Nomor : 64/PAILIT/2012/PN.NIAGA.JKT.PST
Te rh adap :
1 Bahwa, per tanhhal 13 Oktober 2010 Termohon memiliki utang kepada Pemohon
sebesar ;--------------------------------------------------------------------------
⇒ Rp.72.110.763.322,- (tujuh puluh dua milyar seratus sepuluh juta tujuh
ratus enam puluh tiga ribu tiga ratus dua puluh dua rupiah).;----
⇒ USD 6.466.876,75 (enam juta empat ratus enam puluh enam ribu delapan
ratus tujuh puluh enam dollar, tujuh puluh lima sen dollar);--
2 Hutang (Utang) Termohon tersebut sudah jatuh tempo dan dapat ditagih oleh
Pemohon sesuai Ketentuan Pasal 23.3 dan 12.4 Perjanjian Penyediaan Bahan Baku
dan Utilitas serta Penyerahan Off Gas No.174/SP/DIR/2007-No.156/SMRJ/
XII/2007, tanggal 27 Desember 2007;-
3 Bahwa, sejak utang tersebut jatuh tempo dan dapat ditagih, Pemohon telah
berulang kali mengingatkan Termohon agar membayar utang tersebut. Antara lain
melalui surat Nomor : U-727/Q410.KU/2011 tanggal 02 Februari
2011;--------------------------------------------------------------------------------------------
4 Kendati telah berkali-kali diingatkan oleh Pemohon, namun sejak 13 Oktober 2010
Termohon sama sekali tidak melakukan pembayaran terhadap utang a quo kepada
Pemohon ;---------------------------------------------
5 Fakta tersebut menunjukan memang Termohon sengaja dan itikad buruk tidak mau
membayar utang a quo kepada Pemohon ;-----------------------------
6 Selain Itikad buruk ( te goede trow), secara faktual Termohon memang telah Pailit;
sebab sejak 14 November 2008 Termohon memang tidak lagi operasional dan
tidak lagi melakukan aktifitas produksi. Sehingganya, secara faktual Termohon
memang telah pailit dan berada dalam keadaan
insolven;----------------------------------------------------------------------------------------
7 Bahwa, melalui Akta Notaris Fathiah Helmi No.56 tanggal 24 Desember 2010
tentang Pemisahan sebagian Aktiva dan Pasiva (Spin Off) PT.Pupuk Sriwidjaja
(Persero) kepada PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang No.56 hutang (Utang)
Termohon yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih oleh Pemohon I
tersebut oleh Pemohon I diserahkan kepada Pemohon II;---
1 Bahwa selain memiliki utang kepada Pemohon, ternyata Termohon juga memiliki
utang kepada Kreditur lain yaitu : PT.Bank Mandiri (Persero) ;-----
2 Bahwa, Pemohon dapat membuktikan adanya utang Termohon kepada PT.Bank
Mandiri selaku Kreditur lain, selain Pemohon ;-------------------------
3 Bahwa, Termohon tidak membayar lunas sedikitnya satu utang a quo kendati telah
jatuh tempo dan telah ditagih berkali-kali ;--------------------------
Oleh karena itu, adalah sesuai hukum bila Majelis Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara a quo menyatakan
Termohon Pailit dengan segala akibat hukumnya ;---------------
15 ayat (1) tentang Kepailitan dan PKPU, maka Pemohon mohon berkenan
kiranya Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat cq.
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili Permohonan Pailit a quo;
berkenan mengangkat Hakim Pengawas dari Hakim Niaga dari Pengadilan Niaga
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusay untuk mengawasi proses pemailitan
Termohon serta berkenan pula menunjuk dan mengangkat sebagai
Kurator :----------
Bahwa sekiranya pun dalam Permohonan Penyataan Pailit yang diajukan oleh
Pemohon; ternyata Termohon mengajukan Permohonan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU), maka Pemohon memohon kepada Majelis Hakim
Pengadilan Niaga Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa
dan mengadili perkara ini, untuk tetap menunjuk Saudara Rynaldo
P.Batubara,SH,MH., tersebut sebagai Pengurus Pemohon – Termohon dalam
Proses PKPU a quo sekiranya Permohonan PKPU tersebut
dikabulkan ;-------------------------------------------
Berdasarkan semua dalil Permohonan Pernyataan Pailit dimuka, dengan rendah hati,
Pemohon mohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara ini, berkenan memeriksa,
mengadili serta memberikan putusan sesuai yang Pemohon ajukan, sebagai
berikut ;-----------------------------------------------------------
5 Bahwa dengan sifat kimia yang pasti tersebut, maka apabila PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero) tidak menyerap off gas secara maksimal, maka melamin
Hal 7 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.
yang diproduksi oleh Termohon pun pasti akan berkurang dan tidak akan
maksimal.;-------------------------------------------------------------------
8 Bahwa kemudian atas adanya gugatan yang diajukan oleh Termohon di BANI
tersebut, kemudian Para Pemohon mengajukan Permohonan Pernyataan Pailit
aquo. Dengan demikian, Permohonan Pailit yang diajukan oleh Para Pemohon
aquo adalah merupakan itikad buruk dari Para Pemohon untuk menghindari
gugatan Termohon di BANI.;------------
Bahwa selanjutnya Termohon mohon mengajukan eksepsi dan jawaban dalam pokok
perkara terhadap permohonan pailit yang diajukan oleh Para Pemohon, sebagaimana
dapat Termohon uraikan dibawah ini:-------------------------------------
A Dalam Eksepsi
9 Bahwa jelas dan tidak dapat dibantah Permohonan Pernyataan Pailit aquo
diajukan oleh PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) dan PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang.;------------------------------------------------------
11 Bahwa jelas didalam dalil angka I Permohonan Pernyataan Pailit aquo Para
Pemohon mendalilkan bahwa Termohon mempunyai utang yang telah jatuh
tempo dan dapat ditagih kepada Pemohon I DAN Pemohon
II.;----------------------------------------------------------------------------------------
-------
13 Bahwa dalil Para Pemohon pada angka I dan angka 7 didalam Permohonan
Pernyataan Pailit aquo saling bertentangan, karena pada angka I Para
Pemohon menyatakan bahwa Termohon mempunyai utang kepada
Pemohon I DAN dan Pemohon II, namun pada angka 7 Para Pemohon
menyatakan bahwa Termohon HANYA mempunyai utang kepada Pemohon
II saja.;----------------------------------------------------------------
14 Bahwa oleh karenanya, antara dalil angka I dan dalil angka 7 Permohonan
Pernyataan Pailit aquo saling bertentangan satu sama lain dan tidak saling
mendukung, dengan demikian Permohonan Pernyataan Pailit aquo menjadi
kabur (Obscuur Libel).;------------------------------------------
15 Bahwa dengan demikian terbukti bahwa tidak jelas siapa sebenarnya
diantara Pemohon I atau Pemohon II sebagai pihak yang mempunyai
piutang kepada Termohon, oleh karenanya Permohonan Pailit aquo menjadi
kabur (obscuur libel). ;---------------------------------------------------------
Exceptio Dilatoria
19 Bahwa sekali lagi Termohon tegaskan bahwa Termohon sama sekali tidak
mempunyai hubungan hukum maupun utang kepada Para Pemohon,
sehingga tidak ada kewajiban pembayaran utang sejumlah berapapun
berdasarkan perjanjian apapun kepada Pemohon.;------------------------------
22 Bahwa oleh karenanya eksistensi utang belum jelas dan jumlahnya belum
pasti, sehingga belum jatuh tempo dan dapat ditagih.;--------------------------
TUNTUTAN PEMBAYARAN UTANG YANG DIDALILKAN OLEH PARA
PEMOHON HARUS DITUANGKAN DIDALAM SURAT KESEPAKATAN
(VIDE PASAL 11.3 PERJANJIAN PENYEDIAAN BAHAN BAKU 2007)
24 Bahwa tidak dapat dibantah faktanya belum ada Surat Kesepakatan yang
ditandatangani mengenai harga yang disepakati oleh Termohon dengan PT
Pupuk Sriwidjaja (Persero) dalam perjanjian, sehingga utang yang akan
ditagihkan juga belum pasti sehingga belum dapat ditagih dan belum jatuh
tempo.;---------------------------------------------------------------------------------
26 Bahwa dalam perkara aquo yang dijadikan dasar bagi Para Pemohon untuk
mengajukan permohonan pailit terhadap Termohon, adalah sebagaimana
dikemukakan dalam angka 1 dan angka 2 halaman 2 permohonan
pernyataan pailitnya dengan menyatakan :------------------------
“1. Bahwa, per tanggal 13 Oktober 2010 Termohon memiliki utang kepada
Pemohon sebesar :
• Rp. 72.110.763.322,- (tujuh puluh dua milyar seratus sepuluh juta tujuh
ratus enam puluh tiga ribu tiga ratus dua puluh dua rupiah).
• USD 6.466.876,75,- (enam juta empat ratus enam pulun enam ribu
delapan ratus tujuh puluh enam dollar , tujuh puluh lima sen dollar).
2. Hutang (utang) Termohon tersebut sudah jatuh tempo dan dapat ditagih
oleh Pemohon sesuai ketentuan Pasal 12.3 dan 12.4 Perjanjian
Penyediaan Bahan Baku dan Utilitas serta Penyerahan Off Gas No.
28 Bahwa dari bukti lampiran P.1 berupa surat PT. Pupuk Sriwidjaja kepada
Termohon tanggal 5 Januari 2009 tersebut tidaklah dapat ditafsirkan lain,
bahwa PT. Pupuk Sriwidjaja telah menentukan kenaikan harga urea larutan
secara sepihak dan berlaku surut, yang sangat merugikan
Termohon.;-----------------------------------------------------------------------------
------
Pemakaian Bahan Baku Periode Juli 2008 / sesuai Daftar Kurang Tagih:
• Urea larutan = 320.351 ton x harga lama USD 268,00 = 320.351 x USD
268,00 = USD 85.853.068, tertagih USD 85.854, berarti lunas.
• Amoniak = 139.604 ton x harga lama USD 420.00 = 139.604 x USD 420,00
= USD 58.633.680, tertagih USD 58.634, berarti lunas.
Pemakaian Bahan Baku Periode Agustus 2008 / sesuai Daftar Kurang Tagih:
• Urea larutan 178.404 ton x harga lama USD 268,00 = 178.404 x USD
268,00 = USD 47.812.272, tertagih USD 47.812,00, berarti lunas.
• Amoniak = 170.806 ton x harga lama USD 420,00 = 17.0806 x USD 420,00
= USD 71.738,52, tertagih USD 71.739,00, berarti lunas.
Pemakaian Bahan Baku Periode September 2008 / sesuai Daftar Kurang Tagih:
• Urea larutan 4.586.615 ton x harga lama USD 268,00 = 4.586.615 x USD
268,00 = USD 1.229.212, tertagih USD 1.229.213, berarti lunas.
• Amoniak = 831.077 ton x harga lama USD 420,00 = 831.077 x USD 420,00
= USD 439.052,34, tertagih USD 439.052, berarti lunas.
Pemakaian Bahan Baku Periode Oktober 2008 / sesuai Daftar Kurang Tagih :
• Urea larutan 6.043.352 ton x harga lama USD 268,00 = 6.043.352 x USD
268,00 = USD 1.619.618,33, tertagih USD 1.619.618, berarti lunas.
• Amoniak = 859.059 ton x harga lama USD 420,00 = 859.059 x USD 420,00
= USD 360.804,78, tertagih 360.805, berarti lunas.
Pemakaian Bahan Baku Periode November 2008 / sesuai Daftar Kurang Tagih:
• Urea larutan 428.570 ton x harga lama USD 268,00 = 428.570 x USD
268,00 = USD 114.856,76, tertagih USD 114.857, berarti lunas.
• Urea larutan 1.473.937 ton x harga lama USD 268,00 = 1.473.937 x USD
268,00 = USD 395.015.11, tertagih USD 395.015, berarti lunas.
• Amoniak = 551.546 ton x harga lama USD 420,00 = 551.546 x USD 420,00
= USD 231.649,32, tertagih 231.649, berarti lunas.
35 Bahwa didalam Pasal 11 ayat (3) Perjanjian Penyediaan Bahan Baku dan
Utilitas serta Penyerahan Off Gas No.174/SP/Dir/2007 dan No.156/SMRJ/
Dirut/XII/2007 tanggal 27 Desember 2007, disyaratkan bahwa harga yang
akan ditagihkan harus dituangkan dalam bentuk Surat Kesepakatan yang
ditandatangani oleh para pihak dalam
perjanjian ;---------------------------------
Exceptio Peremptoria
45 Bahwa Permohonan Pailit yang diajukan oleh Para Pemohon sama sekali
tidak dapat diperkarakan oleh Para Pemohon, karena Termohon telah
terlebih dahulu mengajukan gugatan pembatalan perjanjian dan tuntuntan
ganti kerugian di BANI karena adanya perbuatan wanprestasi yang
dilakukan oleh PT Pupuk Sriwidjaja (Persero).;----------------------------
55 Bahwa karena faktanya antara Termohon dengan Para Pemohon masih ada
sengketa dimana ada pelanggaran atas suatu perjanjian yang dilakukan oleh
Para Pemohon terhadap diri Termohon, maka Permohonan Pailit yang
diajukan oleh Para Pemohon eksistensi utangnya tidak dapat dibuktikan
secara sederhana dan utang yang dijadikan dasar Permohonan Pailit belum
pasti, sehingga belum jatuh tempo dan tidak dapat
ditagih.;-------------------------------------------------------
60 Bahwa Termohon, mohon agar apa yang telah Termohon uraikan dalam
bagian eksepsi diatas menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan bagian
pokok perkara ini.---------------------------------------------------------------
69 Bahwa selain itu, Berita Acara Rekonsiliasi tersebut juga tidak didahului
oleh Surat Kesepakatan sebagaimana disyaratkan didalam Pasal 11.3
Perjanjian Penyediaan Bahan Baku dan Utilitas serta Penyerahan Off Gas
No.174/SP/Dir/2007 dan No.156/SMRJ/Dirut/XII/2007 tanggal 27
Desember 2007 yang berbunyi sebagai berikut :--------------------------------
“Harga-harga yang tercantum pada Pasal 11 ayat 11.1.ini akan ditinjau
ulang bulan Januari 2008 dan berikutnya setiap 6 (enam) bulan sekali.
Penyesuaian harga yang disepakati dari peninjauan tersebut dituangkan
dalam bentuk Surat Kesepakatan yang ditandatangani PARA PIHAK dan
merupakan bagian serta satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.”
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, sudilah kiranya apabila Majelis Hakim
pemeriksa perkara aquo mengadili dan memutuskan sebagai berikut :---
Dalam Eksepsi
1 Menerima eksepsi dari Termohon untuk seluruhnya;-------------------------------
2 Menyatakan Permohonan Pailit aquo tidak dapat diterima.;-----------------------
• Bahwa Ahli adalah seorang pengajar dan pelatih bagi calon-calon kurator
dan pengurus serta praktisi yang mendalami hukum Kepailitan.
• Bahwa di dalam perjanjian bisnis istilah set off atau rekonsiliasi adalah hal
yang lazim dimana ada satu transaksi atau rangkaian transaksi atau klaim
dari masing-masing pihak yang dirundingkan, dicocokkan satu dengan
yang lain, yang memang menjadi tidak sederhana.
• Bahwa sita pidana oleh kepolisian atau kejaksaan dapat saja terhadap
barang yang telah disita umum sepanjang barang tersebut benar-benar
terkait dengan tindak kejahatan.
• Bahwa jumlah yang tidak pasti dapat dilakukan pada tahap verifikasi.
• Bahwa pegertian jatuh tempo dapat dilihat kepada dokumen karena dalam
perjanjian selalu disebutkan kapan harus dilaksanakan pembayaran. Tetapi
kalau tidak ditentukan dapat dilihat dari sisi praktik kebiasaan. Dalam
banyak praktik ada penagihan terlebih dahulu.
Menimbang bahwa melalui Pemohon telah diserahkan pula surat bukti dari
Kreditur Lain PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, berupa surat yang berisi
keterangan bahwa PT. Sri Melamin Rejeki (Termohon) adalah Debitur dari PT
Bank Mandiri Tb, yang ditandai bukti KL-1, -----------------
• Bahwa ahli belum pernah meneulis buku tentang kepailitan, tetapi pernah
menulis dalam bentuk tulisan-tulisan, kertas kerja. Dan juga banyak putusan-
putusan Ahli mengenai Kepailitan sewaktu Ahli masih menjadi Hakim.
• Bahwa jatuh tempo adalah batas waktu yang ditentukan dan disepakati didalam
perjanjian.
• Bahwa Ipso Jure Compensatur itu terjadi karena ada perjumpaan utang.
• Bahwa dalam suatu perjanjian yang tidak mengatur secara tegas tentang jatuh
tempo, maka Hakim dapat mempertimbangkan waktu jatuh tempo tersebut
pada alasan kepatutan (kepantasan).
• Bahwa suatu perusahaan yang tidak memiliki prospek lagi (tidak beroperasi)
dapat menjadi salah satu fator untuk dinyatakan pailit.
• Bahwa Debitur dapat dinatakan pailit jika mempunyai minimal dua orang
Kreditur dan hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.
• Bhwa istilah sederhana tidak memiliki kriteria yang jelas atau patokan kaedah
yang jelas apa yang dmaksud dengan sederhana, mungkin bagi seseorang suatu
hal adalah sederhana tetapi pada orang lain tidak sederhana.
• Bahwa sederhana itu terkait erat dengan tujuan Kepailitan itu sendiri, yaitu
cepat dan efektif.
• Bahwa dalam makna sederhana, pembuktiannya bersifat sumir atau tidak harus
mengacu pada pembuktian sebagaimana dalam KUHPerdata
• Bahwa salah satu indikasi perkara itu tidak sederhana jika mengandung adanya
exceptio non adimpleti contractus.
• Bahwa jatuh tempo atau jatuh waktu itu ukurannya adalah tanggal atau hari
pada saat terakhir Debitur harus melaksanakan kewajibannya (prestasi).
• Bahwa dapat saja utang telah jatuh tempo tetapi belum dapat di tagih, misalnya
jika ada alsan force majeure.
• Bahwa syarat jatuh tempo dan dapat ditagi itu bersifat kumulatif.
• Bahwa suatu berita acara rekonsiliasi yang didalamnya masih memuat klausula
bahwa syarat-syarat tertentu masih akan ditentukan kemudian, belum dapat
disebut sebagai bukti adanya hutang sebagaimana dimaksud dalam Kepailitan.
• Bahwa dalam hukum perseroan, yang berhak mewakili dan melakukan
hubungan hukum dengan pihak ketiga dalah Direksi.
Menimbang, bahwa syarat pernyataan pailit ditentukan dalam pasal 2 ayat (1)
dan pasal 8 ayat (4) Undang-Undang No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), meliputi:-----
1 Debitur yang mempunyai dua atau lebih
kreditur ;------------------------------------
2 Tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan
dapat
ditagih ;-----------------------------------------------------------------------------------
3 Adanya fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana ;--------------------
Menimbang, bahwa dari bukti produk P.03 (berupa Surat Perjanjian antara PT
Pupuk Sriwidjaya dengan PT Sri Melamin Rejeki tentang Penyediaan Bahan Baku dan
Utilitas serta Penyerahan off Gas, meskipun bukti ini hanya berupa fotokopi akan tetapi
diakui oleh Pemohon secara tegas didalam Kesimpulannya), terungkap fakta adanya
perjanjian antara Pemohon dengan Termohon berupa penyediaan bahan baku dan
utilitas serta penyerahan off gas, yang memuat pokok perjanjian, bahwa PT Pupuk
Sriwidjaya akan memasok kebutuhan bahan baku dan utilitas kepada PT Sri Melamin
Rejeki dan sebaliknya PT Sri Melamin Rejeki akan mengirim off gas kepada PT Pupuk
Sriwidjaya.;-----------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dengan bentuk perjanjian timbal balik semacam itu, in casu
Pemohon dapat berkedudukan sebagai kreditur yaitu dalam kedudukannya sebagai
pihak yang memasok bahan baku dan utilitas kepada Termohon selaku debiturnya,
tetapi pada sisi lain ia Pemohon dapat menjadi debitur dalam kedudukannya yang
menerima pasokan off gas dari pihak PT Sri
Melamin.;----------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang bahwa dengan fakta diatas, maka yang harus dibuktikan oleh
Pemohon adalah bahwa dalam kedudukannya sebagai kreditur (Pemasok bahan baku
dan utilitas) kepada Termohon selaku debiturnya, ia Pemohon telah melaksanakan
kewajibannya (memasok bahan baku dan utilitas), akan tetapi Termohon belum
melunasi kewajiban pembayaran atas harga bahan baku dan utilitas tersebut, sehingga
pihak Termohon menjadi pihak yang berutang pada
Pemohon.;----------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dalam bukti produk P-01 berupa berita acara Rekonsiliasi
Hutang-Piutang PT Pupuk Sriwidjaja (PT Pusri) dengan PT Sri Melamin Rejeki (PT
SMR) atas pengambilan bahan baku, utilitas dan lain-lain, tertuang hal-hal yang pada
pokoknya sebagai berikut :---------------------------------
1 Saldo Hutang PT SMR kepada PT Pusri dalam mata uang Rupiah per tanggal
30 September 2010 sebesar Rp 72.110.763.322,- sebagaimana
terlampir ;---------------------------------------------------------------------------------
-------
2 Saldo Hutang PT SMR kepada PT Pusri dalam mata uang US Dollar per
tanggal 30 September 2010 sebesar USD 6.466.876,75. Jumlah tersebut
sudah termasuk selisih perhitungan harga pada butir3 & 4 di bawah in dengan
rincian sebagaimana terlampir.;-------------------------------------------------
3 Selisih harga perhitungan pemakaina Urea larutan dan Ammonia periode
bulan Juli s/d Desember 2008 dalam US dolar sebesar USD. 5,593, 074
(exclude PPN) sebagaiman
terlampir.;---------------------------------------------------
4 Selisih harga pemakaian Off Gas PT. SMR periode bulan Juli s/d Desember
2008 sebesar USD.2.901.424 (exclude PPN) sebagaimana terlampir.;---------
Menimbang, bahwa bukti P.01 tersebut oleh pihak Termohon ditolak dengan
dalih bahwa berita acara tersebut bukan ditandatangani oleh direksi dan bukan pula
merupakan bukti utang.;----------------------------------------------------
Menimbang, bahwa ahli lainnya dari Termohon (Prof. Dr. Nindyo Pramono SH,
MS berpendapat, bahwa berita acara Rekonsiliasi seperti P-01 belum dapat dinyatakan
sebagai bukti utang.;---------------------------------------------
Menimbang, bahwa dalam pendapat Majelis Hakim apabila P-01 (Berita Acara
Rekonsiliasi Utang Piutang) dibuat dengan mengacu pada surat perjanjian tentang
penyediaan bahan baku dan utilitas serta penyerahan off gas (P-03) maka, seyogyanya
berita acara rekonsiliasi utang piutang (P-01) tersebut ditanda tangani oleh pejabat
yang sama yang menanda tangani surat perjanjian penyediaan bahan baku dan utilitas
serta penyerahan off gas.;--------
Menimbang, bahwa dari keseluruhan bukti surat yang diajukan oleh Pemohon
(P.01, P.02, P.03, P.04, P.05, P.06, P.07, P.08, P.09, P.10, P.11, P.12) tidak nyata
adanya produk surat-surat yang berkenaan dengan persetujuan mengenai kenaikan
harga Urea larutan sebagaimana menjadi dalil
Termohon.;------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dengan fakta yang demikian dapat diterima dalil Termohon
bahwa penghitungan jumlah utang dengan merujuk pada adanya kenaikan harga urea
larutan merupakan langkah sepihak Pemohon dan seyogyanya masih memerlukan
pembuktian lebih lanjut.;------------------------------
Menimbang, bahwa bukti surat T.01 tersebut memiliki cap terdaftar pada
sekretariat Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) tertanggal 31 Agustus 2012
dengan No. Register 4751/VIII/ARB-BANI/2012.;---------------------------------
Menimbang, bahwa bukti surat T.01 menunjukkan pula kesesuaian dengan salah
satu ketentuan pasal dalam bukti surat P.03 yaitu pasal 17 tentang Penyelesaian
Perselisihan yang antara lain menyebutkan, bahwa jika terjadi perselisihan pendapat
dalam rangka pelaksanaan perjanjian ini (vide: P.03), para pihak bersepakat untuk
menyelesaikannya secara musyawarah dan mufakat, dan jika itu tidak tercapai maka
kedua belah pihak bersepakat untuk menyelesaikannya pada Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI)
Jakarta.;----------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa disamping itu, dari adanya bukti T.01 tersebut, patut
menimbulkan persangkaan, bahwa memang masih ada sengketa antara Pemohon
dengan Termohon khususnya menyangkut pihak mana yang telah wanprestasi dari
perjanjian yang telah mereka buat.;------------------------------------
3 Bahwa masih terdapat sengketa mengenai pihak mana yang wanprestasi dari
perjanjian diantara para pihak (Exception Non Adimpleti Contractus);----
4 Adanya sengketa mengenai wanprestasi yang sangat berhubungan dengan
materi permohonan kepailitan yang berada dalam penyelesaian Badan
Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI).;----------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dengan fakta-fakta hukum diatas, Majelis Hakim tiba pada
kesimpulan bahwa pembuktian keberadaan utang dari Termohon sebagaimana
didalilkan dalam permohonan Pemohon sifatnya kompleks dan tidak sederhana, in casu
memerlukan suatu proses pembuktian lebih lanjut. (vide: Putusan Mahkamah Agung
RI No.834 K/Pdt.Sus/2009 tanggal 15 Desember 2009, dalam perkara antara PT Media
Nusantara Cipta Tbk, dkk melawan PT Cipta Televisi Pendidikan
Indonesia).;-------------------------------------
MENGADILI:
Dalam Eksepsi:
• Menyatakan eksepsi Termohon tidak dapat diterima ;--------------------------
SH, MH, dan KASIANUS TELAMBANUA SH, MH, masing-masing sebagai Hakim
Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari: JUMAT,
Tanggal 21 DESEMBER 2012 dan oleh dan dengan susunan Majelis Hakim yang
sama, dibantu oleh: MARYATI, SH, MH, sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri
Kuasa Pemohon dan Kuasa Termohon.;----
PANITERA PENGGANTI,
MARYATI,SH.,MH.,