LATAR BELAKANG
2014
Unemployment Inequality Index Financial
Poverty Rate Rate (Gini Ratio) Inclusion Index
• Interfensi Pemerintah :
Bantuan Sosial (Aid)
Kredit Usaha Rakyat atau KUR (soft loan)
• Akan tetapi kurang efektif mengurangi tingkat kemiskinan dan
kesenjangan serta meningkatkan inklusi keuangan.
• Sekitar 44 juta dari 62 juta (71%) UMKM belum akses ke
pembiayaan perbankan karena persyaratan perbankan terlalu
ketat terutama jaminan (collateral).
• Pemerintah harus mencari skema pembiayaan yang lebih
fleksibel (Pembiayaan Taylor Made).
Latar Belakang Kebijakan
Beberapa hasil penelitian mengkorfirmasi bahwa implementasi
penyaluran KUR menghadapi beberapa kendala sehingga
manfaatnya hanya dirasakan oleh kelompok usaha kecil dan
menengah, belum banyak menyentuh usaha mikro teruama dilapisan
paling bawah (Ultra atau super mikro).
Riset TNP2K (2015) menunjukkan bahwa rata-rata pinjaman KUR antara Rp12 juta
hingga Rp15 juta per nasabah.
Riset BKF (Badan Kebijakan Fiskal) (2015) menunjukkan bahwa sekitar 74% dana KUR
disalurkan ke kelompok usaha komersil atau segmen bankable. Kelompok usaha
Mikro dengan pembiayaan dibawah 10 juta rupiah belum bisa akses ke KUR.
Rirset Bank of Indonesia (BI) (2016) menunjukkan bahwa KUR banyak dinikmati oleh
Kelompok Usaha Kecil dan Menengah (78%).
Latar Belakang Kebijakan
KU
R KUR KUR KUR
KUR KUR
KU
KUR
74%
R
Feasible 26% KUR
KUR
KUR
KUR
KUR KUR
KUR KUR
KUR
GOVERNMENT GOVERNMENT
OTHER
SOCIAL
CREDIT
ASSISTANCE PROGRMS
Non-feasible
Non-bankable Bankable
Kolaborasi Program Pembiayaan
KUR dengan Subsidi bunga
Intermediary : Bank
Intermediary : Bank
UMi Financing
< Rp 10 juta, STARTUP Non-bankable SME
Pembiayaan UMi bersifat
Social Assistance komplementer dengan program
e-waroeng business pembiayaan lain khususnya KUR
Regulasi dan MoU
Inovasi Kebijakan
Pemerintah yang memiliki
Keunggulan : information
technology, coordinating,
dan assistance to
customers
Sumber : PIP
Suber Dana
Pemerintah
Kementerian
Kementerian Daerah
Kementerian Komunikasi
Koperasi dan (Gubernur/ BUMN (SOE)
Keuangan dan
UKM Bupati/Wali
Informatika
Kota)
Lembaga Penyalur
PT. BAV
Private
(SOE)
PT PEGADAIAN PT PNM
(SOE) (SOE)
KOPERA KOPERA KOPERA
SI/ BMT SI/ BMT SI/ BMT
Why two steps (through BAV)? The goals Why using SOE (BUMN)? 100 percent of
is to assist the government or PIP to select UMi Financing supported by state budget
a healthy cooperatives as a linkage (APBN). This is the goverment way to
channel. mitigate financing risk.
Penyaluran Dengan Mekanisme Chanelling
NAD
19.18 Milliar Collaboration with Ministry of Cooperation and SME and regional government to
expanding out reach for cooperative and SME throughout the country. With support
from Ministry of ICT through BLU BP3TI which provide supporting system and
technology.
Sumut
71.41 Milliar
Malut
Sulut
Kep. Riau Kaltim Gorontalo 2.61 Milliar 90.6 Juta
Riau 2.51 Milliar 1.34 Miliar
Kalbar 4.56 Milliar
15.81 Milliar
7.87 Milliar
SumBar
20.77 Milliar
SulTeng Papua Barat
Jambi Kalteng
3.89 Milliar 820.4 Juta
7.50 Milliar 835 Juta
Babel
SulBar
423 Juta
Sumsel Kalsel 1.54 Milliar Maluku
26.04 Milliar 4.25 Milliar 923 Juta
Bengkulu
SulTra
688 Juta Papua
3.76 Milliar
SulSel 895 Juta
Lampung 9.98 Milliar
53.30 Milliar
DKI Jakarta
30.54 Milliar
Rp. 994.621.882.236
232.70 Milliar
Jatim
DIY 126.40 Milliar Bali
378.619 nasabah
17.97 Milliar NTB
1.78 Miliar NTT
20.74 Milliar
7.91 Milliar
Sumber : PIP
UMi Disbursement Progress per Institution