Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT

PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI RSUD ARIFIN ACHMAD


PROVINSI RIAU

Fifi Oktaviani1, Safri2, Riri Novayelinda3


Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Email: Vievie_octavia@yahoo.com

Abstract
Congestive Heart Failure is inability of the heart to pump blood to meet the needs of oxygen and
nutriens to the body tissues. This study aims to determine the factors related to mediaction
adherence compliance in patients Congestive Heart Failure. This Study used descriptive
correlation design with cross sectional approach. Sample of this study were 20 respondents using
purposive sampling technique. This study measured by quetionnaire. Data analysis used were
univariate and bivariate with chi-square. The results of this study that factors related to medication
adherence in patients CHF is the distance to the treatment site with p value 0, 015 (p < 0,05),
family support with 0, 015 (p < 0,05), knowledge with p value 0, 017 (p < 0,05). Factor unrelated
to medication adherence compliance in patients CHF is age with p value 0, 828 (p > 0,05),
education with p value 0, 644 (p > 0,05), socioeconomic status with p value 0, 613 (p > 0,05), and
perception with dengan p value 0, 051 (p < 0,05). The result of this study was recommend that
health service to give information in medication adherence and prevent recurrence due to
incompliance to take medication in patient congestive heart failure.
Keyword: Congestive Heart Failure, Medication Adherence

PENDAHULUAN tahun ke tahun. Menurut Riskesdas (2013),


Gagal jantung merupakan provinsi dengan prevalensi penyakit jantung
ketidakmampuan jantung untuk memompa coroner tertinggi pada umur 15 tahun menurut
darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. diagnosis dokter adalah Nusa Tenggara
Gagal jantung kongestif adalah kumpulan Timur(4,4%), Sulawesi Tengah (3,8%),
gejala klinis akibat kelainan struktural atau Sulawesi Selatan (2,9%) dan Riau (0,3%).
fungsional jantung yang menyebabkan Kepatuhan merupakan hal yang sangat
gangguan kemampuan pengisian ventrikel penting dalam perilaku hidup sehat.
dan ejeksi darah ke seluruh tubuh (AHA, Ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi
2014). obat-obatan adalah hal yang umum pada
Penyakit kardiovaskular adalah penyebab pasien dengan penyakit kardiovaskular yang
global terkemuka kematian, terhitung 17,3 hampir satu dari empat pasien tidak
juta kematian per tahun, angka yang menuntaskan terapi obat yang diberikan
diperkirakan akan tumbuh lebih dari 23,6 juta sebelum tujuh hari setelah pasien dirawat
pada tahun 2030. Gagal jantung merupakan (Grossman & Brown, 2009) .
penyebab utama morbiditas dan mortilitas di Menurut penelitian oleh Majid (2010)
seluruh dunia (Goodman & Gilman, 2006). bahwa pasien gagal jantung kongestif yang
Menurut World Health Association (2013), tidak patuh dengan terapi medis berpeluang
terdapat 17,3 juta orang meninggal akibat 7,91 kali lebih besar menjalani rawat inap
gangguan kardiovaskular. Di Indonesia, dengan frekuensi tinggi dibandingkan dengan
penyakit gagal jantung kongestif telah responden yang patuh dengan terapi medis.
menjadi penyebab kematian nomor satu yang Menurut penelitian yang dilakukan oleh
ditandai dengan peningkatan prevalensi dari Nugroho (2015) tentang kepatuhan pasien TB
115
paru dalam mengkonsumsi obat Alat pengumpul data yang digunakan adalah
menunjukkan bahwa mayoritas pasien yang kuesioner. Analisis yang digunakan adalah
mengalami kejadian rawat inap ulang analisis univariat dan bivariat. Analisis
memiliki tingkat kepatuhan minum obat unvariat untuk mengetahui karakteristik
rendah (23,3%). Berdasarkan five interacting responden. Analisis bivariat untuk
admission of adherence kepatuhan adalah mengetahui hubungan antara dua variabel
fenomena yang multidimensional yang dengan menggunakan uji chi square.
ditentukan oleh lima faktor yaitu faktor
sosial/ekonomi, kondisi yang berhubungan HASIL PENELITIAN
dengan kesehatan, terapi terkait dengan 1. Analisis Univariat
pasien, perilaku pasien dan faktor sistem Tabel
kesehatan (WHO, 2013). Distribusi Karakteristik Responden
Studi pendahuluan yang dilakukan di Karakteristik Jumlah dan
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau persentase
didapatkan data dari rekam medis bahwa N %
jumlah pasien CHF yang dirawat berulang di Umur:
RSUD Arifin Achmad pada bulan Januari- a. Dewasa Awal 2 10,0
b. Dewasa Akhir 6 30,0
September 2017 adalah 362 orang. Data yang c. Lansia Awal 5 25,0
diperoleh dari ruangan Flamboyan didapatkan d. Lansia Akhir 7 35,0
jumlah pasien yang dirawat dengan CHF pada Total 20 100
bulai Mei sampai Juli 2017 sebanyak 79 Jenis Kelamin:
orang dan terdapat 45 orang yang dirawat a. Laki-Laki 9 45,0
b. Perempuan 11 55,0
berulang. Berdasarkkan wawancara yang 20 100
Total
dilakukan pada 8 orang pasien yang dirawat Pendidikan:
berulang bahwa rata-rata alasan pasien a. Pendidikan Dasar 15 75,0
dirawat berulang karena tidak rutin menjalani b. Pendidikan Menengah 4 20,0
pengobatan. Alasan tidak rutin berobat karena c. Pendidikan Tinggi 1 5,0
tidak ada yang menemani ke rumah sakit, Total 20 100
Pekerjaan :
jarak dari rumah ke rumah sakit yang jauh, a. Bekerja 4 20,0
tidak ada biaya transportasi dan pasien tidak b. Tidak bekerja 16 80,0
mau tahu dengan penyakitnya. Berdasarkan Total 20 100
latar belakang di atas penulis tertarik untuk
Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari 20
melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor
responden yang diteliti, distribusi responden
yang berhubungan kepatuhan minum obat
menurut umur yang terbanyak adalah lansia
pada pasien CHF”.
akhir dengan jumlah 7 orang (35,0%),
Tujuan penelitian adalah untuk
distribusi responden menurut jenis kelamin
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
yang terbanyak adalah perempuan dengan
kepatuhan minum obat pada pasien CHF.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat jumlah 11 orang (55,0%), distribusi
responden menurut pendidikan yang
menambah informasi tentang faktor yang
terbanyak adalah Pendidikan Dasar ( SD dan
mempengaruhi kepatuhan minum obat pada
SMP) dengan jumlah 15 orang (75,0%), dan
pasien CHF, meningkatkan pengetahuan
responden menurut pekerjaan yang terbanyak
tentang manfaat patuh minum obat sehingga
adalah tidak bekerja dengan jumlah 16 orang
dapat mencegah kejadian raawat berulang.
(80,0%).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di RSUD Arifin 2. Analisis Bivariat
Achmad Provinsi Riau. Desain penelitian a. Hubungan antara pendidikan dengan
yang digunakan adalah deskriptif korelasi kepatuhan minum obat pada pasien
dengan pendekatan cross sectional. Teknik CHF
pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling dengan jumlah 20 responden.

116
Tabel Berdasarkan tabel hasil uji statistik yang
Hubungan Antara Pendidikan Dengan menggunakan uji chi-square didapatkan nilai
Kepatuhan Minum Obat Pasien CHF p value 0, 015 (p < 0,05) yang menunjukkan
Kepatuhan Total ada hubungan antara jarak dengan kepatuhan
Kategori Minum Obat P minum obat pada pasien CHF.
Pendidikan Patu Tidak Value
h Patuh
n % n % N % d. Hubungan antara dukungan keluarga
Pendidikan 6 30 9 45 15 75 dengan kepatuhan minum obat pada
Dasar pasien CHF
Pendidikan 1 5 3 15 4 20 0,644 Tabel
Menengah Hubungan Antara Dukungan Keluarga
Pendidikan 0 0 1 5 1 5
Tinggi
Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien
Total 7 35 13 65 20 10 CHF
Kepatuhan Total
Berdasarkan tabel hasil uji statistik yang Kategori Minum Obat P Value
menggunakan uji chi-square didapatkan nilai Dukunga Patu Tidak
p value 0, 644 (p > 0,05) yang menunjukkan n h Patuh
tidak ada hubungan antara pendidikan dengan Keluarga n % n % N %
kepatuhan minum obat pada pasien CHF. Tinggi 7 35 5 25 12 60
Rendah 0 0 8 40 8 40 0,015
b. Hubungan antara status social ekonomi Total 7 35 13 65 20 100
dengan kepatuhan minum obat pada
pasien CHF Berdasarkan tabel 9 hasil uji statistik yang
Tabel menggunakan uji chi-square didapatkan nilai
Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi p value 0, 015 (p < 0,05) yang menunjukkan
Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien ada hubungan antara dukungan keluarga
CHF dengan kepatuhan minum obat pada pasien
Kepatuhan Minum Total CHF.
Status Obat P
Sosial Patuh Tidak Value
Ekonomi Patuh e. Hubungan antara persepsi dengan
n % n % N % kepatuhan minum obat pada pasien
Tinggi 1 5 4 20 5 10 CHF
Rendah 6 3 9 45 15 30 0,613 Tabel
Total 7 35 13 65 20 100 Hubungan antara persepsi dengan
kepatuhan minum obat pasien CHF
Berdasarkan tabel hasil uji statistik yang Kepatuhan Minum Total
menggunakan uji chi-square didapatkan nilai Kateg Obat P
p value 0, 613 (p > 0,05) yang menunjukkan ori Value
tidak ada hubungan antara status sosial Persep Patuh Tidak
si Patuh
ekonomi dengan kepatuhan minum obat pada
n % n % N %
pasien CHF. Positif 7 35 7 35 14 70
c. Hubungan antara jarak ke tempat Negati 0 0 6 30 6 30 0,051
pengobatan dengan kepatuhan minum f
obat pada pasien CHF Total 7 35 13 65 20 100
Tabel
Hubungan Antara Jarak Dengan Berdasarkan tabel hasil uji statistik yang
Kepatuhan Minum Obat Pasien CHF menggunakan uji chi-square didapatkan nilai
Kepatuhan Minum Total p value 0, 051 (p > 0,05) yang menunjukkan
Kategori Obat P tidak ada hubungan antara persepsi dengan
Jarak Patuh Tidak Value
kepatuhan minum obat pada pasien CHF.
Patuh
n % n % N %
Dekat 7 35 5 25 12 60 f. Hubungan antara pengetahuan dengan
Jauh 0 0 8 40 8 40 0,015 kepatuhan minum obat pada pasien
Total 7 35 13 65 20 100 CHF
117
Tabel 11 yang telah ditempuh, tetapi bergantung pada
Hubungan antara pengetahuan dengan seberapa banyak pengetahuan penderita
kepatuhan minum obat pasien CHF tersebut tentang CHF. Kepatuhan dipengaruhi
Kepatuhan Minum Total oleh informasi yang diterima oleh responden
Katgeori Obat P bukan pendidikan yang ditempuh.
Pengetahu Patuh Tidak Valu
an e
2. Hubungan antara status sosial ekonomi
Patuh
n % n % N % dengan kepatuhan minum obat pada
Tinggi 6 30 3 15 9 45 pasien CHF
Sedang 1 5 10 50 11 55 Berdasarkan hasil uji statistik dengan
0,017 menggunakan uji chi square diperoleh p value
Total 7 35 13 65 20 100 0, 613 (p > 0,05) yang menunjukkan tidak ada
hubungan antara status sosial ekonomi dengan
Berdasarkan tabel 11 hasil uji statistik yang kepatuhan minum obat pada pasien CHF. Hal
menggunakan uji chi-square didapatkan nilai ini sejalan dengan penelitian oleh Rustam
p value 0, 017 (p < 0,05) yang menunjukkan (2014) bahwa mayoritas responden baik
ada hubungan antara pengetahuan dengan dengan pendapatan cukup atau kurang tetap
kepatuhan minum obat pada pasien CHF. patuh minum obat.
Penelitian ini tidak sesuai dengan
PEMBAHASAN penelitian yang dilakukan oleh Widyawati,
1. Hubungan antara pendidikan dengan kusnanto, dan Ulum (2014) bahwa seseorang
kepatuhan minum obat pada pasien yang status ekonomi rendah dan tidak
CHF menggunakan asuransi kesehatan tidak bisa
Berdasarkan hasil uji statistik dengan melakukan pengobatan, sedangkan sosial
menggunakan uji chi square diperoleh p value ekonomi tinggi dapat langsung melakukan
0, 644 (p > 0,05) yang menunjukkan tidak ada pengoabatan. Sehingga tidak ada hubungan
hubungan antara pendidikan dengan antara status social ekonomi terhadap
kepatuhan minum obat pada pasien CHF. kepatuhan minum obat. Penelitian lain yang
Hasil penelitian ini berlawanan dengan dilakukan oleh Erawatyningsih, Purwanta,
penelitian oleh Prayogo (2013) bahwa dan Subekti (2009) bahwa faktor sosial
terdapat hubungan yang bermakna antara ekonomi penderita tuberculosis berperan
pendidikan dengan tingkat kepatuhan minum sebagai faktor risiko rendahnya kemauan
obat anti tuberkulosis. Hal ini dikaitkan penderita untuk mencari pelayanan kesehatan
dengan semakin tinggi tingkat pendidikan karena pendapatan rata-rata penderita TB paru
seseorang semakin menunjukkan pengetahuan masih rendah dari pendapatan perkapita
yang tinggi, dan pengetahuan tersebut yang penduduk.
mendasari seseorang untuk bertindak. 3. Hubungan antara jarak ke tempat
Penelitian yang dilakukan oleh Perdana dengan kepatuhan minum obat pada
(2008) mendukung bahwa tidak ada hubungan pasien CHF
bermakna dari variabel pendidikan terakhir Berdasarkan hasil uji statistik dengan
dengan kepatuhan minum obat pasien menggunakan uji chi square diperoleh p value
Tuberkulosis. Penelitian lain oleh Kimuyu 0, 015 (p < 0,05) yang menunjukkan ada
(2014) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jarak dengan kepatuhan
hubungan antara tingkat pendidikan terhadap minum obat pada pasien CHF. Jarak adalah
kepatuhan minum obat antihipertensi. angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu
Beberapa bukti menunjukkan bahwa tingkat benda lainnya melalui suatu lintasan tertentu.
pendidikan pasien berperan dalam kepatuhan, Jarak dari tempat tinggal ke fasilitas
tetapi memahami instruksi pengobatan dan kesehatan merupakan faktor penentu lain
pentingnya perawatan mungkin lebih penting untuk aksesibilitas pelayanan kesehatan
daripada tingkat pendidikan pasien (Krueger (Susanti, 2008). Hasil penelitian ini sejalan
et al, 2005 dalam Kamerrer, 2007). Menurut dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti aturan berobat seseorang tidak Prayogo (2013) bahwa terdapat hubungan
bergantung pada tingginya tingkat pendidikan bermakna antara jarak fasilitas kesehatan
118
dengan kepatuhan minum obat anti 5. Hubungan antara persepsi dengan
tuberkulosis. Setiap seseorang yang sakit akan kepatuhan minum obat pada pasien
mencari pengobatan ke tempat yang dianggap CHF
dapat memberikan pengobatan (Notoatmodjo, Berdasarkan hasil uji statistik dengan
2010). Penelitian lain yang dilakukan oleh menggunakan uji chi square diperoleh p value
Nandang (2013) yang menyatakan bahwa 0, 051 (p < 0,05) yang menunjukkan tidak ada
semakin jauh jarak rumah kepala keluarga ke hubungan antara persepsi dengan kepatuhan
tempat pelayanan kesehatan semakin sedikit minum obat pada pasien CHF. Persepsi
penggunaan pelayanan kesehatan. merupakan proses yang kompleks yang
Kemudahan dalam akses menuju fasilitas dilakukan orang untuk memilih, mengatur,
kesehatan sangat memungkinkan seseorang dan memberi makna pada kenyataan yang
untuk memanfaatkannya. dijumpai disekelilingnya.
4. Hubungan antara dukungan keluarga Menurut Notoatmodjo (2010) persepsi
dengan kepatuhan minum obat pada sangat dipengaruhi oleh konsep yang dibuat
pasien CHF oleh pasien teerhadap penyakitnya, konsep
Berdasarkan hasil uji statistik dengan tersebut berupa pemahaman. Hasil penelitian
menggunakan uji chi square diperoleh p value ini tidak sesuai dengan penelitian yang
0, 015 (p < 0,05) yang menunjukkan ada dilakukan oleh Pasek, Suryani, dan Pancrasia
hubungan antara dukungan keluarga dengan (2013) bahwa terdapat hubungan yang
kepatuhan minum obat pada pasien CHF. signifikan antara persepsi penderita
Menurut penelitian Limbu dan Marni (2007) tuberkulosis dengan kepatuhan pengobatan.
bahwa dukungan keluarga yang positif Persepsi yang positif terhadap penyakit yang
diharapkan baik mengantar langsung untuk diderita sangat berpengaruh dengan kepatuhan
diperiksa ke puskesmas maupaun di rumah pasien untuk minum obat, sehingga
sakit, dokter atau petugas kesehatan lainnya. diharapkan tidak terjadi gejala berulang yang
Dukungan keluarga yang positif adalah menyebabkan pasien harus dirawat berulang.
berpartisipasi penuh pada pengobatan. Hasil 6. Hubungan antara pengetahuan dengan
penelitian ini sejalan dengan penelitian kepatuhan minum obat pada pasien
Prayogo (2013) bahwa terdapat hubungan CHF
yang bermakna antara hubungan dukungan Berdasarkan hasil uji statistik dengan
keluarga dengan kepatuhan minum obat anti menggunakan uji chi square diperoleh p value
tuberkulosis. Penelitian oleh Dhewi (2011) 0, 017 (p < 0,05) yang menunjukkan ada
mengatakan bahwa dukungan keluarga hubungan antara pengetahuan dengan
memiliki hubungan dengan kepatuhan minum kepatuhan minum obat pada pasien CHF.
obat pada pasien TB. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori
Dukungan keluarga merupakan faktor Notoatmodjo (2007) yang mengatakan bahwa
yang mempengaruhi kepatuhan minum obat kepatuhan mempengaruhi pengetahuan.
pada pasien CHF. Keluarga inti maupun Pengetahuan seseorang bisa mempengaruhi
keluarga besar berfungsi sebagai sistem kepatuhan untuk minum obat, karena semakin
pendukung bagi anggota keluarganya. Fungsi tinggi pengetahuan seseorang maka akan
dasar keluarga yaitu fungsi perawatan semakin mudah untuk menerima informasi
kesehatan. Fungsi perawatan kesehatan adalah terkait dengan pengobatan. Hasil ini sesuai
kemampuan keluarga untuk merawat anggota dengan penelitian Selum dan Wahyuni (2012)
keluarga yang mengalami masalah kesehatan. bahwa ada pengaruh antara pengetahuan
Keluarga perlu memberikan dukungan yang dengan kepatuhan minum obat. Semakin
positif untuk melibatkan keluarga sebagai banyak informasi yang didapatkan tentang
pendukung pengobatan sehingga adanya CHF, maka pengetahuan penderita tentang
kerjasama dalam pemantauan pengobatan CHF akan baik. Penelitian lain yang
antara petugas dan anggota keluarga yang dilakukan oleh Zakiyyah et al (2015)
sakit (Friedman, Bowden & Jones, 2010). menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan kepatuhan minum obat.
Pengetahuan yang rendah dapat berpengaruh
119
1
terhadap sikap dan perilaku masyarakat dalam Fifi Oktaviani : Mahasiswi Program Studi
kesehatan, khususnya ketidakpatuhan dalam Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
menjalani pengobatan karena meraa tidak Indonesia
kunjung sembuh dan bosan. 2
Safri : Dosen Departemen Keperawatan
Medikal Bedah Program Studi Ilmu
SIMPULAN Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
3
terdapat hubungan antara jarak ke tempat Riri Novayelinda : Dosen Departemen
pengobatan, dukungan keluarga, dan Keperawatan Anak Program Studi Ilmu
pengetahuan terhadap kepatuhan minum obat. Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
Jarak dari tempat tinggal ke fasilitas
kesehatan merupakan penentu untuk DAFTAR PUSTAKA
aksesibilitas pelayanan kesehatan, setiap
seseorang yang sakit akan mencari Agency for health care research and quality
pengobatan ke tempat yang dianggap dapat (AHRQ). (2012). Medication adherence
memberikan pengobatan. Dukungan keluarga interventions: comparative effectiveness
juga merupakan hal yang sangat berkaitan erat closing the quality Gap: revisiting the
dengan kepatuhan minum obat, keluarga state of the science. Diperoleh pada
mampu memberikan dukungan yang positif taanggal 26 Agustus 2017 dari
untuk melibatkan keluarga sebagai http://www.effectivehealthcare.ahrq.gov/
pendukung pengobatan. Pengetahuan juga chc/products/296/1248/evidencereport20
dapat mempengaruhi kepatuhan, semakin 8_CQGMedAdherence_Finalreport_2012
tinggi pengetahuan maka akan semakin 0905.pdf
mudah untuk menerima informasi terkait Ahsan, A., & Putu, A. A. P. H. (2012).
dengan pengobatan. Faktor yang tidak Hubungan dukungan keluarga dengan
berhubungan dengan kepatuhan minum obat kepatuhan minum obat pada pasien
pada pasien CHF adalah pendidikan, status
hipertensi dipoli jantung RSSA Malang.
sosial ekonomi, dan persepsi. Tingkat
pendidikan seseorang tidak menentukan Tesis. Tidak dipublikasikan
kepatuhan, karena dengan mendapat American Hearth Association (AHA). (2014).
informasi tentang penyakit dan pengobatan Adult Basic Life Support: 2010 American
dapat mempengaruhi kepatuhan minum obat. Heart association Guidelines for
Status sosial ekonomi yang cukup atau kurang cardiopulmonary Resuscitation and
tetap patuh minum obat, karena sudah Emergency Cardiovascular Care.
melakukan pengobatan dengan asuransi Circulation 2010.
kesehatan. Persepsi yang positif terhadap Blais, K. K., Hayes, J. S., kozier, B., Erb,
penyakit yang diderita sangat berpengaruh Glenora. (2006). Praktik keperawatan
dengan kepatuhan pasien untuk minum obat, professional konsep & perspektif edisi 4.
sehingga dapat mencegah kekambuhan yang Jakarta: EGC
menyebabkan harus di rawat berulang. Cowie, M. R & Dar, Q. (2008). Thw
SARAN epidemiologi=y and diagnosis of heart
1. Bagi institusi pendidikan failure. In: Fuster USA
Institusi pendidikan diharapkan dapat Crawford, M. H. (2009). Restrictive
menambahkan materi pembelajaran, Cardiomyopathies, Current diagnosis
terutama yang berkaitan dengan penyakit- and treatment in cardiology. London:
penyakit yang bergantung dengan waktu Prentice Hall International
seperti congestive heart failure (CHF). Dahlan, S. (2011). Statistik untuk kedokteran
2. Bagi pasien CHF dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Memotivasi pasien CHF yang tidak patuh Dharma, K. K. (2011). Metodologi penelitian
minum obat agar dapat patuh minum obat keperawatan. Jakarta: Trans Info Media
sehingga mencegah muncul gejala yang Goodman, L. S & Gilman, A. (2006).
mengakibatkan rawat berulang Pharmacotherapy of congestive heart
3. Bagi peneliti selanjutnya failure, in: Rocco, T. P & Fang, J. C. The
Perlu penelitian lanjutan tentang faktor Pharmacological Basis of Therapeutic.
yang berhubungan dengan kepatuhan Edisi 11. New York: McGraw-Hill
minum obat pada pasien CHF dengan Grossman, S & Brown, D. (2009). Congestive
tempat penelitian yang luas dan jumlah Heart Failure and Pulmonary Edema.
sampel yang lebih banyak.

120
Diperoleh pada tanggal 27 Agustus 2017 obat kepada pasien di ruang rawat inap
dari http://emedicine.Medscpae.com penyakit dalam RSCM. Jakarta: Tesis
Hidayat, A. A. (2009). Metodologi penelitian FKM UI
keperawatan dan teknik analisis data. Riaz, K. (2012). Hypertensive heart disease,
Jakarta: salemba medika Wright state university. Diperoleh pada
Jaya. (2009). Pembunuh berbahaya itu tanggal 26 Agustus 2017 dari
bernama roko. Yogyakarta: Riz’ma http://emedicine.medscape.com/article/16
Kabo, P., & Karim, S. (2008). EKG dan 2449-overview.
penanggulangan beberapa penyakit Riskesdas. (2013). Badan penelitian dan
jantung untuk dokter umum. Jakarta: pengembangan kesehatan. Jakarta:
Balai penerbit FKUI Depkes.
Kimuyu, B. M. (2014). Faktors associated Rustam, M. Z. A. (2014). Model matematis
with adherence to antihypertensive pengobatan Multy Drug Therapy pada
treatment in Kiambu District Hospital. penderita kusta tipe MB yang telah
Disertasi. University of Nairobi release from treatment di Provinsi
Kumar, P., & Clark, M. L. (2009). Kumar & Sulawesi Selatan.Tesis. Surabaya:
Clark’s clinical medicine. Spain: Elsevier fakultas Kesehatan Masyarakat
Majid, A. (2010). Analisis faktor-faktor yang Universitas Airlangga.
berhubungan dengan kejadian rawat inap Santjaka, A. (2011). Statistik untuk penelitian
ulang pasien gagal jantung kongestif di kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rumah Sakit Yogyakarta. Thesis Program Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2010). Dasar-
Pasca sarjana Ilmu Keperawatan dasar metodologi penelitian klinis.
Universitas Indonesia. Jakarta: Sagungseto.
Mann, D. L. (2008). Heart failure and cor Scoote, M., Purcell, L. F., Poole-Wilson, P.
pulmonale. In : Fauci, A. S., dkk. Eds. A. (2005). Pathophysiology of Heart
Harrison’s principle of internal medicine. Failure. In : Essential Cardiology.
Maulidia, F. D. (2014). Hubungan antara Selum & Wahyuni, C. U. (2012). Risiko
dukungan dan kepatuhan minum obat Kecacatan pada ketidakteraturan berobat
pada penderita tuberkulosis di wilayah penderita kusta di kabupaten Pamekasan
Ciputat tahun 2014. Diperoleh pada Provinsi Jawa Timur. The Indonesian
tanggal 25 Agustus 2017 dari Journal of Public health.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstr Setiadi. (2012). Konsep dan praktik penulisan
eam/123456789/22510/1/DESY%20fitri riset keperawatan. Yogyakarta: Graha
%20MAULIDIA%20-%20FKIK.pdf Ilmu
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2010).
dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi EGC
penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Susanti, R. (2008). Hubungan pengetahuan,
Cipta sikap dan motivasi pasien tuberkulosis
Nugroho, W.D. (2015). Hubungan tingkat paru dengan keteraturan minum obat di
kepatuhan minum obat dengan kejadian wilayah kerja puskesmas purabatu
rawat inap ulang pasien dengan gagal tasikmalaya.
jantung kongestif di RSUD DR. Yuliana. (2012). Hubungan self care dan
Moewardi. Surakarta: STIKES depresi dengan kualitas hidup pasien
Kusumahusada. heart failure di RSUD Prof DR R. D
Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan Kandou Manado. Jakarta : Tesis FIK UI
metodologi penelitian ilmu keperawatan. WHO. (2013). Cardiovascular diseases.
Jakarta: Salemba Medika Kedokteran Geneva : World Health Organization
Keluarga Widyawati, I. Y., Kusnanto., & Ulum. Z.
Pasek, M. S., Suryani, N., & Pancrasia, M. K. (2014). Kepatuhan medikasi penderita
(2013). Hubungan persepsi dan tingkat diabetes melitus tipe 2 berdasarkan teori
pengetahuan penderita Tuberkulosis health belief model (HBM). Surabaya: FK
dengan kepatuhan pengobatan di wilayah Universitas Erlangga
kerja puskesmas Buleleng 1.Jurnal Zakiyyyah, N. R., Budiono, I., & Zainnafree,
Magister I. (2015). Faktor-faktor yang
Purwanto, B. (2007). Hubungan pengetahuan berhubungan dengan tingkat kepatuhan
dan sikap dengan perilaku perawat minum obat penderita kusta di Kabupaten
dalam memberikan informasi cara minum Brebes.Unnes Journal of Public Health
121

Anda mungkin juga menyukai