PENDIDIKAN AKUPUNKTUR
1.Mengidentifikasi ilmu akupunktur dasar 1.1. Menjelaskan definisi, karakteristik 1.1.1. Aspek Yin Yang di alam.
yang akan digunakan dalam diagnosis dan Konsep Yin Yang 1.1.2. Sindrom dan Simptom.
dan terapi pasien Berdasarkan Konsep Yin Yang.
1.2. Menjelaskan definisi, karakteristik 1.2.1. Konsep Lima Unsur.
dan Konsep Lima Unsur 1.2.2. Sindrom dan Simptom
berdasarkan Konsep Lima Unsur.
1.3. Menjelaskan definisi , 1.3.1. Konsep Energi Vital sebagai
karakteristik dan Konsep Energy substansi dasar dalam memelihara
Vital keaktifan organ tubuh yang normal.
1.3.2. Macam-macam Qi dalam Konsep
Energi Vital berdasarkan lokasi
dan fungsinya
1.3.3. Karakteristik Energi Vital dan
Cairan Tubuh
1.4. Menjelaskan definisi, karakteristik 1.4.1. Konsep Materi Dasar yang lain
dan Konsep Materi Dasar lain sebagai substansi dasar yang
memelihara keaktifan tubuh yang
normal.
1.7. Menjelaskan definisi dan Topografi, 1.7.1. Anatomi Meridian dan Titik
fungsi dan keistimewaan titik Akupunktur
akupunktur, tehnik penjaruman 1.7.2. Pedoman alamiah dan anatomis
dan moksibusi dalam penentuan titik akupunktur
1.7.3. Tehnik penjaruman
1.7.4. Indikasi dan Kontra Indikasi
penjaruman
1.7.5. Keistimewaan Titik Akupunktur.
1.20. Menerapkan Konsep Energi Vital 1.20.1. Tehnik menentukan Terapi pada
untuk Terapi kasus Defisiensi Qi
2. Mengidentifi kasi Ilmu kesehatan 2.1. Menjelaskan Ilmu Kesehatan 2.1.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat
dasar yang akan digunakan dalam Masyarakat yang dipergunakan 2.1.2. Ilmu Kesehatan dan sanitasi
menunjang Terapi dan terapi pasien dalam menunjang Terapi Lingkungan
2.1.3. Penyakit menular, Infeksi dan
penanganannya
1. Mengumpulkan data dengan 4 cara 1.1. Melakukan Pemeriksaan 1.1.1. Tehnik Pengamatan Sen
pemeriksaan akupunktur Pengamatan dalam suasana yang 1.1.2. Tehnik Pengamatan Se
kondusif 1.1.3. Tehnik Pengamatan Sing Tay
1.1.4. Tehnik Pengamatan Lidah
1.1.5. Teori Dasar Akupunktur
1.1.6. Ilmu Psikologi Kedokteran
1.1.7. Ilmu Komunikasi
penyakit
1.3.4. Teori Dasar Akupunktur
1.3.5. Ilmu Psikologi Kesehatan
1.3.6. Ilmu Komunikasi
2. Menegakkan diagnosis kelainan 2.1. Menegakan diagnosis berdasarkan 2.1.1. Tehnik menganalisa data hasil
yang diderita pasien analisa data yang menunjang keluhan pemeriksaan pengamatan Sen
utama sesuai hasil pendataan 2.1.2. Tehnik menganalisa data hasil
pengamatan pemeriksaan pengamatan Se
2.1.3. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan pengamatan Sing Tay
2.1.4. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan pengamatan lidah
2.5. Menganalisa data pasien yang telah 2.5.1. Tehnik menganalisa data pasien yang
didokumentasikan berdasarkan telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Yin dan Yang sindrom Yin
2.5.2. Tehnik menganalisa data pasien yang
telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Yang
2.6. Menganalisa data pasien yang telah 2.6.1. Tehnik menganalisa data pasien yang
didokumentasikan berdasarkan telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Shi dan Xu sindrom Shi
2.6.2. Tehnik menganalisa data pasien yang
telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Xu
2.7. Menganalisa data pasien yang telah 2.7.1. Tehnik menganalisa data pasien yang
didokumentasikan berdasarkan telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Biao dan Li sindrom Biao
2.7.2. Tehnik menganalisa data pasien yang
telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Li
2.8. Menganalisa data pasien yang telah 2.8.1. Tehnik menganalisa data pasien yang
didokumentasikan berdasarkan telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Re dan Han sindrom Re
2.8.2. Tehnik menganalisa data pasien yang
2.9. Menentukan atau memilih alat bantu 2.9.1. Ilmu Elektro Akupunktur Dasar
diagnostik untuk menegakkan 2.9.2. Ilmu alat penunjang diagnostik lain
diagnosis 2.9.3. Teknik menggunakan alat penunjang
diagnostik
2.9.4. Indikasi dan kontra indikasi pemakaian
alat penunjang diagnostik
2.12. Mencatat diagnosis kerja 2.12.1. Tehnik mencatat hasil diagnosis kerja
berdasarkan Keluhan Utama berdasarkan keluhan utama
1. Menentukan alat yang akan 1.1. Menentukan ukuran jarum yang akan 1.1.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
digunakan dalam menetapkan dipergunakan untuk terapi sesuai diagnosis Moksibusi
terapi akupunktur
1.2. Menentukan jenis jarum yang akan 1.2.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dipergunakan untuk terapi sesuai diagnosis Moksibusi
1.3. Menentukan Alat Pendukung terapi lain 1.3.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
untuk terapi sesuai diagnosis Moksibusi
1.4. Memeriksa kondisi jarum yang akan 1.4.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dipergunakan untuk terapi Moksibusi
1.5. Memeriksa kondisi dari moksa yang akan 1.5.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dipergunakan untuk pendukung terapi Moksibusi
1.6. Memeriksa kelengkapan alat pendukung 1.6.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
lain yang dipergunakan untuk terapi Moksibusi
1.7. Memilih alat sesuai dengan gangguan 1.7.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pasien Moksibusi
1.7.2. Ilmu alat penunjang terapi yang lain.
1.8. Alat yang dipilih sesuai dengan Prosedur 1.8.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
Operasional Standar Moksibusi
1.8.2. Ilmu alat penunjang terapi yang lain.
2. Menentukan titik akupunktur yang 2.1. Menentukan titik kausal berdasarkan 2.1.1. Topografi dan Anatomi Titik akupunktur
akan digunakan dalam terapi kelainan meridian atau organ. 2.1.2. TehnikTerapi Akupunktur dan
Moksibusi
2.2. Menentukan titik simptomatis 2.2.1. Topografi dan Anatomi Titik akupunktur
berdasarkan keluhan / gejala penyakit 2.2.2. TehnikTerapi Akupunktur dan
Moksibusi
2.3. Menentukan titik suplemen berdasarkan 2.3.1. Topografi dan Anatomi Titik akupunktur
keadaan pasien. 2.3.2. TehnikTerapi Akupunktur dan
Moksibusi
Moksibusi
3. Menentukan cara manipulasi pada 3.1. Melakukan tehnik manipulasi Bu. 3.1.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
titik akupunktur yang dipilih Moksibusi
3.2. Melakukan tehnik manipulasi Xie 3.2.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
Moksibusi
3.3. Melakukan tehnik penusukan Bu searah 3.3.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dengan meridian Moksibusi
3.4. Melakukan teknik penusukan Xie 3.4.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
berlawanan dengan arah meridian Moksibusi
3.5. Melakukan teknik penusukan berdasarkan 3.5.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
lamanya waktu penusukan Moksibusi
3.6. Melakukan teknik penusukan jarum searah 3.6.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
atau berlawanan dengan perputaran Moksibusi
arah jarum jam
4. Menentukan jadwal dan seri terapi 4.1. Menentukan jadwal terapi pada kasus 4.1.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
penyakit Akut Moksibusi
4.2. Menentukan jadwal terapi pada kasus 4.2.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
penyakit khronis Moksibusi
4.3. Menentukan jadwal terapi pada kasus 4.3.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dengan kondisi penyakit yang sifatnya Moksibusi
lemah / Xu
4.4. Menentukan jadwal terapi pada kasus 4.4.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dengan kondisi penyakit yang kuat/ Shi. Moksibusi
4.5. Menentukan jadwal terapi pada kasus 4.5.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
lanjut usia Moksibusi
4.6. Menentukan seri terapi pada kasus 4.6.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
penyakit Akut Moksibusi
4.7. Menentukan seri terapi pada kasus 4.7.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
penyakit khronis Moksibusi
4.8. Menentukan seri terapi pada kasus 4.8.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dengan kondisi penyakit yang sifatnya Moksibusi
lemah / Xu
4.9. Menentukan seri terapi pada kasus 4.9.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dengan kondisi penyakit yang kuat/ Shi. Moksibusi
4.10. Menentukan seri terapi pada kasus lanjut 4.10.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
usia Moksibusi
4.12. Menjelaskan jadwal dan seri terapi pada 4.12.1. Tehnik Terapi
kasus akut 4.12.2. Teori PenyebabPenyakit
4.12.3. Ilmu Komunikasi
4.12.4. Ilmu Psikologi
4.13. Menjelaskan jadwal dan seri terapi pada 4.13.1. Tehnik Terapi
kasus kronis 4.13.2. Teori Penyebab Penyakit
4.13.3. Ilmu Komunikasi
4.13.4. Ilmu Psikologi
4.14. Menjelaskan jadwal dan seri terapi pada 4.14.1 Tehnik Terapi
kasus Shi 4.14.2. Ilmu Komunikasi
4.14.3. Ilmu Psikologi
4.15. Menjelaskan jadwal dan seri terapi pada 4.15.1. Tehnik Terapi
kasus Xu 4.15.2. Ilmu Komunikasi
4.15.3. Ilmu Psikologi
5. Menentukan Saran Anjuran dan 5.1. Memberi anjuran berdasarkan penyebab 5.1.1. Tehnik memberikan anjuran pada
Prognosis penyakit pasien dengan penyebab Penyakit
Luar
5.1.2. Tehnik memberikan anjuran pada
pasien dengan penyebab Penyakit
Dalam
5.1.3. Tehnik memberikan anjuran pada
pasien dengan penyebab Penyakit
Lain – Lain.
5.1.4. Ilmu Komunikasi
5.1.5. Ilmu Psikologi
5.2. Memberi anjuran berdasarkan kondisi 5.2.1. Tehnik memberi anjuran pada pasien
pasien Lanjut Usia
5.2.2. Tehnik memberi anjuran pada pasien
anak-anak
5.2.3. Tehnik memberi anjuran pada pasien
penyakit Khronis
5.2.4. Tehnik memberi anjuran pada pasien
penyakit Akut
5.2.5. Ilmu Komunikasi
5.2.6. Ilmu Psikologi
1. Mempersiapkan tindakan terapi 1.1. Mempersiapkan jarum dan alat 1.1.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
akupunktur untuk kelainan yang di pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
derita pasien dengan kasus Yin
1.2. Mempersiapkan jarum dan alat 1.2.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan kasus Yang
1.3. Mempersiapkan jarum dan alat 1.3.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan kasus penyakit Shi
1.4. Mempersiapkan jarum dan alat 1.4.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan kasus penyakit Xu
1.5. Mempersiapkan jarum dan alat 1.5.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
1.6. Mempersiapkan jarum dan alat 1.6.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan kasus Li
1.7. Mempersiapkan jarum dan alat 1.7.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan kasus Re
1.8. Mempersiapkan jarum dan alat 1.8.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
penunjang yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan kasus Han
1.9. Mempersiapkan jarum dan alat 1.9.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan penyebab penyakit
2. Melakukan tindakan terapi akupunktur 2.1. Melakukan penusukan pada titik 2.1.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
berdasarkan rencana dan diagnosis akupunktur dengan tepat sesuai Moksibusi
akupunktur kasus berdasarkan Kelainan 2.1.2. Teknik pemilihan titik pada kasus
Meridian Kelainan Meridian
2.2. Melakukan penusukan pada titik 2.2.1. Tehnik penusukan pada kelainan
akupunktur dengan tepat sesuai Organ Zang
kasus berdasarkan Kelainan 2.2.2. Tehnik penusukan pada kelainan
Organ Organ Fu
2.7. Melakukan tindakan anti sepsis 2.7.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pada titik akupunktur dengan tepat Moksibusi
sesuai kasus
2.10. Melakukan tindakan asepsis dan 2.10.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
antisepsis Moksibusi
3.2. Melakukan pemisahan limbah non 3.2.1. Sanitasi dan kesehatan lingkungan
infeksi
1. Mengidentifikasi data pasien 1.1. Melakukan identifikasi data pasien 1.1.1. Tehnik mengidentifikasi data pada
Gawat Darurat yang datang ke gawat darurat Henti Jantung mengikuti pasien kasus Henti Jantung berdasarkan
sarana pelayanan akupunktur Prosedur Operasional Standar dan anamnesa
pendekatan Ilmu Kedokteran 1.1.2. Tehnik mengidentifikasi data pada
Kesehatan. pasien kasus Henti Jantung berdasarkan
pemeriksaan Airway
1.1.3. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Henti Jantung berdasarkan
pemeriksaan Breathing
1.1.4. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Henti Jantung berdasarkan
pemeriksaan Circulation (Nadi)
1.2. Melakukan identifikasi data pasien 1.2.1. Tehnik mengidentifikasi data pada
gawat darurat Henti Nafas mengikuti pasien kasus Henti Nafas berdasarkan
Prosedur Operasional Standar dan anamnesa
pendekatan Ilmu Kedokteran 1.2.2. Tehnik mengidentifikasi data pada
1.3. Melakukan identifikasi data pasien 1.3.1. Tehnik mengidentifikasi data pada
gawat darurat Patah Tulang mengikuti pasien kasus Patah Tulang berdasarkan
Prosedur Operasional Standar dan anamnesa
pendekatan Ilmu Kedokteran 1.3.2. Tehnik mengidentifikasi data pada
Kesehatan pasien kasus Patah Tulang berdasarkan
pemeriksaan pengamatan
1.3.3. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Patah Tulang berdasarkan
pemeriksaan perabaan
1.3.4. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Patah Tulang berdasarkan
pemeriksaan krepitasi
1.4. Melakukan identifikasi data pasien 1.4.1. Tehnik mengidentifikasi data pada
gawat darurat Syok mengikuti Prosedur pasien kasus Syok berdasarkan
Operasional Standar dan pendekatan anamnesa
Ilmu Kedokteran Kesehatan 1.4.2. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Syok berdasarkan
pemeriksaan pengamatan
1.4.3. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Syok berdasarkan
pemeriksaan fisik
1.5. Melakukan identifikasi data pasien 1.5.1. Tehnik mengidentifikasi data pada
gawat darurat Akusyok mengikuti pasien kasus Akusyok berdasarkan
Prosedur Operasional Standar dan sindrom dan simptom
pendekatan Ilmu Kedokteran
Kesehatan
1.6. Melakukan identifikasi data pasien 1.6.1. Tehnik mengidentifikasi data pada pasien
gawat darurat Perdarahan mengikuti kasus Perdarahan berdasarkan anamnesa
Prosedur Operasional Standar dan 1.6.2. Tehnik mengidentifikasi data pada pasien
pendekatan Ilmu Kedokteran kasus Perdarahan berdasarkan
Kesehatan pemeriksaan pengamatan
1.6.3. Tehnik mengidentifikasi data pada pasien
kasus Perdarahan berdasarkan
pemeriksaan fisik
1.7. Melakukan identifikasi data pasien 1.7.1. Tehnik mengidentifikasi data pada pasien
gawat darurat Jarum Patah mengikuti kasus Akusyok berdasarkan sindrom dan
Prosedur Operasional Standar dan simptom
pendekatan Ilmu Kedokteran
Kesehatan
1.8. Menciptakan suasana yang kondusif 1.8.1. Tehnik melakukan komunikasi yang
dan komunikasi yang efektif dalam efektif dalam melakukan identifikasi data
melakukan identifikasi data pada pasien dan atau keluarganya pada
kasus gawat darurat
1.8.2. Tehnik menciptakan suasana yang
kondusif dalam melakukan identifikasi
data pada pasien dan atau keluarganya
pada kasus gawat darurat
1.9. Memanfaatkan data pasien henti 1.9.1. Penatalaksanaan Kasus Gawat Darurat
jantung untuk menegakkan diagnosis 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil
dan tindak lanjut terapi serta evaluasi pemeriksaan pasien henti jantung untuk
dan pelaporan berdasarkan data pasien menegakkan diagnosis dan tindak lanjut
gawat darurat terapi serta evaluasi dan pelaporan
1.10. Memanfaatkan data pasien henti 1.10.1. Penatalaksanaan Kasus Gawat Darurat
nafas untuk menegakkan diagnosis dan 1.10.2. Tehnik menganalisa data hasil
tindak lanjut terapi serta evaluasi dan pemeriksaan pasien henti nafas untuk
pelaporan berdasarkan data pasien menegakkan diagnosis dan tindak lanjut
gawat darurat terapi serta evaluasi dan pelaporan
1.11. Memanfaatkan data pasien patah 1.11.1. Penatalaksanaan Kasus Gawat Darurat
tulang untuk menegakkan diagnosis 1.11.2. Tehnik menganalisa data hasil
dan tindak lanjut terapi serta evaluasi pemeriksaan pasien patah tulang untuk
dan pelaporan berdasarkan data pasien menegakkan diagnosis dan tindak lanjut
gawat darurat terapi serta evaluasi dan pelaporan
1.12. Memanfaatkan data pasien syok 1.12.1. Penatalaksanaan Kasus Gawat Darurat
untuk menegakkan diagnosis dan 1.12.2. Tehnik menganalisa data hasil
tindak lanjut terapi serta evaluasi dan pemeriksaan pasien syok untuk
pelaporan berdasarkan data pasien menegakkan diagnosis dan tindak lanjut
gawat darurat terapi serta evaluasi dan pelaporan
1.13. Memanfaatkan data pasien akusyok 1.13.1. Penatalaksanaan Kasus Gawat Darurat
untuk menegakkan diagnosis dan Akupunktur
tindak lanjut terapi serta evaluasi dan 1.13.2. Tehnik menganalisa data hasil
pelaporan berdasarkan data pasien pemeriksaan pasien akusyok untuk
gawat darurat menegakkan diagnosis dan tindak lanjut
terapi serta evaluasi dan pelaporan
1.15. Memanfaatkan data pasien jarum 1.15.1. Penatalaksanaan Kasus Gawat Darurat
patah untuk menegakkan diagnosis Akupunktur
dan tindak lanjut terapi serta evaluasi 1.15.2. Tehnik menganalisa data hasil
dan pelaporan berdasarkan data pasien pemeriksaan pasien jarum patah untuk
gawat darurat menegakkan diagnosis dan tindak lanjut
terapi serta evaluasi dan pelaporan
2. Menentukan penilaian dan 2.1. Menentukan diagnosis kasus gawat 2.1.1. Tehnik menentukan diagnosis kasus
diagnosis kondisi kasus Gawat darurat medis dengan tepat mengikuti gawat medis berdasarkan hasil
Darurat untuk merencanakan Prosedur Operasional Standar anamnesa
penatalaksanaannya 2.1.2. Tehnik menentukan diagnosis kasus
gawat medis berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik
2.1.3. Tehnik menentukan diagnosis kasus
gawat medis berdasarkan hasil
pemeriksaan sindrom dan simptom
2.1.4. Tehnik menentukan diagnosis kasus
darurat medis berdasarkan hasil
anamnesa
2.1.5. Tehnik menentukan diagnosis kasus
darurat medis berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik
2.1.6. Tehnik menentukan diagnosis kasus
darurat medis berdasarkan hasil
pemeriksaan sindrom dan simptom
2.2. Menentukan diagnosis kasus gawat 2.2.1. Tehnik menentukan diagnosis kasus
2.3. Membuat diagnosis kasus Gawat 2.3.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Darurat Henti Jantung Henti Jantung berdasarkan anamnesa
2.3.2. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Henti Jantung berdasarkan pemeriksaan
Airway
2.3.3. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Henti Jantung berdasarkan pemeriksaan
Breathing
2.3.4. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Henti Jantung berdasarkan pemeriksaan
Circulation (Nadi)
2.4. Membuat diagnosis Gawat Darurat 2.4.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
kasus Henti Nafas Henti Nafas berdasarkan anamnesa
2.4.2. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Henti Nafas berdasarkan pemeriksaan
Airway
2.4.3. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Henti Nafas berdasarkan pemeriksaan
Breathing
2.4.4. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Henti Nafas berdasarkan pemeriksaan
Circulation (Nadi)
2.5. Membuat diagnosis kasus Gawat 2.5.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Darurat Patah Tulang Patah Tulang berdasarkan anamnesa
2.5.2. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Patah Tulang berdasarkan pemeriksaan
pengamatan
2.5.3. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Patah Tulang berdasarkan pemeriksaan
perabaan
2.5.4. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Patah Tulang berdasarkan pemeriksaan
krepitasi
2.6. Membuat diagnosis kasus Gawat 2.6.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Darurat Syok Syok berdasarkan anamnesa
2.6.2. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Syok berdasarkan pemeriksaan
pengamatan
2.6.3. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Syok berdasarkan pemeriksaan fisik
2.7. Membuat diagnosis kasus Gawat 2.7.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Darurat Akusyok Akusyok berdasarkan sindrom dan
simptom
2.8. Membuat diagnosis kasus Gawat 2.8.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Darurat Perdarahan Perdarahan berdasarkan anamnesa
2.8.2. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Perdarahan berdasarkan pemeriksaan
pengamatan
2.8.3. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
2.9. Membuat diagnosis kasus Gawat 2.9.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Darurat Jarum patah Akusyok berdasarkan sindrom dan
simptom
3. Melakukan rencana tindakan 3.1. Membuat rencana tindakan 3.1.1. Tehnik membuat rencana tindakan pada
penatalaksanaan akupunktur penatalaksanaan kasus Gawat Darurat pasien dengan kasus Henti Jantung
terhadap kasus Gawat Darurat Medis 3.1.2. Tehnik membuat rencana tindakan pada
pasien dengan kasus Henti Nafas
3.1.3. Tehnik membuat rencana tindakan pada
pasien dengan kasus Patah Tulang
3.1.4. Tehnik membuat rencana tindakan pada
pasien dengan kasus Syok
3.1.5. Tehnik membuat rencana tindakan pada
pasien dengan kasus Perdarahan
3.2. Membuat rencana tindakan 3.2.1. Tehnik membuat rencana tindakan pada
penatalaksanaan kasus Gawat Darurat pasien dengan kasus Akusyok
Akupunktur 3.2.2. Tehnik membuat rencana tindakan pada
pasien dengan kasus Jarum Patah
3.3. Melakukan rencana tindakan 3.3.1. Tehnik membuat rencana tindakan pada
penatalaksanaan kasus gawat darurat kasus Henti Jantung
pada pasien yang dapat ditangani 3.3.2. Tehnik membuat rencana tindakan pada
oleh akupunkturis kasus Henti Nafas
3.3.3. Tehnik membuat rencana tindakan pada
kasus Patah Tulang
3.3.4. Tehnik membuat rencana tindakan pada
kasus Akusyok
3.3.5. Tehnik membuat rencana tindakan pada
kasus Syok
3.3.6. Tehnik membuat rencana tindakan pada
kasus Perdarahan
3.3.7. Tehnik membuat rencana tindakan pada
kasus Jarum Patah
3.4. Melakukan rencana tindakan 3.4.1. Tehnik mempersiapkan pasien yang akan
penatalaksanaan kasus gawat darurat dirujuk
pada pasien yang tidak dapat 3.4.2. Tehnik mempersiapkan rencana rujukan
ditangani oleh akupunkturis / prinsip pada tim pelayanan kesehatan lain yang
dirujuk sesuai dengan tingkat kasus kegawat
daruratan
penatalaksanaan kasus gawat darurat pada pasien dan keluarganya pada kasus
akupunktur kepada pasien dan Akusyok
keluarganya 3.6.2. Tehnik menjelaskan rencana tindakan
pada pasien dan keluarganya pada kasus
Jarum patah
4. Melakukan tindakan 4.1. Melakukan tahapan tindakan kasus 4.1.1. Tehnik mempersiapkan pasien untuk
penatalaksanaan kasus Gawat Henti Jantung. tatalaksana tindakan kasus Henti Jantung
Darurat 4.1.2. Tehnik Resusitasi Jantung Paru pada
pasien dengan kasus Henti Jantung
4.1.3. Tehnik evaluasi hasil tindakan
4.1.4. Tehnik melakukan rujukan
4.8. Melakukan prosedur evaluasi hasil 4.8.1. Tehnik menganalisa hasil tindakan
tindakan tatalaksana kasus gawat tatalaksana kasus gawat darurat
darurat berdasarkan pengamatan
4.8.2. Tehnik menganalisa hasil tindakan
tatalaksana kasus gawat darurat
berdasarkan pemeriksaan fisik
4.8.3. Tehnik menganalisa hasil tindakan
tatalaksana kasus gawat darurat
berdasarlan sindrom dan simptom
4.9. Melakukan rujukan kepada tim 4.9.1. Tehnik melakukan rujukan kepada tim
pelayanan kesehatan lain pelayanan kesehatan lain pada keadaan
pasien yang memburuk
4.9.2. Tehnik melakukan rujukan kepada tim
pelayanan kesehatan lain yang sesuai
dengan tingkat kegawat daruratan kasus
1. Mengumpulkan data dan 1.1. Melakukan identifikasi data mengenai 1.1.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
informasi rencana penyuluhan sosiokultural wilayah sasaran 1.1.2. Ilmu Sosiologi
sesuai kebutuhan di wilayah penyuluhan. 1.1.3. Ilmu Agama
sasaran penyuluhan 1.1.4. Ilmu Budaya Dasar
1.5. Melakukan identifikasi data, sanitasi serta 1.5.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
kesehatan keluarga dan kelompok 1.5.2. Ilmu Sosiologi
masyarakat sesuai dengan data dan 1.5.3. Ilmu Agama
informasi di wilayah sasaran penyuluhan 1.5.4. Ilmu Budaya Dasar
1.6. Menunjukkan sikap yang baik dalam 1.6.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
melakukan identifikasi data mengenai 1.6.2. Ilmu Sosiologi
sosiokultural, religius, intelektual, kondisi 1.6.3. Ilmu Agama
demografi, sanitasi serta kesehatan 1.6.4. Ilmu Budaya Dasar
keluarga dan kelompok masyarakat
sesuai dengan data dan informasi di
wilayah sasaran penyuluhan
2. Mempersiapkan rencana 2.1. Melakukan persiapan waktu, sarana dan 2.1.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
penyuluhan dan sarana prasarana, tenaga penyuluhan sesuai 2.1.2. Ilmu Sosiologi
prasarana penunjang yang akan dengan kebutuhan sasaran penyuluhan 2.1.3. Ilmu Agama
digunakan dalam penyuluhan di termasuk pemanfaatan sumber-sumber 2.1.4. Ilmu Budaya Dasar
wilayah sasaran yang tersedia
2.6. Menjelaskan cara penyusunan dan fungsi 2.6.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
kuisioner peserta penyuluhan sesuai 2.6.2. Ilmu Sosiologi
dengan kebutuhan sasaran penyuluhan 2.6.3. Ilmu Agama
2.6.4. Ilmu Budaya Dasar
2.6.5. Ilmu Komunikasi
3. Melaksanakan penyuluhan 3.1. Menyampaikan materi penyuluhan 3.1.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
sesuai dengan rencana kepada masyrakat di wilayah sasaran 3.1.2. Ilmu Sosiologi
penyuluhan yang telah disusun sesuai dengan rancangan penyuluhan 3.1.3. Ilmu Agama
dan sesuai dengan kebutuhan yang telah disusun 3.1.4. Ilmu Budaya Dasar
masyarakat di wilayah sasaran 3.1.5. Ilmu Komunikasi
3.2. Menunjukkan sikap yang baik selama 3.2.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
penyampaian materi penyuluhan 3.2.2. Ilmu Sosiologi
dilakukan 3.2.3. Ilmu Agama
3.2.4. Ilmu Budaya Dasar
3.4. Melakukan tanya jawab pada akhir 3.4.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
penyuluhan untuk mendapatkan umpan 3.4.2. Ilmu Sosiologi
balik dari masyarakat wilayah sasaran 3.4.3. Ilmu Agama
3.4.4. Ilmu Budaya Dasar
3.4.5. Ilmu Komunikasi
4. Melakukan dokumentasi 4.1. Melakukan identifikasi data hasil kegiatan 4.1.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
penyuluhan berdasarkan penyuluhan untuk bahan pemantauan,
1. Melakukan pengumpulan data untuk 1.1. Melakukan identifikasi data pada 1.1.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien pasien dengan gangguan fungsi Sistem 1.1.2. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pernafasan dengan cara pengamatan. dengan gangguan Sistem Pernafasan
Pernafasan / Sistem Respiratorius 1.1.3. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Sistem Pernafasan
1.1.4. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan gangguan Sistem Pernafasan
1.1.5. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan Sistem Pernafasan
1.2. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
Pernafasan dengan cara Pendengaran pasien dengan gangguan Sistem
dan Penghiduan Pernafasan
1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan pada
pasien dengan gangguan Sistem
1.3. Melakukan identifikasi data pada 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi Sistem 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara keluhan
Pernafasan dengan cara wawancara utama pada pasien dengan gangguan
Sistem Pernafasan
1.3.3. Tehnik melakukan wawancara keluhan
tambahan pada pasien dengan gangguan
Sistem Pernafasan
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan gangguan
Sistem Pernafasan
1.4. Melakukan identifikasi data pada 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi Sistem 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
Pernafasan dengan cara perabaan keluhan pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Pernafasan.
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Pernafasan
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Pernafasan
1.5. Melakukan pendekatan psikologis 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien untuk
pada pasien untuk menggali informasi menggali informasi yang diperlukan untuk
yang diperlukan untuk menentukan menentukan diagnosis gangguan fungsi
diagnosis Sistem Pernafasan
1.5.2. Ilmu Psikologi Klinis
1.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pelaporan di daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
di titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan di titik Shu belakang untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pernafasan
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
nadi radialis untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pernafasan
1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
pernafasan / sistem respiratorius: Batuk dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan : Batuk
1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Batuk
1.10.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
pernafasan / sistem respiratorius:Sesak dengan gangguan fungsi sistem
nafas(asma bronkhial) pernafasan Sesak nafas (asma Bronkhial)
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Sesak nafas (asma Bronkhial)
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Sesak nafas (asma Bronkhial).
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Sesak nafas (asma Bronkhial)
berdasarkan Penyebab Penyakit
1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
pernafasan / sistem respiratorius: dengan gangguan fungsi sistem
Selesma (influensa) pernafasan Selesma (Influensa).
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem
1.13. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.13.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
pernafasan / sistem respiratorius dengan gangguan fungsi sistem
Ingusan karena Alergi (Rhinitis pernafasan Alergi (Rhinitis alergika)
alergika) 1.13.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Alergi (Rhinitis alergika)
1.13.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Alergi (Rhinitis alergika).
1.13.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Alergi (Rhinitis alergika)
berdasarkan Penyebab Penyakit
2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada fungsi sistem pernafasan berdasarkan berdasarkan data pemeriksaan
kasus gangguan fungsi Sistem Keluhan Utama sesuai hasil pendataan pengamatan pada pasien gangguan
Pernafasan / Sistem Respiratorius 4 cara pemeriksaan fungsi Sistem Pernafasan.
2.2. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan
fungsi sistem pernafasan berdasarkan Meridian atau Organ berdasarkan data
Letak Kelainan sesuai hasil pendataan pengamatan pada pasien gangguan fungsi
4 cara pemeriksaan Sistem Pernafasan
2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Pernafasan
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
wawancara pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pernafasan
2.2.4. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
perabaan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pernafasan.
2.2.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
fungsi sistem pernafasan berdasarkan Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
Jenis , Sifat Kelainan sesuai hasil data pengamatan pada pasien gangguan
pendataan 4 cara pemeriksaan. fungsi Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius
2.3.2. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan / Sistem Respiratorius
2.3.3. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data wawancara pada pasien gangguan
fungsi Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius
2.3.4. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data perabaan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius
2.3.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6. Teori Penyebab Penyakit
2.4. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.4.1. Tehnik menentukan penyebab penyakit
fungsi sistem pernafasan berdasarkan berdasarkan data pengamatan pada
Penyebab Penyakit yang menunjang pasien gangguan fungsi Sistem
keluhan utama sesuai hasil pendataan 4 Pernafasan
cara pemeriksaan 2.4.2. Tehnik menentukan penyebab penyakit
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
2.5. Menganalisa data pasien pada kasus 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi sistem pernafasan fungsi pernafasan batuk,sesak nafas,
batuk,sesak nafas,selesma,rhinitis yang selesma, rhinitis berdasarkan Sindrom
telah didokumentasikan berdasarkan Yin
sindrom Yin dan Yang 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi pernafasan batuk,sesak
nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
Sindrom Yang
2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi sistem pernafasan fungsi pernafasan batuk,sesak
Batuk,sesak nafas, selesma,rhinitis yang nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
telah didokumentasikan berdasarkan sindrom Shi
sindrom Shi dan Xu 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi pernafasan batuk,sesak
nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
sindrom Xu
2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi sistem pernafasan fungsi pernafasan batuk,sesak
batuk,sesak nafas,selesma,rhinitis yang nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
telah didokumentasikan berdasarkan sindrom Biao
2.8. Menganalisa data pasien pada kasus 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi sistem pernafasan fungsi pernafasan batuk,sesak
batuk,sesak nafas,selesma,rhinitis yang nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
telah didokumentasikan berdasarkan sindrom Re
sindrom Re dan Han 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi pernafasan batuk,sesak
nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
sindrom Han
2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi sistem pernafasan fungsi pernafasan batuk,sesak
batuk,sesak nafas,selesma,rhinitis yang nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
telah didokumentasikan berdasarkan penyebab penyakit luar
Konsep Penyebab Penyakit 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi pernafasan batuk,sesak
nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
penyebab penyakit dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi pernafasan batuk,sesak
nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
penyebab penyakit lain-lain
3. Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal
pada gangguan fungsi Sistem berdasarkan atas dasar keluhan utama berdasarkan keluhan utama pada
Pernafasan / Sistem Respiratorius pada gangguan Sistem pernafasan. gangguan sistem pernafasan kasus Shi
berdasarkan diagnosis akupunktur 3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal
3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.1. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
gangguan Sistem pernafasan. pasien dengan gangguan sistem
pernafasan
3.2.2. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan sistem
pernafasan
3.2.3. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan sistem
pernafasan
3.4. Menjelaskan kepada pasien dan atau 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi mengenai
keluarganya mengenai rencana terapi rencana terapi menggunakan jarum
akupunktur yang akan dilakukan akupunktur pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa
pada pasien dengan gangguan sistem
pernafasan
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur pada pasien
dengan gangguan sistem pernafasan
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada gangguan sistem
pernafasan
3.5. Menentukan alat yang dipergunakan 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Re
sebagai alat terapi pada pasien dengan pada pasien dengan gangguan Sistem
gangguan Sistem pernafasan. pernafasan.
3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
Han pada pasien dengan gangguan
Sistem pernafasan.
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan
gangguan Sistem pernafasan.
3.6. Menentukan lokasi titik akupunktur 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan sesuai dengan yang akan digunakan dalam kasus Biao
diagnosis pada pasien dengan gangguan Sistem
pernafasan.
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan dalam kasus Li
pada pasien dengan gangguan Sistem
pernafasan.
3.8. Menentukan tehnik pencabutan jarum 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Bu
berdasarkan diagnosis pada pasien dengan gangguan Sistem
pernafasan.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Xie
pada pasien dengan gangguan Sistem
pernafasan.
4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pada pasien gangguan fungsi moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pernafasan / Sistem Sistem Pernafasan
Respiratorius. 4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
4.2. Menciptakan suasana yang kondusif 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi psikologis
dalam melakukan persiapan pasien untuk menciptakan suasana kondusif
untuk tatalaksana terapi dalam melakukan persiapan pasien untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pernafasan
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan dan
pencabutan jarum untuk tatalaksana
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan
4.3. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.3.1. Tehnik menentukan ukuran jarum
menggunakan jarum sesuai dengan berdasarkan lokasi titik akupunktur
diagnosis pasien mengikuti Prosedur 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan tehnik
Operasional Standar Bu sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Pernafasan
4.3.3. Tehnik melakukan terapi dengan tehnik
Xie sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Pernafasan
4.5. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang
alat penunjang terapi sesuai dengan terapi pada kasus Shi sesuai dengan
diagnosis pasien mengikuti Prosedur diagnosis pasien pada gangguan fungsi
Operasional Standar Sistem Pernafasan
4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang
terapi pada kasus Xu sesuai dengan
diagnosis pasien pada gangguan fungsi
Sistem Pernafasan
4.5.3. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan pertimbangan
usia pasien sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Pernafasan
4.6. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pasien mengikuti Prosedur Operasional pada gangguan fungsi Sistem Pernafasan
Standar dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Pernafasan
dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis pada
antisepsis pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
akupunktur dan atau moksibusi pada moksibusi pada pasien dengan gangguan
pasien dengan gangguan sistem Sistem Pernafasan / Sistem Respiratorius
pernafasan / sistem respiratorius mengikuti Prosedur Operasional Standar
mengikuti Prosedur Operasional 4.7.2. Tehnik melakukan tindakan antisepsis
Standar pada tatalaksana terapi akupunktur dan
atau moksibusi pada pasien dengan
gangguan Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius mengikuti Prosedur
Operasional Standar
4.8. Melakukan tindakan penentuan titik 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
akupunktur pada tatalaksana terapi berdasarkan patokan anatomi tubuh
akupunktur dan atau moksibusi pada manusia pada tatalaksana terapi
pasien dengan gangguan sistem akupunktur dan atau moksibusi pada
pernafasan / sistem respiratorius pasien dengan gangguan sistem
mengikuti Prosedur Operasional pernafasan / Sistem Respiratorius
Standar mengikuti Prosedur Operasional Standar
4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
berdasarkan patokan ukuran Cun pasien
pada tatalaksana terapi akupunktur dan
atau moksibusi pada pasien dengan
gangguan sistem pernafasan / Sistem
Respiratorius mengikuti Prosedur
Operasional Standar
4.9. Melakukan tindakan penusukan jarum 4.9.1. Melakukan tindakan penusukan jarum
4.10. Melakukan prosedur evaluasi selama 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi
penusukan jarum dan atau moksibusi berdasarkan pemilihan titik pada kelainan
organ.
4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan titik pada kelainan
meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan jarum dan alat
penunjang akupunktur
4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
dan prognosis dalam kaitan dengan berdasarkan diagnosis pasien dengan
gangguan sistem pernafasan / sistem gangguan Sistem Pernafasan / Sistem
respiratorius mengikuti Prosedur Respiratorius
Operasional Standar 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Luar (PPL) pada gangguan
Sistem Pernafasan / Sistem Respiratorius
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Dalam (PPD) pada gangguan
Sistem Pernafasan / Sistem Respiratorius
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Lain-Lain (PPLL) pada
gangguan Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan diagnosis (Shi / Xu) pasien
dengan gangguan Sistem Pernafasan /
Sistem Respiratorius
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius
4.13. Menjelaskan kepada pasien dan atau 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
keluarganya mengenai jadwal, anjuran pasien dan atau keluarganya mengenai
dan prognosis dalam kaitan dengan jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
gangguan sistem pernafasan / sistem kaitan dengan gangguan sistem
respiratorius pernafasan / sistem respiratorius
berdasarkan tingkat pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan sistem
pernafasan / sistem respiratorius
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan sistem
pernafasan / sistem respiratorius
berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan sistem
pernafasan / sistem respiratorius
5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan untuk dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.2. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi pelayanan pasien
pelaporan
5.2. Menyusun data hasil tindakan 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinik
sebagai bahan evaluasi dan pelaporan 5.2.2. Metode Penelitian
untuk unit kerja terkait
1. Melakukan pengumpulan data untuk 1.1. Melakukan identifikasi data pada 1.1.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien gangguan pasien dengan gangguan fungsi 1.1.2. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
fungsi Sistem Sirkulasi Darah Sistem Sirkulasi Darah dengan dengan gangguan Sistem Sirkulasi
Cara Pengamatan Darah
1.1.3. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Sistem Sirkulasi
Darah
1.1.4. Tehnik pengamatan Singtay pada
pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah
1.1.5. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan Sistem Sirkulasi
Darah
1.2. Melakukan identifikasi data pada 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
Sistem Sirkulasi darah dengan cara pasien dengan gangguan Sistem
pendengaran dan penghiduan Sirkulasi Darah
1.3. Melakukan identifikasi data pada 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara keluhan
Sistem Sirkulasi Darah dengan cara utama pada pasien dengan gangguan
wawancara Sistem Sirkulasi Darah
1.3.3. Tehnik melakukan wawancara keluhan
tambahan pada pasien dengan
gangguan Sistem Sirkulasi Darah
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan gangguan
Sistem Sirkulasi Darah
1.4. Melakukan identifikasi data pada 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
Sistem Sirkulasi Darah dengan cara keluhan pada pasien dengan gangguan
perabaan fungsi Sistem Sirkulasi Darah.
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Sirkulasi Darah
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah
1.9. Memanfaatkan data perabaan 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
untuk menentukan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
diagnosis,evaluasi dan pelaporan di daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
di titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah di titik Shu belakang
untuk menentukan diagnosis, evaluasi
dan pelaporan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Sirkulasi Darah
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
nadi radialis untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah
1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
sirkulasi darah : berdebar-debar dengan gangguan fungsi Sistem
(palpitasi) Sirkulasi Darah : berdebar-debar
(palpitasi)
1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
sirkulasi darah : Gangguan irama dengan gangguan fungsi Sistem
denyut nadi tertentu Sirkulasi Darah : Gangguan irama
denyut nadi tertentu
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah: Gangguan irama denyut
nadi tertentu
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah: Gangguan irama denyut
nadi tertentu
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
Sirkulasi Darah : Wasir (Hemoroid) dengan gangguan fungsi Sistem
std.1 Sirkulasi Darah Wasir (Hemoroid) std.1
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah Wasir (Hemoroid) std.1
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah Wasir (Hemoroid) std.1
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Sirkulasi Darah Wasir
(Hemoroid) std.1 berdasarkan Penyebab
Penyakit
2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada gangguan fungsi sistem sirkulasi berdasarkan data pemeriksaan
kasus gangguan fungsi Sistem Sirkulasi darah berdasarkan data Keluhan Pengamatan pada pasien gangguan
Darah Utama sesuai hasil pendataan 4 fungsi Sistem Sirkulasi Darah.
cara pemeriksaan 2.1.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah
2.1.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah
2.1.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Perabaan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Sirkulasi Darah
2.1.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6. Teori Penyebab Penyakit
2.4. Menegakan diagnosis kasus 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan
gangguan fungsi sistem sirkulasi PPLL, berdasarkan data pengamatan
darah berdasarkan penyebab pada pasien gangguan fungsi Sistem
penyakit yang menunjang keluhan Sirkulasi Darah
utama sesuai hasil pendataan 4 cara 2.4.2. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
pemeriksaan berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Sirkulasi Darah
2.4.3. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
2.5. Menganalisa data pasien pada 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi sirkulasi fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
darah : Berdebar-debar (palpitasi), (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Gangguan irama denyut nadi Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1 berdasarkan Sindrom Yin
yang telah didokumentasikan 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Yin dan fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
Yang (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
berdasarkan Sindrom Yang
2.6. Menganalisa data pasien pada 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi sistem fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sirkulasi darah: Berdebar-debar (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
(palpitasi), Gangguan irama denyut Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
nadi tertentu, Wasir (Hemoroid) berdasarkan sindrom Shi
stadium 1 yang telah 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
didokumentasikan berdasarkan fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sindrom Shi dan Xu (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
berdasarkan sindrom Xu.
2.7. Menganalisa data pasien pada 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi sistem fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sirkulasi darah : Berdebar-debar (palpitasi), Gangguan irama denyut nadi
(palpitasi), Gangguan irama denyut tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium
nadi tertentu, Wasir (Hemoroid) 1berdasarkan sindrom Biao
stadium 1 yang telah 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
didokumentasikan berdasarkan fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sindrom Biao dan Li. (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
berdasarkan sindrom Li
2.8. Menganalisa data pasien pada 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi sistem fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sirkulasi darah Berdebar-debar (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
(palpitasi), Gangguan irama denyut Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
nadi tertentu, Wasir (Hemoroid) berdasarkan sindrom Re
stadium 1 yang telah 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
didokumentasikan berdasarkan fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sindrom Re dan Han (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
berdasarkan sindrom Han
2.9. Menganalisa data pasien pada 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi sistem fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sirkulasi darah Berdebar-debar (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
(palpitasi), Gangguan irama denyut Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
nadi tertentu, Wasir (Hemoroid) berdasarkan penyebab penyakit luar
stadium 1 yang telah 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
didokumentasikan berdasarkan fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
Konsep Penyebab Penyakit (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium
1berdasarkan penyebab penyakit
dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
(palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
berdasarkan penyebab penyakit lain-
lain
3. Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal
pada gangguan fungsi Sistem berdasarkan atas dasar keluhan berdasarkan keluhan utama pada
Sirkulasi Darah berdasarkan utama pada gangguan Sistem gangguan Sistem Sirkulasi Darah kasus
diagnosis akupunktur yang ditegakkan Sirkulasi Darah. Shi
3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Sirkulasi Darah kasus
Xu
3.1.3. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Sirkulasi Darah kasus
Biao
3.1.4. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Sirkulasi Darah kasus
Li
3.1.5. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Sirkulasi Darah kasus
Re
3.1.6. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.4. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala keluhan untuk terapi simptomatis pada
pada gangguan Sistem Sirkulasi pasien dengan gangguan Sistem
Darah. Sirkulasi Darah
3.2.5. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah
3.2.6. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah
3.4. Menjelaskan kepada pasien dan 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi mengenai
atau keluarganya mengenai rencana terapi menggunakan jarum
rencana terapi akupunktur yang akupunktur pada pasien dengan
akan dilakukan gangguan Sistem Sirkulasi Darah
3.5. Menentukan alat yang 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
dipergunakan sebagai alat terapi Re pada pasien dengan gangguan
pada pasien dgn. gangguan Sistem Sistem Sirkulasi Darah.
Sirkulasi Darah. 3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
Han pada pasien dengan gangguan
Sistem Sirkulasi Darah.
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan
gangguan Sistem Sirkulasi Darah.
3.8. Menentukan tehnik pencabutan 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
jarum berdasarkan diagnosis Bu pada pasien dengan gangguan
Sistem Sirkulasi Darah.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
Xie pada pasien dengan gangguan
Sistem Sirkulasi Darah.
4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pasien gangguan fungsi Sistem moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sirkulasi Darah Sistem Sirkulasi Darah
4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Sirkulasi Darah
Darah
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan dan
pencabutan jarum untuk tatalaksana
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah
4.6. Melakukan terapi akupunktur 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
dengan moksa sesuai dengan moksibusi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti pasien pada gangguan fungsi Sistem
Prosedur Operasional Standar Sirkulasi Darah dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah dengan moksa kerucut
4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis
antisepsis pada tatalaksana terapi pada tatalaksana terapi akupunktur dan
4.13. Menjelaskan kepada pasien dan 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
atau keluarganya mengenai pasien dan atau keluarganya mengenai
5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan untuk dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.2. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi pelayanan pasien
pelaporan
5.2. Menyusun data hasil tindakan 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinik
sebagai bahan evaluasi dan 5.2.2. Metode Penelitian
pelaporan untuk unit kerja terkait
1. Melakukan pengumpulan data untuk 1.1. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.1.6. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien dengan gangguan fungsi Sistem 1.1.7. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
gangguan fungsi Sistem Persarafan Persarafan dengan cara pengamatan. dengan gangguan Sistem Persarafan
1.1.8. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Sistem Persarafan
1.1.9. Tehnik pengamatan Singtay pada
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan
1.1.10. Tehnik pemeriksaan Lidah pada
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan
1.2. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
Persarafan dengan cara pendengaran pasien dengan gangguan Sistem
dan penciuman Persarafan
1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan pada
pasien dengan gangguan Sistem
1.4. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di
Persarafan dengan cara perabaan daerah keluhan pada pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Persarafan.
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Persarafan
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis
pada pasien dengan gangguan fungsi
Sistem Persarafan
1.5. Melakukan pendekatan psikologis pada 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien
pasien untuk menggali informasi yang untuk menggali informasi yang
diperlukan untuk menentukan diagnosis diperlukan untuk menentukan
diagnosis gangguan fungsi Sistem
Persarafan
1.5.2. Ilmu Psikologi Klinis
1.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil
pelaporan perabaan di daerah keluhan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil
perabaan di titik Mu depan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil
perabaan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan di titik Shu
belakang untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil
perabaan nadi radialis untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan
1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
gangguan fungsi Sistem Persarafan : simptom Shi dan Xu pada pasien
Nyeri Kepala Sebelah (Migren) dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Nyeri Kepala Sebelah
(Migren)
1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
gangguan fungsi Sistem Persarafan : simptom Shi dan Xu pada pasien
Nyeri Kepala (Cephalgia) dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Nyeri Kepala (Cephalgia)
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan :Nyeri Kepala (Cephalgia)
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Nyeri Kepala (Migren).
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Persarafan : Nyeri
Kepala (Cephalgia) berdasarkan
1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
gangguan fungsi Sistem Persarafan : simptom Shi dan Xu pada pasien
Pusing Tujuh Keliling (Vertigo) dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Pusing Tujuh Keliling
(Vertigo).
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Pusing Tujuh Keliling
(Vertigo).
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Pusing Tujuh Keliling
(Vertigo).
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Persarafan : Pusing
Tujuh Keliling (Vertigo) berdasarkan
Penyebab Penyakit
1.13. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.13.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
gangguan fungsi Sistem Persarafan : simptom Shi dan Xu pada pasien
Kelumpuhan Anggota Gerak dengan gangguan fungsi Sistem
(Perese/paralisis ekstremitas) Persarafan : Kelumpuhan Anggota
Gerak (Parese/paralisis ekstremitas)
1.13.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Kelumpuhan Anggota
1.14. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.14.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
gangguan fungsi Sistem Persarafan : simptom Shi dan Xu pada pasien
Mulut Miring ( Bell’s Palsy, Parese dengan gangguan fungsi Sistem
Facialis) Persarafan : Mulut Miring (Bell’s Palsy,
Parese Facialis)
1.14.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Mulut Miring (Bell’s Palsy,
Parese Facialis)
1.14.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Mulut Miring (Bell’s Palsy,
Parese Facialis).
1.14.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Persarafan : Mulut Miring
(Bell’s Palsy. Parese Facialis)
2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada fungsi sistem Persarafan berdasarkan berdasarkan data pemeriksaan
kasus gangguan fungsi Sistem Keluhan Utama sesuai hasil pendataan pengamatan pada pasien gangguan
Persarafan 4 cara pemeriksaan fungsi Sistem Persarafan.
2.1.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan
2.1.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan.
2.1.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
perabaan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan
2.1.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6. Teori Penyebab Penyakit
2.2. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan
fungsi sistem Persarafan berdasarkan Meridian atau Organ berdasarkan
Letak kelainan sesuai hasil pendataan 4 data pengamatan pada pasien
cara pemeriksaan gangguan fungsi Sistem Persarafan
2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan
2.3. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
fungsi sistem Persarafan berdasarkan Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
jenis , sifat kelainan sesuai hasil berdasarkan data pengamatan pada
pendataan 4 cara pemeriksaan. pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan
2.3.2. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan
2.3.3. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan
2.3.4. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data perabaan pada
2.4. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan
fungsi sistem Persarafan berdasarkan PPLL, berdasarkan data
penyebab penyakit yang menunjang pengamatan pada pasien gangguan
keluhan utama sesuai hasil pendataan 4 fungsi Sistem Persarafan
cara pemeriksaan 2.4.2. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan
2.4.3. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan
2.4.4. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan.
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit
2.5. Menganalisa data pasien pada kasus 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Persarafan yang fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
meliputi : nyeri kepala sebelah (Migren), : nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
Nyeri kepala (Cephalgia), pusing tujuh kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas), gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) yang telah didokumentasikan Facialis) berdasarkan Sindrom Yin
2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Persarafan yang fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
meliputi : nyeri kepala sebelah (Migren), : nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
Nyeri kepala (Cephalgia), pusing tujuh kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas), gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) yang yang telah Facialis) berdasarkan sindrom Shi
didokumentasikan berdasarkan sindrom 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Shi dan Xu fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
: nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) berdasarkan sindrom Xu.
2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Persarafan yang fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
meliputi : nyeri kepala sebelah (Migren), : nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
Nyeri kepala (Cephalgia), pusing tujuh kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas), gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
2.8. Menganalisa data pasien pada kasus 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Persarafan yang fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
meliputi : nyeri kepala sebelah (Migren), : nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
Nyeri kepala (Cephalgia), pusing tujuh kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas), gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) yang yang telah Facialis) berdasarkan sindrom Re
didokumentasikan berdasarkan sindrom 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Re dan Han fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
: nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) berdasarkan sindrom Han
2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Persarafan yang fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
meliputi : nyeri kepala sebelah (Migren), : nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
Nyeri kepala (Cephalgia), pusing tujuh kepala (Cephalgia), pusing tujuh
3 Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal
pada gangguan fungsi Sistem berdasarkan atas dasar keluhan utama berdasarkan keluhan utama pada
Persarafan berdasarkan diagnosis pada gangguan Sistem Persarafan. gangguan Sistem Persarafan kasus
akupunktur yang ditegakkan Shi
3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Persarafan kasus
3.4. Menjelaskan kepada pasien dan atau 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi
keluarganya mengenai rencana terapi mengenai rencana terapi
akupunktur yang akan dilakukan menggunakan jarum akupunktur pada
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi
mengenai rencana terapi
menggunakan moksa pada pasien
dengan gangguan Sistem Persarafan
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi
mengenai rencana terapi
menggunakan alat penunjang
akupunktur lain pada pasien dengan
gangguan Sistem Persarafan
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi
mengenai jadwal terapi pada
gangguan Sistem Persarafan
3.5. Menentukan alat yang dipergunakan 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
sebagai alat terapi pada pasien dgn. Re pada pasien dengan gangguan
gangguan Sistem Persarafan. Sistem Persarafan.
3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
3.6. Menentukan lokasi titik akupunktur 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik
yang akan digunakan sesuai dengan akupunktur yang akan digunakan
diagnosis dalam kasus Biao pada pasien
dengan gangguan Sistem Persarafan.
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik
akupunktur yang akan digunakan
dalam kasus Li pada pasien dengan
gangguan Sistem Persarafan.
3.8. Menentukan tehnik pencabutan jarum 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
berdasarkan diagnosis Bu pada pasien dengan gangguan
Sistem Persarafan
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
Xie pada pasien dengan gangguan
Sistem Persarafan
4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi untuk tatalaksana terapi akupunktur
pada pasien gangguan fungsi dan atau moksibusi pada pasien
Sistem Persarafan gangguan fungsi Sistem Persarafan
4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan
4.3. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.3.1. Tehnik menentukan ukuran jarum
menggunakan jarum sesuai dengan berdasarkan lokasi titik akupunktur
diagnosis pasien mengikuti Prosedur 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan
Operasional Standar tehnik Bu sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Persarafan
4.3.3. Tehnik melakukan terapi dengan
tehnik Xie sesuai dengan diagnosis
4.5. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang
alat penunjang terapi sesuai dengan terapi pada kasus Shi sesuai dengan
diagnosis pasien mengikuti Prosedur diagnosis pasien pada gangguan
Operasional Standar fungsi Sistem Persarafan
4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang
terapi pada kasus Xu sesuai dengan
diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Persarafan
4.5.3. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan
pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Persarafan
4.6. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien mengikuti Prosedur Operasional pasien pada gangguan fungsi Sistem
Standar Persarafan dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Persarafan dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Persarafan dengan moksa kerucut
4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakkan asepsis
antisepsis pada tatalaksana terapi pada tatalaksana terapi akupunktur
akupunktur dan atau moksibusi pada dan atau moksibusi pada pasien
pasien dengan gangguan Sistem dengan gangguan Sistem Persarafan
Persarafan mengikuti Prosedur mengikuti Prosedur Operasional
Operasional Standar Standar
4.7.2. Tehnik melakukan tindakkan
antisepsis pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan mengikuti Prosedur
Operasional Standar
4.8. Melakukan tindakan penentuan titik 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan
akupunktur pada tatalaksana terapi titik berdasarkan patokan anatomi
akupunktur dan atau moksibusi pada tubuh manusia pada tatalaksana
pasien dengan gangguan Sistem terapi akupunktur dan atau moksibusi
Persarafan mengikuti Prosedur pada pasien dengan gangguan Sistem
4.10. Melakukan prosedur evaluasi selama 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi
penusukan jarum dan atau moksibusi berdasarkan pemilihan titik pada
4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
dan prognosis dalam kaitan dengan berdasarkan diagnosis pasien
gangguan Sistem Persarafan mengikuti dengan gangguan Sistem Persarafan
Prosedur Operasional Standar 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Persarafan
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Luar (PPL) pada
gangguan Sistem Persarafan
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Dalam (PPD)
pada gangguan Sistem Persarafan
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Lain-Lain (PPLL)
4.13. Menjelaskan kepada pasien dan atau 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi
keluarganya mengenai jadwal, kepada pasien dan atau keluarganya
anjuran dan prognosis dalam kaitan mengenai jadwal, anjuran, dan
dengan gangguan Sistem Persarafan prognosis dalam kaitan dengan
gangguan Sistem Persarafan
berdasarkan tingkat pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi
kepada pasien dan atau keluarganya
mengenai jadwal, anjuran, dan
prognosis dalam kaitan dengan
gangguan Sistem Persarafan
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi
kepada pasien dan atau keluarganya
mengenai jadwal, anjuran, dan
5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Dapat mencatat semua tindakan yang 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan untuk telah dilakukan secara jelas sebagai 5.1.2. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan bahan dokumentasi pelayanan pasien
pelaporan
5.2. Dapat menyusun data hasil tindakan 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinik
sebagai bahan evaluasi dan pelaporan 5.2.2. Metode Penelitian
untuk unit kerja terkait
1. Melakukan pengumpulan data untuk 1.1. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.1.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien gangguan dengan gangguan fungsi Sistem 1.1.2. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus dengan dengan gangguan Sistem Percernaan /
Digestivus cara pengamatan. Sistem Digestivus
1.1.3. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus
1.1.4. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan gangguan Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus
1.1.5. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus
1.2. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
Pencernaan / Sistem Digestivus dengan pasien dengan gangguan Sistem
1.3. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara keluhan
Pencernaan / Sistem Digestivus dengan utama pada pasien dengan gangguan
cara wawancara Sistem Percernaan / Sistem Digestivus
1.3.3. Tehnik melakukan wawancara keluhan
tambahan pada pasien dengan gangguan
Sistem Percernaan / Sistem Digestivus
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan gangguan
Sistem Percernaan / Sistem Digestivus
1.4. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
Pencernaan / Sistem Digestivus dengan keluhan pada pasien dengan gangguan
cara perabaan fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus.
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Percernaan / Sistem Digestivus
1.5. Melakukan pendekatan psikologis pada 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien untuk
pasien untuk menggali informasi yang menggali informasi yang diperlukan untuk
diperlukan untuk menentukan diagnosis menentukan diagnosis gangguan fungsi
1.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
pelaporan daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Percernaan / Sistem Digestivus di titik Shu
belakang untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
nadi radialis untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus
1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
Sistem Digestivus : Nyeri lambung fungsi Sistem Percernaan / Sistem
1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi sistem Sistem Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
Pencernaan / Sistem Digestivus : Sukar fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Buang Air Besar (Konstipasi / Digestivus : Sukar Buang Air Besat
Obstipasi) (Konstipasi / Obstipasi)
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Sukar Buang Air Besar
(Konstipasi / Obstipasi)
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Sukar Buang air Besar
(Konstipasi / Obstipasi).
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
Sistem Digestivus : Diare fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Diare.
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Diare.
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Diare.
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Percernaan / Sistem Digestivus : Diare
berdasarkan Penyebab Penyakit
1.13. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.13.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
Sistem Digestivus : Perut Kembung fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Perut Kembung
1.13.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Perut Kembung
1.13.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
3. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus Sistem 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada Pencernaan / Sistem Digestivus berdasarkan data pemeriksaan
kasus gangguan fungsi Sistem berdasarkan Keluhan Utama sesuai hasil Pengamatan pada pasien gangguan fungsi
Pencernaan / Sistem Digestivus pendataan 4 cara pemeriksaan Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus.
2.1.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Pencernaan
/ Sistem Digestivus
2.1.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus.
2.1.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan Perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
2.1.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6. Teori Penyebab Penyakit
2.2. Menegakan diagnosis kasus Sistem 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
Pencernaan / Sistem Digestivus atau Organ berdasarkan data pengamatan
berdasarkan Letak kelainan sesuai hasil pada pasien gangguan fungsi Sistem
pendataan 4 cara pemeriksaan Pencernaan / Sistem Digestivus
2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan
2.3. Menegakan diagnosis kasus Sistem 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Pencernaan / Sistem Digestivus Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
berdasarkan jenis , sifat kelainan sesuai data pengamatan pada pasien gangguan
hasil pendataan 4 cara pemeriksaan. fungsi Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus
2.3.2. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Pencernaan
/ Sistem Digestivus
2.3.3. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data wawancara pada pasien gangguan
fungsi Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus
2.3.4. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data perabaan pada pasien gangguan
2.4. Menegakan diagnosis kasus Sistem 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL,
Pencernaan / Sistem Digestivus berdasarkan data pengamatan pada
berdasarkan penyebab penyakit yang pasien gangguan fungsi Sistem Pencernaan
menunjang keluhan utama sesuai hasil / Sistem Digestivus
pendataan 4 cara pemeriksaan 2.4.2. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
2.4.3. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus
2.4.4. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus.
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit
2.5. Menganalisa data pasien pada kasus 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Sistem Digestivus meliputi : Nyeri Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Kembung berdasarkan Sindrom Yin
Perut Kembung yang telah 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
didokumentasikan berdasarkan sindrom Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Yin dan Yang Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Sistem Digestivus meliputi : Nyeri Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Kembung berdasarkan sindrom Shi
Perut Kembung yang telah 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
didokumentasikan berdasarkan sindrom Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Shi dan Xu Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Kembung berdasarkan sindrom Xu.
2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Sistem Digestivus meliputi : Nyeri Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Kembung berdasarkan sindrom Biao
Perut Kembung yang telah 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
didokumentasikan berdasarkan sindrom Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Biao dan Li Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Kembung berdasarkan sindrom Li
2.8. Menganalisa data pasien pada kasus 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Sistem Digestivus meliputi : Nyeri Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Kembung berdasarkan sindrom Re
Perut Kembung yang telah 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
didokumentasikan berdasarkan sindrom Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Sistem Digestivus meliputi : Nyeri Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Kembung berdasarkan penyebab penyakit
Perut Kembung yang telah luar
didokumentasikan berdasarkan Konsep 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
Penyebab Penyakit Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Kembung berdasarkan penyebab penyakit
dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Kembung berdasarkan penyebab penyakit
lain-lain
3. Merencanakan terapi akupunktur pada 3.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / berdasarkan atas dasar keluhan utama keluhan utama pada gangguan Sistem
Sistem Digestivus berdasarkan pada gangguan Sistem Pencernaan / Pencernaan / Sistem Digestivus kasus Shi
diagnosis akupunktur yang ditegakkan Sistem Digestivus. 3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus kasus Xu
3.1.3. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.1. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem pasien dengan gangguan Sistem
Digestivus. Pencernaan / Sistem Digestivus
3.2.2. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
3.2.3. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
3.4. Menjelaskan kepada pasien dan atau 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi mengenai
keluarganya mengenai rencana terapi rencana terapi menggunakan jarum
akupunktur yang akan dilakukan akupunktur pada pasien dengan gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa pada
pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur lain pada pasien
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
3.5. Menentukan alat yang dipergunakan 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Re
sebagai alat terapi pada pasien dgn. pada pasien dengan gangguan Sistem
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus.
Digestivus. 3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Han
pada pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus.
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus.
3.7. Menentukan tehnik manipulasi Bu atau 3.7.1. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
Xie berdasarkan diagnosis dalam kasus Biao / meridian pada pasien
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus.
3.7.2. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
dalam kasus Lie / Organ pada pasien
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus.
3.8. Menentukan tehnik pencabutan jarum 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Bu
berdasarkan diagnosis pada pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Xie
pada pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus.
4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pada pasien gangguan fungsi moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pencernaan / Sistem Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
Digestivus. 4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
4.2. Menciptakan suasana yang kondusif 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi psikologis
dalam melakukan persiapan pasien untuk untuk menciptakan suasana kondusif dalam
tatalaksana terapi melakukan persiapan pasien untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan dan
pencabutan jarum untuk tatalaksana
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus
4.3. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.3.1. Tehnik menentukan Ukuran Jarum
menggunakan jarum sesuai dengan berdasarkan lokasi titik akupunktur
diagnosis pasien mengikuti Prosedur 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik Bu
Operasional Standar sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus
4.3.3. Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik Xie
sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus
4.4. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.4.1. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
elektroakupunktur sesuai dengan pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti Prosedur pasien pada gangguan fungsi Sistem
Operasional Standar Pencernaan / Sistem Digestivus
4.4.2. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
4.5. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
alat penunjang terapi sesuai dengan pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti Prosedur pasien pada gangguan fungsi Sistem
Operasional Standar Pencernaan / Sistem Digestivus
4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
pada kasus Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
4.5.3. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
dengan pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus
4.6. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pasien mengikuti Prosedur Operasional pada gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Standar Sistem Digestivus dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis pada
antisepsis pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
akupunktur dan atau moksibusi pada moksibusi pada pasien dengan gangguan
pasien dengan gangguan Sistem Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
Pencernaan / Sistem Digestivus mengikuti Prosedur Operasional Standar
mengikuti Prosedur Operasional Standar 4.7.2. Tehnik melakukan tindakan antisepsis
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
mengikuti Prosedur Operasional Standar
4.8. Melakukan tindakan penentuan titik 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
akupunktur pada tatalaksana terapi berdasarkan patokan alamiah anatomi
akupunktur dan atau moksibusi pada tubuh manusia pada tatalaksana terapi
pasien dengan gangguan sistem Sistem akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
Pencernaan / Sistem Digestivus dengan Sistem Pencernaan / Sistem
mengikuti Prosedur Operasional Standar Digestivus mengikuti Prosedur Operasional
Standar
4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
berdasarkan patokan ukuran Cun pasien
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
mengikuti Prosedur Operasional Standar
4.9. Melakukan tindakan penusukan jarum 4.9.1. Melakukan tindakan penusukan jarum
4.10. Melakukan prosedur evaluasi selama 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
penusukan jarum dan atau moksibusi pemilihan titik pada kelainan organ.
4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
pemilihan titik pada kelainan meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
pemilihan jarum dan alat penunjang
akupunktur
4.11. Melakukan perbaikan tehnik penusukan 4.11.1. Tehnik menentukan perubahan titik
jarum dan atau moksibusi bila diperlukan berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
membaik.
4.11.2. Tehnik menentukan perubahan titik
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk.
4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran dan 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
prognosis dalam kaitan dengan berdasarkan diagnosis pasien dengan
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem gangguan Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus mengikuti Prosedur Digestivus
Operasional Standar 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Luar (PPL) pada gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Dalam (PPD) pada gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Lain-Lain (PPLL) pada gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
diagnosis (Shi / Xu) pasien dengan
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
usia pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
4.12.8. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
tingkat pendidikan pasien dengan
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus
4.13. Menjelaskan kepada pasien dan atau 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
keluarganya mengenai jadwal, anjuran pasien dan atau keluarganya mengenai
dan prognosis dalam kaitan dengan jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Digestivus Sistem Digestivus berdasarkan tingkat
pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus berdasarkan tingkat
sosial ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus berdasarkan jenis
kelamin
5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Dapat mencatat semua tindakan yang 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan untuk telah dilakukan secara jelas sebagai 5.1.2. Metode Penelitian
1. Melakukan pengumpulan data 1.1. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.1.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
untuk identifikasi keadaan pasien dengan Gangguan Kulit dengan cara 1.1.2. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
Gangguan Kulit pengamatan. dengan Gangguan Kulit
1.1.3. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan Gangguan Kulit
1.1.4. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan Gangguan Kulit
1.1.5. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan Gangguan Kulit
1.2. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan Gangguan Kulit dengan cara 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
pendengaran dan penghiduan pasien dengan Gangguan Kulit
1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan pada
pasien dengan Gangguan Kulit
1.3. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan Gangguan Kulit dengan cara 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara keluhan
1.4. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan Gangguan Kulit dengan cara 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
perabaan keluhan pada pasien dengan gangguan
fungsi Gangguan Kulit
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan gangguan
fungsi Gangguan Kulit
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Gangguan
Kulit
1.5. Melakukan pendekatan psikologis pada 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien untuk
pasien untuk menggali informasi yang menggali informasi yang diperlukan untuk
diperlukan untuk menentukan diagnosis menentukan diagnosis Gangguan Kulit
1.5.2. Ilmu Psikologi Klinis
1.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
pelaporan daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien Gangguan Kulit
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien Gangguan Kulit
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien Gangguan Kulit di titik Shu
belakang untuk menentukan diagnosis,
1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Gangguan Kulit : Biduran (Urtikaria) Shi dan Xu pada pasien dengan Gangguan
Kulit : Biduran (Urtikaria)
1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan Gangguan
Kulit : Biduran (Urtikaria)
1.10.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan Gangguan
Kulit : Biduran (Urtikaria)
1.10.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan Gangguan Kulit : Biduran
(Urtikaria) berdasarkan penyebab penyakit.
1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Gangguan Kulit : Eksim (Dermatitis) Shi dan Xu pada pasien dengan Gangguan
Kulit : Eksim (Dermatitis)
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan Gangguan
Kulit: Eksim (Dermatitis)
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan Gangguan
Kulit: Eksim (Dermatitis)
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan Gangguan Kulit: Eksim
(Dermatitis) berdasarkan Penyebab
Penyakit
1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Gangguan Kulit : Vitiligo Shi dan Xu pada pasien dengan Gangguan
Kulit Vitiligo
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan Gangguan
Kulit Vitiligo
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan Gangguan
Kulit Vitiligo
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan Gangguan Kulit Vitiligo
berdasarkan Penyebab Penyakit
1. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus gangguan Kulit 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada berdasarkan Keluhan Utama sesuai hasil berdasarkan data pemeriksaan
kasus Gangguan Kulit pendataan 4 cara pemeriksaan Pengamatan pada pasien Gangguan Kulit.
2.1.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien Gangguan Kulit
2.1.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada pasien
Gangguan Kulit.
2.1.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan Perabaan
pada pasien Gangguan Kulit
2.1.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6. Teori Penyebab Penyakit
2.2. Menegakan diagnosis kasus gangguan Kulit 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
berdasarkan Letak kelainan sesuai hasil atau Organ berdasarkan data pengamatan
pendataan 4 cara pemeriksaan pada pasien Gangguan Kulit
2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data
pendengaran dan penghiduan pada
pasien Gangguan Kulit
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data wawancara
pada pasien Gangguan Kulit
2.2.4. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data perabaan
pada pasien Gangguan Kulit.
2.2.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.6. Teori Penyebab Penyakit
2.3. Menegakan diagnosis kasus gangguan Kulit 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
berdasarkan jenis , sifat kelainan sesuai Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
hasil pendataan 4 cara pemeriksaan. data pengamatan pada pasien Gangguan
Kulit
2.3.2. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data pendengaran dan penghiduan pada
pasien Gangguan Kulit
2.3.3. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data wawancara pada pasien Gangguan
Kulit
2.3.4. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data perabaan pada pasien Gangguan Kulit.
2.3.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4. Menegakan diagnosis kasus gangguan Kulit 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL,
berdasarkan penyebab penyakit yang berdasarkan data pengamatan pada
menunjang keluhan utama sesuai hasil pasien Gangguan Kulit
pendataan 4 cara pemeriksaan 2.4.2. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien Gangguan Kulit
2.4.3. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data wawancara pada pasien
Gangguan Kulit
2.4.4. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada pasien
Gangguan Kulit.
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit
2.5. Menganalisa data pasien pada kasus 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Gangguan Kulit meliputi : Biduran (Urtikaria), Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Eksim (Dermatitis), Vitiligo yang telah Vitiligo berdasarkan Sindrom Yin
didokumentasikan berdasarkan sindrom Yin 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
dan Yang Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Vitiligo berdasarkan Sindrom Yang
2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.3. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Gangguan Kulit meliputi : Biduran (Urtikaria), Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Eksim (Dermatitis), Vitiligo yang telah Vitiligo berdasarkan sindrom Shi
didokumentasikan berdasarkan sindrom Shi 2.6.4. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
dan Xu Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Vitiligo berdasarkan sindrom Xu.
2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Gangguan Kulit meliputi : Biduran (Urtikaria), Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Eksim (Dermatitis), Vitiligo yang telah Vitiligo berdasarkan sindrom Biao
didokumentasikan berdasarkan sindrom 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit
Biao dan Li Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Vitiligo berdasarkan sindrom Li
2.8. Menganalisa data pasien pada kasus 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Gangguan Kulit meliputi : Biduran (Urtikaria), Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Eksim (Dermatitis), Vitiligo yang telah Vitiligo berdasarkan sindrom Re
didokumentasikan berdasarkan sindrom Re 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
dan Han Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Vitiligo berdasarkan sindrom Han
2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Gangguan Kulit meliputi : Biduran (Urtikaria), Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Eksim (Dermatitis), Vitiligo yang telah Vitiligo berdasarkan penyebab penyakit
didokumentasikan berdasarkan Konsep luar
Penyebab Penyakit 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Vitiligo berdasarkan penyebab penyakit
dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Vitiligo berdasarkan penyebab penyakit
lain-lain
3. Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Merencanakan terapi kausal berdasarkan 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
pada Gangguan Kulit berdasarkan atas dasar keluhan utama pada Gangguan keluhan utama pada Gangguan Kulit kasus
diagnosis akupunktur yang Kulit. Shi
ditegakkan 3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada Gangguan Kulit kasus
Xu
3.1.3. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada Gangguan Kulit kasus
Biao
3.1.4. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada Gangguan Kulit kasus
Li
3.1.5. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada Gangguan Kulit kasus
Re
3.1.6. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada Gangguan Kulit kasus
Han
3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.4. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
Gangguan Kulit. pasien dengan Gangguan Kulit
3.2.5. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan Gangguan Kulit
3.2.6. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan Gangguan Kulit
3.4. Menjelaskan kepada pasien dan atau 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi mengenai
keluarganya mengenai rencana terapi rencana terapi menggunakan jarum
akupunktur yang akan dilakukan akupunktur pada pasien dengan Gangguan
Kulit
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa pada
pasien dengan Gangguan Kulit
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur lain pada pasien
dengan Gangguan Kulit
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada Gangguan Kulit
3.5. Menentukan alat yang dipergunakan sebagai 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Re
alat terapi pada pasien dengan. gangguan pada pasien dengan Gangguan Kulit.
Kulit. 3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Han
pada pasien dengan Gangguan Kulit.
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan
Gangguan Kulit.
3.6. Menentukan lokasi titik akupunktur yang 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
akan digunakan sesuai dengan diagnosis yang akan digunakan dalam kasus Biao /
3.7. Menentukan tehnik manipulasi Bu atau Xie 3.7.1. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
berdasarkan diagnosis dalam kasus Biao / meridian pada pasien
dengan Gangguan Kulit.
3.7.2. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
dalam kasus Li / Organ pada pasien
dengan Gangguan Kulit.
3.8. Menentukan tehnik pencabutan jarum 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Bu
berdasarkan diagnosis pada pasien dengan Gangguan Kulit
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Xie
pada pasien dengan Gangguan Kulit.
4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pada pasien Gangguan Kulit moksibusi pada pasien Gangguan Kulit
4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien Gangguan Kulit
4.2. Menciptakan suasana yang kondusif dalam 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi psikologis
melakukan persiapan pasien untuk untuk menciptakan suasana kondusif dalam
tatalaksana terapi melakukan persiapan pasien untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
4.3. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.3.1. Tehnik menentukan Ukuran Jarum
menggunakan jarum sesuai dengan berdasarkan lokasi titik akupunktur
diagnosis pasien mengikuti Prosedur 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik Bu
Operasional Standar sesuai dengan diagnosis pasien pada
Gangguan Kulit
4.3.3. Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik Xie
sesuai dengan diagnosis pasien pada
Gangguan Kulit
4.4. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.4.1. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
elektroakupunktur sesuai dengan diagnosis pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
pasien mengikuti Prosedur Operasional pasien pada Gangguan Kulit
Standar 4.4.2. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
pada kasus Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada Gangguan Kulit
4.4.3. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
dengan pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada Gangguan
Kulit
4.4.4. Indikasi dan Kontra Indikasi penggunaan
Elektro Akupunktur
4.5. Melakukan terapi akupunktur dengan alat 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
penunjang terapi sesuai dengan diagnosis pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
pasien mengikuti Prosedur Operasional pasien pada Gangguan Kulit
4.6. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
mengikuti Prosedur Operasional Standar pada Gangguan Kulit dengan moksa
batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada Gangguan Kulit dengan moksa
potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada Gangguan Kulit dengan moksa
kerucut
4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis pada
antisepsis pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien moksibusi pada pasien dengan Gangguan
dengan Gangguan Kulit mengikuti Prosedur Kulit mengikuti Prosedur Operasional
Operasional Standar Standar
4.7.2. Tehnik melakukan tindakan antisepsis
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan Gangguan
Kulit mengikuti Prosedur Operasional
Standar
4.8. Melakukan tindakan penentuan titik 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
akupunktur pada tatalaksana terapi berdasarkan patokan alamiah anatomi
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien tubuh manusia pada tatalaksana terapi
dengan Gangguan Kulit mengikuti Prosedur akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
Operasional Standar dengan Gangguan Kulit mengikuti Prosedur
Operasional Standar
4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
berdasarkan patokan ukuran Cun pasien
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan Gangguan
Kulit mengikuti Prosedur Operasional
Standar
4.9. Melakukan tindakan penusukan jarum dan 4.9.1. Melakukan tindakan penusukan jarum
alat terapi penunjang lain pada tatalaksana dengan cara Bu pada tatalaksana terapi
terapi akupunktur dan atau moksibusi pada akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
pasien dengan Gangguan Kulit mengikuti dengan Gangguan Kulit mengikuti Prosedur
Prosedur Operasional Standar Operasional Standar.
4.9.2. Melakukan tindakan penusukan jarum
dengan cara Xie pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
dengan Gangguan Kulit mengikuti Prosedur
Operasional Standar.
4.9.3. Mengkombinasikan tindakan penusukan
jarum dengan alat penunjang lain pada
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan Gangguan
Kulit mengikuti Prosedur Operasional
Standar
4.10. Melakukan prosedur evaluasi selama 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
penusukan jarum dan atau moksibusi pemilihan titik pada kelainan organ.
4.11. Melakukan perbaikan tehnik penusukan 4.11.1. Tehnik menentukan perubahan titik
jarum dan atau moksibusi bila diperlukan berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
membaik.
4.11.2. Tehnik menentukan perubahan titik
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk.
4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran dan 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
prognosis dalam kaitan dengan Gangguan berdasarkan diagnosis pasien dengan
Kulit mengikuti Prosedur Operasional Gangguan Kulit
Standar 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
berdasarkan usia pasien dengan
Gangguan Kulit
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Luar (PPL) pada Gangguan Kulit
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Dalam (PPD) pada Gangguan
Kulit
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Lain-Lain (PPLL) pada
Gangguan Kulit
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
diagnosis (Shi / Xu) pasien dengan
Gangguan Kulit
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
usia pasien dengan Gangguan Kulit
4.12.8. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
tingkat pendidikan pasien dengan
Gangguan Kulit
4.12.9. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
tingkat sosial ekonomi pasien dengan
Gangguan Kulit
4.13. Menjelaskan kepada pasien dan atau 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
keluarganya mengenai jadwal, anjuran dan pasien dan atau keluarganya mengenai
prognosis dalam kaitan dengan Gangguan jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
Kulit dengan Gangguan Kulit berdasarkan
tingkat pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan Gangguan Kulit berdasarkan
tingkat sosial ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan Gangguan Kulit berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan Gangguan Kulit berdasarkan jenis
kelamin
5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan untuk dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.2. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi pelayanan pasien
pelaporan
5.2. Menyusun data hasil tindakan sebagai 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinik
bahan evaluasi dan pelaporan untuk unit 5.2.2. Metode Penelitian
kerja terkait
1. Melakukan pengumpulan data 1.1. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.1.6. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
untuk identifikasi keadaan pasien dengan gangguan fungsi Sistem Endokrin 1.1.7. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
gangguan fungsi Sistem dengan cara pengamatan dengan gangguan Sistem Endokrin
Endokrin 1.1.8. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
1.1.9. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
1.1.10. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
1.2. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem Endokrin 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
dengan cara pendengaran dan pasien dengan gangguan Sistem Endokrin
penghiduan 1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
1.3. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem Endokrin 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara keluhan
1.4. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem Endokrin 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
dengan cara perabaan keluhan pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin.
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Endokrin
1.5. Melakukan pendekatan psikologis pada 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien untuk
pasien untuk menggali informasi yang menggali informasi yang diperlukan untuk
diperlukan untuk menentukan diagnosis menentukan diagnosis gangguan fungsi
Sistem Endokrin
1.5.2. Ilmu Psikologi Klinis
1.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
pelaporan daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Endokrin
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Kencing Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
Manis (NIDDM) fungsi Sistem Endokrin : Kencing Manis
(NIDDM)
1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin : Kencing Manis
(NIDDM)
1.10.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin : Kencing Manis
(NIDDM)
1.10.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Endokrin : Kencing Manis
(NIDDM)berdasarkan penyebab penyakit.
1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
Kegemukan (Obesitas) fungsi Sistem Endokrin : Kegemukan
(Obesitas)
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin: Kegemukan
(Obesitas)
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin: Kegemukan
(Obesitas)
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Endokrin: Kegemukan berdasarkan
Penyebab Penyakit
1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Banyak Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
berkeringat (Hiperhidrosis) fungsi Sistem Endokrin : Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis)
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin : Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis)
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin : Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis)
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dgn gangguan fungsi Sistem
Endokrin : Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis) berdasarkan Penyebab
Penyakit
2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada fungsi Sistem Endokrin berdasarkan berdasarkan data pengamatan pada pasien
kasus gangguan fungsi Sistem Keluhan Utama sesuai hasil pendataan 4 gangguan fungsi Sistem Endokrin.
Endokrin cara pemeriksaan 2.1.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Endokrin
2.1.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Endokrin.
2.1.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data perabaan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Endokrin
2.1.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6. Teori Penyebab Penyakit
2.2. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
fungsi Sistem Endokrin berdasarkan Letak atau Organ berdasarkan data pengamatan
kelainan sesuai hasil pendataan 4 cara pada pasien gangguan fungsi Sistem
pemeriksaan Endokrin
2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data pendengaran
dan penghiduan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Endokrin
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data wawancara
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Endokrin
2.2.4. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Endokrin.
2.2.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.6. Teori Penyebab Penyakit
2.3. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
fungsi Sistem Endokrin berdasarkan jenis , Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
sifat kelainan sesuai hasil pendataan 4 data pengamatan pada pasien gangguan
cara pemeriksaan. fungsi Sistem Endokrin
2.3.2. Tehnik menentukan menentukan diagnosa
Yin, Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Endokrin
2.3.3. Tehnik menentukan menentukan diagnosa
Yin, Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Endokrin
2.3.4. Tehnik menentukan menentukan diagnosa
Yin, Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data perabaan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Endokrin.
2.3.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6. Teori Penyebab Penyakit
2.4. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL,
fungsi Sistem Endokrin berdasarkan berdasarkan data pengamatan pada
penyebab penyakit yang menunjang pasien gangguan fungsi Sistem Endokrin
keluhan utama sesuai hasil pendataan 4 2.4.2. Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL
cara pemeriksaan berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Endokrin
2.4.3. Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL
2.5. Menganalisa data pasien pada kasus 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Kencing Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Manis (NIDDM), Kegemukan (Obesitas), Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
Banyak berkeringat (Hiperhidrosis) yang (Hiperhidrosis) berdasarkan Sindrom Yin
telah didokumentasikan berdasarkan 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
sindrom Yin dan Yang Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis) berdasarkan Sindrom Yang
2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Kencing Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Manis (NIDDM), Kegemukan (Obesitas), Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
Banyak berkeringat (Hiperhidrosis) yang (Hiperhidrosis) berdasarkan sindrom Shi
yang telah didokumentasikan berdasarkan 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
sindrom Shi dan Xu Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis) berdasarkan sindrom Xu.
2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Kencing Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Manis (NIDDM), Kegemukan (Obesitas), Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
Banyak berkeringat (Hiperhidrosis) yang (Hiperhidrosis) berdasarkan sindrom Biao
yang telah didokumentasikan berdasarkan 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
sindrom Biao dan Li Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
2.8. Menganalisa data pasien pada kasus 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Kencing Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Manis (NIDDM), Kegemukan (Obesitas), Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
Banyak berkeringat (Hiperhidrosis) yang (Hiperhidrosis) berdasarkan sindrom Re
telah didokumentasikan berdasarkan 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
sindrom Re dan Han Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis) berdasarkan sindrom Han
2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Kencing Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Manis (NIDDM), Kegemukan (Obesitas), Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
Banyak berkeringat (Hiperhidrosis) yang (Hiperhidrosis) berdasarkan penyebab
telah didokumentasikan berdasarkan penyakit luar
Konsep Penyebab Penyakit 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis) berdasarkan penyebab
penyakit dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis) berdasarkan penyebab
penyakit lain-lain
3. Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Merencanakan terapi kausal berdasarkan 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
pada gangguan fungsi Sistem atas dasar keluhan utama pada gangguan keluhan utama pada gangguan Sistem
Endokrin berdasarkan diagnosis Sistem Endokrin. Endokrin kasus Shi
3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.1. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
gangguan Sistem Endokrin. pasien dengan gangguan Sistem Endokrin
3.2.2. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin
3.2.3. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin
3.4. Menjelaskan kepada pasien dan atau 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi mengenai
keluarganya mengenai rencana terapi rencana terapi menggunakan jarum
akupunktur yang akan dilakukan akupunktur pada pasien dengan gangguan
Sistem Endokrin
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa pada
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada gangguan Sistem
Endokrin
3.5. Menentukan alat yang dipergunakan 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Re
sebagai alat terapi pada pasien dgn. pada pasien dengan gangguan Sistem
gangguan Sistem Endokrin. Endokrin.
3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Han
pada pasien dengan gangguan Sistem
Endokrin.
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan gangguan
Sistem Endokrin.
3.6. Menentukan lokasi titik akupunktur yang 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
akan digunakan sesuai dengan diagnosis yang akan digunakan dalam kasus Biao
pada pasien dengan gangguan Sistem
Endokrin.
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan dalam kasus Li pada
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin.
3.7. Menentukan tehnik manipulasi Bu atau 3.7.1. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
Xie berdasarkan diagnosis dalam kasus Biao / meridian pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin.
3.7.2. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
dalam kasus Li / Organ pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin.
3.8. Menentukan tehnik pencabutan jarum 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Bu
berdasarkan diagnosis pada pasien dengan gangguan Sistem
Endokrin.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Xie
pada pasien dengan gangguan Sistem
Endokrin
4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pada pasien gangguan fungsi moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Endokrin Sistem Endokrin
4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Endokrin
4.2. Menciptakan suasana yang kondusif 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi untuk
dalam melakukan persiapan pasien untuk menciptakan suasana kondusif dalam
tatalaksana terapi melakukan persiapan pasien untuk
4.3. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.3.1. Tehnik menentukan ukuran jarum
menggunakan jarum sesuai dengan berdasarkan lokasi titik akupunktur
diagnosis pasien mengikuti Prosedur 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan tehnik Bu
Operasional Standar sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Endokrin
4.3.3. Tehnik melakukan terapi dengan tehnik Xie
sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Endokrin
4.4. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.4.1. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
elektroakupunktur sesuai dengan pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti Prosedur pasien pada gangguan fungsi Sistem
Operasional Standar Endokrin
4.4.2. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
pada kasus Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Endokrin
4.4.3. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
dengan pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Endokrin
4.5. Melakukan terapi akupunktur dengan alat 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
penunjang terapi sesuai dengan diagnosis pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
pasien mengikuti Prosedur Operasional pasien pada gangguan fungsi Sistem
Standar Endokrin
4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
pada kasus Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Endokrin
4.5.3. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
dengan pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Endokrin
4.6. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
mengikuti Prosedur Operasional Standar pada gangguan fungsi Sistem Endokrin
dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Endokrin
dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Endokrin
dengan moksa kerucut
4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis pada
antisepsis pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
akupunktur dan atau moksibusi pada moksibusi pada pasien dengan gangguan
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin Sistem Endokrin mengikuti Prosedur
mengikuti Prosedur Operasional Standar Operasional Standar
4.8. Melakukan tindakan penentuan titik 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
akupunktur pada tatalaksana terapi berdasarkan patokan anatomi tubuh
akupunktur dan atau moksibusi pada manusia pada tatalaksana terapi akupunktur
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin dan atau moksibusi pada pasien dengan
mengikuti Prosedur Operasional Standar gangguan Sistem Endokrin mengikuti
Prosedur Operasional Standar
4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
berdasarkan patokan ukuran Cun pasien
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Endokrin / Sistem Respiratorius
mengikuti Prosedur Operasional Standar
4.9. Melakukan tindakan penusukan jarum 4.9.1. Melakukan tindakan penusukan jarum
dan alat terapi penunjang lain pada dengan cara Bu pada tatalaksana terapi
tatalaksana terapi akupunktur dan atau akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
moksibusi pada pasien dengan gangguan dengan gangguan Sistem Endokrin
Sistem Endokrin mengikuti Prosedur mengikuti Prosedur Operasional Standar.
Operasional Standar 4.9.2. Melakukan tindakan penusukan jarum
dengan cara Xie pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
mengikuti Prosedur Operasional Standar.
4.9.3. Mengkombinasikan tindakan penusukan
jarum dengan alat penunjang lain pada
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
4.10. Melakukan prosedur evaluasi selama 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
penusukan jarum dan atau moksibusi pemilihan titik pada kelainan organ.
4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
pemilihan titik pada kelainan meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
pemilihan jarum dan alat penunjang
akupunktur
4.11. Melakukan perbaikan tehnik penusukan 4.11.1. Tehnik menentukan perubahan titik
jaruk dan atau moksibusi bila diperlukan berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
membaik.
4.11.2. Tehnik menentukan perubahan titik
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk.
4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran dan 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
prognosis dalam kaitan dengan gangguan berdasarkan diagnosis pasien dengan
Sistem Endokrin mengikuti Prosedur gangguan Sistem Endokrin
Operasional Standar 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
berdasarkan usia pasien dengan gangguan
Sistem Endokrin
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Luar (PPL) pada gangguan
Sistem Endokrin
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Dalam (PPD) pada gangguan
Sistem Endokrin
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Lain-Lain (PPLL) pada gangguan
Sistem Endokrin
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan diagnosis (Shi / Xu) pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan usia pasien dengan gangguan
Sistem Endokrin
4.12.8. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat pendidikan pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
4.12.9. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin
4.13. Menjelaskan kepada pasien dan atau 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
keluarganya mengenai jadwal, anjuran dan pasien dan atau keluarganya mengenai
prognosis dalam kaitan dengan gangguan jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
Sistem Endokrin dengan gangguan Sistem Endokrin
berdasarkan tingkat pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Endokrin
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Endokrin
berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Endokrin
berdasarkan jenis kelamin
5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.2. Metode Penelitian
untuk bahan pemantauan, dokumentasi pelayanan pasien
evaluasi dan pelaporan
5.2. Menyusun data hasil tindakan sebagai 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinik
bahan evaluasi dan pelaporan untuk unit 5.2.2. Metode Penelitian
kerja terkait
1. Melakukan pengumpulan data 1.1. Melakukan identifikasi data 1.6.2. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
untuk identifikasi keadaan pasien pada pasien dengan gangguan 1.6.3. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
gangguan fungsi Sistem fungsi Sistem Muskuloskeletal dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
Muskuloskeletal dengan Cara Pengamatan 1.6.4. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
1.6.5. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
1.6.6. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
1.2. Melakukan identifikasi data 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pada pasien dengan gangguan 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
fungsi Sistem Muskuloskeletal pasien dengan gangguan Sistem
dengan cara pendengaran dan Muskuloskeletal
penghiduan 1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan pada
pasien dengan gangguan Sistem
2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada gangguan fungsi sistem berdasarkan data pemeriksaan Pengamatan
kasus gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal berdasarkan data pada pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal Keluhan Utama sesuai hasil Muskuloskeletal.
pendataan 4 cara pemeriksaan 2.1.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
2.2. Menegakan diagnosis kasus 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
gangguan fungsi sistem atau Organ berdasarkan data pengamatan
Muskuloskeletal berdasarkan Letak pada pasien gangguan fungsi Sistem
kelainan sesuai hasil pendataan 4 Muskuloskeletal
cara pemeriksaan 2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data wawancara
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
2.2.4. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal.
2.2.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.6. Teori Penyebab Penyakit
2.3. Menegakan diagnosis kasus 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
gangguan fungsi sistem Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
Muskuloskeletal berdasarkan jenis , data pengamatan pada pasien gangguan
2.4. Menegakan diagnosis kasus 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL,
gangguan fungsi sistem berdasarkan data pengamatan pada
Muskuloskeletal berdasarkan pasien gangguan fungsi Sistem
penyebab penyakit yang Muskuloskeletal
menunjang keluhan utama sesuai 2.4.2. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
hasil pendataan 4 cara pemeriksaan berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Muskuloskeletal
2.4.3. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal
2.4.4. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal.
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit
2.5. Menganalisa data pasien pada kasus 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi sistem Muskuloskeletal : Kejang otot leher
Muskuloskeletal: Kejang otot leher (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
(tortikolis), Kejang otot (muskulus Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
spasmus), Nyeri Bokong (isialgia), (lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Nyeri pinggang (lumbago), Nyeri Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
Lengan – bahu ( Shoulder Arm / berdasarkan sindrom Shi
Frozen Shoulder Syndrome) yang 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
telah didokumentasikan Muskuloskeletal : Kejang otot leher
berdasarkan sindrom Shi dan Xu (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
(lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
berdasarkan sindrom Xu.
2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi sistem Muskuloskeletal : Kejang otot leher
Muskuloskeletal : Kejang otot leher (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
(tortikolis), Kejang otot (muskulus Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
spasmus), Nyeri Bokong (isialgia), (lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Nyeri pinggang (lumbago), Nyeri Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
2.8. Menganalisa data pasien pada 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
kasus gangguan fungsi sistem Muskuloskeletal : Kejang otot leher
Muskuloskeletal : Kejang otot leher (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
(tortikolis), Kejang otot (muskulus Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
spasmus), Nyeri Bokong (isialgia), (lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Nyeri pinggang (lumbago), Nyeri Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
Lengan – bahu ( Shoulder Arm / berdasarkan sindrom Re
Frozen Shoulder Syndrome) yang 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
telah didokumentasikan Muskuloskeletal : Kejang otot leher
berdasarkan sindrom Re dan Han (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
(lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
berdasarkan sindrom Han
2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi sistem Muskuloskeletal : Kejang otot leher
Muskuloskeletal : Kejang otot leher (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
(tortikolis), Kejang otot (muskulus Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
spasmus), Nyeri Bokong (isialgia), (lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Nyeri pinggang (lumbago), Nyeri Arm / Frozen Shoulder
Lengan – bahu ( Shoulder Arm / Syndrome)berdasarkan penyebab penyakit
Frozen Shoulder Syndrome)yang luar
telah didokumentasikan berdasarkan 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
Konsep Penyebab Penyakit Muskuloskeletal : Kejang otot leher
(tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
3. Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
pada gangguan fungsi Sistem berdasarkan atas dasar keluhan keluhan utama pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal berdasarkan utama pada gangguan Sistem Muskuloskeletal kasus Shi
diagnosis akupunktur yang Muskuloskeletal. 3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
ditegakkan keluhan utama pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal kasus Xu
3.1.3. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal kasus Biao
3.1.4. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal kasus Li
3.1.5. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal kasus Re
3.1.6. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal kasus Han
3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.7. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
gangguan Sistem Muskuloskeletal. pasien dengan gangguan Sistem
3.4. Menjelaskan kepada pasien dan 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi mengenai
atau keluarganya mengenai rencana terapi menggunakan jarum
rencana terapi akupunktur Yang akupunktur pada pasien dengan gangguan
akan dilakukan Sistem Muskuloskeletal
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa pada
pasien dengan gangguan Sistem
Muskuloskeletal
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur lain pada pasien
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal
3.6. Menentukan lokasi titik 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
akupunktur yang akan digunakan yang akan digunakan dalam kasus Biao
sesuai dengan diagnosis Meridian pada pasien dengan gangguan
Sistem Muskuloskeletal.
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan dalam kasus Li
Organ pada pasien dengan gangguan
Sistem Muskuloskeletal.
3.8. Menentukan tehnik pencabutan 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Bu
jarum berdasarkan diagnosis pada pasien dengan gangguan Sistem
Muskuloskeletal.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Xie
pada pasien dengan gangguan Sistem
Muskuloskeletal.
4.5. Melakukan terapi akupunktur 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
dengan alat penunjang terapi pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
sesuai dengan diagnosis pasien pasien pada gangguan fungsi Sistem
mengikuti Prosedur Operasional Muskuloskeletal
Standar 4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
pada kasus Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
4.5.3. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
dengan pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Muskuloskeletal
4.6. Melakukan terapi akupunktur 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
dengan moksa sesuai dengan moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
diagnosis pasien mengikuti Prosedur pada gangguan fungsi Sistem
Operasional Standar Muskuloskeletal dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem
4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis pada
antisepsis pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
akupunktur dan atau moksibusi pada moksibusi pada pasien dengan gangguan
pasien dengan gangguan sistem Sistem Muskuloskeletal mengikuti Prosedur
Muskuloskeletal mengikuti Prosedur Operasional Standar
Operasional Standar 4.7.2. Tehnik melakukan tindakan antisepsis
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Muskuloskeletal mengikuti Prosedur
Operasional Standar
4.8. Melakukan tindakan penentuan 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
titik akupunktur pada tatalaksana berdasarkan patokan alamiah anatomi
terapi akupunktur dan atau tubuh manusia pada tatalaksana terapi
moksibusi pada pasien dengan akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
gangguan sistem Muskuloskeletal dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
mengikuti Prosedur Operasional mengikuti Prosedur Operasional Standar
Standar 4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
berdasarkan patokan ukuran Cun pasien
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Muskuloskeletal mengikuti Prosedur
Operasional Standar
4.10. Melakukan prosedur evaluasi 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
selama penusukan jarum dan atau pemilihan titik pada kelainan organ.
moksibusi 4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
pemilihan titik pada kelainan meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
pemilihan jarum dan alat penunjang
akupunktur
4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
dan prognosis dalam kaitan berdasarkan diagnosis pasien dengan
dengan gangguan sistem gangguan Sistem Muskuloskeletal
Muskuloskeletal mengikuti Prosedur 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
Operasional Standar berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Muskuloskeletal
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Luar (PPL) pada gangguan
Sistem Muskuloskeletal
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
4.13. Menjelaskan kepada pasien dan 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
atau keluarganya mengenai jadwal, pasien dan atau keluarganya mengenai
anjuran dan prognosis dalam jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
kaitan dengan gangguan sistem dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
Muskuloskeletal berdasarkan tingkat pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi kepada
5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan untuk dilakukan secara jelas sebagai 5.1.2. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan bahan dokumentasi pelayanan
pelaporan pasien
1. Melakukan pengumpulan data untuk 1.1. Melakukan identifikasi data pada 1.1.6. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien gangguan pasien dengan gangguan fungsi 1.1.7. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
fungsi Sistem Reproduksi Sistem Reproduksi dengan cara dengan gangguan fungsi Sistem
pengamatan. Reproduksi
1.1.8. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
1.1.9. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
1.1.10. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
1.2. Melakukan identifikasi data pada 1.2.1 Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
1.3. Melakukan identifikasi data pada 1.3.1 Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi 1.3.2 Tehnik melakukan wawancara keluhan
Sistem Reproduksi dengan cara utama pada pasien dengan gangguan
wawancara fungsi Sistem Reproduksi
1.3.3 Tehnik melakukan wawancara keluhan
tambahan pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Reproduksi
1.3.4 Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Reproduksi
1.4. Melakukan identifikasi data pada 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
Sistem Reproduksi dengan cara keluhan pada pasien dengan gangguan
perabaan fungsi Sistem Reproduksi
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Reproduksi
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
1.5. Melakukan pendekatan psikologis 1.5.1 Tehnik komunikasi terhadap pasien untuk
pada pasien untuk menggali informasi menggali informasi yang diperlukan untuk
yang diperlukan untuk menentukan menentukan diagnosis gangguan fungsi
diagnosis Sistem Reproduksi
1.5.2 Ilmu Psikologi Klinis
1.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1 Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.10.1 Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi Sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
Reproduksi : Lemah sahwat dengan gangguan fungsi Sistem
(disfungsi ereksi) Reproduksi : Lemah sahwat (disfungsi
ereksi)
1.10.2 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Lemah sahwat (disfungsi
ereksi)
1.10.3 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Lemah sahwat (disfungsi
1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.11.1 Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi Sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
Reproduksi : Nyeri haid (dismenore) dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Nyeri haid (dismenore)
1.11.2 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Nyeri haid (dismenore)
1.11.3 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Nyeri haid (dismenore)
1.11.4 Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Nyeri haid (dismenore)
berdasarkan Penyebab Penyakit
1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.12.1 Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi Sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
Reproduksi : Keputihan (leukorhoe) dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Keputihan (leukorhoe)
1.12.2 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Keputihan (leukorhoe)
1.12.3 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Keputihan (leukorhoe)
1.13. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.14.1 Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi Sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
Reproduksi : Menstruasi tidak dengan gangguan fungsi Sistem
teratur (Irregular Menstruation) Reproduksi : Menstruasi tidak teratur
(Irregular Menstruation)
1.14.2 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Menstruasi tidak teratur
(Irregular Menstruation)
1.14.3 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Menstruasi tidak teratur
(Irregular Menstruation)
1.14.4 Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Menstruasi tidak teratur
(Irregular Menstruation) berdasarkan
Penyebab Penyakit
2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus 2.1.1 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasakan data yang valid pada gangguan fungsi Sistem Reproduksi berdasarkan data pemeriksaan
kasus gangguan fungsi Sistem berdasarkan Keluhan Utama sesuai Pengamatan pada pasien gangguan
Reproduksi hasil pendataan 4 cara pemeriksaan fungsi Sistem Reproduksi.
2.1.2 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
2.3. Menegakan diagnosis kasus 2.3.1 Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
gangguan fungsi Sistem Reproduksi Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
berdasarkan jenis , sifat kelainan data pengamatan pada pasien gangguan
2.4. Menegakan diagnosis kasus 2.4.1 Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL,
gangguan fungsi Sistem Reproduksi berdasarkan data pengamatan pada
berdasarkan penyebab penyakit pasien gangguan fungsi Sistem
yang menunjang keluhan utama Reproduksi
sesuai hasil pendataan 4 cara 2.4.2 Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
pemeriksaan berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Reproduksi
2.4.3 Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
2.4.4 Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Reproduksi.
2.4.5 Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6 Teori Penyebab Penyakit
2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.5. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Reproduksi fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
meliputi : Lemah Sahwat (disfungsi (disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
ereksi), Nyeri haid (dismenore), Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi teratur (Irregular Menstruation)
tidak teratur (Irregular Menstruation) berdasarkan sindrom Shi
yang telah didokumentasikan 2.6.6. Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Shi dan Xu fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
(disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
teratur (Irregular Menstruation)
berdasarkan sindrom Xu.
2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1 Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Reproduksi fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
meliputi : Lemah Sahwat (disfungsi (disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
ereksi), Nyeri haid (dismenore), Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi teratur (Irregular Menstruation)
tidak teratur (Irregular berdasarkan sindrom Biao
Menstruation)yang telah 2.7.2 Tehnik menganalisa kasus gangguan
didokumentasikan berdasarkan fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
sindrom Biao dan Li (disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
2.8. Menganalisa data pasien pada kasus 2.8.1 Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Reproduksi fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
meliputi : Lemah Sahwat (disfungsi (disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
ereksi), Nyeri haid (dismenore), Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi teratur (Irregular Menstruation)
tidak teratur (Irregular Menstruation) berdasarkan sindrom Re
yang telah didokumentasikan 2.8.2 Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Re dan Han fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
(disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
teratur (Irregular Menstruation)
berdasarkan sindrom Han
2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1 Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Reproduksi fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
meliputi : Lemah Sahwat (disfungsi (disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
ereksi), Nyeri haid (dismenore), Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi teratur (Irregular Menstruation)
tidak teratur (Irregular Menstruation) berdasarkan penyebab penyakit luar
yang telah didokumentasikan 2.9.2 Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan Konsep Penyebab fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
Penyakit (disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
teratur (Irregular Menstruation)
berdasarkan penyebab penyakit dalam
2.9.3 Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
(disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
teratur (Irregular Menstruation)
berdasarkan penyebab penyakit lain-lain
3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.1 Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
gangguan Sistem Reproduksi pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi
3.2.2 Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi
3.2.3 Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan Sistem Reproduksi
3.4. Menjelaskan kepada pasien dan 3.4.1 Tehnik penyampaian informasi mengenai
atau keluarganya mengenai rencana terapi menggunakan jarum
rencana terapi akupunktur yang akupunktur pada pasien dengan gangguan
akan dilakukan Sistem Reproduksi
3.4.2 Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa
pada pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi
3.4.3 Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur lain pada pasien
dengan gangguan Sistem Reproduksi
3.4.4 Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada gangguan Sistem
Reproduksi
3.5. Menentukan alat yang dipergunakan 3.5.1 Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Re
sebagai alat terapi pada pasien pada pasien dengan gangguan Sistem
dgn. gangguan Sistem Reproduksi. Reproduksi.
3.5.2 Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
Han pada pasien dengan gangguan
Sistem Reproduksi.
3.5.3 Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan
gangguan Sistem Reproduksi.
3.8. Menentukan tehnik pencabutan 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Bu
jarum berdasarkan diagnosis pada pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Xie
pada pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi.
4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1 Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pasien gangguan fungsi Sistem moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Reproduksi Sistem Reproduksi
4.1.2 Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Reproduksi
4.3. Melakukan terapi akupunktur 4.3.1 Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik
dengan menggunakan jarum Bu sesuai dengan diagnosis pasien pada
sesuai dengan diagnosis pasien gangguan fungsi Sistem Reproduksi
mengikuti Prosedur Operasional 4.3.2 Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik
Standar Xie sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Reproduksi
4.6. Melakukan terapi akupunktur 4.6.1 Tehnik melakukan tata laksana terapi
dengan moksibusi sesuai dengan moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
diagnosis pasien mengikuti Prosedur pada gangguan fungsi Sistem Reproduksi
Operasional Standar dengan moksa batang
4.6.2 Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Reproduksi
dengan moksa potong
4.6.3 Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Reproduksi
dengan moksa kerucut
4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1 Tehnik melakukan tindakan asepsis pada
antisepsis pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
akupunktur dan atau moksibusi pada moksibusi pada pasien dengan gangguan
pasien dengan gangguan Sistem Sistem Reproduksi mengikuti Prosedur
Reproduksi mengikuti Prosedur Operasional Standar
4.8. Melakukan tindakan penentuan 4.8.1 Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
titik akupunktur pada tatalaksana berdasarkan patokan alamiah anatomi
terapi akupunktur dan atau tubuh manusia pada tatalaksana terapi
moksibusi pada pasien dengan akupunktur dan atau moksibusi pada
gangguan Sistem Reproduksi pasien dengan gangguan Sistem
mengikuti Prosedur Operasional Reproduksi mengikuti Prosedur
Standar Operasional Standar
4.8.2 Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
berdasarkan patokan ukuran Cun pasien
pada tatalaksana terapi akupunktur dan
atau moksibusi pada pasien dengan
gangguan Sistem Reproduksi mengikuti
Prosedur Operasional Standar
4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran 4.12.1 Tehnik menentukan jadwal terapi
dan prognosis dalam kaitan berdasarkan diagnosis pasien
dengan gangguan Sistem dengan gangguan Sistem Reproduksi
Reproduksi mengikuti Prosedur 4.12.2 Tehnik menentukan jadwal terapi
Operasional Standar berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Reproduksi
4.12.3 Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Luar (PPL) pada
gangguan Sistem Reproduksi
4.12.4 Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Dalam (PPD)
4.13. Menjelaskan kepada pasien dan 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
atau keluarganya mengenai jadwal, pasien dan atau keluarganya mengenai
anjuran dan prognosis dalam jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem kaitan dengan gangguan Sistem
Reproduksi Reproduksi berdasarkan tingkat
pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem
Reproduksi berdasarkan tingkat sosial
ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinis
tindakan yang telah dilakukan untuk dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.2. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi pelayanan pasien
pelaporan
5.2. Menyusun data hasil tindakan 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinis
sebagai bahan evaluasi dan 5.2.2. Metode Penelitian
pelaporan untuk unit kerja terkait
2. Melakukan pengumpulan data untuk 2.1. Melakukan identifikasi data 1.6.2. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien pada pasien dengan gangguan 1.6.3. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
gangguan fungsi Sistem Perkemihan fungsi Sistem Perkemihan / dengan gangguan fungsi Sistem
/ Sistem Urinarius Sistem Urinarius dengan cara Perkemihan / Sistem Urinarius.
pengamatan. 1.6.4. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
1.6.5. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
1.6.6. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus 2.1.1 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasakan data yang valid gangguan fungsi Sistem berdasarkan data pemeriksaan
pada kasus gangguan fungsi Perkemihan / Sistem Urinarius Pengamatan pada pasien gangguan
Sistem Perkemihan / Sistem berdasarkan Keluhan Utama fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius sesuai hasil pendataan 4 cara Urinarius.
pemeriksaan 2.1.2 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
2.1.3 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius.
2.1.4 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Perabaan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
2.1.5 Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6 Teori Penyebab Penyakit
2.3. Menegakan diagnosis kasus 2.3.1 Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
gangguan fungsi Sistem Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
Perkemihan / Sistem Urinarius data pengamatan pada pasien
berdasarkan jenis , sifat kelainan gangguan fungsi Sistem Perkemihan /
sesuai hasil pendataan 4 cara SistemUrinarius
pemeriksaan. 2.3.2 Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data pendengaran dan penghiduan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
2.3.3 Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data wawancara pada pasien gangguan
fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius
2.3.4 Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data perabaan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius.
2.3.5 Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6 Teori Penyebab Penyakit
2.4. Menegakan diagnosis kasus 2.4.1 Tehnik menentukan PPL, PPD dan
2.5. Menganalisa data pasien pada 2.5.1 Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi Sistem fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius Urinarius : Ngompol, Renal Colic
meliputi : Ngompol, Renal Colic berdasarkan Sindrom Yin
yang telah didokumentasikan 2.5.2 Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Yin dan fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Yang Urinarius : Ngompol, Renal Colic
berdasarkan Sindrom Yang
2.6. Menganalisa data pasien pada 2.6.7. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi Sistem fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius Urinarius : Ngompol, Renal Colic
meliputi : Ngompol, Renal Colic berdasarkan sindrom Shi
yang telah didokumentasikan 2.6.8. Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Shi dan Xu fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
2.7. Menganalisa data pasien pada 2.7.1 Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi Sistem fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius Urinarius : Ngompol, Renal Colic
meliputi : Ngompol, Renal Colic berdasarkan sindrom Biao
yang telah didokumentasikan 2.7.2 Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Biao dan Li fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius Ngompol, Renal Colic
berdasarkan sindrom Li
2.8. Menganalisa data pasien pada 2.8.1 Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi Sistem fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius Urinarius : Ngompol, Renal Colic
meliputi : Ngompol, Renal Colic berdasarkan sindrom Re
yang telah didokumentasikan 2.8.2 Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Re dan Han fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius : Ngompol, Renal Colic
berdasarkan sindrom Han
2.9. Menganalisa data pasien pada 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi Sistem fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius Urinarius Ngompol, Renal Colic
meliputi : Ngompol, Renal Colic berdasarkan penyebab penyakit luar
yang telah didokumentasikan 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan Konsep Penyebab fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Penyakit Urinarius : Ngompol, Renal Colic
berdasarkan penyebab penyakit dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius : Ngompol, Renal Colic
berdasarkan penyebab penyakit lain-
lain
3.4. Menjelaskan kepada pasien dan 3.4.1 Tehnik penyampaian informasi mengenai
atau keluarganya mengenai rencana terapi menggunakan jarum
rencana terapi akupunktur yang akupunktur pada pasien dengan
akan dilakukan gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius
3.4.2 Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa
pada pasien dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
3.4.3 Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur lain pada pasien
dengan gangguan Sistem Perkemihan /
Sistem Urinarius
3.4.4 Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada gangguan Sistem
3.5. Menentukan alat yang 3.5.1 Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
dipergunakan sebagai alat terapi Re pada pasien dengan gangguan
pada pasien dgn. gangguan Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.
Sistem Perkemihan / Sistem 3.5.2 Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
Urinarius. Han pada pasien dengan gangguan
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.
3.5.3 Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan
gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius.
3.6. Menentukan lokasi titik 3.6.1 Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
akupunktur yang akan yang akan digunakan dalam kasus Biao /
digunakan sesuai dengan Meridian pada pasien dengan gangguan
diagnosis Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.
3.6.2 Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan dalam kasus Li /
Organ pada pasien dengan gangguan
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.
3.8. Menentukan tehnik pencabutan 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
jarum berdasarkan diagnosis Bu pada pasien dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius.
4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1 Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pada pasien gangguan fungsi moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Perkemihan / Sistem Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
Urinarius 4.1.2 Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
4.6. Melakukan terapi akupunktur 4.6.1 Tehnik melakukan tata laksana terapi
dengan moksibusi sesuai dengan moksibusi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti pasien pada gangguan fungsi Sistem
Prosedur Operasional Standar Perkemihan / Sistem Urinarius dengan
moksa batang
4.6.2 Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius dengan
moksa potong
4.6.3 Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius dengan
moksa kerucut
4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1 Tehnik melakukan tindakan asepsis
antisepsis pada tatalaksana terapi pada tatalaksana terapi akupunktur dan
akupunktur dan atau moksibusi atau moksibusi pada pasien dengan
pada pasien dengan gangguan gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius mengikuti Prosedur Operasional
Urinarius mengikuti Prosedur Standar
Operasional Standar 4.7.2 Tehnik melakukan tindakan antisepsis
pada tatalaksana terapi akupunktur dan
atau moksibusi pada pasien dengan
gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius mengikuti Prosedur Operasional
Standar
4.13. Menjelaskan kepada pasien dan 4.13.1 Tehnik menyampaikan informasi kepada
atau keluarganya mengenai pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran dan prognosis jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
dalam kaitan dengan gangguan kaitan dengan gangguan Sistem
Sistem Perkemihan / Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
Urinarius berdasarkan tingkat pendidikan
4.13.2 Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
4.13.3 Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
berdasarkan usia
4.13.4 Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang 5.1.1 Ilmu Manajemen Klinis
tindakan yang telah dilakukan telah dilakukan secara jelas 5.1.2 Metode Penelitian
untuk bahan pemantauan, evaluasi sebagai bahan dokumentasi
dan pelaporan pelayanan pasien
1. Mengidentifikasi peraturan dan kode 1.1. Memahami peraturan pemerintah 1.1.1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
etik akupunkturis yang menunjang yang berlaku pada pelayanan Indonesia yang dituangkan dalam
pelayanan akupunktur. akupunktur di Indonesia Permenkes
No.1186/Menkes/Per/XI/1966
1.2. Memahami kode etik akupunkturis 1.2.1. Kode Etik Akupunktur Indonesia
Indonesia
1.2.2. Sumpah Janji Akupunkturis Indonesia
1.3. Memahami hak dan kewenangan 1.3.1. Kode Etik Akupunkturis Indonesia
Akupunkturis mengikuti Kode Etik
Akupunkturis Indonesia dan 1.3.2. Sumpah dan Janji Akupunkturis
Sumpah Janji Akupunkturis Indonesia
Indonesia
1.3.3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia yang dituangkan dalam
Permenkes
No.1186/Menkes/Per/XI/1966
2. Menerapkan Peraturan dan Kode 2.1. Menerapkan peraturan yang 2.1.1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Etik Akupunkturis Indonesia dalam berkaitan dengan pelayanan Indonesia yang dituangkan dalam
pelayanan akupunktur akupunktur. Permenkes
No.1186/Menkes/Per/XI/1966
2.1.2. Keputusan Menteri Kesehatan No.
1076/Menkes/SK/VII/2003. Tentang
Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional
2.1.3. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor : 11028/2005 Tentang
Pemberlakuan Standar Teknis
Pelayanan Akupunktur di Provinsi DKI
Jakarta
2.3. Menerapkan hak dan kewenangan 2.3.1. Kode Etik Akupunkturis Indonesia
akupunkturis Indonesia pada 2.3.2. Sumpah dan Janji Akupunkturis
pelayanan akupunktur
3. Melakukan pengumpulan data untuk 3.1. Melakukan identifikasi data pada 1.6.7. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien gangguan pasien dengan gangguan Psikis 1.6.8. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
Psikis termasuk Adiksi Narkoba termasuk Adiksi Narkoba dengan dengan gangguan Psikis termasuk
cara pengamatan. Adiksi Narkoba
1.6.9. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba
1.6.10. Tehnik pengamatan Singtay pada
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
1.6.11. Tehnik pemeriksaan Lidah pada
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
3.2. Melakukan identifikasi data pada
1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan Psikis
Tehnik melakukan pendengaran pada
termasuk Adiksi Narkoba dengan
pasien dengan gangguan Psikis
3.3. Melakukan identifikasi data pada 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan Psikis 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara
termasuk Adiksi Narkoba dengan keluhan utama pada pasien dengan
cara wawancara gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
1.3.3. Tehnik melakukan wawancara
keluhan tambahan pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
3.4. Melakukan identifikasi data pada 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan Psikis 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
termasuk Adiksi Narkoba dengan keluhan pada pasien dengan gangguan
cara perabaan Psikis termasuk Adiksi Narkoba
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis
pada pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
3.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pelaporan di daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
di titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba di titik Shu belakang
untuk menentukan diagnosis, evaluasi
dan pelaporan pada pasien gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
nadi radialis untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
3.10. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan Psikis termasuk simptom Shi dan Xu pada pasien
Adiksi Narkoba : Insomnia (tidak dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi
bisa tidur) Narkoba : Insomnia (tidak bisa tidur)
1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba : Insomnia (tidak bisa tidur)
3.11. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan Psikis termasuk simptom Shi dan Xu pada pasien
Adiksi Narkoba : Ketegangan dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi
mental (stress) Narkoba: Ketegangan mental (stress)
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba: Ketegangan mental (stress)
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Lie pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba: Ketegangan mental (stress)
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba:
Ketegangan mental (stress) berdasarkan
Penyebab Penyakit
3.12. Menjelaskan sindrom dan simptom 3.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan Psikis termasuk simptom Shi dan Xu pada pasien
Adiksi Narkoba : Kecanduan dengan gangguan Psikis termasuk
Narkoba (Drug Addiction) Adiksi Narkoba : Kecanduan Narkoba
(Drug Addiction)
3.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
4. Melakukan diagnosis penyakit 4.1. Menegakan diagnosis kasus 1.2.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasakan data yang valid pada gangguan Psikis termasuk Adiksi berdasarkan data pemeriksaan
kasus gangguan Psikis termasuk Narkoba berdasarkan Keluhan Pengamatan pada pasien gangguan
Adiksi Narkoba Utama sesuai hasil pendataan 4 cara Psikis termasuk Adiksi Narkoba.
pemeriksaan 1.2.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba
1.2.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba.
1.2.5. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Perabaan pada pasien gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba
1.2.6. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
1.2.7. Teori Penyebab Penyakit
5. Merencanakan terapi akupunktur pada 5.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal
5.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.1. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
gangguan Psikis termasuk Adiksi pasien dengan gangguan Psikis
Narkoba termasuk Adiksi Narkoba
3.2.2. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
3.2.3. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan Psikis termasuk Adiksi
5.8. Menentukan tehnik pencabutan 5.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
jarum berdasarkan diagnosis Bu pada pasien dengan gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba.
6. Melakukan tatalaksana terapi 6.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi untuk tatalaksana terapi akupunktur
pada pasien gangguan Psikis dan atau moksibusi pada pasien
termasuk Adiksi Narkoba gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba
6.2. Menciptakan suasana yang
kondusif dalam melakukan 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi
persiapan pasien untuk tatalaksana psikologis untuk menciptakan suasana
terapi kondusif dalam melakukan persiapan
pasien untuk tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan
dan pencabutan jarum untuk
tatalaksana akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
4.2.3. Tehnik menentukan Ukuran Jarum
berdasarkan lokasi titik akupunktur
6.6. Melakukan terapi akupunktur 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
dengan moksibusi sesuai dengan moksibusi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti Prosedur pasien pada gangguan Psikis termasuk
Operasional Standar Adiksi Narkoba dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba dengan moksa kerucut
6.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis
antisepsis pada tatalaksana terapi pada tatalaksana terapi akupunktur
akupunktur dan atau moksibusi pada dan atau moksibusi pada pasien
pasien dengan gangguan Psikis dengan gangguan Psikis termasuk
termasuk Adiksi Narkoba mengikuti Adiksi Narkoba mengikuti Prosedur
Prosedur Operasional Standar Operasional Standar
4.7.2. Tehnik melakukan tindakan
antisepsis pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba mengikuti
Prosedur Operasional Standar
6.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
dan prognosis dalam kaitan berdasarkan diagnosis pasien
dengan gangguan Psikis termasuk dengan gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba mengikuti Prosedur Adiksi Narkoba
Operasional Standar 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Luar (PPL) pada
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Dalam (PPD)
pada gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran
5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.3. Ilmu Manajemen Klinis
tindakan yang telah dilakukan untuk dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.4. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi pelayanan pasien
pelaporan
5.2. Menyusun data hasil tindakan sebagai 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinis
bahan evaluasi dan pelaporan untuk 5.2.2. Metode Penelitian
unit kerja terkait
7. Melakukan pengumpulan data untuk 7.1. Melakukan identifikasi data 1.1.1. Tehnik pengisian Kartu Data
identifikasi keadaan anak yang pada anak yang mengalami Pasien
mengalami masalah kesehatan masalah kesehatan (penyakit) 1.1.2. Tehnik pengamatan Sen pada
(penyakit) dengan cara pengamatan. anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
1.1.3. Tehnik Pengamatan Se pada
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
1.1.4. Tehnik pengamatan Singtay
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
1.1.5. Tehnik pemeriksaan Lidah
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
8. Melakukan diagnosis penyakit 8.1. Menegakan diagnosis kasus 1.2.8. Tehnik mendiagnosa keluhan
berdasakan data yang valid pada anak yang mengalami masalah utama berdasarkan data
8.5. Menganalisa data pasien pada 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus anak
kasus anak yang mengalami yang mengalami masalah
masalah kesehatan (penyakit) kesehatan (penyakit) : Autisme,
meliputi : Autisme, Ngompol, Ngompol, Tidak Nafsu Makan
Tidak Nafsu Makan (Poor (Poor Appetite / Anorexia),
Appetite / Anorexia), Hiperaktif Hiperaktif berdasarkan Sindrom
yang telah didokumentasikan Yin
berdasarkan sindrom Yin dan 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus anak
8.6. Menganalisa data pasien pada 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus anak
kasus anak yang mengalami yang mengalami masalah
masalah kesehatan (penyakit) kesehatan (penyakit) : Autisme,
meliputi : Autisme, Ngompol, Ngompol, Tidak Nafsu Makan
Tidak Nafsu Makan (Poor (Poor Appetite / Anorexia),
Appetite / Anorexia), Hiperaktif Hiperaktif berdasarkan sindrom
yang telah didokumentasikan Shi
berdasarkan sindrom Shi dan 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus anak
Xu yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) : Autisme,
Ngompol, Tidak Nafsu Makan
(Poor Appetite / Anorexia),
Hiperaktif berdasarkan sindrom
Xu.
8.7. Menganalisa data pasien pada 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus anak
kasus anak yang mengalami yang mengalami masalah
masalah kesehatan (penyakit) kesehatan (penyakit) : Autisme,
meliputi : Autisme, Ngompol, Ngompol, Tidak Nafsu Makan
Tidak Nafsu Makan (Poor (Poor Appetite / Anorexia),
Appetite / Anorexia), Hiperaktif Hiperaktif berdasarkan sindrom
yang telah didokumentasikan Biao
berdasarkan sindrom Biao 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus anak
dan Li yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) Autisme,
Ngompol, Tidak Nafsu Makan
(Poor Appetite / Anorexia),
Hiperaktif berdasarkan sindrom
8.9. Menganalisa data pasien pada 8.9.1. Tehnik menganalisa kasus anak
kasus anak yang mengalami yang mengalami masalah
masalah kesehatan (penyakit) kesehatan (penyakit) : Autisme,
meliputi : Autisme, Ngompol, Ngompol, Tidak Nafsu Makan
Tidak Nafsu Makan (Poor (Poor Appetite / Anorexia),
Appetite / Anorexia), Hiperaktif Hiperaktif berdasarkan
yang telah didokumentasikan penyebab penyakit luar
berdasarkan Konsep 8.9.2. Tehnik menganalisa kasus anak
Penyebab Penyakit yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) : Autisme,
Ngompol, Tidak Nafsu Makan
(Poor Appetite / Anorexia),
Hiperaktif berdasarkan
penyebab penyakit dalam
8.9.3. Tehnik menganalisa kasus anak
yang mengalami masalah
9. Merencanakan terapi akupunktur pada 9.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.7. Tehnik penentuan terapi kausal
anak yang mengalami masalah berdasarkan atas dasar berdasarkan keluhan utama
kesehatan (penyakit) berdasarkan keluhan utama pada anak yang pada anak yang mengalami
Diagnosis akupunktur yang ditegakkan mengalami masalah kesehatan masalah kesehatan (penyakit)
(penyakit) kasus Shi
3.1.8. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
kasus Xu
3.1.9. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
kasus Biao
3.1.10. Tehnik penentuan terapi
kausal berdasarkan keluhan
utama pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit) kasus Li
3.1.11. Tehnik penentuan terapi
kausal berdasarkan keluhan
utama pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit) kasus Re
3.1.12. Tehnik penentuan terapi
kausal berdasarkan keluhan
utama pada anak yang
5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang 5.1.5. Ilmu Manajemen Klinis
tindakan yang telah dilakukan untuk telah dilakukan secara jelas 5.1.6. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan sebagai bahan dokumentasi
pelaporan pelayanan pasien
11. Melakukan pengumpulan data 11.1. Melakukan identifikasi data 1.6.12. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
untuk identifikasi keadaan pasien pada pasien Lanjut Usia dengan 1.6.13. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
Lanjut Usia cara pengamatan. Lanjut Usia
1.6.14. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
Lanjut Usia
1.6.15. Tehnik pengamatan Singtay pada
pasien Lanjut Usia
1.6.16. Tehnik pemeriksaan Lidah pada
pasien Lanjut Usia
11.2. Melakukan identifikasi data 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pada pasien Lanjut Usia dengan 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
cara pendengaran dan pasien Lanjut Usia
penghiduan
1. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus 1.2.14. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasakan data yang valid pada pasien Lanjut Usia berdasarkan berdasarkan data pemeriksaan
kasus pasien Lanjut Usia Keluhan Utama sesuai hasil Pengamatan pada pasien Lanjut Usia.
pendataan 4 cara pemeriksaan 1.2.15. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien Lanjut Usia
1.2.16. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada
pasien Lanjut Usia.
1.2.17. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Perabaan pada pasien Lanjut Usia
1.2.18. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
1.2.19. Teori Penyebab Penyakit
2.2. Menegakan diagnosis kasus 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan
pasien Lanjut Usia berdasarkan
Meridian atau Organ berdasarkan
Letak kelainan sesuai hasil
data pengamatan pada pasien Lanjut
pendataan 4 cara pemeriksaan
Usia
2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan
data pendengaran dan penghiduan
pada pasien Lanjut Usia
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan
3. Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Terapi kausal berdasarkan atas 3.1.13. Tehnik penentuan terapi kausal
pada pasien Lanjut Usia dasar keluhan utama pada berdasarkan keluhan utama pada
berdasarkan Diagnosis pasien Lanjut Merencanakan pasien Lanjut Usia kasus Shi
akupunktur yang ditegakkan Usia 3.1.14. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
pasien Lanjut Usia kasus Xu
3.1.15. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
pasien Lanjut Usia kasus Biao
3.1.16. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
pasien Lanjut Usia kasus Li
3.1.17. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
pasien Lanjut Usia kasus Re
3.1.18. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
pasien Lanjut Usia kasus Han
3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.1. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala keluhan untuk terapi simptomatis pada
pada pasien Lanjut Usia pasien dengan pasien Lanjut Usia
3.2.2. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan pasien Lanjut Usia
3.5. Menentukan alat yang 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
dipergunakan sebagai alat terapi Re pada pasien dengan pasien Lanjut
pada pasien dgn. pasien Lanjut Usia.
Usia. 3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
3.8. Menentukan tehnik pencabutan 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
jarum berdasarkan diagnosis Bu pada pasien dengan pasien Lanjut
Usia.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
Xie pada pasien dengan pasien Lanjut
Usia.
4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien 4.1.5. Tehnik menentukan posisi pasien
akupunktur dan atau moksibusi pada untuk tatalaksana terapi untuk tatalaksana terapi akupunktur
pasien Lanjut Usia dan atau moksibusi pada pasien Lanjut
Usia
4.6. Melakukan terapi akupunktur 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
dengan moksibusi sesuai dengan moksibusi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti pasien pada pasien Lanjut Usia
Prosedur Operasional Standar dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada pasien Lanjut Usia
dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada pasien Lanjut Usia
dengan moksa kerucut
4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis
5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang 5.1.7. Ilmu Manajemen Klinis
tindakan yang telah dilakukan untuk telah dilakukan secara jelas 5.1.8. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan sebagai bahan dokumentasi
pelaporan pelayanan pasien
1. Mengidentifikasi data lingkungan 1.1. Mengidentifikasikan demografi 1.1.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :
masyarakat mengenai kebutuhan masyarakat berdasarkan - Demografi kependudukan
klinik pelayanan akupunktur kebutuhan klinik pelayanan - Indikator Kesehatan Masyarakat
akupunktur - Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
1.1.2. Metodologi Penelitian :
- Statistik Kuantitatif
questioner + data
- Analisis Kualitatif
wawancara warga / tokoh
setempat
1.1.3. Ilmu Budaya dasar
1.1.4. Agama
1.1.5. Ilmu Sosial Ekonomi
2. Mengidentifikasi data rencana 2.1. Melakukan identifikasi lokasi klinik 2.1.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :
penyusunan klinik pelayanan pelayanan akupunktur sesuai - Demografi kependudukan
akupunktur sesuai dengan kebutuhan klinik pelayanan - Indikator Kesehatan
kebutuhan masyarakat akupunktur dan kebutuhan Masyarakat
masyarakat - Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
2.1.2. Ilmu Statistik
3. Melakukan persiapan klinik 3.1. Melakukan persiapan lokasi 3.1.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :
pelayanan akupunktur mengikuti klinik pelayanan akupunktur - Demografi kependudukan
Standar Operasional Pelayanan mengikuti Standar Operasional - Indikator Kesehatan
Akupunktur. Pelayanan akupunktur. Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
3.1.2. Ilmu Statistik
1. Mengidentifikasi informasi dan pesan 1.1. Mengidentifikasikan sumber 1.1.1. Tehnik mengidentifikasi sumber informasi
melalui komunikasi dalam tim informasi dan pesan dan pesan berdasarkan Sistem Rujukan
pelayanan dengan benar dan tepat Vertikal
1.1.2. Tehnik mengidentifikasi sumber informasi
dan pesan berdasarkan Sistem Rujukan
Horisontal
1.1.3. Tehnik mengidentifikasi sumber informasi
dan pesan berdasarkan Sistem Rujukan
antar Disiplin Ilmu
1.7. Menganalisis sumber informasi 1.7.1. Tehnik melakukan analisa data sumber dan
dan pesan yang telah pesan yang telah terdokumentasi
terdokumentasi 1.7.2. Tehnik melakukan analisa hambatan yang
1.8. Menganalisis media informasi 1.8.1. Tehnik melakukan analisa pada media
dan pesan yang telah informasi dan pesan yang telah
terdokumentasi terdokumentasi
1.8.2. Tehnik melakukan analisa hambatan yang
terjadi pada media informasi dan pesan yang
telah terdokumentasi
1.9. Menganalisis penerima informasi 1.9.1. Tehnik melakukan analisa pada penerima
dan pesan yang telah informasi dan pesan yang telah
terdokumentasi terdokumentasi
1.9.2. Tehnik melakukan analisa hambatan yang
terjadi pada penerima informasi dan pesan
yang telah terdokumentasi
2. Menyampaikan pesan dan 2.1. Menyampaikan informasi yang telah 2.1.1. Teknik Melakukan komunikasi perorangan
informasi dengan tepat dan benar diinterpretasi pada anggota tim yang efektif pada pelayanan akupunktur lain
kepada anggota tim pelayanan pelayanan akupunktur lain dalam menyampaikan informasi dan pesan
akupunktur anggota tim pelayanan 2.1.2. Teknik Melakukan komunikasi yang efektif
kesehatan lainnya. dalam tim pelayanan akupunktur lain dalam
menyampaikan informasi dan pesan
2.2. Menyampaikan informasi yang telah 2.2.1. Melakukan komunikasi perorangan yang
diinterpretasi pada anggota tim efektif pada pelayanan kesehatan lain dalam
pelayanan kesehatan lain menyampaikan informasi dan pesan
2.2.2. Melakukan komunikasi yang efektif dalam
tim pelayanan kesehatan lain dalam
menyampaikan informasi dan pesan
2.3. Menyampaikan pesan dan 2.3.1. Tehnik menyampaikan pesan dan informasi
informasi dengan benar kepada dengan sumber informasi yang benar /
tim pelayanan akupunktur dan atau tepat kepada tim pelayanan akupunktur dan
2.4. Menyampaikan pesan dan 2.4.1. Tehnik menentukan waktu yang tepat dalam
informasi pada waktu yang tepat menyampaikan pesan dan infromasi
kepada tim pelayanan akupunktur 2.4.2. Ilmu manajemen
dan atau tim pelayanan kesehatan
lain
3. Melakukan pembahasan dengan 3.1. Melakukan pembahasan pesan dan 3.1.1. Melakukan pembahasan data masukan pada
anggota tim pelayanan akupunktur informasi bersama-sama dengan pesan dan informasi bersama-sama dengan
lain dan atau tim pelayanan anggota tim anggota tim
kesehatan lainnya 3.1.2. Melakukan pembahasan hambatan / masalah
pada pesan dan informasi bersama-sama
dengan anggota tim
3.1.3. Melakukan pembahasan penyelesaian
masalah pada pesan dan informasi bersama-
sama dengan anggota tim
3.2. Menerima masukan pendapat dan 3.2.1. Tehnik melakukan komunikasi dalam tim
tanggapan anggota tim lain apabila untuk menerima masukan pendapat dan
memenuhi syarat tanggapan
3.2.2. Membuat kesimpulan mengenai pembahasan
data yang akurat dengan menggunakan
skala prioritas.
1. Mengidentifikasi alat penunjang yang 1.1. Mengidentifikasi alat 1.1.1 Ilmu Dasar Kelistrikan
akan digunakan dalam menetapkan Elektroakupunktur, yang digunakan 1.1.2 Ilmu Biolistrik
diagnosis dan terapi akupunktur untuk Diagnosis sesuai kebutuhan 1.1.3 Teknik menentukan Diagnosis
dan gangguan pasien dengan Elektroakupunktur
2. Merencanakan tatalaksana 2.1. Menjelaskan Tata laksana 2.1.1. Teknik penggunaan alat Elektro
penggunaan alat penunjang penggunaan alat Elektro Akupunktur untuk Diagnosis dan
akupunktur dengan jelas,tepat dan Akupunktur untuk Diagnosis dan Terapi
benar Terapi kepada pasien 2.1.2. Ilmu Komunikasi
2.1.3. Ilmu Psikologi
2.4. Menjelaskan cara kerja alat Elektro 2.4.1. Ilmu Dasar Kelistrikan
akupunktur untuk Diagnosis dan 2.4.2. Ilmu Biolistrik
3. Melakukan tatalaksana diagnosis 3.1. Menggunakan alat penunjang 3.1.1. Teknik melakukan pemasangan
dengan menggunakan alat akupunktur untuk proses diagnosis alat penunjang diagnosis ketubuh
penunjang akupunktur yang dipilih mengikuti Prosedur Operasional pasien.
Standar 3.1.2. Teknik menggunakan alat Elektro
Akupunktur Neurometer Nakatani
dan Alat-alat penunjang lain
sebagai alat diagnosis pada
penderita lanjut Usia
3.1.3. Ilmu Dasar Kelistrikan
3.1.4. Ilmu Biolistrik
4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Menggunakan alat penunjang 4.1.1. Ilmu Dasar Elektroakupunktur
dengan menggunakan alat akupunktur untuk terapi dalam 4.1.2. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
penunjang akupunktur yang dipilih suasana yang kondusif 4.1.3. Ilmu Dasar Alat Penunjang
Akupunktur Lain
5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat proses tindakan terapi 5.1.1. Ilmu komunikasi dokumentasi
tindakan yang telah dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.2. Ilmu manajemen
untuk bahan pemantauan, evaluasi dokumentasi pelayanan pasien
dan pelaporan
5.2. Mencatat hasil tindakan terapi 5.2.1. Ilmu komunikasi dokumentasi
secara jelas sebagai bahan 5.2.2. Ilmu manajemen
dokumentasi pelayanan pasien
5.3. Menyusun data proses dan hasil 5.3.1. Ilmu komunikasi dokumentasi
tindakan sebagai bahan evaluasi 5.3.2. Ilmu manajemen
dan pelaporan untuk klinik atau unit
kerja terkait