Tyui
Tyui
BAB I
PENDAHULUAN
1. UMUM
a. RSUD Raja Ampat merupakan rumah sakit tingkat dua dengan berbagai kemampuan
pelayanan spesialisasi , sehingga tentu saja menjadi rumah sakit rujukan yang dituntut
mampu mewujudkan diri sebagai pusat pelayanan kesehatan tersier.
b. Untuk meningkatkan kinerja RSUD Raja Ampat sebagai rumah sakit yang tidak hanya
diperlukan peningkatan kualitas rawat inap maupun rawat jalan, tetapi juga diperlukan unit-
unit penunjang yang baik secara langsung maupun tidak langsung ikut berperan dalam
penentuan kualitas sebuah rumah sakit.
c. Salah satu unit pendukung itu adalah unit pencucian atau yang disebut unit linen sebagai
unit pengelola linen di rumah sakit.
d. Linen yang secara langsung bersentuhan dengan pasien, seperti sprei, selimut, handuk,
doek, dll tentu memerlukan pengelolaan yang tidak sederhana dalam upaya mencegah
terjadinya infeksi nosokomial.
e. Linen yang tidak bersentuhan dengan pasien secara langsung, seperti taplak, gorden,
sarung O2, dll juga bukan tidak mungkin menjadi sumber infeksi nosokomial jika tidak
dikelola dengan baik.
f. Mengingat pentingnya fungsi unit linen, maka diperlukan unit linen yang profesional dan
bekerja sesuai prosedur.
g. Sebagaimana salah satu syarat agar rumah sakit dapat melaksanakan pengelolaan linen
dengan baik dan terarah adalah adanya buku pedoman dalam pengorganisasian unit kerja
dan cara mengelola linen.
2. DEFINISI
Batasan linen di RSUD Raja Ampat adalah segala bahan yang terbuat dari tekstil baik yang
secara langsung berhubungan dengan pasien maupun tidak.
1
Unit linen adalah unit yang berfungsi mengelola linen, dari segi inventarisasi, perawatan,
pencucian, dan distribusi ke tiap ruang rawat inap, rawat jalan, dan ruangan lain.
4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman kerja ini meliputi Pedoman Kerja Kegiatan Pengelolaan Linen di
RSUD Raja Ampat, dengan tata urut sebagai berikut:
a. Bab I : Pendahuluan
b. Bab II : Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan
c. Bab III : Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia
d. Bab IV : Sarana dan Prasarana
e. Bab V : Kegiatan
f. Bab VI : Pencatatan dan Pelaporan
g. Bab VII : Evaluasi dan Peningkatan Mutu
h. Bab VIII : Penutup
5. DASAR
a. Undang – Undang Pokok Kesehatan No.23 Tahun 1992.
b. Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit, Depkes RI - Dirjen Pelayanan
Medik Spesifik 2001.
2
BAB II
VISI, MISI, FALSAFAH DAN TUJUAN
RSUD Raja Ampat menyadari bahwa perannya semakin dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan medis yang lebih profesional. Hal tersebut menjadi pendorong agar dalam
pelayanannya senantiasa didasari VISI, MISI dan MOTTO RSUD Raja Ampat.
4
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
5
Unit linen dalam melaksanakan tugas-tugasnya mengacu kepada ketentuan sesuai
Pedoman Kerja yang ditetapkan, meliputi tugas, tanggung jawab dan wewenang.
3. URAIAN TUGAS
Penanggung jawab londry
Mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab atas kegiatan
pengelolaan linen agar tercapai pelayanan yang baik dengan menyediakan
dan membuat prosedur kerja beserta fasilitas yang berkaitan dengan
pengelolaan linen.
Uraian Tugas
1. Memimpin, mengkoordinir, membina unit linen dalam mengelola
program dan kegiatan pengelolaan linen Rsud Raja Ampat agar
berhasil dan berdaya guna.
2. Menyusun rencana program, kegiatan dan anggaran tahunan unit linen.
3. Menyusun, mengembangkan, merevisi dan melengkapi kembali
pedoman, standar dan prosedur pengelolaan linen yang pernah
disusun.
4. Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya pelaksanaan
program pengelolaan linen Rsud Raja Ampat
5. Memantau dan mengevaluasi secara berkala hasil pelaksanaan
program pengelolaan linen Rsud Raja Ampat
6. Melaporkan pelaksanaan dan hasil kerja unit linen kepada Karumkit
melalui Kabag Penunjang
Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab atas penetapan kebijakan pengelolaan linen di
Rsud Raja Ampat.
2. Bertanggungjawab atas segala peralatan dan segala sarana prasarana
yang berkaitan dengan pengelolaan linen di Rsud Raja Ampat.
3. Bertanggung jawab dan melaporkan segala bentuk kegiatan kepada
Kabag Penunjang Rsud Raja Ampat secara berkala.
Wewenang
Memberikan usul dan saran kepada Karumkit tentang hal-hal yang
berhubungan dengan pengelolaan linen di Rsud Raja Ampat
Hubungan Kerja
Melalui Kasie Penunjang dengan:
Unit kerja
Rawat inap
Bagian Mutu
6
PENANGGUNG JAWAB PENERIMAAN
Mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab atas kegiatan
penerimaan dan penyortiran di unit linen agar tercapai pelayanan yang
baik dengan menyediakan dan membuat prosedur kerja beserta fasilitas
yang berkaitan dengan pengelolaan linen.
Uraian Tugas
1. Memimpin, mengkoordinir, membina bidang penerimaan dan
penyortiran linen dalam mengelola program dan kegiatan pengelolaan
linen Rsud Raja Ampat agar berhasil dan berdaya guna.
2. Menyusun, mengembangkan, merevisi dan melengkapi kembali
pedoman, standar dan prosedur penerimaan dan penyortiran linen yang
pernah disusun.
3. Memantau dan mengevaluasi secara berkala hasil pelaksanaan
program penerimaan linen di Rsud Raja Ampat.
4. Melaporkan pelaksanaan dan hasil kerja penerimaan dan penyortiran
linen kepada Kasi Penunjang.
Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab atas penetapan kebijakan penerimaan dan
penyortiran linen di Rsud Raja Ampat.
2. Bertanggungjawab atas segala peralatan dan segala sarana prasarana
yang berkaitan dengan penerimaan linen di Rsud Raja Ampat.
3. Bertanggung jawab dan melaporkan segala bentuk kegiatan
penerimaan dan penyortiran linen kepada Kasi Linen secara berkala.
Wewenang
Memberikan usul dan saran kepada Kasi Linen tentang hal-hal yang
berhubungan dengan penerimaan dan penyortiran linen di Rsud Raja
Ampat
Hubungan Kerja
Melalui Kasi Penunjang dengan:
Unit Kerja
Rawat Inap
Runag OK
Hubungan Kerja
Melalui Kasi Linen dengan:
Unit Kerja
Rawat Inap
Ruang OK
Wewenang
Memberikan usul dan saran kepada Kasi Linen tentang hal-hal yang
berhubungan dengan seterika/pressing linen di Rsud Raja Ampat
8
Hubungan Kerja
Melalui Kasi Linen dengan:
Unit Kerja
Rawat Inap
Ruang OK
Wewenang
Memberikan usul dan saran kepada Kasie Penunjang tentang hal-hal yang
berhubungan dengan distribusi linen di Rsud Raja Ampat
Hubungan Kerja
Melalui Kasi Linen dengan:
Unit Kerja
Rawat Inap
OK
9
Untuk karyawan baru di unit linen, akan diberikan masa orientasi 2 minggu dengan
diperbantukan ke salah satu bidang yang terdapat di unit linen di bawah pengawasan
penanggung jawab bidang tersebut.
10
BAB IV
SARANA dan PRASARANA
1. SARANA
Sesuai dengan tugas dan wewenangnya, Unit Linen dapat menyediakan sarana sebagai
berikut:
1. Informasi tentang hasil kegiatan pengelolaan linen di Rsud Raja Ampat
2. Program/kegiatan pengelolaan linen Rsud Raja Ampat Pedoman pengelolaan linen di
Rsud Raja Ampat SPO Linen, Buku Petunjuk teknis Linen 2002.
3. Pedoman Pelayanan dan Pemeliharaan Linen Rsud Raja Ampat.
2. PERALATAN
Peralatan diperlukan untuk mendukung proses kegiatan agar dapat berjlan lancar, sehingga
jangkauan pelayanan Unit linen dapat tercapai. Peralatan Unit Linen yang ideal meliputi
sarana dan prasarana yaitu:
1. Ruangan kerja yang representatif dan lengkap dengan peralatan tulis dan kantor.
2. Formulir-formulir pengelolaan linen.
3. Almari untuk menyimpan buku-buku, formulir, laporan Linen.
4. Mesin cuci dengan perawatan teratur sesuai prosedur.
5. Mesin pengering.
6. Mesin Seterika.
3. DANA
1. Pembiayaan operasional Unit Linen adalah dari anggaran operasional bagian
perencanaan yang disusun dan ditetapkan pada setiap tahun anggaran.
2. Rencana anggaran tahunan diusulkan ke bagian Penunjang.
11
BAB V
KEGIATAN
1. BATASAN-BATASAN
a. Penerimaan linen adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari serah terima linen kotor
dari ruang perawatan, kamar operasi, atau poli kepada unit linen, transportasi ke unit linen,
penimbangan linen kotor, dan penyortiran linen kotor berdasarkan jenis bahan dan tingkat
kotor, untuk kemudian diserahkan ke bagian pencucian.
b. Pencucian linen adalah proses membuat linen kotor menjadi bersih. Linen kotor yang telah
melalui proses penerimaan, dicuci baik secara otomatis menggunakan mesin cuci yang
tersedia maupun proses pencucian secara manual, untuk kemudian diserahkan kepada
bagian seterika/pressing.
c. Seterika/pressing adalah proses mengeringkan linen setelah melalui proses pencucian.
Seterika/pressing menggunakan mesin pengering dan mesin seterika yang tersedia, untuk
kemudian didistribusikan kembali ke ruangan, kamar operasi, atau poli.
d. Distribusi adalah proses pengiriman kembali linen bersih menggunakan kereta/trolly linen
bersih ke ruang perawatan, kamar operasi, untuk kemudian dipakai atau disimpan di
ruangan.
2. KEBIJAKAN
Cakupan kegiatan pengelolaan linen di Rsud Raja Ampat termasuk ketentuan/peraturan:
a. Prosedur Penanganan dan Pengangkatan Linen oleh bagian penerimaan.
b. Prosedur Penerimaan Linen Kotor oleh bagian penerimaan, yang meliputi jadwal
penerimaan, penimbangan linen kotor dan pencatatan.
c. Prosedur Penyortiran Linen oleh bagian penerimaan, yang meliputi penyortiran
berdasarkan warna dan jenis bahan, serta jumlah dan jenis noda.
d. Prosedur Pencucian Linen oleh bagian pencucian, yang berisi prosedur pencucian linen
secara manual dan secara otomatatis dengan memakai mesin cuci.
e. Prosedur Pembilasan Linen oleh bagian pencucian.
f. Prosedur Pengeringan Linen (Penyeterikaan) oleh bagian seterika/pressing yang berisi
proses pengeringan secara umum.
g. Prosedur Penyaluran Linen Bersih oleh bagian distribusi.
h. Prosedur Pelaksanaan Kebersihan Ruang Pencucian.
i. Prosedur Pelaksanaan Kebersihan Peralatan di Ruang Pencucian.
j. Prosedur Pelaksanaan Kebersihan Kereta Linen.
k. Prosedur Perlindungan Diri.
12
l. Prosedur Pelaksanaan Pemakaian Perlengkapan Perlindungan Diri.
3. SPESIFIKASI LINEN
Spesifikasi
No Nama Linen Keterangan
Ukuran Jenis kain
1 Sprei besar 150 x 250 cm Katun 70 %
Poliester 30%
2 Selimut 120 x 180 cm Katun 70%
Poliester 30%
3 Stik laken 94 x 175 cm Katun 70%
Poliester 30%
4 Sarung bantal 45 x 75 cm Katun 70%
Poliester 30%
5 Perlak 140 x 100 cm Plastik
6 Taplak meja 60 x 60 cm Katun 70%,
polyester 30%
7 Bantal 65 x 40 cm Dacron 100%
8 Korden putih - Kecil : 310 x Katun 70%,
230 cm. polyester 30%
- Sedang : 550
x 230 cm.
- Besar : 620 x
230 cm.
9 Korden warna - Kecil : 310 x Katun 70%,
230 cm. polyester 30%
- Sedang : 550
x 230 cm.
- Besar : 620 x
230 cm.Kecil :
310 x 230 cm.
10 Korden vip - Kecil : 310 x Katun 70%, Vip
230 cm. polyester 30%
- Sedang : 550
x 230 cm.
- Besar : 620 x
230 cm.Kecil :
310 x 230
cm.Sedang :
550 x 230 cm.
13
4. JUMLAH STANDAR LINEN
No Nama linen Rasio
1 Sprei besar 1 : 3 ( kapasitas TT : linen )
2 Selimut 1 : 3 ( kapasitas TT : linen )
3 Stik laken 1 : 3 ( kapasitas TT : linen )
4 Sarung bantal 1 : 3 ( kapasitas TT : linen )
5 Perlak 1 : 3 ( kapasitas TT : linen )
6 Taplak meja 1 : 2 ( pasien : linen )
7 Bantal 1 : 2 ( pasien : linen )
8 Korden putih 1 : 1 ( kamar : linen )
9 Korden warna 1 : 1 ( kamar : linen )
10 Korden VIP 1 : 1 ( kamar : linen )
5. PENERIMAAN
Penerimaan linen kotor di unit linen diatur sesuai jadwal sebagai berikut:
Hari Asal Ruangan
Senin Semua ruangan rawat inap dan rawat jalan
Selasa Semua ruangan rawat inap dan rawat jalan
Khusus untuk linen taplak meja dan korden dari ruang rawat inap
Rabu
dan rawat jalan
Kamis Semua ruangan rawat inap dan rawat jalan
Jumat Semua ruangan rawat inap dan rawat jalan
Proses penerimaan linen kotor sendiri terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:
a. Petugas memakai Alat Pelindung Diri (APD)
b. Jadwal penerimaan linen pukul 07.30– 09.00WIB
c. Linen kotor dari ruangan dibawa dengan kereta linen melalui pintu linen kotor
d. Linen kotor dari masing-masing ruangan ditimbang
e. Berat linen kotor dicatat di buku timbangan
f. Selain berat juga dihitung jumlah tiap macam linen oleh petugas penerimaan dan petugas
pengiriman linen
g. Linen dibedakan menurut
1) Warna dan jenis :
- Linen berwarna hijau (khusus kamar operasi)
- Linen putih, biru, hijau dan merah muda untuk semua ruangan
- Popok bayi
14
- Baju pasien
2) Jumlah dan jenis noda.
- Linen kotor tidak terkena noda darah, debu, minyak.
- Linen kotor kena darah yang sedikit
- Linen kotor kena darah yang merata
- Linen kotor terkena bab/bak
- Linen kotor dari penderita berpenyakit menular/linen infeksius
- Untuk memudahkan pencucian, linen berwarna didahulukan agar tidak pudar
terkena obat pemutih
i. Petugas mencuci tangan dengan antiseptik
6. PENCUCIAN
Proses pencucian dapat dilakukan secara manual atau otomatis menggunakan mesin cuci
yang tersedia. Pencucian dengan mesin cuci sesuai tahap-tahap berikut :
2) Linen kotor infeksius direndam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
3) Linen kotor yang terkena darah sedikit / bab dicari bagian yang bernoda, disikat, hingga
bersih.
5) Setelah perendaman masukkan linen ke dalam mesin cuci dan dibilas 1 kali
6) Masukkan sabun sebanyak 1 kg untuk linen 60 kg. Untuk linen putih tambahkan suhu
40ºC. Terakhir masukkan pewangi pakaian sebanyak 900ml untuk linen 60 kg
7) Nyalakan mesin cuci selama 90 menit
8) Pembilasan dilakukan sebanyak 3 kali
9) Setelah dibilas linen diperas denan mesin pemeras
10) Linen yang telah diperas dimasukkan ke mesin pengering sekaligus disterilisasi dengan
uap yang dihasilkan ketel uap / boiler.
11) Setelah pengeringan selesai dilakukan maka siap untuk disetrika.
12) Petugas mencuci tangan dengan antiseptic
Sabun yang digunakan adalah : Rinso Matic
Molto untuk pewangi pakaian
Mesin cuci yang tersedia ada 2 unit dengan kapasitas 70 kg dan 1 unit dengan kapasitas 10
kg.Khusus linen infeksius menggunakan 1 mesin cuci dan 1 unit untuk mencuci linen non
infeksius. Mesin cuci dengan kapasitas 10 kg digunakan untuk mencuci pakaian/ piyama.
15
7. SETERIKA/PRESSING
Proses pengeringan dan seterika secara umum mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
2. Linen seperti sprei, stik, selimut, sarung bantal setelah selesai dari mesin cuci langsung
disetrika dengan mesin rol.
3. Linen sepert, baju bayi, popok bayi dikeringkan dengan mesin pengering selama 30
menit dengan suhu 700 C. Setelah kering diseterika dengan mesin press atau manual
dengan suhu 1650 C pada bidang kontak.
Prosedur pengoperasian mesin rol, mesin pengering, dan mesin press disesuaikan dengan
type masing-masing mesin dan diatur dalam standar prosedur yang disahkan oleh Karumkit.
8. DISTRIBUSI
Pengiriman kembali linen yang telah bersih dari unit linen ke masing-masing ruangan atau poli,
mengikuti tahap-tahap:
3. Pengambilan linen bersih antara petugas ruangan dan petugas pencucian dilaksanakan
jam 13.00 – 14.30. di ruang penyaluran linen bersih (melalui loket bersih).
5. Pengembalian linen bersih ke ruangan menggunakan kereta linen, linen diletakkan dalam
wadah tertutup/plastik
9. PELAKSANAAN KEBERSIHAN RUANG PENCUCIAN
Kebersihan dari ruang pencucian menjadi tanggung jawab Kasi Linen dan dilaksanakan
secara bergiliran oleh semua karyawan di unit linen. Jadwal pelaksana kebersihan ruang
pencucian setiap hari dibuat oleh Kasi Linen secara berkala. Pelaksanaan Kebersihan ruang
pencucian mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
3. Mengepel lantai dengan creolin dan air ditaruh dalam botol dengan tutup berlubang untuk
dikucurkan di lantai
5. Pelaksanaan kebersihan ruang pencucian dilakukan setiap hari dua kali, yaitu pada pukul
06.30 dan pukul 14.00 w
16
6. Sebulan sekali membersihkan seluruh lantai ruang pencucian dengan cara diguyur,
pembersihan alat-alat lain sama dengan pembersihan harian.
12.SASARAN
Yang dimaksud dengan sasaran di sini adalah seluruh satuan kerja baik unit maupun
pelayanan di Rsud Raja Ampat yang terkait dengan pengelolaan linen. Meliputi :
17
a. Ruang rawat inap
b. Unit Rawat Jalan
1) Unit Rawat jalan spesialis dan umum.
2) Departemen Gawat darurat
c. Unit Kamar Operasi)
Secara umum, prosedur tetap pencucian di RSUD Raja Ampat digambarkan dalam
skema di bawah ini:
Penerima
Pencuci
Pemeras
Pengering Penjemur
Press/Seterika
Pemilih/Pengecek
Pengambilan
Tanda
Pengambilan
18
BAB VI
PENCATATAN dan PELAPORAN
Pengertian
Pencatatan dan pelaporan adalah suatu kegiatan mencatat data-data yang diperlukan sehingga
dapat dibaca, dilaporkan, didistribusikan, dan disimpan.
Tujuan
1. Sebagai alat informasi dan komunikasi dalam menyampaikan berita, keterangan dari unit-unit
perawatan/ pelayanan secara berkesinambungan dalam bidang pelayanan pengendalian
infeksi.
2. Mengumpulkan data sebagai bahan untuk menentukan masalah yang timbul, pemecahan
masalah, menetapkan prioritas tindakan serta evaluasi.
3. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan tanggung gugat
4. Sebagai dokumentasi yang dapat disimpan untuk bahan penelitian guna meningkatkan
pelayanan.
Isi Pencatatan
Pencatatan yang dilakukan Unit Linen berisi:
1. Jenis dan spesifikasi linen
2. Standar jumlah linen
3. Jumlah linen yang dipakai di tiap ruangan atau poli
4. Jumlah linen yang disimpan di tiap ruangan atau poli
5. Jumlah linen yang dicuci dari tiap ruangan atau poli
Jenis Pelaporan
A. Laporan Harian
Dibuat oleh penanggung jawab masing-masing bidang kepada Kasie Penunjang. Laporan ini
berisi:
a. Kegiatan pengelolaan linen pada hari itu.
b. Jumlah linen yang diterima dan dikembalikan ke masing-masing ruangan atau poli.
c. Masalah-masalah yang timbul
19
BAB VII
EVALUASI dan AUDIT
Guna melihat keberhasilan kegiatan pengelolaan linen di Rsud Raja Ampat, Unit linen perlu
mengadakan pemantauan kegiatan pengelolaan linen dan evaluasi hasil pemeriksaan sarana dan
peralatan yang berkaitan dengan pengelolaan linen. Dari pemantauan dan evaluasi hasil harus
dilihat:
Apakah dalam pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana/program.
Apakah mengalami kesulitan / hambatan-hambatan.
Bila perlu dilakukan tindak lanjut dibuat usul atau saran berupa rekomendasi dari Unit linen.
Rekomendasi disampaikan kepada Kasubag Tata Usaha. Pemeriksaan sarana dan peralatan
yang berkaitan dengan pengelolaan linen Rsud Raja Ampat meliputi antara lain:
Bakteriologi dan jamur linen bersih.
Perawatan berkala mesin-mesin yang terdapat di ruang pencucian.
Untuk mengetahui tingkat kinerja pengelolaan linen di RSUD Raja Ampat perlu dilakukan
penilaian secara obyektif dengan menggunakan metode dan instrumens penilaian yang baku.
Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus berkesinambungan dan dilihat dari aspek masukan,
proses dan keluaran, sehingga mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kriteria Evaluasi
a. Aspek Masukan / Struktur
1) Tersedianya pedoman pengelolaan linen Rsud Raja Ampat Tersedianya SPO Linen
2) Mekanisme dan prosedur kerja Unit linen
3) Adanya kelompok kerja pelaksana dan atau personil yang bertanggung jawab
melaksanakan pengelolaan linen
4) Adanya program kerja Unit Linen Rsud Raja Ampat Adanya dana dan sarana untuk
program dan kegiatan pengelolaan linen di Rsud Raja Ampat
b. Aspek Proses
Dilaksanakannya program dan kegiatan unit linen agar sesuai dengan perencanaan, antara
lain :
1) Upaya penilaian mutu yang melekat dalam pelayanan unit linen.
2) Ada upaya perbaikan dan peningkatan mutu secara terus menerus yang dibina oleh Kaur
Linen.
20
c. Aspek Keluaran
1) Terdapat hasil pencatatan kegiatan yang sah dan bisa dilaporkan kepada yang
berwenang.
2) Terdapat rencana lebih lanjut untuk tindak lanjut dari hasil temuan/ penilaian mutu
pelayanan dengan berbagai indikator yang ditetapkan.
21
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman kerja Unit Linen Rsud Raja Ampat telah disusun dan ditetapkan sebagai acuan
dan pedoman bagi staff dan anggota Unit linen dalam melaksanakan pengelolaan linen di Rsud
Raja Ampat
Pedoman ini merupakan pokok-pokok pemikiran yang perlu dijabarkan/dikembangkan,
agar dapat dijadikan pegangan oleh semua petugas unit kerja Rsud Raja Ampat yang terkait.
Guna mewujudkan maksud tersebut pedoman dilengkapi dengan SPO linen Rsud Raja
Ampat, dengan harapan unit kerja dapat melaksanakan sesuai dengan Visi, Misi, Falsafah dan
Tujuan.
Pedoman dapat diperbaiki sesuai kebutuhan dan perkembangan di Rsud Raja Ampat
Untuk itu diharapkan partisipasi semua pihak bagi penyempurnaannya. Harapan kami semoga
pedoman ini dapat menjadi salah satu sarana bagi Rsud Raja Ampat dalam upaya meningkatkan
kinerja layanan melalui kinerja Unit linen.
Semoga Tuhan senantiasa memberkati dan menyertai pelayanan kita, Rsud Raja Ampat
Ditetapkan : Waisai
Tanggal 1 September 2017
Direktur RSUD Raja Ampat
22