Anda di halaman 1dari 45

PUTUSAN

Nomor : 64/PAILIT/2012/PN.NIAGA.JKT.PST

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa


dan mengadili perkara permohonan pernyataan pailit dalam peradilan tingkat pertama
telah menjatuhkan putusan sebagal berikut dalam perkara permohonan Pailit yang
diajukan oleh: ------------------------------------------

1. PT. PUPUK INDONESIA HOLDING COMPANY (PERSERO), dahulu adalah


PT.PUPUK SRWIDJAJA (Persero), yang berganti nama menjadi
Pupuk Indonesia (Persero) berdasarkan Akta Notaris Nanda Fauz
Iwan No.03, tanggal 3 April 2012 yang disahkan dengan Keputusan
Meneteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
No.AHU-17695.AH.01.02 Tahun 2012 sekarang beralamat di Jalan
Taman Anggrek Kemanggisan Jaya, Jakarta 11480 selanjutnya
disebut sebagai: ------------------------------------------------------------
PEMOHON I;

2. PT.PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG, (“PT.PSP”), yang didirikan


berdasarkan Akta Notaris Fathiah Helmi No.14 tanggal 12
November 2010 yang disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia RI No.AHU-57993.AH.01.01 Tahun 2010,
yang beralamat di Jalan Mayor Zen Palembang 30118, selanjutnya
disebut sebagai:------------PEMOHON II ;
Yang dalam kapasitas bersama disebut PEMOHON.

Te rh adap :

PT.SRI MELAMIN REJEKI (“PT.SMR”), beralamat di Plaza Aminta Lantai.9,


Jalan TB.Simatupang Kav.10 Pondok Pinang, Jakarta Selatan
selanjutnya disebut sebagai :---TERMOHON ;

Pengadilan Niaga tersebut; -----------------------------------------------------------


Hal 1 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Setelah membaca berkas permohonan beserta surat-surat yang bersangkutan.
Setelah mendengar Kuasa Pemohon dan Kuasa Termohon
------------------------------------------------------------------------------
Setelah mendengar pendapat Ahli yang dihadapkan dalam persidangan oleh
Pemohon dan Termohon ;----------------------------------------------------------------

TENTANG DUDUKNYA PERKARA :

Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 24


Oktober 2012 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat pada tanggal 30 Oktober 2012, dibawah Nomor : 64/PAILIT/ 2012/
PN.Niaga.Jkt.Pst., telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
-----------------------------------------------------------------------------------

I TERMOHON MEMPUNYAI UTANG KEPADA PEMOHON

YANG TELAH JATUH TEMPO DAN DAPAT DITAGIH SERTA


PEMOHON MEMANG TELAH PAILIT FAKTUAL SEJAK 14
NOVEMBER 2008.

1 Bahwa, per tanhhal 13 Oktober 2010 Termohon memiliki utang kepada Pemohon
sebesar ;--------------------------------------------------------------------------
⇒ Rp.72.110.763.322,- (tujuh puluh dua milyar seratus sepuluh juta tujuh
ratus enam puluh tiga ribu tiga ratus dua puluh dua rupiah).;----
⇒ USD 6.466.876,75 (enam juta empat ratus enam puluh enam ribu delapan
ratus tujuh puluh enam dollar, tujuh puluh lima sen dollar);--

2 Hutang (Utang) Termohon tersebut sudah jatuh tempo dan dapat ditagih oleh
Pemohon sesuai Ketentuan Pasal 23.3 dan 12.4 Perjanjian Penyediaan Bahan Baku
dan Utilitas serta Penyerahan Off Gas No.174/SP/DIR/2007-No.156/SMRJ/
XII/2007, tanggal 27 Desember 2007;-

3 Bahwa, sejak utang tersebut jatuh tempo dan dapat ditagih, Pemohon telah
berulang kali mengingatkan Termohon agar membayar utang tersebut. Antara lain
melalui surat Nomor : U-727/Q410.KU/2011 tanggal 02 Februari
2011;--------------------------------------------------------------------------------------------
4 Kendati telah berkali-kali diingatkan oleh Pemohon, namun sejak 13 Oktober 2010
Termohon sama sekali tidak melakukan pembayaran terhadap utang a quo kepada
Pemohon ;---------------------------------------------

5 Fakta tersebut menunjukan memang Termohon sengaja dan itikad buruk tidak mau
membayar utang a quo kepada Pemohon ;-----------------------------

6 Selain Itikad buruk ( te goede trow), secara faktual Termohon memang telah Pailit;
sebab sejak 14 November 2008 Termohon memang tidak lagi operasional dan
tidak lagi melakukan aktifitas produksi. Sehingganya, secara faktual Termohon
memang telah pailit dan berada dalam keadaan
insolven;----------------------------------------------------------------------------------------

7 Bahwa, melalui Akta Notaris Fathiah Helmi No.56 tanggal 24 Desember 2010
tentang Pemisahan sebagian Aktiva dan Pasiva (Spin Off) PT.Pupuk Sriwidjaja
(Persero) kepada PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang No.56 hutang (Utang)
Termohon yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih oleh Pemohon I
tersebut oleh Pemohon I diserahkan kepada Pemohon II;---

8 Oleh karena itu, Pemohon I dan Pemohon II bertindak secara bersama-sama


sebagai Pemohon dalam Permohonan Pernyataan Pailit terhadap Termohon a
quo;-----------------------------------------------------------------------------

II TERMOHON MEMILIKI DUA KREDITUR YANG


HUTANGNYA SUDAH JATUH TEMPO DAN DAPAT
DITAGIH.

1 Bahwa selain memiliki utang kepada Pemohon, ternyata Termohon juga memiliki
utang kepada Kreditur lain yaitu : PT.Bank Mandiri (Persero) ;-----
2 Bahwa, Pemohon dapat membuktikan adanya utang Termohon kepada PT.Bank
Mandiri selaku Kreditur lain, selain Pemohon ;-------------------------
3 Bahwa, Termohon tidak membayar lunas sedikitnya satu utang a quo kendati telah
jatuh tempo dan telah ditagih berkali-kali ;--------------------------

Hal 3 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


4 Ipso jure, Permohonan Pernyataan Pailit a quo telah memenuhi ketentuan Pasal 2
ayat (1) Undang-Undang No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
PKPU ;-----------------------------------------------------------------------------------

III. TENTANG PERNYATAAN PAILIT TERHADAP


TERMOHON.

1 Bahwa, Permohonan Pernyataan Pailit terhadap Termohon a quo telah diajukan

Pemohon sesuai ketentuan Undang-Undang No.37 Tahun 2004 tetang Kepailitan


dan PKPU ;------------------------------------------------------------

2 Berdasarkan uraian dimuka, telah dapat dibuktikan secara sederhana bahwa


Termohon mempunyai utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih (due and
payable) kepada Pemohon Pailit dan kepada Kreditor lain, ipso jure, Termohon
Pailit haruslah dinyatakan pailit, oleh karena unsur-unsur pokok untuk
menyatakan Termohon Pailit, sebagaimana ditentukan Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 8
ayat (4) Undang-Undang No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU telah
terpenuhi secara valid dan sempurna,
yaitu :----------------------------------------------------------------------
1 Termohon Pailit mempunyai dua atau lebih Krditor, yaitu Pemohon
beserta Kreditor lain PT.Bank Mandiri (Persero) ;-------------------------
2 Termohon Pailiy tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah
jatuh tempo dan dapat ditagih, yaitu utang kepada Pemohon
Pailit ;---------------------------------------------------------------------------------

Oleh karena itu, adalah sesuai hukum bila Majelis Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara a quo menyatakan
Termohon Pailit dengan segala akibat hukumnya ;---------------

IV. TENTANG PENUNJUKAN KURATOR DAN


PENGANGKATAN HAKIM PENGAWAS.
1 Bahwa sehubungan proses pemailitan terhadap Termohon sesuai ketentuan Pasal

15 ayat (1) tentang Kepailitan dan PKPU, maka Pemohon mohon berkenan
kiranya Ketua Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat cq.
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili Permohonan Pailit a quo;
berkenan mengangkat Hakim Pengawas dari Hakim Niaga dari Pengadilan Niaga
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusay untuk mengawasi proses pemailitan
Termohon serta berkenan pula menunjuk dan mengangkat sebagai
Kurator :----------

• Saudara Rynaldo P.Batubara,SH,MH., Kurator dan Pengurus yang


terdaftar di Kemenrtian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dengan Surat
Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus No.AHU.AH.04.03-48 tanggal 8
Mei 2008, di Apartemen Kebagusan City Tower C Lantai Dasar
No.KC-30, Jalan Baung Kebagusan, Jakarta
Selatan ;---------------------------------------------------

Dengan pertimbangan sepengetahuan Pemohon, Saudara Rynaldo


P.Batubara,SH,MH., cukup berkualitas selaku Kurator serta tidak mempunyai
benturan kepentingan dengan Debitor atau antara Termohon dan
Pemohon ;------------------------------------------------------------------------------

Bahwa sekiranya pun dalam Permohonan Penyataan Pailit yang diajukan oleh
Pemohon; ternyata Termohon mengajukan Permohonan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU), maka Pemohon memohon kepada Majelis Hakim
Pengadilan Niaga Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa
dan mengadili perkara ini, untuk tetap menunjuk Saudara Rynaldo
P.Batubara,SH,MH., tersebut sebagai Pengurus Pemohon – Termohon dalam
Proses PKPU a quo sekiranya Permohonan PKPU tersebut
dikabulkan ;-------------------------------------------

Berdasarkan semua dalil Permohonan Pernyataan Pailit dimuka, dengan rendah hati,
Pemohon mohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara ini, berkenan memeriksa,
mengadili serta memberikan putusan sesuai yang Pemohon ajukan, sebagai
berikut ;-----------------------------------------------------------

Hal 5 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


Mengadili :

1 Menerima dan mengabulkan Permohonan Pailit yang diajukan


oleh Pemohon untuk seluruhnya ;-----------------------
2 Menyatakan Termohon PT.SRI MELAMIN REJEKI
(“PT.SMR”) pailit dengan segala akibat hukumnya ;-----------
3 Menunjuk dan mengangkat Hakim Pengawas dari Pengadilan
Niaga Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk
mengawasi pengurusan dan penyelesaian proses dan harta
pailit ;-------------------------------------------------
4 Menunjuk dan Mengangkat :------------------------------------------
* Saudara Rynaldo P.Batubara,SH.,MH, Kurator dan
Pengurus yang terdaftar di Kementrian Hukum dan Hak
Asasi Manusia RI dengan Surat Bukti Pendaftaran Kurator
dan Pengurus No.AHU.AH.04.03-48 tanggal 18 Mei 2008,
berkantor di LAW OFFICE BATUBARA & BELS, yang
beralamat di Apartemen Kebagusan City Tower C Lantai
Dasar No.KC-30, Jalan Baung Kebagusan, Jakarta
Selatan ;----------------------------------
Sebagai Kurator untuk melakukan pengurusan harta Debitor/
Termohon Pailit apabila Termohon dinyatakan Pailit dengan
segala akibat hukumnya, atau sebagai Pengurus apabila Termohon
mengajukan Permohonan PKPU dan Permohonan PKPU tersebut
dikabulkan ;--------------------------
5. Menghukum Termohon membayar biaya perkara menurut
hukum ;----------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan untuk


Pemohon datang menghadap Kuasanya Bahrul Ilmi Yakup,SH.,MH.,CGL., Farid
Anwari,SH., dan Herlin Susanto,SH., Para Advokat dan Konsultan Hukum pada
kantor hukum BAHRUL ILMI YAKUP & PARTNERS, beralamat di Graha MIK 8
th Floor, Taman Perkantoran Kuningan, Jalan Setiabudi Selatan Kav.16-17, Jakarta
12920, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 21 Juni 2012, untuk Termohon
datang menghadap Kuasanya Dr.Otto Hasibuan,SH.,MM., Romula H.Septiano
A.Silaen,SH, Venny Romatua Damanik,SH.,MA., Kenny Hasibuan,SH., A.Haryo
Wibowo,SH., Effendi Sinaga,SH., Sordame Purba,SH., dan Sumedi
Atmodidjojo,SH., Para Advokat & Konsultan Hukum pada kantor hukum OTTO
HASIBUAN & ASSOCIATES, beralamat di Komplek Duta Merlin Blok.B-30, Jalan
Gajah Mada No.3-5 Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 22
November 2012. -------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa atas Permohonan Pemohon Pailit tersebut, Kuasa Termohon


Pailit telah mengajukan Eksepsi dan Jawaban secara tertulis tertanggal 3 Desember
2012, sebagai berikut: ---------------------------------------------------------------
I. Bahwa pada tahun 1990 PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) bekerjasama dengan PT
Lumbung Sumber Rejeki dan PT Kairos Estu Niaga mendirikan Termohon berdasarkan
Perjanjian Usaha Patungan No.011/SP/Dir/XI/J/1990 tanggal 7 November 1990,
halmana kegiatan usaha utama Termohon adalah memproduksi dan menjual
melamin ;--------------------------------------------------------

1 Bahwa dengan demikian, hubungan hukum yang terjadi adalah antara


Termohon dengan PT Pupuk Sriwidjaja, bukan dengan Para Pemohon.;-

2 Bahwa kemudian pada tahun 1991 dibangunlah pabrik melamin Termohon


yang letaknya berada didalam satu komplek dengan pabrik-pabrik milik PT
Pupuk Sriwidjaja (Persero) yang terkoneksi dan terintegrasi dengan pabrik-
pabrik milik PT Pupuk Sriwidjaja (Persero).;---

3 Bahwa mengapa pabrik Termohon harus terintegrasi dan terkoneksi dengan


pabrik milik PT Pupuk Sriwidjaja (Persero)? Karena pabrik Termohon sangat
bergantung hidup dan matinya dari pasokan bahan baku pembuatan melamin
dan utilitas (listrik, air, dll) dari pabrik milik PT Pupuk Sriwidjaja
(Persero).;-----------------------------------------------------------

4 Bahwa pertanyaan selanjutnya adalah mengapa pabrik Termohon sangat


tergantung dengan pabrik milik PT Pupuk Sriwidjaja (Persero)? Karena bahan
baku utama dari melamin adalah Urea larutan yang hanya bisa didapatkan dari
pabrik milik PT Pupuk Sriwidjaja (Persero), selain itu sifat kimia yang pasti
dari suatu produksi melamin adalah setiap kali memproduksi melamin pasti
menghasilkan off gas yang tidak dapat dibuang langsung ke lingkungan karena
sifatnya yang beracun, sehingga haruslah diserap kembali oleh pabrik milik PT
Pupuk Sriwidjaja
(Persero).;----------------------------------------------------------------------------------

5 Bahwa dengan sifat kimia yang pasti tersebut, maka apabila PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero) tidak menyerap off gas secara maksimal, maka melamin
Hal 7 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.
yang diproduksi oleh Termohon pun pasti akan berkurang dan tidak akan
maksimal.;-------------------------------------------------------------------

6 Bahwa didalam pelaksanaannya, PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) nyata-nyata


tidak menyerap off gas secara maksimal, sehingga menyebabkan produksi
Termohon menjadi berkurang dan berakibat merugikan Termohon. Namun,
meskipun demikian, Termohon tidak dapat berbuat banyak karena Termohon
mau tidak mau harus tetap beroperasi karena ketergantungan mutlak Termohon
kepada PT Pupuk Sriwidjaja
(Persero).;----------------------------------------------------------------------------------

7 Bahwa dengan adanya perbuatan wanprestasi yang dilakukan oleh PT Pupuk


Sriwidjaja (Persero) tersebut, Termohon pada tanggal 31 Oktober 2012 telah
terlebih dahulu mengajukan upaya hukum pembatalan perjanjian dan tuntutan
ganti kerugian kepada PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) di Badan Arbitrase
Nasional Indonesia.;------------------------------

8 Bahwa kemudian atas adanya gugatan yang diajukan oleh Termohon di BANI
tersebut, kemudian Para Pemohon mengajukan Permohonan Pernyataan Pailit
aquo. Dengan demikian, Permohonan Pailit yang diajukan oleh Para Pemohon
aquo adalah merupakan itikad buruk dari Para Pemohon untuk menghindari
gugatan Termohon di BANI.;------------

Bahwa selanjutnya Termohon mohon mengajukan eksepsi dan jawaban dalam pokok
perkara terhadap permohonan pailit yang diajukan oleh Para Pemohon, sebagaimana
dapat Termohon uraikan dibawah ini:-------------------------------------

A Dalam Eksepsi

Exceptio Error In Persona (Gemis Aanhoedanigheid)

TERMOHON TIDAK MEMPUNYAI HUBUNGAN HUKUM DAN TIDAK


MEMPUNYAI UTANG TERHADAP PARA PEMOHON, OLEH
KARENANYA PARA PEMOHON TIDAK MEMILIKI PERSONA STANDI IN
JUDICIO DALAM MENGAJUKAN PERMOHONAN PAILIT AQUO

MENGENAI TERMOHON TIDAK MEMPUNYAI HUBUNGAN HUKUM


DENGAN PARA PEMOHON

1 Bahwa Termohon tidak mempunyai hubungan hukum terhadap PT Pupuk


Indonesia Holding Company (Persero) maupun terhadap PT Pupuk
Sriwidjaja
Palembang.;--------------------------------------------------------------------
2 Bahwa hubungan hukum yang terjadi berdasarkan Perjanjian Penyediaan
Bahan Baku dan Utilitas serta Penyerahan Off Gas No.174/SP/Dir/2007 dan
No.156/SMRJ/Dirut/XII/2007 tanggal 27 Desember 2007 (selanjutnya
disebut “Perjanjian Penyediaan Bahan Baku 2007”) adalah antara
Termohon dengan PT Pupuk Sriwidjaja (Persero), bukan dengan Para
Pemohon.;-------------------------------------------------------------------------------
-----

3 Bahwa oleh karenanya jelas Termohon berdasarkan Perjanjian Penyediaan


Bahan Baku 2007 tidak mempunyai hubungan hukum dengan Para
Pemohon.;------------------------------------------------------------------

MENGENAI TERMOHON TIDAK MEMPUNYAI UTANG KEPADA


PARA PEMOHON

4 Bahwa Termohon juga tidak mempunyai utang terhadap Para Pemohon,


karena didalam Berita Acara Rekonsiliasi tanggal 13 Oktober 2010 yang
didalilkan Para Pemohon sebagai dasar utang Termohon, sehingga Para
Pemohon mempunyai legal standing untuk mengajukan Permohonan
Pernyataan Pailit aquo, ternyata dibuat antara Termohon dengan PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero), bukan dengan Para Pemohon.;--------------------

5 Bahwa oleh karenanya, seandainyapun Berita Acara Rekonsiliasi tersebut


benar dan sah -quod non-, maka utang Termohon adalah kepada PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero).;-------------------------------------------------------------

6 Bahwa dengan demikian jelas bahwa Termohon tidak mempunyai utang


kepada Para
Pemohon.;------------------------------------------------------------------

7 Bahwa atas Perjanjian Penyediaan Bahan Baku 2007 tersebut PT Pupuk


Sriwidjaja (Persero) telah melakukan perbuatan wanprestasi terhadap
Termohon, sehingga Termohon pada tanggal 31 Agustus 2012 telah lebih
dahulu mengajukan tuntutan pembatalan perjanjian dan gugatan/
permohonan wanprestasi yang disertai ganti kerugian kepada Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), dengan demikian bagi Termohon
justru PT Pupuk Sriwidjaya (Persero)-lah yang mempunyai kewajiban/
utang kepada Termohon. ;----------------------------

8 Bahwa karena Termohon tidak mempunyai hubungan hukum dan utang


terhadap Para Pemohon, maka Para Pemohon tidak mempunyai legal
standing untuk mengajukan Permohonan Pernyataan Pailit terhadap
Termohon, dengan demikian Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan
oleh Para Pemohon aquo haruslah ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan
tidak dapat diterima.;-------------------------------------------------------

Hal 9 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


Exceptio Obscuur Libel

POSITA/DALIL DIDALAM PERMOHONAN PAILIT YANG DIAJUKAN


OLEH PARA PEMOHON PAILIT AQUO TIDAK SALING MENDUKUNG
DAN SALING BERTENTANGAN SATU SAMA LAIN SEHINGGA
MENJADIKAN PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT AQUO TIDAK
JELAS DAN KABUR

9 Bahwa jelas dan tidak dapat dibantah Permohonan Pernyataan Pailit aquo
diajukan oleh PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) dan PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang.;------------------------------------------------------

10 Bahwa didalam dalil angka I Permohonan Pernyataan Pailit aquo, Para


Pemohon mendalilkan sebagai
berikut :----------------------------------------------

“Termohon mempunyai Utang kepada Pemohon (in casu Pemohon I dan


Pemohon II) yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih serta Pemohon
memang telah pailit secara faktual sejak 14 November 2008”

11 Bahwa jelas didalam dalil angka I Permohonan Pernyataan Pailit aquo Para
Pemohon mendalilkan bahwa Termohon mempunyai utang yang telah jatuh
tempo dan dapat ditagih kepada Pemohon I DAN Pemohon
II.;----------------------------------------------------------------------------------------
-------

12 Bahwa namun didalam posita angka 7 Permohonan Pailit aquo, Para


Pemohon mendalilkan sebagai
berikut :----------------------------------------------

“Bahwa melalui Akta Notaris Fathiah Helmi No.56 tanggal 24 Desember


2010 tentang Pemisahan Sebagian Aktiva dan Pasiva (spin off) PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero) kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang No.56 hutang
(utang) Termohon yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih oleh Pemohon
I tersebut oleh Pemohon I diserahkan kepada Pemohon II.”

13 Bahwa dalil Para Pemohon pada angka I dan angka 7 didalam Permohonan
Pernyataan Pailit aquo saling bertentangan, karena pada angka I Para
Pemohon menyatakan bahwa Termohon mempunyai utang kepada
Pemohon I DAN dan Pemohon II, namun pada angka 7 Para Pemohon
menyatakan bahwa Termohon HANYA mempunyai utang kepada Pemohon
II saja.;----------------------------------------------------------------

14 Bahwa oleh karenanya, antara dalil angka I dan dalil angka 7 Permohonan
Pernyataan Pailit aquo saling bertentangan satu sama lain dan tidak saling
mendukung, dengan demikian Permohonan Pernyataan Pailit aquo menjadi
kabur (Obscuur Libel).;------------------------------------------
15 Bahwa dengan demikian terbukti bahwa tidak jelas siapa sebenarnya
diantara Pemohon I atau Pemohon II sebagai pihak yang mempunyai
piutang kepada Termohon, oleh karenanya Permohonan Pailit aquo menjadi
kabur (obscuur libel). ;---------------------------------------------------------

MENGENAI DALIL PARA PEMOHON YANG MENYATAKAN BAHWA


PARA PEMOHON TELAH PAILIT SECARA FAKTUAL

16 Bahwa selain itu Para Pemohon didalam dalil angka I Permohonan


Pernyataan Pailit aquo juga telah menyatakan diri telah pailit secara faktual,
oleh karenanya Para Pemohon tidak mempunyai legal standing untuk
mengajukan Permohonan Pernyataan Pailit aquo karena Para Pemohon
nyata-nyata mengakui telah pailit.;---------------------------------------

17 Bahwa namun demikian, seandainyapun yang dimaksud Para Pemohon


adalah Termohon yang telah palit secara faktual, hal tersebut adalah tidak
benar dan mengada-ada karena faktanya Termohon tidak pernah dinyatakan
pailit oleh suatu putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
dan sama sekali tidak ada terminologi hukum didalam sistem perundang-
undangan Negara Republik Indonesia yang menyatakan mengenai istilah
pailit secara faktual. Oleh karenanya, Termohon mohon akta atas
pernyataan Para Pemohon aquo dan mensomir Para Pemohon untuk
membuktikan dalilnya tersebut.;------------------------------------------------

18 Bahwa oleh karenanya, Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan oleh


Para Pemohon aquo tidak jelas dan kabur, dengan demikian haruslah ditolak
atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.;----------------

Exceptio Dilatoria

• TUNTUTAN PEMBAYARAN UTANG YANG DIDALILKAN OLEH


PARA PEMOHON TIDAK DAPAT DIBUKTIKAN SECARA
SEDERHANA, KARENA TERMOHON TELAH LEBIH DAHULU
MENGAJUKAN GUGATAN DI BANI

• SEANDAINYAPUN BENAR TERMOHON MEMPUNYAI UTANG


TERHADAP PARA PEMOHON -QUOD NON-, MAKA TUNTUTAN
PEMBAYARAN UTANG TERSEBUT PREMATUR, BELUM JATUH
TEMPO DAN BELUM DAPAT DITAGIH KARENA BELUM
ADANYA KESEPAKATAN MENGENAI HARGA SEBAGAIMANA
DISYARATKAN DIDALAM PASAL 11.3 PERJANJIAN Penyediaan

Hal 11 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


Bahan Baku dan Utilitas serta Penyerahan Off Gas No.174/SP/Dir/2007
dan No.156/SMRJ/Dirut/XII/2007 tanggal 27 Desember 2007

• PERMOHONAN PAILIT YANG DIAJUKAN PARA PEMOHON


AQUO PREMATUR, KARENA Perjanjian Penyediaan Bahan Baku
dan Utilitas serta Penyerahan Off Gas No.174/SP/Dir/2007 dan No.156/
SMRJ/Dirut/XII/2007 tanggal 27 Desember 2007 TELAH DIAJUKAN
UPAYA HUKUM PEMBATALAN DI BANI

• BERITA ACARA REKONSILIASI TANGGAL 13 OKTOBER 2010


TIDAK SAH DAN TIDAK MENGIKAT TERMOHON, SERTA
BUKAN MERUPAKAN BUKTI UTANG

• SEANDAINYAPUN TUNTUTAN PEMBAYARAN YANG


DIDALILKAN OLEH PARA PEMOHON BERDASARKAN BERITA
ACARA REKONSILIASI TANGGAL 13 OKTOBER 2010 BENAR
DAN SAH -QUOD NON-, MAKA UTANG TERSEBUT TELAH
LUNAS, DENGAN DEMIKIAN TERMOHON TIDAK MEMILIKI
UTANG YANG TELAH JATUH TEMPO DAN DAPAT DITAGIH
KEPADA PARA PEMOHON

19 Bahwa sekali lagi Termohon tegaskan bahwa Termohon sama sekali tidak
mempunyai hubungan hukum maupun utang kepada Para Pemohon,
sehingga tidak ada kewajiban pembayaran utang sejumlah berapapun
berdasarkan perjanjian apapun kepada Pemohon.;------------------------------

20 Bahwa seandainyapun Perjanjian Penyediaan Bahan Baku dan Utilitas serta


Penyerahan Off Gas No.174/SP/Dir/2007 dan No.156/SMRJ/Dirut/XII/2007
tanggal 27 Desember 2007 tetap dianggap terjadi antara Termohon dengan
Para Pemohon -quod non-, maka Termohon mohon mengajukan exceptio
dilatoria aquo.;-------------------------

UTANG YANG DIDALILKAN OLEH PARA PEMOHON PREMATUR


KARENA TERMOHON TELAH LEBIH DAHULU MENGAJUKAN
UPAYA HUKUM GUGATAN PEMBATALAN PERJANJIAN DAN
TUNTUTAN GANTI RUGI ATAS PERBUATAN WANPRESTASI YANG
DILAKUKAN OLEH PARA PEMOHON

21 Bahwa utang yang didalilkan oleh Pemohon prematur, karena Termohon


telah lebih dahulu mengajukan gugatan di BANI tehadap PT Pupuk
Sriwidjaja
(Persero).;----------------------------------------------------------------------

22 Bahwa oleh karenanya eksistensi utang belum jelas dan jumlahnya belum
pasti, sehingga belum jatuh tempo dan dapat ditagih.;--------------------------
TUNTUTAN PEMBAYARAN UTANG YANG DIDALILKAN OLEH PARA
PEMOHON HARUS DITUANGKAN DIDALAM SURAT KESEPAKATAN
(VIDE PASAL 11.3 PERJANJIAN PENYEDIAAN BAHAN BAKU 2007)

23 Bahwa tuntutan pembayaran utang yang didalilkan oleh Para Pemohon


tidak memenuhi ketentuan Pasal 11 ayat (3) Perjanjian Penyediaan Bahan
Baku dan Utilitas serta Penyerahan Off Gas No.174/SP/Dir/2007 dan
No.156/SMRJ/Dirut/XII/2007 tanggal 27 Desember 2007 (jo Pasal 1320
KUH Perdata) yang mensyaratkan pada pokoknya bahwa harga yang akan
ditagihkan harus dituangkan dalam bentuk Surat Kesepakatan yang
ditandatangani oleh para pihak dalam perjanjian.;------------------------

24 Bahwa tidak dapat dibantah faktanya belum ada Surat Kesepakatan yang
ditandatangani mengenai harga yang disepakati oleh Termohon dengan PT
Pupuk Sriwidjaja (Persero) dalam perjanjian, sehingga utang yang akan
ditagihkan juga belum pasti sehingga belum dapat ditagih dan belum jatuh
tempo.;---------------------------------------------------------------------------------

BERITA ACARA REKONSILIASI TANGGAL 13 OKTOBER 2010 TIDAK


SAH DAN TIDAK MENGIKAT TERMOHON, SERTA BUKAN MERUPAKAN
BUKTI UTANG

25 Bahwa seandainyapun tuntutan pembayaran Para Pemohon berdasarkan


Berita Acara Rekonsiliasi tanggal 13 Oktober 2010 benar dan sah -quod
non-, maka utang tersebut telah lunas, dengan demikian Termohon tidak
memiliki utang yang jatuh tempo dan dapat ditagih, sebagaimana dapat
Termohon uraikan dibawah
ini :--------------------------------------------------------

26 Bahwa dalam perkara aquo yang dijadikan dasar bagi Para Pemohon untuk
mengajukan permohonan pailit terhadap Termohon, adalah sebagaimana
dikemukakan dalam angka 1 dan angka 2 halaman 2 permohonan
pernyataan pailitnya dengan menyatakan :------------------------
“1. Bahwa, per tanggal 13 Oktober 2010 Termohon memiliki utang kepada
Pemohon sebesar :
• Rp. 72.110.763.322,- (tujuh puluh dua milyar seratus sepuluh juta tujuh
ratus enam puluh tiga ribu tiga ratus dua puluh dua rupiah).
• USD 6.466.876,75,- (enam juta empat ratus enam pulun enam ribu
delapan ratus tujuh puluh enam dollar , tujuh puluh lima sen dollar).
2. Hutang (utang) Termohon tersebut sudah jatuh tempo dan dapat ditagih
oleh Pemohon sesuai ketentuan Pasal 12.3 dan 12.4 Perjanjian
Penyediaan Bahan Baku dan Utilitas serta Penyerahan Off Gas No.

Hal 13 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


174/SP/DIR/2007-No. 156/SMRJ/DIRUT/XII/2007 tanggal 27
Desember 2007.”

27 Bahwa Termohon dengan tegas menolak Berita Acara Rekonsiliasi hutang


piutang antara PT. Pupuk Sriwidjaja (PT. Pusri) dengan PT. Sri Melamin
Rejeki (PT. SMR) tanggal 13 Oktober 2010 sebagai bukti hutang
Termohon kepada Para Pemohon dengan alasan :-------------------------------

1 Berita Acara Rekonsiliasi (vide P.1) tersebut tidak mengikat


Termohon, karena hanya ditandatangani oleh staf PT. Sri Melamin
Rejeki / PT. SMR, bukan ditandatangani Direksi PT. SMR yang
dapat bertindak mewakili PT. SMR.;--------------------
2 Bahwa berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan No. 38 Tanggal 18
Oktober 2006 Notaris Benny Kristianto, SH., notaris di Jakarta, pada
waktu dibuatnya Berita Acara Rekonsiliasi tanggal 13 Oktober 2010
tersebut, maka yang seharusnya bertindak dan berwenang mewakili
perseroan (in casu Termohon) adalah Drs. Prakosa selaku Direktur
Utama dan/atau Ir. Partedjo Mawarto selaku Direktur Produksi dan/
atau Ir. Yonatan Bowo Parmono selaku Direktur
Keuangan.;-------------------------------------------------------------------
3 Bahwa faktanya Berita Acara Rekonsiliasi tanggal 13 Oktober 2010
tersebut bukan ditandatangani oleh Drs. Prakosa selaku Direktur
Utama dan/atau Ir. Partedjo Mawarto selaku Direktur Produksi dan/
atau Ir. Yonatan Bowo Parmono selaku Direktur Keuangan selaku
Direksi PT Sri Melamin Rejeki.;-----------------
4 Bahwa oleh karenanya, Berita Acara Rekonsiliasi tanggal 13
Oktober 2010 (vide P.1) tersebut bukan merupakan suatu bukti yang
mengikat Termohon karena dibuat dan ditandatangani oleh orang
yang tidak berhak mewakili suatu
perseroan.;-------------------------------------------------------------------
5 Bahwa bukti Berita Acara Rekonsiliasi tersebut juga bukan
merupakan bukti hutang dari Termohon kepada PT. Pupuk
Sriwidjaja (PT. Pusri) yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih
(hutang yang sudah pasti dan dapat ditagih) melainkan masih bisa
disengketakan di hadapan Pengadilan, dengan
alasan :------------------------------------------------------------------------
a. Berita Acara Rekonsiliasi (vide P.1) dibuat pada tanggal 13
Oktober 2010 ;-----------------------------------------------------
b. Sebagaimana dinyatakan dalam angka 2 dan angka 3 bukti P.1
yang ditagih adalah selisih perhitungan harga urea larutan dan
amoniak periode bulan Juli sampai dengan Desember 2008,
sebagaimana terlampir.;-----------
Bahwa dalam Berita Acara Rekonsiliasi (vide P.1)
dilampirkan : Daftar Kurang Tagih atas Pemakaian Bahan Baku
periode bulan Juli sampai dengan Desember
2008.;--------------------------------------------------------------------
c. Bahwa apa yang dimaksud Para Pemohon “Daftar Kurang
Tagih” tersebut berupa harga bahan baku urea larutan dan
amoniak yang telah dibayar lunas Termohon dinyatakan
kurang, karena ada kenaikan harga untuk periode Juli sampai
dengan Desember 2008.;----------------
d. Bahwa dari lampiran P.1 yang lainnya, yaitu surat dari PT.
Pupuk Sriwidjaja kepada Termohon tanggal 5 Januari 2009 No.
U.001/1400.0000.DS/2009 menyampaikan harga jual urea
larutan periode bulan Juli sampai dengan Desember 2008
(terakhir) dengan rincian sebagai berikut

No. Terhitung Mulai Tanggal Harga Jual Rp/Ton


(inclusive PPN 10%)
1. 01 Juli 2008 5.667.000,-
2. 31 Juli 2008 6.519.000,-
3. 29 Agustus 2008 7.063.000,-
4. 3 November 2008 6.568.000,-
5. 17 November 2008 5.281.000,-
6. 15 Desember 2008 4.786.000,-

28 Bahwa dari bukti lampiran P.1 berupa surat PT. Pupuk Sriwidjaja kepada
Termohon tanggal 5 Januari 2009 tersebut tidaklah dapat ditafsirkan lain,
bahwa PT. Pupuk Sriwidjaja telah menentukan kenaikan harga urea larutan
secara sepihak dan berlaku surut, yang sangat merugikan
Termohon.;-----------------------------------------------------------------------------
------

Hal 15 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


29 Bahwa Termohon tidak pernah memberikan persetujuan dan Termohon
menolak kenaikan harga urea larutan dan amoniak tersebut, karenanya
kenaikan harga urea larutan dan amoniak tersebut haruslah dinyatakan tidak
sah (vide Pasal 1320 KUHPerdata).;-------------------------------------------

30 Bahwa sebelum dibuatnya Berita Acara Rekonsiliasi (vide P.1) Termohon


telah melunasi seluruh harga urea larutan dan amoniak untuk periode Juli
sampai dengan Desember 2008 sebagaimana terbukti dari lampiran P.1
berupa “Daftar Kurang Tagih” dimana dalam Daftar Kurang Tagih tersebut
diperinci : Pemakaian Bahan Baku, Tarif Lama, Tarif Baru, Nilai Tagihan /
Tertagih.;--------------------------------------------------------------------------------
------

31 Bahwa sebagaimana telah dikemukakan diatas, Termohon menolak


kenaikan harga yang ditentukan secara sepihak oleh PT. Pupuk Sriwidjaja
tanggal 5 Januari 2009 yang berlaku surut terhitung Juli 2008 sampai
dengan Desember 2008 apalagi urea larutan dan amoniak tersebut
merupakan bahan baku produk Termohon berupa melamin, yang telah habis
dipergunakan sebelum disampaikan kenaikan harga dan Termohon telah
membayar lunas urea larutan dan amoniak periode Juli 2008 sampai dengan
Desember 2008 sebagai berikut:--------------------------------------------

Pemakaian Bahan Baku Periode Juli 2008 / sesuai Daftar Kurang Tagih:

• Urea larutan = 320.351 ton x harga lama USD 268,00 = 320.351 x USD
268,00 = USD 85.853.068, tertagih USD 85.854, berarti lunas.

• Amoniak = 139.604 ton x harga lama USD 420.00 = 139.604 x USD 420,00
= USD 58.633.680, tertagih USD 58.634, berarti lunas.

Pemakaian Bahan Baku Periode Agustus 2008 / sesuai Daftar Kurang Tagih:
• Urea larutan 178.404 ton x harga lama USD 268,00 = 178.404 x USD
268,00 = USD 47.812.272, tertagih USD 47.812,00, berarti lunas.

• Amoniak = 170.806 ton x harga lama USD 420,00 = 17.0806 x USD 420,00
= USD 71.738,52, tertagih USD 71.739,00, berarti lunas.

Pemakaian Bahan Baku Periode September 2008 / sesuai Daftar Kurang Tagih:
• Urea larutan 4.586.615 ton x harga lama USD 268,00 = 4.586.615 x USD
268,00 = USD 1.229.212, tertagih USD 1.229.213, berarti lunas.

• Amoniak = 831.077 ton x harga lama USD 420,00 = 831.077 x USD 420,00
= USD 439.052,34, tertagih USD 439.052, berarti lunas.

Pemakaian Bahan Baku Periode Oktober 2008 / sesuai Daftar Kurang Tagih :
• Urea larutan 6.043.352 ton x harga lama USD 268,00 = 6.043.352 x USD
268,00 = USD 1.619.618,33, tertagih USD 1.619.618, berarti lunas.

• Amoniak = 859.059 ton x harga lama USD 420,00 = 859.059 x USD 420,00
= USD 360.804,78, tertagih 360.805, berarti lunas.

Pemakaian Bahan Baku Periode November 2008 / sesuai Daftar Kurang Tagih:
• Urea larutan 428.570 ton x harga lama USD 268,00 = 428.570 x USD
268,00 = USD 114.856,76, tertagih USD 114.857, berarti lunas.

• Urea larutan 1.473.937 ton x harga lama USD 268,00 = 1.473.937 x USD
268,00 = USD 395.015.11, tertagih USD 395.015, berarti lunas.

• Amoniak = 551.546 ton x harga lama USD 420,00 = 551.546 x USD 420,00
= USD 231.649,32, tertagih 231.649, berarti lunas.

32 Bahwa seandainya yang dimaksud Para Pemohon dalam perkara aquo,


hutang Termohon kepada Para Pemohon yang telah jatuh tempo dan dapat
ditagih tersebut adalah nilai selisih harga baru dikurang nilai selisih harga
lama – quod non –, maka selisih nilai / angka tersebut tidak dapat
dinyatakan sebagai hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih dan
pembuktiannya tidak semudah yang Para Pemohon sampaikan, karena :--

1 Termohon tidak terikat dengan Berita Acara Rekonsiliasi Hutang


Piutang PT. Pupuk Sriwidjaja dengan PT. SMR tanggal 13 Oktober
2010 (vide P.1) karena bukti P.1 tersebut tidak ditandatangani oleh
Direksi PT. SMR ;------------------------
2 Kenaikan harga urea larutan dan amoniak yang ditentukan secara
sepihak dan berlaku surut terhitung sejak Juli 2008 sampai dengan
Desember 2008 haruslah dinyatakan tidak sah karena tidak disetujui
Termohon (vide Pasal 11.3 Perjanjian jo Pasal 1320
KHUPerdata) ;------------------------------

Hal 17 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


3 Termohon telah melunasi seluruh pemakaian urea larutan dan
amoniak yang dipergunakan dalam periode Juli 2008 sampai
November 2008.;------------------------------------------------------------

33 Bahwa dari apa yang Termohon kemukakan di atas seyogianya haruslah


dinyatakan Termohon tidak mempunyai hutang yang telah jatuh tempo dan
dapat ditagih kepada Para Pemohon sebesar Rp. 72.110.763.322 dan USD
6.466.876,85 atau setidak-tidaknya menyatakan hutang tersebut belum tetap
/ pasti karena harus diselesaikan melalui Pengadilan Umum dan perkara
perdata.;----------------------------------------------------------------------

BELUM ADA KESEPAKATAN MENGENAI HARGA YANG AKAN


DITAGIHKAN, SEBAGAIMANA DISYARATKAN DIDALAM PASAL 11.3
PERJANJIAN PENYEDIAAN BAHAN BAKU 2007

34 Bahwa Para Pemohon dalam Permohonan Pernyataan Pailit angka 2


halaman 2 aquo telah menunjuk Perjanjian Penyediaan Bahan Baku dan
Utilitas serta Penyerahan Off Gas No. 174/SP/DIR/2007 – No. 150/SMRJ/
DIRUT/XII/2007 tanggal 27 Desember 2007.;-----------------------

35 Bahwa didalam Pasal 11 ayat (3) Perjanjian Penyediaan Bahan Baku dan
Utilitas serta Penyerahan Off Gas No.174/SP/Dir/2007 dan No.156/SMRJ/
Dirut/XII/2007 tanggal 27 Desember 2007, disyaratkan bahwa harga yang
akan ditagihkan harus dituangkan dalam bentuk Surat Kesepakatan yang
ditandatangani oleh para pihak dalam
perjanjian ;---------------------------------

36 Bahwa faktanya tidak ada pernyataan kesepakatan dari Termohon mengenai


kenaikan harga urea larutan dan amoniak untuk periode Juli sampai dengan
Desember 2008, apalagi pemakaian bahan baku urea larutan dan amoniak
untuk periode Juli 2008 sampai dengan November 2008 telah dibayar lunas
oleh Termohon.;-------------------------------------------

37 Bahwa dengan terbuktinya Termohon telah melunasi seluruh pemakaian


bahan baku berupa urea larutan dan amoniak untuk periode Juli sampai
dengan Desember 2008, sebagaimana dinyatakan lampiran Berita Acara
Rekonsiliasi hutang piutang tanggal 13 Oktober 2010 (vide P.1), yaitu
berupa “Daftar Kurang Tagih”, maka secara hukum seyogianya Termohon
haruslah dinyatakan tidak memiliki hutang kepada PT. Pupuk Sriwidjaja
yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih sebagaimana dikemukakan Para
Pemohon dalam angka 1 dan angka 2 halaman 2 Permohonan Pernyataan
Pailit.;--------------------------------------------------------------------------

38 Bahwa dengan demikian, Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan oleh


Para Pemohon aquo haruslah ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak
dapat diterima.;------------------------------------------------------

Exceptio Metus Causa

USAHA TERMOHON BERGANTUNG MUTLAK TERHADAP PT PUPUK


SRIWIDJAJA (PERSERO) (VIDE Perjanjian Penyediaan Bahan Baku dan
Utilitas serta Penyerahan Off Gas No.174/SP/Dir/2007 dan No.156/ SMRJ/ Dirut /
XII / 2007 tanggal 27 Desember 2007) OLEH KARENANYA ada
ketidakseimbangan dalam perjanjian tersebut dan TERMOHON TELAH
MENGAJUKAN PEMBATALAN PERJANJIAN DI BANI

39 Bahwa seandainyapun Perjanjian Penyediaan Bahan Baku dan Utilitas serta


Penyerahan Off Gas No.174/SP/Dir/2007 dan No.156/SMRJ/ Dirut/
XII/2007 tanggal 27 Desember 2007 tetap dianggap terjadi antara
Termohon dengan Para Pemohon -quod non-, maka Termohon mohon
mengajukan exceptio metus causa aquo.;------------------------------------------

40 Bahwa dasar hukum Para Pemohon mengajukan Permohonan Pernyataan


Pailit aquo adalah adanya Perjanjian Penyediaan Bahan Baku dan Utilitas
serta Penyerahan Off Gas No.174/SP/Dir/2007 dan No.156/SMRJ/Dirut/
XII/2007 tanggal 27 Desember 2007.;--------------------

41 Bahwa didalam Perjanjian aquo, terdapat ketidakseimbangan atau


ketimpangan dalam pelaksanaan hak dan kewajiban karena posisi
Termohon sangatlah bergantung mutlak kepada PT Pupuk Sriwidja
(Persero). Hal mana akan Termohon uraikan didalam bagian Pokok Perkara
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan bagian eksepsi
ini.;----------------------------------------------------------------------------------

42 Bahwa Termohon hanya mempunyai pilihan untuk menandatangani


perjanjian yang diajukan oleh PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) atau apabila
Termohon tidak mau menandatangani perjanjian tersebut, maka usaha yang
telah sejak tahun 1991 dirintis oleh Termohon harus berhenti sama sekali
karena kegiatan usaha (bisnis) Termohon bergantung mutlak kepada PT
Pupuk Sriwjdjaja (Persero). Sehingga menimbulkan ketakutan terhadap diri
Hal 19 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Termohon, yaitu apabila Termohon tidak mau menandatangani perjanjian
aquo, maka usaha Termohon menjadi
berhenti.;--------------------------------------------------------------------------------
---

43 Bahwa karena adanya ketidakseimbangan dalam perjanjian tersebut, maka


Termohon telah mengajukan upaya hukum untuk membatalkan perjanjian
tersebut ke Badan Arbitrase Nasional Indonesia.;------------------

44 Bahwa dengan demikian, dasar dari Permohonan Pernyataan Pailit yang


diajukan oleh Para Pemohon aquo bersumber dari Perjanjian yang
mengandung paksaan sehingga menimbulkan ketakutan bagi Termohon.
Oleh karenanya, Permohonan Pernyataan Pailit aquo haruslah ditolak atau
setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.;-------------------------

Exceptio Peremptoria

PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT AQUO TIDAK DAPAT


DIPERKARAKAN KARENA TERMOHON TELAH MENGAJUKAN
GUGATAN PEMBATALAN PERJANJIAN DAN TUNTUTAN GANTI
KERUGIAN ATAS PERBUATAN WANPRESTASI YANG DILAKUKAN
OLEH PT PUPUK SRIWIDJAJA (PERSERO) DAN TERMOHON TIDAK
MEMPUNYAI UTANG YANG TELAH JATUH TEMPO DAN DAPAT
DITAGIH KEPADA PARA PEMOHON

45 Bahwa Permohonan Pailit yang diajukan oleh Para Pemohon sama sekali
tidak dapat diperkarakan oleh Para Pemohon, karena Termohon telah
terlebih dahulu mengajukan gugatan pembatalan perjanjian dan tuntuntan
ganti kerugian di BANI karena adanya perbuatan wanprestasi yang
dilakukan oleh PT Pupuk Sriwidjaja (Persero).;----------------------------

46 Bahwa oleh karenanya, Permohonan Pernyataan Pailit aquo hanyalah


merupakan itikat buruk dari Para Pemohon untuk menghindari tuntutan
Termohon di
BANI.;-----------------------------------------------------------------------

47 Bahwa dengan demikian, Permohonan Pernyataan Pailit aquo haruslah


ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.;---------------

Exceptio Litis Pendentis

PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT YANG DIAJUKAN OLEH PARA


PEMOHON MASIH BERGANTUNG PADA PEMERIKSAAN PERKARA
GUGATAN PEMBATALAN PERJANJIAN DAN TUNTUTAN GANTI
KERUGIAN YANG TELAH TERMOHON AJUKAN TERLEBIH DAHULU DI
BANI

48 Bahwa Permohonan Pernyataan Pailit yang diperkarakan oleh Para


Pemohon aquo sama dengan atau sedang diperkarakan juga oleh Termohon
di Badan Arbitrase Nasional Indonesia.;------------------------------

49 Bahwa dengan demikian, Permohonan Pernyataan Pailit aquo masih


tergantung pada pemeriksaan perkara yang diajukan oleh Termohon di
Badan Arbitrase Nasional Indonesia, karena didalam perkara yang telah
terlebih dahulu diajukan oleh Termohon termohon tersebut, justru PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero) – lah yang mempunyai utang kepada
Termohon.;-----------------------------------------------------------------------------
-----

50 Bahwa oleh karenanya, Permohonan Pernyataan Pailit aquo haruslah ditolak


atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.;---------------

Exceptio Non Adimpleti Contractus

ANTARA TERMOHON DENGAN PARA PEMOHON TELAH TERLEBIH


DAHULU ADA SENGKETA DI BADAN ARBTIRASE NASIONAL
INDONESIA, KARENA PARA PEMOHON TELAH TERLEBIH DAHULU
WANPRESTASI SEHINGGA TIDAK DAPAT MENUNTUT PRESTASI DARI
TERMOHON

51 Bahwa sekali lagi seandainyapun Perjanjian Penyediaan Bahan Baku dan


Utilitas serta Penyerahan Off Gas No.174/SP/Dir/2007 dan No.156/SMRJ/
Dirut/XII/2007 tanggal 27 Desember 2007 tetap dianggap terjadi antara
Termohon dengan Para Pemohon -quod non-, maka Termohon mohon
mengajukan exceptio non adimpleti contractus aquo.;-

52 Bahwa faktanya sebelum Para Pemohon mengajukan Permohonan


Pernyataan Pailit aquo, Termohon telah lebih dahulu mengajukan upaya
hukum di BANI, yaitu dengan mengajukan Gugatan Pembatalan perjanjian
dan tuntutan ganti rugi atas dasar adanya perbuatan wanprestasi yang
dilakukan oleh Para Pemohon yang merugikan
Termohon.;-----------------------------------------------------------------------------
----

53 Bahwa oleh karenanya, didalam gugatan yang diajukan oleh Termohon di


BANI aquo, justru Para Pemohon lah yang mempunyai utang kepada
Termohon. Dengan demikian, Permohonan Pernyataan Pailit aquo menjadi
tidak sederhana lagi, karena apabila Termohon telah mengajukan exceptio
Hal 21 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.
non adimpleti contractus, maka sesuai dengan asas audi et alteram partem,
maka para pihak yang bersengketa harus saling membuktikan dalil-dalilnya,
sehingga dengan demikian proses pembuktiannya menjadi tidak sederhana
lagi dan diperlukan proses peradilan umum (in casu BANI sebagaimana
diperjanjikan) untuk menyatakan siapa sebenarnya yang telah yang
mempunyai utang dan siapa sebenarnya yang wanprestasi terlebih
dahulu.;--------------------------

54 Bahwa upaya hukum Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan Para


Pemohon aquo adalah merupakan itikad buruk dari Para Pemohon saja guna
menghindari sengketa yang diajukan oleh Termohon di BANI.-------

55 Bahwa karena faktanya antara Termohon dengan Para Pemohon masih ada
sengketa dimana ada pelanggaran atas suatu perjanjian yang dilakukan oleh
Para Pemohon terhadap diri Termohon, maka Permohonan Pailit yang
diajukan oleh Para Pemohon eksistensi utangnya tidak dapat dibuktikan
secara sederhana dan utang yang dijadikan dasar Permohonan Pailit belum
pasti, sehingga belum jatuh tempo dan tidak dapat
ditagih.;-------------------------------------------------------

56 Bahwa Termohon mohon menunjuk Yurisprudensi Mahkamah Agung yang


pada pokoknya kaidah hukumnya adalah “Bahwa Pengadilan Niaga
HARUS MENOLAK menjatuhkan putusan pailit, apabila ada fakta atau
keadaan yang memerlukan pembuktian yang tidak sederhana”, antara lain
sebagai berikut :-----------------------------------------------------------
a Putusan Kasasi Niaga No.023K/N/1999 antara PT Waskita Karya (Persero)
melawan PT Mustika Princess Hotel.;-----------------------------
b Putusan Peninjauan Kembali Niaga No.020PK/N/2000 antara BPPN
melawan PT Davomas Abadi Tbk.;----------------------------------------------
c Putusan Kasasi Niaga No.03K/N/2000 antara Bernard Ibnu Hardjojo
melawan Hashim Ibnu Djojohadikusumo.-------------------------------------
d Putusan Peninjauan Kembali Niaga No.13PK/N/2002 antara PT Bank Niaga
Tbk melawan PT Barito Pacific Timber Tbk.;-----------------
e Putusan Kasasi Niaga No.018K/N/2000 antara BPPN melawan PT Sumi
Asih.;-----------------------------------------------------------------------------

57 Bahwa selanjutnya Termohon mohon menunjuk Yurisprudensi Mahkamah


Agung RI No.704 K/Pdt.Sus/2012, antara PT Telekomunikasi Seluler
(Telkomsel) selaku Termohon Pailit dengan PT Prima Daya Informatika
selaku Pemohon Pernyataan Pailit yang kaidah hukumnya pada pokoknya
menyatakan bahwa Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan oleh
Pemohon Pernyataan Pailit ditolak karena Pemohon Pernyataan Pailit
melakukan pelanggaran perjanjian terhadap Termohon Pailit sehingga
eksistensi utang tidak dapat dibuktikan secara
sederhana.;------------------------------------------------------------------------------
--

58 Bahwa Termohon mohon mengutip doktrin dari PROF. DR. PAULUS E


LOTULUNG, S.H. tanggal 16 Mei 2000 tentang "PENGERTIAN
TENTANG PEMBUKTIAN SECARA SEDERHANA DALAM
KEPAILITAN" yang Termohon kutip dari Putusan No. 43/Pailit/2004/
PN.Niaga.Jkt.Pst. sebagai berikut :-------------------------------

"Ada banyak hal yang dapat menyebabkan pemeriksa-an perkara dan


pembuktiannya tidak bisa dilakukan secara mudah, sederhana, dan cepat.
Salah satu hal diantaranya adalah apabila terdapat perjanjian yang timbal
balik, dimana kedua belah pihak (kreditur dan debitur) masing-masing
mempunyai hak dan kewajiban yang timbal balik dan harus dipenuhi.
Misalnya : Jual - Beli.
Penjual berkewajiban untuk menyerahkan barangnya dan berhak atas
pembayaran harga barang, tapi sebaliknya juga pembeli berkewajiban
untuk membayar harga barang dan berhak atas penyerahan barang yang
bersangkutan.
Dalam hal ini, dapat terjadi bahwa pembeli melakukan gugatan terhadap
penjual untuk menyerahkan barang, tetapi kemudian pihak penjual
mengajukan eksepsi bahwa gugatan itu belum waktunya untuk diajukan
atau tidak dapat diajukan oleh sipembeli, sebab pembeli itu sendiri justru
belum memenuhi prestasinya, yaitu harus membayar harga barang.
Disini pihak penjual tersebut mengajukan "exceptio non adimpleti
contractus"
Maka kedua belah pihak akan mendapat kesempatan yang sama untuk
didengar dan saling melakukan pem-buktian, atas dasar prinsip "Audi et
alteram partem":
Dalam proses pembuktian demikian akan dapat terjadi berbagai upaya
hukum, misalnya gugatan rekonpensi, intervensi masuknya pihak ke-III,
penyitaan, dsb. sehingga proses pembuktiannya dimungkinkan akan bisa
kompleks.
Atas dasar hipotesa demikian maka apabila dalam suatu proses
permohonan pailit, ternyata pihak termohon mengajukan "exceptio non
adimplatio contractus" sehingga eksistensi adanya hutang itu sendiri masih
dapat diperdebatkan (bukan sekedar tentang besarnya hutang), dan
Pengadilan dapat menerima alasan tersebut, maka fakta dan keadaan atau
eksistensi hutang tersebut tidak dapat dibuktikan secara mudah dan
sederhana (summir).
Adalah lain halnya, apabila yang diperdebatkan itu hanyalah tentang
jumlah besarnya hutang, sedangkan adanya atau eksistensi hutangnya itu
sendiri sudah jelas terbukti dan tidak dipermasalahkan.
Maka dalam hal demikian tidak terbuka kemungkinan untuk mengajukan
"exceptio non adimpletio contractus".
Tentang besar-kecilnya jumlah hutang tersebut akan dapat ditentukan
dalam rapat verifikasi atau rapat pencocokan hutang, sesudah debitur
Hal 23 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.
dinyatakan pailit dalam putusan Hakim (Lihat pasal 104, dst. Undang-
Undang Kepailitan 1998).
Apabila tidak dapat diperiksa melalui proses kepailitan, maka kasus yang
bersangkutan akan selalu dapat diajukan melalui proses perkara perdata
biasa ke Pengadilan Negeri dengan hukum acara perdata biasa.
Kesimpulan:
Untuk tepatnya dijatuhkan putusan pailit atau dinyata-kan pailit terhadap
debitur haruslah diingat akan dua ketentuan yaitu:
(1). Pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan adanya syarat-syarat kepailitan,
yaitu:
a. Debitur mempunyai utang kepada dua atau lebih kreditur.
b. tidak membayar sedikitnya satu hutang.
c. Hutang yang tidak dibayar tersebut sudah jatuh waktu (tempo) dan
dapat ditagih.
(2). Pasal 6 ayat (3) yang menyebutkan bahwa untuk persyaratan-
persyaratan tersebut diatas harus didasarkan pada fakta atau keadaan
yang terbukti secara sederhana atau dapat dibuktikan secara summir.
KEDUA KETENTUAN TERSEBUT MERUPAKAN GABUNGAN
KUMULATIF YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN OLEH HAKIM
MANAKALA MENGHADAPI KASUS PER-MOHONAN KEPAILITAN
MENURUT HUKUM POSITIF YANG BERLAKU (UNDANG-UNDANG
KEPAILITAN TAHUN 1998).
HALMANA BERSIFAT UNIVERSAL, YANG BERLAKU BAIK DI
NEDERLAND MAUPUN NEGARA-NEGARA CIVIL-LAW LAINNYA.
" (akhir kutipan makalah dari Prof Dr. Paulus Effendie Lotulung, S.H).”

59 Bahwa dengan demikian, berdasarkan uraian diatas Permohonan Pernyataan


Pailit aquo haruslah ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat
diterima.;--------------------------------------------------------------------

B Dalam Pokok Perkara

60 Bahwa Termohon, mohon agar apa yang telah Termohon uraikan dalam
bagian eksepsi diatas menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan bagian
pokok perkara ini.---------------------------------------------------------------

61 Bahwa Termohon dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil Permohonan


Para Pemohon aquo, kecuali yang secara tegas Termohon akui
kebenarannya.;-------------------------------------------------------------------------
---

TERMOHON TIDAK MEMPUNYAI HUBUNGAN HUKUM KEPADA PARA


PEMOHON. PERMOHONAN AQUO TIDAK MEMENUHI SYARAT PASAL 2
AYAT (1) UU NO.37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN
PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG
62 Bahwa Termohon tidak mempunyai hubungan hukum dengan PT Pupuk
Indonesia Holding Company (Persero) in casu Pemohon I dan kepada PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang in casu Pemohon II.;-------------

63 Bahwa hubungan hukum yang terjadi adalah antara Termohon dengan PT


Pupuk Sriwidjaja (Persero) berdasarkan Perjanjian tentang Penyediaan
Bahan Baku dan Utilitas serta Penyerahan Produk Samping No. 003/SP/
DIR/III/3-91dan No. 27/SMR/III/1991 tanggal 11 Maret 1991 beserta 8
(delapan) addendumya dan Perjanjian Penyediaan Bahan Baku dan Utilitas
serta Penyerahan Off Gas No.174/SP/Dir/2007 dan No.156/SMRJ/Dirut/
XII/2007 tanggal 27 Desember 2007.;-------------------

TERMOHON TIDAK MEMILIKI UTANG TERHADAP PARA PEMOHON

64 Bahwa Termohon juga tidak mempunyai hubungan utang kepada Para


Pemohon.;-------------------------------------------------------------------------------
---

65 Bahwa seandainyapun Berita Acara Rekonsiliasi tanggal 13 Oktober 2010


tersebut benar dan sah -quod non-, maka utang Termohon adalah kepada PT
Pupuk Sriwidjaja (Persero), bukan kepada Para Pemohon, karena Berita
Acara Rekonsiliasi tersebut dibuat oleh Termohon dengan PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero).;------------------------------------------------------

EKSISTENSI UTANG BELUM JELAS SEHINGGA UTANG BELUM PASTI,


BELUM JATUH TEMPO DAN BELUM DAPAT DITAGIH

66 Bahwa seandainyapun Termohon mempunyai hubungan hukum dan utang


dengan Para Pemohon -quod non-, karena eksistensi utang belum jelas
maka utang aquo belum jatuh tempo dan dapat ditagih serta tidak dapat
dibuktikan secara sederhana karena :------------------------------

1 Termohon telah mengajukan upaya hukum gugatan pembatalan


perjanjian dan tuntutan ganti kerugian atas perbuatan wanprestasi
yang dilakukan oleh PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) di BANI,
dengan demikian justru Para Pemohon-lah yang mempunyai hutang
kepada Termohon (non adimpleti
contractus).;----------------------------------------------

2 Bahwa yang bertindak sebagai kreditur didalam Permohonan Pailit


aquo tidak jelas, karena meskipun Para Pemohon telah mendalilkan
bahwa Termohon hanya mempunyai utang kepada Pemohon II,
lantas mengapa Pemohon I juga ikut mengajukan Permohonan Pailit
dalam perkara aquo? Hal tersebut menunjukkan bahwa Para
Pemohon sendiri masih ragu-ragu dan tidak yakin siapakah
sebenarnya yang mempunyai legal standing menjadi kreditur
berdasarkan Perjanjian Penyediaan Bahan Baku dan Utilitas serta

Hal 25 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


Penyerahan Off Gas No.174/SP/Dir/2007 dan No.156/SMRJ/ Dirut/
XII/2007 tanggal 27 Desember 2007 tersebut.;-------------

3 Bahwa dengan demikian, berdasarkan uraian tersebut diatas, jelas


bahwa perkara aquo tidak dapat dibuktikan dengan sederhana,
karena Termohon telah terlebih dahulu mengajukan upaya hukum
gugatan wanprestasi dan pembatalan perjanjian terhadap PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero), serta belum jelas siapa yang mempunyai
hubungan hukum dan utang kepada
Termohon.---------------------------------

BERITA ACARA REKONSILIASI Hutang Piutang PT Sri Melamin Rejeki


dengan PT Pupuk Sriwidjaja (PT Pusri) tanggal 13 Oktober 2010 TIDAK SAH
DAN TIDAK MENGIKAT TERMOHON karena tidak ditandatangani oleh
direksi perseroan

67 Bahwa kemudian utang yang didalilkan Para Pemohon dalam Permohonan


Pernyataan Pailit pada angka 1 mendasarkan kepada Berita Acara
Rekonsiliasi Hutang Piutang PT Sri Melamin Rejeki dengan PT Pupuk
Sriwidjaja (PT Pusri) tanggal 13 Oktober 2010 yang tidak mengikat
Termohon karena Berita Acara Rekonsiliasi Hutang Piutang PT Sri
Melamin Rejeki (PT SMR) dengan PT Pupuk Sriwidjaja (PT Pusri) tanggal
13 Oktober 2010 tidak ditandatangani oleh Direksi masing-masing
perseroan, namun hanya ditandatangani oleh staf dari kedua perseroan yang
kemudian tidak di tindaklanjuti dengan pernyataan persetujuan dari masing-
masing Direksi perseroan. Oleh karenanya, Berita Acara Rekonsiliasi
tersebut tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat kepada
Termohon serta bukan merupakan bukti
utang.;----------------------------------------------------------------

68 Bahwa seharusnya Berita Acara Rekonsiliasi tersebut ditandatangani oleh


masing-masing Direksi, dimana Termohon seharusnya diwakili oleh Drs.
Prakosa selaku Direktur Utama dan/atau Ir. Partedjo Mawarto selaku
Direktur Produksi dan/atau Ir. Yonatan Bowo Parmono selaku Direktur
Keuangan (Para Direksi perseroan) berdasarkan akta No.38, tanggal 18
Oktober 2006, Notaris Benny Kristianto, SH., notaris di
Jakarta.;---------------------------------------------------------------------------------
----

69 Bahwa selain itu, Berita Acara Rekonsiliasi tersebut juga tidak didahului
oleh Surat Kesepakatan sebagaimana disyaratkan didalam Pasal 11.3
Perjanjian Penyediaan Bahan Baku dan Utilitas serta Penyerahan Off Gas
No.174/SP/Dir/2007 dan No.156/SMRJ/Dirut/XII/2007 tanggal 27
Desember 2007 yang berbunyi sebagai berikut :--------------------------------
“Harga-harga yang tercantum pada Pasal 11 ayat 11.1.ini akan ditinjau
ulang bulan Januari 2008 dan berikutnya setiap 6 (enam) bulan sekali.
Penyesuaian harga yang disepakati dari peninjauan tersebut dituangkan
dalam bentuk Surat Kesepakatan yang ditandatangani PARA PIHAK dan
merupakan bagian serta satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.”

70 Bahwa oleh karenanya, dasar Permohonan Pernyataan Pailit aquo berupa


Berita Acara Rekonsiliasi tanggal 13 Oktober 2010 tersebut tidak mengikat
Termohon, bukan merupakan bukti utang dan seandainyapun Berita Acara
Rekonsiliasi tersebut sah -quod non-, maka utang tersebut telah
lunas.;--------------------------------------------------------------------------------

BUKAN PERKARA SEDERHANA

PEMBUKTIAN EKSISTENSI UTANG YANG MENDASARI PERMOHONAN


PAILIT PARA PEMOHON AQUO TIDAK SEDERHANA, KARENA
TERMOHON TELAH TERLEBIH DAHULU MENGAJUKAN GUGATAN
TERHADAP PARA PEMOHON DI BANI, SEHINGGA TIDAK MEMENUHI
KETENTUAN PASAL 8 AYAT 4 UNDANG-UNDANG NO. 37 TAHUN 2004
TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN
UTANG

71 Bahwa Termohon mohon mengutip pendapat dari Dr. Hotman Paris


Hutapea SH., MH., didalam disertasinya yang berjudul “Kepailitan
Berdasarkan Obligasi Dijamin (Guaranteed Secured Note) Yang Diterbitkan
Oleh Perusahaan Special Purpose Vehicle (SPV) Di Luar Negeri Serta
Dijamin Oleh Perusahaan Indonesia”, Program Studi Ilmu Hukum, pada
Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, sebagai berikut :-

“Dalam beberapa kasus suatu utang dianggap tidak dapat dibuktikan


secara sederhana karena majelis hakim sulit memposisikan para pihak
sebagai kreditor dan debitor, misalnya termohon pailit mengajukan
suatu “exceptio non adiplemti contractus”, seperti dalam kasus Waskita
Karya melawan PT Mustika Princess Hotel. Karena terlihat adanya
indikasi bahwa Pemohon dan Termohon pailit masing-masing
berkedudukan sebagai debitor dan kreditor, maka utang tidak dapat
lagi dibuktikan dengan sederhana.”

72 Bahwa sebagaimana telah Termohon sampaikan diatas, sejalan dengan


pendapat Prof. Dr. Paulus E. Lotulung, SH, bahwa pembuktian utang
piutang yang terjadi antara Termohon dengan Para Pemohon tidak
sederhana, karena Para Pemohon telah mengajukan upaya hukum di BANI
berupa tuntutan ganti kerugian atas dasar wanprestasi dan juga pembatalan
perjanjian (exceptio non adimpleti contractus).;------------------

Hal 27 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


73 Bahwa oleh karenanya, upaya Para Pemohon mengajukan permohonan
Pernyataan pailit tersebut, membuktikan adanya itikad buruk Para
Pemohon untuk menghindari proses persidangan di BANI, yang mana jelas
akan mengungkap semua perbuatan wanprestasi PT Pusri (Persero) terhadap
Termohon, serta akan membuktikan justru Para Pemohon lah yang
mempunyai utang/kewajiban kepada Termohon.;------

74 Bahwa oleh karenanya Permohonan Pernyataan Pailit aquo haruslah


ditolak.;----------------------------------------------------------------------------------
-----

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, sudilah kiranya apabila Majelis Hakim
pemeriksa perkara aquo mengadili dan memutuskan sebagai berikut :---

Dalam Eksepsi
1 Menerima eksepsi dari Termohon untuk seluruhnya;-------------------------------
2 Menyatakan Permohonan Pailit aquo tidak dapat diterima.;-----------------------

Dalam Pokok Perkara


1 Menolak Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan oleh Para Pemohon aquo
untuk seluruhnya ;---------------------------------------------------------------------
2 Menghukum Para Pemohon untuk membayar biaya perkara aquo.;-----------

Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil Permohonannya Kuasa


Pemohon telah mengajukan bukti surat berupa fotocopy yang telah dilegalisir dan
diberi materai secukupnya dan diberi tanda P-1 sampai dengan P-12, sebagai berikut:
1. Bukti P-1 : Fotocopy sesuai dengan aslinya Berita Acara Rekonsiliasi
Hutang-Piutang PT.Pupuk Sriwidjaja (PT.Pusri) Dengan
PT.Sri Melamin Rejeki (PT.SMR) Atas pengambilan
Bahan Baku, Utiloitas dan lain-lain tanggal 13 Oktober
2010;------------------------------
2. Bukti P-2 : Fotocopy sesuai dengan aslinya Surat No.U-727/
Q410.KU/2011, tanggal 02 Februari 2011;--------
3. Bukti P-3 : Fotocopy Surat Perjanjian antara PT.Pusri (Persero) dengan
PT.Sri Melamin Rejeki (PT.SMR) tentang Penyediaan
Bahan Baku dan utilitas serta Penyerahan Off Gas Nomor
: 174/SP/DIR/2007 dan Nomor : 156/ SMRJ/ DIRUT/
XII/2007, tanggal 27 Desember
2007 ;-----------------------------------------------
4. Bukti P-4 : Fotocopy sesuai dengan aslinya Akte Notaris Fathiah
Helmi,SH., No.56 yang merupakan Akta Pemisahan
Sebagian Aktiva dan Pasiva (Spin Off) PT.Pupuk
Sriwidjaja (Persero) kepada PT.Pupuk Sriwidjaja
Palembang ;---------------------------------------
5. Bukti P-5 : Fotocopy sesuai dengan aslinya Surat No.01/Somasi/ BIY&P-
Pusri/IX/2012 tanggal 3 September 2012 Perihal : Somasi
1 (satu) ;------------
6. Bukti P-6 : Fotocopy sesuai dengan aslinya Surat No.02/Somasi/ BIY&P-
Pusri/IX/2012 tanggal 12 September 2012 Perihal :
Somasi 1 (satu) ;------------
7. Bukti P-7 : Fotocopy sesuai dengan aslinya Akta Notaris Nanda Fauz
Iwan,SH No.03 tanggak 3 April 2012 Tentang Perubahan
Nama dan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan
(Persero) PT.Pupuk Sriwidjaja menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT.Pupuk Indonesia berikut
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No.AHU-17695.AH.01.02, Tahun
2012 tanggal 5 April 2012 Tentang Persetujuan
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan (Persero) PT.Pupuk
Indonesia;
8. Bukti P-8 : Fotocopy Berita Acara Rekonsilisasi Hutang-Piutang antara
PT.Pupuk Sriwidjaja dengan PT.Sri Melamin Rejeki
tanggal 19 Agustus 2009 ;--------------------------
9. Bukti P-9 : Fotocopy Berita Acara Rekonsilisasi Hutang-Piutang antara
PT.Pupuk Sriwidjaja dengan PT.Sri Melamin Rejeki
tanggal 19 April 2000 ;------------------------------
10. Bukti P-10 : Fotocopy Berita Acara Rekonsilisasi Hutang-Piutang antara
PT.Pupuk Sriwidjaja dengan PT.Sri Melamin Rejeki
tanggal 23 Januari 2001 ;--------------------------
11. Bukti P-11 : Fotocopy sesuai dengan aslinya Pernyataan Keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT,Pupuk
Sriwidjaja ;---------------------------------
12. Bukti P-12 : Fotocopy sesuai dengan aslinya Pernyataan Keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT.Pupuk
Sriwidjaja ;---------------------------------

Hal 29 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


Menimbang, bahwa Pemohon telah menghadapkan pula seorang AHLI kemuka
persidangan bernama DR.ANDREY U.SITANGGANG, SH., MH.,SE, yang telah
didengar pendapatnya dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai
berikut :---------------------------------------------------------------------

• Bahwa Ahli adalah seorang pengajar dan pelatih bagi calon-calon kurator
dan pengurus serta praktisi yang mendalami hukum Kepailitan.

• Bahwa pengertian sederhana telah menjadi milik publik. Sederhana ini


harus dibuktikan adalah pasal 2 ayat 1untuk syaratnya pailit apakah ada
utang atau apakah minimum ada dua kreditur, apakah memang salah satu
utang telah jatuh tempo dan wajib dibayar. Jadi dengan mudah harus
terlihat fakta-fakta.

• Bahwa di dalam perjanjian bisnis istilah set off atau rekonsiliasi adalah hal
yang lazim dimana ada satu transaksi atau rangkaian transaksi atau klaim
dari masing-masing pihak yang dirundingkan, dicocokkan satu dengan
yang lain, yang memang menjadi tidak sederhana.

• Bahwa dalam hukum memperjumpakan kewajiban yang satu terhadap


kewajiban yang lain diperbolehkan, namun prosesnya tidak mudah karena
mungkin sudah terjadi banyak rangkaian transaksi yang harus dicocokkan.

• Bahwa apabila para pihak telah melakukan suatu pencocokkan, rekonsiliasi


maka keruetan itu sebenarnya sudah berakhir karena hubungan utang
piutang telah tertuang di dalam rekonsiliasi.

• Bahwa arbitrase tidak menghentikan atau tidak mengurangi hak pihak-


pihak mengajukan Kepailitan sepanjang memenuhi pasal 2 ayat 1 undang-
undang Kepailitan. Hal ini dapat dilihat di dalam pasal 303.

• Bahwa sita pidana oleh kepolisian atau kejaksaan dapat saja terhadap
barang yang telah disita umum sepanjang barang tersebut benar-benar
terkait dengan tindak kejahatan.

• Bahwa adanya sanggahan terhadap utang dapat dipandang sebagai indikasi


proses pembuktian tidak sederhana.
• Bahwa suatu bantahan harus dilihat berdasar atau tidak dan bukan hanya
sekedar menyangkal, yang terpenting adalah ada yang berhutang, soal
jumlah tidak harus jumlah yang pasti.

• Bahwa jumlah yang tidak pasti dapat dilakukan pada tahap verifikasi.

• Bahwa istilah exceptio non adempleti contractus mengandung pula


pengertian kedua belah pihak sama-sama tidak memenuhi kewajibannya

• Bahwa pegertian jatuh tempo dapat dilihat kepada dokumen karena dalam
perjanjian selalu disebutkan kapan harus dilaksanakan pembayaran. Tetapi
kalau tidak ditentukan dapat dilihat dari sisi praktik kebiasaan. Dalam
banyak praktik ada penagihan terlebih dahulu.

• Bahwa dalam hal hutang masih disangkal maka belum relevan


membicarakan jatuh tempo.

• Bahwa rekonsiliasi adalah memberikan kesempatan pada para pihak


menghitung hak dan kewajiban masing-masing, dan rekonsiliasi secara teknis
harus diketahui oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Menimbang bahwa melalui Pemohon telah diserahkan pula surat bukti dari
Kreditur Lain PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, berupa surat yang berisi
keterangan bahwa PT. Sri Melamin Rejeki (Termohon) adalah Debitur dari PT
Bank Mandiri Tb, yang ditandai bukti KL-1, -----------------

Menimbang, bahwa sebaliknya dalam meneguhkan dalil sangkalannya Kuasa


Termohon telah mengajukan bukti surat berupa fotocopy yang telah dilegalisir dan
diberi materai secukupnya yang diberi tanda bukti T-1 sampai dengan bukti T-4,
sebagai berikut :----------------------------------------------------------

1. Bukti T-1 : Fotocopy sesuai aslinya Permohonan Tuntutan ganti


kerugian akibat Ingkar Janji (Wanprestasi), register perkara
No.475 / VIII/ARB.BANI/2012, tanggal 31 Agustus 2012 di
Badan Arbitrase Nasional Indonesia ;-
2. Bukti T-2A : Fotocopy sesuai aslinya Putusan Peninjauan Kembali
No.26PK/N/1999, tanggal 8 Desember 1999, antara
Canadian Imperial Bank Of Commerce melawan
PT.Hutama Karya Persero; ------------------------------------

Hal 31 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


3. Bukti T-2B : Fotocopy sesuai aslinya Putusan Kasasi No.21K/ N/2000,
tanggal 26 Juli 2000 antara The Hongkong Chinese Bank
LTD melawan PT.DOK & Perkapalan Kodja Bahari
(Persero) ;----------------------------------------
4. Bukti T-2C : Fotocopy sesuai aslinya Putusan Kasasi Niaga No.023/ K/
N/1999, tanggal 16 Agustus 1999, antara PT.Waskita Karya
melawan PT.Mustika Princess
Hotel;-----------------------------------------------------------------

5. Bukti T-2D : Fotocopy sesuai aslinya Putusan Peninjauan Kembali Niaga


No.020PK/N/2000, tanggal 22 Februari 2001, antara BPPN
melawan PT.Davomas Abadi Tbk;---------
6. Bukti T-2E : Fotocopy sesuai aslinya Putusan Kasasi Niaga No.03K/
N/2000, tanggal 24 Januari 2000, antara Bernard Ibnu
Hardjojo melawan Hashim Ibnu
Djojohadikusumo;-------------------------------------------------
7. Bukti T-2F : Fotocopy sesuai aslinya Putusan Peninjauan Kembali Niaga
No.13PK/N/2002, tanggal 30 Mei 2002 antara PT.Bank
Niaga TBK melawan PT.Barito Pacific Timber
TBK;------------------------------------------------------------------
8. Bukti T-2G : Fotocopy sesuai aslinya Putusan Kasai Niaga No.018K/
N/2000, tanggal 8 Juni 2000, antata BPPN melawan
PT.Sumi Asih ;----------------------------------------
9. Bukti T-2H : Fotocopy dari copy Pendapat Prof.DR.Paulus E.Lotulung,
didalam makalah tanggal 16 Mei 2000 dengan judul
“Pembuktian tentang Pembuktian secara sederhana dalam
Kepailitan ;----------------------------------
10. Bukti T-2i : Fotocopy dari copy Berita dari Wabsite Kompas.COM,
tanggal 22 November 2012, dengan judul” MA : Telkomsel
tak jadi pailit” ;---------------------------------------
11. Bukti T-3 : Fotocopy sesuai aslinya Akta Pernyataan Keputusan Rapat
PT.SRI MELAMIN REJEKI No.38, tanggak 18 Oktober
2006, Benny Kristianto,SH., Notaris di Jakarta
12. Bukti T-4 : Fotocopy sesuai aslinya Akta Risalah Rapat Umum
Pemegang Saham luar biasa PT.SRI MELAMIN REJEKI
No.37, tanggal 25 Juli 2012, Anne Meyanne Alwie,SH.,
Notaris di Jakarta ;--------------------------------

Menimbang, bahwa Termohon telah menghadapkan pula 2 (dua) orang AHLI


yang masing-masing telah memberikan pendapat yang pada pokoknya sebagai
berikut :-----------------------------------------------------------------------------------

I. YAHYA HARAHAP,SH, dibawah sumpah akan memberikan pendapat yang akan


dikemukan, yang pada pokoknya sebagai berikut :----------
I
• Bahwa syarat untuk dinyatakan pailit dalam pasal 2 ayat (1) undang-undang
Kepailitan yaitu ada dua kretidur berhadapan dengan seorang debitur dan
hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.
• Bahwa berdasarkan pasal 2 ayat (1) dan dipertegas dalam penjelasan pasal 8
ayat (4) undang-undang Kepailitan, pembuktian itu dilakukan dengan cara
sederhana.
• Bahwa pembuktian sederhana disini mengandung arti bukti itu dapat langsung
secara terang benderang mebuktikan adanya hutang dan hutang itu telah jatuh
tempo.
• Bahwa exceptio non adimpleti contractus adalah bantahan yang bukan terhadap
cacat formil tetapi kepada substansi gugatan itu sendiri.
• Bahwa didalam perjanjian timbal balik masing-masing pihak memikul
kewajiban hukum utnuk memenuhi perjanjian.
• Bahwa pengertian exceptio non adimpleti contractus mengandung pengertian
bahwa kedua belah pihak sama-sama melakukan wanprestasi sehingga pihak
yang satu tidak berhak menuntut pihak yang lainnya.
• Bahwa adanya exceptio non adimpleti contractus berarti ada yang belum jelas
atau belum pasti.
• Bahwa masalah yang berkaitan dengan jatuh tempo adalah hal yang berkaitan
dengan pemenuhan kewajiban. Jika telah ditentukan tanggalnya maka hal itu
adalah jatuh tempo.
• Bahwa somasi adalah peringatan yang dilakukan apabila pihak debitur
meskipun telah jatuh tempo tidak melakukan pembayaran. jadi somasi itu
setelah jatuh tempo.
• Bahwa suatu kesepakatan atau perjanjian atara dua badan hukum (Perseroan)
harus ditandatangani oleh pihak yang memiliki kapasitas dan otoritas untuk itu,
yaitu direksi, kecuali masing-masing direksi itu memberikan kuasa kepada
seseorang atau pejabat didalam Perseroan itu.

• Bahwa berita acara rekonsiliasi yang hanya ditandatangani oleh masing-masing


pihak yang berkedudukan sebagai pejabat teknis atau operasional, sifatnya baru
merupakan usul yang harus dimintakan persetujuannya pada direksi masing-
masing, dan selanjutnya setelah ditandatangani oleh masing-masing direksi
itulah yang bersifat mengikat.

• Bahwa ahli belum pernah meneulis buku tentang kepailitan, tetapi pernah
menulis dalam bentuk tulisan-tulisan, kertas kerja. Dan juga banyak putusan-
putusan Ahli mengenai Kepailitan sewaktu Ahli masih menjadi Hakim.

• Bahwa jatuh tempo adalah batas waktu yang ditentukan dan disepakati didalam
perjanjian.

Hal 33 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


• Bahwa jika dalam suatu kasus hukum telah muncul persoalan siapa yang lebih
dahulu melakukan wanprestasi, maka disitu proses pembuktiannya menjadi
kompleks.

• Bahwa undang-undang (Kepailitan) tidak membuat batasan minimal jumlah


utang, yang tepenting ada utang yang tidak dibayar.

• Bahwa Ipso Jure Compensatur itu terjadi karena ada perjumpaan utang.

• Bahwa dalam suatu perjanjian yang tidak mengatur secara tegas tentang jatuh
tempo, maka Hakim dapat mempertimbangkan waktu jatuh tempo tersebut
pada alasan kepatutan (kepantasan).

• Bahwa suatu perusahaan yang tidak memiliki prospek lagi (tidak beroperasi)
dapat menjadi salah satu fator untuk dinyatakan pailit.

II. PROF. Dr. NINDYO PRAMONO,SH.,MS., dibawah sumpah memberikan


pendapat sebagai berikut ;--------------------------------------

• Bahwa Debitur dapat dinatakan pailit jika mempunyai minimal dua orang
Kreditur dan hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.
• Bhwa istilah sederhana tidak memiliki kriteria yang jelas atau patokan kaedah
yang jelas apa yang dmaksud dengan sederhana, mungkin bagi seseorang suatu
hal adalah sederhana tetapi pada orang lain tidak sederhana.
• Bahwa sederhana itu terkait erat dengan tujuan Kepailitan itu sendiri, yaitu
cepat dan efektif.
• Bahwa dalam makna sederhana, pembuktiannya bersifat sumir atau tidak harus
mengacu pada pembuktian sebagaimana dalam KUHPerdata
• Bahwa salah satu indikasi perkara itu tidak sederhana jika mengandung adanya
exceptio non adimpleti contractus.
• Bahwa jatuh tempo atau jatuh waktu itu ukurannya adalah tanggal atau hari
pada saat terakhir Debitur harus melaksanakan kewajibannya (prestasi).
• Bahwa dapat saja utang telah jatuh tempo tetapi belum dapat di tagih, misalnya
jika ada alsan force majeure.
• Bahwa syarat jatuh tempo dan dapat ditagi itu bersifat kumulatif.
• Bahwa suatu berita acara rekonsiliasi yang didalamnya masih memuat klausula
bahwa syarat-syarat tertentu masih akan ditentukan kemudian, belum dapat
disebut sebagai bukti adanya hutang sebagaimana dimaksud dalam Kepailitan.
• Bahwa dalam hukum perseroan, yang berhak mewakili dan melakukan
hubungan hukum dengan pihak ketiga dalah Direksi.

Menimbang, bahwa selanjutnya baik Pemohon maupun Termohon telah


mengajukan Kesimpulan tertanggal 19 Desember 2012 dan mohon Putusan ;--

Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terjadi dipersidangan sebagaimana


tercatat dalam berita acara sidang dipandang sebagai bagian yang merupakan satu
kesatuan dengan putusan ini ;-------------------------

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah


sebagaimana terurai diatas ;-------------------------------------------------------------------
DALAM EKSEPSI :
Menimbang, bahwa dalam materi jawabannya pihak Termohon telah
mengemukakan dalil-dalil eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut :---------
1 Exceptio Error In Persona (Gemis Aanhoedanigheid), yang menyebutkan
bahwa Termohon tidak mempunyai hubungan hukum dan tidak mempunyai
hutang terhadap para Pemohon, oleh karenanya para Pemohon tidak memiliki
Persona Standi In Judicio dalam mengajukan permohonan pailit
aquo. ;----------------------------------------------------------------------------------------
----
2 Exceptio Obscure Libel, yang menyebutkan bahwa Posita/dalil didalam
permohonan pailit yang diajukan oleh para Pemohon pailit aquo tidak saling
mendukung dan saling bertentangan satu sama lain sehingga menjadikan
permohonan pernyataan pailit aquo tidak jelas dan kabur.;------------------------
3 Exceptio Dilatoria, yang menyebutkan bahwa tuntutan pembayaran hutang
yang didalilkan oleh para Pemohn tidak dapat dibuktikan secara sederhana,
karena Termohon telah lebih dahulu mengajukan gugatan di BANI. Seandainya
pun benar Termohon mempunyai hutang terhadap Pemohon Quod Non maka
tuntutan pembayaran hutang tersebut prematur, belum jatuh tempo dan belum

Hal 35 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


dapat ditagih karena belum adanya kesepakatan mengenai harga sebagaimana
disyaratkan didalam pasal 11.3 perjanjian penyediaan bahan baku dan utilitas
serta penyerahan off gas No. 174/SP/DIR/2007 dan No. 156/SMRJ/DIRUT/
XII/2007 tanggal 27 Desember
2007.;----------------------------------------------------------------------------------------
-----
Permohonan pailit yang diajukan para Pemohonan aquo prematur, karena perjanjian
penyediaan bahan baku dan utilitas serta penyerahan off gas No.174/SP/DIR/2007
dan No.156/SMRJ/DIRUT/XII/2007 tanggal 27 Desember 2007 telah diajukan
upaya hukum pembatalan di BANI.;-------------
Berita acara rekonsiliasi tanggal 13 Oktober 2010 tidak sah dan tidak mengikat
Termohon, serta bukan merupakan bukti hutang.;-----------------------
Seandainyapun tuntutan pembayaran yang didalilkan oleh para pemohon
berdasarkan berita acara rekonsiliasi tanggal 13 Oktober 2010 benar dan sah -quod
non-, maka berarti hutang tersebut telah lunas, dengan demikian Termohon tidak
memiliki hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kepada para
Pemohon.;----------------------------------------------------------------------
4 Exceptio Non Adimpleti Contractus, yang menyebutkan bahwa antara
Termohon dengan para Pemohon telah terlebih dahulu ada sengketa di badan
arbtirase Nasional Indonesia, karena para Pemohon telah terlebih dahulu
wanprestasi sehingga tidak dapat menuntut prestasi dari Termohon, jadi
pembuktiannya tidak sederhana.;----------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Majelis Hakim setelah mencermati dalil-dalil eksepsi diatas,


memiliki pemahaman yang pada pokoknya sebagai berikut :----------------
1 Bahwa sepanjang mengenai eksepsi pada angka ke (2) yaitu eksepsi tentang
Obscure Libel, dalam pendapat Majelis Hakim bahwa dari uraian-uraian posita
permohonan telah cukup memberi gambaran tentang hal-hal yang dimohonkan,
demikian pula menyangkut uraian mengenai kedudukan para Pemohon dan
tidak nyata adanya saling pertentangan antara yang satu dengan yang lainnya
sebagaimana yang disebutkan Termohon.;----------------
2 Bahwa menyangkut eksepsi pada angka ke (1) tentang Error In Persona, eksepsi
pada angka ke (3) tentang eksepsi dilatoria dan eksepsi pada angka keempat
tentang Exceptio Non Adimpleti Contractus, dalam pendapat Majelis Hakim
materi-materi eksepsi dimaksud masih memerlukan pembuktian lebih lanjut, in
casu telah menyentuh substansi materi pokok perkara sehingga tidak tepat
diajukan pada tahap eksepsi ini.;-------------------

Menimbang, bahwa disamping itu, perkara permohonan kepailitan adalah


perkara yang bersifat khusus termasuk adanya batasan waktu pemeriksaan yang diatur
secara ketat sehingga seyogyanya pengajuan eksepsi harusnya dipandang sebagai
bagian jawaban pada pokok perkara ;-----

Menimbang, bahwa dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut cukup alasan


untuk menyatakan, eksepsi-eksepsi Termohon tidak dapat diterima pada tahapan
ini.;-----------------------------------------------------------------------------------------

DALAM POKOK PERKARA:

Menimbang, bahwa Pemohon telah mendalilkan, pihak Termohon memiliki


utang kepada Pemohon sejumlah Rp. 72.110.763.322,- (tujuh puluh dua milyar seratus
sepuluh juta tujuh ratus enam puluh tiga ribu tiga ratus dua puluh dua rupiah), dan USD
6.466.876,75.- (enam juta empat ratus enam puluh enamribu delapan ratus tujuh puluh
enam dollar, tujuh puluh lima sen dollar), yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih,
dan disamping itu Termohon juga memiliki utang pada Kreditur
lain ;---------------------------------------

Menimbang, bahwa utang Termohon kepada Pemohon tersebut lahir dari


Perjanjian Penyediaan Bahan Baku dan Utilitas serta Penyerahan Off Gas No. 174/SP/
DIR/2007-No.156/SMRJ/DIRUT/XII/2007 tanggal 27 Desember 2007.;-

Menimbang, bahwa dalil Pemohon tersebut telah ditanggapi oleh Termohon


dengan antara lain mengemukakan bahwa Termohon tidak mempunyai hubungan
hukum dan tidak memiliki utang pada para Pemohon dan juga eksistensi utang belum
jelas sehingga utang belum pasti, belum jatuh tempo dan belum dapat ditagih serta para
Pemohon telah terlebih dahulu wanprestasi sehingga tidak dapat menuntut prestasi dari
Termohon.;--------------

Menimbang, bahwa Majelis Hakim akan mempertimbangkan dalil-dalil


permohonan dan sangkalan para pihak tersebut beserta upaya pembuktiannya

Hal 37 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


bersamaan dengan bahasan menyangkut terpenuhi atau tidaknya syarat pernyataan
pailit ;---------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa syarat pernyataan pailit ditentukan dalam pasal 2 ayat (1)
dan pasal 8 ayat (4) Undang-Undang No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), meliputi:-----
1 Debitur yang mempunyai dua atau lebih
kreditur ;------------------------------------
2 Tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan
dapat
ditagih ;-----------------------------------------------------------------------------------
3 Adanya fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana ;--------------------

Menimbang, bahwa pasal 1 angka (3) Undang-Undang 37 tahun 2004 tentang


Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang merumuskan Debitur
sebagai orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau undang-undang yang
pelunasannya dapat ditagih dimuka pengadilan, sedangkan pada pasal 1 angka (2)
undang-undang 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan penundaan kewajiban pemayaran
utang, Kreditur diartikan sebagai orang yang mempunyai piutang karena perjanjian
atau undang-undang yang dapat ditagih dimuka
pengadilan.;------------------------------------------

Menimbang, bahwa dari bukti produk P.03 (berupa Surat Perjanjian antara PT
Pupuk Sriwidjaya dengan PT Sri Melamin Rejeki tentang Penyediaan Bahan Baku dan
Utilitas serta Penyerahan off Gas, meskipun bukti ini hanya berupa fotokopi akan tetapi
diakui oleh Pemohon secara tegas didalam Kesimpulannya), terungkap fakta adanya
perjanjian antara Pemohon dengan Termohon berupa penyediaan bahan baku dan
utilitas serta penyerahan off gas, yang memuat pokok perjanjian, bahwa PT Pupuk
Sriwidjaya akan memasok kebutuhan bahan baku dan utilitas kepada PT Sri Melamin
Rejeki dan sebaliknya PT Sri Melamin Rejeki akan mengirim off gas kepada PT Pupuk
Sriwidjaya.;-----------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa dengan bentuk perjanjian timbal balik semacam itu, in casu
Pemohon dapat berkedudukan sebagai kreditur yaitu dalam kedudukannya sebagai
pihak yang memasok bahan baku dan utilitas kepada Termohon selaku debiturnya,
tetapi pada sisi lain ia Pemohon dapat menjadi debitur dalam kedudukannya yang
menerima pasokan off gas dari pihak PT Sri
Melamin.;----------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang bahwa dengan fakta diatas, maka yang harus dibuktikan oleh
Pemohon adalah bahwa dalam kedudukannya sebagai kreditur (Pemasok bahan baku
dan utilitas) kepada Termohon selaku debiturnya, ia Pemohon telah melaksanakan
kewajibannya (memasok bahan baku dan utilitas), akan tetapi Termohon belum
melunasi kewajiban pembayaran atas harga bahan baku dan utilitas tersebut, sehingga
pihak Termohon menjadi pihak yang berutang pada
Pemohon.;----------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa dalam bukti produk P-01 berupa berita acara Rekonsiliasi
Hutang-Piutang PT Pupuk Sriwidjaja (PT Pusri) dengan PT Sri Melamin Rejeki (PT
SMR) atas pengambilan bahan baku, utilitas dan lain-lain, tertuang hal-hal yang pada
pokoknya sebagai berikut :---------------------------------
1 Saldo Hutang PT SMR kepada PT Pusri dalam mata uang Rupiah per tanggal
30 September 2010 sebesar Rp 72.110.763.322,- sebagaimana
terlampir ;---------------------------------------------------------------------------------
-------
2 Saldo Hutang PT SMR kepada PT Pusri dalam mata uang US Dollar per
tanggal 30 September 2010 sebesar USD 6.466.876,75. Jumlah tersebut
sudah termasuk selisih perhitungan harga pada butir3 & 4 di bawah in dengan
rincian sebagaimana terlampir.;-------------------------------------------------
3 Selisih harga perhitungan pemakaina Urea larutan dan Ammonia periode
bulan Juli s/d Desember 2008 dalam US dolar sebesar USD. 5,593, 074
(exclude PPN) sebagaiman
terlampir.;---------------------------------------------------
4 Selisih harga pemakaian Off Gas PT. SMR periode bulan Juli s/d Desember
2008 sebesar USD.2.901.424 (exclude PPN) sebagaimana terlampir.;---------

Menimbang, bahwa yang menjadi persoalan adalah, apakah berita acara


rekonsiliasi tersebut (P.01) adalah merupakan bukti terbitnya utang Termohon kepada
Pemohon.;-----------------------------------------------------------------

Hal 39 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


Menimbang, bahwa berita acara rekonsiliasi dimaksud (P.01) ditandatangani oleh
Tasripin (Assup. Piutang Keuangan) dan Sugiharto (Assup. Akuntansi Piutang) dari
pihak PT Pupuk Sriwidjaya (Pemohon) dan Nasrudin (Manajer Keuangan) dan Muliadi
(GM Adm. & Acot.) dari pihak PT Sri
Melamin.;--------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa bukti P.01 tersebut oleh pihak Termohon ditolak dengan
dalih bahwa berita acara tersebut bukan ditandatangani oleh direksi dan bukan pula
merupakan bukti utang.;----------------------------------------------------

Menimbang, bahwa keterangan ahli Termohon (M. Yahya Harahap) pada


pokoknya menerangkan antara lain, bahwa didalam praktek berita acara rekonsiliasi
yang hanya ditandatangani pejabat teknis atau pejabat operasional baru merupakan usul
yang selanjutnya dimintakan persetujuan (ditandatangani oleh
direksi). ;--------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa ahli lainnya dari Termohon (Prof. Dr. Nindyo Pramono SH,
MS berpendapat, bahwa berita acara Rekonsiliasi seperti P-01 belum dapat dinyatakan
sebagai bukti utang.;---------------------------------------------

Menimbang, bahwa dalam pendapat Majelis Hakim apabila P-01 (Berita Acara
Rekonsiliasi Utang Piutang) dibuat dengan mengacu pada surat perjanjian tentang
penyediaan bahan baku dan utilitas serta penyerahan off gas (P-03) maka, seyogyanya
berita acara rekonsiliasi utang piutang (P-01) tersebut ditanda tangani oleh pejabat
yang sama yang menanda tangani surat perjanjian penyediaan bahan baku dan utilitas
serta penyerahan off gas.;--------

Menimbang, bahwa akan tetapi dalam faktanya, surat perjanjian tentang


penyediaan bahan baku dan utilitas serta penyerahan off gas (P-03), masing-masing
ditanda tangani oleh Dadang Heru Kodri selaku Direktur Utama PT Pupuk Sriwijaya
dan Prakosa selaku Direktur Utama serta Yonatan Bowo Parmono selaku Direktur
Keuangan dari PT Sri Melamin Rejeki, sedangkan berita acara rekonsiliasi utang
piutang (P-01) hanya ditanda tangani oleh Tasripin (Assup. Piutang Keuangan) dan
Sugiharto (Assup. Akutansi Piutang) dari pihak PT Pupuk Sriwijaya dan Nasrudin
(Manajer Keuangan) dan Muliadi (GM Adm & Acot) dari pihak PT Sri Melamin
Rejeki. ;-----------------------------------
Menimbang, bahwa dengan fakta tersebut masih memunculkan persoalan apakah
orang-orang yang menanda tangani berita acara rekonsiliasi baik dari pihak PT Pupuk
Sriwijaya maupun dari PT Sri Melamin Rejeki adalah orang-orang yang kompeten
(Legal Standing) mewakili perusahaan-perusahaan
tersebut.;---------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa selanjutnya didalilkan oleh Pemohon, hutang Termohon


adalah sebesar Rp. 72.110.763.322,- (tujuh puluh dua milyar seratus sepuluh juta tujuh
ratus enam puluh tiga ribu tiga ratus dua puluh dua rupiah), dan USD 6.466.876,75.-
(enam juta empat ratus enam puluh enamribu delapan ratus tujuh puluh enam dollar,
tujuh puluh lima sen dollar), dan hutang tersebut telah jatuh tempo dan dapat ditagih
oleh Pemohon sesuai ketentuan pasal 12.3 dan 12.4 perjanjian penyediaan bahan baku
dan utilitas serta penyerahan off gas No. 174/SP/DIR/2007 ,No.156/SRMJ/DIRUT/
XII/2007 tanggal 27 Desember 2007 (vide:
P.03).;---------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Termohon selain menyangkali keabsahan dari berita acara


rekonsiliasi (P.01), mengemukakan pula masih adanya perbedaan dasar penghitungan
tagihan dalam berita acara rekonsiliasi tersebut karena PT Pupuk Sriwijaya (Pemohon)
telah menentukan kenaikan harga Urea larutan secara sepihak dan berlaku surut,
disamping itu Termohon berdalih tidak pernah memberikan persetujuan menyangkut
kenaikan harga Urea larutan dan Amoniak
tersebut. ;-------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa dari keseluruhan bukti surat yang diajukan oleh Pemohon
(P.01, P.02, P.03, P.04, P.05, P.06, P.07, P.08, P.09, P.10, P.11, P.12) tidak nyata
adanya produk surat-surat yang berkenaan dengan persetujuan mengenai kenaikan
harga Urea larutan sebagaimana menjadi dalil
Termohon.;------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa dengan fakta yang demikian dapat diterima dalil Termohon
bahwa penghitungan jumlah utang dengan merujuk pada adanya kenaikan harga urea
larutan merupakan langkah sepihak Pemohon dan seyogyanya masih memerlukan
pembuktian lebih lanjut.;------------------------------

Hal 41 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


Menimbang, bahwa terlebih lagi dalam dalil sangkalannya, pihak Termohon telah
mengemukakan bahwa pihak Pemohon telah pula dalam keadaan wanprestasi sehingga
tidak dapat menuntut prestasi dari Termohon (Exceptio Non Adimpleti
Contractus).;-------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Termohon telah mengajukan bukti surat T.01 berupa surat
permohonan tuntutan ganti kerugian akibat ingkar janji (Wanprestasi) tertanggal 31
Agustus 2012.;-------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa bukti surat T.01 tersebut memiliki cap terdaftar pada
sekretariat Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) tertanggal 31 Agustus 2012
dengan No. Register 4751/VIII/ARB-BANI/2012.;---------------------------------

Menimbang, bahwa bukti surat T.01 menunjukkan pula kesesuaian dengan salah
satu ketentuan pasal dalam bukti surat P.03 yaitu pasal 17 tentang Penyelesaian
Perselisihan yang antara lain menyebutkan, bahwa jika terjadi perselisihan pendapat
dalam rangka pelaksanaan perjanjian ini (vide: P.03), para pihak bersepakat untuk
menyelesaikannya secara musyawarah dan mufakat, dan jika itu tidak tercapai maka
kedua belah pihak bersepakat untuk menyelesaikannya pada Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI)
Jakarta.;----------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa dalam pendapat Majelis Hakim, meskipun ketentuan pasal


3.03 Undang-Undang No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang, menentukan bahwa suatu pengajuan perkara ke Arbitrase (adanya
klausula Arbitrase) tidak menghalangi suatu permohonan pailit, akan tetapi seyogyanya
para pihak yang telah bersepakat dalam suatu klausula arbitrase tetap memberi
penghargaan pada kesepakatan tersebut. In casu, seharusnya Pemohon bersedia
menyelesaikan terlebih dahulu adanya sengketa dengan Termohon melalui Arbitrase
yang telah mereka pilih bersama, dan pula perkara tersebut telah terdaftar pada Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) terhitung sejk tanggal 31 Agustus 2012 atau telah
terlebih dahulu ada sebelum Perkara Permohonan Kepailitan ini yang nyata terdaftar
pada registrasi Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tanggal 30 Oktober 2012 No. Reg 64/
Pailit/2012/PN Niaga Jkt Pst.;---------------------------

Menimbang, bahwa disamping itu, dari adanya bukti T.01 tersebut, patut
menimbulkan persangkaan, bahwa memang masih ada sengketa antara Pemohon
dengan Termohon khususnya menyangkut pihak mana yang telah wanprestasi dari
perjanjian yang telah mereka buat.;------------------------------------

Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangn-pertimbangan diatas, Majelis Hakim


pada akhirnya merangkum fakta-fakta hukum sebagai berikut :-------------
1 Bahwa masih terdapat sengketa mengenai keabsahan surat perjanjian yang
menjadi dasar terbitnya
utang.;------------------------------------------------------------
2 Bahwa masih terdapat sengketa mengenai keberadaan maupun jumlah
utang.;-------------------------------------------------------------------------------------
-------

3 Bahwa masih terdapat sengketa mengenai pihak mana yang wanprestasi dari
perjanjian diantara para pihak (Exception Non Adimpleti Contractus);----
4 Adanya sengketa mengenai wanprestasi yang sangat berhubungan dengan
materi permohonan kepailitan yang berada dalam penyelesaian Badan
Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI).;----------------------------------------------------

Menimbang, bahwa dengan fakta-fakta hukum diatas, Majelis Hakim tiba pada
kesimpulan bahwa pembuktian keberadaan utang dari Termohon sebagaimana
didalilkan dalam permohonan Pemohon sifatnya kompleks dan tidak sederhana, in casu
memerlukan suatu proses pembuktian lebih lanjut. (vide: Putusan Mahkamah Agung
RI No.834 K/Pdt.Sus/2009 tanggal 15 Desember 2009, dalam perkara antara PT Media
Nusantara Cipta Tbk, dkk melawan PT Cipta Televisi Pendidikan
Indonesia).;-------------------------------------

Menimbang, bahwa dengan demikian syarat pernyataan pailit sebagaimana yang


disyaratkan dalam pasal 8 ayat (4) dan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 37 tahun
2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang khususnya
syarat adanya fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana harus dipandang
tidak terpenuhi dan karenanya permohonan pernyataan pailit dari Pemohon harus
ditolak;------------

Hal 43 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.


Menimbang, bahwa hal-hal selebihnya yang telah saling dikemukakan (dalil-
dalil) atau diajukan (alat-alat bukti) oleh kedua belah pihak dipandang tidak cukup
relevan lagi untuk dipertimbangkan.;-----------------------------------------

Menimbang, bahwa karena permohonan pailit dinyatakan ditolak, maka


Pemohon dihukum untuk membayar biaya perkara.;------------------------------------

Memperhatikan Undang-Undang No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan


Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang serta peraturan perundang-undangan lain
yang bersangkutan.;----------------------------------------------------------

MENGADILI:

Dalam Eksepsi:
• Menyatakan eksepsi Termohon tidak dapat diterima ;--------------------------

Dalam Pokok Perkara:


• Menolak Permohonan Pernyataan Pailit Pemohon untuk seluruhnya;----

• Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.3.916.000,-


(Tiga juta sembilan ratus enam belas ribu rupiah) ;---------

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawarakatan Majelis Hakim


Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada hari: KAMIS, Tanggal 20 Desember 2012, oleh
kami: NAWAWI POMOLANGO, SH sebagai Hakim Ketua, LIDYA. S. PARAPAT,

SH, MH, dan KASIANUS TELAMBANUA SH, MH, masing-masing sebagai Hakim
Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari: JUMAT,

Tanggal 21 DESEMBER 2012 dan oleh dan dengan susunan Majelis Hakim yang
sama, dibantu oleh: MARYATI, SH, MH, sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri
Kuasa Pemohon dan Kuasa Termohon.;----

HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA MAJELIS

LIDYA.S. PARAPAT,SH,,MH., NAWAWI POMOLANGO, SH


KASIANUS TELAMBANUA,SH.,MH.,

PANITERA PENGGANTI,

MARYATI,SH.,MH.,

Hal 45 dari 42 hal Putusan No.64/Pailit/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Anda mungkin juga menyukai