Anda di halaman 1dari 51

EKG

(ELEKTROKARDIOGRAFI)
dr. Rigky AlvaRocky
SADAPAN EKSTREMITAS
SADAPAN EKG
12 Lead EKG
 EKG mempunyai 12 lead atau sadapan terdiri dari:
6 lead ekstremitas : Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF.
6 Lead pracordial : Lead V1, V2, V3, V4, V5, V6.
Apa Fungsi dan Tugas dari sebuah
Lead?

Jantung adalah organ tiga dimensi, sehingga aktivitas


listriknya harus di pahami secara tiga dimensi juga.
Mustahil meihat jantung hanya dari satu sisi saja, untuk
itu fungsi dari sadapan adalah memandang jantung
dari setiap sudut tertentu untuk memperkuat
sensitivitas dari setiap regio
SADAPAN PRE-CORDIAL
INTERPRETASI EKG
1. RATE (heart Rate)  ILAHI :
2. RHYTHM  I : irama
(Sinus/asinus) (sinus/asinus)
3. AXIS (Lead I dan  L : Laju
AVF)  A : Axis
4. HIPERTROPHIC SIGN  H : Hipertrophic Sign
(Lead II)  I : Infarct
5. MYOCARDIAL
INFARCTION
6. ARRHYTMIA
RATE
Frekuensi/laju QRS  Lead II
 300 dibagi jumlah kotak besar

 1500 dibagi jumlah kotak kecil

 Bila dalam keadaan fibrilasi atrial (gelombang R-R


tidak stabil), lakukan cara dibawah ini :
1. Hitung jumlah Kompleks QRS dalam 6 detik (30
kotak besar), lalu dikali 10 (untuk dapat 1 menit).
2. Hitung dalam 4 detik (20 kotak besar)  dikali
15 untuk dapat 1 menit.
RHYTHM
Sinus ritme : sinus yg normal
Sinus ritme mempunyai karakteristik sebagai berikut :
 Gel. P harus ada

 Rate 60-100x/I

 Gelombang P harus diikuti Kompleks QRS dan Konstan (P-P,


stabil)
 Bentuk gel. P di satu lead sama

 Gel. P positif dilead II dan Negatif di AVR

 Interval PR harus konstan dan normal.

Semua gelombang yang tidak memenuhi syarat diatas 


ASINUS.
Checkpoint!
Checkpoint!
Axis

Positif : Gel. R lebih dominan dibanding Gel. Q Lead I : Kiri


dan S Lead AVF : Kanan
Negatif : Gel. R tidak dominan dibanding Gel. Q Aksis jantung mengikuti yang
dan S positif
Penyebab kelainan axis
 LAD (left Axis Deviation)  RAD ( Right Axis
 Left anterior hembiblock/ Deviation)
left anterior fasicular block  Left posterior hemiblock /
 Left ventricular hipertrophy left posterior fasicular
 Wolf parkinson white block
sindrom  Emboli paru

 hiperkalemia  PPOK
Checkpoint!
Checkpoint!
HIPERTROPIC SIGN

HIPERTROPIC

ATRIUM VENTRICLE

RIGHT ATRIAL
LEFT ATRIAL RVH LVH
ENLARGEMENT
ENLARGEMENT
(RAE)
(LAE)

P-Pulmonale
P-Mitrale
RAE & LAE

MORFOLOGI GEL. P NORMAL

Amplitudo = 2,5mm (2,5 kotak


kecil)
Durasi : 120ms
RAE & LAE
 P – Pulmonale 
tinggi (Amplitudo) gel.
P melebihi 2,5 mm
atau 2,5 Kotak Kecil
pada Lead II, III, AVF.
 P-Mitrale  Panjang
(Durasi) Gel. P
melebar minimal 1
kotak kecil.
Checkpoint!
Right Ventricular Hypertrophy
-Lihat sadapan ekstermitas  axis jantung cenderung mengarah ke RAD.
-Lihat sadapan Pre-cordial  pada V1 gel.R lebih besar dari pada Gel. S, Pada V6 Gel. S lebih
besar daripada Gel. R
-Penyebab Hipertrofi Ventrikel kanan yang paling sering ditemui adalah penyakit paru dan penyakit
jantung kongenital
Left Ventricular Hypertrophy

• Panjang Gel. S pada lead V1 + panjang Gel.R pada V5/V6 : >35 mm atau >35 Kotak Kecil  LVH
• Sering didapati deviasi aksis kekiri, namun pada umumnya hal ini bukan tanda diagnostik yang terlalu
berguna.
• Penyebab utama LVH adalah hipertensi sistemik dan Penyakit katup jantung
Apa yang terjadi bila kedua ventrikel
kanan dan kiri mengalami hipertrofi?

Dapat terlihat kombinasi beberapa kriteria


(misalnya kriteria hipertrofi ventrikel kiri pada
sadapan prekordial yang disertai deviasi aksis
ke kanan pada sadapan ekstremitas). Namun
pada sebagian besar kasus, pengaruh ventrikel
kiri yang biasanya dominan menutupi pengaruh
ventrikel kanan.
MYOCARDIAL INFARCTION
 Iskemik  ST Depresi / T inverted
 Infark  ST Elevasi / New Onset LBBB
Letak Sadapan
 S : Septal  V1-V2
 A : Anterior  V3-V4  ramus interventrikularis anterior
A. Koronaria sinistra
 L : Lateral  V5, V6, I, AVL  Ramus sirkumfleksus a.
koronaria sinistra
 I : Inferior  II, III, AVF  A. koronaria Dekstra
 Apikal : I, V6
 Anterior Ekstensif : V1-V6, I, AVL  Left Main Artery.
 Posterior : V7-V9 biasaya disebabkan oleh penyumbatan A.
koronaria dekstra  Resiprokal pada sadapan anterior,
terutama V1.
 Ventrikel Kanan : V3R, V4R.
Segmen - ST

Walaupun gambaran EKG selalu berubah melalui stadium


diatas selama infark akut, salah satu di antara
perubahan ini dapa terjadu tanpa adanya perubahan
yang lain.
Q-Patologis

Gelombang Q patologik yang


menandakan infark cenderung
lebih luas dan lebih dalam.
Kriteria untuk gelombang ini
adalah sebagai berikut :
1. Durasi gelombang Q harus
lebih besar dari 0,04 dtk
2. Kedalaman gelombang Q
sekurang-kurangnya harus
sepertiga dari tinggi gel. R
pada kompleks QRS yang
sama
Infark posterior
 Infark posterior selalu disebabkan oleh A. koronari
dekstra. Karena tidak ada sadapan konvensional
(12 lead) yang terletak di atas dinding posterior
maka untuk mendiagnosa diperlukan perubahan
resiprokal (cermin) pada sadapan anterior.
 Karena kita tidak dapat melihat elevasi segmen ST
dan gelombag Q pada sadapan posterior, maka
kita harus mencari Depresi segmen ST dan gel. R
tinggi dilead anterior terutama lead V1.
Kriteria Infark Miokard Posterior
 Pada EKG 12 lead standar dijumpai :
1. Depresi segmen ST pada lead V1-V3
2. Gelombang R yang prominen
3. R/S > 1 pada lead V2
4. Gelombang T yang prominen di V1-V3
5. Kombinasi ST depresi yang horizontal dengan gel.
T yang positif di lead V1-V3.
6. Berhubungan dengan infark inferior dan / atau
lateral
Infark Posterior
ARITMIA
ARITMIA HR >150x/i

QRS LEBAR QRS SEMPIT

REGULER IRREGULER REGULER IRREGULER

Ventrikel Ventrikel
TAKIKARDI Fibrilasi Atrial Flutter Atrial Fibrilasi

SVT
Ventrikel Fibrilasi

QRS Lebar dan Irreguler


Th/ Defibrilasi, Bifasik 120-200J.
Monofasik 360J.
RJP 5 siklus (30:2), pasang IV Line, pasang ETT  Ventilasi mekanik 8-10
kali/menit.
Epineprin 1mg
Amidarone I : 300mg IV
Amiodarone II : 150 mg IV
Ventrikel Takikardi

Kriteria Tidak Stabil :


QRS Lebar dan reguler
1. Penurunan Kesadaran
Th/Stabil  Amiodarone 150 mg IV
2. Nyeri dada
tidak stabil :
3. Sesak nafas
Pulse (+)  kardioversi 50-100J.
4. Hipotensi
Pulse (-)  sama dengan VF
5. Riw. Gagal jantung
Atrial Flutter

QRS sempit dan reguler


Th/Stabil :
<48jam Digoxin, Amiodarone 150 mg
IV.
>48 jam  verapamil,diltiazem, B-
Blocker.
tidak stabil :
kardioversi 120-200J.
Atrial Fibrilasi

QRS sempit dan ireguler


Th/Stabil :
<48jam Digoxin, Amiodarone 150 mg
IV.
>48 jam  verapamil,diltiazem, B-
Blocker.
tidak stabil :
kardioversi 120-200J.
Supra Ventrikular Takikardi

QRS sempit dan reguler, Gel. P dan T


Tumpang tindih Syarat Vagal Manuver :
Th/Stabil : 1. Bruit Carotis (-)
1. Manuver vagal 2. Riw. VT/VF (-)
2. Inj. Adenosine 6-12-12mg 3. Riw. Stroke (-)
tidak stabil : 4. Riw. PJK (-)
kardioversi 50-100J. Jika salah satu (+)  Inj. Adenosine
Asistole

• RJP 5 siklus (30:2).


• Pasang ETT  ventilasi mekanik 8-10
kali/menit.
• Epinephrine 1mg IV setiap 3-5 menit.
Pulseless Electrical Activity

Suatu keadaan dimana masih terdapat aktivitas listrik jantung, tanpa


disertai denyut yang teraba atau tekanan darah yang terukur.
Tatalaksana :
• RJP 5 siklus (30:2).
• Pasang ETT  ventilasi mekanik 8-10 kali/menit.
• Epinephrine 1mg IV setiap 3-5 menit
Anatomi Sistem Konduksi
AV block
 Yang perlu diperhatikan untuk mendiagnosa AV
Block adalah PR Interval. PR interval normalnya
hanya sekitar 3-5 kotak kecil (0,12-0,2 detik)
 Ada 3 Varian Blokade AV
1. AV block derajat 1
2. Av Block derajat 2
1. Mobitz tipe 1 (Blokade Wenckebach)
2. Mobitz tipe 2
3. Av block Derajat 3
AV Block derajat 1

PR Interval memanjang
>5kk dan konstan, tanpa
diikuti oleh hilangnya
kompleks QRS.
AV Block derajat 2 Mobitz 1
(Blokade Wenckebach)

PR Interval makin lama


makin panjang, diikuti
oleh hilangnya kompleks
QRS.
AV Block derajat 2 Mobitz 2

PR Interval Normal,
namun kompleks QRS
menghilang.
AV Block derajat 3

Gel P dan Kompleks QRS


membentuk Pola sendiri2
Blokade cabang berkas
RBBB (Blokade cabang berkas kanan)

 Konduksi yang melewati cabang berkas kanan


(right bundle branch) terhambat, akibatnya
depolarisasi ventrikel kanan terlambat, akibatnya :
1. Kompleks QRS melebar melebihi 0,12 detik
2. Dijumpai RSR’ pada lead V1 dan V2 (lead V1
dan V2 berada tepat diatas ventrikel kanan)
LBBB (Blokade cabang berkas kiri)
 Pada blokade cabang berkas kiri, kali ini giliran
depolarisasi ventrikel kiri yang dihambat,
akibatnya :
1. Kompleks QRS melebar lebih dari 0,12 detik
2. Gel. R yang atau bertakik yang agak melandai
pada awal sadapan I, AVL, V5, V6 (karena lead
lateral tepat berada pada ventrikel kiri)
3. Gel. S yang dalam pada V1 / V2 (Resiprokal).
Penulisan Intertpretasi EKG

Sinus Bradikardia dengan laju QRS 41x/I


Normoaksis,RAE(-), LAE (-), RVH (-), LVH(-)
ST-Elevasi II, III, AVF.
Kesan : STEMI Inferior.
V

Anda mungkin juga menyukai