Anda di halaman 1dari 14

“AKTIVITAS GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

MENGGAMBAR MACAM-MACAM ALAT UKUR BERAT”

Kelompok 1.3 :
Hasbiani, Khalisyah Listiani, M. Ridho Nafarin

FAKULTAS/ PROGRAM : FKIP/ S1 PGSD


SEMESTER/ KELAS : VII/ D
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN
DANILMU PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR

1
ABSTRAK
Kami melakukan penelitian mengenai proses pembelajaran mata pelajaran
Matematika di kelas II SDN Pekauman 2 Banjarmasin yang dilakukan dalam 2 kali
pertemuan selama 2 minggu. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas
guru dalam melaksanakan pembelajaran pada meteri macam-macam alat ukur berat.
Subjek penelitian ini siswa kelas II SDN Pekauman 2 Banjarmasin yang
berjumlah 16 orang siswa terdiri dari 8 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki pada
semester I tahun ajaran 2018/2019.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas aktivitas guru secara keseluruhan
mempunyai jumlah skor 28, hal ini termasuk kedalam interval skor (28–36) dan
termasuk kedalam kriteria baik (B) pada pembelajaran matematika pada materi
menggambar alat ukur berat ini.
Untuk memaksimalkan hasil pembelajaran yang ingin dicapai akan lebih
baiknya guru selalu memperhatikan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
misalnya dengan penggunaan model pembelajaran yang beragam, karena jika aktivitas
siswa tinggi maka kemungkinan hasil belajar yang di dapat pun juga tinggi.
Kata kunci − Pembelajaran matematika, aktivitas guru

1
PENDAHULUAN
Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan
dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu dilihat dari
segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan.
(Hamalik, 2015)
Sekolah dasar (SD) merupakan tingkat satuan pendidikan yang dianggap
sebagai tahap dasar pendidikan. Di sekolah inilah peserta didik mengalami
proses pendidikan dan pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan.
Dalam pembelajaran di kelas hendaknya guru selalu kreatif dan inovatif
agar dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa, yaitu proses pembelajaran
yang dilaksanakan guru dengan sedemikian rupa agar menciptakan siswa aktif
bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Jika aktivitas belajar
siswa meningkat maka hasil belajar siswa juga akan meningkat. Hasil belajar
siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil
belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal
dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009).
Salah satu mata perlajaran yang ada di Sekolah Dasar yaitu Matematika.
Gatot (2011) menyatakan bahwa pembelajaran matematika adalah proses
pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian
kegiatan yang tercerna sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang
bahan matematika yang dipelajari. Selain itu, matematika merupakan ilmu yang
mendasari semua mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar, sehingga
diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut, seorang guru
hendaknya dapat menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang
memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan dan mengembangkan
pengetahuannya. Kemudian siswa dapat membentuk makna dari bahan-bahan
pelajaran melalui suatu proses belajar mengkonstruksikannya dalam ingatan
yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut. (Susanto,
2013)
Salah satu materi pembelajaran yang harus dikuasai siswa kelas II Sekolah
Dasar yaitu macam-macam alat ukur berat yang memuat jenis-jenis timbangan
dan fungsi masing-masing timbangan tersebut. Selain itu siswa juga diharapkan
mampu untuk menggambar jenis-jenis timbangan yang dipelajari dengan rapi
dan percaya diri memperlihatkan hasil gambarnya di depan kelas.
Kami melakukan observasi dan pengamatan yang lakukan pada hari
Kamis, 22 November 2018 dan 29 Novemver 2018 dikelas II SDN Pekauman
2 Banjarmasin. Subjek dalam observasi ini adalah guru dan siswa kelas II
SDN Pekauman 2 Banjarmasin yang berjumlah 16 siswa terdiri dari 8 siswa
perempuan dan 8 siswa laki-laki dengam materi ajar menggambar macam-
macam alat ukur berat disekolah dasar dengan guru Ibu Rima Mulianti HB,
S.Pd. Pengamatan ini dilakukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan

2
kami mengenai cara mengajar yang baik, cara meningkatkan aktivitas belajar
siswa dan juga peningkatan hasil belajar

METODOLOGI
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pekauman 2 Banjarmasin selama 2
minggu yaitu 2 kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 22 November
2018 dan 29 November 2018 pada jam yang sama yaitu 7.40-8.55. Subjek
penelitian ini yaitu siswa kelas II SDN Pekauman 2 Banjarmasin dengan wali
kelas yaitu Ibu Rima Mulianti HB, S.pd. Jumlah siswa yaitu 16 orang terdiri dari
8 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
HASIL
A. Aktivitas Guru dalam Belajar Mengajar
1. Guru Mengucapkan salam kepada siswa dan iswa membalas salam dari guru
2. Guru memilih salah satu siswa untuk memimpin do’a sebelum memulai
pelajaran dan siswa berdo’a bersama-sama
3. Guru meminta siswa menyanyikan lagu Indonesia raya dan siswa
menyanyikan lagu Indonesia raya
4. Guru mengajak siswa menyanyikan yel-yel dan siswa menyanyikan yel-yel
5. Guru menampilkan video lagu anak-anak di sini senang di sana senang dan
siswa bernyanyi lagu anak-anak di sini senang di sana senang
6. Guru mengabsen siswa siswa yang hadir mengangkat tangan kanan mereka
7. Guru melakukan Apersepsi (Bertanya) pembelajaran terdahulu Guru
memberitahukan pelajaran yang di ajarkan dan tujuan pembelajaran pada
hari ini. Siswa menjawab pertanyaan dari guru Siswa memperhatikan dan
mendengarkan apa yang di sampaikan guru
8. Guru menampilkan macam-macam alat ukur berat dan bertanya kepada
siswa mengenai nama alat ukur alat tersebut Guru mengaitkan materi
pembelajaran tentang alat ukur berat dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru menjelaskan materi
pembelajaran
9. Guru menyuruh siswa maju kedepan untuk menunjukan bagaimana
mengukur berat dengan timbangan. Siswa maju kedepan menjelaskan
bagaimana mengukur berat dengan timbangan.
10. Guru melakukan Ice breaking dengan mengajak siswa dengan melakukan
senam penguin dan senam pemanasan. Siswa melakukan Senam penguin
dan senam pemanasan
11. Guru membagi kelompok sebanyak 4 kelompok dan membagikan tugas
kelompok. Siswa membentuk kelompok dan mengerjakan tugas yang di
berikan guru. Guru berkeliling untuk mengawasi dan membantu siswa
kesulitan dalam mengerjakan tugas kelompok yang di berikan. Siswa
meminta bantuan kepada guru dalam mengerjakan tugas kelompok
12. Guru meminta perwakilan kelompoknya untuk menyampaikan hasil kerja
mereka kedepan kelas. Masing-masing perwakilan kelompok
menyampaikan hasil tugas kerja kelompok mereka
13. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah di pelajari hari
ini. Siswa menyimpulkan bersama guru materi yang telah di pelajari hari ini

3
14. Guru menampilkan video senam otak dan meminta siswa mengikuti senam
tersebut. Siswa melakukan senam otak
15. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. Siswa menjawab salam
dari guru
Penelitian aktivitas guru selama tindakan berlangsung dilakukan oleh
dua orang guru mitra dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru.
Adapun data rekapitulasi analisis hasil observasi aktivitas guru adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Skor Observasi Aktivitas Guru
Pada Siklus 1
NO. AKTIVITAS GURU P1 P2 Rerata Kriteria
Guru melakukan apersepsi, yakni
1 menggali pengalaman siswa yang 1 1 1 Kurang
berhubungan dengan macam-macam alat
pengukuran berat
Guru memberi motivasi kepada siswa
2 dengan contoh mengenai macam-macam 2 3 2,5 Baik
alat pengukuran berat.
Guru menyampaikan tujuan
3 Pembelajaran 3 3 3 Baik

Observing
Guru membimbingkan siswa melakukan
4 pengamatan pada alat pengukur yang 3 3 3 Baik
telah tersedia.
Questioning
Guru menjelaskan langkah-langkah
5 yang harus dilakukan dalam 1 2 1,5 Cukup
pengukuran.
Guru bersama-sama siswa menyusun
6 kelompok yang heterogen 2 3 2,5 Baik
Associating
7 Guru Membimbing siswa melakukan 3 3 3 Baik
diskusi kelompok
Experimenting
Guru membimbing siswa menggambar alat
8 ukur berat. 2 2 2 Cukup
Guru membimbing siswa menyusun
9 laporan hasil tugas kelompok. 2 3 2,5 Baik

Networking
10 Guru memperhatikan presentasi hasil 3 3 3 Baik
diskusi kelompok dengan cermat.
Guru memberikan penghargaan
11 kepada siswa yang berhasil dalam 2 2 2 Cukup
menjawab pertanyaan

4
Guru bersama-sama siswa
12 memberikan kesimpulan atas materi 2 2 2 Cukup
Pengukuran

JUMLAH SKOR 26 30 28 Baik

Dari tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat 1 aspek dari 12
aspek aktivitas guru yakni “Guru melakukan apersepsi yakni, menggali
pengalaman siswa yang berhubungan dengan pengukuran“ berkriteria
kurang (K). Ini berarti guru belum dapat menggali pengalaman siswa yang
berhubungan dengan macam-macam alat pengukur berat, hal ini perlu
diperbaiki pada siklus. Sedangkan aspek yang berkriteria cukup (C) berjumlah
4 yakni: 1) Guru membimbing siswa dan memotivasi sehingga muncul
pertanyaan- pertanyaan, 2) Guru membimbing siswa melakukan percobaan
tentang pengukuran, 3) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang
berhasil dalam menjawab pertanyaan, dan 4) Guru bersama-sama siswa
memberikan kesimpulan atas materi pengukuran. Ke 4 aspek di atas
masih perlu diperbaiki lagi pada sehingga dapat meningkat menjadi
berkriteria baik (B).
Aspek-aspek yang berkriteria baik (B) adalah berjumlah 7 aspek,
meliputi: 1) Guru memberi motivasi kepada siswa dengan
contoh mengenai pengukuran, 2) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan sederhana, 3) Guru bersama-sama siswa menyusun
kelompok yang terdiri dari 5 siswa secara heterogen, 4) Guru memberikan
tugas kelompok untuk melakukan pengamatan pada peristiwa pengukuran,
5) Guru Membimbing siswa melakukan diskusi kelompok, 6) Guru
membimbing siswa menyusun laporan hasil tugas kelompok, 7) Guru
membimbing siswa dalam menyusun presentasi. Ke 7 aspek tersebut di
atas berkriteria baik (B) sehingga pada pembelajaran yang lain tetap
dipertahankan.secara keseluruhan aktivitas guru mempunyai jumlah skor 28,
hal ini termasuk ke dalam interval skor (28 – 36) dan termasuk kedalam
kriteria baik (B). Angka 28 merupakan angka terrendah dari interval skor
kriteria baik.

5
PEMBAHASAN

A. Aktivitas Guru dalam mengajar


Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 22 November 2018 di kelas II
SDN Pekauman 2 Banjarmasin. Subjek dalam pengamatan ini adalah guru dan
siswa kelas II SDN Pekauman 2 Banjarmasin yang berjumlah 16 siswa terdiri dari 8
siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki dengam materi ajar menggambar macam-macam
alat ukur berat disekolah dasar dengan guru Ibu Rima Mulianti HB, S.Pd. Ketika masuk
kelas guru mengucapkan salam kepada para siswa dan siswanyapun menjawab salam
dari guru dengan semangat. Sebelum memulai pembelajaran guru memilih salah satu
siswa untuk memimpin do’a belajar, kemudian guru dan siswa membaca do’a bersama.
Setelah selesai berdo’a guru dan siswa bernyanyi lagu Nasional berjudul Indonesia
Raya ciptaan W.R. Supratman untuk menanamkan sifat patriotisme kepada para siswa
agar lebih mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Guru juga mengajak siswa
untuk melakukan yel-yel agar siswa bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran
nantinya, setelah menyanyi yel-yel guru juga menampilkan sebuah video lagu anak-
anak yang berjudul Disini Senang Disana Senang ciptaan H. Mutahar. Setelah itu guru
mengabsen kehadiran siswa pada hari ini.
Kemudian guru melakukan apersepsi kepada para siswa tentang pembelajaran
terdahulu dan para siswa sangat aktif menjawab bahwa pembelajran sebelumnya tentang
timbangan (mengukur berat). Kemudian guru menyampaikan kepada siswa bahwa pada
hari ini mereka akan belajar materi macam-macam alat ukur berat dan tujuan
pembelajaran. Guru kemudian menampilkan beberapa alat ukur berat dan bertanya-
jawab kepada para siswa apa nama dari alat ukur berat tersebut. Pada proses tanya-
jawab ini siswa sangat aktif dalam memberikan respon (jawaban) atas pertanyaan guru
tersebut. Guru mengaitkan materi pembelajaran tentang alat ukur berat dengan
kehidupan sehari-hari mereka (penjual buah yang megukur berat buah yang dijualnya
dengan timbangan). Selanjutnya guru menyuruh siswa maju kedepan untuk
menunjukkan bagaimana mengukur berat dengan timbangan. Guru memberikan
penguatan berupa pujian kepada siswa yang benar dalam menjawab. Guru kemudian
memjelaskan tentang berbagai macam alat pengukur berat dan cara menggunakannya
dibantu dengan media LCD untuk menampilkan gambar dari alat pengukur berat
tersebut. Sambil memberikan penjelasan guru juga bertanya jawab kepada siswa dan
memberikan contoh penggunaan dari alat ukur berat tersebut.
Ditengah-tengah proses pembelajaran guru melakukan ice breaking mengajak
siswa untuk senam pinguin dan senam pemanasan agar siswa tidak merasa bosan dan
jenuh dalam belajar. Setelah selesai ice breaking guru membagi siswa menjadi 4
kelompok dan memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk menggambar
alat ukur berat sesuai dengan tugas yang sudah dibagikan kepada kelompok mereka
masing-masing. Para siswa langsung membentuk kelompok mereka masing-masing.
Pada saat siswa mengerjakan tugas kelompok guru berkeliling untuk mengawasi dan
membantu siswa jika ada kesulitan dalam mengerjakan tugas mereka. Setelah selesai
mengerjakan tugas, guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil kerja kelompok
mereka kedepan kelas. Perwakilan dari masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kerja mereka.
Terakhir guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran pada hari ini.
Sebelum menutup pembelajaran guru menampilkan video senam otak untuk siswa agar
melatih otak mereka. Pembelajaran matematika diakhiri dengan guru mengucap salam.

6
Aktivitas guru di atas sudah sesuai dengan Teori Jerome S. Bruner (1960)
seorang ahli psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Bruner tidak
mengembangkan suatu teori belajar yang sistematis, yang penting baginya ialah cara-
cara bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan mentransformasika informasi
secara efektif, ialah menurut Bruner inti dari belajar. Menurutnya dalam proses belajar
dapat dibedakan menjadi tiga fase yaitu: (1) informasi, dalam tiap pelajaran kita peroleh
sejumlah informasi, ada yang menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang
memperhalus dan memperdalamnya ada pula informasi yang bertentangan dengan apa
yang telah kita ketahui sebelumnya, mislnya ada energi yang lenyap; (2) transformasi,
informasi itu harus dianalisis, diubah atau ditransformasikan kedalam yang lebih
abstrak, atau konseprual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas dalam hal
ini bantuan guru sangat diperlukan; dan (3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga
manakah pengetahuan yang kita peroleh dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk
memahami gejala-gejala lain.
Menurut Robert M. Gagne (1970) belajar merupakan kegiatan yang kompleks
dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan; (1) stimulusi
yang berasal dari lingkungan; dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.
Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Dengan
demikian dapat ditegaskan, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah
sifat stimulai ligkungan, melewati pengolahan informasi, dan menjadi kapabilitas baru.
Belajar terjadi bila ada hasilnya yang dapat dipelihatkan, anak-anak demikian juga
orang dewasa dapat mengingat kembali kata-kata yang telah pernah didengar atau
dipelajari.

B. Aktivitas Siswa dalam mengikuti Pembelajaran.


Pada hari Kamis, 22 November 2018 di kelas II SDN Pekauman 2 Banjarmasin .
Setelah guru memasuki kelas siswa menjawab salam dari guru dengan semangat.
Sebelum memulai pembelajaran salah satu siswa memimpin do’a belajar, kemudian guru
dan siswa membaca do’a bersama. Selah selesai berdo’a guru dan siswa bernyanyi lagu
Nasional berjudul Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman untuk menanamkan sifat
patriotisme kepada para siswa agar lebih mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Siswa mengkuti guru untuk melakukan yel-yel, siswa bersemangat dalam mengikuti
proses pembelajaran, setelah menyanyi yel-yel guru juga menampilkan sebuah video lagu
anak-anak yang berjudul Disini Senang Disana Senang ciptaan H. Mutahar. Setelah itu
guru mengabsen kehadiran siswa pada hari ini. Ketika guru melakukan apersepsi kepada
para siswa tentang pembelajaran terdahulu dan para siswa sangat aktif menjawab bahwa
pembelajran sebelumnya tentang timbangan (mengukur berat). Kemudian guru
menyampaikan kepada siswa bahwa pada hari ini mereka akan belajar materi macam-
macam alat ukur berat dan tujuan pembelajaran. Ketika guru menampilkan beberapa alat
ukur berat dan bertanya-jawab kepada para siswa apa nama dari alat ukur berat tersebut
terjadi proses tanya-jawab dimana siswa sangat aktif dalam
memberikan respon (jawaban) atas pertanyaan guru tersebut. Selanjutnya siswa maju kedepan
untuk mencoba bagaimana mengukur berat dengan timbangan.
Siswa mendengarkan dengan baik mengenai penjelasan guru tentang berbagai macam
alat pengukur berat dan cara menggunakannya dibantu dengan media LCD untuk menampilkan
gambar dari alat pengukur berat tersebut. Sambil memberikan penjelasan guru juga bertanya
jawab kepada siswa dan memberikan contoh penggunaan dari alat ukur berat yang di jawab
dengan semangat oleh siswa. Siswa sangat aktif ketika melakukan tugas secara berkelompok

7
baik itu dalam kelompok maupun bertanya pada guru sehingga membuat suasan belajar
menjadi aktif baik dalam pembelajaran maupun dengan kesibukan siswa pada kegiatannya
masing-masing. Namun ketika siswa lain aktif dalam mengikuti pembelajaran dari segit
bertanya dan menjawab pertanyaan maka ada satu orang anak yang sangat aktif namun
terkadang tidak dalam konteks pembahasan.
Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran karena guru menyertakan ice
breaking pada pembelajaran yang membuat anak antusias dan semangat. Ketika guru
melakukan apersepsi kepada para siswa tentang pembelajaran terdahulu dan para siswa sangat
aktif menjawab bahwa pembelajaran sebelumnya tentang timbangan (mengukur berat).
Kemudian guru menyampaikan kepada siswa bahwa pada hari ini mereka akan belajar materi
macam-macam alat ukur berat dan tujuan pembelajaran. Ketika guru menampilkan beberapa
alat ukur berat dan bertanya-jawab kepada para siswa apa nama dari alat ukur berat tersebut
terjadi proses tanya-jawab dimana siswa sangat aktif dalam memberikan respon (jawaban) atas
pertanyaan guru tersebut. Selanjutnya siswa maju kedepan untuk mencoba bagaimana
mengukur berat dengan timbangan.
Siswa mendengarkan dengan baik mengenai penjelasan guru tentang berbagai macam
alat pengukur berat dan cara menggunakannya dibantu dengan media LCD untuk menampilkan
gambar dari alat pengukur berat tersebut. Sambil memberikan penjelasan guru juga bertanya
jawab kepada siswa dan memberikan contoh penggunaan dari alat ukur berat yang di jawab
dengan semangat oleh siswa.
Aktivitas siswa berkaitan sekali dengan teori Anak usia sekolah dasar yang melakukan
berbagai macam kegiatan di sekolah tidak hanya dengan menuntut ilmu tetapi juga dengan
berinteraksi dengan teman seusianya. Pada masa ini anak belajar menerima keberadaan orang
lain di sekitarnya. Menurut Nasution (Djamarah, 2008: 123) masa usia
SD sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-
kira sebelas atau dua belas tahun. Usia sekolah dasar ditandai dengan mulainya anak
masuk sekolah dasar, dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan
mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya. Para guru mengenal masa ini sebagai “masa
sekolah”, oleh karena pada usia inilah anak untuk pertama kalinya menerima pendidikan
formal. Hurlock (Halimah dan Kawuryan, 2010: 1) menyatakan bahwa rentang masa
kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu awal dan akhir.
Apa yang anak tanyakan pada pembelajaran dan ucapkan ketika proses
pembelajaran berlangsung merupakan sangat wajar meski ada beberapa kata atau kalimat
yang melenceng dari pembahasan yang guru sampaikan hari itu karena Menurut Janke,
Comenius, Buhler, dan Hetzer (Halimah dan Kawuryan, 2010: 3) menganggap usia enam
tahun sebagai usia yang cukup matang untuk sekolah. Anak usia sekolah dasar umumnya
telah memiliki perbendaharaan kata yang cukup banyak. Anak usia SD juga memiliki
kemampuan membayangkan seperti anak-anak seusianya, dapat mengemukakan secara
verbal ide-ide dan pikiran-pikirannya serta organ- organ indra dan motorik telah
terkoordinasi dengan baik.
Masa usia sekolah dianggap oleh Suryobroto (Djamarah, 2008:124) sebagai
masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Menurutnya masa ini diperinci menjadi
dua fase, yaitu: 1) masa kelas- kelas rendah, kira-kira umur 6 atau 7 tahun sampai umur 9
atau 10 tahun dan 2) masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10
tahun sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun.
Ketika melakukan tugas praktek menggambar alat – alat ukur berat secara
berkelompok baik itu dalam kelompok maupun bertanya pada guru sehingga membuat
suasan belajar menjadi aktif baik dalam pembelajaran maupun dengan kesibukan siswa

8
pada kegiatannya masing-masing. As’adi Muhammad (2009:22) mengungkapkan bahwa
gambar merupakan sebuah media yang dapat merangsang otak. Dengan menggambar,
anak akan berpikir dan melakukan analisa terhadap segala pengalaman yang mungkin
pernah dilihat dan diamatinya. Dengan demikian, bukan hanya ide-ide itu saja yang
mereka dapatkan dari realitas tersebut, melainkan juga fantasi, imajinasi dan sublimasi
yang akan terjadi dengan menggambar. Jadi
dapat di ketahui dari banyaknya pertanyaan yang anak lontar kan ketika belajar merupakan
bagian dari analisa anak terhadap gambarnya.

Hasil Belajar Siswa


Guru sudah melakukan evaluasi untuk mendapatkan hasil belajar yang merupakan
tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat
ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan
yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah
perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan
hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan
puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009)

BAB VI
PENUTUP

A. SIMPULAN
Setelah menganalisis hasil penelitian di lapangan (sekolah) dan membahasnya,
maka dapat disimpulkan bahwa Dalam proses belajar mengajar pada Aktivitas guru
dalam mengajarkan pembelajaran menggambar macam-macam alat ukur berat di
Sekolah Dasar, guru sudah mengajak siswa untuk belajar aktif yang merupakan salah

9
satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak
dan dalam proses belajar mengajar tidak terlalu kaku, dan selalu selengi dengan ice
breaking.
Dalam aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menggambar macam-
macam alat ukur berat di Sekolah Dasar, Siswa sangat antusias dalam mengikuti
pembelajaran karena guru menyertakan ice breaking pada pembelajaran yang
membuat anak antusias dan semangat.
Dalam hasil belajar siswa pada materi menggambar macam – macam alat ukur
berat di Sekolah Dasar, siswa mampu memahami isi materi dengan benar dan
menjawab soal dengan mudah mampu di jawab. Hanya saja ada beberapa siswa yang
masih kurang memahami materi sehingga dalam proses evaluasi mengalami kesulitan.
Hal ini akan menjadi bahan evaluasi guru untuk lebih meningkatkan pemahaman
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

B. REKOMENDASI
Dari hasil analisis dan kesimpulan, peneliti memberikan beberapa rekomendasi
berikut :
1. Untuk guru, dalam penelitian ini tentang proses belajar mengajar pada Aktivitas
guru dalam mengajarkan pembelajaran menggambar macam-macam alat ukur
berat di Sekolah Dasar, sebaikan di selingi dengan belajar sambil bermain.
Karena pada dasarnya siswa di kelas rendah masih dalam suasana bermain.
Untuk meningkatkan minat belajar anak, sebaiknya di ajak suasana belajar
menyenangkan yaitu bermain.
2. Untuk siswa, Penelitian aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
menggambar macam-macam alat ukur berat di Sekolah Dasar, di harapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih terhadap apa yang di pelajari sekolah.
3. Untuk sekolah, di harapkan untuk meningatkan fasilitasi bahan, model, media
pembelajaran di sekolah, agar dalam proses pembelajaran di dalam kelas guru
mampu berinovasi dalam pembelajaran dan akan meningkatkan pemahaman
siswa di dalam kelas.

10
DAFTAR RUJUKAN

Abdurrahman , M. (1999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka


Cipta.
Abror, A. R. (1993). Psikologi Pendidikan . Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Baharudin, Wahyuni, & Nur, E. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:
ArruzzMedia.
Depdiknas. (2006). Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:
Depdiknas.
Dimyati, & Mudjiono. (2007). Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: PT Gramedia.
Dimyati, & Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, O. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.
Ibrahim, R., & S, N. S. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
M, G. (2011). Pembelajaran Matematika SD . Jakarta: Universitas Terbuka.
M, G. R. (1975). Essentials Of Learning For Instructions. Illinois: The Dryen Press.
M, S. A. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Ed.1. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Muhamamd, A. (2009). Menghidupkan Otak Kanan Anak Anda. Yogyakarta: Power
Books.
Muhibbisyah. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyanti. (2005). Psikologi Belajar. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
N, H., & F, K. (2010). Kesiapan Memasuki Sekolah Dasar pada Anak yang Mengikuti
Pendidikan TK dengan yang Tidak Mengikuti Pendidikan TK di Kabupaten Kudus.
Jawa Tengah: Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus Volume I,No 1.
Pamadhi, H., & Sukardi, E. (2008). Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

11
Rachmawati, Tutik, & Daryanto. (2015). Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang
Mendidik. Yogyakarta: Gava Media.
Ria, & Puspita, C. (2015). Analisis Faktor-Faktor Perilaku. Purwokerto: FKIP UMP.
S, N. (2006). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar . Jakarta: Bumi
Aksara.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan .
Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Simanjuntak, & Lisnawati. (1993). Metode Mengajar Matematika. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soemanto, & Wasty. (1998). Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Submadinata, & Syaudih, N. (1987). Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek.
Bandung: Rosda.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM . Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Susanto, & Ahmad. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenamedia Group.
Syah, & Mahibbin. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Thobroni, M., & Mustofa, A. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz
Media.
Wahidmurni, & dkk. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Nuha Litera.
Woolfolk, & Anita. (1995). Enducational Psychology . Needham Heigt: Allyn and Bacon.
Yusuf, T. (1993). Ilmu Praktek Mengajar (Metodik Khusus Pengajaran Agama).
Bandung: Al-Ma'arif.

PENGHARGAAN

12
Laporan penelitian ini tidak akan selesai apabila tidak mendapat bantuan dari
bapak Tumiansyah,S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Pekauman 2 yang sudah
meberikan kami izin untuk dapat melakukan observasi, Ibu Rima Mulianti HB,S.Pd
selaku ibu wali kelas II yang telah bersedia membantu kami dalam melaksanakan
penelitian di sekolah ini, anak-anak kelas II SDN Pekauaman 2, serta teman-teman
kelompok 1 yang sudah saling membantu untuk dapat menyelesaikan laporan ini.
Karena itu kami selaku penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besar nya pada
seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.

13

Anda mungkin juga menyukai