PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1
4. Bagaimana tujuan dari supervisi?
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis supervisi berarti melihat atau meninjau dari atas atau
menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap
perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan. 2
Supervisi adalah sebagai bantuan dan bimibingan kepada guru dalam bidang
instruksional, belajar, dan kurikulum dalam usahanya untuk mencapai tujuan
sekolah. 3
1
Ary H Gunawan, Administrasi Sekolah (Jakarta: Rinekacipta, 2011), h. 193.
2
Ibid., h. 103
3
Pupuh Fathurrohman dan AA. Suryana, Supervisi Pendidikan (Bandung: Aditama, 2011),
h. 11
4
Syafaruddin, Mesiono, Candra Wijaya, Administrasi Pendidikan Cet: III (Medan: Perdana
Publishing, 2017), h. 74-75.
3
Supervisi pendidikan harus diartikan sebagai pelayanan yang disediakan
oleh pemimpin untuk membantu guru-guru agar menjadi guru-guru atau personal
yang semakin cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu pendidikan khususnya agar mampu meningkatkan efektivitas
proses mengajar-belajar di sekolah. Dengan perkembangan dan kemajuan
kemampuannya, guru diharapkan akan menjalankan kepemimpinan yang lebih
baik dalam kegiatannya membimbing proses belajar murid-muridnya.
5
Ibid., h. 76.
4
Sedangkan supervisi sesuai konsep baru/modern/progresif bercirikan:
1. Research atau riset yaitu meneliti bagaimana keadaan sebanarnya. Proses
penelitian ilmiah dengan langkah-langkah pengumpulan data, pengolahan
data dan penyimpulan hasil penelitian.
2. Evaluation yaitu bahwa hasil penelitian itu dinilai secara
kooperatif/bersama-sama oleh supervisor dan yang disupervisi.
3. Improvement yaitu mengadakan perbaikan secara bersama-sama oleh
supervisor dan orang-orang yang disupervisi.
4. Asistance yaitu memberi bantuan dan bimbingan ke arah kemandirian
kepada orang-orang yang disupervisi dengan rela dan senang hati.
5. Coorperation yaitu kerja sama/bergotong royong secara kekeluargaan antara
supervisor dengan orang-orang yang disupervisi untuk perbaikan situasi.6
C. PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI
Dalam melaksanakan tugasnya seorang supervisor harus berpegang pada
prinsip-prinsip yang kokoh demi kesuksesan tugasnya atau memiliki pedoman
bagi pelaksanaan tugasnya, yaitu:
1. Prinsip Fundamental/dasar
Setiap supervisor pendidikan Indonesia harus bersikap konsisten dan
konsekuen dalam pengamalan sila-sila Pancasila secara murni dan konsekuen.
2. Prinsip Praktis, terbagi menjadi:
a. Prinsip Positif, merupakan pedoman yang harus dilakukan seorang
supervisor dalam pembinaannya. hal yang harus dilakukan
diantaranya:
- Konstruktif dan kreatif
- Dilakukan berdasarkan hubungan profesional
- Dilakukan secara progresif, tekun, sabar, tabah dan tawakal
- Dapat mengembangkan potensi, bakat dan kesanggupan untuk
mencapai tujuan
- Senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta hubungan baik
dan dinamik
6
Ibid., h. 77.
5
- Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri
sendiri
7
Ibid., h. 78.
8
Piet A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan (Surabaya : Usaha Nasional,
1993), h. 105
6
d. Konstriktif dan kreatif
Membina inisiatif guru serta mendorong untuk aktif menciptakan suasana
dimana tiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-
potensinya.
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari supervisi pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan secara komprehensif melalui proses bantuan terhadap kepala sekolah
dan guru-guru supaya lebih profesional dan efektih dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya.
b. Tujuan Khusus
1) Membina guru-guru untuk lebih memahami tujuan umum pendidikan
2) Membina guru-guru mengatasi problem-problem siswa demi kemajuan
prestasi belajarnya.
3) Membina guru-guru dalam meningkatkan kemampuan mengevaluasi,
mendiagnosa kesulitan belajar dan lainnya.
4) Membina guru-guru dalam mempersiapkan siswa-siswanya untuk menjadi
anggota masyarakat yang produktif, kreatif, etis serta religius.
9
Ibid., h. 79.
7
5) Membina guru-guru dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja yang
demokratis.
6) Memperbesar ambisi guru-guru dan karyawan meningkatkan popularitas
sekolahnya.
7) Melindungi guru-guru dan karyawan pendidikan terhadap tuntutan serta
kritik-kritik tidak wajar dari masyarakat.
8) Mengembangkan sikap kesetiakawanan dan ketemansejawatan dari seluruh
tenaga pendidikan.
1) Mengkoordinasi semua usaha sekolah, baik usaha tiap guru, usaha sekolah
dan usaha pertumbuhan jabatan
2) Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.
3) Memperluas pengalaman guru-guru.
4) Menstimulir usaha-usaha yang kreatif.
5) Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
6) Menganalisis situasi belajar-mengajar.
7) Memberikan pengetahuan dan keterampilan terhadap anggota staf dengan
pengetahuan baru dan keterampilan-keterampilan baru pula.
8) Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan mebantu meningkatkan
kemmapuan mengajar guru-guru.11
8
3. Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan
4. Keterampilan dalam mengatur personalia sekolah
5. Keterampilan dalam evaluasi12
1. Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh supervisor/pengawas
terhadap kelas-kelas tertentu pada sekolah-sekolah yang telah diprogramkan untuk
disupervisi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para supervisor dalam melakukan
supervisi dengan menggunakan tekhnik kunjungan kelas yaitu:
a. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan memberitahu atau tidak
memberitahu, tergantung pada tujuan dan masalah yang ingin diketahui.
b. Kunjungan kelas dapat dilakukan atas permintaan sekolah atau guru yang
bertugas di sekolah tersebut.
c. Supervisor memiliki pedoman tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam
kunjungan tersebut.
d. Sebisa mungkin kunjungan tersebut tidak mengganggu kegiatan belajar-
mengajar.
e. Harus memiliki kejelasan tentang hal-hal yang akan disupervisi atau
diobservasi.
12
Maryono, Dasar-dasar dan Tekhnik Menjadi Supervisor Pendidikan (Yogyakarta: Ar
Ruz Media, 2011) h. 18.
13
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual (Jakarta: Rinekacipta, 2009), hlm. 87.
9
f. Harus menyiapkan instrumen supervisi atau diterapkan kunjungan kelas
yang telah disupervisi atau ditetapkan dan catatan-catatan lain
yangdiperlukan.14
2. Kunjungan Sekolah
Kunjungan sekolah adalah kunjungan pengawas/ supervisor ke sekolah baik
atas permintaan kepala sekolah ataupun perintah ketua kelompok kerja pengawas
masing-masing wilayah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan supervisi kunjungan sekolah
adalah:
a. Menyiapkan instrumen kunjungan sekolah yang disepakati atau ditetapkan
bersama.
b. Bersikap bijak dalam melakukan dialog/wawancara dengan kepala sekolah
terutama yang menyangkut sikap profesional guru.
c. Menggunakan waktu kunjungan secara efektif dan efisien.
d. Bersikap memberi pelayanan prima kepada sekolah, bukan untuk dilayani
atau diservis.
e. Kepala sekolah, guru dan seluruh staf sekolah adalah mitra kerja, bukan
bawahan pengawas/supervisor. Oleh sebab itu demokratis perlu dipegang
teguh.15
3. Tes Dadakan
Tes dadakan adalah tes yang dilakukan secara mendadak atau tiba-tiba tanpa
memberi tahu guru atau siswa dengan tujuan mengetahui pencapaian target
kurikulum dan daya serap siswa terhadap materi yang telah mereka pelajari
sebelumnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh supervisor dalam melaksanakan pengawasan
dengan tekhnik tes dadakan adalah:
a. Supervisor sudah menyiapkan soal-soal yang harus dikerjakan oleh para
siswa.
14
Ibid., h. 88.
15
Ibid., h. 89.
10
b. Hasil tes dikoreksi secara bersamaan oleh supervisor dan guru atau
supervisor itu sendiri.
c. Hasil tes tersebut dapat dijadikan bahan masukan/informasi penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan pada sekolah yang disupervisi/diawasi
tersebut.
d. Supervisi dilakukan dengan prinsip pada asas saling menguntungkan baik
pihak sekolah maupun pihak supervisor.16
4. Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah tekhnik supervisi yang dilakukan oleh supervisor
apabila ada masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran di sekolah, yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kepala sekolah
maupun dewan guru.
Dalam konferensi kasus hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakasanakan
tekhnik ini adalah:
a. Mengidentifikasikan kasus-kasus atau permasalahan-permasalahan yang
ditemukan, baik dari hasil kunjungan kelas, kunjungan sekolah, tes dadakan
atau laporan-laporan yang diterima dari berbagai pihak terkait.
b. Merencanakan pertemuan/ konferensi di sekolah dengan melibatkan kepala
sekolah, guru, dan supervisor untuk membahas kasus dalam rangka mencari
alternatif-alternatif pemecahan dan menentukan alternatif terbaik sebagai
suatu solusi.
c. Mencatat hasil diskusi dan mempersiapkan program-program tindak lanjut
tersebut, maka cukup sekolah saja yang melaksanakannya. Namun, apabila
memerlukan penyelesaian yang ;lebih besar dan menyeluruh maka sekolah
dapat bekerja sama dengan supervisor di daerah masing-masing.17
16
Ibid., h. 90.
17
Ibid., h. 91.
11
G. REGULASI PENGAWAS SEKOLAH
18
Barnawi dan Muhammad arifin, Meningkatkan Kinerja Pengawas Sekolah
(Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014), h. 11.
19
Syafaruddin, Mesiono, Candra Wijaya, Op. Cit. h. 97
20
Pupuh Fathurrohman dan AA. Suryana, Op. Cit. h. 141.
12
Suatu kekurangan harus diartikan sebagai penemuan suatu usaha ke arah
perbaikan dalam keseluruhan usaha. Sebagai supervisor perlu menyadari bahwa
mencari kesalahan orang lain sangat bertentangan dengan prinsip dan tujuan
supervisi. Hal ini akan berakibat guru atau supervisor akan merasa tidak puas.
Selain itu guru tidak merasa berubah dan bertumbuh, malahan ia akan bersikap
menentang atau acuh tak acuh.
Supervisor harus dapat menyikapi segala persoalan dan kekurangan
ditempatkan pada tempat yang sebenarnya dalam seluruh proses pendidikan
dalam seluruh rencana supervisi. Bila ditemukan kesalah yang nampaknya sangat
penting dan perlu mendapat perhatian maka supervisor wajib membantu guru-
guru dapat menyusun rencana dan tat kerja yang konstruktif menuju ke
pertumbuhan jabatan yang lebih baik.
2. Supervisi yang bersifat preventif
Supervisor bertugas untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan yang
mungkin akan dihadapi oleh guru pada masa depan sehingga guru dapat
mempersiapkan diri apabila berhadapan dengan kesulitan. Supervisor yang
bijaksana ialah yang dapat memandang masa depan, sehingga ia dapat menyusun
rencana kerja yang sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan yang disusun
secara bersama-sama dengan guru. Preventif supervisor wajib menolong seorang
guru untuk menjaga kesetiaan dalam dirinya sendiri, keberanian susila,
kemampuan untuk bertumbuh sebab guru patut merasa bahwa supervisor telah
melihatnya dan percaya pada guru tersebut. Dengan demikan guru merasa siap
untuk menghadapi situasi baru dan optimis melihat masa depan berdasarkan tugas
yang diterimanya dan lebih memberi harapan di dalam pertumbuhannya.
3. Supervisi yang bersifat konstruktif21
Tidak ada guru yang tidak mempunyai kesalahan. Dari kesalahan-
kesalahan inilah mereka dapat memperbaiki diri dan memperoleh kecakapan dan
kesanggupan.dengan banykanya kesalahan problema yang dihadapi memberikan
kreasi-kreasi baru dan supervisor harus melihat dari segi konstruktif. Guru lebih
senang dan lebih giat bekerja dalam situasi perkembangan yang sehat daripada
mereka menderita kelumpuhan pedagogis. Supervisor harus mengajak guru-guru
21
Piet A. Sahertian, Op. Cit., h. 200
13
untuk mengarahkan pandangan mereka kepada “ apakah sebenarnya mengajar
yang baik itu ?” ia dapat mengaktifkan guru, memberi dan membawa mereka pada
pertumbuhan melalui kompetisi yang wajar sehingga mereka melihat tujuan-
tujuan yang positif.
4. Supervisi yang bersifat kreatif
Guru-guru diberi kebebasan dalam batas-batas keterikatan untuk
mengembangkan daya kreasi dan daya karya, sehingga tugas supervisi hanya
memberi ransangan untuk menimbulkan daya kraetif guru. Namun demikian
selalu dipelihara kerjasama yang erat dan harmonis.
Lancar tidaknya suatu sekolah dan tinggi rendahnya mutu sekolah tidak hanya
ditentukan oleh jumlah guru dan kecakepan-kecakepannya, tetapi lebih banyak
ditentukan oleh cara kepala sekolah melaksanakan kepemimpinannya di sekolah.
Begitu pula untuk melaksanakan supervisi, untuk meningkatkan mutu pendidikan
sekolahnya, bukanlah yang menentukan hanya faktor guru-gurunya saja, tetapi
cara bagaimana memanfaatkan kesanggupan guru-guru itu, dan bagaimana kepala
22
Deryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta: 1998)., h. 180.
14
sekolah dapat mengikutsertakan semua potensi yang ada dalam kelompoknya
semaksimal mungkin.
23
Ibid., h.180
15
13. Personel appearance terpelihara dengan baik.
1. Individual devices,
2. Group devices.
Atas dasar itu, maka dikemukakan beberapa teknik supervisi sebagai berikut:24
1. Program orientasi.
2. Perkunjungan kelas.
3. Observasi kelas.
4. Pelajaran contoh.
5. Rapat guru.
6. Perpustakaan jabatan.
24
Ibid., h. 201
16
1. Kegiatan administrasi didasarkan kepada kekuasaan, sedangkan supervisi
didasarkan pada pelayanan bimbingan dan pembinaan.
25
Ibid., h. 204
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
e. Ilmiah
f. Demokratis
g. Kooperatif
h. Konstriktif dan kreatif
B. SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19