Anda di halaman 1dari 9

Andilan Betawi yang Semakin Langka

JAKARTA, KOMPAS.com — Andilan yang merupakan tradisi masyarakat Betawi menjelang


Lebaran mulai menghilang. Tradisi membeli dan menyembelih kerbau bersama-sama ini mulai tak
dilakukan seiring dengan menyusutnya lahan di Jakarta dan sekitarnya.

Samin (81), warga Desa Budaya Betawi di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan,
mengemukakan bahwa Andilan sudah sangat jarang dilakukan di desanya sejak sekitar 1980-an.
Saat itu, padang rumput mulai menghilang sehingga warga kesulitan mencari tempat
menggembalakan kerbau. "Karena tak ada lagi tempat angon, Andilan tidak dilakukan lagi," kata
Samin, Minggu (28/8/2011).

Tanah lapang diperlukan untuk memelihara kerbau beberapa bulan sebelum disembelih untuk
Lebaran. Dalam tradisi ini, sekelompok warga Betawi, biasanya terdiri dari 40 keluarga,
mengumpulkan iuran untuk membeli kerbau bersama-sama. Kerbau dibeli setidaknya 3-6 bulan
sebelum Lebaran.

Sebelum disembelih, kerbau dirawat, seperti digembalakan dan dimandikan. Dua hari menjelang
Lebaran, kerbau biasanya disembelih. Dagingnya dibagikan kepada keluarga yang mengumpulkan
uang untuk membeli, penggembala, dan penyembelih.

Andilan, yang berarti menabung, merupakan simbol kerukunan masyarakat Betawi. Tradisi ini juga
menunjukkan masyarakat Betawi yang awalnya masyarakat agraris dan berkomunitas erat.

Menghilangnya Andilan mencerminkan pergeseran kehidupan masyarakat Betawi. Sejak kebun dan
sawah semakin menghilang, kehidupan masyarakat Betawi bergeser menjadi pedagang, buruh, dan
sedikit di antaranya menjadi pegawai. "Kebun dan sawah saya jual sampai akhirnya habis tahun
1980-an. Sekarang sudah jadi kompleks perumahan mewah," kata Samin.

Sejarawan Betawi, JJ Rizal, mengatakan, pesatnya urbanisasi dan pembangunan Jakarta membuat
masyarakat Betawi menjual tanah dan sawah. Beberapa tak mempunyai pilihan. "Tanah keluarga
saya pun habis karena dipaksa dijual dan sekarang dibangun menjadi apartemen. Dahulu,
masyarakat Betawi juga banyak menyerahkan tanah untuk pembangunan, misalnya pelebaran jalan
atau pembangunan Senayan," katanya.

Saat ini, banyak warga Betawi hidup dalam kemiskinan dan berpendidikan rendah. Permukiman
mereka juga makin bergeser ke daerah pinggiran.

Rizal mengatakan, meskipun sejumlah tradisi menghilang, budaya Betawi masih tetap hidup dan
berkembang. Hal ini karena budaya Betawi lentur dan fleksibel dalam menghadapi perubahan
zaman. Keuletan dan ketangguhan masyarakat Betawi juga membuat mereka tetap bertahan dalam
berbagai bentuk tekanan.
DKI Batasi Izin Bangun Mal
JAKARTA, KOMPAS.com — Banyaknya mal dan pusat perbelanjaan baru di Jakarta saat ini
bukan hasil kinerja pemerintah yang sekarang. Mal dan pusat perbelanjaan yang baru itu
sebenarnya sudah mengantongi izin pembangunan sejak lama, tetapi baru dibangun sekarang.

Mal dan pusat perbelanjaan yang baru itu sebenarnya sudah


mengantongi izin pembangunan sejak lama, tetapi baru dibangun
sekarang.
-- Wiriyatmoko

Demikian dikatakan Kepala Dinas Tata Ruang Wiriyatmoko yang juga menjabat sebagai pelaksana
harian Dinas Penertiban dan Pengawasan Bangunan DKI Jakarta.

"Contohnya Gandaria City di Kebayoran. Mal itu sudah mengantongi izin sejak tahun 1996, tetapi
karena krisis, baru 2009 ini bisa dibangun," kata Wiriyatmoko.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sekarang telah mengeluarkan instruksi gubernur yang berisi
tentang Moratorium Pemberian Izin Pembangunan Pusat Perbelanjaan Pertokoan/Mal dengan luas
lebih dari 5.000 meter persegi hingga 2012.

"Saat ini, wajah Kota Jakarta sudah terlalu banyak mal dan pusat perbelanjaan. Apalagi, pertokoan
dan mal itu bisa menimbulkan kemacetan baru. Jadi, sekarang ditunda dulu," kata Wiriyatmoko
dalam penjelasan empat tahun kinerja Fauzi Bowo-Prijanto, di Balaikota.

Total pusat perbelanjaan yang ada di DKI Jakarta sebanyak 564 pusat perbelanjaan, terdiri dari 132
pusat perbelanjaan dikategorikan sebagai mal dan sisanya 432 pusat perbelanjaan dikategorikan
sebagai swalayan, hipermart, pusat grosir, pertokoan, dan pasar tradisional. Jumlah tersebut dinilai
sudah cukup banyak, khususnya di Jakarta Pusat dan Selatan sudah terbangun begitu banyak.
Banyak Pendatang, Kejahatan
Meningkat
JAKARTA, KOMPAS.com - Usai Lebaran, aksi kriminalitas di wilayah Jakarta dan sekitarnya
semakin marak saja mulai dari kasus pencurian, perampokan, pemerkosaan, hingga pembunuhan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, mengakui memang belakangan
aksi kriminalitas terjadi. Namun, diakui Baharudin, hal itu harus dibuktikan dulu melalui data analisa
dan evaluasi yang dimiliki Polda Metro Jaya. Data itu biasanya baru terkumpul di tiap akhir bulan.

"Memang belakangan mulai banyak aksi kriminalitas. Tapi itu harus dilihat dari data nanti akhir
bulan," ujar Baharudin, Kamis (15/9/2011), di Polda Metro Jaya.

Meski demikian, Baharudin menjelaskan, aksi kriminalitas belakangan terkesan meningkat lantaran
banyaknya pendatang baru yang masuk ke Jakarta. "Usai Lebaran ini banyak pendatang, susunan
masyarakat berubah. Kebutuhan baru itu juga bertambah akhirnya pencurian terjadi," kata
Baharudin.

Hal lain yang menyebabkan kriminalitas meningkat di Jakarta dan sekitarnya, ungkap Baharudin,
dikarenakan meningkatkan aktivitas masyarakat setelah arus mudik usai.

"Teori kami kalau banyak aktivitas di kota kemungkinan untuk gesekan itu juga jadi banyak,"
tuturnya.

Ketika ditanya soal pengamanan personel keamanan polisi yang mengendur pasca Operasi Ketupat
(pengamanan Lebaran) usai, Baharudin membantahnya. Menurutnya, patroli keamanan tetap
disebar di beberapa titik.

"Patroli rutin tetap kami buat. Analisa masing-masing polres terjadi curat dan pencurian ATM
belakangan. Setiap hari selalu ada evaluasi yang dilakukan namun data menyeluruh baru bisa akhir
bulan," katanya.

Berdasarkan data Polda Metro Jaya, pada bulan Juli-Agustus 2011, kasus pencurian dengan
pemberatan masih tertinggi. Di bulan Juli, sebanyak 590 kasus curat. Di bulan Agustus, terjadi
penurunan menjadi 562 kasus curat.

Lokasi paling rawan aksi curat, yakni Tangerang Kabupaten. Kedua, yakni kasus pencurian
kendaraan bermotor (curanmor). Pada Juli ada 377 kasus curanmor roda dua dan jumlahnya
meningkat pada bulan berikutnya menjadi 408 kasus. Baharudin mengatakan, kasus curanmor roda
dua ini terdata banyak terjadi di wilayah Jakarta Pusat.
Indonesia Gudang Mikroba Antikanker
JAKARTA -- Mikroba yang hidup pada berbagai jenis tumbuhan Indonesia berpotensi menjadi
obat malaria, diabetes, dan kanker. Profesor riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Lasman Partomuan Simanjuntak, menyatakan mikroba yang disebut sebagai endofit itu
menghasilkan beberapa senyawa kimia bioaktif yang sangat mirip senyawa tanaman inangnya.
� Senyawa dari mikroba endofit bisa dikembangkan menjadi bahan obat,� ujar Lasman, yang

baru saja dikukuhkan sebagai profesor riset di Jakarta kemarin.


Selama lebih dari satu dekade penelitian, Lasman telah membuktikan keberadaan mikroba endofit
dengan senyawa aktif yang bermanfaat sebagai bahan obat. Salah satunya berasal dari pohon kina
(Cinchona spp.), yang dikoleksi dari Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat.
Di dalam tanaman kina, hidup 36 kapang, 18 khamir, dan 17 bakteria. Fermentasi salah satu
kapang dalam media sintetis potato dextrose broth (PDB) terbukti mampu menghasilkan senyawa
alkaloid kuinin, yang dikenal sebagai bahan antimalaria ampuh.
Pemanfaatan mikroba endofit ini dinilai sangat penting dalam penelitian obat-obatan. Ahli farmasi
tak perlu bergantung pada tanaman saat meracik obat. � Cukup ambil sampel mikroba endofit dari

tanaman, lalu dipercepat pertumbuhannya," Lasman menambahkan.


Tak hanya dari tanaman kina, dia juga menemukan mikroba endofit dari tanaman Artemisia
annua, yang juga berguna sebagai antimalaria. Daun teh (Thea sinensis L.), yang dikonsumsi
masyarakat setiap hari sebagai minuman seduh, juga memiliki mikroba endofit. Proses fermentasi
menunjukkan bahwa mikroba dari teh bisa menghasilkan beraneka senyawa yang juga bisa
dimanfaatkan sebagai penyembuh.
Temuan menarik lain berasal dari tanaman kunyit (Curcuma). Kunyit yang diambil dari Serang,
Banten, menghasilkan senyawa tetrahidrokurkumin yang berlaku sebagai antioksidan, antidiabetes,
bahkan antikanker.
Setelah penemuan senyawa bioaktif dari bakteri endofit ini, Lasman menyerahkan tahap
komersialisasi kepada peneliti mikrobiologi. Dalam penelitian lanjutan ini diharapkan faktor risiko
senyawa aktif pada manusia bisa diketahui. Jika terbukti aman, sangat mungkin Indonesia
menghasilkan obat antikanker kelas dunia.
Lasman menyebutkan, setiap tanaman dipastikan mengandung mikroba endofit. Indonesia yang
kaya akan keanekaragaman hayati menjadi gudang mikroba yang berpotensi menjadi
penawar.ANTON WILLIAM
JAKARTA -- Mikroba yang hidup pada berbagai jenis tumbuhan Indonesia berpotensi menjadi
obat malaria, diabetes, dan kanker. Profesor riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Lasman Partomuan Simanjuntak, menyatakan mikroba yang disebut sebagai endofit itu
menghasilkan beberapa senyawa kimia bioaktif yang sangat mirip senyawa tanaman inangnya.
� Senyawa dari mikroba endofit bisa dikembangkan menjadi bahan obat,� ujar Lasman, yang

baru saja dikukuhkan sebagai profesor riset di Jakarta kemarin.


Selama lebih dari satu dekade penelitian, Lasman telah membuktikan keberadaan mikroba endofit
dengan senyawa aktif yang bermanfaat sebagai bahan obat. Salah satunya berasal dari pohon kina
(Cinchona spp.), yang dikoleksi dari Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat.
Di dalam tanaman kina, hidup 36 kapang, 18 khamir, dan 17 bakteria. Fermentasi salah satu
kapang dalam media sintetis potato dextrose broth (PDB) terbukti mampu menghasilkan senyawa
alkaloid kuinin, yang dikenal sebagai bahan antimalaria ampuh.
Pemanfaatan mikroba endofit ini dinilai sangat penting dalam penelitian obat-obatan. Ahli farmasi
tak perlu bergantung pada tanaman saat meracik obat. � Cukup ambil sampel mikroba endofit dari

tanaman, lalu dipercepat pertumbuhannya," Lasman menambahkan.


Tak hanya dari tanaman kina, dia juga menemukan mikroba endofit dari tanaman Artemisia
annua, yang juga berguna sebagai antimalaria. Daun teh (Thea sinensis L.), yang dikonsumsi
masyarakat setiap hari sebagai minuman seduh, juga memiliki mikroba endofit. Proses fermentasi
menunjukkan bahwa mikroba dari teh bisa menghasilkan beraneka senyawa yang juga bisa
dimanfaatkan sebagai penyembuh.
Temuan menarik lain berasal dari tanaman kunyit (Curcuma). Kunyit yang diambil dari Serang,
Banten, menghasilkan senyawa tetrahidrokurkumin yang berlaku sebagai antioksidan, antidiabetes,
bahkan antikanker.
Setelah penemuan senyawa bioaktif dari bakteri endofit ini, Lasman menyerahkan tahap
komersialisasi kepada peneliti mikrobiologi. Dalam penelitian lanjutan ini diharapkan faktor risiko
senyawa aktif pada manusia bisa diketahui. Jika terbukti aman, sangat mungkin Indonesia
menghasilkan obat antikanker kelas dunia.
Lasman menyebutkan, setiap tanaman dipastikan mengandung mikroba endofit. Indonesia yang
kaya akan keanekaragaman hayati menjadi gudang mikroba yang berpotensi menjadi
penawar.ANTON WILLIAM
Mulai Agustus Nanti, E- KTP Akan Diberlakukan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah menargetkan penerapan elektronik Kartu Tanda Penduduk
(e-KTP) pertengahan tahun nanti. Rencananya 67 juta blanko e-KTP ini akan mulai dicetak
pertengahan Juni nanti.

"Pelayanan e-KTP (perekaman sidik jari, foto dan tanda tangan) dilakukan minggu pertama Agustus
sampai dengan minggu keempat November 2011,"ujar Pelaksana Tugas Dirjen Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Irman, M.Si dalam Rapat dengan Komisi Pemerintah
DPR Selasa 29 Maret 2011.

Pelayanan e-KTP ini, menurut Irman, ditargetkan untuk 67 juta penduduk wajib KTP (WK) selama
kurang lebih 3,5 bulan atau 100 hari efektif. Jika proses ini berjalan lancar penerbitan e-KTP bisa
dimulai di minggu pertama September 2011. "Penyerahan e-KTP minggu kedua September
2011,"ujarnya.

Proses persiapan dan agenda penerapan e-KTP, kata Irman, sudah berada ditahapan pelaksanaan
lelang pengadaan barang/jasa yang dibuka sejak 21 Februari hingga 15 Mei mendatang. Saat ini,
sudah ada 8 dari 11 konsorsium yang lulus pra kualifikasi. Pemenangnya diperkirakan akan
diumumkan 21 Mei nanti.

Sejauh ini, Kementerian Dalam Negeri terus menambah penerbitan nomor induk kependudukan
(NIK) diseluruh Indonesia untuk mendukung kemudahan menerapkan e-KTP ini. Tahun 2010 lalu
sudah dilakukan penertiban NIK di 329 kabupaten/kota, dan dilanjutkan tahun ini di 168
kabupaten/kota.

Ketua Komisi Pemerintahan Chairuman Harahap mengatakan pihaknya akan terus mengecek
sejauh mana persiapan tersebut dilakukan. Ia berharap ada aturan yang dibuat sehingga tidak
bertentangan dengan kepentingan-kepentingan yang lain. "Jangan beli mobil di Bandung harus ada
KTP daerah Bandung. Sebelum ini berjalan harus rubah dulu aturannya,"kata dia.
Ia menambahkan, "Kita kontrol, sehingga ini proyek monumental untuk suatu perubahan kerja
kedepan. Sehingga tidak ada lagi penduduk kita yang tidak terdafatar. Kalau pun sudah terdaftar
itulah adanya,"kata politisi Partai Golkar ini.

Anggota Komisi Pemerintahan Amrun Daulay juga berharap, pemerintah sangat memperhatikan
kelemahan-kelemahan e-KTP. Ia menginginkan nantinya kartu ini juga terintegarasi dengan data
kementerian yang lain sehingga penggunaannya maksimal."Ini data kependudukan saja, saya yakin
tidak ada data pajak, data bea cukai dan sebagainya. Kelihatanya tidak membantu kementerian lain.
Saya berharap ini bisa dikaitkan misalnya dengan NPWP,"kata dia.

Dana pelaksanaan e-KTP termasuk penerbitan NIK yang mendukungnya dianggarkan mencapai Rp
6,7 triliun. Dengan rincian penertiban NIK di 329 Kabupaten/Kota tahun 2010 sebesar Rp 384 miliar.
Penertiban NIK di 168 Kabupaten/Kota dan penerapan e-KTP di 197 Kabupaten/Kota tahun 2011
dengan jumlah anggaran sebesar Rp 2,468 triliun. Dan penerapan e-KTP di 300 Kabupaten/Kota
pada tahun 2012, dengan jumlah anggaran sebesar Rp 3,872 triliun.

Perajin Batik Tulis Yogya Kian Terancam


TEMPO Interaktif, Jakarta - Masa depan kerajinan batik tulis terancam. Di Yogyakarta generasi
perajin warisan budaya Indonesia ini lambat laun mulai berkurang. Hal itu karena mayoritas perajin
batik tulis andal adalah generasi 60-an dan 70-an yang merupakan periode booming batik masa
lampau.

Sementara generasi yang lebih muda menilai profesi sebagai perajin batik kurang menjanjikan.
“Pendapatannya kecil, rata-rata malah terjebak sistem ijon,” kata Ketua Asosiasi Pertekstilan
Indonesia (API) DIY, Jadin C Djamaludin, kepada Tempo, Selasa 20 Oktober 2011 di Yogyakarta.

Jadin mendesak pemerintah segera mengeluarkan regulasi yang memberi perlindungan kepada
perajin batik tulis. Regulasi itu harus bisa mengangkat status mereka dari sekadar buruh penggarap
menjadi seniman batik. “Regulasi itu juga perlu memecahkan masalah kesenjangan pendapatan
antara perajin dan pedagang,” kata dia.

Jadin menyarankan pemerintah perlu membuat regulasi perlindungan yang menetapkan adanya
standardisasi khusus terhadap kualitas batik tulis. Standardisasi mencakup penetapan metode
standar pembuatan batik tulis khas Jawa dan mencantumkan nama perajin di karya mereka. Karena
itu definisi batik versi UNESCO yang menegaskannya sebagai hak kekayaan budaya Indonesia
perlu dipertegas. “Definisinya yaitu motif di kain berbahan kapas yang dibuat memakai alat canting
dan memanfaatkan lilin untuk mengikat warna serta memiliki pakem tertentu (batik cap dan tulis),”
ujarnya.

Perajin batik tulis juga perlu mendapat insentif pendapatan dengan cara pemerintah membeli karya
mereka dan memasarkannya ke pasar luar negeri. “Perajin batik tulis itu seniman yang harus
diberdayakan agar regenerasinya tak mandek. Indonesia punya 200 pasar ekspor tekstil, tapi
mereka tak tahu peluang itu, sehingga terjebak pada logika pasar yang menguntungkan pemilik
modal besar,” ujarnya.

Kepala seksi sertifikasi mutu dan produk Balai Besar Kerajinan dan Batik, Cipto, membenarkan
pentingnya penetapan regulasi yang mewajibkan standardisasi produk batik tulis. Selama ini
kampanye pentingnya sertifikasi Mark dan SNI (Satandard Nasional Indonesia) pada produk batik
yang dilakukan lembaganya kurang mendapat sambutan. Baru 75 pengusaha perajin batik tulis
yang menerima sertifikasi Mark (tanda produknya benar-benar batik tulis) dan hanya dua yang ber-
SNI (kualitas manajemen produksinya telah mengikuti standar).
Menurutnya sertifikasi ini penting guna menjaga simpang-siurnya jenis batik tulis yang sekarang
beredar di pasaran. Kata dia, kondisi perajin yang bermasalah dalam soal keuangan menyebabkan
berkembangnya jenis pembuatan batik tulis dan cap menjadi delapan. Ada batik tulis, batik cap,
batik kombinasi cap dan tulis, batik printing tulis, batik printing cap, batik cabut warna tulis, batik
cabut warna cap, dan batik printing lilin. “Ongkos produksi batik tulis paling mahal, tapi semuanya
bisa diklaim jadi batik tulis di depan konsumen yang tak tahu batik,” ujarnya.

Hatta Radjasa Ajak Generasi Muda Ikut Buat Lapangan Kerja


TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengajak
para generasi muda untuk membuat lapangan kerja ketika mereka telah menyelesaikan
studi. "Generasi muda tidak boleh selesai sekolah kmudian bpikir kerja dimana tapi
mengcreate lapangan kerja," katanya seusai acara menonton film 'Sang Pencerah' di
Jakarta, Minggu (19/9). Hatta mengungkapkan, untuk menjadi negara yang kuat setidaknya
jumlah wirausaha di negeri adalah sebanyak 4 persen dari penduduk. "Sementara kita
angkanya masih sangat kecil sekali, masih kurang dari 1 persen," katanya.

Untuk dapat meningkatkan kewirausahaan tersebut, lanjutnya, bantuan dari para pemerintah dan
juga pengusaha yang telah memiliki kesuksesan patut untuk terus dilanjutkan. "Komunitas yang
sudah maju mendorong yang baru," ucapnya.

Mengambil dari inti film Sang Pencerah dimana KH. Ahmad Dahlan menjadi fokus utama film
tersebut, Hatta menilai bahwa dalam setiap perubahan selalu ada anak muda di dalamnya.

Ia juga menyatakan dukungannya kepada industri perfilman Indonesia, terutama para sineas muda
berbakat yang memberikan warna di dunia perfilman. "Pemerintah juga memberikan perhatian besar
ke industri kreatif dengan memberikan banyak kemudahan di berbagai hal," kata Hatta.

BPS: Serapan Tenaga Kerja Membaik

TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pusat Statistik mengumumkan serapan tenaga kerja membaik.
Catatan BPS bulan Agustus 2010 dan Februari 2011 angkatan kerja meningkat 3,4 persen menjadi
119,4 orang. Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka turun dari 7,14 persen pada Agustus 2010
menjadi 6,8 persen pada Februari 2011. Pada Februari, jumlah pengangguran terbuka mencapai
8,12 juta orang.

Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan, menyebutkan sejak Februari tahun lalu hampir
semua sektor mengalami kenaikan jumlah pekerja. Penurunan justru terjadi pada sektor pertanian
yang turun sebesar 360 ribu orang setara 0,84 persen dan sektor transportasi turun 240 ribu orang
setara 4,12 persen.
Menurut pandangan Rusman, untuk masa mendatang kecenderungan jumlah angkatan kerja akan
terus meningkat. Hal ini dipicu adanya fase baby boomingdi tahun 70-an. Pada tahun itu, ada
kecenderungan keluarga memiliki anak yang banyak menyebabkan menumpuknya angkatan kerja.
“Ini menjadi bonus demografi sehingga yang masuk angatan kerja akan lebih tinggi tingkat
ketergantungannya,” ujarnya.

Selain itu, peningkatan angkatan kerja juga terjadi karena angka harapan hidup menjadi lebih baik
sehingga orang berumur 60-an tidak menjadi pensiunan. Kedua hal ini menurut Rusman akan
menyebabkan berkurangnya kesempatan kerja. “Kalau secara ekonomi tidak lagi memadai akhirnya
tenaga produktif yang terserap di dunia kerja akan terus berebutan,” katanya.

Untuk mengatasi keterbatasan lapangan kerja ini, Rusman menyarankan pemerintah memperkuat
dunia usaha. Hal ini akan memberi kesempatan kerja yang lebih luas pada masyarakat. “Kalau
ekonominya tidak meningkat, angka pengangguran akan terus meningkat,” ujarnya.

Meski begitu, dia mengakui kondisi saat ini masih terkendali karena ditopang keadaan ekonomi
yang tumbuh 6,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Anda mungkin juga menyukai