Anda di halaman 1dari 2

Coriolus versicolor (CV) dapat dijadikan sumber agen imunomodulator, formulasi CV

telah lama diyakini untuk meningkatkan kesehatan, kekuatan, dan umur panjang. Negara Cina
dan Jepang telah menyetujui produk yang menggunakan ekstrak CV sebagai terapi tambahan
untuk pasien kanker yang sudah menerima kemoterapi atau radioterapi. Chui dan Christi (2003)
mengatakan bahwa terdapat dua komponen bioaktif yang berasal dari ekstrak CV, yaitu
Polisakarida krestin (PSK) dan Polisakaropeptida (PSP). Keduanya didapatkan dari ekstraksi
miselum jamur Coriolus versicolor. Saleh et.al. (2017) mengatakan bahwa PSP adalah
komponen bioaktif yang paling umum digunakan di Cina dan berasal dari strain COV-1,
sedangkan PSK paling umum digunakan di Jepang dan berasal dari strain CM101. Kedua
komponen ini terdiri atas mannose, xilosa, galaktosa, dan tambahan fruktosa (pada PSP) serta
arabinose dan rhamnosa (pada PSK).

Jamur Coriolus versicolor memiliki potensi yang kuat pada ekspresi in vivo dan in vitro
dari Tumor Necrosis Factor (TNF)-α karena memiliki kemampuan untuk menginduksi apoptosis
dan aktivitas tumoricidal yang ampuh. Menurut Saleh et.al. (2017) model yang paling umum
digunakan untuk mempelajari efek pembunuhan sel kanker oleh PSP adalah kultur in vitro sel
leukemia manusia HL-60. Teknik ini menujukkan bahwa terjadi penurunan proliferasi karena
siklus sel mereka terganggu, terjadi induksi apoptosis, dan kepekaan terhadap beberapa agen
kemoterapi seperti camptothecin, doxorubicin, dan etopside. Efek ini memiliki korelasi dengan
penurunan protein anti-apoptotic bcl-2 dan survivin yang bersamaan dengan peningkatan bax
dan sitokrom c. Perlakuan sel darah merah mononuclear perifer manusia dengan PSP
menggunakan media terkondisi untuk menumbuhkan HL-60 atau U937 menunjukkan aktivitas
tumoricidal yang signifikan yang dapat dihambat oleh blokade TNF-α atau IFN-γ.

Induksi TNF-α juga dapat diamati dengan pemberian PSP secara in vivo. Luo et. al.
(2014) megatakan penelitian lain menunjukkan bahwa PSP tidak menunjukan adanya efek
sitotoksik langsung pada hepatoma, sarcoma, melanoma, kanker payudara, atau
choriocarcinoma. Tes in vitro pada sel kanker payudara murine - 4T1 yang diberi perlakukan
PSP menunjukkan adanya penghambatan migrasi yang signifikan dari matriks metalloprotease
yang memproduksi MMP-9. Hal ini tercermin secara in vivo pada percobaan mencit yang
disuntikkan dengan sel 4T1. Lee et. al. (2014) mengatakan bawha percobaan ini menunjukkan
adanya penurunan pertumbuhan paru-paru, tetapi tidak pada organ hati dalam merespon
perlakuan PSP.

Efek antitumor oleh PSP harus dipelajari secara teliti dalam konteks jaringan kompleks
dari sel kanker dan tumor microenvironment. Dalam sebuah penelitian, tikus diberi perlakukan
dengan PSP 5 hari sebelum atau menggunakan PSP pada hari yang sama dengan implantasi sel
tumor, kemudian diikuti oleh pemberian radiasi seminggu kemudian. Hasil menunjukan bahwa
kedua kelompok tersebut mengalami penurunan pertumbuhan tumor dibandingkan dengan
hewan kontrol yang tidak diberi perlakuan apapun. Menurut Sisms (2010) kelompok yang diberi
perlakukan PSP sebelum implantasi sel tumor menunjukkan pertumbuhan sel kanker yang lebih
lambat, kemugkinan hal ini terjadi karena adanya peningkatan IL-1β lokal atau sistemik sehingga
secara efektif dapat meningkatan proliferasi limfosit sebelum implantasi sel tumor. Kelompok
yang diberi perlakuan PSP pada hari yang sama dengan implantasi sel tumor, menunjukkan efek
yang lebih sederhana sehingga perlakukan PSP lebih baik digunakan sebelum implantasi sel
tumor.

Cui, J., dan Christi, Y., 2003, Polysaccharopeptides of Coriolus versicolor: Physiological Activity,
Uses and Production, Biotechnology Advances 21: 109-122

Lee CL, Jiang P, Sit WH, Yang X, Wan JM. 2010 Regulatory properties of
polysaccharopeptide derived from Coriolus versicolor and its combined effect with ciclosporin on
the homeostasis of human lymphocytes. J Pharm Pharmacol 62(8):1028–36.

Luo KW, Yue GG, Ko CH, Lee JK, Gao S, Li LF. 2014. In vivo and in vitro anti-tumor and
anti-metastasis effects of Coriolus versicolor aqueous extract on mouse mammary 4T1
carcinoma. Phytomedicine 21(8–9):1078–87.

Saleh, Mohammad H, Iran Rashedi, dan Armand Keating. 2017. Immunomodulatory


Properties of Coriolus versicolor. The Role of Polysaccharopeptide. Immunol vol. 8.

Sims JE, Smith DE. 2010. The IL-1 family: regulators of immunity. Nat Rev Immunol
10(2):89–102

Anda mungkin juga menyukai