Anda di halaman 1dari 19

5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN PERBAIKAN
Servis sering juga disebut dengan istilah perbaikan (jasa).
Pengertian dari perbaikan itu sendiri adalah usaha untuk
mengembalikan kondisi dan fungsi dari suatu benda atau
alat yang rusak akibat pemakaian sesuai dengan kondisi
awal, yang diutamakan adalah alat tersebut. Perbaikan
memungkinkan untuk terjadinya pergantian bagian
komponen alat/spare part. Servis juga menjadi salah satu
pertimbangan seseorang untuk memutuskan membeli
produk atau menggunakan jasa dari sebuah perusahaan
pesaing. Mengingat begitu pentingnya servis bagi
kelangsungan usaha suatu perusahaan, sudah selayaknya
servis menjadi prioritas utama bagi suatu perusahaan jasa.
Berikut adalah definisi dari perbaikan:
“Servis adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan
atau ditujukan untuk memberikan kepuasan melalui
pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan”
(Sutardi & Budiasih, 2015).
“Servis merupakan sebuah paradigma dari orang-orang
dalam sebuah perusahaan yang menghasilkan produk atau
servis untuk selalu memberikan best value pada
pelanggannya” (Kertajaya, 2010).
“Meskipun servis seringkali memasukan komponen
tangibles yang penting, komponen ini bersama-sama dengan
personil yang ahli menjadi kombinasi yang dominan dalam
rangkaian value creation untuk penciptaan kinerja jasa”
(Wirtz & Lovelock, 2004).

B. PENGERTIAN SISTEM KOPLING


6

Kopling/Clutch adalah suatu elemen mesin yang


berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros
penggerak (driving shaft), dimana putaran inputnya akan
sama dengan putaran outputnya. Tanpa kopling, sulit untuk
menggerakan elemen mesin dengan baik. Dengan adanya
kopling pemindah daya dapat dilakukan dengan teratur dan
seefisien mungkin. Kopling (clutch) terletak diantara mesin
dan transmisi. Clutch berfungsi untuk menghubungkan dan
melepaskan tenaga dari mesin ke transmisi yang dikontrol
melalui pedal kopling. Kopling dapat memindahkan daya
secara perlahan-lahan dari mesin ke roda-roda penggerak
(drive wheel) agar gerak mula kendaraan dapat berlangsung
dengan lembut dan perpindahan roda-roda gigi transmisi
dapat lembut sesuai dengan kondisi jalan kendaraan.

Gambar 2.1 Letak


Kopling
Sumber: www.muhammadulilblog.wordpress.com,
diakses 28 September 2018

Rangkaian kopling umumnya terdiri dari:


1. Plat kopling (disc clutch).
2. Rumah kopling (cover clutch).
3. Mekanisme penggerak.
7

Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling:


1. Harus dapat menghubungkan dan memutuskan
hubungan antara mesin dengan transmisi secara lembut.
2. Pada saat menghubungkan tenaga dari roda gila ke
transmisi, kopling harus dapat memindahkan tenaga
tanpa terjadi slip.
3. Harus dapat membebaskan hubungan antara roda gila
dengan transmisi dengan sempurna dan cepat.

C. CARA KERJA SISTEM KOPLING


Flywheel atau roda gila akan meneruskan dan
menyimpan tenaga dari kruk as (berfungsi sebagai
penggerak piston) saat mesin hidup atau berputar.
Perantara satu-satunya dan yang paling utama kinerjanya
dalam menyalurkan tenaga mesin ke transmisi adalah plat
kopling. Melalui komponen inilah pada akhirnya tenaga
akan diteruskan ke roda yang membuat kendaraan
bergerak.
Sedangkan yang bertugas sebagai pengatur kapan
saatnya tenaga mesin disalurkan dan kapan tenaga mesin
ditahan adalah tugas dari dekrup. Hal ini dilakukan saat
pengemudi menekan dan melepas tuas kopling pada
kendaraan.
8

Gambar 2.2 Cara Kerja Kopling


Sumber: www.camargus.com,
diakses 28 September 2018

a. Saat Pedal Kopling Diinjak


Pada saat keadaan normal dan ketika kopling berjalan
dengan baik, begitu pengendara menekan tuas kopling,
tenaga mesin yang disalurkan akan terputus, karena pada
saat tuas kopling ditekan maka gaya tekan tersebut akan
menggerakan garpu pembebas. Saat itu garpu pembebas
akan menekan release bearing sehingga release bearing akan
mengangkat serta menekan per kopling dan plat penekan
kopling sehingga kampas kopling akan terlepas dari roda
gila. Secara bersamaan roda gigi transmisi akan terlepas
dari putaran mesin. Pada saat inilah yang memungkinkan
roda gigi transmisi berpindah ke tingkat selanjutnya
karena pada saat ini tenaga yang dihasilkan oleh mesin
tertahan oleh kopling sehingga tidak diteruskan ke bagian
transmisi.

b. Saat Pedal Kopling Dilepas


Begitu pula saat tuas kopling dilepas, tenaga mesin
yang tadinya terputus karena garpu pembebas menekan
release bearing, per kopling dan kampas kopling yang
mengakibatkan terlepasnya gigi transmisi dari putaran
mesin akan kembali tersalurkan tenaganya. Karena gigi
transmisi akan kembali mengikat putaran mesin untuk
menyalurkan tenaganya.

D. SPESIFIKASI HINO DUTRO TIPE 130 HD


Sistem kopling yang akan dibahas dalam laporan
praktikum ini adalah sistem kopling dari HINO Dutro 130
HD, dengan spesifikasi sebagai berikut:
9

1. Performa
Performa mesin adalah salah satu paling utama dalam
melihat spesifikasi sebuah unit kendaraan. Kecepatan
maksimum yang bisa dihasilkan oleh hino dutro 130 HD
adalah 103 km/jam. Sedangkan kekuatan di jalan menanjak
adalah 39,6 km/jam.

2. Dimensi
Merupakan ukuran panjang atau jarak yang terdapat di
Mobil Hino Dutro 130 HD. Dimensi yang ada dibawah
dalam satuan milimeter (mm).

Tabel 2.1 Spesifikasi Kendaraan Hino Dutro Tipe 130 HD


10

No Uraian pengukuran Ukuran(mm)

1 Jarak Sumbu Roda 3.380

2 Cabin to Axel 2.900

3 Cabin to End 4.480

4 Total Panjang 6.026

5 Total Lebar 1.945

6 Total Tinggi 2.165

7 Lebar jejak Depan 1.455

8 Lebar jejak Belakang 1.480

9 Julur Depan 1.006

10 Julur Belakang 1.580

3. Sumber
11

1 Belakang Full-Floating, single


reduction,
Single speed with

2 Depan Reverse Elliot, I-Section


Beam

3 Perbandingan 6,428
Gigi Akhir

4 Sistem Rear, 4x2


Penggerak

4. Berat Chasis (Kg)

1 Berat chasis 1.419


depan

2 Chasis belakang 936

3 Berat kosong 2.335

4 GVWR/GCVWR 8.250
5.

Model Mesin

1 Model W040 - TR
12

2 Tipe Mesin Diesel 4 langkah


segaris-Direct injection

3 Tenaga Maksimum 130/2.700


(PS/rpm)

4 Torsi Maksimum 38/1.800


(kgm/rpm)

5 Jumlah silinder 4

6 Diameter x langkah 104 x 118


piston (mm)

7 Isi Silinder (cc) 4.009

6. Roda dan Ban

1 Ukuran Rim 16 x 6. 00GS-127

2 Ukuran Ban 7.50 – 16 – 14PR

3 Jumlah Ban 6

7. Transmisi

1 Tipe M550

2 Perbandingan Gigi ke-1 4.981


13

3 Perbandingan Gigi ke-2 2.911

4 Perbandingan Gigi ke-3 1.556

5 Perbandingan Gigi ke-4 1.000

6 Perbandingan Gigi ke-5 0.738

7 Gigi Mundur 4.625

8. Kemudi

1 Tipe Recirculating Ball Screw

2 Minimal 6,7 m
Radius Putar

9. Kopling

1 Tipe Pelat Kering Tunggal – Hydraulic


Operation

2 Diameter Pelat Kering Tunggal – Hydraulic


Operation

10. Rem
1 Rem utama Vacuum Servo dengan
sirkuit ganda,
dilengkapi Booster

2 Rem Dengan Pipa Gas Buang


pelambat
14

3 Rem parkir Internal Expanding, out


shaft Transmisi

11. Suspensi
Depan & Rigid Axle dengan pegas daun
Belakang semi elliptic

12. Sistem Listrik Accu


Accu 12V – 60Ah – x 2

13. Tangki Solar


Muatan bahan 100 Liter
bakar

Sumber: mobilkuhino.blogspot.com,
diakses 29 September 2018

E. UNIT KOMPONEN SISTEM KOPLING


1. Clutch Pedal/Pedal Kopling
Fungsi pedal kopling adalah untuk merubah gaya
tekanan dari pengemudi untuk diteruskan kedalam
master kopling. Ketinggian pedal kopling bisa di setting
sesuai dengan karakter pengemudi dalam
mengoperasikan kendaraan. Jarak main pedal kopling
harus benar-benar terasa pas. Sebab, jika jarak main
pedal terlalu rendah atau tinggi dapat mengakibatkan
kopling tidak sepenuhnya bebas dari jepitan roda gila
dan matahari. Imbasnya perpindahan gigi pada waktu
15

pengoperasian perseneling menjadi susah (terutama


pada gigi rendah) dan jika dipaksakan dapat
menyebabkan kerusakan pada sistem transmisi.
Begitupun sebaliknya, jika jarak main pedal terlalu tinggi
dapat menyebabkan kopling tidak terjepit dengan
sempurna oleh flywheel yang berimbas pada penyaluran
tenaga yang tidak sempurna

Gambar 2.3 Pedal Kopling


Sumber: PT Indomobil Prima Niaga
(2013: 55)

2. Clutch Master Cylinder/Master Kopling Atas


Master kopling atas berfungsi untuk meneruskan
gaya tekan dari pedal kopling untuk menggerakkan
release fork (garpu penekan) melalui slave cylinder/ master
kopling bawah.
16
17

Gambar 2.4 Master Kopling Atas


Sumber: www.cieloownercommunity.com,
diakses tanggal 30 September 2018

3. Clutch Disc/Plat Kopling


Bentuk dari plat kopling berupa piringan berbahan
dasar asbes dengan campuran logam yang memiliki
khusus supaya tidak cepat aus atau rusak. Karena jika
plat kopling aus akan berbau dan jika dibiarkan maka
akan terbakar saat kendaraan melaju.

Gambar 2.5 Clutch Disc


Sumber: www.cieloownercommunity.com,
diakses tanggal 30 September 2018

a. Bagian-bagian utama plat kopling


1. Clutch hub
Clutch hub berfungsi sebagai tempat perkaitan unit
clutch disc dengan input shaft pada transmisi. Sehingga

Gambar 2.4 Master Kopling Atas


Gambar
Sumber: 2.5 Kampas Kopling
www.cieloownercommunity.com,
Sumber: www.cieloownercommunity.com
Diakses tanggal 24 September 2018
18

dapat memungkinkan unit plat kopling dapat bergerak


maju mundur.
2. Disc plate
Disc plate berfungsi sebagai rangka utama dari unit
clutch disc yang digunakan untuk menahan beban kerja.

3. Torsion dumper
Torsion dumper salah satu komponen yang berfungsi
untuk meredam hentakan/puntiran pada saat kopling
mulai menghubungkan ataupun meneruskan putaran.
torsion dumper juga bekerja saat akselerasi maupun
deselerasi.
4. Facing
Facing adalah komponen plat kopling yang berfungsi
untuk memperbesar gesekan, sehingga pemindahan
daya mesin dapat optimal.
5. Cushion plate
Cushion plate berfungsi sebagai dudukan facing dan juga
memperhalus kerja kopling.
6. Paku keling/Rivet
Rivet berfungsi untuk menyatukan kampas kopling dan
cushion plate dan disc plate.

b. Ciri-ciri kondisi plat kopling rusak


Ciri-ciri plat kopling yang aus atau rusak diantaranya:
1. Akan terjadinya slip kopling, dimana clutch disc tidak
mampu menghubungkan putaran mesin menuju
transmisi yang diakibatkan jarak antara kedua plat
terlalu berat.
2. Tarikan mobil kurang. Dimana ditandai dengan
penurunan kecepatan mobil sehingga tidak bisa
berjalan dengan benar.
19

3. Rpm mesin menjadi tinggi, karena plat kopling mulai


habis sehingga Rpm mesin pun semakin tinggi dari
biasanya.
4. Susah memindahkan gigi perseneling, merupakan ciri
dari plat kopling yang sudah aus. Karena untuk
memindahkan gigi perseneling dengan lancer
dibutuhkan plat kopling dengan kondisi sesuai
standar.

4. Clutch Cover/Penutup Kampas Kopling


Selama tutup kopling (clutch cover) terikat pada roda
gila dan berputar bersama-sama dengan putaran mesin,
mesin harus dalam keadaan seimbang untuk dapat
menghasilkan putaran yang balance, selain itu juga harus
mempunyai memindahkan panas dari hubungan kopling.

Gambar 2.6 Clutch Cover


Sumber: www.cieloownercommunity.com,
diakses tanggal 30 September 2018
Rumah kopling ini pada umumnya terdapat dua tipe
berdasarkan pegas penekan yang digunakan, yaitu tipe
pegas diafragma dan tipe pegas coil. Clutch cover ini
digunakan sebagai tutup kopling yang dipasangkan pada
flywheel (roda gila) dengan sambungan baut.
Clutch cover ini sebagai dudukan dari pegas penekan,
yang nantinya ketika pegas penekan ini ditekan oleh
release bearing maka pegas penekan akan mengungkit
20

plat penekan sehingga plat penekan tidak akan menekan


plat kopling atau dengan kata lain plat kopling menjadi
bebas dan putaran dari mesin tidak diteruskan ke
transmisi.

Selain itu pada cover clutch juga terdapat plat penekan


yang berfungsi untuk menekan plat kopling untuk
menghubungkan tenaga dari mesin ke transmisi.
Pegas tipe diafragma memiliki keuntungan yaitu
tenaga yang dibutuhkan untuk menekan pedal kopling
ringan, tenaga penekanan pada plat kopling dapat merata
dan tenaga pegas penekan ini tidak akan berkurang
karena gaya sentrifugal. Namun kerugian dari pegas
penekan tipe diafragma ini adalah tenaga penekanan pada
plat kopling lebih kecil dibandingkan dengan tipe koil.

5. Release Bearing/Bantalan Pelepas


Release bearing adalah bantalan berupa bearing/lakher
yang terletak di antara pegas kopling pada matahari dan
release fork/garpu penekan. Fungsinya adalah untuk
meneruskan dorongan dari fork kopling menuju pegas
diafragma pada saat kopling diinjak oleh seorang
pengemudi dan berputar saat kerja. Kerusakan yang sering
terjadi pada release bearing adalah karena faktor umur part,
biasanya karena bearing telah kering pelumasannya ataupun
sudah aus. Tanda dari kerusakan pada part ini adalah
timbulnya suara berisik/gemuruh pada saat pedal kopling
dilepas dan suara tersebut berkurang/hilang saat pedal
kopling diinjak. Oleh karena itu sangat disarankan saat
penggantian kampas kopling sebaiknya dilakukan
penggantian release bearing.
21

Gambar 2.7 Release Bearing


Sumber: www.cieloownercommunity.com,
diakses tanggal 30 September 2018

6. Clutch Slave Cylinder/Master Kopling Bawah


Selain master kopling atas, master kopling bawah juga
mempunyai fungsi yang sama yaitu:
a. Untuk meneruskan pekerjaan dari master kopling atas.
b. Setelah master kopling bawah menerima tekanan dari
master kopling atas lalu akan diteruskan ke dalam garpu
pembebas atau fork kopling untuk mendorong maju dan
membebaskan plat kopling dari himpitan matahari
kopling flywheel.
22

Gambar 2.8 Clutch Slave Cylinder


Sumber: www.cieloownercommunity.com,
diakses tanggal 30 September 2018

7. Release Fork (Garpu Penekan)


Sama halnya seperti pedal kopling, komponen release fork
pada dasarnya menggunakan prinsip pengungkit. Yang
mana panjang lengan fork akan sangat mempengaruhi
kekerasan pada penekan kopling. Fungsi dari release fork
diantaranya, yaitu:
a. Merupakan alat penghubung dari release kopling
dengan release bearing yang akan bergerak maju dan
mundur.
b. Yang menekan cover clutch dan akan membebaskan
putaran mesin ketika seorang pengemudi menginjak
pedal kopling.
23

Gambar 2.9 Release Fork


Sumber: www.cieloownercommunity.com,
diakses tanggal 30 September 2018

Halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai