Anda di halaman 1dari 5

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SAT SABHARA

1. DASAR
o Undang – Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 30.
o Ketetapan MPR RI Nomor VI Tahun 2000 Tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia
(TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
o UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tanggal 8 Januari 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
o Keppres RI Nomor 70 Tahun 2002 Tanggal 10 Oktober 2002 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia.
o Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/53/X/2002 Tanggal 17 Oktober 2002 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Satuan-satuan Organisasi Pada Tingkat Mabes Polri.
o Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/54/X/2002 Tanggal 17 Oktober 2002 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Satuan-satuan Organisasi Pada Tingkat Kepolisian Negara Republik
Indonesia Daerah (Polda) beserta perubahannya.
o Hasil Rakernis Direktorat Samapta Babinkam Polri April 2005.
1. PENGERTIAN SAMAPTA:

Istilah Sabhara diganti dengan Samapta tidak berdasarkan Skep Khusus tetapi dari munculnya
Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep/53/X/2002 Tanggal 17 Oktober 2002 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Satuan-satuan Organisasi pada Tingkat Mabes Polri dan Keputusan Kapolri No. Pol. :
Kep/54/X/2002 Tangal 17 Oktober 2002 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Satuan-satuan
Organisasi Polri Pada Tingkat Kewilayahan, pada keputusan tersebut istilah Sabhara Hilang berganti
dengan Samapta.

Kata Samapta kependekan dari samapta Bhayangkara, yang berarti:

SAMAPTA : Keadaan siap siaga, siap sedia dan waspada.


: Istilah Bhayangkara, nama pasukan pengawal Kerajaan
Majapahit yang dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada yaitu
BHAYANGKARA
"Bhayangkari", yang berarti sebagai Pengawal/Penjaga
Kerajaan.

3. SAMAPTA BHAYANGKARA berarti “Satuan Polri yang senantiasa siap siaga untuk menghindari dan
mencegah terjadinya ancaman/bahaya yang merugikan masyarakat dalam upaya mewujudkan
ketertiban dan keamanan masyarakat”.

1. TUGAS POKOK SAMAPTA


o Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat.
o Mencegah dan menangkal seagala bentuk gangguan kamtibmas baik berupa kejahatan
maupun pelanggaran serta gangguan ketertiban umum lainnya.
o Melaksanakan tindakan Refresif Tahap Awal ( Repawal ) terhadap semua bentuk gangguan
kamtibmas lainnya guna memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
o Melindungi keselamatan orang, harta benda dan masyarakat.
o Melakukan tindakan refresif terbatas (Tipiring dan pengakan Perda)
o Pemberdayaan dukungan satwa dalam tugas operasional Polri.
o Melaksanakan SAR terbatas.

1. FUNGSI SAMAPTA
Fungsi Samapta merupakan sebagian Fungsi Kepolisian yang bersifat preventif yang memerlukan
keahlian dan keterampilan khusus yang telah dikembangkan lagi mengingat masing-masing tugas
yang tergabung dalam fungsi Samapta perlu menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan
masyarakat. Perumusan dan pengembangan Fungsi Samapta meliputi pelaksanaan tugas polisi
umum, menyangkut segala upaya pekerjaan dan kegiatan pengaturan, penjagaan, pengawalan,
patroli, pengamanan terhadap hak Penyampaian Pendapat Dimuka Umum (PPDU), Pembinaan polisi
pariwisata, pembinaan badan usaha jasa pengamanan ( BUJP ), SAR terbatas, TPTKP, TIPIRING dan
GAK PERDA, pengendalian massa ( dalmas ), negosiasi, pengamanan terhadap proyek vital / obyek
vital dan pemberdayaan masyarakat, pemberian bantuan satwa untuk kepentingan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan. pertolongan dan penertiban masyarakat.
2. PERANAN SAMAPTA

a. PERANAN SAMAPTA TINGKAT POLRES


o Memberikan pembinaan teknis kepada Fungsi Samapta di satuan kewilayahan/Polsek.
o Menyelenggarakan dan melaksanakan operasional Fungsi Samapta antar Polres dan Polsek.
o memberikan back up operasional kewilayahan Polsek.

b. PERANAN SAMAPTA TINGKAT POLSEK


Menyelenggarakan dan melaksanakn operasional Fungsi Samapta di tingkat Polsek sampai Pos Pol /
Desa dengan dititik beratkan kepada fungsi patroli.

1. PELAKSANAAN TUGAS FUNGSI TEKNIS SAMAPTA

Giat yang dilakukan oleh petugas untuk mengatur giat masyarakat,


a. PENGATURAN
lokasi/tempat supaya aman dan tertib.
Contoh: Pengaturan pintu keluar – masuk pentas dangdut,
pengaturan gudang barang berbahaya, pengaturan lantas dll.
Giat statis yang dilaksanakan oleh petugas untuk mencegah dan
memelihara terjadinya kasus yang mengancam jiwa dan harta
b. PENJAGAAN
benda dalam rangka pelindung, pengayom dan pelayan
masyarakat.
Bentuk Penjagaan: Markas, tahanan, PH (di jalan, pemukiman,
obvit, tempat keramaian umum (mall, pasar, café, tempat hiburan).
Giat yang dilakukan oleh petugas untuk menjaga keamanan,
c. PENGAWALAN keselamatan di jalan atas jiwa dan harta benda dari satu tempat ke
tempat lain dengan jalan kaki, ranmor.
Bentuk Pengawalan: Tahanan, orang, vip, harta benda, barang
berharga, barang berbahaya.
Giat bergerak/dinamis dari suatu tempat ke tempat tertentu yang
dilakukan oleh Petugas guna mencegah terjadinya suatu tindak
d. PATROLI
kriminal, memberikan rasa aman, pelindung dan pengayom kepada
masyarakat yang bersifat Multifungsi.
BENTUK PATROLI: Jalan kaki, bersepeda, R-2, R-4, berkuda,
anjing.
POLA PATROLI: Blok, luar kota, antar wilayah
SIFAT PATROLI MULTI FUNGSI: Deteksi, Prevensi, Represif
1. PENGENDALIAN MASSA
o Dasar
Peraturan Kapolri NO. POL. : 16 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengendalian Massa.
o KETENTUAN UMUM
 DALMAS
Giat yang dilakukan oleh Sat POLRI dalam rangka hadapi massa pengunjuk rasa.
 DALMAS AWAL
Sat DALMAS tidak dilengkapi Alat-alat perlengkapan khusus kepolisian, digerakkan
dalam hadapi kondisi massa tertib dan teratur (situasi hijau).
 DALMAS LANJUT
Sat DALMAS yang dilengkapi alat – alat perlengkapan khusus kepolisian, digerakkan
dalam hadapi kondisi massa sudah tidak tertib (situasi kuning).
 LAPIS GANTI
Lapis ganti giat alih kendali dari Sat DALMAS awal ke dalmas lanjut.
 NEGOSIATOR
Anggota POLRI yang melaksanakan perundingan melalui tawar – menawar dengan
massa pengunjuk rasa untuk didapatkan kesepakatan bersama.
 PHH
Rangkaian giat/proses/cara dalam antisipasi/hadapi terjadinya rusuh massa/huru–
hara guna lindungi warga masyarakat dari akses yang ditimbulkan.
 KENDALI
Giat yang dilakukan oleh kapolsek/kota, kapolres/kota, kapolwil/tabes, kapolda untuk
mengatur segala tindakan di lapangan pada lokasi unras/areal tertentu dalam rangka
mencapai satu tujuan.
 ALIH KENDALI
Peralihan kendali dari kapolsek/kota kepada kapolres/kota, dari kapolres/kota kepada
kapolwil/tabes/kapolda.
 KENDALI TAKTIS
Pengendalian oleh kapolsek/kota, kapolres/kota, kappolwil/tabes, kapolda yang
berwenang atur segala tindakan pelaksanaan di lapangan pada lokasi unjuk rasa.
 KENDALI TEKNIS
Pengendalian oleh pejabat pembinaan fungsi/pimpinan pelaksana dan atau perwira
lapangan di sat masing-masing yang bertanggung jawab atas teknis pelaksanaan
tugas semua anggota yang menjadi tanggung jawabnya.
 KENDALI UMUM
Pengendalian oleh Kapolda untuk atur seluruh kekuatan dan tindakan pelaksanaan di
lapangan dalam unjuk rasa pada kondisi di mana massa pengunjuk rasa sudah
melakukan tindakan melawan hukum dalam bentuk ancaman, curas, rusak, bakar,
teror, intimidasi, sandera dll (situasi merah).
o PERSYARATAN SAT DALMAS
 Mental dan moral yang baik.
 Keteguhan hati dan loyalitas tinggi.
 Dedikasi dan disiplin tinggi.
 Nilai samjas paling rendah 65.
 Penguasaan terhadap pasal – pasal dalam uuyang berkaitan dengan dalmas.
 Jiwa korsa yang tinggi.
 Sikap netral.
 Kemampuan bela diri.
 Kemampuan dalam menggunakan peralatan dalmas.
 Kemampuan bentuk/ ubah formasi dengan cepat.
 Kemampuan menilai karakteristik massa secara umum.
 Kemampuan komunikasi dengan baik.
 Kemampuan menggunakan rantis pengurai massa dan alat khusus dalmas lainnya
dengan baik.
 Kemampuan naik-turun kendaraan dengan tertib dan kecepatan berkumpul.

Anda mungkin juga menyukai