Anda di halaman 1dari 6

CERDAS MEMILIH

WAKIL RAKYAT

KELOMPOK V
NAMA : 1. BERKAT RAHMAT PUTRA HALAWA
: 2. EKA SETIAWAN LASE
: 3. ELPIANUS ZENDRATO

DOSEN PENGAMPU
ADRIANUS BAWAMENEWI, S.H.,M.H.

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (FPIPS)
PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
IDENTITAS YANG DI WAWANCARA

1. NAMA : ARNITA NELFIAN LAHAGU


PEKERJAAN : WIRASWASTA
UMUR : 23 TAHUN
DESA : HILIMBOWO
KEC. : LAHAGU
KOTA : GUNUNG SITOLI

Pertanyaan :
1. Bagaimana pendapat saudari tentang dalam memilih wakil rakyat yang baik?

Dengan sistem demokrasi perwakilan yang berlaku di Indonesia saat ini,


rakyat setuju menyerahkan pengelolaan negara ini di pundak para anggota Dewan.
Keputusan- keputusan penting, termasuk penyusunan konstitusi, yang diambil para
wakil rakyat tersebut akan sangat menentukan masa depan bangsa. Karena itu,
seharusnya para wakil rakyat diambil dari jiwa-jiwa terbaik dari bangsa ini.

2. Namun, sudahkah jiwa-jiwa terbaik bangsa ini yang mengisi posisi penentu
masa depan bangsa tersebut?

Kenyataannya, beberapa tahun terakhir, sosok wakil rakyat, khususnya DPR,


terpuruk dan menjadi sorotan publik. Kinerja anggota DPR dinilai buruk dan
bermasalah secara etika, mulai dari kunjungan ke luar negeri yang tidak jelas
pertanggungjawabannya hingga pengadaan fasilitas kerja yang mewah. Lebih
memprihatinkan lagi adalah keterlibatan sejumlah anggota Dewan, yang hampir
merata dari semua partai politik, dalam kasus korupsi. Berpijak dari kenyataan itu.

3. Seterunya, apakah persiapan ke arah tersebut dilakukan, baik oleh partai


politik maupun rakyat yang akan memilih wakilnya nanti di DPR/DPRD?

Melihat perilaku parpol, relatif belum ada perubahan yang signifikan dalam
sistem perekrutan calon anggota legislatif (caleg) mereka. Di beberapa parpol,
kaderisasi dilakukan secara instan dengan membekali kader atau simpatisan, antara
lain dengan visi misi parpol dan tugas kepartaian, dalam sebuah forum seperti
seminar. Kalangan elite parpol mengakui, cara itu belum cukup untuk menciptakan
kader yang sebenarnya. Karena itu, tak heran jika kader yang dihasilkan banyak
yang belum siap menjadi pejabat politik.
Gambar 3 : Foto bersama ARNITA NELFIAN LAHAGU

2. NAMA : YUTIRIA LAFAU


PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA
UMUR : 25 TAHUN
DESA : LOLOANAA
KEC. : ALASA
KOTA : GUNUNG SITOLI

Pertanyaan :
1. Sebagian besar anggota DPRD, DPR RI periode sekarang akan
mendaftarkan diri untuk mewakili suara kita untuk 5 tahun lagi, apakah kita
mau memilih merka lagi? bagaimana memilah dan memilih perwakilan kita?

Faktanya banyak kader dan pimpinan partai manapun yang terlibat berbagai
kasus korupsi, suap, sampai plesiran ke luar negeri dengan keterangan studi
banding yang hasilnya tidak seperti yang diharapkan dalam pembentukan undang-
undang. Dari partai (yang katanya) Allah sampai partai setan, dari yang ganteng dan
berakhlak mulia,yang cantik dengan bedaknya yang dijamin halal semua ada
perwakilannya untuk menggerus hasil pajak dan hasil bumi kita.
Mereka yag sudah berzirah orange dengan senyumnya yang menawan selalu
melambaikan tangan mereka, ada juga yang salam metal seolah mengejek kita.
Lantas apa kita masih bisa menitipkan aspirasi kita kepada mereka? jawabanya iya,
kita harus mempunyai wakil untuk menyuarakan hak-hak kita, kita harus mempunyai
wakil untuk menyuarakan hati kita.

 Lantas bagaimana cara memilih wakil kita?

1. Jangan pernah golput, karena nasib bangsa tidak akan berubah tanpa
kepedulian kita
2. Jangan pilih lagi wakil rakyat yang tidak bisa membawa perubahan yang
baik bagi konstituennya
3. Jangan pernah memilih karena partainya, partai dengan predikat buruk
bisa saja mempunyai kader yang baik dan partai dengan predikat baik
tetap saja ada oknum partai yang nyeleneh.
4. Jangan pilih wakil rakyat karena fisiknya
5. Jangan mau dipolitisasi dengan ayat yang digunakan untuk kepentingan
elit partai.

Gambar 3 : Foto bersama YUTIRIA LAFAU


3. NAMA : MARNI WAU
PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA
UMUR : 39 TAHUN
DESA : ILIR TOHIA
KOTA : GUNUNG SITOLI

Pertanyaan :
1. Masih maukah kita memilih mereka lagi untuk 5 tahun kedepan ?

Menurut saya fakta yang ada sekarang tanpa melihat anggota DPR dari fraksi
mana, etnis mana dan jenis kelamin apa adalah..

 Banyak yang terlibat korupsi, seperti Muhammad Nazarudin, Angelina


Sondakh, dan yang lainnya
 Plesiran keluar negeri mengatasnamakan studi banding atau kunjungan kerja
sementara hasil nya tidak signifikan untuk jumlah undang-undang yang
dihasilkan
 Kwalitas dan kwantitas undang-undang yang dihasilkan rendah (tidak sampai
50%) dari Prolegnas yang di rencanakan dengan banyak nya produk legistatif
yang diuji materi ke Mahkamah Konstitusi dan sebagian besar Undang-
undang tersebut dianulir olah MK.
 Tingkat absensi angota dewan yang rendah priode 2019 - 2024 ini seperti
dilansir beberapa media cetak dan on line baru-baru ini
 Wakil rakyat yang duduk di parlemen sekarang adalah pilihan Partai politik
yang disuguhkan kepada rakyat untuk dipilih. Yang mendapatkan rangking
tertinggi berhak duduk di senayan namun rendah mutu.

2. Terus menurut anda, cara memilih wakil rakyat yang betul betul idealis
memperjuangkan nasib konstituennya, bagaimana ?

 Janganlah menjadi golput atau tidak memilih, karena nasib bangsa ini tidak
akan berubah dengan sikap ketidakpedulian kita pada memilih wakil rakyat,
Pilihlah wakil rakyat yang terbaik dari yang pilihan yang tersedia
 Jangan memilih wakil rakyat yang sudah tidak terbukti membawa perubahan
yang baik pada konstituennya seperti mantan koruptor, mantan narkoba dan
mantan kejahatan seksual yang termasuk kejahatan luar biasa, seperti fakta
diatas dan pilihlah wakil rakyat dari partai peserta pemilu 2019 yang belum
punya wakil rakyat nya di parlemen, dengan orang baru ada harapan untuk
bisa membawa perubahan kearah yang lebih baik
 Kalau harus memilih wakil dari partai politik yang sudah pernah ikut peserta
9pemilu 2014, pilihlah dari nomor urut yang paling bawah. Orang yang idealis
tidak punya dana untuk bisa menempatkan urutannya di deretan teratas
dalam pencalonannya
 Pilihlah partai politik masih gurem, sehingganya jika suaranya banyak
komposisi jumlah wakil rakyat diparlemen banyak diisi dengan wajah baru,
sehingga harapan Indonesia kedepan bisa (sedikit) lebih baik

Gambar 3 : Foto bersama MARNI WAU

Anda mungkin juga menyukai