Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN
a) Pap Smear
Syarat dilakukannya pap smear :
1) Sudah melakukan hubungan seksual
2) Tidak sedang menstruasi
3) Tidak sedang mengalami infeksi
4) Tidak melakukan hubungan seksual selama dua hari sebelum
pemeriksaan
5) Tidak menggunakan obat-obatan atau tampon yang
dimasukkan ke dalam vagina
6) Tidak boleh menggunakan cairan pembersih ke dalam vagina
Sedangkan untuk prosedur pelaksanaannya yaitu :
I. Persetujuan pemeriksaan
1) Ucapkan salam dan memperkenalkan diri
2) Tanyakan tentang identitas pasien serta keluhan utama dan
menggali riwayat
3) Jelaskanlah tentang prosedur pemeriksaan
4) Jelaskanlah tentang tujuan pemeriksaan
5) Jelaskanlah bahwa proses pemeriksaan mungkin akan
menimbulkan perasaan khawatir atau kurang
menyenangkan tetapi pemeiksa berusaha menghindarkan
hal tersebut
6) Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tujuan
pemeriksaan
7) Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan
II. Pemeriksaan alat
Alat yang akan dipakai klien :
 Kapas dan larutan antiseptic
 Speculum cocor bebek (Grave’s speculum)
 Penjepit kassa
 Spatula ayre
 Kapas lidi/cytobrush
 Spray atau wadah dengan etil alcohol 95%
 Meja instrument dan lampu sorot
 Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
 Objek glass dan label nama
Alat yang akan dipakai pemeriksa
 Sarung tangan DTT
 Apron dan baju periksa
 Sabun dan air bersih
 Handuk bersih dan kering
III. Mempersiapkan pasien
1) Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan
melepas pakaian dalam
2) Mempersilakan pasien untuk berbaring di bed ginekologi
3) Atur pasien dengan posisi litotomi
4) Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian
yang akan diperiksa
IV. Mempersiapkan diri
1) Cuci tangan kemudian keringkan dengan handuk bersih
2) Pakailah sarung tangan
V. Pemeriksaan
1) Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan,
menghadap ke aspekus genetalis
2) Lakukan inspeksi pada daerah vulva dan perineum
3) Ambil speculum dengan lengan kanan, masukkan ujung
telunjuk jari pada introitus (agar terbuka), masukkan ujung
speculum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa
tidak ada bagian yang terjepit) lalu dorong bilah ke dalam
lumen vagina
4) Setelah masuk setengah panjang bilah, putar speculum 90o
hingga tangkainya ke arah bawah. Atur bilah atas dan bilah
bawah (hingga masing-masing bilah menyentuh dinding
atas dan bawah vagina)
5) Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan
serviks tampak jelas (perhatikan ukuran dan warna portio,
dinding dan secret vagina atau forniks)
6) Jika secret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara
hati-hati (supaya pengambilan epitel tidak terganggu)
7) Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada portio
(ektoserviks). Sampel diambil dengan menggunakan
spatula ayre yang diputar 360o pada permukaan portio
8) Oleskan sampel pada gelas objek
9) Sampel endoserviks (kanalis servikalis) diambil dengan
memutar 360o sebanyak stu atu dua putaran
10) Oleskan sampel pada gelas objek yang sama pada tempat
yang berbeda dengan sampel yang pertama, hindari jangan
sampai tertumpuk
11) Sampel segera difiksasi sebelum mongering. Bila
menggunakan spray usahakan menyemprot dari jarak 20-
25 cm atau merendam pada wadah yang mengandung
etialkohol 95% selama 15 menit, kemudian diberi label
12) Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan
pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan speculum
13) Letakkan speculum pada tempat yang telah disediakan
14) Pemeriksa berdiri untuk melakukan periksa bimanual
untuk menentukan konsistensi porsio, besar dan arah
uterus, keadaan kedua adneksa serta parametrium
15) Angkat tabfab kiri dari dinding perut, usapkan larutan
antiseptic pada bekas secret/cairan di dinding perut dan
sekitar vulva/perineum
16) Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai
dan persilakan ibu untuk mengambil tempat duduk
VI. Pencegahan Infeksi
1) Kumpulkan semua peralatan dan lakukan
dekontaminasi
2) Buang sampah pada tempatnya
3) Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan
4) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan
keringkan dengan handuk yang bersih
VII. Penjelasan hasil pemeriksaan
1) Jelaskan pada pasien tentang hasil pemeriksaan
2) Pastikan pasien mengerti apa yanf telah dijelaskan
VIII. Rencana lanjutan
1) Catat hasil pemeriksaan pada rekam medis
2) Buat pengantar pemeriksaan ke ahli ptologi anatomi
3) Buat jadwal kunjungan ulang
4) Persilakan ibu ke ruang tunngu (apabila pemeriksaan
selesai) atau ke ruang tindakan (untuk proses/tindakan
lanjutan
1. Teknologi Kontrasepsi Terkini (CTU)
(1) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Prosedur pemasangan AKDR
1) Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri dan
menanyakan tujuan
2) Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana
3) Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia
dan keuntungan-keterbatasan dari masing-masing jenis
kontrasepsi (termasuk perbedaan antara kontap dan
metode reversible
 Tunjukan dimana dan bagaimana alat kontrasepsi
tersebut digunakan
 Jelaskan bagaimana cara kerja alat kontrasepsi
tersebut
 Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah
kesehatan lain yang mungkin akan dialami
 Jelaskan efek samping yang umumnya sering
dialami oleh klien
4) Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya
5) Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien
6) Kumpulkan data-data pribadi klien (nama,alamat, dan
sebagainya)
7) Tanyakan tujuan reproduksi (KB) yang diinginkan
(apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran atau igin
membatasi jumlah anaknya)
8) Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut klien, yang
mungkin menentang penggunaan salah satu metode KB.
9) Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran
klien dengan sikap yang simpatik.
10) Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
11) Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping
AKDR Cu T 380 A, sampai benar-benar dimengerti oleh
klien
12) Lakukan seleksi klien (anamnesis) secara cermat untuk
memastikan tidak ada masalah kesehatan untuk
menggunakan AKDR
Riwayat kesehatan reproduksi
 Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola peralihan
haid
 Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
 Riwayat kehamilan ektopik
 Nyeri yang hebat tiap haid
 Anemia yang berat (Hb<9 gr% atau hematocrit <30)
 Riwayat Infeksi Sistem Genetalia (ISG), Penyakit
Menular Seksual (PMS) atau infeksi panggul
 Kanker serviks
13) Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan
panggul dan jelaskan apa yang akan dilakukan dan
persilakan klien untuk mengajukan pertanyaan
14) Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya
dan mencuci area genetalia dengan menggunakan sabun
dan air
15) Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun,
keringkan dengan kain bersih
16) Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan
17) Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri,
benjolan atau kelainan lainnya di daerah supra pubik
18) Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan
panggul
19) Atur arah sumber cahaya untuk melihat serviks
20) Pakai sarung tangan DTT
21) Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam wadah steril atau DTT
22) Lakukan inspeksi pada genetalia eksterna
23) Palpasi kelenjar skene dan bartolini amati adanya nyeri
atau duh (discharge) vagina
24) Masukkan speculum vagina
25) Lakukan pemeriksaan inspekulo :
 Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
 Inspeksi serviks
26) Masukkan speculum vagina
27) Lakukan pemeriksaan bimanual :
 Pastikan gerakan serviks bebas
 Tentukan besar dan posisi uterus
 Pastikan tidak ada kehamilan
 Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
28) Lakukan pemeriksaan rektovaginal (bila ada indikasi) :
 Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
 Adanya tumor pada kavum douglasi
29) Celupkan dan bersihkan sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5%, kemudian buka secara terbalik dan rendam
dalam klorin
30) Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan
klien rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah
pemasangan dan persilakan klien untuk mengajukan
pertanyaan
31) Masukkan lengan AKDR Cu T 380 A di dalam kemasan
sterilnya :
 Buka sebagian plastic penutupnya dan lipat ke
belakang
 Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter
tanpa menyentuh benda tidak steril
 Letakkan kemasan pada tempat yang datar
 Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR
 Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong
tabung inserter sampai ke pangkal lengan sehingga
lengan akan melipat
 Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung
inserter, tarhik tabung inserter dari bawah lipatan
lengan
 Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar
untuk memasukkan lengan AKDR yang sudah
terlipat tersebut ke dalam tabung inserter
32) Pakai sarung tangan DTT yang baru
33) Pasang speculum vagina untuk melihat serviks
34) Usap vagina dna serviks dengan larutan antiseptic 2
sampai 3 kali
35) Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik
pertama)
36) Masukkan sonde uterus dengan teknik “tidak menyentuh”
(no touch technique) yaitu secara hati-hati memasukkan
sonde ke dalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa
menyentuh dinding vagina ataupun bibir speculum
37) Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan
sonde
38) Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang
masih berada di dalam kemasan sterilnya dengan
menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian buka
seluruh plastic penutup kemasan
39) Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh
permukssn ysng tidak steril, hati-hati jangan sampai
pendorongnya terdorong
40) Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi
horizontal (sejajar dengan AKDR). Sementara melakukan
tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung
inserter ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh
serviks atau sampai teraba adanya tahanan
41) Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu
tangan
42) Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik
withdrawl yaitu menarik keluar tabung inserter sampai
pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong
43) Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong
kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks
atau terasa adanya tahanan
44) Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting
benang AKDR kurang lebih 3-4 cm
45) Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat
sampah terkontaminasi
46) Lepaskan tenakulum dengan hahti-hati, rendam dalam
larutan klorin 0,5%
47) Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas
jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik
48) Keluarkan speculum dengan hati-hati, rendam dalam
larutan klorin 0,5%
49) Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk di
dekontaminasi
50) Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa,
sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah
disediakan
51) Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, bersihkan cemaran
pada sarung tangan, buka secara terbalik dan rendam
dalam larutan klorin 0,5%
52) Cuci tangan dengan air dan sabun
53) Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati
selama 15 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
54) Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang
AKDR dan kapan harus dilakukan
55) Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila
mengalami efek samping
56) Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk
control
57) Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A
adaah 10 tahun
58) Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat
bile memerlukan konsultasi, pemeriksaan medic atau bila
menginginkan AKDR tersebut dicabut
59) Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang
telah diberikan
60) Lengkapi rekam medic dan kartiu AKDR untuk klien

Gambar 2.1 Jenis AKDR


Gambar 2.2 Tempat insersi AKDR

Prosdur pencabutan AKDR


1) Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri
2) Tanyakan tujuan kunjungannya
3) Tanyakan apa alasannya ingin mencabut AKDR tersebut
dan jawab semua pertanyaannya
4) Tanyakan tujuan reproduksi (KB) selanjutnya (Apakah
klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi
jumlah anaknya)
5) Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan
klien rasakan pada saat proses pencabutan dan setelah
pencabutan
6) Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya
dan mencuci area genetalia dengan menggunakan sabun
dan air
7) Bantu klien naik meja pemeriksaan
8) Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain
bersih
9) Pakai sarung tangan DTT yang baru
10) Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan
dipakai dalam wadah steril atau DTT
11) Lakukan pemeriksaan bimanual :
 Pastikan gerakan serviks bebas
 Tentukan besar dan posisi uterus
 Pastikan tidak da infeksi atau tumor pada adneksa
12) Pasang spekulumm vagina untuk melihat serviks
13) Usap vagina dan serviks dengan larutan
14) Jepit benang yang dekat serviks dengan klem
15) Tarik keluar benang secara mantap tetapi hatihati untuk
mengeluarkan AKDR
16) Tunjukkan AKDR tersebut pada klien, kemudian
rendam dalam klorin 0,5%
17) Keluarkan speculum dengan hati-hati
18) Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk di
dekontaminasi
19) Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa,
sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah
disediakan
20) Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, kemudian lepaskan
dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin
tersebut.
21) Cuci tangan dengan air dan sabun
22) Amati selama 5 menit sebelum diperbolehkan pulang
23) Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien
mengalami masalah (misalnya perdarahan yang lama
atau rasa nyeri pada perut/panggul)
24) Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang
telah diberikan
25) Jawab semua pertanyaan klien
26) Ulangi semua keterangan tentang pilihan kontrasepsi
yang tersedia dan resiko keuntungan dri masing-masing
alat kontrasepsi bila klien ingin tetap mengatur jarak
kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya
27) Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi
sementara sampai dapat memutuskan alat kontrasepsi
baru yang akan dipakai
28) Buat rekam medic tentang pencabutan AKDR
(2) Insersi (manual) AKDR pasca placenta
Prosedur pemasangannya :
1) Pastikan AKDR telah teredia di ruang pelayanan AKDR
2) Beritahukan pada klien bahwa prosedur insersi akan
dilaksanakan
3) Cuci tangan, keringkan dan gunakan sarung tangan DTT/steril
4) Susun peralatan dan bahan di atas meja dan atur sesuai dengan
urutan tindakan
5) Buka kemasan AKDR hingga setengahnya, keluarkan inserter,
pastikan benangnya dapat ditarik untuk mengeluarkan AKDR
dan siapkan diatas meja
6) Inspeksi genetalia interna
7) Pasang speculum
8) Gunakan speculum untuk visualisasi serviks
9) Usap serviks dan vagina dengan kapas yang dibasahi larutan
antiseptic (2 kali)
10) Jepit bibir anterior serviks dengan klem ovum(klem porsio)
11) Gunakan klem ovum tersebut untuk melakukan traksi serviks
anterios dengan sudut 45o kemudian keluarkan speculum
12) Ambil dan tempatan AKDR diantara jari tengah dan telunjuk
(posisi lengan AKDR di ujung jari dan batangnya diletakkan
pada bagian palmar jari tengah, dijepit dengan bagian dorsal
jari telunjuk) masukkan ke dalam kavum uteri (mengikuti alur
bawah klem porsio)
13) Setelah ujung jari melewati ostium uteri, lepaskan jepitan
klem ovum pada porsio dan keluarkan dari vagina kemudian
letakkan tangan pada dinding depan uterus (telapak tangan
pada korpus dan jari-jari tangan pada fundus) dan tekan uterus
ke dorso-kaudal (SBR mengarah ke bawah sehingga
memfasilitasi ujung jari dan AKDR masuk lebih dalam)
14) Pastikan ujung jari dan AKDR mencapai fundus (control
dengan ajri-jari tangan luar yang diletakkan pada fundus)
15) Buka jepitan jari tengah dan telunjuk pada AKDR sambil
merotasikan tangan 30o agar AKDR terlepas dan lengannya
tertahan pada dinding dalam kavum uteri
16) Geser kedua penjepit (dengan posisi terbuka) ke samping
dimana arahnya berlawanan dengan sisi lengan AKDR yang
menempel pada dinding kavum uteri
17) Tekan SBR untuk stabilisasi AKDR yang terpasang dan secara
perlahan-lahan (jangan mendekatkan kembali kedua jari)
Tarik tangan dalam keluar
18) Pertahankan tekanan SBR hingga kedua jari (telunjuk dan
tengah) dapat dikeluarkan
19) Pastikan tidak terjadi perdarahan baru dan apabila tampak
AKDR pada ostium uteri eksternum maka keluarkan AKDR
tersebut dan lakukan insersi ulang
20) Kumpulkan peralatan dan bahan bekas pakai kedalam klorin
0,5%
21) Anjurkan klien untuk tetap berbaring beberapa menit dan
lakukan IMD serta jelaskan keperluan kunjungan ulang
termasuk asuhan nifas
22) Amankan bahan bahab bejas pakai dan masukkan di tempat
sampah yang tersedia
23) Rendam tangangan (masih menggunakan sarung tangan) ke
dalam larutan klorin 0,5% bersihkan noda atau secret pada
sarung tangan kemudian lepaskan dan rendam dalam klorin
0,5%
24) Cuci tangan pasca insersi
(3) Implant
Prosedur pemasangannya yaitu
1) Tanyakan dengan seksama apakah klien telah medapatkan
konseling tentang prosedur pemasangan implant
2) Periksa kembali rekam medis dan lakukan penilaian lanjutan
bila ada indikasi
3) Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anastesi
4) Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci
lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan
membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun
5) Bantu klien naik ke meja periksa
6) Letakkan kain yang bersih dan kering di bawah lengan klien
dan atur posisi lengan klien dengan benar
7) Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas,
dengan mengukur 8 cm di ats lipatan siku
8) Beri tanda pada tempat pemasangan dengan pola kaki segitiga
terbalik untuk memasang 2 kapsul impan (40 mm)
9) Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah didisinfeksi
tingkat tinggi (DTT) sudah tersedia
10) Buka peralatan steril dan kemasannya
11) Buka kemasan impan dan jatuhkan ke dalam mangkuk kecil
yang steril (atau biarkan dalam kemasannya bila tidak tersedia
mangkuk kecil)
12) Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan air bersih
13) Pakai sarung tangan steril atau DTT, bila sarung tangan diberi
bedak dengan menggunakan kasa yang telah dicelupkan ke
dalam air steril atau DTT
14) Siapkan peralatan dan bahan bahan yang diperlukan
15) Hitung kumlah kapsul untuk memastikan lengkap 2 buah
16) Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic, gerakkan
kea rah luar secara melingkar dengan diameter 10-15 cm dan
biarkan kering
17) Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling
lengan klien
18) Suntikkan anestesi local 0,3 cc pada kult (intradermal) pada
tempat insisi yang telah ditentukan, sampai kulit sedikit
menggelembung
19) Teruskan penusukan jarum ke lapisan bawah kulit (subdermal)
sepanjang 4 cm, dan suntikkan masing masing 1 cc pada jalur
pemasangan kapsul nomor 1 dan 2
20) Uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit
21) Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan scalpel atau ujung
bisturi hingga mencapai lapisan subdermal
22) Masukkan trocar dan pendorongnya melalui tempat insisi
dengan sudut 45o hingga mecapai lapisan subdermal kemudian
luruskan trocar sejajar dengan permukaan kulit
23) Ungkit kulit dan dorong trocar dan pendorongnya sampai
batas tanda 1 (pada pangkal trocar) tepat berada pada luka
insisi
24) Keluarkan pendorong
25) Masukkan kapsul yang pertama ke dalam trocar dengan
tangan atau dengan pinset, tadahkan tangan yang lain di
bawahkapsul sehingga dapat menangkap kapsul bila jatuh
26) Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul kea rah ujung
dari trocar sampai terasa adanya tahanan
27) Tahan pendorong di tempatnya dengan satu tangan dan Tarik
trocar ke luar sampai mencapai pangkal pendorong
28) Sambil menahan ujung kapsul dibawah kulit, Tarik trocar dan
pendorongnya secara bersama-sama sampai batas tanda 2
(pada ujung trocar) terlihat pada luka insisi
29) Kemudian belokkan arah trocar ke samping dan arahkan ke
sisi lain dari kaki segitiga terbalik (imajiner), dorong trocar
dan pendorongnya hingga tanda 1 berada pada luka insisi
30) Cabut pendorong dan masukkakapsul kedua, kemudian
dorong kapsul hingga terasa tahanan pada ujung trocar
31) Tahan pendorong dan Tarik trocar kea rah pangkal pendorong
untuk menempatkan kapul pada tempatnya
32) Tahan ujung kapsul kedua yang sudah terpasang di bawah
kulit, Tarik trocar dan pendorong hingga keluar dari luka insisi
33) Raba kapsul di bawah kulit untuk memastikan kedua kapsul
implant telah terpasang baik pada posisinya
34) Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada
jauh dari luka insisi
35) Takan pada tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan
perdarahan
36) Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid
37) Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan bawah kulit
atau memar pada kulit
38) Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan jelaskan bila
ada nanah atau perdarahan atau kapsul keluar dari luka insisi
maka ia haru segera kembali ke klinik
39) Masukkan klorin dalam tabung suntik dan rendam alat suntik
tersebut dalam larutan klorin selama sepuluh menit
40) Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama 10
menit untuk dekontaminasi, pisahkan trocar dari
pendorongnya
41) Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempat yang
sudha disediakan
42) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin, kemudian buka dan rendam selama 10
menit
43) Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan
dengan kain bersih
44) Gambar letak kapsul pada rekam medic dan catat bila ada hal
khusus
45) Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan
klien pulang
Prosedur pencabutan implant

1) Tanyakan pada klien alasan ingin mencabut implant


2) Tanyakan apakah sudah mengetahui prosedur pencabutan implant
3) Pastikan klien sudah mencuci tangan
4) Bantu klien untuk berbaring di meja periksa
5) Raba kapsul untuk menentukan lokasi tempat insisi guna mencabut
kapsul untuk memperhitungkan jarak yang sama dari ujung akhir
semua kapsul
6) Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
7) Pakai sarung tangan DTT
8) Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic
9) Pasang duk/kain steril
10) Suntikkan anestesi local (0,3 cc) intrakutan di tempat insisi dan 1 cc
subdermal di bawah ujung kapsul (1/4 panjang kapsul)
11) Uji efek anestesi
12) Buat insisi kecil (2mm) dengan ujung bisturi/scalpel sekitar 3 mm di
bawah ujung
13) Tentukan lokasi kapsul yang termudah untuk dicabut dan dorong
pelan-pelan kea rah tempat insisi hingga ujung-ujung dapat
dipresentasikan melalui luka insisi
14) Jepit ujung kapsul dengan klem lengkung (mosquito) dan bawa kea
rah insisi
15) Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan
menggunakan bisturi atau scalpel hingga ujung kapsul terbebas dari
jaringan yang melingkupinya
16) Pegang ujung kapsul dengan pinset anatomic atau ujung klem,
lepaskan klem penjepit sambil menarik kapsul keluar
17) Taruh kapsul pada mangkuk yang berisi larutan 0,5% dan lakukan
langkah yang sama untuk kapsul kedua
18) Hitung kembali jumlah kapsul untuk memastikan bahwa kedua
kapsul telah dikeluarkan
19) Perlihatkan kedua kapsul tersebut pada klien
20) Rapatkan kedua tepi luka insisi dan tutup dengan band-aid
21) Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi
memar
22) Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan jelaskan bila ada
nanah atau perdarahan atau kapsul keluar dari luka insisi maka ia haru
segera kembali ke klinik
23) Masukkan klorin dalam tabung suntik dan rendam alat suntik tersebut
dalam larutan klorin selama sepuluh menit
24) Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama 10 menit untuk
dekontaminasi, pisahkan trocar dari pendorongnya
25) Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempat yang sudha
disediakan
26) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin, kemudian buka dan rendam selama 10 menit
27) Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain
bersih
28) Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang
Gambar 2.4 Tempat pemasangan implant

Suntik KB 1 bulan / 3 bulan


Alat dan bahan :

 Spuit 3 cc
 Kapas alcohol
 Kb suntik 3 bulan / 1 bulan
 Niddle ukuran 26

Prosedur :

1) Melaksanakan informed concent


2) Ibu mengetahui bahwa hasilnya dalam kondisi baik
3) Memposisikan ibu dengan cara membaringkan di bed, dapat
tidur berbaring ke kanan/kiri, dapat tidur dengan posisi
tengkurap
4) Memberitahu ibu bahwa akan disuntik, aseptic lokasi
penyuntikan
5) Melakukan suntuk KB pada ibu dengan cara Intra Muscular
gluteus dengan cara mengaspirasi sebelum menyuntikkan KB,
cabut perlahan jarum dari menyuntikkan dan deep dengan
kapas alcohol
6) Membereskan alat, membuang spuit yang telah dipakai, bekas
kapal alcohol dan visi KB ke dalam te,pat sampah
7) Memberitahu ibu tentang kunjungan ulang

Gambar 2.5 Obat Kb suntik

Gambar 2.6 Contoh kondom dari BKKBN

Anda mungkin juga menyukai