalam cawan porselin.
2. Meletakkan kaca obyek diatasnya, kemudian
dipanaskan.
3. Memperhatikan adanya pengembunan pada gelas obyek,yang
menunjukkan adanya Hidrogen ( H ) dan Oksigen ( O ).
4. Bila terjadi peng-arangan berarti ada atom Karbon ( C ).
5. Mengulangi percobaan menggunakan sampel yang lain.
3.2.2 Uji adanya Atom N
1. Memasukkan 10 tetes larutan albumin telur kedalam tabung reaksi.
2. Menambahkan 10 tetes NaOH 10%, kemudian memanaskannya.
3. Memperhatikan bau yang terjadi dan menguji uapnya dengan kertas
lakmus merah yang telah dibasahi aquades.
4. Terbentuknya amoniak, dan kertas lakmus merah berubah menjadi
warna biru menunjukkan adanya N.
5. Mengulangi percobaan dengan sampel yang lain.
3.2.3 Uji adanya Atom S
1. Memasukkan 10 tetes larutan albumin telur kedalam tabung reaksi.
2. Menambahkan 10 tetes NaOH 10% kemudian memanaskannya.
3. Menambahkan 4 tetes larutan Pb-asetat 5%.
4. Bila larutan menghitam, berarti Pbs terbentuk. Kemudian menambahkan
4 tetes HCL pekat dengan hati-hati.
5. Memperhatikan bau khas belerang dan belerang teroksidasi.
6. Mengulangi percobaan dengan sampel yang lain.
3.2.4 Uji Biuret
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing diisi
dengan larutan albumin, kasein, extrak daging dan extrak kacang hijau
20 tetes.
2. Menambahkan 3 tetes CuSO4 0,2 % pada setia tabung 10 tetes NaOH
10%.
3. Mencampurkan dengan baik.
4. Mengamati perubahan yang terjadi.
3.2.5 Uji Ninhidrin
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu mengisi tabung dengan
albumin telur,kasein,extrak kacang hijau dan extrak daging sebanyak 20
tetes.
2. Menambahkan setiap tabung 5 tetes pereaksi ninhidrin.
3. Kemudian memanaskan diatas penangas air hingga mendidih selama 5
menit.
4. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
3.2.5 Xantoprotein
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing masing mengisi
dengan larutan putih telur, kaldu sapi, ekstrak kacang hijau, dan susu sapi
sebanyak 20 tetes.
2. Menambahkan pada setiap tabung 1 ml HNO3 memperhatikan adanya
endapan putih yang terbentuk .
3. Kemudian memanaskan selama 1 menit dan amati terbentuknya warna
kuning.
4. Selanjutnya mendinginkan di bawah air kran, lalu menambahkan NaOH
10 % stetes demi setetes melalui dinding tabung reaksi hingga terbentuk
lapisan.
5. Memperhatikan warna yang terjadi. reaksi positif bila pada perbatasan
antara protein dan NaOH membentuk warna jingga.
3.2.6 Uji Millon
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing – masing isilah
dengan larutan putih telur, kaldu sapi, ekstrak kacang hijau, dan susu sapi
sebanyak 2 tetesl.
2. Menambahkan pada setiap tabung 1 ml pereaksi millon.
3. Kemudian memanaskan campuran ini, mungkin membentuk endapan
kuning.
4. Selanjutnya mendinginkan dibawah air kran, lali menambahkan 1 tetes
larutan NaNO2 1 % .
5. Memanaskan lagi, endapan atau larutan akan menjadi merah.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Uji adanya unsur C,H,dan O
Hasil Pengamatan ( +/- )
No Zat Uji Pengembunan Pengarangan Bau Rambut
(H dan O) (C) Terbakar (N)
1. Albumin telur + + +
2. Kacang Hijau + + -
3. Ekstrak Kaldu + + +
4. Susu + + -

4.2 Uji adanya Atom N


No Zat Uji Hasil Pengamatan ( +/- )
Bau Amoniak(N) Kertas Lakmus Merah ( N
)
1. Albumin telur + +
2. Kacang Hijau + +
3. Ekstrak Kaldu - -
4. Susu + +

4.3 Uji Adanya Atom S


No Zat Uji Hasil Pengamatan ( +/- )
Pbs Belereng(S)
1. Albumin telur + +
2. Kacang Hijau + +
3. Susu + +
4.4 Uji Biuret
No Zat Uji Hasil Uji Biuret Polipeptida
(+/-)
1. Albumin telur Dari warna bening menjadi warna +
ungu
2. Kacang Hijau Tidak ada perubahan warna -
3. Ekstrak kaldu Tidak berubah warna menjadi -
ungu
4. Susu Dari warna putih menjadi warna +
ungu

4.5 Uji Ninhidrin


No Zat Uji Hasil Ninhidrin Asam
Amino
bebas (+/-)
1. Albumin telur Dari warna bening menjadi warna -
pink
2. Kacang Hijau Dari coklat kehijauan berubah warna -
menjadi coklat
3. Ekstrak kaldu Dari warna coklta menjadi ungu -
pekat
4. Susu Dari warna putih berubah menjadi +
warna biru
4.6 Uji Xantoprotein
No Zat Uji Hasil Uji Xantoprotein Tirosin/triptofan
/fenil alanin(+/-)
Albumin telur Terjadi endapan kuning dan setelah
1. ditetesi NaOH 10% warna berubah +
menjadi jingga
Ekstrak Kaldu Terjadi endapan dan warna menjadi
2. jingga +

Kacang Hijau Terbentuknya endapan dan terdapat


3. pembatas berwarna jingga +
Susu Warna kuning pada lapisan atas dan
4. berwarna bening pada lapisan bawah +

4.7 Uji Millon


No Zat Uji Hasil Uji Millon Torosin.Triftofan
(+/-)
1. Albumin Warna dari bening menjadi merah dan terdapat +
telur endapan
2. Kacang Hijau Warna dari coklat kehijau menjadi warna +
merah dan terdapat endapan
3. Ekstrak kaldu Setelah kaldu ditambahkan preaksi millon
warna berubah dari coklat menjadi warna
kuning dan terjadi endapan,dipanaskan dan
didinginkan dan ditambah 1 tetes NaNO2 1% +
dan dipanaskan lagi terdapat endapan berwarna
merah
4. Susu Dari warna putih menjadi warna merah dan +
terjadi endapan
BAB V
PEMBAHASAN

Pada Praktikum kali ini kami melakukan tujuh(7) uji larutan yaitu Uji
adanya unsur C,H,dan O, Uji adanya Astom N, Uji adanya Atom S, Uji Biuret,
Uji Ninhidrin, Uji Xantoprotein, dan Uji Millon untuk mengetahui Identifikasi
Asam amino dan Protein.
Pada percobaan pertama yaitu melakukan Uji adanya Unsur C,H,dan O
dengan menggunakan Albumin telur, Kacang Hijau, Ekstrak kaldu, dan Susu.
Menurut Robert (1986) Senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung
unsur C, H, dan O. Dimana apabila senyawa organik ini dibakar, akan
menghasilkan uap air (H2O) dan gas karbondioksida (CO2). Misalnya, apabila kita
membakar sate atau jagung dalam waktu yang cukup lama, maka warna jagung
atau sate tesebut akan berwarna hitam. Zat warna hitam inilah yang disebut
dengan arang atau karbon. Pembakaran senyawa organik secara sempurna
menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak
sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang. Untuk mengidentifikasi
adanya unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon, maka dapat dilakukan dengan
melakukan percobaan atau eksperimen pemanasan gula dan glukosa. Pada Larutan
pertama yaitu albumin telur terjadi pengembunaan,pengarangan, dan bau rambut
terbakar, kedua larutan kacang hijau juga terjadi pengembunaan, pengarangan,
dan tidak berbau rambut terbakar, ketiga ekstrak kaldu terjadi pengembunan,
pengarangan, dan berbau rambut terbakar dan pada pengujian terakhir yaitu
padalarutan susu juga terjadi pengembunan, pengarangan, dan juga tidak
mengalami bau rambut terbakar, dan Pada literaturnya albumin telur pada uji
adanya unsur C, H dan O, yaitu tidak terjadi pengarangan, tercium bau rambut
terbakar dan terjadi pengembungan. Hal ini membuktikan bahwa pada Albumin
tidak mengandung unsur C tetapi hanya mengandung unsur N, H dan O.
Sedangkan pada pengujian yang kami lakukan terjadi pengarangan, mungkin ada
kesalahn pada saat kami melihat Albumin telur, pada kacang hijau pada
literaturnya memang terjadi pengembunan,pengarangan dan tidak berbau rambut
terbakar, pada ekstrak kaldu juga sesuai dengan literature yang ada dan pada susu
hanya tidak tercium bau rambut terbakar, Mungkin terjadi kesalahan pada saat
melaukukan percobaan tersebut.
Pada percobaan kedua yaitu pengujian terhadap adanya atom N yaitu
dengan menggunakan sempel albumin telur, kacang hijau,ekstrak kaldu dan susu,
pada Uji atom (N) dari ke empat sampel yaitu susu sapi (kasein), putih telur
(albumin), kaldu sapi, dan ektrak kacang hijau,hanya 3 sampel yang menunjukan
positif yaitu albumin, kacang hijau, dan susu yang sesuai dengan literatur,
sedangkan ekstrak kaldu tidak berbau amoniak dan kertas lakmus tidak berubah,
mungkin dikarenakan ada kesalahan pada saat melakukan praktikum.
Percobaan ketiga yaitu pengujiaan adanya Atom S, pada pengujian kali ini
kami menggunakan 3 sampel yaitu Albumin telur, kacang hijau, dan susu. Hasil
pengamatan kami pada ketiga sampel tersebut memiliki Pbs positif dan berbau
khas belerang. Pada pengujiaan ini kami tidak menguji ekstrak kaldu tetapi
menurut litaraturnya susu tidak terbentuk Pbs tetapi memiliki bau amoniak.
Menurut literature Atom S terdapat pada gugus tiol (dikenal juga sebagai
sulfihidril atau merkaptan). Karena memilki atom S, sistein menjadi sumber
utama dalam sintesis senyawa-senyawa biologis lain yang mengandung belerang.
Sistein dan metionin pada protein juga berperan dalam menentukan konformasi
protein karena adanya ikatan hydrogen pada gugus tiol. Sisteina mudah
teroksidasi oleh oksigen dan membentuk sistin, senyawa yang terbentuk dari dua
melekul sisteina yang berikatan pada atom S masing-masing. Reaksi ini melepas
satu molekul air (reaksi dehidrasi) (Wikipedia, 2009)
Percobaan keempat yaitu pengujian Biuret dimana kami menggunakan
empat sampel yaitu Albumin telur, kacang hijau, susu, dan ekstrak kaldu. Pada
albumin telur terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi ungu itu
menandakan bahwa pengujian yang dilakukan pada albumin telur berhasil dan
polipeptida yang dimilikin albumin adalah positif, pada kacang hijau tidak terjadi
perubahan dan polipeptidannya negative, pada ekstrak kaldu juga btidak
mengalami perubahan warna dan polipeptidanya juga negative, namun pada susu
mengalami perubahan warna yaitu dari putih menjadi ungu dan polipeptida positif
,menurut Lehninger (1982) literature Uji biuret biasa digunakan untuk uji protein
secara umum. Uji biuret akan menunjukkan hasil negatif pada asam amino bebas
karena tidak memiliki ikatan peptide, hasil positif uji biuret terhadap suatu larutan
yang ditandai dengan berubahnya larutan menjadi berwarna ungu. Dari pengujian
tersebut diketahui bahwa kacang hijau dan ekstrak kaldu tidak berubah warna bisa
jadi ada kesalahan pada saat kami melakukan percobaan.
Pada percobaan kelima yaitu pengujian terhadap Ninhidrin, menurut
Poedjiadi (1994) literature Uji Ninhidrin atau tes ninhidrin digunakan untuk
menunjukkan adanya asam amino dalam zat yang di uji .Dalam uji ini digunakan
larutan ninhidrin untuk mendeteksi semua jenis asam amino. Ninhidrin (2,2-
Dihydroxyindane-1,3-dione) merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk
mendeteksi gugus amina dalam molekul asam amino. Asam amino bereaksi
dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu atom C lebih rendah dan
melepaskan molekul NH3 dan CO2. Ninhidrin yang telah bereaksi akan
membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya kompleks
berwarna biru/keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin dan
hidrindantin yang yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut
dioksidasi. Pada pengujian ini kami menggunakan empat sampel yaitu Albumin
telur, kacang hijau, susu, dan ekstrak kaldu. Pada pengujian albumin warna bening
berubah menjadi pink dan tidak membentuk asam amino bebas, pada kacang hijau
dari warna coklat kehijauan berubah menjadi warna coklat dan tidak membentuk
asam amino yang bebas, pada ekstrak kaldu warna yang dihasilkan adalah ungu
pekat dan juga tidak membentuk asam amino bebas dan pada pengujian susu
warna yang dihasilkan adalah warna biru menandakan bahwa susu membentuk
ikatan asam amino bebas. Mungkin terdapat juga kesalahan dalam melakukan
percobaan dikarenakan kurang ketelitian pada saat pengujian .
Pada percobaan keenam yaitu pengujian Xantoprotein, kami juga
menggunakan empat sampel yaitu albumin telur, ekstrak kaldu, kacang hijau, dan
susu. Pada albumin hasil uji xantoprotein yang dihasilkan yaitu terjadi endapan
kuning dan setelah ditetesi NaOH 10% warna berubah menjadi jingga dan tirosin
yang dihasilkan positif, pada kacang hijau terbentuknya endapan dan terdapat
pembatas berwarna jingga dan tirosin yang dihasilakn positif, pada ekstrak kaldu
terjadi endapan dan warna berubah menjadi jingga dan tirosin yang dihasilkan
positif ,dan pada pengujian terhadap susu terdapat warna kuning pada lapisan atas
dan berwarna bening pada lapisan bawah dan tirosin yang dihasilkan positif.
Menurut literature Sumardjo (2006) Uji xantoprotein merupakan uji kualitatif
pada protein yang digunakan untuk menunjukkan keberadaan gugus benzene.
Metode analisis protein ini menggunakan larutan asam nitrat pekat, yang
merupakan salah satu asam pekat. Larutan asam nitrat ini ditambahkan dengan ke
dalam larutan protein. Setelah kedua larutan tersebut tercampur maka akan terjadi
reaksi ini sehingga terbentuk endapan berwarna putih. Langkah selanjutnya
dilakukan pemanaskan terhadap larutan tersebut, pada tahapan ini endapan
berwarna putih akan berubah warna menjadi kuning Sesuai dengan literaturnya
dan juga bila ada kesalahan mungkin itu karena ketidak telitiaan kami pada saat
melakukan percobaan.
Pada percobaan terakhir yaitu pengujiaan millon, pada pengujiaan ini kami
menggunakan empat sampel yaitu Albumin telur, kacang hijau, ekstrak kaldu, dan
susu. Pada pengujiaan albumin telur hasil yang didapatkan warna berubah dari
bening menjadi merah dan terdapat endapan serta torosin yang dihasilkan yaitu
positif, pada kacang hijau warna juga berubah dari coklat kehijau menjadi warna
merah dan terdapat endapan serta torosin yang dihasilkan positif, pada eksrak
kaldu setelah kaldu ditambahkan preaksi millon warna berubah dari coklat
menjadi warna kuning dan terjadi endapan,dipanaskan dan didinginkan dan
ditambah 1 tetes NaNO2 1% dan dipanaskan lagi terdapat endapan berwarna
merah serta torosin yang dihasilkan yaitu positif dan pada pengujiaan yang
terakhir yaitu susu dari warna putih menjadi warna merah dan terjadi endapan
serta torosin yang dihasilkan positif. Menurut literature Joshi (2006) Uji millon
umumnya digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino tirosin pada suatu
zat. Pereaksi yang digunakan merupakan larutan merkuri (Hg) dalam asam nitrat
(HNO3).Tirosin akan ter-nitrasi oleh asam nitrat sehingga memperoleh
penambahan gugus N=O, gugus tersebut secara reversibel (bolak-balik) dapat
berubah menjadi N-OH (hidroksifenil). Merkuri dalam pereaksi millon akan
bereaksi dengan gugus hidroksifenil dari tirosin membentuk warna merah.. Pada
pengujiaan millon dapat disimpulkan bahwa setiap sampel yang digunakan
berubah menjadi merah dan mengalami pengendapan yang menandakan bahwa
sampel tersebut berhasil dalam percobaan uji millon dan sesuai literature.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Mengetahui unsur – unsur utama penyusun protein dengan melakukan
berbagai percobaan yang diujikan seperti uji adanya unsur C, H, dan O, uji
adanya atom N, uji adanya atom S, uji biuret, uji ninhidrin, uji
xanthoprotein, dan uji millon.
2. Dengan ini didalam protein terdapat polimer alami yang terdiri dari
sejumlah unit asam amino yang berikatan satu dengan lainnya lewat ikatan
amida (atau peptida). Peptida ialah oligomer dari asam amino yang
memiliki peranan penting dalam banyak proses biologis. Protein
merupakan biomolekul yang sangat penting.
3. Pada pengujian kali ini terdapat asam amino bebas yaitu pada pengujian
Ninhidrin dengan sampel susu dimana warna susu berubah dari warna
putih menjadi biru.
4. Protein dan asam amino juga dapan terjadi pengendapan bila direaksikan
dengan amonium sulfat, asam mineral pekat, dan logam
berat.Tirosin,triftopan dan fenil alanin terdapat pada pengujian
Xantoprotein dengan sampel albumin telur,kacang hijau,ekstrak kaldu, dan
susu terjadi pengendapan dan berwarna jingga.

6.2 Saran
Diharapkan para praktikan dapat mengikuti semua proses praktikum yang
dilakukan dan praktikan lebih kondusif serta lebih berhati-hati dalam melakukan
percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Hart,H. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Lehninger, Albert. L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Jakarta:Erlangga.
Mandle, Anil Kumar, Pranita Jain, and Shailendra Kumar Shrivastava. 2012.
“Protein Structure Prediction Using Support Vector Machine”.
International Journal on Soft Computing ( IJSC )Vol.3, No.1.
Ngili. 2001. Acuan Pelajaran Kimia SMU Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Robert. 1986. Biokimia 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan asam amino alfa dan ikatan peptida!
Jawab: Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki
gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2).
Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya
terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa"
atau α).
Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom
karbon pada gugus karboksil suatu molekul berbagi elektron dengan
atom nitrogen pada gugus amina molekul lainnya. Reaksi yang
terjadi merupakan reaksi kondensasi, hal ini ditandai dengan
lepasnya molekul air ketika reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan ini
merupakan ikatan CO-NH, dan menghasilkan molekul yang disebut
amida. Ikatan peptida ini dapat menyerap panjang gelombang 190-
230 nm.
2. Jelaskan perbedaan antara polipeptida dan protein!
Jawab: Polipeptida merupakan polimer yang tersusun dari beberapa peptida
hasil pengikatan gugus karboksil (COOH) dengan gugus amino. Satu
atau lebih polipeptida dapat membentuk protein, contohnya enzim,
sedangkan Protein adalah senyawa organik kompleks dengan berat
molekul tinggi, protein merupakan polimer dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
3. Apakah reaksi ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino
secara kuantitatis!
Jawab: Bisa, karena reaksi Ninhidrin dapat melakukan perubahan warna.
4. Tulis klasifikasi asam amino beserta anggotanya!
Jawab: Klasifikasi Asam Amino
Berdasarkan rantai sampingnya dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
 Dengan rantai samping alifatik (asam amino non polar) : Glisin,
Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin.
 Dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil (OH),
(asam amino polar) : Serin, Treonin, Tirosin.
 Dengan rantai samping yang mengandung atom sulfur (asam
amino polar) : Sistein dan metionin.
 Dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau
amidanya(gugus R bermuatan negative) : Asam aspartat,
Aspargin, Asam glutamate, Glutamin.
 Dengan rantai samping yang mengandung gugus basa (gugus R
bermuatan positif): Arginin, lisin, Histidin
 Yang mengandung cincin aromatic : Histidin, Fenilalanin,
Tirosin, Triptofan.
 Asam imino : Prolin.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh:

Nama : Muliya Purnama


NPM : E1G015058
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 5 (Lima)
Hari/Jam : Selasa/ 10.00-12.00 WIB
Tanggal : 11 Oktober 2016
Dosen : 1. Dra.Devi Silsia,M.Si
2. Fitri Electrika Dewi S, S.TP, M.Sc
3. Drs.Hasan B.Daulay, MS
Co-Ass : 1. Andika Putra ( EIG013034 )
2. Alif Abdussalam ( E1G014024 )
Obyek Praktikum : IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

Anda mungkin juga menyukai