Anda di halaman 1dari 8

Terms of Reference (TOR)

Focus Group Discussion (Fgd)

“SINERGI PEMUDA DALAM MEREDUKSI HOAX DAN UJARAN


KEBENCIAN DI PESTA DEMOKRASI 2019”

1. Informasi Kegiatan

Judul Pogram Focus Group Discussion (FGD)


Lokasi Program Hotel Grand Antares, Medan - Sumatera Utara
Waktu Pelaksanaan Sabtu, 16 Februari 2019 (13.00 WIB-Selesai)
Nama Organisasi DPW Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Sumut
Tema Program Sinergi Pemuda Dalam Mereduksi Hoax Dan Ujaran
Kebencian Di Pesta Demokrasi 2019

2. Deskripsi

Latar Belakang Teknologi komunikasi dan informasi (TIK) berkembang


mengikuti perkembangan zaman dengan adanya beragam
media termasuk media online. Kemudahan serta efisiensi
yang ditawarkan media online dalam penggunaannya
menjadikan media ini menjadi wadah penyebaran informasi
yang sangat berpengaruh pada masyarakat. Media online
tidak hanya mengubah cara penyampaian informasi tetapi
juga mengubah cara masyarakat mengkonsumsi informasi
tersebut.

Saat ini penyebaran informasi atau berita melalui media


online tidak hanya dilakukan oleh situs berita yang sudah
dikenal oleh masyarakat, namun oleh siapa saja pengguna
internet dapat berperan dalam penyebaran suatu informasi.
Sayangnya banyak informasi atau berita yang disebarkan
secara individu atau berkelompok lebih banyak yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau teindikasi
hoax. Hoax merupakan informasi atau berita yang berisi hal-
hal yang belum pasti atau yang benar-benar bukan
merupakan fakta yang terjadi.

Kini informasi atau berita yang dianggap benar tidak lagi


mudah ditemukan. Survey Mastel (2017) mengungkapkan
bahwa dari 1.146 responden, 44,3% diantaranya menerima
berita hoax setiap hari dan 17,2% menerima lebih dari satu
kali dalam sehari. Bahkan media arus utama yang
diandalkan sebagai media yang dapat dipercaya terkadang
ikut terkontaminasi penyebaran hoax. Media arus utama
juga menjadi saluran penyebaran informasi/berita hoax,
masing-masing sebesar 1,20% (radio), 5% (media cetak)
dan 8,70% (televisi).

Tidak saja oleh media arus utama, kini hoax sangat banyak
beredar di masyarakat melalui media online. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Mastel (2017) menyebutkan bahwa
saluran yang banyak digunakan dalam penyebaran hoax
adalah situs web, sebesar 34,90%, aplikasi chatting
(Whatsapp, Line, Telegram) sebesar 62,80%, dan melalui
media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, dan Path) yang
merupakan media terbanyak digunakan yaitu mencapai
92,40%. Sementara itu, data yang dipaparkan oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebut ada
sebanyak 800 ribu situs di Indonesia yang terindikasi
sebagai penyebar hoax dan ujaran kebencian (Pratama,
2016).

Fenomena hoax di Indonesia ini dipandang menimbulkan


beragam masalah. Kemunculannya semakin banyak pada
saat Pemilihan Umum Presiden atau Pemilihan Kepala
Daerah berlangsung. Ini dapat dilihat saat Pilkada DKI
Jakarta 2017. Saat itu, hoax banyak beredar di masyarakat.
Dewan Pers Indonesia menilai hoax telah memasuki tahap
serius. Apalagi hoax memiliki rentang yang sangat lebar,
mulai dari yang satir untuk menyindir sampai yang
dipublikasikan melalui berbagai kanal informasi. Awalnya
masyarakat mencari kebenaran atas informasi melalui media
mainstream. Namun saat ini hoax justru masuk ke dimensi
lain di media sosial dan diadopsi begitu saja di media
mainstream tanpa klarifikasi (Jemadu, 2017).

Presiden Joko Widodo sendiri menyatakan bahwa hoax


merupakan bagian dari era keterbukaan yang harus
dihadapi. Presiden meminta seluruh pihak menghentikan
penyebaran hoax dan fitnah yang dapat memecah bangsa,
terutama yang beredar melalui media sosial (Widodo, 2017).
Sementara Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto mengatakan
masyarakat akan dirugikan dengan banyaknya persebaran
berita yang tidak jelas, di antaranya, dengan adanya
keraguan terhadap segala informasi yang diterima,
masyarakat menjadi bingung. Kebingungan masyarakat ini
dapat dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab
untuk menanamkan kebencian, sehingga berpeluang terjadi
perpecahan dan permusuhan (Tarigan, 2017).

Kemajuan dan ragam media komunikasi yang dimiliki oleh


masyarakat menyebabkan masyarakat dan negara
menghadapi efek hoax sebagai akibat communication
jammed yang terjadi di masyarakat. Communication
jammed disebabkan oleh perkembangan teknologi
komunikasi yang tidak bisa dikontrol lagi. Communication
traffic yang sangat rumit menyebabkan berita-berita hoax
sebagai suatu tindakan konstruksi sosial sederhana, namun
menjadi musuh masyarakat dan negara, mudah
bermunculan (Bungin, 2017).

Berdasarkan latar belakang tersebut, hal yang menarik


untuk dikaji lebih mendalam adalah tentang akar masalah
interaksi komunikasi hoax yang terjadi di media sosial.
Mengingat media sosial adalah media yang paling banyak
digunakan dalam penyebaran hoax. Interaksi komunikasi ini
menyangkut pengirim dan penerima pesan hoax, medium
yang digunakan, isi pesan dan penetapan lingkungan dan
waktu yang berhubungan erat dengan proses produksi,
penyebaran dan dampak hoax bagi masyarakat.

Selain hoax, bahaya serupa yang dapat mengancam


suksesnya pesta demokrasi 2019 mendatang adalah ujaran
kebencian yang juga semakin massif terjadi di media sosial.
Jika hoax dan ujaran kebencian terus memenuhi lini masa
media sosial seseorang, maka potensi terjadinya kegaduhan
menjelang atau saat digelarnya pemilu 2019 sangat besar.

Salah satu kelompok yang memiliki potensi besar untuk


dapat mereduksi hoax dan ujaran kebencian tersebut adalah
golongan pemuda, khususnya pemuda yang tergabung
dalam organisasi mahasiswa dan kepemudaan.

Oleh karena itu, masalah yang akan diangkat dalam focus


group discussion (FGD) ini adalah sinergi pemuda dalam
mereduksi hoax dan ujaran kebencian di pesta demokrasi
2019.
Tujuan Kegiatan FGD ini bertujuan :
1. Mendapatkan gambaran tentang ancaman hoax dan
ujaran kebencian terhadap pesta demokrasi 2019.
2. Mendapatkan gambaran tentang potensi pemuda
dalam mereduksi hoax dan ujaran kebencian.
Hasil yang Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
diharapkan
1. Pemuda dapat menekan interaksi hoax dan ujaran
kebencian di lini masa media sosial.
2. Pemuda dapat bersinergi dalam mengawal suksesnya
pelaksanaan pesta demokrasi 2019.
3. Membebaskan Pemilu Serentak 2019 di Sumatera Utara
dari pola interaksi komunikasi hoax.
Pemateri FGD Pemateri dalam FGD ini adalah:
1. Akademisi – Muazzul, SH., M.Hum.
2. Tokoh Muda Sumut – Dadang Darmawan, S.sos.
3. Psikolog – Rahmi Lubis, S.Psi., M.Psi.
Moderator FGD Fajar Siddik, S.Pd.
Peserta FGD Peserta FGD berjumlah 25 orang yang terdiri dari:
1. DPD PGK Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara

2. Cipayung Plus Kota Medan


3. Cipayung Plus Sumatera Utara
4. Organisasi Mahasiswa Daerah se-Sumatera Utara
5. Organisasi Kepemudaan
6. Organisasi Kemasyarakatan

Medan, 12 Februari 2019


Ketua Umum
Dewan Pimpinan Wilayah
Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK)
Sumatera Utara

Hendra Hidayat, S.Psi.

LAMPIRAN I: RUNDOWN
No. Kegiatan Pelaksana Fasilitator Waktu
(WIB)
1. Opening Ceremony Seluruh Unsur Panitia 08.30 – 09.00
2. Pemaparan Materi Sesi I: Pemateri I - Rahmi Moderator 09.00 – 09.20
Akar Masalah Penyebaran Lubis, S.Psi., M.Psi.
Hoax dan Ujaran
Kebencian Berdasarkan
Sudut Pandang Ilmu
Psikologi
3. Diskusi Sesi I Seluruh Peserta Moderator 09.20 – 10.00
4. Pemaparan Materi Sesi II: Pemateri II - Moderator 10.00 – 10.20
Akar Masalah dan Muazzul, SH.,M.Hum.
Penangkalan Hoax dan
Ujaran Kebencian dalam
Sudut Pandang Sosial-
Politik
5. Diskusi Sesi II Seluruh Peserta Moderator 10.20 – 11.00
6. Pemaparan Materi Sesi III: Pemateri III – Moderator 11.00 – 11.20
Potensi Pemuda Dalam Dadang Darmawan
Mengantisipasi dan Pasaribu, S.Sos.,M.Si.
Menghempang Hoax dan
Ujaran Kebencian
7. Diskusi Sesi III Seluruh Peserta Moderator 11.20 – 12.00
8. Kesimpulan Seluruh Pemateri Moderator 12.00 – 12.20
9. Penutupan dan Makan Seluruh Unsur Panitia 12.20 – 13.00
Siang

LAMPIRAN II: ANGGARAN


A. Kesekretariatan

No Hal Jumlah Anggaran

1. Surat Undangan 30 Rp. 150.000

2. Sertifikat Peserta 25 Rp. 250.000

3. Plakat Penghargaan 4 Rp. 4.000.000


Pembicara & Moderator
4. Spanduk & Backdrop 2 Rp. 600.000

B. Publikasi

No Hal Jumlah Anggaran

1. Dokumentasi Foto - Rp. 1.500.000

2. Publikasi Media Online 10 Rp. 3.000.000

3. Publikasi Media Cetak 5 Rp. 2.500.000

C. Konsumsi

No Hal Jumlah Anggaran

1. Snack 40 Rp. 400.000

2. Makan Siang 40 Rp. 1.200.000

D. Honor

No Hal Jumlah Anggaran

1. Pembicara 3 Rp. 6.000.000

2. Moderator 1 Rp. 1.500.000

TOTAL KESELURUHAN Rp. 21.500.000

Anda mungkin juga menyukai