Anda di halaman 1dari 317

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

PENDIDIKAN AKUPUNKTUR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL
DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN
2009
Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia
Level : 2 (dua)
Diskripsi Jabatan : Akupunkturis Muda

Kode Unit : JKS.AK01 . 001 . 01


Standar Kompetensi : Ilmu Akupunktur Dasar dan Ilmu Kesehatan Dasar pada gangguan kesehatan pasien
Waktu : 135 jam @ 50 menit
Teori : 119 menit
Praktek : 16 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Porto folio, Penilaian Mandiri
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk menerapkan Ilmu akupunktur
Ilmu kesehatan dasar pada gangguan kesehatan pasien. Kemampuan ini diterapkan pada semua kelainan
(gangguan) kesehatan pasien yang datang ke sarana pelayanan akupunktur

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1.Mengidentifikasi ilmu akupunktur dasar 1.1. Menjelaskan definisi, karakteristik 1.1.1. Aspek Yin Yang di alam.
yang akan digunakan dalam diagnosis dan Konsep Yin Yang 1.1.2. Sindrom dan Simptom.
dan terapi pasien Berdasarkan Konsep Yin Yang.
1.2. Menjelaskan definisi, karakteristik 1.2.1. Konsep Lima Unsur.
dan Konsep Lima Unsur 1.2.2. Sindrom dan Simptom
berdasarkan Konsep Lima Unsur.
1.3. Menjelaskan definisi , 1.3.1. Konsep Energi Vital sebagai
karakteristik dan Konsep Energy substansi dasar dalam memelihara
Vital keaktifan organ tubuh yang normal.
1.3.2. Macam-macam Qi dalam Konsep
Energi Vital berdasarkan lokasi
dan fungsinya
1.3.3. Karakteristik Energi Vital dan
Cairan Tubuh

1.4. Menjelaskan definisi, karakteristik 1.4.1. Konsep Materi Dasar yang lain
dan Konsep Materi Dasar lain sebagai substansi dasar yang
memelihara keaktifan tubuh yang
normal.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.4.2. Macam-macam Materi Dasar
1.4.3. Karakteristik Materi Dasar

1.5. Menjelaskan definisi, karakteristik 1.5.1. Konsep Fenomena Organ


organ berdasarkan Konsep 1.5.2 Materi tubuh yang berhubungan
Fenomena Organ dengan organ Zang Fu menurut
Konsep Fenomena Organ
1.5.3. Karakteristik Organ Zang Fu dan
Organ Lain menurut Konsep
Fenomena Organ

1.6. Menjelaskan definisi dan 1.6.1. Teori 12 Meridian Utama dan


karakteristik Teori Meridian Ekstra Meridian
1.6.2. Fungsi Meridian
1.6.3. Perjalanan Meridian

1.7. Menjelaskan definisi dan Topografi, 1.7.1. Anatomi Meridian dan Titik
fungsi dan keistimewaan titik Akupunktur
akupunktur, tehnik penjaruman 1.7.2. Pedoman alamiah dan anatomis
dan moksibusi dalam penentuan titik akupunktur
1.7.3. Tehnik penjaruman
1.7.4. Indikasi dan Kontra Indikasi
penjaruman
1.7.5. Keistimewaan Titik Akupunktur.

1.8. Menjelaskan Hukum dan Kaidah 1.8.1. Hukum ibu – anak


Akupunktur 1.8.2. Hukum suami- istri
1.8.3. Hubungan luar-dalam
1.8.4. Hukum tengah hari-tengah malam
1.8.5. Siklus Horarius
1.8.6. Kaidah lain

1.9.1. Penyebab Penyakit Luar


1.9. Menjelaskan Penyebab Penyakit 1.9.2. Penyebab Penyakit Dalam
menurut Ilmu Akupunktur 1.9.3. Penyebab Penyakit Lain-Lain

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.10.1. Tehnik melakukan Pemeriksaan
1.10. Menjelaskan 4 Cara Pemeriksaan Pengamatan
dan Delapan Dasar Diagnosis 1.10.2. Tehnik melakukan Pemeriksaan
pendengaran dan penghiduan
1.10.3. Tehnik melakukan Pemeriksaan
Wawancara
1.10.4. Tehnik melakukan Pemeriksaan
Perabaan
1.10.5. Tehnik menentukan Diagnosis
Yin-Yang, luar-dalam, panas-
dingin, ekses-defisien

1.11.1. Batasan dan pengertian sindrom


1.11. Menjelaskan definisi dan Konsep 1.11.2. Penggolongan sindrom dan
Penggolongan Sindrom patofisiologi berdasarkan Organ
Zang.
1.11.3. Penggolongan sindrom dan
patofisiologi berdasarkan organ
Fu.
1.11.4. Penggolongan sindrom dan
patofisiologi berdasarkan
meridian

1.12.1. Batasan dan indikasi penusukan


1.12. Menjelaskan Teknik Penusukan serta moksibusi
dan Moksibusi 1.12.2. Jenis jarum yang digunakan dan
fungsinya
1.12.3. Teknik penusukan jarum
1.12.4. Posisi pasien pada penjaruman
1.12.5. Teknik moksibusi
1.12.6. Efek samping, penyulit, dan
penanggulangan pada
penusukan
1.12.7. Efek samping dan penyulit

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


moksibusi
1.12.8. Kontra indikasi penusukan dan
moksibusi

1.13.1. Tehnik menerapkan Konsep Yin


1.13. Menerapkan Konsep Yin Yang Yang untuk menentukan
untuk Diagnosis Diagnosis.
1.13.2. Tehnik menganalisa Sindrom dan
Simptom berdasarkan Konsep
Yin Yang
1.13.3. 8 dasar Diagnosis

1.14.1. Tehnik menerapkan Konsep Yin


1.14. Menerapkan Konsep Yin Yang Yang untuk menentukan Terapi
untuk Terapi 1.14.2. Sindrom dan Simptom
berdasarkan Konsep Yin Yang
1.14.3. Tehnik Terapi

1.15.1. Tehnik menerapkan Konsep Yin


1.15. Menerapkan Konsep Yin Yang Yang untuk menentukan
untuk menentukan Prognosis Prognosis
1.15.2. Tehnik menganalisa Sindrom dan
Simptom berdasarkan Konsep
Yin Yang untuk menentukan
Prognosis
1.15.3. Tehnik Terapi

1.16.1. Tehnik menerapkan Konsep Lima


1.16. Menerapkan Konsep Lima Unsur Unsur untuk menentukan
untuk Diagnosis. Diagnosis
1.16.2. Sindrom dan Simptom
berdasarkan Konsep Lima Unsur
1.16.3. 8 Dasar Diagnosis

1.17.1. Tehnik menerapkan Konsep Lima

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.17. Menerapkan Konsep Lima unsur Unsur untuk menentukan Terapi
untuk Terapi 1.17.2. Tehnik menganalis Sindrom dan
Simptom berdasarkan Konsep
Lima Unsur untuk Terapi
1.17.3. Tehnik Terapi

1.18.1. Tehnik menerapkan Konsep


1.18. Menerapkan Konsep Lima unsur Lima Unsur untuk menentukan
untuk menentukan Prognosis Prognosis
1.18.2. Tehnik menganalisa Sindrom
dan Simptom berdasarkan
Konsep Lima Unsur untuk
menentukan Prognosis
1.18.3. Tehnik Terapi

1.19.1. Tehnik menganalisa data


1.19. Menerapkan Konsep Energi Vital gangguan Qi untuk menentukan
untuk Diagnosis. Diagnosis Defisiensi Qi
1.19.2. Tehnik menganalisa data
gangguan Qi untuk menentukan
Diagnosis Ekses Qi
1.19.3. Tehnik menganalisa data
gangguan Qi untuk menentukan
Diagnosis Defisiensi / Ekses
Organ Zang
1.19.4. Tehnik menganalisa data
gangguan Qiuntuk menentukan
Diagnosis Defisian / Ekses
Organ Fu.
1.19.5. 8 Dasar diagnosis

1.20. Menerapkan Konsep Energi Vital 1.20.1. Tehnik menentukan Terapi pada
untuk Terapi kasus Defisiensi Qi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.20.2. Tehnik menentukan Terapi pada
kasus Ekses Qi
1.20.3. Tehnik menentukan Terapi pada
gangguan Qi pada kasus
Defisiensi / Ekses Organ Zang
1.20.4. Tehnik menentukan Terapi pada
gangguan Qi pada kasus
Defisiensi / Ekses Organ Fu.

1.21. Menerapkan Konsep Energi Vital 1.21.1. Tehnik menganalisa data


untuk Prognosis gangguan Qi untuk menentukan
Prognosis pada kasus Defisiensi
Qi
1.21.2. Tehnik menganalisa data
gangguan Qi untuk menentukan
Prognosis pada kasus Ekses Qi
1.21.3. Tehnik menganalisa data
gangguan Yuan Qi,Ying Qi, dan
Zhong Qi untuk menentukan
Prognosis pada kasus Defisiensi
/ Ekses Organ Zang
1.21.4. Tehnik menganalisa data
gangguan Yuan Qi,Ying Qi, dan
Zhong Qi untuk menentukan
Prognosis pada kasus Defisiensi
/ Ekses Organ.

1.22. Menerapkan Konsep Materi 1.22.1. Tehnik menganalisa data


Dasar lain untuk Diagnosis gangguan Xue untuk
menentukan Diagnosis
Defisiensi Xue
1.22.2. Tehnik menganalisa data
gangguan Xue untuk
menentukan Diagnosis Ekses
Xue

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.22.3. Tehnik menganalisa data
gangguan WeiQi untuk
menentukan Diagnosis
Defisiensi /Ekses Meridian
1.22.4. Tehnik menganalisa data
gangguan WeiQi untuk
menentukan Diagnosis
Defisiensi / Ekses Organ
1.22.5. 8 dasar Diagnosis

1.23. Menerapkan Konsep Materi 1.23.1. Tehnik menentukan Terapi


Dasar lain untuk Terapi. pada kasus Defisiensi Xue
1.23.2. Tehnik menentukan Terapi
pada kasus Ekses Xue
1.23.3. Tehnik menentukan Terapi
gangguan WeiQi pada kasus
Defisiensi
1.23.4. Tehnik menentukan Terapi
gangguan WeiQi pada kasus
Ekses

1.24. Menerapkan Konsep Materi 1.24.1. Tehnik menentukan Prognosis


Dasar lain untuk menentukan pada kasus Defisiensi Xue
Prognosis 1.24.2. Tehnik menentukan Prognosis
pada kasus Ekses Xue
1.24.3. Tehnik menentukan Prognosis
gangguan WeiQi pada kasus
Defisien.
1.24.4. Tehnik menentukan Prognosis
gangguan WeiQi pada kasus
Ekses
1.24.5. Tehnik menentukan Prognosis

1.25. Menerapkan Konsep Fenomena 1.25.1. Tehnik menganalisa data


Organ untuk Diagnosis gangguan Organ Zang untuk

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


menentukan Diagnosis.
1.25.2. Tehnik menganalisa data
gangguan Organ Fu untuk
menentukan Diagnosis.
1.25.3. Tehnik menentukan Diagnosis
pada kasus gangguan Organ
Istimewa
1.25.4. 8 dasar Diagnosis

1.26. Menerapkan Konsep Fenomena 1.26.1. Tehnik menentukan Terapi


Organ untuk Terapi pada kasus gangguan Organ
Zang.
1.26.2. Tehnik menentukan Terapi
pada kasus gangguan Organ
Fu.
1.26.3. Tehnik menentukan Terapi
pada kasus gangguan Organ
Istimewa
1.26.4. Tehnik Terapi

1.27. Menerapkan Konsep Fenomena 1.27.1. Tehnik menentukan Prognosis


Organ untuk menentukan pada kasus gangguan Organ
Prognosis Zang.
1.27.2. Tehnik menentukan Prognosis
pada kasus gangguan Organ
Fu.
1.27.3. Tehnik menentukan Prognosis
pada kasus gangguan Organ
Istimewa
1.27.4. Tehnik Terapi

1.28. Menerapkan Teori Meridian untuk 1.28.1. Tehnik menganalisa data


Diagnosis berdasarkan kelainan pada 12
meridian Utama untuk
menentukan Diagnosis.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.28.2. Tehnik menganalisa data
berdasarkan kelainan pada 8
meridian istimewa untuk
menentukan Diagnosis.

1.29. Menerapkan Teori Meridian untuk 1.29.1. Tehnik menentukan Terapi


Terapi pada kasus gangguan pada 12
Meridian Utama.
1.29.2. Tehnik menentukan Terapi
pada kasusgangguan pada 12
Meridian Istimewa.
1.29.3. Tehnik Terapi

1.30. Menerapkan Teori Meridian untuk 1.30.1. Tehnik menentukan Prognosis


menentukan Prognosis pada kasus gangguan pada 12
Meridian Utama.
1.30.2. Tehnik menentukan Prognosis
pada kasus gangguan pada 12
Meridian Istimewa.
1.30.3. Tehnik Terapi.

1.31. Menerapkan Topografi Meridian 1.31.1. Tehnik menganalisa data


dan Titik Akupunktur untuk berdasarkan daerah keluhan
Diagnosis untuk menentukan Diagnosis.
1.31.2. Tehnik menganalisa data
berdasarkan pemeriksaan titik
Mu Depan untuk menentukan
Diagnosis
1.31.3. Tehnik menganalisa data
berdasarkan pemeriksaan titik
Shu Belakang untuk
menentukan Diagnosis.
1.31.4. 8 dasar diagnosis

1.32. Menerapkan Topografi Meridian 1.32.1. Tehnik menentukan Terapi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


dan Titik Akupunktur untuk berdasarkan kelainan Meridian
Terapi 1.32.2. Tehnik menentukan Terapi
berdasarkan kelainan Organ
1.32.3. Tehnik Terapi.

1.33. Menerapkan Topografi Meridian 1.33.1. Tehnik menentukan Prognosis


dan Titik Akupunktur untuk berdasarkan kelainan Meridian
Prognosis 1.33.2. Tehnik menentukan Prognosis
berdasarkan kelainan Organ
1.33.3. Tehnik Terapi.

1.34. Menerapkan Teori 1.34.1. Tehnik menganalisa data


Penggolongan Sindrom untuk berdasarkan 8 dasar diagnosis
Diagnosis untuk menentukan Diagnosis
1.34.2. Tehnik menganalisa data
berdasarkan sindrom gangguan
Qi untuk menentukan Diagnosis
1.34.3. Tehnik menganalisa data
berdasarkan sindrom gangguan
Xue untuk menentukan
Diagnosis
1.34.4. Tehnik menganalisa data
berdasarkan sindrom San Jiao
untuk menentukan Diagnosis
1.34.5. Tehnik menganalisa data
berdasarkan sindrom organ
Zang untuk menentukan
Diagnosis
1.34.6. Tehnik menganalisa data
berdasarkan sindrom organ Fu
untuk menentukan Diagnosis
1.34.7. Tehnik menganalisa data
berdasarkan sindrom 12
meridian utama untuk
menentukan Diagnosis

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.34.8. Tehnik menganalisa data
berdasarkan sindrom 8
meridian istimewa untuk
menentukan Diagnosis

1.35. Menerapkan Teori 1.35.1. Tehnik menentukan terapi


Penggolongan Sindrom untuk berdasarkan 8 dasar Diagnosis
Terapi 1.35.2. Tehnik menentukan terapi
berdasarkan sindrom ganguan
Qi
1.35.3. Tehnik menentukan terapi
berdasarkan sindrom gangguan
Xue
1.35.4. Tehnik menentukan terapi
berdasarkan sindrom San Jiao
1.35.5. Tehnik menentukan terapi
berdasarkan sindrom organ
Zang
1.35.6. Tehnik menentukan terapi
berdasarkan sindrom organ Fu
1.35.7. Tehnik menentukan terapi
berdasarkan sindrom 12
meridian utama
1.35.8. Tehnik menentukan terapi
berdasarkan sindrom 8
meridian istimewa

1.36. Menerapkan Teori 1.36.1. Tehnik menentukan prognosis


Penggolongan Sindrom untuk berdasarkan 8 dasar Diagnosis
menentukan Prognosis 1.36.2. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan sindrom ganguan
Qi
1.36.3. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan sindrom gangguan
Xue

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.36.4. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan sindrom San Jiao
1.36.5. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan sindrom organ
Zang
1.36.6. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan sindrom organ Fu
1.36.7. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan sindrom 12
meridian utama
1.36.8. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan sindrom 8
meridian istimewa

2. Mengidentifi kasi Ilmu kesehatan 2.1. Menjelaskan Ilmu Kesehatan 2.1.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat
dasar yang akan digunakan dalam Masyarakat yang dipergunakan 2.1.2. Ilmu Kesehatan dan sanitasi
menunjang Terapi dan terapi pasien dalam menunjang Terapi Lingkungan
2.1.3. Penyakit menular, Infeksi dan
penanganannya

2.2. Menjelaskan Ilmu Kesehatan dan 2.2.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat


Sanitasi lingkungan yang 2.2.2. Ilmu Kesehatan dan Sanitasi
dipergunakan dalam menunjang Lingkungan
Terapi 2.2.3. Penyakit menular, Infeksi dan
penanganannya

2.3. Menjelaskan Ilmu Pengetahuan 2.3.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat


Penyakit Menular dan Infeksi 2.3.2. Ilmu Kesehatan dan sanitasi
yang dipergunakan dalam Lingkungan
menunjang Terapi 2.3.3. Penyakit menular, Infeksi dan
penanganannya

2.4. Menjelaskan tentang, 2.4.1. Istilah-istilah dalam Anatomi


Batasan,Topografi Anatomi Kedokteran

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Tubuh Manusia sebagai ilmu 2.4.2. Anatomi struktur kulit
penunjang praktik Akupunktur 2.4.3. Anatomi struktur tulang
2.4.4. Anatomi struktur otot
2.4.5. Anatomi struktur organ dalam
dan panca indera
2.4.6. Penerapan Anatomi Kedokteran
dalam menentukan titik
Akupunktur

2.5. Menjelaskan tentang Fungsi 2.5.1. Fungsi Fisiologi Sistem Kulit


Fisiologis berbagai sistem organ dan Muskuloskeletal
dan jaringan dalam tubuh 2.5.2. Fungsi Fisiologi Sistem
manusia Persarafan
2.5.3. Fungsi Fisiologi Sistem
Sirkulasi Darah
2.5.4. Fungsi Fisiologi Sistem
Endokrin
2.5.5. Fungsi Fisiologi Panca Indera
2.5.6. Fungsi Fisiologi Sistem
Respiratorius
2.5.7. Fungsi Fisiologi Sistem
Digestivus
2.5.8. Fungsi Fisiologi Sistem
Urinarius
2.5.9. Fungsi Fisiologi Sistem
Reproduksi

2.6. Menjelaskan tentang Peran Ilmu 2.6.1. Ilmu Gizi Kedokteran


Gizi kedokteran dalam 2.6.2. Kebutuhan Gizi untuk
menunjang Kesehatan tubuh. memenuhi fungsi Fisiologis
tubuh manusia

2.7. Menjelaskan peran dan Prinsip 2.7.1. Ilmu Psikologi Komunikasi


Dasar Psikologi komunikasi 2.7.2. Ilmu Komunikasi
untuk menunjang praktik

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


akupunktur

2.8. Menerapkan Ilmu Kesehatan 2.8.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat


Dasar untuk menunjang Terapi. 2.8.2. Ilmu Kesehatan dan sanitasi
lingkungan
2.8.3. Penyakit menular, Infeksi dan
penanganannya.

2.9. Menerapkan Ilmu Kesehatan dasar 2.9.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat


untuk menentukan Prognosis . 2.9.2. lmu Kesehatan dan sanitasi
lingkungan
2.9.3. Penyakit menular, Infeksi dan
penanganannya
2.10. Menerapkan Ilmu Anatomi 2.10.1. Ilmu Anatomi Kedokteran
kedokteran untuk menunjang 2.10.2. Tehnik Terapi Akupunktur
Terapi.

2.11. Menerapkan Ilmu Anatomi 2.11.1. Ilmu Anatomi Kedokteran


Kedokteran untuk menentukan 2.11.2. Tehnik Terapi Akupunktur
Prognosis.

2.12. Menerapkan Ilmu Fisiologis 2.12.1. Ilmu Fisiologis Kedokteran


Kedokteran untuk menunjang 2.12.2. Tehnik Terapi Akupunktur
Terapi

2.13. Menerapkan Ilmu Fisiologis 2.13.1. Ilmu Fisiologis Kedokteran


untuk menunjang Prognosis 2.13.2. Tehnik Terapi Akupunktur

2.14. Menerapkan Ilmu Gizi untuk 2.14.1. Ilmu Gizi Kedokteran


menunjang Terapi 2.14.2. Tehnik Terapi Akupunktur

2.15. Menerapkan Ilmu Gizi untuk 2.15.1. Ilmu Gizi Kedokteran


menunjang Prognosis 2.15.2. Tehnik Terapi Akupunktur

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK01 . 002 . 01.


Standar Kompetensi : Diagnosis kelainan / gangguan pasien berdasarkan data keadaan pasien
Waktu : 32 jam @ 50 menit
Teori : 13 jam
Praktek : 19 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Peragaan,Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis kelainan pasien dengan
menggunakan data pasien yang telah teridentifikasi. Kemampuan ini diterapkan pada semua pasien yang
datang ke sarana pelayanan akupunktur

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Mengumpulkan data dengan 4 cara 1.1. Melakukan Pemeriksaan 1.1.1. Tehnik Pengamatan Sen
pemeriksaan akupunktur Pengamatan dalam suasana yang 1.1.2. Tehnik Pengamatan Se
kondusif 1.1.3. Tehnik Pengamatan Sing Tay
1.1.4. Tehnik Pengamatan Lidah
1.1.5. Teori Dasar Akupunktur
1.1.6. Ilmu Psikologi Kedokteran
1.1.7. Ilmu Komunikasi

1.2. Melakukan pemeriksaan 1.2.1. Tehnik melakukan Pendengaran


Pendengaran dan Penghiduan 1.2.2. Teknik melakukan Penghiduan
dalam suasana yang kondusif 1.2.3. Teori Dasar Akupunktur
1.2.4. Ilmu Psikologi Kedokteran
1.2.5. Ilmu Komunikasi

1.3. Melakukan Pemeriksaan Wawancara 1.3.1. Pemeriksaan wawancara Keluhan


dalam suasana yang kondusif utama
1.3.2. Pemeriksaan wawancara Keluhan
tambahan
1.3.3. Pemeriksaan wawancara Riwayat

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

penyakit
1.3.4. Teori Dasar Akupunktur
1.3.5. Ilmu Psikologi Kesehatan
1.3.6. Ilmu Komunikasi

1.4. Melakukan Pemeriksaan Perabaan 1.4.1. Pemeriksaan Perabaan pada Daerah


dalam suasana yang kondusif Keluhan
1.4.2. Pemeriksaan Perabaan pada Titik
Akupunktur
1.4.3. Pemeriksaan Perabaan pada Mu
depan
1.4.4. Pemeriksaan Perabaan pada Shu
Belakang
1.4.5. Pemeriksaan Perabaan pada Suhu
kaki, tangan dan tubuh
1.4.6. Pemeriksaan Perabaan pada Nadi
1.4.7. Teori Dasar Akupunktur
1.4.8. Ilmu Psikologi
1.4.9. Ilmu Komunikasi Kesehatan.

1.5. Menjelaskan Tahapan Pemeriksaan 1.5.1. Tehnik menyampaikan informasi


secara sistematis dan jelas proses pendataan awal
1.5.2. Tehnik menyampaikan informasi
proses pemeriksaan
1.5.3. Tehnik menyampaikan informasi
prosedur pelaksanaan terapi
1.5.4. Ilmu Komunikasi Kesehatan
1.5.5. Ilmu Psikologi

1.6. Menjelaskan Tehnik Pemeriksaan 1.6.1. Tehnik menyampaikan informasi


secara sistematis dan jelas pemeriksaan lidah
1.6.2. Tehnik menyampaikan informasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

pemeriksaan nadi radialis


1.6.3. Tehnik menyampaikan informasi
pemeriksaan dareah keluhan
1.6.4. Tehnik menyampaikan informasi
pemeriksaan titik Mu Depan
1.6.5. Tehnik menyampaikan informasi
pemeriksaan titik Shu Belakang

1.7. Mendokumentasikan data 1.7.1. Tehnik mendokumentasikan hasil


pemeriksaan pengamatan pada pemeriksaan pengamatan Sen
kartu data pasien. 1.7.2. Tehnik mendokumentasikan hasil
pemeriksaan pengamatan Se
1.7.3. Tehnik mendokumentasikan hasil
pemeriksaan pengamatan Sing Tay
1.7.4. Tehnik mendokumentasikan hasil
pemeriksaan pengamatan lidah

1.8. Mendokumentasikan data 1.8.1. Tehnik mendokumentasikan hasil


pemeriksaan pendengaran dan pemeriksaan pendengaran
penghiduan pada kartu data pasien 1.8.2. Tehnik mendokumentasikan hasil
pemeriksaan penghiduan

1.9. Mendokumentasikan data 1.9.1. Tehnik mendokumentasikan hasil


pemeriksaan wawancara pada kartu wawancara keluhan utama
data pasien 1.9.2. Tehnik mendokumentasikan hasil
wawancara keluhan tambahan
1.9.3. Tehnik mendokumentasikan hasil
pemeriksaan wawancara riwayat
penyakit

1.10. Mendokumentasikan data 1.10.1. Tehnik mendokumentasi hasil


pemeriksaan perabaan pada kartu pemeriksaan nadi radialis

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

data pasien 1.10.2. Tehnik mendokumentasi hasil


pemeriksaan daerah keluhan
1.10.3. Tehnik mendokumentasi hasil
pemeriksaan titik Mu Depan
1.10.4. Tehnik mendokumentasi hasil
pemeriksaan titik Shu Belakang

2. Menegakkan diagnosis kelainan 2.1. Menegakan diagnosis berdasarkan 2.1.1. Tehnik menganalisa data hasil
yang diderita pasien analisa data yang menunjang keluhan pemeriksaan pengamatan Sen
utama sesuai hasil pendataan 2.1.2. Tehnik menganalisa data hasil
pengamatan pemeriksaan pengamatan Se
2.1.3. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan pengamatan Sing Tay
2.1.4. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan pengamatan lidah

2.2. Menegakan diagnosis berdasarkan 2.2.1. Tehnik menganalisa data hasil


analisa data yang menunjang keluhan pemeriksaan pendengaran
utama sesuai hasil pendataan 2.2.2. Tehnik menganalisa data hasil
pendengaran dan penghiduan pemeriksaan penghiduan

2.3. Menegakan diagnosis berdasarkan 2.3.1. Tehnik menganalisa data hasil


data yang menunjang keluhan utama wawancara keluhan utama
sesuai hasil pendataan wawancara 2.3.2. Tehnik menganalisa data hasil
wawancara keluhan tambahan
2.3.3. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan wawancara riwayat
penyakit

2.4. Menegakan diagnosis berdasarkan 2.4.1. Tehnik menganalisa data hasil


data yang menunjang keluhan utama pemeriksaan nadi radialis

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

sesuai hasil pendataan perabaan 2.4.2. Tehnik menganalisa data hasil


pemeriksaan daerah keluhan
2.4.3. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan titik Mu Depan
2.4.4. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan titik Shu Belakang

2.5. Menganalisa data pasien yang telah 2.5.1. Tehnik menganalisa data pasien yang
didokumentasikan berdasarkan telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Yin dan Yang sindrom Yin
2.5.2. Tehnik menganalisa data pasien yang
telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Yang

2.6. Menganalisa data pasien yang telah 2.6.1. Tehnik menganalisa data pasien yang
didokumentasikan berdasarkan telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Shi dan Xu sindrom Shi
2.6.2. Tehnik menganalisa data pasien yang
telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Xu

2.7. Menganalisa data pasien yang telah 2.7.1. Tehnik menganalisa data pasien yang
didokumentasikan berdasarkan telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Biao dan Li sindrom Biao
2.7.2. Tehnik menganalisa data pasien yang
telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Li

2.8. Menganalisa data pasien yang telah 2.8.1. Tehnik menganalisa data pasien yang
didokumentasikan berdasarkan telah didokumentasi berdasarkan
sindrom Re dan Han sindrom Re
2.8.2. Tehnik menganalisa data pasien yang

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

telah didokumentasi berdasarkan


sindrom Han

2.9. Menentukan atau memilih alat bantu 2.9.1. Ilmu Elektro Akupunktur Dasar
diagnostik untuk menegakkan 2.9.2. Ilmu alat penunjang diagnostik lain
diagnosis 2.9.3. Teknik menggunakan alat penunjang
diagnostik
2.9.4. Indikasi dan kontra indikasi pemakaian
alat penunjang diagnostik

2.10. Mengoperasikan alat bantu 2.10.1. Ilmu Elektro Akupunktur


diagnostik untuk menegakkan 2.10.2. Ilmu alat penunjang diagnostik lain
diagnosis 2.10.3. Teknik menggunakan alat penunjang
diagnostik

2.11. Menganalisa data hasil pemeriksaan 2.11.1. Ilmu Elektro Akupunktur


dengan alat penunjang diagnostik 2.11.2. Ilmu alat penunjang diagnostik lain

2.12. Mencatat diagnosis kerja 2.12.1. Tehnik mencatat hasil diagnosis kerja
berdasarkan Keluhan Utama berdasarkan keluhan utama

2.13. Mencatat diagnosis kerja 2.13.1. Tehnik mencatat diagnosis kerja


berdasarkan Kelainan Organ atau berdasarkan kelainan Organ
Meridian 2.13.2. Tehnik mencatat diagnosis kerja
berdasarkan kelainan Meridian

2.14. Mencatat diagnosis kerja 2.14.1. Tehnik mencatat diagnosis kerja


berdasarkan Jenis Kelainan berdasarkan kelainan Organ
2.14.2. Tehnik mencatat diagnosis kerja
berdasarkan kelainan Meridian
2.14.3. Tehnik mencatat diagnosis kerja
berdasarkan kasus Shi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

2.14.4. Tehnik mencatat diagnosis kerja


berdasarkan kasus Xu

2.15. Mencatat diagnosis kerja 2.15.1. Tehnik mencatat diagnosis kerja


berdasarkan Penyebab Penyakit berdasarkan Penyebab Penyakit Luar
(PPL)
2.15.2. Tehnik mencatat diagnosis kerja
berdasarkan Penyebab Penyakit
Dalam (PPD)
2.15.3. Tehnik mencatat diagnosis kerja
berdasarkan Penyebab Penyakit Lain
(PPLL)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Diskripsi Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK01 . 003 . 01


Standar Kompetensi : Rencana Terapi Akupunktur untuk pasien berdasarkan Diagnosis Akupunktur dan keadaan
Pasien
Waktu : 25 jam @ 50 menit
Teori: 10 jam
Praktik : 15 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Peragaan,Praktik Klinik
Diskripsi Uni : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk menyusun rencana terapi bagi pasien berdasarkan
diagnosis akupunktur. Kemampuan ini diterapkan pada semua pasien yang datang ke sarana pelayanan
akupunktur

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI

1. Menentukan alat yang akan 1.1. Menentukan ukuran jarum yang akan 1.1.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
digunakan dalam menetapkan dipergunakan untuk terapi sesuai diagnosis Moksibusi
terapi akupunktur
1.2. Menentukan jenis jarum yang akan 1.2.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dipergunakan untuk terapi sesuai diagnosis Moksibusi

1.3. Menentukan Alat Pendukung terapi lain 1.3.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
untuk terapi sesuai diagnosis Moksibusi

1.4. Memeriksa kondisi jarum yang akan 1.4.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dipergunakan untuk terapi Moksibusi

1.5. Memeriksa kondisi dari moksa yang akan 1.5.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dipergunakan untuk pendukung terapi Moksibusi

1.6. Memeriksa kelengkapan alat pendukung 1.6.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
lain yang dipergunakan untuk terapi Moksibusi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI

1.7. Memilih alat sesuai dengan gangguan 1.7.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pasien Moksibusi
1.7.2. Ilmu alat penunjang terapi yang lain.
1.8. Alat yang dipilih sesuai dengan Prosedur 1.8.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
Operasional Standar Moksibusi
1.8.2. Ilmu alat penunjang terapi yang lain.

2. Menentukan titik akupunktur yang 2.1. Menentukan titik kausal berdasarkan 2.1.1. Topografi dan Anatomi Titik akupunktur
akan digunakan dalam terapi kelainan meridian atau organ. 2.1.2. TehnikTerapi Akupunktur dan
Moksibusi

2.2. Menentukan titik simptomatis 2.2.1. Topografi dan Anatomi Titik akupunktur
berdasarkan keluhan / gejala penyakit 2.2.2. TehnikTerapi Akupunktur dan
Moksibusi

2.3. Menentukan titik suplemen berdasarkan 2.3.1. Topografi dan Anatomi Titik akupunktur
keadaan pasien. 2.3.2. TehnikTerapi Akupunktur dan
Moksibusi

2.4. Menentukan lokasi titik Kausal yang 2.4.1. Teori Meridian


akan diterapi sesuai dengan kelainan 2.4.2. Anatomi titik akupunktur.
Meridian atau Organ 2.4.3. Tehnik Terapi Akupunktur dan
Moksibusi

2.5. Menentukan lokasi Titik Simptomatis 2.5.1. Teori Meridian


yang akan diterapi sesuai dengan keluhan 2.5.2. Anatomi titik akupunktur.
pasien 2.5.3. Tehnik Terapi Akupunktur dan
Moksibusi

2.6. Menentukan lokasi Ttitik Suplemen yang 2.6.1. Teori Meridian


akan diterapi sesuai dengan kondisi pasien 2.6.2. Anatomi titik akupunktur.
2.6.3. Tehnik Terapi Akupunktur dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI

Moksibusi
3. Menentukan cara manipulasi pada 3.1. Melakukan tehnik manipulasi Bu. 3.1.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
titik akupunktur yang dipilih Moksibusi

3.2. Melakukan tehnik manipulasi Xie 3.2.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
Moksibusi

3.3. Melakukan tehnik penusukan Bu searah 3.3.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dengan meridian Moksibusi

3.4. Melakukan teknik penusukan Xie 3.4.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
berlawanan dengan arah meridian Moksibusi

3.5. Melakukan teknik penusukan berdasarkan 3.5.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
lamanya waktu penusukan Moksibusi

3.6. Melakukan teknik penusukan jarum searah 3.6.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
atau berlawanan dengan perputaran Moksibusi
arah jarum jam

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI

4. Menentukan jadwal dan seri terapi 4.1. Menentukan jadwal terapi pada kasus 4.1.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
penyakit Akut Moksibusi

4.2. Menentukan jadwal terapi pada kasus 4.2.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
penyakit khronis Moksibusi

4.3. Menentukan jadwal terapi pada kasus 4.3.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dengan kondisi penyakit yang sifatnya Moksibusi
lemah / Xu

4.4. Menentukan jadwal terapi pada kasus 4.4.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dengan kondisi penyakit yang kuat/ Shi. Moksibusi

4.5. Menentukan jadwal terapi pada kasus 4.5.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
lanjut usia Moksibusi

4.6. Menentukan seri terapi pada kasus 4.6.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
penyakit Akut Moksibusi

4.7. Menentukan seri terapi pada kasus 4.7.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
penyakit khronis Moksibusi

4.8. Menentukan seri terapi pada kasus 4.8.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dengan kondisi penyakit yang sifatnya Moksibusi
lemah / Xu

4.9. Menentukan seri terapi pada kasus 4.9.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
dengan kondisi penyakit yang kuat/ Shi. Moksibusi

4.10. Menentukan seri terapi pada kasus lanjut 4.10.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
usia Moksibusi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI

4.11. Menjelaskan jadwal dan seri terapi 4.11.1. Tehnik Terapi


sesuai dengan usia pasien 4.11.2. Teori Penyebab Penyakit
4.11.3. Ilmu Komunikasi
4.11.4. Ilmu Psikologi

4.12. Menjelaskan jadwal dan seri terapi pada 4.12.1. Tehnik Terapi
kasus akut 4.12.2. Teori PenyebabPenyakit
4.12.3. Ilmu Komunikasi
4.12.4. Ilmu Psikologi

4.13. Menjelaskan jadwal dan seri terapi pada 4.13.1. Tehnik Terapi
kasus kronis 4.13.2. Teori Penyebab Penyakit
4.13.3. Ilmu Komunikasi
4.13.4. Ilmu Psikologi

4.14. Menjelaskan jadwal dan seri terapi pada 4.14.1 Tehnik Terapi
kasus Shi 4.14.2. Ilmu Komunikasi
4.14.3. Ilmu Psikologi

4.15. Menjelaskan jadwal dan seri terapi pada 4.15.1. Tehnik Terapi
kasus Xu 4.15.2. Ilmu Komunikasi
4.15.3. Ilmu Psikologi

5. Menentukan Saran Anjuran dan 5.1. Memberi anjuran berdasarkan penyebab 5.1.1. Tehnik memberikan anjuran pada
Prognosis penyakit pasien dengan penyebab Penyakit
Luar
5.1.2. Tehnik memberikan anjuran pada
pasien dengan penyebab Penyakit
Dalam
5.1.3. Tehnik memberikan anjuran pada
pasien dengan penyebab Penyakit

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI

Lain – Lain.
5.1.4. Ilmu Komunikasi
5.1.5. Ilmu Psikologi

5.2. Memberi anjuran berdasarkan kondisi 5.2.1. Tehnik memberi anjuran pada pasien
pasien Lanjut Usia
5.2.2. Tehnik memberi anjuran pada pasien
anak-anak
5.2.3. Tehnik memberi anjuran pada pasien
penyakit Khronis
5.2.4. Tehnik memberi anjuran pada pasien
penyakit Akut
5.2.5. Ilmu Komunikasi
5.2.6. Ilmu Psikologi

5.3. Memberi anjuran berdasarkan keadaan 5.3.1. Tehnik Terapi


sosial ekonomi pasien 5.3.2. Ilmu Komunikasi
5.3.3. Ilmu Psikologi

5.4. Memberi anjuran berdasarkan kondisi 5.4.1. Tehnik Terapi


pasien 5.4.2. Ilmu Komunikasi
5.4.3. Ilmu Psikologi

5.5. Menentukan prognosis ad vitam sesuai 5.5.1. Tehnik Terapi


dengan keadaan penyakit pasien

5.6. Menentukan prognosis ad functionam 5.6.1. Tehnik Terapi


sesuai dengan keadaan penyakit pasien

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK01 . 004 . 01.


Standar Kompetensi : Tindakan Terapi Akupunktur pada pasien berdasarkan rencana terapi, diagnosis akupunktur
dan keadaan pasien
Waktu : 30 jam @ 50 menit
Teori : 12 jam
Praktik : 18 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Peragaan,Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan terapi akupunktur pada
pasien berdasarkan rencana terapi, diagnosis dan keadaan pasien. Kemampuan ini diterapkan pada semua
pasien yang datang ke sarana pelayanan akupunktur

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Mempersiapkan tindakan terapi 1.1. Mempersiapkan jarum dan alat 1.1.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
akupunktur untuk kelainan yang di pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
derita pasien dengan kasus Yin

1.2. Mempersiapkan jarum dan alat 1.2.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan kasus Yang

1.3. Mempersiapkan jarum dan alat 1.3.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan kasus penyakit Shi

1.4. Mempersiapkan jarum dan alat 1.4.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan kasus penyakit Xu

1.5. Mempersiapkan jarum dan alat 1.5.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan kasus Biao

1.6. Mempersiapkan jarum dan alat 1.6.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan kasus Li

1.7. Mempersiapkan jarum dan alat 1.7.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan kasus Re

1.8. Mempersiapkan jarum dan alat 1.8.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
penunjang yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan kasus Han

1.9. Mempersiapkan jarum dan alat 1.9.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pendukung yang dipilih sesuai Moksibusi
dengan penyebab penyakit

1.10. Menentukan tehnik manipulasi 1.10.1. Tehnik manipulasi untuk kasus


sesuai dengan letak kelainan. kelainan Meridian
1.10.2. Tehnik manipulasi untuk kasus
kelainan Organ

1.11. Menentukan tehnik manipulasi 1.11.1. Tehnik manipulasi pada kasus Xu


sesuai dengan sifat penyakit 1.11.2. Tehnik manipulasi pada kasus Shi

1.12. Menentukan tehnik manipulasi 1.12.1. Tehnik manipulasi pada kasus


sesuai dengan penyebab karena Penyebab Penyakit Luar
penyakit 1.12.2. Tehnik manipulasi pada kasus
karena Penyebab Penyakit Dalam.
1.12.3. Tehnik manipulasi pada kasus
karena Penyebab Penyakit Lain-
Lain.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.13. Mempersiapkan ukuran dan jenis 1.13.1. Tehnik menentukan dan
jarum sesuai dengan kasus. mempersiapkan ukuran jarum
filiform sesuai letak titik
1.13.2. Tehnik menentukan dan
mempersiapkan jarum prisma.
1.13.3. Tehnik menentukan dan
mempersiapkan jarum kulit
1.13.4. Tehnik menentukan dan
mempersiapkan jarum tujuh
bintang

1.14. Mempersiapkan alat pendukung 1.14.1. Tehnik menentukan dan


terapi yang dipilih sesuai kasus. mempersiapkan moksa sesuai
dengan kasus
1.14.2. Tehnik menentukan dan
mempersiapkan alat pendukung
terapi lain (elektro akupunktur,
cold laser, magnet, ultrasound)

1.15. Mempersiapkan tindakan 1.15.1. Tehnik mempersiapkan tindakan


asepsis dan antisepsis di lokasi asepsis
titik akupunktur 1.15.2. Tehnik mempersiapkan tindakan
antisepsis di lokasi titik akupunktur

1.16. Mempersiapkan tehnik manipulasi 1.16.1. Tehnik manipulasi Bu berdasarkan


Bu atas waktu
1.16.2. Tehnik manipulasi Bu berdasarkan
atas arah meridian
1.16.3. Tehnik manipulasi Bu berdasarkan
atas waktu
1.16.4. Tehnik manipulasi Bu berdasarkan
atas tehnik penusukan dan
pencabutan

1.17. Mempersiapkan Tehnik 1.17.1. Tehnik manipulasi Xie

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


manipulasi Xie berdasarkan atas waktu
1.17.2. Tehnik manipulasi Xie
berdasarkan atas arah meridian
1.17.3. Tehnik manipulasi Xie
berdasarkan atas waktu
1.17.4. Tehnik manipulasi Xie
berdasarkan atas tehnik
penusukan dan pencabutan

1.18. Mempersiapkan Tehnik manipulasi 1.18.1. Tehnik manipulasi pada pasien


dengan mempertimbang-kan lanjut usia
kondisi pasien 1.18.2. Tehnik manipulasi pada pasien
anak-anak
1.18.3. Tehnik manipulasi pada pasien
dengan kasus akut / kronis

2. Melakukan tindakan terapi akupunktur 2.1. Melakukan penusukan pada titik 2.1.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
berdasarkan rencana dan diagnosis akupunktur dengan tepat sesuai Moksibusi
akupunktur kasus berdasarkan Kelainan 2.1.2. Teknik pemilihan titik pada kasus
Meridian Kelainan Meridian

2.2. Melakukan penusukan pada titik 2.2.1. Tehnik penusukan pada kelainan
akupunktur dengan tepat sesuai Organ Zang
kasus berdasarkan Kelainan 2.2.2. Tehnik penusukan pada kelainan
Organ Organ Fu

2.3. Melakukan penusukan pada titik 2.3.1. Tehnik penusukan berdasarkan


akupunktur dengan tepat sesuai arah meridian
kasus berdasarkan Tehnik Bu 2.3.2. Tehnik penusukan berdasarkan
waktu
2.3.3. Tehnik penusukan berdasarkan
tehnik penusukan dan pencabutan

2.4. Melakukan penusukan pada titik 2.4.1. Tehnik penusukan berdasarkan


akupunktur dengan tepat sesuai arah meridian

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


kasus berdasarkan tehnik Xie 2.4.2. Tehnik penusukan berdasarkan
waktu
2.4.3. Tehnik penusukan berdasarkan
tehnik penusukan dan pencabutan

2.5. Melakukan penusukan pada titik 2.5.1. Tehnik penusukan kasus Re


akupunktur dengan tepat sesuai dengan tehnik pengeluaran darah
kasus berdasarkan kasus Re dengan jarum Prisma
2.5.2. Tehnik penusukan kasus Re
dengan tehnik Cupping

2.6. Melakukan penusukan pada titik 2.6.1. Tehnik mengkombinasikan


akupunktur dengan tepat sesuai penusukkan dan moksibusi
kasus berdasarkan kasus Han dengan tujuan penghangatan
2.6.2. Tehnik mengkombinasikan
penusukkan dan TDP atau alat
lain dengan tujuan penghangatan

2.7. Melakukan tindakan anti sepsis 2.7.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
pada titik akupunktur dengan tepat Moksibusi
sesuai kasus

2.8. Melakukan tindakan asepsis 2.8.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan


pada titik akupunktur dengan tepat Moksibusi
sesuai kasus

2.9. Menentukan lokasi titik 2.9.1. Tehnik menentukan lokasi titik


dengan patokan Cun Jari
2.9.2. Tehnik menentukaqn lokasi titik
dengan patokan anatomi tubuh
manusia

2.10. Melakukan tindakan asepsis dan 2.10.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
antisepsis Moksibusi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


2.11. Melakukan penusukan mengikuti 2.11.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan
prosedur operasional standar Moksibusi

2.12. Melakukan tehnik manipulasi Bu 2.12.1. Tehnik manipulasi Bu


berdasarkan arah meridian
2.12.2. Tehnik manipulasi Bu berdasarkan
arah dan kecepatan perputaran
jarum
2.12.3. Tehnik manipulasi Bu berdasarkan
tehnik buka tutup
2.12.4. Tehnik manipulasi Bu
berdasarkan Ekspirasi -Inspirasi
2.12.5. Tehnik manipulasi Bu berdasarkan
tehnik tusuk cabut

2.13. Melakukan tehnik manipulasi Xie 2.13.1. Tehnik manipulasi Xie


berdasarkan arah meridian
2.13.2. Tehnik manipulasi Xie
berdasarkan arah dan kecepatan
perputaran jarum
2.13.3. Tehnik manipulasi Xie
berdasarkan tehnik buka tutup
2.13.4. Tehnik manipulasi Xie
berdasarkan Ekspirasi -Inspirasi
2.13.5. Tehnik manipulasi Xie
berdasarkan tehnik tusuk cabut

2.14. Melakukan tehnik pencabutan 2.14.1. Tehnik pencabutan jarum


dengan tehnik Bu

2.15. Melakukan teknik pencabutan 2.15.1. Tehnik Terapi Akupunktur dan


dengan teknik Xie Moksibusi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


3. Melakukan pengelolaan limbah 3.1. Melakukan pemisahan limbah 3.1.1. Sanitasi dan kesehatan lingkungan
tindakan terapi akupunktur infeksi

3.2. Melakukan pemisahan limbah non 3.2.1. Sanitasi dan kesehatan lingkungan
infeksi

3.3. Mengelola limbah jarum 3.3.1. Sanitasi dan kesehatan lingkungan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK01 . 005 . 01.


Standar Kompetensi : Penatalaksanaan kasus Gawat Darurat berdasarkan ilmu akupunktur dan ilmu kedokteran-kesehatan
Waktu : 10 jam @ 50 menit
Teori : 4 jam
Praktik : 6 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Peragaan, simulasi.
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, menentukan keadaan Gawat
Darurat dan mencatat hasilnya dalam upaya menentukan penatalaksanaannya. Kemampuan ini diterapkan
pada pasien keadaan Gawat Darurat tertentu yang datang ke sarana pelayanan Akupunktur (Klinik, Balai
Pengobatan, Puskesmas, Rumah Sakit) atau di lapangan.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Mengidentifikasi data pasien 1.1. Melakukan identifikasi data pasien 1.1.1. Tehnik mengidentifikasi data pada
Gawat Darurat yang datang ke gawat darurat Henti Jantung mengikuti pasien kasus Henti Jantung berdasarkan
sarana pelayanan akupunktur Prosedur Operasional Standar dan anamnesa
pendekatan Ilmu Kedokteran 1.1.2. Tehnik mengidentifikasi data pada
Kesehatan. pasien kasus Henti Jantung berdasarkan
pemeriksaan Airway
1.1.3. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Henti Jantung berdasarkan
pemeriksaan Breathing
1.1.4. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Henti Jantung berdasarkan
pemeriksaan Circulation (Nadi)

1.2. Melakukan identifikasi data pasien 1.2.1. Tehnik mengidentifikasi data pada
gawat darurat Henti Nafas mengikuti pasien kasus Henti Nafas berdasarkan
Prosedur Operasional Standar dan anamnesa
pendekatan Ilmu Kedokteran 1.2.2. Tehnik mengidentifikasi data pada

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Kesehatan pasien kasus Henti Nafas berdasarkan


pemeriksaan Airway
1.2.3. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Henti Nafas berdasarkan
pemeriksaan Breathing
1.2.4. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Henti Nafas berdasarkan
pemeriksaan Circulation (Nadi)

1.3. Melakukan identifikasi data pasien 1.3.1. Tehnik mengidentifikasi data pada
gawat darurat Patah Tulang mengikuti pasien kasus Patah Tulang berdasarkan
Prosedur Operasional Standar dan anamnesa
pendekatan Ilmu Kedokteran 1.3.2. Tehnik mengidentifikasi data pada
Kesehatan pasien kasus Patah Tulang berdasarkan
pemeriksaan pengamatan
1.3.3. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Patah Tulang berdasarkan
pemeriksaan perabaan
1.3.4. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Patah Tulang berdasarkan
pemeriksaan krepitasi

1.4. Melakukan identifikasi data pasien 1.4.1. Tehnik mengidentifikasi data pada
gawat darurat Syok mengikuti Prosedur pasien kasus Syok berdasarkan
Operasional Standar dan pendekatan anamnesa
Ilmu Kedokteran Kesehatan 1.4.2. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Syok berdasarkan
pemeriksaan pengamatan
1.4.3. Tehnik mengidentifikasi data pada
pasien kasus Syok berdasarkan
pemeriksaan fisik

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1.5. Melakukan identifikasi data pasien 1.5.1. Tehnik mengidentifikasi data pada
gawat darurat Akusyok mengikuti pasien kasus Akusyok berdasarkan
Prosedur Operasional Standar dan sindrom dan simptom
pendekatan Ilmu Kedokteran
Kesehatan

1.6. Melakukan identifikasi data pasien 1.6.1. Tehnik mengidentifikasi data pada pasien
gawat darurat Perdarahan mengikuti kasus Perdarahan berdasarkan anamnesa
Prosedur Operasional Standar dan 1.6.2. Tehnik mengidentifikasi data pada pasien
pendekatan Ilmu Kedokteran kasus Perdarahan berdasarkan
Kesehatan pemeriksaan pengamatan
1.6.3. Tehnik mengidentifikasi data pada pasien
kasus Perdarahan berdasarkan
pemeriksaan fisik

1.7. Melakukan identifikasi data pasien 1.7.1. Tehnik mengidentifikasi data pada pasien
gawat darurat Jarum Patah mengikuti kasus Akusyok berdasarkan sindrom dan
Prosedur Operasional Standar dan simptom
pendekatan Ilmu Kedokteran
Kesehatan

1.8. Menciptakan suasana yang kondusif 1.8.1. Tehnik melakukan komunikasi yang
dan komunikasi yang efektif dalam efektif dalam melakukan identifikasi data
melakukan identifikasi data pada pasien dan atau keluarganya pada
kasus gawat darurat
1.8.2. Tehnik menciptakan suasana yang
kondusif dalam melakukan identifikasi
data pada pasien dan atau keluarganya
pada kasus gawat darurat

1.9. Memanfaatkan data pasien henti 1.9.1. Penatalaksanaan Kasus Gawat Darurat
jantung untuk menegakkan diagnosis 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

dan tindak lanjut terapi serta evaluasi pemeriksaan pasien henti jantung untuk
dan pelaporan berdasarkan data pasien menegakkan diagnosis dan tindak lanjut
gawat darurat terapi serta evaluasi dan pelaporan

1.10. Memanfaatkan data pasien henti 1.10.1. Penatalaksanaan Kasus Gawat Darurat
nafas untuk menegakkan diagnosis dan 1.10.2. Tehnik menganalisa data hasil
tindak lanjut terapi serta evaluasi dan pemeriksaan pasien henti nafas untuk
pelaporan berdasarkan data pasien menegakkan diagnosis dan tindak lanjut
gawat darurat terapi serta evaluasi dan pelaporan

1.11. Memanfaatkan data pasien patah 1.11.1. Penatalaksanaan Kasus Gawat Darurat
tulang untuk menegakkan diagnosis 1.11.2. Tehnik menganalisa data hasil
dan tindak lanjut terapi serta evaluasi pemeriksaan pasien patah tulang untuk
dan pelaporan berdasarkan data pasien menegakkan diagnosis dan tindak lanjut
gawat darurat terapi serta evaluasi dan pelaporan

1.12. Memanfaatkan data pasien syok 1.12.1. Penatalaksanaan Kasus Gawat Darurat
untuk menegakkan diagnosis dan 1.12.2. Tehnik menganalisa data hasil
tindak lanjut terapi serta evaluasi dan pemeriksaan pasien syok untuk
pelaporan berdasarkan data pasien menegakkan diagnosis dan tindak lanjut
gawat darurat terapi serta evaluasi dan pelaporan

1.13. Memanfaatkan data pasien akusyok 1.13.1. Penatalaksanaan Kasus Gawat Darurat
untuk menegakkan diagnosis dan Akupunktur
tindak lanjut terapi serta evaluasi dan 1.13.2. Tehnik menganalisa data hasil
pelaporan berdasarkan data pasien pemeriksaan pasien akusyok untuk
gawat darurat menegakkan diagnosis dan tindak lanjut
terapi serta evaluasi dan pelaporan

1.14. Memanfaatkan data pasien 1.14.1. Penatalaksanaan Kasus Gawat Darurat


perdarahan untuk menegakkan 1.14.2. Tehnik menganalisa data hasil
diagnosis dan tindak lanjut terapi serta pemeriksaan pasien perdarahan untuk

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

evaluasi dan pelaporan berdasarkan menegakkan diagnosis dan tindak lanjut


data pasien gawat darurat terapi serta evaluasi dan pelaporan

1.15. Memanfaatkan data pasien jarum 1.15.1. Penatalaksanaan Kasus Gawat Darurat
patah untuk menegakkan diagnosis Akupunktur
dan tindak lanjut terapi serta evaluasi 1.15.2. Tehnik menganalisa data hasil
dan pelaporan berdasarkan data pasien pemeriksaan pasien jarum patah untuk
gawat darurat menegakkan diagnosis dan tindak lanjut
terapi serta evaluasi dan pelaporan

2. Menentukan penilaian dan 2.1. Menentukan diagnosis kasus gawat 2.1.1. Tehnik menentukan diagnosis kasus
diagnosis kondisi kasus Gawat darurat medis dengan tepat mengikuti gawat medis berdasarkan hasil
Darurat untuk merencanakan Prosedur Operasional Standar anamnesa
penatalaksanaannya 2.1.2. Tehnik menentukan diagnosis kasus
gawat medis berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik
2.1.3. Tehnik menentukan diagnosis kasus
gawat medis berdasarkan hasil
pemeriksaan sindrom dan simptom
2.1.4. Tehnik menentukan diagnosis kasus
darurat medis berdasarkan hasil
anamnesa
2.1.5. Tehnik menentukan diagnosis kasus
darurat medis berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik
2.1.6. Tehnik menentukan diagnosis kasus
darurat medis berdasarkan hasil
pemeriksaan sindrom dan simptom

2.2. Menentukan diagnosis kasus gawat 2.2.1. Tehnik menentukan diagnosis kasus

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

darurat akupunktur dengan tepat gawat darurat akupunktur berdasarkan


mengikuti Prosedur Operasional hasil anamnesa
Standar 2.2.2. Tehnik menentukan diagnosis kasus
gawat darurat akupunktur berdasarkan
hasil pemeriksaan fisik
2.2.3. Tehnik menentukan diagnosis kasus
gawat darurat akupunktur berdasarkan
hasil pemeriksaan sindrom dan
simptom

2.3. Membuat diagnosis kasus Gawat 2.3.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Darurat Henti Jantung Henti Jantung berdasarkan anamnesa
2.3.2. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Henti Jantung berdasarkan pemeriksaan
Airway
2.3.3. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Henti Jantung berdasarkan pemeriksaan
Breathing
2.3.4. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Henti Jantung berdasarkan pemeriksaan
Circulation (Nadi)

2.4. Membuat diagnosis Gawat Darurat 2.4.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
kasus Henti Nafas Henti Nafas berdasarkan anamnesa
2.4.2. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Henti Nafas berdasarkan pemeriksaan
Airway
2.4.3. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Henti Nafas berdasarkan pemeriksaan
Breathing
2.4.4. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Henti Nafas berdasarkan pemeriksaan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Circulation (Nadi)

2.5. Membuat diagnosis kasus Gawat 2.5.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Darurat Patah Tulang Patah Tulang berdasarkan anamnesa
2.5.2. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Patah Tulang berdasarkan pemeriksaan
pengamatan
2.5.3. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Patah Tulang berdasarkan pemeriksaan
perabaan
2.5.4. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Patah Tulang berdasarkan pemeriksaan
krepitasi

2.6. Membuat diagnosis kasus Gawat 2.6.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Darurat Syok Syok berdasarkan anamnesa
2.6.2. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Syok berdasarkan pemeriksaan
pengamatan
2.6.3. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Syok berdasarkan pemeriksaan fisik

2.7. Membuat diagnosis kasus Gawat 2.7.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Darurat Akusyok Akusyok berdasarkan sindrom dan
simptom

2.8. Membuat diagnosis kasus Gawat 2.8.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Darurat Perdarahan Perdarahan berdasarkan anamnesa
2.8.2. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Perdarahan berdasarkan pemeriksaan
pengamatan
2.8.3. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Perdarahan berdasarkan pemeriksaan


fisik

2.9. Membuat diagnosis kasus Gawat 2.9.1. Tehnik mendiagnosis pada pasien kasus
Darurat Jarum patah Akusyok berdasarkan sindrom dan
simptom

3. Melakukan rencana tindakan 3.1. Membuat rencana tindakan 3.1.1. Tehnik membuat rencana tindakan pada
penatalaksanaan akupunktur penatalaksanaan kasus Gawat Darurat pasien dengan kasus Henti Jantung
terhadap kasus Gawat Darurat Medis 3.1.2. Tehnik membuat rencana tindakan pada
pasien dengan kasus Henti Nafas
3.1.3. Tehnik membuat rencana tindakan pada
pasien dengan kasus Patah Tulang
3.1.4. Tehnik membuat rencana tindakan pada
pasien dengan kasus Syok
3.1.5. Tehnik membuat rencana tindakan pada
pasien dengan kasus Perdarahan

3.2. Membuat rencana tindakan 3.2.1. Tehnik membuat rencana tindakan pada
penatalaksanaan kasus Gawat Darurat pasien dengan kasus Akusyok
Akupunktur 3.2.2. Tehnik membuat rencana tindakan pada
pasien dengan kasus Jarum Patah

3.3. Melakukan rencana tindakan 3.3.1. Tehnik membuat rencana tindakan pada
penatalaksanaan kasus gawat darurat kasus Henti Jantung
pada pasien yang dapat ditangani 3.3.2. Tehnik membuat rencana tindakan pada
oleh akupunkturis kasus Henti Nafas
3.3.3. Tehnik membuat rencana tindakan pada
kasus Patah Tulang
3.3.4. Tehnik membuat rencana tindakan pada
kasus Akusyok
3.3.5. Tehnik membuat rencana tindakan pada

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

kasus Syok
3.3.6. Tehnik membuat rencana tindakan pada
kasus Perdarahan
3.3.7. Tehnik membuat rencana tindakan pada
kasus Jarum Patah

3.4. Melakukan rencana tindakan 3.4.1. Tehnik mempersiapkan pasien yang akan
penatalaksanaan kasus gawat darurat dirujuk
pada pasien yang tidak dapat 3.4.2. Tehnik mempersiapkan rencana rujukan
ditangani oleh akupunkturis / prinsip pada tim pelayanan kesehatan lain yang
dirujuk sesuai dengan tingkat kasus kegawat
daruratan

3.5. Menjelaskan rencana tindakan 3.5.1. Ilmu Komunikasi


penatalaksanaan kasus gawat darurat 3.5.2. Ilmu Psikologi
medis kepada pasien dan 3.5.3. Tehnik menjelaskan rencana tindakan
keluarganya pada pasien dan keluarganya pada kasus
Henti Jantung
3.5.4. Tehnik menjelaskan rencana tindakan
pada pasien dan keluarganya pada kasus
Henti Nafas
3.5.5. Tehnik menjelaskan rencana tindakan
pada pasien dan keluarganya pada kasus
Patah Tulang
3.5.6. Tehnik menjelaskan rencana tindakan
pada pasien dan keluarganya pada kasus
Syok
3.5.7. Tehnik menjelaskan rencana tindakan
pada pasien dan keluarganya pada kasus
Perdarahan

3.6. Menjelaskan rencana tindakan 3.6.1. Tehnik menjelaskan rencana tindakan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

penatalaksanaan kasus gawat darurat pada pasien dan keluarganya pada kasus
akupunktur kepada pasien dan Akusyok
keluarganya 3.6.2. Tehnik menjelaskan rencana tindakan
pada pasien dan keluarganya pada kasus
Jarum patah

4. Melakukan tindakan 4.1. Melakukan tahapan tindakan kasus 4.1.1. Tehnik mempersiapkan pasien untuk
penatalaksanaan kasus Gawat Henti Jantung. tatalaksana tindakan kasus Henti Jantung
Darurat 4.1.2. Tehnik Resusitasi Jantung Paru pada
pasien dengan kasus Henti Jantung
4.1.3. Tehnik evaluasi hasil tindakan
4.1.4. Tehnik melakukan rujukan

4.2. Melakukan tahapan tindakan 4.2.1. Tehnik mempersiapkan pasien untuk


penatalaksanaan kasus Henti Nafas. tatalaksana tindakan kasus Henti Nafas
4.2.2. Tehnik Pernafasan Buatan pada pasien
dengan kasus Henti Nafas
4.2.3. Tehnik evaluasi hasil tindakan
4.2.4. Tehnik melakukan rujukan

4.3. Melakukan tahapan tindakan 4.3.1. Tehnik mempersiapkan pasien untuk


penatalaksanaan kasus Patah tulang tatalaksana tindakan kasus Patah Tulang
4.3.2. Tehnik immobilisasi / fiksasi daerah
patah tulang
4.3.3. Tehnik evaluasi hasil tindakan
4.3.4. Tehnik melakukan rujukan

4.4. Melakukan tahapan tindakan 4.4.1. Tehnik mempersiapkan pasien untuk


penatalaksanaan kasus Syok tatalaksana tindakan kasus Syok

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

4.4.2. Tehnik melakukan tatalakasana tindakan


pada kasus Syok secara umum
4.4.3. Tehnik menghentikan perdarahan pada
lokasi luka pada kasus Syok karena
perdarahan
4.4.4. Tehnik melakukan rujukan pada keaadan
yang berat

4.5. Melakukan tahapan tindakan 4.5.1. Tehnik mempersiapkan pasien untuk


penatalaksanaan kasus Akusyok tatalaksana tindakan kasus Akusyok
4.5.2. Tehnik pencabutan jarum pada tindakan
kasus Akusyok
4.5.3. Tehnik melakukan tindakan akupunktur
pada lokasi titik terpilih untuk kasus
Akusyok
4.5.4. Tehnik melakukan evaluasi hasil tindakan
4.5.5. Tehnik melakukan rujukan pada keadaan
yang memburuk

4.6. Melakukan tindakan penatalaksanaan 4.6.1. Tehnik mempersiapkan pasien untuk


kasus Perdarahan tatalaksana tindakan kasus Perdarahan
4.6.2. Tehnik membersihkan luka pada kasus
Perdarahan
4.6.3. Tehnik menghentikan perdarahan pada
lokasi luka
4.6.4. Tehnik melakukan evaluasi hasil tindakan
4.6.5. Tehnik melakukan rujukan pada keaadan
yang memburuk

4.7. Melakukan tindakan penatalaksanaan 4.7.1. Tehnik mempersiapkan pasien untuk


kasus Jarum Patah tatalaksana tindakan kasus Jarum Patah
4.7.2. Tehnik mengeluarkan jarum yang patah

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

4.7.3. Tehnik melakukan rujukan pada kasus


Jarum Patah dengan indikasi bedah

4.8. Melakukan prosedur evaluasi hasil 4.8.1. Tehnik menganalisa hasil tindakan
tindakan tatalaksana kasus gawat tatalaksana kasus gawat darurat
darurat berdasarkan pengamatan
4.8.2. Tehnik menganalisa hasil tindakan
tatalaksana kasus gawat darurat
berdasarkan pemeriksaan fisik
4.8.3. Tehnik menganalisa hasil tindakan
tatalaksana kasus gawat darurat
berdasarlan sindrom dan simptom

4.9. Melakukan rujukan kepada tim 4.9.1. Tehnik melakukan rujukan kepada tim
pelayanan kesehatan lain pelayanan kesehatan lain pada keadaan
pasien yang memburuk
4.9.2. Tehnik melakukan rujukan kepada tim
pelayanan kesehatan lain yang sesuai
dengan tingkat kegawat daruratan kasus

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK01 . 006 . 01.


Standar Kompetensi : Penyuluhan Akupunktur dan Kesehatan dengan menggunakan pendekatan sistematik
Waktu : 10 jam @ 50 menit
Teori : 4 jam
Praktik : 6 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Lapangan
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan penyuluhan menggunakan
konsep-konsep serta prinsip–prinsip ilmu akupunktur dan ilmu kesehatan, dengan pendekatan
sistemik. Kemampuan ini diterapkan pada keluarga, kelompok masyarakat di wilayah sasaran
penyuluhan

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Mengumpulkan data dan 1.1. Melakukan identifikasi data mengenai 1.1.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
informasi rencana penyuluhan sosiokultural wilayah sasaran 1.1.2. Ilmu Sosiologi
sesuai kebutuhan di wilayah penyuluhan. 1.1.3. Ilmu Agama
sasaran penyuluhan 1.1.4. Ilmu Budaya Dasar

1.2. Melakukan identifikasi data religius 1.2.1. Ilmu kesehatan Masyarakat


wilayah sasaran penyuluhan 1.2.2. Ilmu Sosiologi
1.2.3. Ilmu Agama
1.2.4. Ilmu Budaya Dasar

1.3. Melakukan identifikasi data intelektual 1.3.1. Ilmu kesehatan Masyarakat


wilayah sasaran penyuluhan 1.3.2. Ilmu Sosiologi
1.3.3. Ilmu Agama
1.3.4. Ilmu Budaya Dasar

1.4. Melakukan identifikasi data, kondisi 1.4.1. Ilmu kesehatan Masyarakat


demografi wilayah sasaran penyuluhan 1.4.2. Ilmu Sosiologi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1.4.3. Ilmu Agama


1.4.4. Ilmu Budaya Dasar

1.5. Melakukan identifikasi data, sanitasi serta 1.5.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
kesehatan keluarga dan kelompok 1.5.2. Ilmu Sosiologi
masyarakat sesuai dengan data dan 1.5.3. Ilmu Agama
informasi di wilayah sasaran penyuluhan 1.5.4. Ilmu Budaya Dasar

1.6. Menunjukkan sikap yang baik dalam 1.6.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
melakukan identifikasi data mengenai 1.6.2. Ilmu Sosiologi
sosiokultural, religius, intelektual, kondisi 1.6.3. Ilmu Agama
demografi, sanitasi serta kesehatan 1.6.4. Ilmu Budaya Dasar
keluarga dan kelompok masyarakat
sesuai dengan data dan informasi di
wilayah sasaran penyuluhan

1.7. Menyebutkan data-data mengenai 1.7.1. Ilmu kesehatan Masyarakat


sosiokultural, religius, intelektual, kondisi 1.7.2. Ilmu Sosiologi
demografi, sanitasi serta kesehatan 1.7.3. Ilmu Agama
keluarga dan kelompok masyarakat yang 1.7.4. Ilmu Budaya Dasar
berkaitan dengan sasaran penyuluhan
sebagai acuan dalam rancangan
penyuluhan

1.8. Melakukan dokumentasi data mengenai 1.8.1. Ilmu kesehatan Masyarakat


sosiokultural, religius, intelektual, kondisi 1.8.2. Ilmu Sosiologi
demografi, sanitasi serta kesehatan 1.8.3. Ilmu Agama
keluarga dan kelompok masyarakat yang 1.8.4. Ilmu Budaya Dasar
berkaitan dengan sasaran penyuluhan
sebagai acuan dalam rancangan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

2. Mempersiapkan rencana 2.1. Melakukan persiapan waktu, sarana dan 2.1.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
penyuluhan dan sarana prasarana, tenaga penyuluhan sesuai 2.1.2. Ilmu Sosiologi
prasarana penunjang yang akan dengan kebutuhan sasaran penyuluhan 2.1.3. Ilmu Agama
digunakan dalam penyuluhan di termasuk pemanfaatan sumber-sumber 2.1.4. Ilmu Budaya Dasar
wilayah sasaran yang tersedia

2.2. Menyusun rancangan materi penyuluhan 2.2.1. Ilmu kesehatan Masyarakat


secara sistematik berdasarkan data yang 2.2.2. Ilmu Sosiologi
telah teridentifikasi sesuai kebutuhan 2.2.3. Ilmu Agama
masyarakat di wilayah sasaran 2.2.4. Ilmu Budaya Dasar
penyuluhan

2.3. Menjelaskan tehnik-tehnik dalam 2.3.1. Ilmu kesehatan Masyarakat


penyampaian materi yang akan 2.3.2. Ilmu Sosiologi
digunakan dalam penyuluhan sesuai 2.3.3. Ilmu Agama
dengan kebutuhan sasaran penyuluhan 2.3.4. Ilmu Budaya Dasar

2.4. Menjelaskan cara penggunaan masing- 2.4.1. Ilmu kesehatan Masyarakat


masing media yang akan digunakan 2.4.2. Ilmu Sosiologi
dalam penyuluhan sesuai dengan 2.4.3. Ilmu Agama
kebutuhan sasaran penyuluhan 2.4.4. Ilmu Budaya Dasar

2.5. Mempersiapkan tehnik penyampaian 2.5.1. Ilmu kesehatan Masyarakat


materi dan media sesuai dengan 2.5.2. Ilmu Sosiologi
kebutuhan sasaran penyuluhan 2.5.3. Ilmu Agama
2.5.4. Ilmu Budaya Dasar

2.6. Menjelaskan cara penyusunan dan fungsi 2.6.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
kuisioner peserta penyuluhan sesuai 2.6.2. Ilmu Sosiologi
dengan kebutuhan sasaran penyuluhan 2.6.3. Ilmu Agama
2.6.4. Ilmu Budaya Dasar
2.6.5. Ilmu Komunikasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

2.7. Menyusun kuisioner peserta penyuluhan 2.7.1. Ilmu kesehatan Masyarakat


dan alat bantu yang lain disusun sesuai 2.7.2. Ilmu Sosiologi
dengan kebutuhan sasaran penyuluhan. 2.7.3. Ilmu Agama
2.7.4. Ilmu Budaya Dasar

3. Melaksanakan penyuluhan 3.1. Menyampaikan materi penyuluhan 3.1.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
sesuai dengan rencana kepada masyrakat di wilayah sasaran 3.1.2. Ilmu Sosiologi
penyuluhan yang telah disusun sesuai dengan rancangan penyuluhan 3.1.3. Ilmu Agama
dan sesuai dengan kebutuhan yang telah disusun 3.1.4. Ilmu Budaya Dasar
masyarakat di wilayah sasaran 3.1.5. Ilmu Komunikasi

3.2. Menunjukkan sikap yang baik selama 3.2.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
penyampaian materi penyuluhan 3.2.2. Ilmu Sosiologi
dilakukan 3.2.3. Ilmu Agama
3.2.4. Ilmu Budaya Dasar

3.3. Menyampaikan materi kepada 3.3.1. Ilmu kesehatan Masyarakat


masyarakat dilakukan dengan baik 3.3.2. Ilmu Sosiologi
3.3.3. Ilmu Agama
3.3.4. Ilmu Budaya Dasar
3.3.5. Ilmu Komunikasi

3.4. Melakukan tanya jawab pada akhir 3.4.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
penyuluhan untuk mendapatkan umpan 3.4.2. Ilmu Sosiologi
balik dari masyarakat wilayah sasaran 3.4.3. Ilmu Agama
3.4.4. Ilmu Budaya Dasar
3.4.5. Ilmu Komunikasi

4. Melakukan dokumentasi 4.1. Melakukan identifikasi data hasil kegiatan 4.1.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
penyuluhan berdasarkan penyuluhan untuk bahan pemantauan,

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

kegiatan penyuluhan yang telah evaluasi dan pelaporan


dilakukan
4.2. Melakukan dokumentasi data hasil 4.2.1. Ilmu kesehatan Masyarakat
kegiatan penyuluhan dengan jelas dan 4.2.2. Ilmu Sosiologi
muah dimengerti sebagai bahan 4.2.3. Ilmu Agama
pemantauan, evaluasi dan pelaporan 4.2.4. Ilmu Budaya Dasar

4.3. Melakukan evaluasi hasil kegiatan 4.3.1. Ilmu kesehatan Masyarakat


penyuluhan berdasarkan data yang telah 4.3.2. Ilmu Sosiologi
didokumentasikan sebagai data masukan 4.3.3. Ilmu Agama
untuk kegiatan penyuluhan yang akan 4.3.4. Ilmu Budaya Dasar
datang

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK02 . 001 . 01.


Standar Kompetensi : Pelayanan Akupunktur pada pasien dengan gangguan fungsi Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius
Waktu : 18 jam @ 50 menit
Teori : 8 jam
Praktik : 10 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan akupunktur pada pasien
dengan Gangguan Fungsi Sistem Pernafasan / Sistem Respiratorius . Kompetensi ini diterapkan pada semua
pasien dengan gangguan fungsi Sistem Pernafasan / Sistem Respiratorius yang datang ke sarana pelayanan
akupunktur

ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK


UNJUK KERJA

1. Melakukan pengumpulan data untuk 1.1. Melakukan identifikasi data pada 1.1.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien pasien dengan gangguan fungsi Sistem 1.1.2. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pernafasan dengan cara pengamatan. dengan gangguan Sistem Pernafasan
Pernafasan / Sistem Respiratorius 1.1.3. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Sistem Pernafasan
1.1.4. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan gangguan Sistem Pernafasan
1.1.5. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan Sistem Pernafasan

1.2. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
Pernafasan dengan cara Pendengaran pasien dengan gangguan Sistem
dan Penghiduan Pernafasan
1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan pada
pasien dengan gangguan Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Pernafasan

1.3. Melakukan identifikasi data pada 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi Sistem 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara keluhan
Pernafasan dengan cara wawancara utama pada pasien dengan gangguan
Sistem Pernafasan
1.3.3. Tehnik melakukan wawancara keluhan
tambahan pada pasien dengan gangguan
Sistem Pernafasan
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan gangguan
Sistem Pernafasan

1.4. Melakukan identifikasi data pada 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi Sistem 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
Pernafasan dengan cara perabaan keluhan pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Pernafasan.
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Pernafasan
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Pernafasan

1.5. Melakukan pendekatan psikologis 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien untuk
pada pasien untuk menggali informasi menggali informasi yang diperlukan untuk
yang diperlukan untuk menentukan menentukan diagnosis gangguan fungsi
diagnosis Sistem Pernafasan
1.5.2. Ilmu Psikologi Klinis

1.6. Memanfaatkan data pengamatan 1.6.1. Teori Dasar Akupunktur


untuk menentukan diagnosis,evaluasi 1.6.2. Tehnik menganalisa data hasil

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
dan pelaporan pengamatan untuk menentukan diagnosis
, evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pernafasan

1.7. Memanfaatkan data pendengaran dan 1.7.1. Teori Dasar Akupunktur


penghiduan untuk menentukan 1.7.2. Tehnik menganalisa data hasil
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pemeriksaan pendengaran untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pernafasan
1.7.3. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan penghiduan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pernafasan

1.8. Memanfaatkan data wawancara untuk 1.8.1. Teori Dasar Akupunktur


menentukan diagnosis ,evaluasi dan 1.8.2. Tehnik menganalisa data hasil wawancara
pelaporan keluhan utama untuk menentukan
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan.
1.8.3. Tehnik menganalisa data hasil wawancara
keluhan tambahan untuk mendukung
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan.
1.8.4. Tehnik menganalisa data hasil wawancara
riwayat penyakit untuk mendukung
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA

1.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pelaporan di daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
di titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan di titik Shu belakang untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pernafasan
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
nadi radialis untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pernafasan

1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
pernafasan / sistem respiratorius: Batuk dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan : Batuk
1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Batuk
1.10.3. Tehnik menganalisa sindrom dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Batuk
1.10.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Batuk berdasarkan penyebab
penyakit.

1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
pernafasan / sistem respiratorius:Sesak dengan gangguan fungsi sistem
nafas(asma bronkhial) pernafasan Sesak nafas (asma Bronkhial)
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Sesak nafas (asma Bronkhial)
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Sesak nafas (asma Bronkhial).
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Sesak nafas (asma Bronkhial)
berdasarkan Penyebab Penyakit

1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
pernafasan / sistem respiratorius: dengan gangguan fungsi sistem
Selesma (influensa) pernafasan Selesma (Influensa).
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
pernafasan Selesma (Influensa).
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Selesma (Influensa).
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Selesma (Influensa)
berdasarkan Penyebab Penyakit

1.13. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.13.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
pernafasan / sistem respiratorius dengan gangguan fungsi sistem
Ingusan karena Alergi (Rhinitis pernafasan Alergi (Rhinitis alergika)
alergika) 1.13.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Alergi (Rhinitis alergika)
1.13.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Alergi (Rhinitis alergika).
1.13.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi sistem
pernafasan Alergi (Rhinitis alergika)
berdasarkan Penyebab Penyakit

2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada fungsi sistem pernafasan berdasarkan berdasarkan data pemeriksaan
kasus gangguan fungsi Sistem Keluhan Utama sesuai hasil pendataan pengamatan pada pasien gangguan
Pernafasan / Sistem Respiratorius 4 cara pemeriksaan fungsi Sistem Pernafasan.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
2.1.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan
2.1.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pernafasan.
2.1.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan
2.1.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6. Teori Penyebab Penyakit

2.2. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan
fungsi sistem pernafasan berdasarkan Meridian atau Organ berdasarkan data
Letak Kelainan sesuai hasil pendataan pengamatan pada pasien gangguan fungsi
4 cara pemeriksaan Sistem Pernafasan
2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Pernafasan
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
wawancara pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pernafasan
2.2.4. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
perabaan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pernafasan.
2.2.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
2.2.6. Teori Penyebab Penyakit

2.3. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
fungsi sistem pernafasan berdasarkan Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
Jenis , Sifat Kelainan sesuai hasil data pengamatan pada pasien gangguan
pendataan 4 cara pemeriksaan. fungsi Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius
2.3.2. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan / Sistem Respiratorius
2.3.3. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data wawancara pada pasien gangguan
fungsi Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius
2.3.4. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data perabaan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius
2.3.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6. Teori Penyebab Penyakit

2.4. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.4.1. Tehnik menentukan penyebab penyakit
fungsi sistem pernafasan berdasarkan berdasarkan data pengamatan pada
Penyebab Penyakit yang menunjang pasien gangguan fungsi Sistem
keluhan utama sesuai hasil pendataan 4 Pernafasan
cara pemeriksaan 2.4.2. Tehnik menentukan penyebab penyakit
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Sistem Pernafasan
2.4.3. Tehnik menentukan penyebab penyakit
berdasarkan data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pernafasan
2.4.4. Tehnik menentukan penyebab penyakit
berdasarkan data perabaan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pernafasan.
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit

2.5. Menganalisa data pasien pada kasus 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi sistem pernafasan fungsi pernafasan batuk,sesak nafas,
batuk,sesak nafas,selesma,rhinitis yang selesma, rhinitis berdasarkan Sindrom
telah didokumentasikan berdasarkan Yin
sindrom Yin dan Yang 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi pernafasan batuk,sesak
nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
Sindrom Yang

2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi sistem pernafasan fungsi pernafasan batuk,sesak
Batuk,sesak nafas, selesma,rhinitis yang nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
telah didokumentasikan berdasarkan sindrom Shi
sindrom Shi dan Xu 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi pernafasan batuk,sesak
nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
sindrom Xu

2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi sistem pernafasan fungsi pernafasan batuk,sesak
batuk,sesak nafas,selesma,rhinitis yang nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
telah didokumentasikan berdasarkan sindrom Biao

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
sindrom Biao dan Li 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi pernafasan batuk,sesak
nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
sindrom Li

2.8. Menganalisa data pasien pada kasus 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi sistem pernafasan fungsi pernafasan batuk,sesak
batuk,sesak nafas,selesma,rhinitis yang nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
telah didokumentasikan berdasarkan sindrom Re
sindrom Re dan Han 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi pernafasan batuk,sesak
nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
sindrom Han

2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi sistem pernafasan fungsi pernafasan batuk,sesak
batuk,sesak nafas,selesma,rhinitis yang nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
telah didokumentasikan berdasarkan penyebab penyakit luar
Konsep Penyebab Penyakit 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi pernafasan batuk,sesak
nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
penyebab penyakit dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi pernafasan batuk,sesak
nafas,selesma,rhinitis berdasarkan
penyebab penyakit lain-lain

3. Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal
pada gangguan fungsi Sistem berdasarkan atas dasar keluhan utama berdasarkan keluhan utama pada
Pernafasan / Sistem Respiratorius pada gangguan Sistem pernafasan. gangguan sistem pernafasan kasus Shi
berdasarkan diagnosis akupunktur 3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
yang ditegakkan berdasarkan keluhan utama pada
gangguan sistem pernafasan kasus Xu
3.1.3. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan sistem pernafasan kasus Biao
3.1.4. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan sistem pernafasan kasus Li
3.1.5. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan sistem pernafasan kasus Re
3.1.6. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan sistem pernafasan kasus Han

3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.1. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
gangguan Sistem pernafasan. pasien dengan gangguan sistem
pernafasan
3.2.2. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan sistem
pernafasan
3.2.3. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan sistem
pernafasan

3.3. Merencanakan terapi suplemen 3.3.1. Tehnik menentukan titik suplemen


berdasarkan atas dasar kondisi pasien berdasarkan penyakit akut pada pasien
pada gangguan Sistem pernafasan. dengan gangguan sistem pernafasan
3.3.2. Tehnik menentukan titik suplemen

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
berdasarkan penyakit kronis pada
pasien dengan gangguan sistem
pernafasan
3.3.3. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan sistem pernafasan

3.4. Menjelaskan kepada pasien dan atau 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi mengenai
keluarganya mengenai rencana terapi rencana terapi menggunakan jarum
akupunktur yang akan dilakukan akupunktur pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa
pada pasien dengan gangguan sistem
pernafasan
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur pada pasien
dengan gangguan sistem pernafasan
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada gangguan sistem
pernafasan

3.5. Menentukan alat yang dipergunakan 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Re
sebagai alat terapi pada pasien dengan pada pasien dengan gangguan Sistem
gangguan Sistem pernafasan. pernafasan.
3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
Han pada pasien dengan gangguan
Sistem pernafasan.
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan
gangguan Sistem pernafasan.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA

3.6. Menentukan lokasi titik akupunktur 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan sesuai dengan yang akan digunakan dalam kasus Biao
diagnosis pada pasien dengan gangguan Sistem
pernafasan.
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan dalam kasus Li
pada pasien dengan gangguan Sistem
pernafasan.

3.7. Menentukan tehnik manipulasi Bu 3.7.1. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie


atau Xie berdasarkan diagnosis dalam kasus Biao / meridian pada
pasien dengan gangguan Sistem
pernafasan.
3.7.2. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
dalam kasus Li / organ pada pasien
dengan gangguan Sistem pernafasan.

3.8. Menentukan tehnik pencabutan jarum 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Bu
berdasarkan diagnosis pada pasien dengan gangguan Sistem
pernafasan.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Xie
pada pasien dengan gangguan Sistem
pernafasan.

4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pada pasien gangguan fungsi moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pernafasan / Sistem Sistem Pernafasan
Respiratorius. 4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pernafasan

4.2. Menciptakan suasana yang kondusif 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi psikologis
dalam melakukan persiapan pasien untuk menciptakan suasana kondusif
untuk tatalaksana terapi dalam melakukan persiapan pasien untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pernafasan
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan dan
pencabutan jarum untuk tatalaksana
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Pernafasan

4.3. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.3.1. Tehnik menentukan ukuran jarum
menggunakan jarum sesuai dengan berdasarkan lokasi titik akupunktur
diagnosis pasien mengikuti Prosedur 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan tehnik
Operasional Standar Bu sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Pernafasan
4.3.3. Tehnik melakukan terapi dengan tehnik
Xie sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Pernafasan

4.4. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.4.1. Tehnik menggunakan alat


elektroakupunktur sesuai dengan elektroakupunktur pada kasus Shi sesuai
diagnosis pasien mengikuti Prosedur dengan diagnosis pasien pada gangguan
Operasional Standar fungsi Sistem Pernafasan
4.4.2. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur pada kasus Xu sesuai
dengan diagnosis pasien pada gangguan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
fungsi Sistem Pernafasan
4.4.3. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan pertimbangan
usia pasien sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Pernafasan
4.4.4. Indikasi dan Kontra Indikasi penggunaan
Elektro Akupunktur

4.5. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang
alat penunjang terapi sesuai dengan terapi pada kasus Shi sesuai dengan
diagnosis pasien mengikuti Prosedur diagnosis pasien pada gangguan fungsi
Operasional Standar Sistem Pernafasan
4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang
terapi pada kasus Xu sesuai dengan
diagnosis pasien pada gangguan fungsi
Sistem Pernafasan
4.5.3. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan pertimbangan
usia pasien sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Pernafasan

4.6. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pasien mengikuti Prosedur Operasional pada gangguan fungsi Sistem Pernafasan
Standar dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Pernafasan
dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Pernafasan
dengan moksa kerucut

4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis pada
antisepsis pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
akupunktur dan atau moksibusi pada moksibusi pada pasien dengan gangguan
pasien dengan gangguan sistem Sistem Pernafasan / Sistem Respiratorius
pernafasan / sistem respiratorius mengikuti Prosedur Operasional Standar
mengikuti Prosedur Operasional 4.7.2. Tehnik melakukan tindakan antisepsis
Standar pada tatalaksana terapi akupunktur dan
atau moksibusi pada pasien dengan
gangguan Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius mengikuti Prosedur
Operasional Standar

4.8. Melakukan tindakan penentuan titik 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
akupunktur pada tatalaksana terapi berdasarkan patokan anatomi tubuh
akupunktur dan atau moksibusi pada manusia pada tatalaksana terapi
pasien dengan gangguan sistem akupunktur dan atau moksibusi pada
pernafasan / sistem respiratorius pasien dengan gangguan sistem
mengikuti Prosedur Operasional pernafasan / Sistem Respiratorius
Standar mengikuti Prosedur Operasional Standar
4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
berdasarkan patokan ukuran Cun pasien
pada tatalaksana terapi akupunktur dan
atau moksibusi pada pasien dengan
gangguan sistem pernafasan / Sistem
Respiratorius mengikuti Prosedur
Operasional Standar

4.9. Melakukan tindakan penusukan jarum 4.9.1. Melakukan tindakan penusukan jarum

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
dan alat terapi penunjang lain pada dengan cara Bu pada tatalaksana terapi
tatalaksana terapi akupunktur dan atau akupunktur dan atau moksibusi pada
moksibusi pada pasien dengan pasien dengan gangguan sistem
gangguan sistem pernafasan / Sistem pernafasan / Sistem Respiratorius
Respiratorius mengikuti Prosedur mengikuti Prosedur Operasional Standar.
Operasional Standar 4.9.2. Melakukan tindakan penusukan jarum
dengan cara Xie pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien dengan gangguan sistem
pernafasan / Sistem Respiratorius
mengikuti Prosedur Operasional Standar.
4.9.3. Mengkombinasikan tindakan penusukan
jarum dengan alat penunjang lain pada
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan / Sistem Respiratorius
mengikuti Prosedur Operasional Standar

4.10. Melakukan prosedur evaluasi selama 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi
penusukan jarum dan atau moksibusi berdasarkan pemilihan titik pada kelainan
organ.
4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan titik pada kelainan
meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan jarum dan alat
penunjang akupunktur

4.11. Melakukan perbaikan tehnik 4.11.1. Tehnik menentukan perubahan titik


penusukan jarum dan atau moksibusi berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
bila diperlukan membaik.
4.11.2. Tehnik menentukan perubahan titik

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk.

4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
dan prognosis dalam kaitan dengan berdasarkan diagnosis pasien dengan
gangguan sistem pernafasan / sistem gangguan Sistem Pernafasan / Sistem
respiratorius mengikuti Prosedur Respiratorius
Operasional Standar 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Luar (PPL) pada gangguan
Sistem Pernafasan / Sistem Respiratorius
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Dalam (PPD) pada gangguan
Sistem Pernafasan / Sistem Respiratorius
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Lain-Lain (PPLL) pada
gangguan Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan diagnosis (Shi / Xu) pasien
dengan gangguan Sistem Pernafasan /
Sistem Respiratorius
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Pernafasan / Sistem
Respiratorius

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
4.12.8. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat pendidikan pasien
dengan gangguan Sistem Pernafasan /
Sistem Respiratorius
4.12.9. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
pasien dengan gangguan Sistem
Pernafasan / Sistem Respiratorius

4.13. Menjelaskan kepada pasien dan atau 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
keluarganya mengenai jadwal, anjuran pasien dan atau keluarganya mengenai
dan prognosis dalam kaitan dengan jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
gangguan sistem pernafasan / sistem kaitan dengan gangguan sistem
respiratorius pernafasan / sistem respiratorius
berdasarkan tingkat pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan sistem
pernafasan / sistem respiratorius
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan sistem
pernafasan / sistem respiratorius
berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan sistem
pernafasan / sistem respiratorius

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
berdasarkan jenis kelamin

5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan untuk dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.2. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi pelayanan pasien
pelaporan
5.2. Menyusun data hasil tindakan 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinik
sebagai bahan evaluasi dan pelaporan 5.2.2. Metode Penelitian
untuk unit kerja terkait

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK02 . 002 . 01


Standar Kompetensi : Pelayanan Akupunktur pada pasien dengan gangguan fungsi Sistem Sirkulasi Darah
Waktu : 18 jam @ 50 menit
Teori : 8 jam
Praktik : 10 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan akupunktur pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem Sirkulasi Darah. Kompetensi ini diterapkan pada semua pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Sirkulasi Darah yang datang ke sarana pelayanan akupunktur

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Melakukan pengumpulan data untuk 1.1. Melakukan identifikasi data pada 1.1.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien gangguan pasien dengan gangguan fungsi 1.1.2. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
fungsi Sistem Sirkulasi Darah Sistem Sirkulasi Darah dengan dengan gangguan Sistem Sirkulasi
Cara Pengamatan Darah
1.1.3. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Sistem Sirkulasi
Darah
1.1.4. Tehnik pengamatan Singtay pada
pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah
1.1.5. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan Sistem Sirkulasi
Darah

1.2. Melakukan identifikasi data pada 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
Sistem Sirkulasi darah dengan cara pasien dengan gangguan Sistem
pendengaran dan penghiduan Sirkulasi Darah

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan pada


pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah

1.3. Melakukan identifikasi data pada 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara keluhan
Sistem Sirkulasi Darah dengan cara utama pada pasien dengan gangguan
wawancara Sistem Sirkulasi Darah
1.3.3. Tehnik melakukan wawancara keluhan
tambahan pada pasien dengan
gangguan Sistem Sirkulasi Darah
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan gangguan
Sistem Sirkulasi Darah

1.4. Melakukan identifikasi data pada 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
Sistem Sirkulasi Darah dengan cara keluhan pada pasien dengan gangguan
perabaan fungsi Sistem Sirkulasi Darah.
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Sirkulasi Darah
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah

1.5. Melakukan pendekatan psikologis 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien


pada pasien untuk menggali untuk menggali informasi yang
informasi yang diperlukan untuk diperlukan untuk menentukan diagnosis
menentukan diagnosis gangguan fungsi Sistem Sirkulasi Darah
1.5.2. Ilmu Psikologi Klinis

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1.6. Memanfaatkan data pengamatan 1.6.1. Teori Dasar Akupunktur


untuk menentukan 1.6.2. Tehnik menganalisa data hasil
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pengamatan untuk menentukan
diagnosis , evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah

1.7. Memanfaatkan data pendengaran 1.7.1. Teori Dasar Akupunktur


dan penghiduan untuk 1.7.2. Tehnik menganalisa data hasil
menentukan diagnosis,evaluasi dan pemeriksaan pendengaran untuk
pelaporan menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Sirkulasi Darah
1.7.3. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan penghiduan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Sirkulasi Darah

1.8. Memanfaatkan data wawancara 1.8.1. Teori Dasar Akupunktur


untuk menentukan diagnosis 1.8.2. Tehnik menganalisa data hasil
,evaluasi dan pelaporan wawancara keluhan utama untuk
menentukan diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Sirkulasi Darah.
1.8.3. Tehnik menganalisa data hasil
wawancara keluhan tambahan untuk
mendukung diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Sirkulasi Darah.
1.8.4. Tehnik menganalisa data hasil
wawancara riwayat penyakit untuk

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

mendukung diagnosis,evaluasi dan


pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Sirkulasi Darah.

1.9. Memanfaatkan data perabaan 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
untuk menentukan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
diagnosis,evaluasi dan pelaporan di daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
di titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah di titik Shu belakang
untuk menentukan diagnosis, evaluasi
dan pelaporan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Sirkulasi Darah
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
nadi radialis untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah

1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
sirkulasi darah : berdebar-debar dengan gangguan fungsi Sistem
(palpitasi) Sirkulasi Darah : berdebar-debar
(palpitasi)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom dan


simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah : berdebar-debar
(palpitasi)
1.10.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah : berdebar-debar
(palpitasi)
1.10.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Sirkulasi Darah : berdebar-
debar (palpitasi) berdasarkan penyebab
penyakit.

1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
sirkulasi darah : Gangguan irama dengan gangguan fungsi Sistem
denyut nadi tertentu Sirkulasi Darah : Gangguan irama
denyut nadi tertentu
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah: Gangguan irama denyut
nadi tertentu
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah: Gangguan irama denyut
nadi tertentu
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

simptom pasien dengan gangguan


fungsi Sistem Sirkulasi Darah: Gangguan
irama denyut nadi tertentu berdasarkan
Penyebab Penyakit

1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
Sirkulasi Darah : Wasir (Hemoroid) dengan gangguan fungsi Sistem
std.1 Sirkulasi Darah Wasir (Hemoroid) std.1
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah Wasir (Hemoroid) std.1
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah Wasir (Hemoroid) std.1
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Sirkulasi Darah Wasir
(Hemoroid) std.1 berdasarkan Penyebab
Penyakit

2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada gangguan fungsi sistem sirkulasi berdasarkan data pemeriksaan
kasus gangguan fungsi Sistem Sirkulasi darah berdasarkan data Keluhan Pengamatan pada pasien gangguan
Darah Utama sesuai hasil pendataan 4 fungsi Sistem Sirkulasi Darah.
cara pemeriksaan 2.1.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Darah
2.1.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah
2.1.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Perabaan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Sirkulasi Darah
2.1.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6. Teori Penyebab Penyakit

2.2. Menegakan diagnosis kasus 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan


gangguan fungsi sistem sirkulasi Meridian atau Organ berdasarkan data
darah berdasarkan Letak kelainan pengamatan pada pasien gangguan
sesuai hasil pendataan 4 cara fungsi Sistem Sirkulasi Darah
pemeriksaan 2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan
kelainan Meridian atau Organ
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Sirkulasi DarahTehnik
menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data
wawancara pada pasien gangguan
fungsi Sistem Sirkulasi Darah
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
perabaan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Sirkulasi Darah
2.2.4. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.5. Teori Penyebab Penyakit

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

2.3. Menegakan diagnosis kasus 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin,


gangguan fungsi sistem sirkulasi Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
darah berdasarkan jenis , sifat berdasarkan data pengamatan pada
kelainan sesuai hasil pendataan 4 pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
cara pemeriksaan. Darah
2.3.2. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Sirkulasi Darah
2.3.3. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah
2.3.4. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data perabaan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah.
2.3.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6. Teori Penyebab Penyakit

2.4. Menegakan diagnosis kasus 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan
gangguan fungsi sistem sirkulasi PPLL, berdasarkan data pengamatan
darah berdasarkan penyebab pada pasien gangguan fungsi Sistem
penyakit yang menunjang keluhan Sirkulasi Darah
utama sesuai hasil pendataan 4 cara 2.4.2. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
pemeriksaan berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Sirkulasi Darah
2.4.3. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

berdasarkan data wawancara pada


pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah
2.4.4. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah.
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit

2.5. Menganalisa data pasien pada 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi sirkulasi fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
darah : Berdebar-debar (palpitasi), (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Gangguan irama denyut nadi Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1 berdasarkan Sindrom Yin
yang telah didokumentasikan 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Yin dan fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
Yang (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
berdasarkan Sindrom Yang

2.6. Menganalisa data pasien pada 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi sistem fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sirkulasi darah: Berdebar-debar (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
(palpitasi), Gangguan irama denyut Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
nadi tertentu, Wasir (Hemoroid) berdasarkan sindrom Shi
stadium 1 yang telah 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
didokumentasikan berdasarkan fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sindrom Shi dan Xu (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
berdasarkan sindrom Xu.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

2.7. Menganalisa data pasien pada 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi sistem fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sirkulasi darah : Berdebar-debar (palpitasi), Gangguan irama denyut nadi
(palpitasi), Gangguan irama denyut tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium
nadi tertentu, Wasir (Hemoroid) 1berdasarkan sindrom Biao
stadium 1 yang telah 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
didokumentasikan berdasarkan fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sindrom Biao dan Li. (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
berdasarkan sindrom Li

2.8. Menganalisa data pasien pada 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi sistem fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sirkulasi darah Berdebar-debar (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
(palpitasi), Gangguan irama denyut Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
nadi tertentu, Wasir (Hemoroid) berdasarkan sindrom Re
stadium 1 yang telah 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
didokumentasikan berdasarkan fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sindrom Re dan Han (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
berdasarkan sindrom Han

2.9. Menganalisa data pasien pada 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi sistem fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
sirkulasi darah Berdebar-debar (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
(palpitasi), Gangguan irama denyut Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
nadi tertentu, Wasir (Hemoroid) berdasarkan penyebab penyakit luar
stadium 1 yang telah 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
didokumentasikan berdasarkan fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
Konsep Penyebab Penyakit (palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium
1berdasarkan penyebab penyakit

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi Sirkulasi Darah : Berdebar-debar
(palpitasi), Gangguan Irama Denyut Nadi
Tertentu, Wasir (Hemoroid) stadium 1
berdasarkan penyebab penyakit lain-
lain

3. Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal
pada gangguan fungsi Sistem berdasarkan atas dasar keluhan berdasarkan keluhan utama pada
Sirkulasi Darah berdasarkan utama pada gangguan Sistem gangguan Sistem Sirkulasi Darah kasus
diagnosis akupunktur yang ditegakkan Sirkulasi Darah. Shi
3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Sirkulasi Darah kasus
Xu
3.1.3. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Sirkulasi Darah kasus
Biao
3.1.4. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Sirkulasi Darah kasus
Li
3.1.5. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Sirkulasi Darah kasus
Re
3.1.6. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

gangguan Sistem Sirkulasi Darah kasus


Han

3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.4. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala keluhan untuk terapi simptomatis pada
pada gangguan Sistem Sirkulasi pasien dengan gangguan Sistem
Darah. Sirkulasi Darah
3.2.5. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah
3.2.6. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah

3.3. Merencanakan terapi suplemen 3.3.1. Tehnik menentukan titik suplemen


berdasarkan atas dasar kondisi berdasarkan penyakit akut pada
pasien pada gangguan Sistem pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah. Sirkulasi Darah
3.3.2. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan penyakit kronis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah
3.3.3. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Sirkulasi Darah

3.4. Menjelaskan kepada pasien dan 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi mengenai
atau keluarganya mengenai rencana terapi menggunakan jarum
rencana terapi akupunktur yang akupunktur pada pasien dengan
akan dilakukan gangguan Sistem Sirkulasi Darah

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

3.4.2. Tehnik penyampaian informasi mengenai


rencana terapi menggunakan moksa
pada pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur lain pada
pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada gangguan Sistem
Sirkulasi Darah

3.5. Menentukan alat yang 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
dipergunakan sebagai alat terapi Re pada pasien dengan gangguan
pada pasien dgn. gangguan Sistem Sistem Sirkulasi Darah.
Sirkulasi Darah. 3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
Han pada pasien dengan gangguan
Sistem Sirkulasi Darah.
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan
gangguan Sistem Sirkulasi Darah.

3.6. Menentukan lokasi titik 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik


akupunktur yang akan digunakan akupunktur yang akan digunakan dalam
sesuai dengan diagnosis kasus Biao Meridian pada pasien
dengan gangguan Sistem Sirkulasi
Darah.
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik
akupunktur yang akan digunakan dalam
kasus Li / Organ pada pasien dengan
gangguan Sistem Sirkulasi Darah.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

3.7. Menentukan tehnik manipulasi Bu 3.7.1. Tehnik menentukan manipulasi Bu atau


atau Xie berdasarkan diagnosis Xie dalam kasus Biao / meridian pada
pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah.
3.7.2. Tehnik menentukan manipulasi Bu atau
Xie dalam kasus Li / Organ pada
pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah.

3.8. Menentukan tehnik pencabutan 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
jarum berdasarkan diagnosis Bu pada pasien dengan gangguan
Sistem Sirkulasi Darah.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
Xie pada pasien dengan gangguan
Sistem Sirkulasi Darah.

4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pasien gangguan fungsi Sistem moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sirkulasi Darah Sistem Sirkulasi Darah
4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Sirkulasi Darah

4.2. Menciptakan suasana yang 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi


kondusif dalam melakukan psikologis untuk menciptakan suasana
persiapan pasien untuk tatalaksana kondusif dalam melakukan persiapan
terapi pasien untuk tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Darah
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan dan
pencabutan jarum untuk tatalaksana
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah

4.3. Melakukan terapi akupunktur 4.3.1. Tehnik menentukan Ukuran Jarum


dengan menggunakan jarum berdasarkan lokasi titik akupunktur
sesuai dengan diagnosis pasien 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik
mengikuti Prosedur Operasional Bu sesuai dengan diagnosis pasien
Standar pada gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah
4.3.3. Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik
Xie sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Sirkulasi
Darah

4.4. Melakukan terapi akupunktur 4.4.1. Tehnik menggunakan alat


dengan elektroakupunktur sesuai elektroakupunktur pada kasus Shi
dengan diagnosis pasien mengikuti sesuai dengan diagnosis pasien pada
Prosedur Operasional Standar gangguan fungsi Sistem Sirkulasi Darah
4.4.2. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur pada kasus Xu
sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Sirkulasi Darah
4.4.3. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan pertimbangan
usia pasien sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

4.4.4. Indikasi dan Kontra Indikasi


penggunaan Elektro Akupunktur

4.5. Melakukan terapi akupunktur 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang


dengan alat penunjang terapi terapi pada kasus Shi sesuai dengan
sesuai dengan diagnosis pasien diagnosis pasien pada gangguan fungsi
mengikuti Prosedur Operasional Sistem Sirkulasi Darah
Standar 4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang
terapi pada kasus Xu sesuai dengan
diagnosis pasien pada gangguan fungsi
Sistem Sirkulasi Darah
4.5.3. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan pertimbangan
usia pasien sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah

4.6. Melakukan terapi akupunktur 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
dengan moksa sesuai dengan moksibusi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti pasien pada gangguan fungsi Sistem
Prosedur Operasional Standar Sirkulasi Darah dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Sirkulasi Darah dengan moksa kerucut

4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis
antisepsis pada tatalaksana terapi pada tatalaksana terapi akupunktur dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

akupunktur dan atau moksibusi atau moksibusi pada pasien dengan


pada pasien dengan gangguan gangguan Sistem Sirkulasi Darah
sistem Sirkulasi Darah mengikuti mengikuti Prosedur Operasional Standar
Prosedur Operasional Standar 4.7.2. Tehnik melakukan tindakan antisepsis
pada tatalaksana terapi akupunktur dan
atau moksibusi pada pasien dengan
gangguan Sistem Sirkulasi Darah
mengikuti Prosedur Operasional Standar

4.8. Melakukan tindakan penentuan 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan


titik akupunktur pada tatalaksana titik berdasarkan patokan alamiah
terapi akupunktur dan atau anatomi tubuh manusia pada
moksibusi pada pasien dengan tatalaksana terapi akupunktur dan atau
gangguan sistem Sirkulasi Darah moksibusi pada pasien dengan
mengikuti Prosedur Operasional gangguan Sistem Sirkulasi Darah
Standar mengikuti Prosedur Operasional Standar
4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan
titik berdasarkan patokan ukuran Cun
pasien pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah mengikuti Prosedur
Operasional Standar

4.9. Melakukan tindakan penusukan 4.9.1. Melakukan tindakan penusukan jarum


jarum dan alat terapi penunjang dengan cara Bu pada tatalaksana terapi
lain pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau moksibusi pada
akupunktur dan atau moksibusi pasien dengan gangguan Sistem
pada pasien dengan gangguan Sirkulasi Darah mengikuti Prosedur
sistem Sirkulasi Darah mengikuti Operasional Standar.
Prosedur Operasional Standar 4.9.2. Melakukan tindakan penusukan jarum
dengan cara Xie pada tatalaksana terapi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

akupunktur dan atau moksibusi pada


pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah mengikuti Prosedur
Operasional Standar.
4.9.3. Mengkombinasikan tindakan penusukan
jarum dengan alat penunjang lain
pada tatalaksana terapi akupunktur dan
atau moksibusi pada pasien dengan
gangguan Sistem Sirkulasi Darah
mengikuti Prosedur Operasional Standar

4.10. Melakukan prosedur evaluasi 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi


selama penusukan jarum dan atau berdasarkan pemilihan titik pada
moksibusi kelainan organ.
4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan titik pada
kelainan meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan jarum dan alat
penunjang akupunktur

4.11. Melakukan perbaikan tehnik 4.11.1. Tehnik menentukan perubahan titik


penusukan jaruk dan atau berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
moksibusi bila diperlukan membaik.
4.11.2. Tehnik menentukan perubahan titik
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk.

4.12. Menentukan jadwal terapi, 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi


anjuran dan prognosis dalam berdasarkan diagnosis pasien dengan
kaitan dengan gangguan sistem gangguan Sistem Sirkulasi Darah
Sirkulasi Darah mengikuti Prosedur 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Operasional Standar berdasarkan usia pasien dengan


gangguan Sistem Sirkulasi Darah
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Luar (PPL) pada
gangguan Sistem Sirkulasi Darah
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Dalam (PPD) pada
gangguan Sistem Sirkulasi Darah
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Lain-Lain (PPLL)
pada gangguan Sistem Sirkulasi Darah
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan diagnosis (Shi / Xu) pasien
dengan gangguan Sistem Sirkulasi
Darah
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Sirkulasi Darah
4.12.8. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat pendidikan pasien
dengan gangguan Sistem Sirkulasi
Darah
4.12.9. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
pasien dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah

4.13. Menjelaskan kepada pasien dan 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
atau keluarganya mengenai pasien dan atau keluarganya mengenai

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

jadwal, anjuran dan prognosis jadwal, anjuran, dan prognosis dalam


dalam kaitan dengan gangguan kaitan dengan gangguan Sistem
sistem Sirkulasi Darah Sirkulasi Darah berdasarkan tingkat
pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah berdasarkan tingkat
sosial ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem
Sirkulasi Darah berdasarkan jenis
kelamin

5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan untuk dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.2. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi pelayanan pasien
pelaporan
5.2. Menyusun data hasil tindakan 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinik
sebagai bahan evaluasi dan 5.2.2. Metode Penelitian
pelaporan untuk unit kerja terkait

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK02 . 003 . 01


Standar Kompetensi : Pelayanan Akupunktur pada pasien dengan gangguan fungsi Sistem Persarafan
Waktu : 18 jam @ 50 menit
Teori : 8 jam
Praktik : 10 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan akupunktur pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem Persarafan. Kompetensi ini diterapkan pada semua pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Persarafan yang datang kesarana pelayanan akupunktur

ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK


UNJUK KERJA

1. Melakukan pengumpulan data untuk 1.1. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.1.6. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien dengan gangguan fungsi Sistem 1.1.7. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
gangguan fungsi Sistem Persarafan Persarafan dengan cara pengamatan. dengan gangguan Sistem Persarafan
1.1.8. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Sistem Persarafan
1.1.9. Tehnik pengamatan Singtay pada
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan
1.1.10. Tehnik pemeriksaan Lidah pada
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan

1.2. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
Persarafan dengan cara pendengaran pasien dengan gangguan Sistem
dan penciuman Persarafan
1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan pada
pasien dengan gangguan Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Persarafan
1.3. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara
Persarafan dengan cara wawancara keluhan utama pada pasien dengan
gangguan Sistem Persarafan
1.3.3. Tehnik melakukan wawancara
keluhan tambahan pada pasien
dengan gangguan Sistem Persarafan
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara
riwayat penyakit pada pasien dengan
gangguan Sistem Persarafan

1.4. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di
Persarafan dengan cara perabaan daerah keluhan pada pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Persarafan.
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Persarafan
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis
pada pasien dengan gangguan fungsi
Sistem Persarafan

1.5. Melakukan pendekatan psikologis pada 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien
pasien untuk menggali informasi yang untuk menggali informasi yang
diperlukan untuk menentukan diagnosis diperlukan untuk menentukan
diagnosis gangguan fungsi Sistem
Persarafan
1.5.2. Ilmu Psikologi Klinis

1.6. Memanfaatkan data pengamatan untuk 1.6.1. Teori Dasar Akupunktur

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.6.2. Tehnik menganalisa data hasil
pelaporan pengamatan untuk menentukan
diagnosis , evaluasi dan pelaporan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan

1.7. Memanfaatkan data pendengaran dan 1.7.1. Teori Dasar Akupunktur


penciuman untuk menentukan 1.7.2. Tehnik menganalisa data hasil
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pemeriksaan pendengaran untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan
1.7.3. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan penghiduan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan

1.8. Memanfaatkan data wawancara untuk 1.8.1. Teori Dasar Akupunktur


menentukan diagnosis ,evaluasi dan 1.8.2. Tehnik menganalisa data hasil
pelaporan wawancara keluhan utama untuk
menentukan diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan.
1.8.3. Tehnik menganalisa data hasil
wawancara keluhan tambahan untuk
mendukung diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan.
1.8.4. Tehnik menganalisa data hasil
wawancara riwayat penyakit untuk
mendukung diagnosis,evaluasi dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
pelaporan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan.

1.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil
pelaporan perabaan di daerah keluhan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil
perabaan di titik Mu depan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil
perabaan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan di titik Shu
belakang untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil
perabaan nadi radialis untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan

1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
gangguan fungsi Sistem Persarafan : simptom Shi dan Xu pada pasien
Nyeri Kepala Sebelah (Migren) dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Nyeri Kepala Sebelah
(Migren)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Nyeri Kepala Sebelah
(Migren)
1.10.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Nyeri Kepala Sebelah
(Migren)
1.10.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Persarafan : Nyeri
Kepala Sebelah (Migren) berdasarkan
penyebab penyakit.

1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
gangguan fungsi Sistem Persarafan : simptom Shi dan Xu pada pasien
Nyeri Kepala (Cephalgia) dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Nyeri Kepala (Cephalgia)
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan :Nyeri Kepala (Cephalgia)
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Nyeri Kepala (Migren).
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Persarafan : Nyeri
Kepala (Cephalgia) berdasarkan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Penyebab Penyakit

1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
gangguan fungsi Sistem Persarafan : simptom Shi dan Xu pada pasien
Pusing Tujuh Keliling (Vertigo) dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Pusing Tujuh Keliling
(Vertigo).
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Pusing Tujuh Keliling
(Vertigo).
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Pusing Tujuh Keliling
(Vertigo).
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Persarafan : Pusing
Tujuh Keliling (Vertigo) berdasarkan
Penyebab Penyakit

1.13. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.13.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
gangguan fungsi Sistem Persarafan : simptom Shi dan Xu pada pasien
Kelumpuhan Anggota Gerak dengan gangguan fungsi Sistem
(Perese/paralisis ekstremitas) Persarafan : Kelumpuhan Anggota
Gerak (Parese/paralisis ekstremitas)
1.13.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Kelumpuhan Anggota

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Gerak (Perese/paralisis ekstremitas)
1.13.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Kelumpuhan Anggota
Gerak (Perese/paralisis ekstremitas).
1.13.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Persarafan :
Kelumpuhan Anggota Gerak
(Perese/paralisis ekstremitas)
berdasarkan Penyebab Penyakit

1.14. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.14.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
gangguan fungsi Sistem Persarafan : simptom Shi dan Xu pada pasien
Mulut Miring ( Bell’s Palsy, Parese dengan gangguan fungsi Sistem
Facialis) Persarafan : Mulut Miring (Bell’s Palsy,
Parese Facialis)
1.14.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Mulut Miring (Bell’s Palsy,
Parese Facialis)
1.14.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Persarafan : Mulut Miring (Bell’s Palsy,
Parese Facialis).
1.14.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Persarafan : Mulut Miring
(Bell’s Palsy. Parese Facialis)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
berdasarkan Penyebab Penyakit

2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada fungsi sistem Persarafan berdasarkan berdasarkan data pemeriksaan
kasus gangguan fungsi Sistem Keluhan Utama sesuai hasil pendataan pengamatan pada pasien gangguan
Persarafan 4 cara pemeriksaan fungsi Sistem Persarafan.
2.1.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan
2.1.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan.
2.1.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
perabaan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan
2.1.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6. Teori Penyebab Penyakit

2.2. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan
fungsi sistem Persarafan berdasarkan Meridian atau Organ berdasarkan
Letak kelainan sesuai hasil pendataan 4 data pengamatan pada pasien
cara pemeriksaan gangguan fungsi Sistem Persarafan
2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
data pendengaran dan penghiduan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan
data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Persarafan
2.2.4. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan
data perabaan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan.
2.2.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.6. Teori Penyebab Penyakit

2.3. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
fungsi sistem Persarafan berdasarkan Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
jenis , sifat kelainan sesuai hasil berdasarkan data pengamatan pada
pendataan 4 cara pemeriksaan. pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan
2.3.2. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan
2.3.3. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan
2.3.4. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data perabaan pada

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan.
2.3.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6. Teori Penyebab Penyakit

2.4. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan
fungsi sistem Persarafan berdasarkan PPLL, berdasarkan data
penyebab penyakit yang menunjang pengamatan pada pasien gangguan
keluhan utama sesuai hasil pendataan 4 fungsi Sistem Persarafan
cara pemeriksaan 2.4.2. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan
2.4.3. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan
2.4.4. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan.
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit

2.5. Menganalisa data pasien pada kasus 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Persarafan yang fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
meliputi : nyeri kepala sebelah (Migren), : nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
Nyeri kepala (Cephalgia), pusing tujuh kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas), gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) yang telah didokumentasikan Facialis) berdasarkan Sindrom Yin

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
berdasarkan sindrom Yin dan Yang 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
: nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) berdasarkan Sindrom Yang

2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Persarafan yang fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
meliputi : nyeri kepala sebelah (Migren), : nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
Nyeri kepala (Cephalgia), pusing tujuh kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas), gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) yang yang telah Facialis) berdasarkan sindrom Shi
didokumentasikan berdasarkan sindrom 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Shi dan Xu fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
: nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) berdasarkan sindrom Xu.

2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Persarafan yang fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
meliputi : nyeri kepala sebelah (Migren), : nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
Nyeri kepala (Cephalgia), pusing tujuh kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas), gerak (Parese/paralisis ekstremitas),

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) yang yang telah Facialis) berdasarkan sindrom Biao
didokumentasikan berdasarkan sindrom 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Biao dan Lie fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
: nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) berdasarkan sindrom Li

2.8. Menganalisa data pasien pada kasus 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Persarafan yang fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
meliputi : nyeri kepala sebelah (Migren), : nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
Nyeri kepala (Cephalgia), pusing tujuh kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas), gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) yang yang telah Facialis) berdasarkan sindrom Re
didokumentasikan berdasarkan sindrom 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Re dan Han fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
: nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) berdasarkan sindrom Han

2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Persarafan yang fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
meliputi : nyeri kepala sebelah (Migren), : nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
Nyeri kepala (Cephalgia), pusing tujuh kepala (Cephalgia), pusing tujuh

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas), gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) yang telah didokumentasikan Facialis) berdasarkan penyebab
berdasarkan Konsep Penyebab penyakit luar
Penyakit 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
: nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) berdasarkan penyebab
penyakit dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi Sistem Persarafan yang meliputi
: nyeri kepala sebelah (Migren), Nyeri
kepala (Cephalgia), pusing tujuh
keliling (Vertigo), kelumpuhan anggota
gerak (Parese/paralisis ekstremitas),
mulut miring (Bell’s Palsy, Parese
Facialis) berdasarkan penyebab
penyakit lain-lain

3 Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal
pada gangguan fungsi Sistem berdasarkan atas dasar keluhan utama berdasarkan keluhan utama pada
Persarafan berdasarkan diagnosis pada gangguan Sistem Persarafan. gangguan Sistem Persarafan kasus
akupunktur yang ditegakkan Shi
3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Persarafan kasus

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Xu
3.1.3. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Persarafan kasus
Biao
3.1.4. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Persarafan kasus Li
3.1.5. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Persarafan kasus
Re
3.1.6. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Persarafan kasus
Han

3.2.1. Tehnik menentukan titik lokal daerah


3.2. Merencanakan terapi simptomatis keluhan untuk terapi simptomatis pada
berdasarkan atas dasar gejala pada pasien dengan gangguan Sistem
gangguan Sistem Persarafan. Persarafan
3.2.2. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan
3.2.3. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan

3.3. Merencanakan terapi suplemen 3.3.1. Tehnik menentukan titik suplemen


berdasarkan atas dasar kondisi pasien berdasarkan penyakit akut pada

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
pada gangguan Sistem Persarafan. pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan
3.3.2. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan penyakit kronis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan
3.3.3. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Persarafan

3.4. Menjelaskan kepada pasien dan atau 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi
keluarganya mengenai rencana terapi mengenai rencana terapi
akupunktur yang akan dilakukan menggunakan jarum akupunktur pada
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi
mengenai rencana terapi
menggunakan moksa pada pasien
dengan gangguan Sistem Persarafan
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi
mengenai rencana terapi
menggunakan alat penunjang
akupunktur lain pada pasien dengan
gangguan Sistem Persarafan
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi
mengenai jadwal terapi pada
gangguan Sistem Persarafan

3.5. Menentukan alat yang dipergunakan 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
sebagai alat terapi pada pasien dgn. Re pada pasien dengan gangguan
gangguan Sistem Persarafan. Sistem Persarafan.
3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Han pada pasien dengan gangguan
Sistem Persarafan.
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan
gangguan Sistem Persarafan.

3.6. Menentukan lokasi titik akupunktur 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik
yang akan digunakan sesuai dengan akupunktur yang akan digunakan
diagnosis dalam kasus Biao pada pasien
dengan gangguan Sistem Persarafan.
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik
akupunktur yang akan digunakan
dalam kasus Li pada pasien dengan
gangguan Sistem Persarafan.

3.7. Menentukan tehnik manipulasi Bu 3.7.1. Tehnik menentukan manipulasi Bu


atau Xie berdasarkan diagnosis atau Xie dalam kasus Biao /
meridian pada pasien dengan
gangguan Sistem Persarafan.
3.7.2. Tehnik menentukan manipulasi Bu
atau Xie dalam kasus Li / organ pada
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan.

3.8. Menentukan tehnik pencabutan jarum 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
berdasarkan diagnosis Bu pada pasien dengan gangguan
Sistem Persarafan
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
Xie pada pasien dengan gangguan
Sistem Persarafan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA

4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi untuk tatalaksana terapi akupunktur
pada pasien gangguan fungsi dan atau moksibusi pada pasien
Sistem Persarafan gangguan fungsi Sistem Persarafan
4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan

4.2. Menciptakan suasana yang kondusif 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi


dalam melakukan persiapan pasien psikologis untuk menciptakan
untuk tatalaksana terapi suasana kondusif dalam melakukan
persiapan pasien untuk tatalaksana
terapi akupunktur dan atau moksibusi
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Persarafan
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan
dan pencabutan jarum untuk
tatalaksana akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan
fungsi Sistem Persarafan

4.3. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.3.1. Tehnik menentukan ukuran jarum
menggunakan jarum sesuai dengan berdasarkan lokasi titik akupunktur
diagnosis pasien mengikuti Prosedur 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan
Operasional Standar tehnik Bu sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Persarafan
4.3.3. Tehnik melakukan terapi dengan
tehnik Xie sesuai dengan diagnosis

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Persarafan

4.4. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.4.1. Tehnik menggunakan alat


elektroakupunktur sesuai dengan elektroakupunktur pada kasus Shi
diagnosis pasien mengikuti Prosedur sesuai dengan diagnosis pasien pada
Operasional Standar gangguan fungsi Sistem Persarafan
4.4.2. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur pada kasus Xu
sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Persarafan
4.4.3. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan
pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Persarafan
4.4.4. Indikasi dan Kontra Indikasi
penggunaan Elektro Akupunktur

4.5. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang
alat penunjang terapi sesuai dengan terapi pada kasus Shi sesuai dengan
diagnosis pasien mengikuti Prosedur diagnosis pasien pada gangguan
Operasional Standar fungsi Sistem Persarafan
4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang
terapi pada kasus Xu sesuai dengan
diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Persarafan
4.5.3. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan
pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Persarafan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA

4.6. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien mengikuti Prosedur Operasional pasien pada gangguan fungsi Sistem
Standar Persarafan dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Persarafan dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Persarafan dengan moksa kerucut

4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakkan asepsis
antisepsis pada tatalaksana terapi pada tatalaksana terapi akupunktur
akupunktur dan atau moksibusi pada dan atau moksibusi pada pasien
pasien dengan gangguan Sistem dengan gangguan Sistem Persarafan
Persarafan mengikuti Prosedur mengikuti Prosedur Operasional
Operasional Standar Standar
4.7.2. Tehnik melakukan tindakkan
antisepsis pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan mengikuti Prosedur
Operasional Standar

4.8. Melakukan tindakan penentuan titik 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan
akupunktur pada tatalaksana terapi titik berdasarkan patokan anatomi
akupunktur dan atau moksibusi pada tubuh manusia pada tatalaksana
pasien dengan gangguan Sistem terapi akupunktur dan atau moksibusi
Persarafan mengikuti Prosedur pada pasien dengan gangguan Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Operasional Standar Persarafan mengikuti Prosedur
Operasional Standar
4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan
titik berdasarkan patokan ukuran Cun
pasien pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan mengikuti Prosedur
Operasional Standar

4.9. Melakukan tindakan penusukan 4.9.1. Melakukan tindakan penusukan jarum


jurum dan alat terapi penunjang lain dengan cara Bu pada tatalaksana
pada tatalaksana terapi akupunktur dan terapi akupunktur dan atau moksibusi
atau moksibusi pada pasien dengan pada pasien dengan gangguan Sistem
gangguan Sistem Persarafan mengikuti Persarafan mengikuti Prosedur
Prosedur Operasional Standar Operasional Standar
4.9.2. Melakukan tindakan penusukan jarum
dengan cara Xie pada tatalaksana
terapi akupunktur dan atau moksibusi
pada pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan mengikuti Prosedur
Operasional Standar.
4.9.3. Mengkombinasikan tindakan
penusukan jarum dengan alat
penunjang lain pada tatalaksana
terapi akupunktur dan atau moksibusi
pada pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan mengikuti Prosedur
Operasional Standar

4.10. Melakukan prosedur evaluasi selama 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi
penusukan jarum dan atau moksibusi berdasarkan pemilihan titik pada

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
kelainan organ.
4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan titik pada
kelainan meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan jarum dan
alat penunjang akupunktur

4.11. Melakukan perbaikan tehnik 4.11.1. Tehnik menentukan perubahan titik


penusukan jarum dan atau moksibusi berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
bila diperlukan membaik.
4.11.2. Tehnik menentukan perubahan titik
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk.

4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
dan prognosis dalam kaitan dengan berdasarkan diagnosis pasien
gangguan Sistem Persarafan mengikuti dengan gangguan Sistem Persarafan
Prosedur Operasional Standar 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Persarafan
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Luar (PPL) pada
gangguan Sistem Persarafan
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Dalam (PPD)
pada gangguan Sistem Persarafan
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Lain-Lain (PPLL)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
pada gangguan Sistem Persarafan
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan diagnosis (Shi / Xu)
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Persarafan
4.12.8. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat pendidikan
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan
4.12.9. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
pasien dengan gangguan Sistem
Persarafan

4.13. Menjelaskan kepada pasien dan atau 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi
keluarganya mengenai jadwal, kepada pasien dan atau keluarganya
anjuran dan prognosis dalam kaitan mengenai jadwal, anjuran, dan
dengan gangguan Sistem Persarafan prognosis dalam kaitan dengan
gangguan Sistem Persarafan
berdasarkan tingkat pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi
kepada pasien dan atau keluarganya
mengenai jadwal, anjuran, dan
prognosis dalam kaitan dengan
gangguan Sistem Persarafan
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi
kepada pasien dan atau keluarganya
mengenai jadwal, anjuran, dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
prognosis dalam kaitan dengan
gangguan Sistem Persarafan
berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi
kepada pasien dan atau keluarganya
mengenai jadwal, anjuran, dan
prognosis dalam kaitan dengan
gangguan Sistem Persarafan
berdasarkan jenis kelamin

5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Dapat mencatat semua tindakan yang 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan untuk telah dilakukan secara jelas sebagai 5.1.2. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan bahan dokumentasi pelayanan pasien
pelaporan
5.2. Dapat menyusun data hasil tindakan 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinik
sebagai bahan evaluasi dan pelaporan 5.2.2. Metode Penelitian
untuk unit kerja terkait

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK02 . 004 . 01


Standar Kompetensi : Pelayanan Akupunktur pada pasien dengan gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
Waktu : 30 jam @ 50 menit
Teori : 8 jam
Praktik : 10 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan akupunktur pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus . Kompetensi ini diterapkan pada semua
pasien dengan gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus yang datang ke sarana pelayanan
akupunktur.

ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK


UNJUK KERJA

1. Melakukan pengumpulan data untuk 1.1. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.1.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien gangguan dengan gangguan fungsi Sistem 1.1.2. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus dengan dengan gangguan Sistem Percernaan /
Digestivus cara pengamatan. Sistem Digestivus
1.1.3. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus
1.1.4. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan gangguan Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus
1.1.5. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus

1.2. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
Pencernaan / Sistem Digestivus dengan pasien dengan gangguan Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
cara pendengaran dan penghiduan Percernaan / Sistem Digestivus
1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan pada pasien
dengan gangguan Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus

1.3. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara keluhan
Pencernaan / Sistem Digestivus dengan utama pada pasien dengan gangguan
cara wawancara Sistem Percernaan / Sistem Digestivus
1.3.3. Tehnik melakukan wawancara keluhan
tambahan pada pasien dengan gangguan
Sistem Percernaan / Sistem Digestivus
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan gangguan
Sistem Percernaan / Sistem Digestivus

1.4. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
Pencernaan / Sistem Digestivus dengan keluhan pada pasien dengan gangguan
cara perabaan fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus.
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Percernaan / Sistem Digestivus

1.5. Melakukan pendekatan psikologis pada 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien untuk
pasien untuk menggali informasi yang menggali informasi yang diperlukan untuk
diperlukan untuk menentukan diagnosis menentukan diagnosis gangguan fungsi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
SistemPercernaan / Sistem Digestivus
1.5.2. Ilmu Komunikasi Psikologis
1.6. Memanfaatkan data pengamatan untuk 1.6.1. Teori Dasar Akupunktur
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.6.2. Tehnik menganalisa data hasil pengamatan
pelaporan untuk menentukan diagnosis , evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Percernaan / Sistem Digestivus

1.7. Memanfaatkan data pendengaran dan 1.7.1. Teori Dasar Akupunktur


penghiduan untuk menentukan 1.7.2. Tehnik menganalisa data hasil pemeriksaan
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pendengaran untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus
1.7.3. Tehnik menganalisa data hasil pemeriksaan
penghiduan untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus

1.8. Memanfaatkan data wawancara untuk 1.8.1. Teori Dasar Akupunktur


menentukan diagnosis ,evaluasi dan 1.8.2. Tehnik menganalisa data hasil wawancara
pelaporan keluhan utama untuk menentukan
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus.
1.8.3. Tehnik menganalisa data hasil wawancara
keluhan tambahan untuk mendukung
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus.
1.8.4. Tehnik menganalisa data hasil wawancara

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
riwayat penyakit untuk mendukung
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus.

1.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
pelaporan daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Percernaan / Sistem Digestivus di titik Shu
belakang untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
nadi radialis untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Percernaan /
Sistem Digestivus

1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
Sistem Digestivus : Nyeri lambung fungsi Sistem Percernaan / Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
(dispepsia) Digestivus : Nyeri lambung (Dispepsia)
1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Nyeri Lambung (Dispepsia)
1.10.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Nyeri Lambung (Dispepsia)
1.10.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Percernaan / Sistem Digestivus : Nyeri
Lambung (Dispepsia) berdasarkan
penyebab penyakit.

1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi sistem Sistem Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
Pencernaan / Sistem Digestivus : Sukar fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Buang Air Besar (Konstipasi / Digestivus : Sukar Buang Air Besat
Obstipasi) (Konstipasi / Obstipasi)
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Sukar Buang Air Besar
(Konstipasi / Obstipasi)
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Sukar Buang air Besar
(Konstipasi / Obstipasi).
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Percernaan / Sistem Digestivus : Sukar
Buang Air Besar (Konstipasi / Obstipasi)
berdasarkan Penyebab Penyakit

1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
Sistem Digestivus : Diare fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Diare.
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Diare.
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Diare.
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Percernaan / Sistem Digestivus : Diare
berdasarkan Penyebab Penyakit

1.13. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.13.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
Sistem Digestivus : Perut Kembung fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Perut Kembung
1.13.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem
Digestivus : Perut Kembung
1.13.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Percernaan / Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Digestivus : Perut Kembung.
1.13.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Percernaan / Sistem Digestivus : Perut
Kembung berdasarkan Penyebab Penyakit

3. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus Sistem 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada Pencernaan / Sistem Digestivus berdasarkan data pemeriksaan
kasus gangguan fungsi Sistem berdasarkan Keluhan Utama sesuai hasil Pengamatan pada pasien gangguan fungsi
Pencernaan / Sistem Digestivus pendataan 4 cara pemeriksaan Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus.
2.1.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Pencernaan
/ Sistem Digestivus
2.1.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus.
2.1.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan Perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
2.1.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6. Teori Penyebab Penyakit

2.2. Menegakan diagnosis kasus Sistem 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
Pencernaan / Sistem Digestivus atau Organ berdasarkan data pengamatan
berdasarkan Letak kelainan sesuai hasil pada pasien gangguan fungsi Sistem
pendataan 4 cara pemeriksaan Pencernaan / Sistem Digestivus
2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data wawancara
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
2.2.4. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus.
2.2.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.6. Teori Penyebab Penyakit

2.3. Menegakan diagnosis kasus Sistem 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Pencernaan / Sistem Digestivus Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
berdasarkan jenis , sifat kelainan sesuai data pengamatan pada pasien gangguan
hasil pendataan 4 cara pemeriksaan. fungsi Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus
2.3.2. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Pencernaan
/ Sistem Digestivus
2.3.3. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data wawancara pada pasien gangguan
fungsi Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus
2.3.4. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data perabaan pada pasien gangguan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
fungsi Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus.
2.3.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6. Teori Penyebab Penyakit

2.4. Menegakan diagnosis kasus Sistem 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL,
Pencernaan / Sistem Digestivus berdasarkan data pengamatan pada
berdasarkan penyebab penyakit yang pasien gangguan fungsi Sistem Pencernaan
menunjang keluhan utama sesuai hasil / Sistem Digestivus
pendataan 4 cara pemeriksaan 2.4.2. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
2.4.3. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus
2.4.4. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus.
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit

2.5. Menganalisa data pasien pada kasus 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Sistem Digestivus meliputi : Nyeri Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Kembung berdasarkan Sindrom Yin
Perut Kembung yang telah 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
didokumentasikan berdasarkan sindrom Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Yin dan Yang Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Kembung berdasarkan Sindrom Yang

2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Sistem Digestivus meliputi : Nyeri Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Kembung berdasarkan sindrom Shi
Perut Kembung yang telah 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
didokumentasikan berdasarkan sindrom Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Shi dan Xu Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Kembung berdasarkan sindrom Xu.

2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Sistem Digestivus meliputi : Nyeri Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Kembung berdasarkan sindrom Biao
Perut Kembung yang telah 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
didokumentasikan berdasarkan sindrom Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Biao dan Li Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Kembung berdasarkan sindrom Li

2.8. Menganalisa data pasien pada kasus 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Sistem Digestivus meliputi : Nyeri Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Kembung berdasarkan sindrom Re
Perut Kembung yang telah 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
didokumentasikan berdasarkan sindrom Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Re dan Han Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Kembung berdasarkan sindrom Han

2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Sistem Digestivus meliputi : Nyeri Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Kembung berdasarkan penyebab penyakit
Perut Kembung yang telah luar
didokumentasikan berdasarkan Konsep 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
Penyebab Penyakit Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Kembung berdasarkan penyebab penyakit
dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus :
Nyeri Lambung (Dispepsia), Sukar Buang Air
Besar (Konstipasi / Obstipasi), Diare, Perut
Kembung berdasarkan penyebab penyakit
lain-lain

3. Merencanakan terapi akupunktur pada 3.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
gangguan fungsi Sistem Pencernaan / berdasarkan atas dasar keluhan utama keluhan utama pada gangguan Sistem
Sistem Digestivus berdasarkan pada gangguan Sistem Pencernaan / Pencernaan / Sistem Digestivus kasus Shi
diagnosis akupunktur yang ditegakkan Sistem Digestivus. 3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus kasus Xu
3.1.3. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Pencernaan / Sistem Digestivus kasus Biao
3.1.4. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus kasus Li
3.1.5. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus kasus Re
3.1.6. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus kasus Han

3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.1. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem pasien dengan gangguan Sistem
Digestivus. Pencernaan / Sistem Digestivus
3.2.2. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
3.2.3. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus

3.3. Merencanakan terapi suplemen 3.1.1. Tehnik menentukan titik suplemen


berdasarkan atas dasar kondisi pasien berdasarkan penyakit akut pada pasien
pada gangguan Sistem Pencernaan / dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus Sistem Digestivus
3.1.2. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan penyakit kronis pada pasien
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
3.1.3. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus

3.4. Menjelaskan kepada pasien dan atau 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi mengenai
keluarganya mengenai rencana terapi rencana terapi menggunakan jarum
akupunktur yang akan dilakukan akupunktur pada pasien dengan gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa pada
pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur lain pada pasien
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus

3.5. Menentukan alat yang dipergunakan 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Re
sebagai alat terapi pada pasien dgn. pada pasien dengan gangguan Sistem
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus.
Digestivus. 3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Han
pada pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus.
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
3.6. Menentukan lokasi titik akupunktur 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan sesuai dengan yang akan digunakan dalam kasus Biao /
diagnosis Meridian pada pasien dengan gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus.
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan dalam kasus Li /
Organ pada pasien dengan gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus.

3.7. Menentukan tehnik manipulasi Bu atau 3.7.1. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
Xie berdasarkan diagnosis dalam kasus Biao / meridian pada pasien
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus.
3.7.2. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
dalam kasus Lie / Organ pada pasien
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus.

3.8. Menentukan tehnik pencabutan jarum 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Bu
berdasarkan diagnosis pada pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Xie
pada pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus.

4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pada pasien gangguan fungsi moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pencernaan / Sistem Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
Digestivus. 4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus

4.2. Menciptakan suasana yang kondusif 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi psikologis
dalam melakukan persiapan pasien untuk untuk menciptakan suasana kondusif dalam
tatalaksana terapi melakukan persiapan pasien untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan dan
pencabutan jarum untuk tatalaksana
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus

4.3. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.3.1. Tehnik menentukan Ukuran Jarum
menggunakan jarum sesuai dengan berdasarkan lokasi titik akupunktur
diagnosis pasien mengikuti Prosedur 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik Bu
Operasional Standar sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus
4.3.3. Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik Xie
sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus

4.4. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.4.1. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
elektroakupunktur sesuai dengan pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti Prosedur pasien pada gangguan fungsi Sistem
Operasional Standar Pencernaan / Sistem Digestivus
4.4.2. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
pada kasus Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
4.4.3. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
dengan pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus
4.4.4. Indikasi dan Kontra Indikasi penggunaan
Elektro Akupunktur

4.5. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
alat penunjang terapi sesuai dengan pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti Prosedur pasien pada gangguan fungsi Sistem
Operasional Standar Pencernaan / Sistem Digestivus
4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
pada kasus Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
4.5.3. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
dengan pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus

4.6. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pasien mengikuti Prosedur Operasional pada gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Standar Sistem Digestivus dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Pencernaan /

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
Sistem Digestivus dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus dengan moksa kerucut

4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis pada
antisepsis pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
akupunktur dan atau moksibusi pada moksibusi pada pasien dengan gangguan
pasien dengan gangguan Sistem Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
Pencernaan / Sistem Digestivus mengikuti Prosedur Operasional Standar
mengikuti Prosedur Operasional Standar 4.7.2. Tehnik melakukan tindakan antisepsis
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
mengikuti Prosedur Operasional Standar

4.8. Melakukan tindakan penentuan titik 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
akupunktur pada tatalaksana terapi berdasarkan patokan alamiah anatomi
akupunktur dan atau moksibusi pada tubuh manusia pada tatalaksana terapi
pasien dengan gangguan sistem Sistem akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
Pencernaan / Sistem Digestivus dengan Sistem Pencernaan / Sistem
mengikuti Prosedur Operasional Standar Digestivus mengikuti Prosedur Operasional
Standar
4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
berdasarkan patokan ukuran Cun pasien
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
mengikuti Prosedur Operasional Standar

4.9. Melakukan tindakan penusukan jarum 4.9.1. Melakukan tindakan penusukan jarum

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
dan alat terapi penunjang lain pada dengan cara Bu pada tatalaksana terapi
tatalaksana terapi akupunktur dan atau akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
moksibusi pada pasien dengan gangguan dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus Sistem Digestivus mengikuti Prosedur
mengikuti Prosedur Operasional Standar Operasional Standar.
4.9.2. Melakukan tindakan penusukan jarum
dengan cara Xie pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus mengikuti Prosedur
Operasional Standar.
4.9.3. Mengkombinasikan tindakan penusukan
jarum dengan alat penunjang lain pada
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
mengikuti Prosedur Operasional Standar

4.10. Melakukan prosedur evaluasi selama 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
penusukan jarum dan atau moksibusi pemilihan titik pada kelainan organ.
4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
pemilihan titik pada kelainan meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
pemilihan jarum dan alat penunjang
akupunktur

4.11. Melakukan perbaikan tehnik penusukan 4.11.1. Tehnik menentukan perubahan titik
jarum dan atau moksibusi bila diperlukan berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
membaik.
4.11.2. Tehnik menentukan perubahan titik
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA

4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran dan 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
prognosis dalam kaitan dengan berdasarkan diagnosis pasien dengan
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem gangguan Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus mengikuti Prosedur Digestivus
Operasional Standar 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Luar (PPL) pada gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Dalam (PPD) pada gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Lain-Lain (PPLL) pada gangguan
Sistem Pencernaan / Sistem Digestivus
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
diagnosis (Shi / Xu) pasien dengan
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
usia pasien dengan gangguan Sistem
Pencernaan / Sistem Digestivus
4.12.8. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
tingkat pendidikan pasien dengan
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
4.12.9. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
tingkat sosial ekonomi pasien dengan
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem
Digestivus

4.13. Menjelaskan kepada pasien dan atau 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
keluarganya mengenai jadwal, anjuran pasien dan atau keluarganya mengenai
dan prognosis dalam kaitan dengan jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
gangguan Sistem Pencernaan / Sistem dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Digestivus Sistem Digestivus berdasarkan tingkat
pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus berdasarkan tingkat
sosial ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Pencernaan /
Sistem Digestivus berdasarkan jenis
kelamin

5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Dapat mencatat semua tindakan yang 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan untuk telah dilakukan secara jelas sebagai 5.1.2. Metode Penelitian

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR MATERI POKOK
UNJUK KERJA
bahan pemantauan, evaluasi dan bahan dokumentasi pelayanan pasien
pelaporan
5.2. Dapat menyusun data hasil tindakan 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinik
sebagai bahan evaluasi dan pelaporan 5.2.2. Metode Penelitian
untuk unit kerja terkait

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK02 . 005 . 01


Standar Kompetensi : Pelayanan Akupunktur pada pasien dengan Gangguan Kulit
Waktu : 18 jam @ 50 menit
Teori : 8 jam
Praktik : 10 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan akupunktur pada pasien
dengan Gangguan Kulit. Kompetensi ini diterapkan pada semua pasien dengan Gangguan Kulit yang datang ke
sarana pelayanan akupunktur.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Melakukan pengumpulan data 1.1. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.1.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
untuk identifikasi keadaan pasien dengan Gangguan Kulit dengan cara 1.1.2. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
Gangguan Kulit pengamatan. dengan Gangguan Kulit
1.1.3. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan Gangguan Kulit
1.1.4. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan Gangguan Kulit
1.1.5. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan Gangguan Kulit

1.2. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan Gangguan Kulit dengan cara 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
pendengaran dan penghiduan pasien dengan Gangguan Kulit
1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan pada
pasien dengan Gangguan Kulit

1.3. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan Gangguan Kulit dengan cara 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara keluhan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

wawancara utama pada pasien dengan Gangguan Kulit


1.3.3. Tehnik melakukan wawancara keluhan
tambahan pada pasien dengan Gangguan
Kulit
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan Gangguan
Kulit

1.4. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan Gangguan Kulit dengan cara 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
perabaan keluhan pada pasien dengan gangguan
fungsi Gangguan Kulit
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan gangguan
fungsi Gangguan Kulit
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Gangguan
Kulit

1.5. Melakukan pendekatan psikologis pada 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien untuk
pasien untuk menggali informasi yang menggali informasi yang diperlukan untuk
diperlukan untuk menentukan diagnosis menentukan diagnosis Gangguan Kulit
1.5.2. Ilmu Psikologi Klinis

1.6. Memanfaatkan data pengamatan untuk 1.6.1. Teori Dasar Akupunktur


menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.6.2. Tehnik menganalisa data hasil pengamatan
pelaporan untuk menentukan diagnosis , evaluasi dan
pelaporan pada pasien Gangguan Kulit

1.7. Memanfaatkan data pendengaran dan 1.7.1. Teori Dasar Akupunktur


penghiduan untuk menentukan 1.7.2. Tehnik menganalisa data hasil pemeriksaan
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pendengaran untuk menentukan diagnosis,

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

evaluasi dan pelaporan pada pasien


Gangguan Kulit
1.7.3. Tehnik menganalisa data hasil pemeriksaan
penghiduan untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
Gangguan Kulit

1.8. Memanfaatkan data wawancara untuk 1.8.1. Teori Dasar Akupunktur


menentukan diagnosis ,evaluasi dan 1.8.2. Tehnik menganalisa data hasil wawancara
pelaporan keluhan utama untuk menentukan
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien Gangguan Kulit.Tehnik menganalisa
data hasil wawancara keluhan tambahan
untuk mendukung diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien Gangguan Kulit.
1.8.3. Tehnik menganalisa data hasil wawancara
riwayat penyakit untuk mendukung
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien Gangguan Kulit.

1.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
pelaporan daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien Gangguan Kulit
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien Gangguan Kulit
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien Gangguan Kulit di titik Shu
belakang untuk menentukan diagnosis,

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

evaluasi dan pelaporan pada pasien


gangguan fungsi Gangguan Kulit
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
nadi radialis untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
Gangguan Kulit

1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Gangguan Kulit : Biduran (Urtikaria) Shi dan Xu pada pasien dengan Gangguan
Kulit : Biduran (Urtikaria)
1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan Gangguan
Kulit : Biduran (Urtikaria)
1.10.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan Gangguan
Kulit : Biduran (Urtikaria)
1.10.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan Gangguan Kulit : Biduran
(Urtikaria) berdasarkan penyebab penyakit.

1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Gangguan Kulit : Eksim (Dermatitis) Shi dan Xu pada pasien dengan Gangguan
Kulit : Eksim (Dermatitis)
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan Gangguan
Kulit: Eksim (Dermatitis)
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan Gangguan
Kulit: Eksim (Dermatitis)
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan Gangguan Kulit: Eksim
(Dermatitis) berdasarkan Penyebab

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Penyakit

1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Gangguan Kulit : Vitiligo Shi dan Xu pada pasien dengan Gangguan
Kulit Vitiligo
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan Gangguan
Kulit Vitiligo
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan Gangguan
Kulit Vitiligo
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan Gangguan Kulit Vitiligo
berdasarkan Penyebab Penyakit

1. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus gangguan Kulit 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada berdasarkan Keluhan Utama sesuai hasil berdasarkan data pemeriksaan
kasus Gangguan Kulit pendataan 4 cara pemeriksaan Pengamatan pada pasien Gangguan Kulit.
2.1.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien Gangguan Kulit
2.1.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada pasien
Gangguan Kulit.
2.1.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan Perabaan
pada pasien Gangguan Kulit
2.1.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6. Teori Penyebab Penyakit

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

2.2. Menegakan diagnosis kasus gangguan Kulit 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
berdasarkan Letak kelainan sesuai hasil atau Organ berdasarkan data pengamatan
pendataan 4 cara pemeriksaan pada pasien Gangguan Kulit
2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data
pendengaran dan penghiduan pada
pasien Gangguan Kulit
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data wawancara
pada pasien Gangguan Kulit
2.2.4. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data perabaan
pada pasien Gangguan Kulit.
2.2.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.6. Teori Penyebab Penyakit

2.3. Menegakan diagnosis kasus gangguan Kulit 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
berdasarkan jenis , sifat kelainan sesuai Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
hasil pendataan 4 cara pemeriksaan. data pengamatan pada pasien Gangguan
Kulit
2.3.2. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data pendengaran dan penghiduan pada
pasien Gangguan Kulit
2.3.3. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data wawancara pada pasien Gangguan
Kulit
2.3.4. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data perabaan pada pasien Gangguan Kulit.
2.3.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

2.3.6. Teori Penyebab Penyakit

2.4. Menegakan diagnosis kasus gangguan Kulit 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL,
berdasarkan penyebab penyakit yang berdasarkan data pengamatan pada
menunjang keluhan utama sesuai hasil pasien Gangguan Kulit
pendataan 4 cara pemeriksaan 2.4.2. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien Gangguan Kulit
2.4.3. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data wawancara pada pasien
Gangguan Kulit
2.4.4. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada pasien
Gangguan Kulit.
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit

2.5. Menganalisa data pasien pada kasus 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Gangguan Kulit meliputi : Biduran (Urtikaria), Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Eksim (Dermatitis), Vitiligo yang telah Vitiligo berdasarkan Sindrom Yin
didokumentasikan berdasarkan sindrom Yin 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
dan Yang Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Vitiligo berdasarkan Sindrom Yang

2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.3. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Gangguan Kulit meliputi : Biduran (Urtikaria), Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Eksim (Dermatitis), Vitiligo yang telah Vitiligo berdasarkan sindrom Shi
didokumentasikan berdasarkan sindrom Shi 2.6.4. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
dan Xu Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Vitiligo berdasarkan sindrom Xu.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Gangguan Kulit meliputi : Biduran (Urtikaria), Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Eksim (Dermatitis), Vitiligo yang telah Vitiligo berdasarkan sindrom Biao
didokumentasikan berdasarkan sindrom 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit
Biao dan Li Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Vitiligo berdasarkan sindrom Li

2.8. Menganalisa data pasien pada kasus 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Gangguan Kulit meliputi : Biduran (Urtikaria), Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Eksim (Dermatitis), Vitiligo yang telah Vitiligo berdasarkan sindrom Re
didokumentasikan berdasarkan sindrom Re 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
dan Han Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Vitiligo berdasarkan sindrom Han

2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Gangguan Kulit meliputi : Biduran (Urtikaria), Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Eksim (Dermatitis), Vitiligo yang telah Vitiligo berdasarkan penyebab penyakit
didokumentasikan berdasarkan Konsep luar
Penyebab Penyakit 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Vitiligo berdasarkan penyebab penyakit
dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus Gangguan Kulit :
Biduran (Urtikaria), Eksim (Dermatitis),
Vitiligo berdasarkan penyebab penyakit
lain-lain

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

3. Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Merencanakan terapi kausal berdasarkan 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
pada Gangguan Kulit berdasarkan atas dasar keluhan utama pada Gangguan keluhan utama pada Gangguan Kulit kasus
diagnosis akupunktur yang Kulit. Shi
ditegakkan 3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada Gangguan Kulit kasus
Xu
3.1.3. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada Gangguan Kulit kasus
Biao
3.1.4. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada Gangguan Kulit kasus
Li
3.1.5. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada Gangguan Kulit kasus
Re
3.1.6. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada Gangguan Kulit kasus
Han

3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.4. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
Gangguan Kulit. pasien dengan Gangguan Kulit
3.2.5. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan Gangguan Kulit
3.2.6. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan Gangguan Kulit

3.3. Merencanakan terapi suplemen 3.3.1. Tehnik menentukan titik suplemen


berdasarkan atas dasar kondisi pasien pada berdasarkan penyakit akut pada pasien

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Gangguan Kulit. dengan Gangguan Kulit


3.3.2. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan penyakit kronis pada pasien
dengan Gangguan Kulit
3.3.3. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan usia pasien dengan
Gangguan Kulit

3.4. Menjelaskan kepada pasien dan atau 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi mengenai
keluarganya mengenai rencana terapi rencana terapi menggunakan jarum
akupunktur yang akan dilakukan akupunktur pada pasien dengan Gangguan
Kulit
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa pada
pasien dengan Gangguan Kulit
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur lain pada pasien
dengan Gangguan Kulit
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada Gangguan Kulit

3.5. Menentukan alat yang dipergunakan sebagai 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Re
alat terapi pada pasien dengan. gangguan pada pasien dengan Gangguan Kulit.
Kulit. 3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Han
pada pasien dengan Gangguan Kulit.
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan
Gangguan Kulit.

3.6. Menentukan lokasi titik akupunktur yang 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
akan digunakan sesuai dengan diagnosis yang akan digunakan dalam kasus Biao /

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Meridian pada pasien dengan Gangguan


Kulit.
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan dalam kasus Li /
Organ pada pasien dengan Gangguan
Kulit.

3.7. Menentukan tehnik manipulasi Bu atau Xie 3.7.1. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
berdasarkan diagnosis dalam kasus Biao / meridian pada pasien
dengan Gangguan Kulit.
3.7.2. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
dalam kasus Li / Organ pada pasien
dengan Gangguan Kulit.

3.8. Menentukan tehnik pencabutan jarum 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Bu
berdasarkan diagnosis pada pasien dengan Gangguan Kulit
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Xie
pada pasien dengan Gangguan Kulit.

4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pada pasien Gangguan Kulit moksibusi pada pasien Gangguan Kulit
4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien Gangguan Kulit

4.2. Menciptakan suasana yang kondusif dalam 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi psikologis
melakukan persiapan pasien untuk untuk menciptakan suasana kondusif dalam
tatalaksana terapi melakukan persiapan pasien untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

moksibusi pada pasien Gangguan Kulit


4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan dan
pencabutan jarum untuk tatalaksana
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
Gangguan Kulit

4.3. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.3.1. Tehnik menentukan Ukuran Jarum
menggunakan jarum sesuai dengan berdasarkan lokasi titik akupunktur
diagnosis pasien mengikuti Prosedur 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik Bu
Operasional Standar sesuai dengan diagnosis pasien pada
Gangguan Kulit
4.3.3. Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik Xie
sesuai dengan diagnosis pasien pada
Gangguan Kulit

4.4. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.4.1. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
elektroakupunktur sesuai dengan diagnosis pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
pasien mengikuti Prosedur Operasional pasien pada Gangguan Kulit
Standar 4.4.2. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
pada kasus Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada Gangguan Kulit
4.4.3. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
dengan pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada Gangguan
Kulit
4.4.4. Indikasi dan Kontra Indikasi penggunaan
Elektro Akupunktur

4.5. Melakukan terapi akupunktur dengan alat 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
penunjang terapi sesuai dengan diagnosis pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
pasien mengikuti Prosedur Operasional pasien pada Gangguan Kulit

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Standar 4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi


pada kasus Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada Gangguan Kulit
4.5.3. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
dengan pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada Gangguan
Kulit

4.6. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
mengikuti Prosedur Operasional Standar pada Gangguan Kulit dengan moksa
batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada Gangguan Kulit dengan moksa
potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada Gangguan Kulit dengan moksa
kerucut

4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis pada
antisepsis pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien moksibusi pada pasien dengan Gangguan
dengan Gangguan Kulit mengikuti Prosedur Kulit mengikuti Prosedur Operasional
Operasional Standar Standar
4.7.2. Tehnik melakukan tindakan antisepsis
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan Gangguan
Kulit mengikuti Prosedur Operasional
Standar

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

4.8. Melakukan tindakan penentuan titik 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
akupunktur pada tatalaksana terapi berdasarkan patokan alamiah anatomi
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien tubuh manusia pada tatalaksana terapi
dengan Gangguan Kulit mengikuti Prosedur akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
Operasional Standar dengan Gangguan Kulit mengikuti Prosedur
Operasional Standar
4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
berdasarkan patokan ukuran Cun pasien
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan Gangguan
Kulit mengikuti Prosedur Operasional
Standar

4.9. Melakukan tindakan penusukan jarum dan 4.9.1. Melakukan tindakan penusukan jarum
alat terapi penunjang lain pada tatalaksana dengan cara Bu pada tatalaksana terapi
terapi akupunktur dan atau moksibusi pada akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
pasien dengan Gangguan Kulit mengikuti dengan Gangguan Kulit mengikuti Prosedur
Prosedur Operasional Standar Operasional Standar.
4.9.2. Melakukan tindakan penusukan jarum
dengan cara Xie pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
dengan Gangguan Kulit mengikuti Prosedur
Operasional Standar.
4.9.3. Mengkombinasikan tindakan penusukan
jarum dengan alat penunjang lain pada
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan Gangguan
Kulit mengikuti Prosedur Operasional
Standar

4.10. Melakukan prosedur evaluasi selama 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
penusukan jarum dan atau moksibusi pemilihan titik pada kelainan organ.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan


pemilihan titik pada kelainan meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
pemilihan jarum dan alat penunjang
akupunktur

4.11. Melakukan perbaikan tehnik penusukan 4.11.1. Tehnik menentukan perubahan titik
jarum dan atau moksibusi bila diperlukan berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
membaik.
4.11.2. Tehnik menentukan perubahan titik
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk.

4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran dan 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
prognosis dalam kaitan dengan Gangguan berdasarkan diagnosis pasien dengan
Kulit mengikuti Prosedur Operasional Gangguan Kulit
Standar 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
berdasarkan usia pasien dengan
Gangguan Kulit
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Luar (PPL) pada Gangguan Kulit
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Dalam (PPD) pada Gangguan
Kulit
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Lain-Lain (PPLL) pada
Gangguan Kulit
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
diagnosis (Shi / Xu) pasien dengan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Gangguan Kulit
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
usia pasien dengan Gangguan Kulit
4.12.8. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
tingkat pendidikan pasien dengan
Gangguan Kulit
4.12.9. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
tingkat sosial ekonomi pasien dengan
Gangguan Kulit

4.13. Menjelaskan kepada pasien dan atau 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
keluarganya mengenai jadwal, anjuran dan pasien dan atau keluarganya mengenai
prognosis dalam kaitan dengan Gangguan jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
Kulit dengan Gangguan Kulit berdasarkan
tingkat pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan Gangguan Kulit berdasarkan
tingkat sosial ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan Gangguan Kulit berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan Gangguan Kulit berdasarkan jenis
kelamin

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan untuk dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.2. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi pelayanan pasien
pelaporan
5.2. Menyusun data hasil tindakan sebagai 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinik
bahan evaluasi dan pelaporan untuk unit 5.2.2. Metode Penelitian
kerja terkait

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK02 . 002 . 01


Standar Kompetensi : Pelayanan Akupunktur pada pasien dengan gangguan fungsi Sistem Endokrin
Waktu : 18 jam @ 50 menit
Teori : 8 jam
Praktik : 10 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan akupunktur pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem Endokrin. Kompetensi ini diterapkan pada semua pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin yang datang ke sarana pelayanan akupunktur

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Melakukan pengumpulan data 1.1. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.1.6. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
untuk identifikasi keadaan pasien dengan gangguan fungsi Sistem Endokrin 1.1.7. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
gangguan fungsi Sistem dengan cara pengamatan dengan gangguan Sistem Endokrin
Endokrin 1.1.8. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
1.1.9. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
1.1.10. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin

1.2. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem Endokrin 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
dengan cara pendengaran dan pasien dengan gangguan Sistem Endokrin
penghiduan 1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin

1.3. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem Endokrin 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara keluhan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

dengan cara wawancara utama pada pasien dengan gangguan


Sistem Endokrin
1.3.3. Tehnik melakukan wawancara keluhan
tambahan pada pasien dengan gangguan
Sistem Endokrin
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan gangguan
Sistem Endokrin

1.4. Melakukan identifikasi data pada pasien 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
dengan gangguan fungsi Sistem Endokrin 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
dengan cara perabaan keluhan pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin.
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Endokrin

1.5. Melakukan pendekatan psikologis pada 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien untuk
pasien untuk menggali informasi yang menggali informasi yang diperlukan untuk
diperlukan untuk menentukan diagnosis menentukan diagnosis gangguan fungsi
Sistem Endokrin
1.5.2. Ilmu Psikologi Klinis

1.6. Memanfaatkan data pengamatan untuk 1.6.1. Teori Dasar Akupunktur


menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.6.2. Tehnik menganalisa data hasil pengamatan
pelaporan untuk menentukan diagnosis , evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Endokrin

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1.7. Memanfaatkan data pendengaran dan 1.7.1. Teori Dasar Akupunktur


penghiduan untuk menentukan 1.7.2. Tehnik menganalisa data hasil pemeriksaan
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pendengaran untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Endokrin
1.7.3. Tehnik menganalisa data hasil pemeriksaan
penghiduan untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Endokrin

1.8. Memanfaatkan data wawancara untuk 1.8.1. Teori Dasar Akupunktur


menentukan diagnosis ,evaluasi dan 1.8.2. Tehnik menganalisa data hasil wawancara
pelaporan keluhan utama untuk menentukan
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Endokrin.
1.8.3. Tehnik menganalisa data hasil wawancara
keluhan tambahan untuk mendukung
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Endokrin.
1.8.4. Tehnik menganalisa data hasil wawancara
riwayat penyakit untuk mendukung
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Endokrin.

1.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
pelaporan daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem Endokrin
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

pasien gangguan fungsi Sistem Endokrin


1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Endokrin di titik Shu belakang untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Endokrin
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
nadi radialis untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Endokrin

1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Kencing Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
Manis (NIDDM) fungsi Sistem Endokrin : Kencing Manis
(NIDDM)
1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin : Kencing Manis
(NIDDM)
1.10.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin : Kencing Manis
(NIDDM)
1.10.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Endokrin : Kencing Manis
(NIDDM)berdasarkan penyebab penyakit.

1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
Kegemukan (Obesitas) fungsi Sistem Endokrin : Kegemukan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

(Obesitas)
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin: Kegemukan
(Obesitas)
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin: Kegemukan
(Obesitas)
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Endokrin: Kegemukan berdasarkan
Penyebab Penyakit

1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom pada 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Banyak Shi dan Xu pada pasien dengan gangguan
berkeringat (Hiperhidrosis) fungsi Sistem Endokrin : Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis)
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Re dan Han pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin : Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis)
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
Biao dan Li pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Endokrin : Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis)
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dgn gangguan fungsi Sistem
Endokrin : Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis) berdasarkan Penyebab
Penyakit

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada fungsi Sistem Endokrin berdasarkan berdasarkan data pengamatan pada pasien
kasus gangguan fungsi Sistem Keluhan Utama sesuai hasil pendataan 4 gangguan fungsi Sistem Endokrin.
Endokrin cara pemeriksaan 2.1.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Endokrin
2.1.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Endokrin.
2.1.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data perabaan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Endokrin
2.1.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6. Teori Penyebab Penyakit

2.2. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
fungsi Sistem Endokrin berdasarkan Letak atau Organ berdasarkan data pengamatan
kelainan sesuai hasil pendataan 4 cara pada pasien gangguan fungsi Sistem
pemeriksaan Endokrin
2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data pendengaran
dan penghiduan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Endokrin
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data wawancara
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Endokrin
2.2.4. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Endokrin.
2.2.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.6. Teori Penyebab Penyakit

2.3. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
fungsi Sistem Endokrin berdasarkan jenis , Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
sifat kelainan sesuai hasil pendataan 4 data pengamatan pada pasien gangguan
cara pemeriksaan. fungsi Sistem Endokrin
2.3.2. Tehnik menentukan menentukan diagnosa
Yin, Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Endokrin
2.3.3. Tehnik menentukan menentukan diagnosa
Yin, Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Endokrin
2.3.4. Tehnik menentukan menentukan diagnosa
Yin, Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data perabaan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Endokrin.
2.3.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6. Teori Penyebab Penyakit

2.4. Menegakan diagnosis kasus gangguan 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL,
fungsi Sistem Endokrin berdasarkan berdasarkan data pengamatan pada
penyebab penyakit yang menunjang pasien gangguan fungsi Sistem Endokrin
keluhan utama sesuai hasil pendataan 4 2.4.2. Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL
cara pemeriksaan berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Endokrin
2.4.3. Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

berdasarkan data wawancara pada pasien


gangguan fungsi Sistem Endokrin
2.4.4. Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL
berdasarkan data perabaan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Endokrin.
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit

2.5. Menganalisa data pasien pada kasus 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Kencing Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Manis (NIDDM), Kegemukan (Obesitas), Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
Banyak berkeringat (Hiperhidrosis) yang (Hiperhidrosis) berdasarkan Sindrom Yin
telah didokumentasikan berdasarkan 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
sindrom Yin dan Yang Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis) berdasarkan Sindrom Yang

2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Kencing Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Manis (NIDDM), Kegemukan (Obesitas), Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
Banyak berkeringat (Hiperhidrosis) yang (Hiperhidrosis) berdasarkan sindrom Shi
yang telah didokumentasikan berdasarkan 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
sindrom Shi dan Xu Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis) berdasarkan sindrom Xu.

2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Kencing Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Manis (NIDDM), Kegemukan (Obesitas), Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
Banyak berkeringat (Hiperhidrosis) yang (Hiperhidrosis) berdasarkan sindrom Biao
yang telah didokumentasikan berdasarkan 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
sindrom Biao dan Li Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat


(Hiperhidrosis) berdasarkan sindrom Li

2.8. Menganalisa data pasien pada kasus 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Kencing Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Manis (NIDDM), Kegemukan (Obesitas), Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
Banyak berkeringat (Hiperhidrosis) yang (Hiperhidrosis) berdasarkan sindrom Re
telah didokumentasikan berdasarkan 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
sindrom Re dan Han Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis) berdasarkan sindrom Han

2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi Sistem Endokrin : Kencing Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Manis (NIDDM), Kegemukan (Obesitas), Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
Banyak berkeringat (Hiperhidrosis) yang (Hiperhidrosis) berdasarkan penyebab
telah didokumentasikan berdasarkan penyakit luar
Konsep Penyebab Penyakit 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis) berdasarkan penyebab
penyakit dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
Sistem Endokrin : Kencing Manis (NIDDM),
Kegemukan (Obesitas), Banyak berkeringat
(Hiperhidrosis) berdasarkan penyebab
penyakit lain-lain

3. Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Merencanakan terapi kausal berdasarkan 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
pada gangguan fungsi Sistem atas dasar keluhan utama pada gangguan keluhan utama pada gangguan Sistem
Endokrin berdasarkan diagnosis Sistem Endokrin. Endokrin kasus Shi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

akupunktur yang ditegakkan 3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan


keluhan utama pada gangguan Sistem
Endokrin kasus Xu
3.1.3. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Endokrin kasus Biao
3.1.4. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Endokrin kasus Li
3.1.5. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Endokrin kasus Re
3.1.6. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Endokrin kasus Han

3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.1. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
gangguan Sistem Endokrin. pasien dengan gangguan Sistem Endokrin
3.2.2. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin
3.2.3. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin

3.3. Merencanakan terapi suplemen 3.3.1. Tehnik menentukan titik suplemen


berdasarkan atas dasar kondisi pasien berdasarkan penyakit akut pada pasien
pada gangguan Sistem Endokrin. dengan gangguan Sistem Endokrin
3.3.2. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan penyakit kronis pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

3.3.3. Tehnik menentukan titik suplemen


berdasarkan usia pasien gangguan Sistem
Endokrin

3.4. Menjelaskan kepada pasien dan atau 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi mengenai
keluarganya mengenai rencana terapi rencana terapi menggunakan jarum
akupunktur yang akan dilakukan akupunktur pada pasien dengan gangguan
Sistem Endokrin
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa pada
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada gangguan Sistem
Endokrin

3.5. Menentukan alat yang dipergunakan 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Re
sebagai alat terapi pada pasien dgn. pada pasien dengan gangguan Sistem
gangguan Sistem Endokrin. Endokrin.
3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Han
pada pasien dengan gangguan Sistem
Endokrin.
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan gangguan
Sistem Endokrin.

3.6. Menentukan lokasi titik akupunktur yang 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
akan digunakan sesuai dengan diagnosis yang akan digunakan dalam kasus Biao
pada pasien dengan gangguan Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Endokrin.
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan dalam kasus Li pada
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin.

3.7. Menentukan tehnik manipulasi Bu atau 3.7.1. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
Xie berdasarkan diagnosis dalam kasus Biao / meridian pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin.
3.7.2. Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
dalam kasus Li / Organ pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin.

3.8. Menentukan tehnik pencabutan jarum 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Bu
berdasarkan diagnosis pada pasien dengan gangguan Sistem
Endokrin.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Xie
pada pasien dengan gangguan Sistem
Endokrin

4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pada pasien gangguan fungsi moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Endokrin Sistem Endokrin
4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Endokrin

4.2. Menciptakan suasana yang kondusif 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi untuk
dalam melakukan persiapan pasien untuk menciptakan suasana kondusif dalam
tatalaksana terapi melakukan persiapan pasien untuk

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

tatalaksana terapi akupunktur dan atau


moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Endokrin
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan dan
pencabutan jarum untuk tatalaksana
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
gangguan fungsi Sistem Endokrin
4.2.3. Tehnik menentukan Ukuran Jarum
berdasarkan lokasi titik akupunktur

4.3. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.3.1. Tehnik menentukan ukuran jarum
menggunakan jarum sesuai dengan berdasarkan lokasi titik akupunktur
diagnosis pasien mengikuti Prosedur 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan tehnik Bu
Operasional Standar sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Endokrin
4.3.3. Tehnik melakukan terapi dengan tehnik Xie
sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Endokrin

4.4. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.4.1. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
elektroakupunktur sesuai dengan pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti Prosedur pasien pada gangguan fungsi Sistem
Operasional Standar Endokrin
4.4.2. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
pada kasus Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Endokrin
4.4.3. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
dengan pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Endokrin

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

4.5. Melakukan terapi akupunktur dengan alat 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
penunjang terapi sesuai dengan diagnosis pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
pasien mengikuti Prosedur Operasional pasien pada gangguan fungsi Sistem
Standar Endokrin
4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
pada kasus Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Endokrin
4.5.3. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
dengan pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Endokrin

4.6. Melakukan terapi akupunktur dengan 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
mengikuti Prosedur Operasional Standar pada gangguan fungsi Sistem Endokrin
dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Endokrin
dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Endokrin
dengan moksa kerucut

4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis pada
antisepsis pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
akupunktur dan atau moksibusi pada moksibusi pada pasien dengan gangguan
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin Sistem Endokrin mengikuti Prosedur
mengikuti Prosedur Operasional Standar Operasional Standar

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

4.7.2. Tehnik melakukan tindakan antisepsis


pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Endokrin mengikuti Prosedur
Operasional Standar

4.8. Melakukan tindakan penentuan titik 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
akupunktur pada tatalaksana terapi berdasarkan patokan anatomi tubuh
akupunktur dan atau moksibusi pada manusia pada tatalaksana terapi akupunktur
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin dan atau moksibusi pada pasien dengan
mengikuti Prosedur Operasional Standar gangguan Sistem Endokrin mengikuti
Prosedur Operasional Standar
4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
berdasarkan patokan ukuran Cun pasien
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Endokrin / Sistem Respiratorius
mengikuti Prosedur Operasional Standar

4.9. Melakukan tindakan penusukan jarum 4.9.1. Melakukan tindakan penusukan jarum
dan alat terapi penunjang lain pada dengan cara Bu pada tatalaksana terapi
tatalaksana terapi akupunktur dan atau akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
moksibusi pada pasien dengan gangguan dengan gangguan Sistem Endokrin
Sistem Endokrin mengikuti Prosedur mengikuti Prosedur Operasional Standar.
Operasional Standar 4.9.2. Melakukan tindakan penusukan jarum
dengan cara Xie pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
mengikuti Prosedur Operasional Standar.
4.9.3. Mengkombinasikan tindakan penusukan
jarum dengan alat penunjang lain pada
tatalaksana terapi akupunktur dan atau

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

moksibusi pada pasien dengan gangguan


Sistem Endokrin mengikuti Prosedur
Operasional Standar

4.10. Melakukan prosedur evaluasi selama 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
penusukan jarum dan atau moksibusi pemilihan titik pada kelainan organ.
4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
pemilihan titik pada kelainan meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
pemilihan jarum dan alat penunjang
akupunktur

4.11. Melakukan perbaikan tehnik penusukan 4.11.1. Tehnik menentukan perubahan titik
jaruk dan atau moksibusi bila diperlukan berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
membaik.
4.11.2. Tehnik menentukan perubahan titik
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk.

4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran dan 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
prognosis dalam kaitan dengan gangguan berdasarkan diagnosis pasien dengan
Sistem Endokrin mengikuti Prosedur gangguan Sistem Endokrin
Operasional Standar 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
berdasarkan usia pasien dengan gangguan
Sistem Endokrin
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Luar (PPL) pada gangguan
Sistem Endokrin
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Dalam (PPD) pada gangguan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Sistem Endokrin
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Lain-Lain (PPLL) pada gangguan
Sistem Endokrin
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan diagnosis (Shi / Xu) pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan usia pasien dengan gangguan
Sistem Endokrin
4.12.8. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat pendidikan pasien
dengan gangguan Sistem Endokrin
4.12.9. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
pasien dengan gangguan Sistem Endokrin

4.13. Menjelaskan kepada pasien dan atau 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
keluarganya mengenai jadwal, anjuran dan pasien dan atau keluarganya mengenai
prognosis dalam kaitan dengan gangguan jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
Sistem Endokrin dengan gangguan Sistem Endokrin
berdasarkan tingkat pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Endokrin
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Endokrin

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Endokrin
berdasarkan jenis kelamin

5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.2. Metode Penelitian
untuk bahan pemantauan, dokumentasi pelayanan pasien
evaluasi dan pelaporan
5.2. Menyusun data hasil tindakan sebagai 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinik
bahan evaluasi dan pelaporan untuk unit 5.2.2. Metode Penelitian
kerja terkait

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : (2) dua
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK02 . 007 . 01


Standar Kompetensi : Pelayanan Akupunktur pada pasien dengan gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal
Waktu : 24 jam @ 50 menit
Teori : 8 jam
Praktik : 10 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan akupunktur pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal. Kompetensi ini diterapkan pada semua pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal yang datang ke sarana pelayanan akupunktur

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Melakukan pengumpulan data 1.1. Melakukan identifikasi data 1.6.2. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
untuk identifikasi keadaan pasien pada pasien dengan gangguan 1.6.3. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
gangguan fungsi Sistem fungsi Sistem Muskuloskeletal dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
Muskuloskeletal dengan Cara Pengamatan 1.6.4. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
1.6.5. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
1.6.6. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
1.2. Melakukan identifikasi data 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pada pasien dengan gangguan 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
fungsi Sistem Muskuloskeletal pasien dengan gangguan Sistem
dengan cara pendengaran dan Muskuloskeletal
penghiduan 1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan pada
pasien dengan gangguan Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Muskuloskeletal
1.3. Melakukan identifikasi data
pada pasien dengan gangguan 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
fungsi Sistem Muskuloskeletal 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara keluhan
dengan cara wawancara utama pada pasien dengan gangguan
Sistem Muskuloskeletal
1.3.3. Tehnik melakukan wawancara keluhan
tambahan pada pasien dengan gangguan
Sistem Muskuloskeletal
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan gangguan
Sistem Muskuloskeletal
1.4. Melakukan identifikasi data
pada pasien dengan gangguan 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
fungsi Sistem Muskuloskeletal 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
dengan cara perabaan keluhan pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Muskuloskeletal.
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
1.5. Melakukan pendekatan
psikologis pada pasien untuk 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien untuk
menggali informasi yang menggali informasi yang diperlukan untuk
diperlukan untuk menentukan menentukan diagnosis gangguan fungsi
diagnosis Sistem Muskuloskeletal
1.5.2. Ilmu Psikologi Klinis
1.6. Memanfaatkan data
pengamatan untuk menentukan 1.6.1. Teori Dasar Akupunktur
diagnosis,evaluasi dan pelaporan 1.6.2. Tehnik menganalisa data hasil
pengamatan Sen untuk menentukan
diagnosis , evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Muskuloskeletal
1.6.3. Tehnik menganalisa data hasil
pengamatan Se untuk menentukan
diagnosis , evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
1.6.4. Tehnik menganalisa data hasil
pengamatan Sing Tay untuk menentukan
diagnosis , evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
1.7. Memanfaatkan data
pendengaran dan penghiduan 1.7.1. Teori Dasar Akupunktur
untuk menentukan 1.7.2. Tehnik menganalisa data hasil
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pemeriksaan pendengaran untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Muskuloskeletal
1.7.3. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan penghiduan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Muskuloskeletal
1.8. Memanfaatkan data wawancara
untuk menentukan diagnosis 1.8.1. Teori Dasar Akupunktur
,evaluasi dan pelaporan 1.8.2. Tehnik menganalisa data hasil wawancara
keluhan utama untuk menentukan
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal.
1.8.3. Tehnik menganalisa data hasil wawancara
keluhan tambahan untuk mendukung
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.8.4. Tehnik menganalisa data hasil wawancara
riwayat penyakit untuk mendukung
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal.
1.9. Memanfaatkan data perabaan
untuk menentukan 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
diagnosis,evaluasi dan pelaporan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal di titik Shu belakang
untuk menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Muskuloskeletal
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
nadi radialis untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal
1.10. Menjelaskan sindrom dan
simptom pada gangguan fungsi 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
sistem Muskuloskeletal : Kejang simptom Shi dan Xu pada pasien
Otot Leher (Tortikolis) dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Kejang Otot Leher
(Tortikolis)
1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Kejang Otot Leher
(Tortikolis)
1.10.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Kejang Otot Leher
(Tortikolis)
1.10.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Kejang Otot Leher
(Tortikolis) berdasarkan penyebab
penyakit
1.11. Menjelaskan sindrom dan
simptom pada gangguan fungsi 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
sistem Muskuloskeletal : Kejang simptom Shi dan Xu pada pasien
Otot (Muskulus Spasmus) dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Kejang Otot (Muskulus
Spasmus)
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal: Kejang Otot (Muskulus
Spasmus)
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal: Kejang Otot (Muskulus
Spasmus)
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal: Kejang Otot (Muskulus
Spasmus) berdasarkan Penyebab
Penyakit
1.12. Menjelaskan sindrom dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


simptom pada gangguan fungsi 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
sistem Muskuloskeletal : Nyeri simptom Shi dan Xu pada pasien
Bokong (Isialgia) dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Nyeri Bokong (Isialgia)
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Nyeri Bokong (Isialgia)
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Nyeri Bokong (Isialgia)
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Nyeri Bokong (Isialgia)
berdasarkan Penyebab Penyakit
1.13. Menjelaskan sindrom dan
simptom pada gangguan fungsi 1.13.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
sistem Muskuloskeletal : Nyeri simptom Shi dan Xu pada pasien
Pinggang (Lumbago) dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Nyeri Pinggang
(Lumbago)
1.13.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Nyeri Pinggang
(Lumbago)
1.13.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Nyeri Pinggang
(Lumbago)
1.13.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Nyeri Pinggang

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


(Lumbago) berdasarkan Penyebab
Penyakit
1.14. Menjelaskan sindrom dan simptom
pada gangguan fungsi sistem 1.14.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
Muskuloskeletal : Nyeri Lengan – simptom Shi dan Xu pada pasien
Bahu (Shoulder Arm / Frozen dengan gangguan fungsi Sistem
Shoulder Syndrome) Muskuloskeletal : Nyeri Lengan – Bahu
(Shoulder Arm / Frozen Shoulder
Syndrome)
1.14.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Nyeri Lengan – Bahu
(Shoulder Arm / Frozen Shoulder
Syndrome)
1.14.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Nyeri Lengan – Bahu
(Shoulder Arm / Frozen Shoulder
Syndrome)
1.14.4. Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal : Nyeri Lengan – Bahu
(Shoulder Arm / Frozen Shoulder
Syndrome) berdasarkan Penyebab
Penyakit

2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus 2.1.1. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data yang valid pada gangguan fungsi sistem berdasarkan data pemeriksaan Pengamatan
kasus gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal berdasarkan data pada pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal Keluhan Utama sesuai hasil Muskuloskeletal.
pendataan 4 cara pemeriksaan 2.1.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Pendengaran dan Penghiduan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal
2.1.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal.
2.1.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan Perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
2.1.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6. Teori Penyebab Penyakit

2.2. Menegakan diagnosis kasus 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
gangguan fungsi sistem atau Organ berdasarkan data pengamatan
Muskuloskeletal berdasarkan Letak pada pasien gangguan fungsi Sistem
kelainan sesuai hasil pendataan 4 Muskuloskeletal
cara pemeriksaan 2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data wawancara
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
2.2.4. Tehnik menentukan letak kelainan Meridian
atau Organ berdasarkan data perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal.
2.2.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.6. Teori Penyebab Penyakit

2.3. Menegakan diagnosis kasus 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
gangguan fungsi sistem Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
Muskuloskeletal berdasarkan jenis , data pengamatan pada pasien gangguan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


sifat kelainan sesuai hasil fungsi Sistem Muskuloskeletal
pendataan 4 cara pemeriksaan. 2.3.2. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
2.3.3. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data wawancara pada pasien gangguan
fungsi Sistem Muskuloskeletal
2.3.4. Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data perabaan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Muskuloskeletal.
2.3.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6. Teori Penyebab Penyakit

2.4. Menegakan diagnosis kasus 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL,
gangguan fungsi sistem berdasarkan data pengamatan pada
Muskuloskeletal berdasarkan pasien gangguan fungsi Sistem
penyebab penyakit yang Muskuloskeletal
menunjang keluhan utama sesuai 2.4.2. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
hasil pendataan 4 cara pemeriksaan berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Muskuloskeletal
2.4.3. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data wawancara pada pasien
gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal
2.4.4. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal.
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit

2.5. Menganalisa data pasien pada kasus 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


gangguan fungsi Muskuloskeletal : Muskuloskeletal : Kejang otot leher
Kejang otot leher (tortikolis), Kejang (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
otot (muskulus spasmus), Nyeri Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
Bokong (isialgia), Nyeri pinggang (lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
(lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
Shoulder Arm / Frozen Shoulder berdasarkan Sindrom Yin
Syndrome) yang telah 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
didokumentasikan berdasarkan Muskuloskeletal : Kejang otot leher
sindrom Yin dan Yang (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
(lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
berdasarkan Sindrom Yang

2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi sistem Muskuloskeletal : Kejang otot leher
Muskuloskeletal: Kejang otot leher (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
(tortikolis), Kejang otot (muskulus Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
spasmus), Nyeri Bokong (isialgia), (lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Nyeri pinggang (lumbago), Nyeri Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
Lengan – bahu ( Shoulder Arm / berdasarkan sindrom Shi
Frozen Shoulder Syndrome) yang 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
telah didokumentasikan Muskuloskeletal : Kejang otot leher
berdasarkan sindrom Shi dan Xu (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
(lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
berdasarkan sindrom Xu.

2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi sistem Muskuloskeletal : Kejang otot leher
Muskuloskeletal : Kejang otot leher (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
(tortikolis), Kejang otot (muskulus Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
spasmus), Nyeri Bokong (isialgia), (lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Nyeri pinggang (lumbago), Nyeri Arm / Frozen Shoulder Syndrome)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Lengan – bahu ( Shoulder Arm / berdasarkan sindrom Biao
Frozen Shoulder Syndrome) yang 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
telah didokumentasikan Muskuloskeletal : Kejang otot leher
berdasarkan sindrom Biao dan Li (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
(lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
berdasarkan sindrom Li

2.8. Menganalisa data pasien pada 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
kasus gangguan fungsi sistem Muskuloskeletal : Kejang otot leher
Muskuloskeletal : Kejang otot leher (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
(tortikolis), Kejang otot (muskulus Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
spasmus), Nyeri Bokong (isialgia), (lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Nyeri pinggang (lumbago), Nyeri Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
Lengan – bahu ( Shoulder Arm / berdasarkan sindrom Re
Frozen Shoulder Syndrome) yang 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
telah didokumentasikan Muskuloskeletal : Kejang otot leher
berdasarkan sindrom Re dan Han (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
(lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
berdasarkan sindrom Han

2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
gangguan fungsi sistem Muskuloskeletal : Kejang otot leher
Muskuloskeletal : Kejang otot leher (tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
(tortikolis), Kejang otot (muskulus Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
spasmus), Nyeri Bokong (isialgia), (lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Nyeri pinggang (lumbago), Nyeri Arm / Frozen Shoulder
Lengan – bahu ( Shoulder Arm / Syndrome)berdasarkan penyebab penyakit
Frozen Shoulder Syndrome)yang luar
telah didokumentasikan berdasarkan 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
Konsep Penyebab Penyakit Muskuloskeletal : Kejang otot leher
(tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
(lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
berdasarkan penyebab penyakit dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus gangguan fungsi
Muskuloskeletal : Kejang otot leher
(tortikolis), Kejang otot (muskulus spasmus),
Nyeri Bokong (isialgia), Nyeri pinggang
(lumbago), Nyeri Lengan – bahu ( Shoulder
Arm / Frozen Shoulder Syndrome)
berdasarkan penyebab penyakit lain-lain

3. Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
pada gangguan fungsi Sistem berdasarkan atas dasar keluhan keluhan utama pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal berdasarkan utama pada gangguan Sistem Muskuloskeletal kasus Shi
diagnosis akupunktur yang Muskuloskeletal. 3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
ditegakkan keluhan utama pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal kasus Xu
3.1.3. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal kasus Biao
3.1.4. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal kasus Li
3.1.5. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal kasus Re
3.1.6. Tehnik penentuan terapi kausal berdasarkan
keluhan utama pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal kasus Han

3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.7. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
gangguan Sistem Muskuloskeletal. pasien dengan gangguan Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Muskuloskeletal
3.2.8. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Muskuloskeletal
3.2.9. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Muskuloskeletal

3.3. Merencanakan terapi suplemen 3.3.1. Tehnik menentukan titik suplemen


berdasarkan atas dasar kondisi berdasarkan penyakit akut pada pasien
pasien pada gangguan Sistem dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
Muskuloskeletal. 3.3.2. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan penyakit kronis pada pasien
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
3.3.3. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Muskuloskeletal

3.4. Menjelaskan kepada pasien dan 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi mengenai
atau keluarganya mengenai rencana terapi menggunakan jarum
rencana terapi akupunktur Yang akupunktur pada pasien dengan gangguan
akan dilakukan Sistem Muskuloskeletal
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa pada
pasien dengan gangguan Sistem
Muskuloskeletal
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur lain pada pasien
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada gangguan Sistem
Muskuloskeletal

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


3.5. Menentukan alat yang 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Re
dipergunakan sebagai alat terapi pada pasien dengan gangguan Sistem
pada pasien dgn. gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Muskuloskeletal. 3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Han
pada pasien dengan gangguan Sistem
Muskuloskeletal.
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan gangguan
Sistem Muskuloskeletal.

3.6. Menentukan lokasi titik 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
akupunktur yang akan digunakan yang akan digunakan dalam kasus Biao
sesuai dengan diagnosis Meridian pada pasien dengan gangguan
Sistem Muskuloskeletal.
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan dalam kasus Li
Organ pada pasien dengan gangguan
Sistem Muskuloskeletal.

3.7. Menentukan tehnik manipulasi Bu 3.7.1. Tehnik menentukan manipulasi Bu atau


atau Xie berdasarkan diagnosis Xie dalam kasus Biao / meridian pada
pasien dengan gangguan Sistem
Muskuloskeletal.
3.7.2. Tehnik menentukan manipulasi Bu atau
Xie dalam kasus Li / Organ pada pasien
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal.

3.8. Menentukan tehnik pencabutan 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Bu
jarum berdasarkan diagnosis pada pasien dengan gangguan Sistem
Muskuloskeletal.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Xie
pada pasien dengan gangguan Sistem
Muskuloskeletal.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pada pasien gangguan fungsi moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Muskuloskeletal Sistem Muskuloskeletal
4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Muskuloskeletal
4.1.3.
4.2. Menciptakan suasana yang 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi psikologis
kondusif dalam melakukan untuk menciptakan suasana kondusif dalam
persiapan pasien untuk tatalaksana melakukan persiapan pasien untuk
terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Muskuloskeletal
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan dan
pencabutan jarum untuk tatalaksana
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal

4.3. Melakukan terapi akupunktur 4.3.1. Tehnik menentukan Ukuran Jarum


dengan menggunakan jarum berdasarkan lokasi titik akupunktur
sesuai dengan diagnosis pasien 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik Bu
mengikuti Prosedur Operasional sesuai dengan diagnosis pasien pada
Standar gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal
4.3.3. Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik Xie
sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Muskuloskeletal

4.4. Melakukan terapi akupunktur 4.4.1. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur


dengan elektroakupunktur sesuai pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
dengan diagnosis pasien mengikuti pasien pada gangguan fungsi Sistem
Prosedur Operasional Standar Muskuloskeletal

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


4.4.2. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
pada kasus Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
4.4.3. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
dengan pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Muskuloskeletal
4.4.4. Indikasi dan Kontra Indikasi penggunaan
Elektro Akupunktur

4.5. Melakukan terapi akupunktur 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
dengan alat penunjang terapi pada kasus Shi sesuai dengan diagnosis
sesuai dengan diagnosis pasien pasien pada gangguan fungsi Sistem
mengikuti Prosedur Operasional Muskuloskeletal
Standar 4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang terapi
pada kasus Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal
4.5.3. Tehnik menggunakan alat elektroakupunktur
dengan pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Muskuloskeletal

4.6. Melakukan terapi akupunktur 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
dengan moksa sesuai dengan moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
diagnosis pasien mengikuti Prosedur pada gangguan fungsi Sistem
Operasional Standar Muskuloskeletal dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem
Muskuloskeletal dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Muskuloskeletal dengan moksa kerucut

4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis pada
antisepsis pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
akupunktur dan atau moksibusi pada moksibusi pada pasien dengan gangguan
pasien dengan gangguan sistem Sistem Muskuloskeletal mengikuti Prosedur
Muskuloskeletal mengikuti Prosedur Operasional Standar
Operasional Standar 4.7.2. Tehnik melakukan tindakan antisepsis
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Muskuloskeletal mengikuti Prosedur
Operasional Standar

4.8. Melakukan tindakan penentuan 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
titik akupunktur pada tatalaksana berdasarkan patokan alamiah anatomi
terapi akupunktur dan atau tubuh manusia pada tatalaksana terapi
moksibusi pada pasien dengan akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
gangguan sistem Muskuloskeletal dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
mengikuti Prosedur Operasional mengikuti Prosedur Operasional Standar
Standar 4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
berdasarkan patokan ukuran Cun pasien
pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Muskuloskeletal mengikuti Prosedur
Operasional Standar

4.9. Melakukan tindakan penusukan 4.9.1. Melakukan tindakan penusukan jarum


jarum dan alat terapi penunjang dengan cara Bu pada tatalaksana terapi
lain pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
akupunktur dan atau moksibusi pada dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
pasien dengan gangguan sistem mengikuti Prosedur Operasional Standar.
Muskuloskeletal mengikuti Prosedur 4.9.2. Melakukan tindakan penusukan jarum
Operasional Standar dengan cara Xie pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


mengikuti Prosedur Operasional Standar.
4.9.3. Mengkombinasikan tindakan penusukan
jarum dengan alat penunjang lain pada
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Muskuloskeletal mengikuti Prosedur
Operasional Standar

4.10. Melakukan prosedur evaluasi 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
selama penusukan jarum dan atau pemilihan titik pada kelainan organ.
moksibusi 4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
pemilihan titik pada kelainan meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi berdasarkan
pemilihan jarum dan alat penunjang
akupunktur

4.11. Melakukan perbaikan tehnik 4.11.3. Tehnik menentukan perubahan titik


penusukan jaruk dan atau moksibusi berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
bila diperlukan membaik.
4.11.4. Tehnik menentukan perubahan titik
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk.

4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
dan prognosis dalam kaitan berdasarkan diagnosis pasien dengan
dengan gangguan sistem gangguan Sistem Muskuloskeletal
Muskuloskeletal mengikuti Prosedur 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
Operasional Standar berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Muskuloskeletal
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Luar (PPL) pada gangguan
Sistem Muskuloskeletal
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Penyakit Dalam (PPD) pada gangguan
Sistem Muskuloskeletal
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Lain-Lain (PPLL) pada gangguan
Sistem Muskuloskeletal
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
diagnosis (Shi / Xu) pasien dengan
gangguan Sistem Muskuloskeletal
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
usia pasien dengan gangguan Sistem
Muskuloskeletal
4.12.8. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
tingkat pendidikan pasien dengan
gangguan Sistem Muskuloskeletal
4.12.9. Tehnik menentukan prognosis berdasarkan
tingkat sosial ekonomi pasien dengan
gangguan Sistem Muskuloskeletal

4.13. Menjelaskan kepada pasien dan 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
atau keluarganya mengenai jadwal, pasien dan atau keluarganya mengenai
anjuran dan prognosis dalam jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
kaitan dengan gangguan sistem dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
Muskuloskeletal berdasarkan tingkat pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi kepada

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam kaitan
dengan gangguan Sistem Muskuloskeletal
berdasarkan jenis kelamin

5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinik
tindakan yang telah dilakukan untuk dilakukan secara jelas sebagai 5.1.2. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan bahan dokumentasi pelayanan
pelaporan pasien

5.2. Menyusun data hasil tindakan 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinik


sebagai bahan evaluasi dan 5.2.2. Metode Penelitian
pelaporan untuk unit kerja terkait

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : (2) dua
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK02 . 008 .01.


Standar Kompetensi : Pelayanan Akupunktur pada pasien dengan gangguan fungsi Sistem Reproduksi
Waktu : 18 jam @ 50 menit
Teori : 8 jam
Praktik : 10 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan akupunktur pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem Reproduksi.
Kompetensi ini diterapkan pada semua pasien dengan gangguan fungsi Sistem Reproduksi yang
datang ke sarana pelayanan akupunktur.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Melakukan pengumpulan data untuk 1.1. Melakukan identifikasi data pada 1.1.6. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien gangguan pasien dengan gangguan fungsi 1.1.7. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
fungsi Sistem Reproduksi Sistem Reproduksi dengan cara dengan gangguan fungsi Sistem
pengamatan. Reproduksi
1.1.8. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
1.1.9. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
1.1.10. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi

1.2. Melakukan identifikasi data pada 1.2.1 Tehnik pengisian Kartu Data Pasien

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


pasien dengan gangguan fungsi 1.2.2 Tehnik melakukan pendengaran pada
Sistem Reproduksi dengan cara pasien dengan gangguan fungsi Sistem
pendengaran dan penghiduan Reproduksi
1.2.3 Tehnik melakukan penghiduan pada
pasien dengan Sistem Reproduksi

1.3. Melakukan identifikasi data pada 1.3.1 Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi 1.3.2 Tehnik melakukan wawancara keluhan
Sistem Reproduksi dengan cara utama pada pasien dengan gangguan
wawancara fungsi Sistem Reproduksi
1.3.3 Tehnik melakukan wawancara keluhan
tambahan pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Reproduksi
1.3.4 Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Reproduksi

1.4. Melakukan identifikasi data pada 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan fungsi 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
Sistem Reproduksi dengan cara keluhan pada pasien dengan gangguan
perabaan fungsi Sistem Reproduksi
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Reproduksi
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi

1.5. Melakukan pendekatan psikologis 1.5.1 Tehnik komunikasi terhadap pasien untuk
pada pasien untuk menggali informasi menggali informasi yang diperlukan untuk
yang diperlukan untuk menentukan menentukan diagnosis gangguan fungsi
diagnosis Sistem Reproduksi
1.5.2 Ilmu Psikologi Klinis

1.6. Memanfaatkan data pengamatan 1.6.1 Teori Dasar Akupunktur

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


untuk menentukan diagnosis,evaluasi 1.6.2 Tehnik menganalisa data hasil
dan pelaporan pengamatan untuk menentukan diagnosis
, evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Reproduksi

1.7. Memanfaatkan data pendengaran 1.7.1 Teori Dasar Akupunktur


dan penghiduan untuk menentukan 1.7.2 Tehnik menganalisa data hasil
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pemeriksaan pendengaran untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Reproduksi
1.7.3 Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan penghiduan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Reproduksi

1.8. Memanfaatkan data wawancara 1.8.1 Teori Dasar Akupunktur


untuk menentukan diagnosis 1.8.2 Tehnik menganalisa data hasil wawancara
,evaluasi dan pelaporan keluhan utama untuk menentukan
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Reproduksi.
1.8.3 Tehnik menganalisa data hasil wawancara
keluhan tambahan untuk mendukung
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Reproduksi.
1.8.4 Tehnik menganalisa data hasil wawancara
riwayat penyakit untuk mendukung
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Reproduksi.

1.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1 Tehnik pengisian Kartu Data Pasien

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.9.2 Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
pelaporan daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
1.9.3 Tehnik menganalisa data hasil perabaan di
titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
1.9.4 Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Reproduksi di titik Shu belakang untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Reproduksi
1.9.5 Tehnik menganalisa data hasil perabaan
nadi radialis untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Reproduksi

1.10. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.10.1 Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi Sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
Reproduksi : Lemah sahwat dengan gangguan fungsi Sistem
(disfungsi ereksi) Reproduksi : Lemah sahwat (disfungsi
ereksi)
1.10.2 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Lemah sahwat (disfungsi
ereksi)
1.10.3 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Lemah sahwat (disfungsi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


ereksi)
1.10.4 Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Lemah sahwat (disfungsi
ereksi) berdasarkan penyebab penyakit.

1.11. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.11.1 Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi Sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
Reproduksi : Nyeri haid (dismenore) dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Nyeri haid (dismenore)
1.11.2 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Nyeri haid (dismenore)
1.11.3 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Nyeri haid (dismenore)
1.11.4 Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Nyeri haid (dismenore)
berdasarkan Penyebab Penyakit

1.12. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.12.1 Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi Sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
Reproduksi : Keputihan (leukorhoe) dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Keputihan (leukorhoe)
1.12.2 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Keputihan (leukorhoe)
1.12.3 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Keputihan (leukorhoe)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.12.4 Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Keputihan (leukorhoe)
berdasarkan Penyebab Penyakit

1.13. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.14.1 Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan fungsi Sistem simptom Shi dan Xu pada pasien
Reproduksi : Menstruasi tidak dengan gangguan fungsi Sistem
teratur (Irregular Menstruation) Reproduksi : Menstruasi tidak teratur
(Irregular Menstruation)
1.14.2 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Menstruasi tidak teratur
(Irregular Menstruation)
1.14.3 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Menstruasi tidak teratur
(Irregular Menstruation)
1.14.4 Tehnik menganalisa sindrom dan simptom
pasien dengan gangguan fungsi Sistem
Reproduksi : Menstruasi tidak teratur
(Irregular Menstruation) berdasarkan
Penyebab Penyakit

2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus 2.1.1 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasakan data yang valid pada gangguan fungsi Sistem Reproduksi berdasarkan data pemeriksaan
kasus gangguan fungsi Sistem berdasarkan Keluhan Utama sesuai Pengamatan pada pasien gangguan
Reproduksi hasil pendataan 4 cara pemeriksaan fungsi Sistem Reproduksi.
2.1.2 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Reproduksi
2.1.3 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Reproduksi.
2.1.4 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan Perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
2.1.5 Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6 Teori Penyebab Penyakit

2.2. Menegakan diagnosis kasus 2.2.1 Tehnik menentukan letak kelainan


gangguan fungsi Sistem Reproduksi Meridian atau Organ berdasarkan data
berdasarkan Letak kelainan sesuai pengamatan pada pasien gangguan
hasil pendataan 4 cara pemeriksaan fungsi Sistem Reproduksi
2.2.2 Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
2.2.3 Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
wawancara pada pasien gangguan fungsi
Sistem Reproduksi
2.2.4 Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
perabaan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Reproduksi.
2.2.5 Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.6 Teori Penyebab Penyakit

2.3. Menegakan diagnosis kasus 2.3.1 Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
gangguan fungsi Sistem Reproduksi Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
berdasarkan jenis , sifat kelainan data pengamatan pada pasien gangguan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


sesuai hasil pendataan 4 cara fungsi Sistem Reproduksi
pemeriksaan. 2.3.2 Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
2.3.3 Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data wawancara pada pasien gangguan
fungsi Sistem Reproduksi
2.3.4 Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data perabaan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Reproduksi.
2.3.5 Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6 Teori Penyebab Penyakit

2.4. Menegakan diagnosis kasus 2.4.1 Tehnik menentukan PPL, PPD dan PPLL,
gangguan fungsi Sistem Reproduksi berdasarkan data pengamatan pada
berdasarkan penyebab penyakit pasien gangguan fungsi Sistem
yang menunjang keluhan utama Reproduksi
sesuai hasil pendataan 4 cara 2.4.2 Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
pemeriksaan berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Reproduksi
2.4.3 Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
2.4.4 Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada pasien
gangguan fungsi Sistem Reproduksi.
2.4.5 Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6 Teori Penyebab Penyakit

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


2.5. Menganalisa data pasien pada kasus 2.5.1 Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Reproduksi fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
meliputi : Lemah Sahwat (disfungsi (disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
ereksi), Nyeri haid (dismenore), Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi teratur (Irregular Menstruation)
tidak teratur (Irregular Menstruation) berdasarkan Sindrom Yin
yang telah didokumentasikan 2.5.2 Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Yin dan Yang fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
(disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
teratur (Irregular Menstruation) Colic
berdasarkan Sindrom Yang

2.6. Menganalisa data pasien pada kasus 2.6.5. Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Reproduksi fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
meliputi : Lemah Sahwat (disfungsi (disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
ereksi), Nyeri haid (dismenore), Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi teratur (Irregular Menstruation)
tidak teratur (Irregular Menstruation) berdasarkan sindrom Shi
yang telah didokumentasikan 2.6.6. Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Shi dan Xu fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
(disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
teratur (Irregular Menstruation)
berdasarkan sindrom Xu.

2.7. Menganalisa data pasien pada kasus 2.7.1 Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Reproduksi fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
meliputi : Lemah Sahwat (disfungsi (disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
ereksi), Nyeri haid (dismenore), Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi teratur (Irregular Menstruation)
tidak teratur (Irregular berdasarkan sindrom Biao
Menstruation)yang telah 2.7.2 Tehnik menganalisa kasus gangguan
didokumentasikan berdasarkan fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
sindrom Biao dan Li (disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
teratur (Irregular Menstruation)
berdasarkan sindrom Li

2.8. Menganalisa data pasien pada kasus 2.8.1 Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Reproduksi fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
meliputi : Lemah Sahwat (disfungsi (disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
ereksi), Nyeri haid (dismenore), Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi teratur (Irregular Menstruation)
tidak teratur (Irregular Menstruation) berdasarkan sindrom Re
yang telah didokumentasikan 2.8.2 Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Re dan Han fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
(disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
teratur (Irregular Menstruation)
berdasarkan sindrom Han

2.9. Menganalisa data pasien pada kasus 2.9.1 Tehnik menganalisa kasus gangguan
gangguan fungsi Sistem Reproduksi fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
meliputi : Lemah Sahwat (disfungsi (disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
ereksi), Nyeri haid (dismenore), Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi teratur (Irregular Menstruation)
tidak teratur (Irregular Menstruation) berdasarkan penyebab penyakit luar
yang telah didokumentasikan 2.9.2 Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan Konsep Penyebab fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
Penyakit (disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
teratur (Irregular Menstruation)
berdasarkan penyebab penyakit dalam
2.9.3 Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi Sistem Reproduksi : Lemah Sahwat
(disfungsi ereksi), Nyeri haid (dismenore),
Keputihan (leukorhoe), Menstruasi tidak
teratur (Irregular Menstruation)
berdasarkan penyebab penyakit lain-lain

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


3. Merencanakan terapi akupunktur pada 3.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1 Tehnik penentuan terapi kausal
gangguan fungsi Sistem Reproduksi berdasarkan atas dasar keluhan berdasarkan keluhan utama pada
berdasarkan Diagnosis akupunktur utama pada gangguan Sistem gangguan Sistem Reproduksi kasus Shi
yang ditegakkan Reproduksi 3.1.2 Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Reproduksi kasus Xu
3.1.3 Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Reproduksi kasus Biao
3.1.4 Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Reproduksi kasus Li
3.1.5 Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Reproduksi kasus Re
3.1.6 Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Reproduksi kasus Han

3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.1 Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
gangguan Sistem Reproduksi pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi
3.2.2 Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi
3.2.3 Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan Sistem Reproduksi

3.3. Merencanakan terapi suplemen 3.3.1 Tehnik menentukan titik suplemen


berdasarkan atas dasar kondisi berdasarkan penyakit akut pada pasien
pasien pada gangguan Sistem dengan gangguan Sistem Reproduksi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Reproduksi 3.3.2 Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan penyakit kronis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi
3.3.3 Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Reproduksi

3.4. Menjelaskan kepada pasien dan 3.4.1 Tehnik penyampaian informasi mengenai
atau keluarganya mengenai rencana terapi menggunakan jarum
rencana terapi akupunktur yang akupunktur pada pasien dengan gangguan
akan dilakukan Sistem Reproduksi
3.4.2 Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa
pada pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi
3.4.3 Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur lain pada pasien
dengan gangguan Sistem Reproduksi
3.4.4 Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada gangguan Sistem
Reproduksi

3.5. Menentukan alat yang dipergunakan 3.5.1 Tehnik memilih alat terapi dalam kasus Re
sebagai alat terapi pada pasien pada pasien dengan gangguan Sistem
dgn. gangguan Sistem Reproduksi. Reproduksi.
3.5.2 Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
Han pada pasien dengan gangguan
Sistem Reproduksi.
3.5.3 Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan
gangguan Sistem Reproduksi.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


3.6. Menentukan lokasi titik 3.6.1 Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
akupunktur yang akan digunakan yang akan digunakan dalam kasus Biao /
sesuai dengan diagnosis Meridian pada pasien dengan gangguan
Sistem Reproduksi.
3.6.2 Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan dalam kasus Li /
Organ pada pasien dengan gangguan
Sistem Reproduksi.

3.7. Menentukan tehnik manipulasi Bu 3.7.1 Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie


atau Xie berdasarkan diagnosis dalam kasus Biao / meridian pada
pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi.
3.7.2 Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
dalam kasus Li / Organ pada pasien
dengan Sistem Reproduksi.

3.8. Menentukan tehnik pencabutan 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Bu
jarum berdasarkan diagnosis pada pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi Xie
pada pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi.

4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1 Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pasien gangguan fungsi Sistem moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Reproduksi Sistem Reproduksi
4.1.2 Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Reproduksi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


4.2. Menciptakan suasana yang 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi
kondusif dalam melakukan psikologis untuk menciptakan suasana
persiapan pasien untuk tatalaksana kondusif dalam melakukan persiapan
terapi pasien untuk tatalaksana terapi akupunktur
dan atau moksibusi pada pasien gangguan
fungsi Sistem Reproduksi
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan dan
pencabutan jarum untuk tatalaksana
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Reproduksi
4.2.3. Tehnik menentukan Ukuran Jarum
berdasarkan lokasi titik akupunktur

4.3. Melakukan terapi akupunktur 4.3.1 Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik
dengan menggunakan jarum Bu sesuai dengan diagnosis pasien pada
sesuai dengan diagnosis pasien gangguan fungsi Sistem Reproduksi
mengikuti Prosedur Operasional 4.3.2 Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik
Standar Xie sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Reproduksi

4.4. Melakukan terapi akupunktur 4.4.1 Tehnik menggunakan alat


dengan elektroakupunktur sesuai elektroakupunktur pada kasus Shi sesuai
dengan diagnosis pasien mengikuti dengan diagnosis pasien pada gangguan
Prosedur Operasional Standar fungsi Sistem Reproduksi
4.4.2 Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur pada kasus Xu sesuai
dengan diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Reproduksi
4.4.3 Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan pertimbangan
usia pasien sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Reproduksi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


4.4.4 Indikasi dan Kontra Indikasi penggunaan
Elektro Akupunktur

4.5. Melakukan terapi akupunktur 4.5.1 Tehnik menggunakan alat penunjang


dengan alat penunjang terapi terapi pada kasus Shi sesuai dengan
sesuai dengan diagnosis pasien diagnosis pasien pada gangguan fungsi
mengikuti Prosedur Operasional Sistem Reproduksi
Standar 4.5.2 Tehnik menggunakan alat penunjang
terapi pada kasus Xu sesuai dengan
diagnosis pasien pada gangguan fungsi
Sistem Reproduksi
4.5.3 Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan pertimbangan
usia pasien sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Reproduksi

4.6. Melakukan terapi akupunktur 4.6.1 Tehnik melakukan tata laksana terapi
dengan moksibusi sesuai dengan moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
diagnosis pasien mengikuti Prosedur pada gangguan fungsi Sistem Reproduksi
Operasional Standar dengan moksa batang
4.6.2 Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Reproduksi
dengan moksa potong
4.6.3 Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis pasien
pada gangguan fungsi Sistem Reproduksi
dengan moksa kerucut

4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1 Tehnik melakukan tindakan asepsis pada
antisepsis pada tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
akupunktur dan atau moksibusi pada moksibusi pada pasien dengan gangguan
pasien dengan gangguan Sistem Sistem Reproduksi mengikuti Prosedur
Reproduksi mengikuti Prosedur Operasional Standar

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Operasional Standar 4.7.2 Tehnik melakukan tindakan antisepsis
pada tatalaksana terapi akupunktur dan
atau moksibusi pada pasien dengan
gangguan Sistem Reproduksi mengikuti
Prosedur Operasional Standar

4.8. Melakukan tindakan penentuan 4.8.1 Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
titik akupunktur pada tatalaksana berdasarkan patokan alamiah anatomi
terapi akupunktur dan atau tubuh manusia pada tatalaksana terapi
moksibusi pada pasien dengan akupunktur dan atau moksibusi pada
gangguan Sistem Reproduksi pasien dengan gangguan Sistem
mengikuti Prosedur Operasional Reproduksi mengikuti Prosedur
Standar Operasional Standar
4.8.2 Tehnik melakukan tindakan penentuan titik
berdasarkan patokan ukuran Cun pasien
pada tatalaksana terapi akupunktur dan
atau moksibusi pada pasien dengan
gangguan Sistem Reproduksi mengikuti
Prosedur Operasional Standar

4.9. Melakukan tindakan penusukan 4.9.1 Melakukan tindakan penusukan jarum


jarum dan alat terapi penunjang dengan cara Bu pada tatalaksana terapi
lain pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau moksibusi pada
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien dengan gangguan Sistem
pasien dengan gangguan Sistem Reproduksi mengikuti Prosedur
Reproduksi mengikuti Prosedur Operasional Standar.
Operasional Standar 4.9.2 Melakukan tindakan penusukan jarum
dengan cara Xie pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi mengikuti Prosedur
Operasional Standar.
4.9.3 Mengkombinasikan tindakan penusukan
jarum dengan alat penunjang lain pada
tatalaksana terapi akupunktur dan atau

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


moksibusi pada pasien dengan Sistem
Reproduksi mengikuti Prosedur
Operasional Standar

4.10. Melakukan prosedur evaluasi 4.10.1 Tehnik menganalisa hasil terapi


selama penusukan jarum dan atau berdasarkan pemilihan titik pada
moksibusi kelainan organ.
4.10.2 Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan titik pada
kelainan meridian
4.10.3 Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan jarum dan alat
penunjang akupunktur

4.11. Melakukan perbaikan tehnik 4.11.1 Tehnik menentukan perubahan titik


penusukan jarum dan atau berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
moksibusi bila diperlukan membaik.
4.11.2 Tehnik menentukan perubahan titik
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk.

4.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran 4.12.1 Tehnik menentukan jadwal terapi
dan prognosis dalam kaitan berdasarkan diagnosis pasien
dengan gangguan Sistem dengan gangguan Sistem Reproduksi
Reproduksi mengikuti Prosedur 4.12.2 Tehnik menentukan jadwal terapi
Operasional Standar berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Reproduksi
4.12.3 Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Luar (PPL) pada
gangguan Sistem Reproduksi
4.12.4 Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Dalam (PPD)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


pada gangguan Sistem Reproduksi
4.12.5 Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Lain-Lain (PPLL)
pada gangguan Sistem Reproduksi
4.12.6 Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan diagnosis (Shi / Xu)
pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi
4.12.7 Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Reproduksi
4.12.8 Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat pendidikan
pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi
4.12.9 Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
pasien dengan gangguan Sistem
Reproduksi

4.13. Menjelaskan kepada pasien dan 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi kepada
atau keluarganya mengenai jadwal, pasien dan atau keluarganya mengenai
anjuran dan prognosis dalam jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem kaitan dengan gangguan Sistem
Reproduksi Reproduksi berdasarkan tingkat
pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem
Reproduksi berdasarkan tingkat sosial
ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem
Reproduksi berdasarkan usia.
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem
Reproduksi berdasarkan jenis kelamin

5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.1. Ilmu Manajemen Klinis
tindakan yang telah dilakukan untuk dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.2. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi pelayanan pasien
pelaporan
5.2. Menyusun data hasil tindakan 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinis
sebagai bahan evaluasi dan 5.2.2. Metode Penelitian
pelaporan untuk unit kerja terkait

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : (2) dua
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK02 . 009 .01.


Standar Kompetensi : Pelayanan Akupunktur pada pasien dengan gangguan fungsi Sistem Perkemihan /Sistem
Urinarius
Waktu : 12 jam @ 50 menit
Teori : 8 jam
Praktik : 10 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan akupunktur pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.
Kompetensi ini diterapkan pada semua pasien dengan gangguan fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius yang datang ke sarana pelayanan akupunktur.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

2. Melakukan pengumpulan data untuk 2.1. Melakukan identifikasi data 1.6.2. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien pada pasien dengan gangguan 1.6.3. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
gangguan fungsi Sistem Perkemihan fungsi Sistem Perkemihan / dengan gangguan fungsi Sistem
/ Sistem Urinarius Sistem Urinarius dengan cara Perkemihan / Sistem Urinarius.
pengamatan. 1.6.4. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
1.6.5. Tehnik pengamatan Singtay pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
1.6.6. Tehnik pemeriksaan Lidah pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


2.2. Melakukan identifikasi data
pada pasien dengan gangguan 1.2.1 Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
fungsi Sistem Perkemihan / 1.2.2 Tehnik melakukan pendengaran pada
Sistem Urinarius dengan cara pasien dengan gangguan fungsi Sistem
pendengaran dan penghiduan Perkemihan / Sistem Urinarius
1.2.3 Tehnik melakukan penghiduan pada
pasien dengan Sistem Perkemihan /
Sistem Urinarius
2.3. Melakukan identifikasi data
pada pasien dengan gangguan 1.3.1 Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
fungsi Sistem Perkemihan / 1.3.2 Tehnik melakukan wawancara keluhan
Sistem Urinarius dengan cara utama pada pasien dengan gangguan
wawancara fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius
1.3.3 Tehnik melakukan wawancara keluhan
tambahan pada pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Perkemihan /
Sistem Urinarius
1.3.4 Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius
2.4. Melakukan identifikasi data
pada pasien dengan gangguan 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
fungsi Sistem Perkemihan / 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
Sistem Urinarius dengan cara keluhan pada pasien dengan gangguan
perabaan fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan
gangguan fungsi Sistem Perkemihan /
Sistem Urinarius
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis pada
pasien dengan gangguan fungsi Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Perkemihan / Sistem Urinarius
2.5. Melakukan pendekatan
psikologis pada pasien untuk 1.5.3 Tehnik komunikasi terhadap pasien untuk
menggali informasi yang menggali informasi yang diperlukan untuk
diperlukan untuk menentukan menentukan diagnosis gangguan fungsi
diagnosis Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
1.5.4 Ilmu Psikologi Klinis
2.6. Memanfaatkan data
pengamatan untuk menentukan 1.6.1 Teori Dasar Akupunktur
diagnosis,evaluasi dan pelaporan 1.6.2 Tehnik menganalisa data hasil
pengamatan untuk menentukan
diagnosis , evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
2.7. Memanfaatkan data
pendengaran dan penghiduan 1.7.1 Teori Dasar Akupunktur
untuk menentukan 1.7.2 Tehnik menganalisa data hasil
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pemeriksaan pendengaran untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
1.7.3 Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan penghiduan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
2.8. Memanfaatkan data wawancara
untuk menentukan diagnosis 1.8.1 Teori Dasar Akupunktur
,evaluasi dan pelaporan 1.8.2 Tehnik menganalisa data hasil
wawancara keluhan utama untuk
menentukan diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.
1.8.3 Tehnik menganalisa data hasil
wawancara keluhan tambahan untuk

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


mendukung diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.
1.8.4 Tehnik menganalisa data hasil
wawancara riwayat penyakit untuk
mendukung diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.
2.9. Memanfaatkan data perabaan
untuk menentukan 1.9.1 Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
diagnosis,evaluasi dan pelaporan 1.9.2 Tehnik menganalisa data hasil perabaan
di daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
1.9.3 Tehnik menganalisa data hasil perabaan
di titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
1.9.4 Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius di titik
Shu belakang untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
1.9.5 Tehnik menganalisa data hasil perabaan
nadi radialis untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
2.10. Menjelaskan data sindrom dan
simptom pada gangguan fungsi 1.10.1 Tehnik menganalisa sindrom dan
Perkemihan / Sistem Urinarius : simptom Shi dan Xu pada pasien

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Ngompol dengan gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius : Ngompol
1.10.2 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius : Ngompol
1.10.3 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius : Ngompol
1.10.4 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius : Ngompol berdasarkan
penyebab penyakit.
2.11. Menjelaskan sindrom dan
simptom pada gangguan fungsi 1.11.1 Tehnik menganalisa sindrom dan
Perkemihan / Sistem Urinarius : simptom Shi dan Xu pada pasien
Renal Colic dengan gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius : Renal
Colic
1.11.2 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius : Renal
Colic
1.11.3 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Lie pada pasien
dengan gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius : Renal
Colic
1.11.4 Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius: Renal Colic berdasarkan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Penyebab Penyakit

2. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus 2.1.1 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasakan data yang valid gangguan fungsi Sistem berdasarkan data pemeriksaan
pada kasus gangguan fungsi Perkemihan / Sistem Urinarius Pengamatan pada pasien gangguan
Sistem Perkemihan / Sistem berdasarkan Keluhan Utama fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius sesuai hasil pendataan 4 cara Urinarius.
pemeriksaan 2.1.2 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
2.1.3 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius.
2.1.4 Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Perabaan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
2.1.5 Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.1.6 Teori Penyebab Penyakit

2.2. Menegakan diagnosis kasus 2.2.1 Tehnik menentukan letak kelainan


gangguan fungsi Sistem Meridian atau Organ berdasarkan data
Perkemihan / Sistem Urinarius pengamatan pada pasien gangguan
berdasarkan Letak kelainan sesuai fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
hasil pendataan 4 cara pemeriksaan Urinarius
2.2.2 Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
pendengaran dan penghiduan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
2.2.3 Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


wawancara pada pasien gangguan
fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius
2.2.4 Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan data
perabaan pada pasien gangguan fungsi
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.
2.2.5 Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.6 Teori Penyebab Penyakit

2.3. Menegakan diagnosis kasus 2.3.1 Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
gangguan fungsi Sistem Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
Perkemihan / Sistem Urinarius data pengamatan pada pasien
berdasarkan jenis , sifat kelainan gangguan fungsi Sistem Perkemihan /
sesuai hasil pendataan 4 cara SistemUrinarius
pemeriksaan. 2.3.2 Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data pendengaran dan penghiduan
pada pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
2.3.3 Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data wawancara pada pasien gangguan
fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius
2.3.4 Tehnik menentukan diagnosa Yin, Yang,
Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li berdasarkan
data perabaan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius.
2.3.5 Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6 Teori Penyebab Penyakit

2.4. Menegakan diagnosis kasus 2.4.1 Tehnik menentukan PPL, PPD dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


gangguan fungsi Sistem PPLL, berdasarkan data pengamatan
Perkemihan / Sistem Urinarius pada pasien gangguan fungsi Sistem
berdasarkan penyebab penyakit Perkemihan / Sistem Urinarius
yang menunjang keluhan utama 2.4.2 Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
sesuai hasil pendataan 4 cara berdasarkan data pendengaran dan
pemeriksaan penghiduan pada pasien gangguan
fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius
2.4.3 Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
2.4.4 Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius.
2.4.5 Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6 Teori Penyebab Penyakit

2.5. Menganalisa data pasien pada 2.5.1 Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi Sistem fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius Urinarius : Ngompol, Renal Colic
meliputi : Ngompol, Renal Colic berdasarkan Sindrom Yin
yang telah didokumentasikan 2.5.2 Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Yin dan fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Yang Urinarius : Ngompol, Renal Colic
berdasarkan Sindrom Yang

2.6. Menganalisa data pasien pada 2.6.7. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi Sistem fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius Urinarius : Ngompol, Renal Colic
meliputi : Ngompol, Renal Colic berdasarkan sindrom Shi
yang telah didokumentasikan 2.6.8. Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Shi dan Xu fungsi Sistem Perkemihan / Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Urinarius : Ngompol, Renal Colic
berdasarkan sindrom Xu.

2.7. Menganalisa data pasien pada 2.7.1 Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi Sistem fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius Urinarius : Ngompol, Renal Colic
meliputi : Ngompol, Renal Colic berdasarkan sindrom Biao
yang telah didokumentasikan 2.7.2 Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Biao dan Li fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius Ngompol, Renal Colic
berdasarkan sindrom Li

2.8. Menganalisa data pasien pada 2.8.1 Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi Sistem fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius Urinarius : Ngompol, Renal Colic
meliputi : Ngompol, Renal Colic berdasarkan sindrom Re
yang telah didokumentasikan 2.8.2 Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan sindrom Re dan Han fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius : Ngompol, Renal Colic
berdasarkan sindrom Han

2.9. Menganalisa data pasien pada 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
kasus gangguan fungsi Sistem fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius Urinarius Ngompol, Renal Colic
meliputi : Ngompol, Renal Colic berdasarkan penyebab penyakit luar
yang telah didokumentasikan 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
berdasarkan Konsep Penyebab fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Penyakit Urinarius : Ngompol, Renal Colic
berdasarkan penyebab penyakit dalam
2.9.3. Tehnik menganalisa kasus gangguan
fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius : Ngompol, Renal Colic
berdasarkan penyebab penyakit lain-
lain

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


3. Merencanakan terapi akupunktur pada 3.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1 Tehnik penentuan terapi kausal
gangguan fungsi Sistem Perkemihan / berdasarkan atas dasar keluhan berdasarkan keluhan utama pada
Sistem Urinarius berdasarkan utama pada gangguan Sistem gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Diagnosis akupunktur yang ditegakkan Perkemihan / Sistem Urinarius Urinarius kasus Shi
3.1.2 Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius kasus Xu
3.1.3 Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius kasus Biao
3.1.4 Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius kasus Li
3.1.5 Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius kasus Re
3.1.6 Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius kasus Han

3.2. Merencanakan terapi 3.2.4 Tehnik menentukan titik lokal daerah


simptomatis berdasarkan atas keluhan untuk terapi simptomatis pada
dasar gejala pada gangguan pasien dengan gangguan Sistem
Sistem Perkemihan / Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
Urinarius 3.2.5 Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


3.2.6 Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan Sistem Perkemihan /
Sistem Urinarius

3.3. Merencanakan terapi suplemen 3.3.1. Tehnik menentukan titik suplemen


berdasarkan atas dasar kondisi berdasarkan penyakit akut pada pasien
pasien pada gangguan Sistem dengan gangguan Sistem Perkemihan /
Perkemihan / Sistem Urinarius Sistem Urinarius
3.3.2. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan penyakit kronis pada
pasien dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
3.3.3. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius

3.4. Menjelaskan kepada pasien dan 3.4.1 Tehnik penyampaian informasi mengenai
atau keluarganya mengenai rencana terapi menggunakan jarum
rencana terapi akupunktur yang akupunktur pada pasien dengan
akan dilakukan gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius
3.4.2 Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan moksa
pada pasien dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
3.4.3 Tehnik penyampaian informasi mengenai
rencana terapi menggunakan alat
penunjang akupunktur lain pada pasien
dengan gangguan Sistem Perkemihan /
Sistem Urinarius
3.4.4 Tehnik penyampaian informasi mengenai
jadwal terapi pada gangguan Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Perkemihan / Sistem Urinarius

3.5. Menentukan alat yang 3.5.1 Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
dipergunakan sebagai alat terapi Re pada pasien dengan gangguan
pada pasien dgn. gangguan Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.
Sistem Perkemihan / Sistem 3.5.2 Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
Urinarius. Han pada pasien dengan gangguan
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.
3.5.3 Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan
gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius.

3.6. Menentukan lokasi titik 3.6.1 Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
akupunktur yang akan yang akan digunakan dalam kasus Biao /
digunakan sesuai dengan Meridian pada pasien dengan gangguan
diagnosis Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.
3.6.2 Tehnik menentukan lokasi titik akupunktur
yang akan digunakan dalam kasus Li /
Organ pada pasien dengan gangguan
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.

3.7. Menentukan tehnik manipulasi 3.7.1 Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie


Bu atau Xie berdasarkan dalam kasus Biao / meridian pada
diagnosis pasien dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius.
3.7.2 Tehnik menentukan manipulasi Bu / Xie
dalam kasus Li / Organ pada pasien
dengan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius.

3.8. Menentukan tehnik pencabutan 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
jarum berdasarkan diagnosis Bu pada pasien dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
Xie pada pasien dengan gangguan
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius.

4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1 Tehnik menentukan posisi pasien untuk
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pada pasien gangguan fungsi moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Perkemihan / Sistem Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
Urinarius 4.1.2 Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan fungsi
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius

4.2. Menciptakan suasana yang 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi


kondusif dalam melakukan psikologis untuk menciptakan suasana
persiapan pasien untuk tatalaksana kondusif dalam melakukan persiapan
terapi pasien untuk tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan dan
pencabutan jarum untuk tatalaksana
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius

4.3. Melakukan terapi akupunktur 4.3.1. Tehnik menentukan Ukuran Jarum


dengan menggunakan jarum berdasarkan lokasi titik akupunktur
sesuai dengan diagnosis pasien 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik
mengikuti Prosedur Operasional Bu sesuai dengan diagnosis pasien pada
Standar gangguan fungsi Sistem Perkemihan /
Sistem Urinarius

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


4.3.3 Tehnik melakukan terapi dengan Tehnik
Xie sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan fungsi Sistem Perkemihan /
Sistem Urinarius

4.4. Melakukan terapi akupunktur 4.4.1 Tehnik menggunakan alat


dengan elektroakupunktur sesuai elektroakupunktur pada kasus Shi
dengan diagnosis pasien mengikuti sesuai dengan diagnosis pasien pada
Prosedur Operasional Standar gangguan fungsi Sistem Perkemihan /
Sistem Urinarius
4.4.2 Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur pada kasus Xu sesuai
dengan diagnosis pasien pada gangguan
fungsi Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius
4.4.3 Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan pertimbangan
usia pasien sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
4.4.4 Indikasi dan Kontra Indikasi
penggunaan Elektro Akupunktur

4.5. Melakukan terapi akupunktur 4.5.1 Tehnik menggunakan alat penunjang


dengan alat penunjang terapi terapi pada kasus Shi sesuai dengan
sesuai dengan diagnosis pasien diagnosis pasien pada gangguan fungsi
mengikuti Prosedur Operasional Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
Standar 4.5.2 Tehnik menggunakan alat penunjang
terapi pada kasus Xu sesuai dengan
diagnosis pasien pada gangguan fungsi
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
4.5.3 Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan pertimbangan
usia pasien sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Perkemihan / Sistem Urinarius

4.6. Melakukan terapi akupunktur 4.6.1 Tehnik melakukan tata laksana terapi
dengan moksibusi sesuai dengan moksibusi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti pasien pada gangguan fungsi Sistem
Prosedur Operasional Standar Perkemihan / Sistem Urinarius dengan
moksa batang
4.6.2 Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius dengan
moksa potong
4.6.3 Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan fungsi Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius dengan
moksa kerucut

4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1 Tehnik melakukan tindakan asepsis
antisepsis pada tatalaksana terapi pada tatalaksana terapi akupunktur dan
akupunktur dan atau moksibusi atau moksibusi pada pasien dengan
pada pasien dengan gangguan gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius mengikuti Prosedur Operasional
Urinarius mengikuti Prosedur Standar
Operasional Standar 4.7.2 Tehnik melakukan tindakan antisepsis
pada tatalaksana terapi akupunktur dan
atau moksibusi pada pasien dengan
gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius mengikuti Prosedur Operasional
Standar

4.8. Melakukan tindakan penentuan 4.8.1 Tehnik melakukan tindakan penentuan


titik akupunktur pada tatalaksana titik berdasarkan patokan alamiah
terapi akupunktur dan atau anatomi tubuh manusia pada
moksibusi pada pasien dengan tatalaksana terapi akupunktur dan atau

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


gangguan Sistem Perkemihan / moksibusi pada pasien dengan gangguan
Sistem Urinarius mengikuti Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
Prosedur Operasional Standar mengikuti Prosedur Operasional Standar
4.8.2 Tehnik melakukan tindakan penentuan
titik berdasarkan patokan ukuran Cun
pasien pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius mengikuti
Prosedur Operasional Standar

4.9. Melakukan tindakan penusukan 4.9.1 Melakukan tindakan penusukan jarum


jarum dan alat terapi penunjang dengan cara Bu pada tatalaksana terapi
lain pada tatalaksana terapi akupunktur dan atau moksibusi pada
akupunktur dan atau moksibusi pasien dengan gangguan Sistem
pada pasien dengan gangguan Perkemihan / Sistem Urinarius mengikuti
Sistem Perkemihan / Sistem Prosedur Operasional Standar.
Urinarius mengikuti Prosedur 4.9.2 Melakukan tindakan penusukan jarum
Operasional Standar dengan cara Xie pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius mengikuti
Prosedur Operasional Standar.
4.9.3 Mengkombinasikan tindakan penusukan
jarum dengan alat penunjang lain pada
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius mengikuti
Prosedur Operasional Standar

4.10. Melakukan prosedur evaluasi 4.10.1 Tehnik menganalisa hasil terapi


selama penusukan jarum dan atau berdasarkan pemilihan titik pada
moksibusi kelainan organ.
4.10.2 Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan titik pada

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


kelainan meridian
4.10.3 Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan jarum dan alat
penunjang akupunktur

4.11. Melakukan perbaikan tehnik 4.11.3 Tehnik menentukan perubahan titik


penusukan jarum dan atau berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
moksibusi bila diperlukan membaik.
4.11.4 Tehnik menentukan perubahan titik
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk.

4.12. Menentukan jadwal terapi, 4.12.1 Tehnik menentukan jadwal terapi


anjuran dan prognosis dalam berdasarkan diagnosis pasien dengan
kaitan dengan gangguan Sistem gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius Urinarius
mengikuti Prosedur Operasional 4.12.2 Tehnik menentukan jadwal terapi
Standar berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius
4.12.3 Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Luar (PPL) pada gangguan
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
4.12.4 Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Dalam (PPD) pada gangguan
Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
4.12.5 Tehnik menentukan anjuran berdasarkan
diagnosis pasien dengan Penyebab
Penyakit Lain-Lain (PPLL) pada
gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius
4.12.6 Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan diagnosis (Shi / Xu) pasien

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


dengan gangguan Sistem Perkemihan /
Sistem Urinarius
4.12.7 Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Sistem Perkemihan / Sistem
Urinarius
4.12.8 Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat pendidikan pasien
dengan gangguan Sistem Perkemihan /
Sistem Urinarius
4.12.9 Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
pasien dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius

4.13. Menjelaskan kepada pasien dan 4.13.1 Tehnik menyampaikan informasi kepada
atau keluarganya mengenai pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran dan prognosis jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
dalam kaitan dengan gangguan kaitan dengan gangguan Sistem
Sistem Perkemihan / Sistem Perkemihan / Sistem Urinarius
Urinarius berdasarkan tingkat pendidikan
4.13.2 Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
4.13.3 Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
berdasarkan usia
4.13.4 Tehnik menyampaikan informasi kepada
pasien dan atau keluarganya mengenai

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


jadwal, anjuran, dan prognosis dalam
kaitan dengan gangguan Sistem
Perkemihan / Sistem Urinarius
berdasarkan jenis kelamin

5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang 5.1.1 Ilmu Manajemen Klinis
tindakan yang telah dilakukan telah dilakukan secara jelas 5.1.2 Metode Penelitian
untuk bahan pemantauan, evaluasi sebagai bahan dokumentasi
dan pelaporan pelayanan pasien

5.2. Menyusun data hasil tindakan 5.2.1 Ilmu Manajemen Klinis


sebagai bahan evaluasi dan 5.2.2 Metode Penelitian
pelaporan untuk unit kerja terkait

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : (2) dua
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK02 . 010 . 01.


Standar Kompetensi : Pelayanan akupunktur pada pasien sesuai dengan hak dan kewenangannya berlandaskan
Peraturan dan Kode Etik Akupunkturis Indonesia.
Waktu : 10 jam @ 50 menit
Teori : 8 jam
Praktik : 10 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan akupunktur yang
mengacu pada hak dan kewenangan Akupunkturis berlandaskan peraturan dan Kode Etik
Akupunkturis Indonesia.
Kompetensi ini diterapkan pada setiap pasien yang datang pada pelayanan akupunktur

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Mengidentifikasi peraturan dan kode 1.1. Memahami peraturan pemerintah 1.1.1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
etik akupunkturis yang menunjang yang berlaku pada pelayanan Indonesia yang dituangkan dalam
pelayanan akupunktur. akupunktur di Indonesia Permenkes
No.1186/Menkes/Per/XI/1966

1.1.2. Keputusan Menteri Kesehatan No.


1076/Menkes/SK/VII/2003. Tentang
Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional

1.1.3. Keputusan Menteri Kesehatan No.


1277/MENKES/SK/VII /2003. Tentang
Tenaga Akupunktur.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.1.4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 227/Men/2003
tentang Cara Penetapan Standar
KompetensiKerja Nasional Indonesia

1.1.5. Keputusan Kepala Pusat Pendidikan


Tenaga Kesehatan Nomor:
HK.00.06.1.2.1189 Tentang Kurikulum
Pendidikan Diploma III Akupunktur.

1.1.6. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan


Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor : 11028/2005
Tentang Pemberlakuan Standar Teknis
Pelayanan Akupunktur di Provinsi DKI
Jakarta.

1.2. Memahami kode etik akupunkturis 1.2.1. Kode Etik Akupunktur Indonesia
Indonesia
1.2.2. Sumpah Janji Akupunkturis Indonesia

1.3. Memahami hak dan kewenangan 1.3.1. Kode Etik Akupunkturis Indonesia
Akupunkturis mengikuti Kode Etik
Akupunkturis Indonesia dan 1.3.2. Sumpah dan Janji Akupunkturis
Sumpah Janji Akupunkturis Indonesia
Indonesia
1.3.3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia yang dituangkan dalam
Permenkes
No.1186/Menkes/Per/XI/1966

1.3.4. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor : 11028/2005
Tentang Pemberlakuan Standar Teknis
Pelayanan Akupunktur di Provinsi DKI
Jakarta

2. Menerapkan Peraturan dan Kode 2.1. Menerapkan peraturan yang 2.1.1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Etik Akupunkturis Indonesia dalam berkaitan dengan pelayanan Indonesia yang dituangkan dalam
pelayanan akupunktur akupunktur. Permenkes
No.1186/Menkes/Per/XI/1966
2.1.2. Keputusan Menteri Kesehatan No.
1076/Menkes/SK/VII/2003. Tentang
Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional
2.1.3. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor : 11028/2005 Tentang
Pemberlakuan Standar Teknis
Pelayanan Akupunktur di Provinsi DKI
Jakarta

2.2. Menerapkan kode Etik 2.2.1. Kode Etik Akupunkturis Indonesia


akupunkturis Indonesia pada
pelayanan akupunktur 2.2.2. Sumpah dan Janji Akupunkturis

2.3. Menerapkan hak dan kewenangan 2.3.1. Kode Etik Akupunkturis Indonesia
akupunkturis Indonesia pada 2.3.2. Sumpah dan Janji Akupunkturis
pelayanan akupunktur

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : (2) dua
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK03 . 001 .01.


Standar Kompetensi : Pelayanan Akupunktur pada pasien dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi Narkoba
Waktu : 18 jam @ 50 menit
Teori : 8 jam
Praktik : 10 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan akupunktur pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi Narkoba.
Kompetensi ini diterapkan pada semua pasien dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi Narkoba yang datang
ke sarana pelayanan akupunktur.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

3. Melakukan pengumpulan data untuk 3.1. Melakukan identifikasi data pada 1.6.7. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
identifikasi keadaan pasien gangguan pasien dengan gangguan Psikis 1.6.8. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
Psikis termasuk Adiksi Narkoba termasuk Adiksi Narkoba dengan dengan gangguan Psikis termasuk
cara pengamatan. Adiksi Narkoba
1.6.9. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba
1.6.10. Tehnik pengamatan Singtay pada
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
1.6.11. Tehnik pemeriksaan Lidah pada
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
3.2. Melakukan identifikasi data pada
1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan Psikis
Tehnik melakukan pendengaran pada
termasuk Adiksi Narkoba dengan
pasien dengan gangguan Psikis

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


cara pendengaran dan penghiduan termasuk Adiksi Narkoba
1.2.2. Tehnik melakukan penghiduan pada
pasien dengan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba

3.3. Melakukan identifikasi data pada 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan Psikis 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara
termasuk Adiksi Narkoba dengan keluhan utama pada pasien dengan
cara wawancara gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
1.3.3. Tehnik melakukan wawancara
keluhan tambahan pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara riwayat
penyakit pada pasien dengan
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba

3.4. Melakukan identifikasi data pada 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pasien dengan gangguan Psikis 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di daerah
termasuk Adiksi Narkoba dengan keluhan pada pasien dengan gangguan
cara perabaan Psikis termasuk Adiksi Narkoba
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien dengan
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis
pada pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba

3.5. Melakukan pendekatan psikologis 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien


pada pasien untuk menggali untuk menggali informasi yang
informasi yang diperlukan untuk diperlukan untuk menentukan diagnosis
menentukan diagnosis gangguan Psikis termasuk Adiksi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Narkoba
1.5.2. Ilmu Psikologi Klinis

3.6. Memanfaatkan data pengamatan 1.6.1. Teori Dasar Akupunktur


untuk menentukan 1.6.2. Tehnik menganalisa data hasil
diagnosis,evaluasi dan pelaporan pengamatan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba

3.7. Memanfaatkan data pendengaran 1.7.1. Teori Dasar Akupunktur


dan penghiduan untuk menentukan 1.7.2. Tehnik menganalisa data hasil
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pemeriksaan pendengaran untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
1.7.3. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan penghiduan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba

3.8. Memanfaatkan data wawancara 1.8.1. Teori Dasar Akupunktur


untuk menentukan diagnosis, 1.8.2. Tehnik menganalisa data hasil
evaluasi dan pelaporan wawancara keluhan utama untuk
menentukan diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba.
1.8.3. Tehnik menganalisa data hasil
wawancara keluhan tambahan untuk
mendukung diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba.
1.8.4. Tehnik menganalisa data hasil
wawancara riwayat penyakit untuk

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


mendukung diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba.

3.9. Memanfaatkan data perabaan untuk 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
menentukan diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pelaporan di daerah keluhan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
di titik Mu depan untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
pada pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba di titik Shu belakang
untuk menentukan diagnosis, evaluasi
dan pelaporan pada pasien gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil perabaan
nadi radialis untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan pada
pasien gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba

3.10. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan Psikis termasuk simptom Shi dan Xu pada pasien
Adiksi Narkoba : Insomnia (tidak dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi
bisa tidur) Narkoba : Insomnia (tidak bisa tidur)
1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba : Insomnia (tidak bisa tidur)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.10.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Lie pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba : Insomnia (tidak bisa tidur)
1.10.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba :
Insomnia (tidak bisa tidur) berdasarkan
penyebab penyakit.

3.11. Menjelaskan sindrom dan simptom 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan Psikis termasuk simptom Shi dan Xu pada pasien
Adiksi Narkoba : Ketegangan dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi
mental (stress) Narkoba: Ketegangan mental (stress)
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba: Ketegangan mental (stress)
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Lie pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba: Ketegangan mental (stress)
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba:
Ketegangan mental (stress) berdasarkan
Penyebab Penyakit

3.12. Menjelaskan sindrom dan simptom 3.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
pada gangguan Psikis termasuk simptom Shi dan Xu pada pasien
Adiksi Narkoba : Kecanduan dengan gangguan Psikis termasuk
Narkoba (Drug Addiction) Adiksi Narkoba : Kecanduan Narkoba
(Drug Addiction)
3.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


dengan gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba : Kecanduan Narkoba
(Drug Addiction)
3.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba : Kecanduan Narkoba
(Drug Addiction)
3.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien dengan gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba:
Kecanduan Narkoba (Drug Addiction)
berdasarkan Penyebab Penyakit

4. Melakukan diagnosis penyakit 4.1. Menegakan diagnosis kasus 1.2.2. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasakan data yang valid pada gangguan Psikis termasuk Adiksi berdasarkan data pemeriksaan
kasus gangguan Psikis termasuk Narkoba berdasarkan Keluhan Pengamatan pada pasien gangguan
Adiksi Narkoba Utama sesuai hasil pendataan 4 cara Psikis termasuk Adiksi Narkoba.
pemeriksaan 1.2.3. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba
1.2.4. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba.
1.2.5. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Perabaan pada pasien gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba
1.2.6. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
1.2.7. Teori Penyebab Penyakit

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


4.2. Menegakan diagnosis kasus
gangguan Psikis termasuk Adiksi 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan
Narkoba berdasarkan Letak Meridian atau Organ berdasarkan
kelainan sesuai hasil pendataan 4 data pengamatan pada pasien
cara pemeriksaan gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan
data pendengaran dan penghiduan
pada pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan
data wawancara pada pasien
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
2.2.4. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan
data perabaan pada pasien gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba.
2.2.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.6. Teori Penyebab Penyakit
4.3. Menegakan diagnosis kasus
gangguan Psikis termasuk Adiksi 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
Narkoba berdasarkan jenis , sifat Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
kelainan sesuai hasil pendataan 4 berdasarkan data pengamatan pada
cara pemeriksaan. pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba
2.3.2. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba
2.3.3. Tehnik menentukan diagnosa Yin,

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Lie
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba
2.3.4. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data perabaan pada
pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba.
2.3.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6. Teori Penyebab Penyakit

4.4. Menegakan diagnosis kasus


gangguan Psikis termasuk Adiksi 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan
Narkoba berdasarkan penyebab PPLL, berdasarkan data
penyakit yang menunjang keluhan pengamatan pada pasien gangguan
utama sesuai hasil pendataan 4 cara Psikis termasuk Adiksi Narkoba
pemeriksaan 2.4.2. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba
2.4.3. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data wawancara pada
pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba
2.4.4. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada
pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba.
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit

4.5. Menganalisa data pasien pada


kasus gangguan Psikis termasuk 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus
Adiksi Narkoba meliputi : Insomnia gangguan Psikis termasuk Adiksi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


(tidak bisa tidur), Ketegangan mental Narkoba : Insomnia (tidak bisa tidur),
(stress), Kecanduan Narkoba (Drug Ketegangan mental (stress),
Addiction) yang telah Kecanduan Narkoba (Drug Addiction)
didokumentasikan berdasarkan berdasarkan Sindrom Yin
sindrom Yin dan Yang 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba :
Insomnia (tidak bisa tidur), Ketegangan
mental (stress), Kecanduan Narkoba
(Drug Addiction) berdasarkan Sindrom
Yang
4.6. Menganalisa data pasien pada
kasus gangguan Psikis termasuk 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Adiksi Narkoba meliputi : Insomnia Psikis termasuk Adiksi Narkoba :
(tidak bisa tidur), Ketegangan mental Insomnia (tidak bisa tidur), Ketegangan
(stress), Kecanduan Narkoba (Drug mental (stress), Kecanduan Narkoba
Addiction) yang telah (Drug Addiction) berdasarkan sindrom
didokumentasikan berdasarkan Shi
sindrom Shi dan Xu 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba :
Insomnia (tidak bisa tidur), Ketegangan
mental (stress), Kecanduan Narkoba
(Drug Addiction) berdasarkan sindrom
Xu.
4.7. Menganalisa data pasien pada
kasus gangguan Psikis termasuk 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Adiksi Narkoba meliputi : Insomnia Psikis termasuk Adiksi Narkoba :
(tidak bisa tidur), Ketegangan mental Insomnia (tidak bisa tidur), Ketegangan
(stress), Kecanduan Narkoba (Drug mental (stress), Kecanduan Narkoba
Addiction) yang telah (Drug Addiction) berdasarkan sindrom
didokumentasikan berdasarkan Biao
sindrom Biao dan Li 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba :
Insomnia (tidak bisa tidur), Ketegangan
mental (stress), Kecanduan Narkoba
(Drug Addiction) berdasarkan sindrom

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Li
4.8. Menganalisa data pasien pada
kasus gangguan Psikis termasuk 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Adiksi Narkoba meliputi : Insomnia Psikis termasuk Adiksi Narkoba :
(tidak bisa tidur), Ketegangan mental Insomnia (tidak bisa tidur), Ketegangan
(stress), Kecanduan Narkoba (Drug mental (stress), Kecanduan Narkoba
Addiction) yang telah (Drug Addiction) berdasarkan sindrom
didokumentasikan berdasarkan Re
sindrom Re dan Han 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba :
Insomnia (tidak bisa tidur), Ketegangan
mental (stress), Kecanduan Narkoba
(Drug Addiction) berdasarkan sindrom
Han
4.9. Menganalisa data pasien pada
kasus gangguan Psikis termasuk 4.9.1. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Adiksi Narkoba meliputi : Insomnia Psikis termasuk Adiksi Narkoba :
(tidak bisa tidur), Ketegangan mental Insomnia (tidak bisa tidur), Ketegangan
(stress), Kecanduan Narkoba (Drug mental (stress), Kecanduan Narkoba
Addiction) yang telah (Drug Addiction) berdasarkan
didokumentasikan berdasarkan penyebab penyakit luar
Konsep Penyebab Penyakit 4.9.2. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba :
Insomnia (tidak bisa tidur), Ketegangan
mental (stress), Kecanduan Narkoba
(Drug Addiction) berdasarkan
penyebab penyakit dalam
4.9.3. Tehnik menganalisa kasus gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba :
Insomnia (tidak bisa tidur), Ketegangan
mental (stress), Kecanduan Narkoba
(Drug Addiction) berdasarkan
penyebab penyakit lain-lain

5. Merencanakan terapi akupunktur pada 5.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.1. Tehnik penentuan terapi kausal

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


gangguan Psikis termasuk Adiksi berdasarkan atas dasar keluhan berdasarkan keluhan utama pada
Narkoba berdasarkan Diagnosis utama pada gangguan Psikis gangguan Psikis termasuk Adiksi
akupunktur yang ditegakkan termasuk Adiksi Narkoba Narkoba kasus Shi
3.1.2. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba kasus Xu
3.1.3. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba kasus Biao
3.1.4. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba kasus Li
3.1.5. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba kasus Re
3.1.6. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba kasus Han

5.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.1. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala pada keluhan untuk terapi simptomatis pada
gangguan Psikis termasuk Adiksi pasien dengan gangguan Psikis
Narkoba termasuk Adiksi Narkoba
3.2.2. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
3.2.3. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan Psikis termasuk Adiksi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Narkoba
5.3. Merencanakan terapi suplemen 3.3.1. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan atas dasar kondisi berdasarkan penyakit akut pada
pasien pada gangguan Psikis pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba termasuk Adiksi Narkoba
3.3.2. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan penyakit kronis pada
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
3.3.3. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba

5.4. Menjelaskan kepada pasien dan 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi


atau keluarganya mengenai mengenai rencana terapi
rencana terapi akupunktur yang menggunakan jarum akupunktur pada
akan dilakukan pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi
mengenai rencana terapi
menggunakan moksa pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba
3.4.3. ehnik penyampaian informasi
mengenai rencana terapi
menggunakan alat penunjang
akupunktur lain pada pasien dengan
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi
mengenai jadwal terapi pada
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


5.5. Menentukan alat yang dipergunakan 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
sebagai alat terapi pada pasien Re pada pasien dengan gangguan
dgn. gangguan Psikis termasuk Psikis termasuk Adiksi Narkoba.
Adiksi Narkoba 3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
Han pada pasien dengan gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba

5.6. Menentukan lokasi titik 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik


akupunktur yang akan digunakan akupunktur yang akan digunakan
sesuai dengan diagnosis dalam kasus Biao / Meridian pada
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik
akupunktur yang akan digunakan
dalam kasus Li / Organ pada pasien
dengan gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba.

5.7. Menentukan tehnik manipulasi Bu 3.7.1. Tehnik menentukan manipulasi Bu /


atau Xie berdasarkan diagnosis Xie dalam kasus Biao / meridian
pada pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba.
3.7.2. Tehnik menentukan manipulasi Bu /
Xie dalam kasus Li / Organ pada
pasien dengan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba

5.8. Menentukan tehnik pencabutan 5.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
jarum berdasarkan diagnosis Bu pada pasien dengan gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


5.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
Xie pada pasien dengan gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba

6. Melakukan tatalaksana terapi 6.1. Melakukan persiapan pasien untuk 4.1.1. Tehnik menentukan posisi pasien
akupunktur dan atau moksibusi tatalaksana terapi untuk tatalaksana terapi akupunktur
pada pasien gangguan Psikis dan atau moksibusi pada pasien
termasuk Adiksi Narkoba gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
4.1.2. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba
6.2. Menciptakan suasana yang
kondusif dalam melakukan 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi
persiapan pasien untuk tatalaksana psikologis untuk menciptakan suasana
terapi kondusif dalam melakukan persiapan
pasien untuk tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan
dan pencabutan jarum untuk
tatalaksana akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
4.2.3. Tehnik menentukan Ukuran Jarum
berdasarkan lokasi titik akupunktur

6.3. Melakukan terapi akupunktur 4.3.1. Tehnik melakukan terapi dengan


dengan menggunakan jarum Tehnik Bu sesuai dengan diagnosis
sesuai dengan diagnosis pasien pasien pada gangguan Psikis termasuk

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


mengikuti Prosedur Operasional Adiksi Narkoba
Standar 4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan
Tehnik Xie sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba

6.4. Melakukan terapi akupunktur 4.4.1. Tehnik menggunakan alat


dengan elektroakupunktur sesuai elektroakupunktur pada kasus Shi
dengan diagnosis pasien mengikuti sesuai dengan diagnosis pasien pada
Prosedur Operasional Standar gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
4.4.2. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur pada kasus Xu
sesuai dengan diagnosis pasien pada
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
4.4.3. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan
pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
4.4.4. Indikasi dan Kontra Indikasi
penggunaan Elektro Akupunktur

6.5. Melakukan terapi akupunktur 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang


dengan alat penunjang terapi terapi pada kasus Shi sesuai dengan
sesuai dengan diagnosis pasien diagnosis pasien pada gangguan
mengikuti Prosedur Operasional Psikis termasuk Adiksi Narkoba
Standar 4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang
terapi pada kasus Xu sesuai dengan
diagnosis pasien pada gangguan
Psikis termasuk Adiksi Narkoba
4.5.3. Tehnik menggunakan alat
4.5.4. elektroakupunktur dengan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba

6.6. Melakukan terapi akupunktur 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
dengan moksibusi sesuai dengan moksibusi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti Prosedur pasien pada gangguan Psikis termasuk
Operasional Standar Adiksi Narkoba dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba dengan moksa kerucut

6.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis
antisepsis pada tatalaksana terapi pada tatalaksana terapi akupunktur
akupunktur dan atau moksibusi pada dan atau moksibusi pada pasien
pasien dengan gangguan Psikis dengan gangguan Psikis termasuk
termasuk Adiksi Narkoba mengikuti Adiksi Narkoba mengikuti Prosedur
Prosedur Operasional Standar Operasional Standar
4.7.2. Tehnik melakukan tindakan
antisepsis pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba mengikuti
Prosedur Operasional Standar

6.8. Melakukan tindakan penentuan 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan


titik akupunktur pada tatalaksana titik berdasarkan patokan alamiah
terapi akupunktur dan atau anatomi tubuh manusia pada
moksibusi pada pasien dengan tatalaksana terapi akupunktur dan atau

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


gangguan Psikis termasuk Adiksi moksibusi pada pasien dengan
Narkoba mengikuti Prosedur gangguan Psikis termasuk Adiksi
Operasional Standar Narkoba mengikuti Prosedur
Operasional Standar
4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan
titik berdasarkan patokan ukuran Cun
pasien pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba mengikuti
Prosedur Operasional Standar

6.9. Melakukan tindakan penusukan 4.9.1. Melakukan tindakan penusukan jarum


jarum dan alat terapi penunjang dengan cara Bu pada tatalaksana
lain pada tatalaksana terapi terapi akupunktur dan atau moksibusi
akupunktur dan atau moksibusi pada pada pasien dengan gangguan Psikis
pasien dengan gangguan Psikis termasuk Adiksi Narkoba mengikuti
termasuk Adiksi Narkoba mengikuti Prosedur Operasional Standar.
Prosedur Operasional Standar 4.9.2. Melakukan tindakan penusukan jarum
dengan cara Xie pada tatalaksana
terapi akupunktur dan atau moksibusi
pada pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba mengikuti
Prosedur Operasional Standar
4.9.3. Mengkombinasikan tindakan
penusukan jarum dengan alat
penunjang lain pada tatalaksana
terapi akupunktur dan atau moksibusi
pada pasien dengan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba mengikuti Prosedur
Operasional Standar

6.10. Melakukan prosedur evaluasi 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi


selama penusukan jarum dan atau berdasarkan pemilihan titik pada
moksibusi kelainan organ.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan titik pada
kelainan meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan jarum dan
alat penunjang akupunktur

6.11. Melakukan perbaikan tehnik 4.11.1. Tehnik menentukan perubahan titik


penusukan jarum dan atau berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
moksibusi bila diperlukan membaik.
4.11.2. Tehnik menentukan perubahan titik
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk

6.12. Menentukan jadwal terapi, anjuran 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi
dan prognosis dalam kaitan berdasarkan diagnosis pasien
dengan gangguan Psikis termasuk dengan gangguan Psikis termasuk
Adiksi Narkoba mengikuti Prosedur Adiksi Narkoba
Operasional Standar 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Luar (PPL) pada
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Dalam (PPD)
pada gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Lain-Lain (PPLL)
pada gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan diagnosis (Shi / Xu)
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan usia pasien dengan
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba
4.12.8. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat pendidikan
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba
4.12.9. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
pasien dengan gangguan Psikis
termasuk Adiksi Narkoba

6.13. Menjelaskan kepada pasien dan 6.13.1. Tehnik menyampaikan informasi


atau keluarganya mengenai jadwal, kepada pasien dan atau keluarganya
anjuran dan prognosis dalam mengenai jadwal, anjuran, dan
kaitan dengan gangguan Psikis prognosis dalam kaitan dengan
termasuk Adiksi Narkoba gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba berdasarkan tingkat
pendidikan
6.13.2. Tehnik menyampaikan informasi
kepada pasien dan atau keluarganya
mengenai jadwal, anjuran, dan
prognosis dalam kaitan dengan
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba berdasarkan tingkat sosial
ekonomi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


6.13.3. Tehnik menyampaikan informasi
kepada pasien dan atau keluarganya
mengenai jadwal, anjuran, dan
prognosis dalam kaitan dengan
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba berdasarkan usia
6.13.4. Tehnik menyampaikan informasi
kepada pasien dan atau keluarganya
mengenai jadwal, anjuran, dan
prognosis dalam kaitan dengan
gangguan Psikis termasuk Adiksi
Narkoba berdasarkan jenis kelamin

5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang telah 5.1.3. Ilmu Manajemen Klinis
tindakan yang telah dilakukan untuk dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.4. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi pelayanan pasien
pelaporan
5.2. Menyusun data hasil tindakan sebagai 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinis
bahan evaluasi dan pelaporan untuk 5.2.2. Metode Penelitian
unit kerja terkait

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : (2) dua
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK03 . 002 .01.


Standar Kompetensi : Pelayanan Akupunktur pada anak yang mengalami masalah kesehatan (penyakit)
Waktu : 12 jam @ 50 menit
Teori : 5 jam
Praktik : 7 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan akupunktur pada
anak yang mengalami masalah kesehatan (penyakit).
Kompetensi ini diterapkan pada semua anak yang mengalami masalah kesehatan (penyakit) yang
datang ke sarana pelayanan akupunktur.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

7. Melakukan pengumpulan data untuk 7.1. Melakukan identifikasi data 1.1.1. Tehnik pengisian Kartu Data
identifikasi keadaan anak yang pada anak yang mengalami Pasien
mengalami masalah kesehatan masalah kesehatan (penyakit) 1.1.2. Tehnik pengamatan Sen pada
(penyakit) dengan cara pengamatan. anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
1.1.3. Tehnik Pengamatan Se pada
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
1.1.4. Tehnik pengamatan Singtay
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
1.1.5. Tehnik pemeriksaan Lidah
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)

7.2. Melakukan identifikasi data 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


pada anak yang mengalami Pasien
masalah kesehatan (penyakit) 1.2.2. Tehnik melakukan
dengan cara pendengaran dan pendengaran pada anak yang
penghiduan mengalami masalah kesehatan
(penyakit)
1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)

7.3. Melakukan identifikasi data 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data


pada anak yang mengalami Pasien
masalah kesehatan (penyakit) 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara
dengan cara wawancara keluhan utama pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)
1.3.3. Tehnik melakukan wawancara
keluhan tambahan pada anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara
riwayat penyakit pada anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)

7.4. Melakukan identifikasi data 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data


pada anak yang mengalami Pasien
masalah kesehatan (penyakit) 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di
dengan cara perabaan daerah keluhan pada anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di
titik akupunktur pada anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


radialis pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)

7.5. Melakukan pendekatan 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap


psikologis pada pasien untuk pasien untuk menggali informasi
menggali informasi yang yang diperlukan untuk
diperlukan untuk menentukan menentukan diagnosis anak
diagnosis yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
1.5.2. Ilmu Psikologi Klinis

7.6. Memanfaatkan data 1.6.1. Teori Dasar Akupunktur


pengamatan untuk 1.6.2. Tehnik menganalisa data hasil
menentukan diagnosis,evaluasi pengamatan untuk menentukan
dan pelaporan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)

7.7. Memanfaatkan data 1.7.1. Teori Dasar Akupunktur


pendengaran dan 1.7.2. Tehnik menganalisa data hasil
penghiduan untuk pemeriksaan pendengaran
menentukan diagnosis,evaluasi untuk menentukan diagnosis,
dan pelaporan evaluasi dan pelaporan pada
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
1.7.3. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan penghiduan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi
dan pelaporan pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)

7.8. Memanfaatkan data 1.8.1. Teori Dasar Akupunktur

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


wawancara untuk menentukan 1.8.2. Tehnik menganalisa data hasil
diagnosis ,evaluasi dan wawancara keluhan utama
pelaporan untuk menentukan
diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit).
1.8.3. Tehnik menganalisa data hasil
wawancara keluhan tambahan
untuk mendukung
diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit).
1.8.4. Tehnik menganalisa data hasil
wawancara riwayat penyakit
untuk mendukung
diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit).

7.9. Memanfaatkan data perabaan 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data


untuk menentukan Pasien
diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil
pelaporan perabaan di daerah keluhan
untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil
perabaan di titik Mu depan
untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada
anak yang mengalami masalah

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


kesehatan (penyakit)
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil
perabaan pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit) di titik Shu belakang
untuk menentukan diagnosis,
evaluasi dan pelaporan pada
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil
perabaan nadi radialis untuk
menentukan diagnosis, evaluasi
dan pelaporan pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)

7.10. Menjelaskan sindrom dan 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom


simptom pada anak yang dan simptom Shi dan Xu pada
mengalami masalah kesehatan anak yang mengalami masalah
(penyakit) : Autisme kesehatan (penyakit): Autisme
1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom
dan simptom Re dan Han
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit):
Autisme
1.10.3. Tehnik menganalisa sindrom
dan simptom Biao dan Li pada
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit): Autisme
1.10.4. Tehnik menganalisa sindrom
dan simptom anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit) : Autisme
berdasarkan penyebab
penyakit.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


7.11. Menjelaskan sindrom dan 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom
simptom pada anak yang dan simptom Shi dan Xu pada
mengalami masalah kesehatan anak yang mengalami masalah
(penyakit) : Ngompol kesehatan (penyakit) : Ngompol
1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom
dan simptom Re dan Han
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit) :
Ngompol
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom
dan simptom Biao dan Li pada
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) : Ngompol
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom
dan simptom anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit) : Ngompol
berdasarkan Penyebab
Penyakit

7.12. Menjelaskan sindrom dan 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom


simptom pada anak yang dan simptom Shi dan Xu pada
mengalami masalah kesehatan anak yang mengalami masalah
(penyakit) : Tidak Nafsu kesehatan (penyakit) : Tidak
makan (Poor Appetite / Nafsu makan (Poor Appetite /
Anorexia) Anorexia)
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom
dan simptom Re dan Han
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit) :
Tidak Nafsu makan (Poor
Appetite / Anorexia)
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom
dan simptom Biao dan Li pada

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) : Tidak
Nafsu makan (Poor Appetite /
Anorexia)
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom
dan simptom anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit) : Tidak Nafsu makan
(Poor Appetite / Anorexia)
berdasarkan Penyebab
Penyakit

7.13. Menjelaskan sindrom dan 7.13.1. Tehnik menganalisa sindrom


simptom pada anak yang dan simptom Shi dan Xu pada
mengalami masalah kesehatan anak yang mengalami masalah
(penyakit) : Hiperaktif kesehatan (penyakit) : Hiperaktif
7.13.2. Tehnik menganalisa sindrom
dan simptom Re dan Han
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit) :
Hiperaktif
7.13.3. Tehnik menganalisa sindrom
dan simptom Biao dan Li pada
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) : Hiperaktif
7.13.4. Tehnik menganalisa sindrom
dan simptom anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit) : Hiperaktif
berdasarkan Penyebab
Penyakit

8. Melakukan diagnosis penyakit 8.1. Menegakan diagnosis kasus 1.2.8. Tehnik mendiagnosa keluhan
berdasakan data yang valid pada anak yang mengalami masalah utama berdasarkan data

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


kasus anak yang mengalami kesehatan (penyakit) pemeriksaan Pengamatan pada
masalah kesehatan (penyakit) berdasarkan Keluhan Utama anak yang mengalami masalah
sesuai hasil pendataan 4 cara kesehatan (penyakit).
pemeriksaan 1.2.9. Tehnik mendiagnosa keluhan
utama berdasarkan data
pemeriksaan Pendengaran dan
Penghiduan pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)
1.2.10. Tehnik mendiagnosa keluhan
utama berdasarkan data
wawancara pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit).
1.2.11. Tehnik mendiagnosa keluhan
utama berdasarkan data
pemeriksaan Perabaan pada
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
1.2.12. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
1.2.13. Teori Penyebab Penyakit
8.2. Menegakan diagnosis kasus 2.2.1. Tehnik menentukan letak
anak yang mengalami masalah kelainan Meridian atau Organ
kesehatan (penyakit) berdasarkan data pengamatan
berdasarkan Letak kelainan pada anak yang mengalami
sesuai hasil pendataan 4 cara masalah kesehatan (penyakit)
pemeriksaan 2.2.2. Tehnik menentukan letak
kelainan Meridian atau Organ
berdasarkan data pendengaran
dan penghiduan pada anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
2.2.3. Tehnik menentukan letak
kelainan Meridian atau Organ

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


berdasarkan data wawancara
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
2.2.4. Tehnik menentukan letak
kelainan Meridian atau Organ
berdasarkan data perabaan
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit).
2.2.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.6. Teori Penyebab Penyakit

8.3. Menegakan diagnosis kasus 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa


anak yang mengalami masalah Yin, Yang, Xu, Shi, Re, Han,
kesehatan (penyakit) Biao, Li berdasarkan data
berdasarkan jenis , sifat pengamatan pada anak yang
kelainan sesuai hasil mengalami masalah kesehatan
pendataan 4 cara pemeriksaan. (penyakit)
2.3.2. Tehnik menentukan diagnosa
Yin, Yang, Xu, Shi, Re, Han,
Biao, Li berdasarkan data
pendengaran dan penghiduan
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
2.3.3. Tehnik menentukan diagnosa
Yin, Yang, Xu, Shi, Re, Han,
Biao, Li berdasarkan data
wawancara pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)
2.3.4. Tehnik menentukan diagnosa
Yin, Yang, Xu, Shi, Re, Han,
Biao, Li berdasarkan data
perabaan pada anak yang
mengalami masalah kesehatan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


(penyakit).
2.3.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6. Teori Penyebab Penyakit

8.4. Menegakan diagnosis kasus 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD


anak yang mengalami masalah dan PPLL, berdasarkan data
kesehatan (penyakit) pengamatan pada anak yang
berdasarkan penyebab mengalami masalah kesehatan
penyakit yang menunjang (penyakit)
keluhan utama sesuai hasil 2.4.2. Tehnik menentukan PPl, PPD,
pendataan 4 cara pemeriksaan PPLL, berdasarkan data
pendengaran dan penghiduan
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
2.4.3. Tehnik menentukan PPl, PPD,
PPLL, berdasarkan data
wawancara pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)
2.4.4. Tehnik menentukan PPl, PPD,
PPLL, berdasarkan data
perabaan pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit).
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit

8.5. Menganalisa data pasien pada 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus anak
kasus anak yang mengalami yang mengalami masalah
masalah kesehatan (penyakit) kesehatan (penyakit) : Autisme,
meliputi : Autisme, Ngompol, Ngompol, Tidak Nafsu Makan
Tidak Nafsu Makan (Poor (Poor Appetite / Anorexia),
Appetite / Anorexia), Hiperaktif Hiperaktif berdasarkan Sindrom
yang telah didokumentasikan Yin
berdasarkan sindrom Yin dan 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus anak

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Yang yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) : Autisme,
Ngompol, Tidak Nafsu Makan
(Poor Appetite / Anorexia),
Hiperaktif berdasarkan Sindrom
Yang

8.6. Menganalisa data pasien pada 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus anak
kasus anak yang mengalami yang mengalami masalah
masalah kesehatan (penyakit) kesehatan (penyakit) : Autisme,
meliputi : Autisme, Ngompol, Ngompol, Tidak Nafsu Makan
Tidak Nafsu Makan (Poor (Poor Appetite / Anorexia),
Appetite / Anorexia), Hiperaktif Hiperaktif berdasarkan sindrom
yang telah didokumentasikan Shi
berdasarkan sindrom Shi dan 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus anak
Xu yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) : Autisme,
Ngompol, Tidak Nafsu Makan
(Poor Appetite / Anorexia),
Hiperaktif berdasarkan sindrom
Xu.

8.7. Menganalisa data pasien pada 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus anak
kasus anak yang mengalami yang mengalami masalah
masalah kesehatan (penyakit) kesehatan (penyakit) : Autisme,
meliputi : Autisme, Ngompol, Ngompol, Tidak Nafsu Makan
Tidak Nafsu Makan (Poor (Poor Appetite / Anorexia),
Appetite / Anorexia), Hiperaktif Hiperaktif berdasarkan sindrom
yang telah didokumentasikan Biao
berdasarkan sindrom Biao 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus anak
dan Li yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) Autisme,
Ngompol, Tidak Nafsu Makan
(Poor Appetite / Anorexia),
Hiperaktif berdasarkan sindrom

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Li

8.8. Menganalisa data pasien pada


kasus anak yang mengalami 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus anak
masalah kesehatan (penyakit) yang mengalami masalah
meliputi : Autisme, Ngompol, kesehatan (penyakit) : Autisme,
Tidak Nafsu Makan (Poor Ngompol, Tidak Nafsu Makan
Appetite / Anorexia), Hiperaktif (Poor Appetite / Anorexia),
yang telah didokumentasikan Hiperaktif berdasarkan sindrom
berdasarkan sindrom Re dan Re
Han
2.8.2. Tehnik menganalisa kasus anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) : Autisme,
Ngompol, Tidak Nafsu Makan
(Poor Appetite / Anorexia),
Hiperaktif berdasarkan sindrom
Han

8.9. Menganalisa data pasien pada 8.9.1. Tehnik menganalisa kasus anak
kasus anak yang mengalami yang mengalami masalah
masalah kesehatan (penyakit) kesehatan (penyakit) : Autisme,
meliputi : Autisme, Ngompol, Ngompol, Tidak Nafsu Makan
Tidak Nafsu Makan (Poor (Poor Appetite / Anorexia),
Appetite / Anorexia), Hiperaktif Hiperaktif berdasarkan
yang telah didokumentasikan penyebab penyakit luar
berdasarkan Konsep 8.9.2. Tehnik menganalisa kasus anak
Penyebab Penyakit yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) : Autisme,
Ngompol, Tidak Nafsu Makan
(Poor Appetite / Anorexia),
Hiperaktif berdasarkan
penyebab penyakit dalam
8.9.3. Tehnik menganalisa kasus anak
yang mengalami masalah

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


kesehatan (penyakit) : Autisme,
Ngompol, Tidak Nafsu Makan
(Poor Appetite / Anorexia),
Hiperaktif berdasarkan
penyebab penyakit lain-lain

9. Merencanakan terapi akupunktur pada 9.1. Merencanakan terapi kausal 3.1.7. Tehnik penentuan terapi kausal
anak yang mengalami masalah berdasarkan atas dasar berdasarkan keluhan utama
kesehatan (penyakit) berdasarkan keluhan utama pada anak yang pada anak yang mengalami
Diagnosis akupunktur yang ditegakkan mengalami masalah kesehatan masalah kesehatan (penyakit)
(penyakit) kasus Shi
3.1.8. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
kasus Xu
3.1.9. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
kasus Biao
3.1.10. Tehnik penentuan terapi
kausal berdasarkan keluhan
utama pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit) kasus Li
3.1.11. Tehnik penentuan terapi
kausal berdasarkan keluhan
utama pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit) kasus Re
3.1.12. Tehnik penentuan terapi
kausal berdasarkan keluhan
utama pada anak yang

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


mengalami masalah kesehatan
(penyakit) kasus Han

9.2. Merencanakan terapi 3.2.1. Tehnik menentukan titik lokal


simptomatis berdasarkan daerah keluhan untuk terapi
atas dasar gejala pada anak simptomatis pada pasien
yang mengalami masalah dengan anak yang mengalami
kesehatan (penyakit) masalah kesehatan (penyakit)
3.2.2. Tehnik menentukan titik jauh
daerah keluhan untuk terapi
simptomatis pada pasien
dengan anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
3.2.3. Tehnik menentukan titik dekat
daerah keluhan untuk terapi
simptomatis pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)

9.3. Merencanakan terapi 3.3.1. Tehnik menentukan titik


suplemen berdasarkan atas suplemen berdasarkan
dasar kondisi pasien pada anak penyakit akut pada pasien
yang mengalami masalah dengan anak yang mengalami
kesehatan (penyakit) masalah kesehatan (penyakit)

3.3.2. Tehnik menentukan titik


suplemen berdasarkan
penyakit kronis pada pasien
dengan anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
3.3.3. Tehnik menentukan titik
suplemen berdasarkan usia
pasien dengan anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


9.4. Menjelaskan kepada pasien 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi
dan atau keluarganya mengenai rencana terapi
mengenai rencana terapi menggunakan jarum
akupunktur yang akan akupunktur pada pasien dengan
dilakukan anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi
mengenai rencana terapi
menggunakan moksa pada
pasien dengan anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi
mengenai rencana terapi
menggunakan alat penunjang
akupunktur lain pada pasien
dengan anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi
mengenai jadwal terapi pada
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)

9.5. Menentukan alat yang 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi


dipergunakan sebagai alat dalam kasus Re pada pasien
terapi pada pasien dgn. anak dengan anak yang mengalami
yang mengalami masalah masalah kesehatan (penyakit).
kesehatan (penyakit). 3.5.2. Tehnik memilih alat terapi
dalam kasus Han pada pasien
dengan anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit).
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi
berdasarkan pertimbangan usia
pasien dengan anak yang

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


mengalami masalah kesehatan
(penyakit).

9.6. Menentukan lokasi titik 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik


akupunktur yang akan akupunktur yang akan
digunakan sesuai dengan digunakan dalam kasus Biao /
diagnosis Meridian pada pasien dengan
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit).
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik
akupunktur yang akan
digunakan dalam kasus Li /
Organ pada pasien dengan
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit).
9.7. Menentukan tehnik 3.7.1. Tehnik menentukan manipulasi
manipulasi Bu atau Xie Bu / Xie dalam kasus Biao /
berdasarkan diagnosis meridian pada pasien dengan
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit).
3.7.2. Tehnik menentukan manipulasi
Bu / Xie dalam kasus Li /
Organ pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit).

9.8. Menentukan tehnik 9.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam


pencabutan jarum terapi Bu pada pasien dengan
berdasarkan diagnosis anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit).
9.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam
terapi Xie pada pasien dengan
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit).

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


10. Melakukan tatalaksana terapi 10.1. Melakukan persiapan pasien 4.1.3. Tehnik menentukan posisi
akupunktur dan atau moksibusi untuk tatalaksana terapi pasien untuk tatalaksana terapi
pada anak yang mengalami akupunktur dan atau moksibusi
masalah kesehatan (penyakit) pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
4.1.4. Tehnik mempersiapkan alat-
alat untuk tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)

10.2. Menciptakan suasana yang 4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi


kondusif dalam melakukan psikologis untuk menciptakan
persiapan pasien untuk suasana kondusif dalam
tatalaksana terapi melakukan persiapan pasien
untuk tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi
untuk menjelaskan prosedur
penusukan dan pencabutan
jarum untuk tatalaksana
akupunktur dan atau moksibusi
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
4.2.3. Tehnik menentukan Ukuran
Jarum berdasarkan lokasi titik
akupunktur

10.3. Melakukan terapi akupunktur 4.3.1. Tehnik melakukan terapi


dengan menggunakan jarum dengan Tehnik Bu sesuai
sesuai dengan diagnosis dengan diagnosis pasien pada
pasien mengikuti Prosedur anak yang mengalami masalah

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Operasional Standar kesehatan (penyakit)
4.3.2. Tehnik melakukan terapi
dengan Tehnik Xie sesuai
dengan diagnosis pasien pada
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)

10.4. Melakukan terapi akupunktur 4.4.1. Tehnik menggunakan alat


dengan elektroakupunktur elektroakupunktur pada kasus
sesuai dengan diagnosis Shi sesuai dengan diagnosis
pasien mengikuti Prosedur pasien pada anak yang
Operasional Standar mengalami masalah kesehatan
(penyakit)
4.4.2. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur pada kasus
Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)
4.4.3. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan
pertimbangan usia pasien
sesuai dengan diagnosis pasien
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
4.4.4. Indikasi dan Kontra Indikasi
penggunaan Elektro Akupunktur

10.5. Melakukan terapi akupunktur 4.5.1. Tehnik menggunakan alat


dengan alat penunjang terapi penunjang terapi pada kasus
sesuai dengan diagnosis Shi sesuai dengan diagnosis
pasien mengikuti Prosedur pasien pada anak yang
Operasional Standar mengalami masalah kesehatan
(penyakit)
4.5.2. Tehnik menggunakan alat

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


penunjang terapi pada kasus
Xu sesuai dengan diagnosis
pasien pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)
4.5.3. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan
pertimbangan usia pasien
sesuai dengan diagnosis pasien
pada anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
10.13.1.1.
10.6. Melakukan terapi akupunktur 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana
dengan moksibusi sesuai terapi moksibusi sesuai dengan
dengan diagnosis pasien diagnosis pasien pada anak
mengikuti Prosedur yang mengalami masalah
Operasional Standar kesehatan (penyakit) dengan
moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana
terapi moksibusi sesuai dengan
diagnosis pasien pada anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) dengan
moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana
terapi moksibusi sesuai dengan
diagnosis pasien pada anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) dengan
moksa kerucut

10.7. Melakukan tindakan asepsis 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan


dan antisepsis pada asepsis pada tatalaksana
tatalaksana terapi akupunktur terapi akupunktur dan atau
dan atau moksibusi pada moksibusi pada pasien dengan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


pasien dengan anak yang anak yang mengalami masalah
mengalami masalah kesehatan kesehatan (penyakit) mengikuti
(penyakit) mengikuti Prosedur Prosedur Operasional Standar
Operasional Standar 4.7.2. Tehnik melakukan tindakan
antisepsis pada tatalaksana
terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien dengan
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) mengikuti
Prosedur Operasional Standar

10.8. Melakukan tindakan 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan


penentuan titik akupunktur penentuan titik berdasarkan
pada tatalaksana terapi patokan alamiah anatomi
akupunktur dan atau moksibusi tubuh manusia pada
pada pasien dengan anak yang tatalaksana terapi akupunktur
mengalami masalah kesehatan dan atau moksibusi pada
(penyakit) mengikuti Prosedur pasien dengan anak yang
Operasional Standar mengalami masalah kesehatan
(penyakit) mengikuti Prosedur
Operasional Standar
4.8.2. Tehnik melakukan tindakan
penentuan titik berdasarkan
patokan ukuran Cun pasien
pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi
pada pasien dengan anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit) mengikuti Prosedur
Operasional Standar

10.9. Melakukan tindakan 4.9.1 Melakukan tindakan penusukan


penusukan jarum dan alat jarum dengan cara Bu pada
terapi penunjang lain pada tatalaksana terapi akupunktur
tatalaksana terapi akupunktur dan atau moksibusi pada

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


dan atau moksibusi pada pasien dengan anak yang
pasien dengan anak yang mengalami masalah kesehatan
mengalami masalah kesehatan (penyakit) mengikuti Prosedur
(penyakit) mengikuti Prosedur Operasional Standar.
Operasional Standar 4.9.2 Melakukan tindakan penusukan
jarum dengan cara Xie pada
tatalaksana terapi akupunktur
dan atau moksibusi pada
pasien dengan anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit) mengikuti Prosedur
Operasional Standar.
4.9.3 Mengkombinasikan tindakan
penusukan jarum dengan alat
penunjang lain pada
tatalaksana terapi akupunktur
dan atau moksibusi pada anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit) mengikuti
Prosedur Operasional Standar
10.10. Melakukan prosedur evaluasi 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi
selama penusukan jarum dan berdasarkan pemilihan titik
atau moksibusi pada kelainan organ.
4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan titik
pada kelainan meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan jarum
dan alat penunjang
akupunktur

10.11. Melakukan perbaikan tehnik 4.11.1. Tehnik menentukan perubahan


penusukan jarum dan atau titik berdasarkan evaluasi hasil
moksibusi bila diperlukan terapi yang membaik.
4.11.2. Tehnik menentukan perubahan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


titik berdasarkan evaluasi hasil
terapi yang memburuk.

4.12.1. Tehnik menentukan jadwal


10.12. Menentukan jadwal terapi, terapi berdasarkan diagnosis
anjuran dan prognosis dalam pasien dengan anak yang
kaitan dengan anak yang mengalami masalah kesehatan
mengalami masalah kesehatan (penyakit)
(penyakit) mengikuti Prosedur 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal
Operasional Standar terapi berdasarkan usia
pasien dengan anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien
dengan Penyebab Penyakit
Luar (PPL) pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien
dengan Penyebab Penyakit
Dalam (PPD) pada anak yang
mengalami masalah kesehatan
(penyakit)
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien
dengan Penyebab Penyakit
Lain-Lain (PPLL) pada anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan diagnosis (Shi /
Xu) pasien dengan anak yang
mengalami masalah kesehatan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


(penyakit)
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan usia pasien
dengan anak yang mengalami
masalah kesehatan (penyakit)
4.12.8. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat
pendidikan pasien dengan
anak yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
4.12.9. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat sosial
ekonomi pasien dengan anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
10.13.1.2.
4.13.1. Tehnik menyampaikan
10.13. Menjelaskan kepada pasien informasi kepada pasien dan
dan atau keluarganya atau keluarganya mengenai
mengenai jadwal, anjuran jadwal, anjuran, dan prognosis
dan prognosis dalam kaitan dalam kaitan dengan anak yang
dengan anak yang mengalami mengalami masalah kesehatan
masalah kesehatan (penyakit) (penyakit) berdasarkan tingkat
pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan
informasi kepada pasien dan
atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis
dalam kaitan dengan anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
berdasarkan tingkat sosial
ekonomi
4.13.3. Tehnik menyampaikan
informasi kepada pasien dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis
dalam kaitan dengan anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan
informasi kepada pasien dan
atau keluarganya mengenai
jadwal, anjuran, dan prognosis
dalam kaitan dengan anak
yang mengalami masalah
kesehatan (penyakit)
berdasarkan jenis kelamin

5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang 5.1.5. Ilmu Manajemen Klinis
tindakan yang telah dilakukan untuk telah dilakukan secara jelas 5.1.6. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan sebagai bahan dokumentasi
pelaporan pelayanan pasien

5.2. Menyusun data hasil tindakan 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinis


sebagai bahan evaluasi dan 5.2.2. Metode Penelitian
pelaporan untuk unit kerja terkait

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : (2) dua
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK03 . 002 .01.


Judul Unit : Pelayanan Akupunktur pada pasien Lanjut Usia
Waktu : 24 jam @ 50 menit
Teori : 10 jam
Praktik : 14 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Praktik Klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan akupunktur pada
pasien Lanjut Usia.
Kompetensi ini diterapkan pada semua pasien Lanjut Usia yang datang ke sarana pelayanan
akupunktur.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

11. Melakukan pengumpulan data 11.1. Melakukan identifikasi data 1.6.12. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
untuk identifikasi keadaan pasien pada pasien Lanjut Usia dengan 1.6.13. Tehnik pengamatan Sen pada pasien
Lanjut Usia cara pengamatan. Lanjut Usia
1.6.14. Tehnik Pengamatan Se pada pasien
Lanjut Usia
1.6.15. Tehnik pengamatan Singtay pada
pasien Lanjut Usia
1.6.16. Tehnik pemeriksaan Lidah pada
pasien Lanjut Usia

11.2. Melakukan identifikasi data 1.2.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
pada pasien Lanjut Usia dengan 1.2.2. Tehnik melakukan pendengaran pada
cara pendengaran dan pasien Lanjut Usia
penghiduan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.2.3. Tehnik melakukan penghiduan pada
pasien Lanjut Usia

11.3. Melakukan identifikasi data


pada pasien Lanjut Usia dengan 1.3.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
cara wawancara 1.3.2. Tehnik melakukan wawancara
keluhan utama pada pasien Lanjut
Usia
1.3.3. Tehnik melakukan wawancara
keluhan tambahan pada pasien
Lanjut Usia
1.3.4. Tehnik melakukan wawancara
riwayat penyakit pada pasien Lanjut
Usia

11.4. Melakukan identifikasi data


pada pasien Lanjut Usia dengan 1.4.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
cara perabaan 1.4.2. Tehnik melakukan perabaan di
daerah keluhan pada pasien Lanjut
Usia
1.4.3. Tehnik melakukan perabaan di titik
akupunktur pada pasien Lanjut Usia
1.4.4. Tehnik pemeriksaan nadi radialis
pada pasien Lanjut Usia

11.5. Melakukan pendekatan


psikologis pada pasien untuk 1.5.1. Tehnik komunikasi terhadap pasien
menggali informasi yang untuk menggali informasi yang
diperlukan untuk menentukan diperlukan untuk menentukan
diagnosis diagnosis pasien Lanjut Usia
1.5.2. Ilmu Psikologi Klinis

11.6. Memanfaatkan data


pengamatan untuk menentukan 1.6.1. Teori Dasar Akupunktur

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


diagnosis,evaluasi dan 1.6.2. Tehnik menganalisa data hasil
pelaporan pengamatan untuk menentukan
diagnosis , evaluasi dan pelaporan
pada pasien Lanjut Usia
11.7. Memanfaatkan data
pendengaran dan penghiduan 1.7.1. Teori Dasar Akupunktur
untuk menentukan 1.7.2. Tehnik menganalisa data hasil
diagnosis,evaluasi dan pemeriksaan pendengaran untuk
pelaporan menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien Lanjut Usia
1.7.3. Tehnik menganalisa data hasil
pemeriksaan penghiduan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien Lanjut Usia

11.8. Memanfaatkan data wawancara


untuk menentukan diagnosis 1.8.1. Teori Dasar Akupunktur
,evaluasi dan pelaporan 1.8.2. Tehnik menganalisa data hasil
wawancara keluhan utama untuk
menentukan diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien Lanjut Usia
1.8.3. Tehnik menganalisa data hasil
wawancara keluhan tambahan untuk
mendukung diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien Lanjut Usia.
1.8.4. Tehnik menganalisa data hasil
wawancara riwayat penyakit untuk
mendukung diagnosis,evaluasi dan
pelaporan pada pasien Lanjut Usia

11.9. Memanfaatkan data perabaan


untuk menentukan 1.9.1. Tehnik pengisian Kartu Data Pasien
diagnosis,evaluasi dan 1.9.2. Tehnik menganalisa data hasil
pelaporan perabaan di daerah keluhan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


pelaporan pada pasien Lanjut Usia
1.9.3. Tehnik menganalisa data hasil
perabaan di titik Mu depan untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien Lanjut Usia
1.9.4. Tehnik menganalisa data hasil
perabaan pada pasien Lanjut Usia di
titik Shu belakang untuk menentukan
diagnosis, evaluasi dan pelaporan
pada pasien Lanjut Usia
1.9.5. Tehnik menganalisa data hasil
perabaan nadi radialis untuk
menentukan diagnosis, evaluasi dan
pelaporan pada pasien Lanjut Usia
11.10. Menjelaskan sindrom dan
simptom pada pasien Lanjut 1.10.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
Usia : Penurunan daya tahan simptom Shi dan Xu pada pasien
fisik tubuh Lanjut Usia : Penurunan daya tahan
fisik tubuh
1.10.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
Lanjut Usia : Penurunan daya tahan
fisik tubuh
1.10.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
Lanjut Usia : Penurunan daya tahan
fisik tubuh
1.10.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien Lanjut Usia :
Penurunan daya tahan fisik tubuh
berdasarkan penyebab penyakit
11.11. Menjelaskan sindrom dan
simptom pada pasien Lanjut 1.11.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
Usia : Penurunan daya simptom Shi dan Xu pada pasien
berpikir Lanjut Usia : Penurunan daya berpikir

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.11.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
Lanjut Usia : Penurunan daya berpikir
1.11.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
Lanjut Usia : Penurunan daya berpikir
1.11.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien Lanjut Usia :
Penurunan daya berpikir berdasarkan
Penyebab Penyakit
11.12. Menjelaskan sindrom dan
simptom pada pasien Lanjut 1.12.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
Usia : Sulit tidur (Insomnia) simptom Shi dan Xu pada pasien
Lanjut Usia : Sulit tidur (Insomnia)
1.12.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
Lanjut Usia : Sulit tidur (Insomnia)
1.12.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien
Lanjut Usia : Sulit tidur (Insomnia)
1.12.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien Lanjut Usia : Sulit
tidur (Insomnia) berdasarkan
Penyebab Penyakit.
11.13. Menjelaskan sindrom dan
simptom pada pasien Lanjut 11.13.1. Tehnik menganalisa sindrom dan
Usia : Sulit makan (Anorexia simptom Shi dan Xu pada pasien
Nervosa) Lanjut Usia : Sulit makan (Anorexia
Nervosa)
11.13.2. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Re dan Han pada pasien
Lanjut Usia : Sulit makan (Anorexia
Nervosa)
11.13.3. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom Biao dan Li pada pasien

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Lanjut Usia : Sulit makan (Anorexia
Nervosa)
11.13.4. Tehnik menganalisa sindrom dan
simptom pasien Lanjut Usia : Sulit
makan (Anorexia Nervosa) berdasarkan
Penyebab Penyakit

1. Melakukan diagnosis penyakit 2.1. Menegakan diagnosis kasus 1.2.14. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasakan data yang valid pada pasien Lanjut Usia berdasarkan berdasarkan data pemeriksaan
kasus pasien Lanjut Usia Keluhan Utama sesuai hasil Pengamatan pada pasien Lanjut Usia.
pendataan 4 cara pemeriksaan 1.2.15. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Pendengaran dan Penghiduan pada
pasien Lanjut Usia
1.2.16. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data wawancara pada
pasien Lanjut Usia.
1.2.17. Tehnik mendiagnosa keluhan utama
berdasarkan data pemeriksaan
Perabaan pada pasien Lanjut Usia
1.2.18. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
1.2.19. Teori Penyebab Penyakit
2.2. Menegakan diagnosis kasus 2.2.1. Tehnik menentukan letak kelainan
pasien Lanjut Usia berdasarkan
Meridian atau Organ berdasarkan
Letak kelainan sesuai hasil
data pengamatan pada pasien Lanjut
pendataan 4 cara pemeriksaan
Usia
2.2.2. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan
data pendengaran dan penghiduan
pada pasien Lanjut Usia
2.2.3. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


data wawancara pada pasien Lanjut
Usia
2.2.4. Tehnik menentukan letak kelainan
Meridian atau Organ berdasarkan
data perabaan pada pasien Lanjut
Usia.
2.2.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.2.6. Teori Penyebab Penyakit
2.3. Menegakan diagnosis kasus
pasien Lanjut Usia berdasarkan 2.3.1. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
jenis , sifat kelainan sesuai Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
hasil pendataan 4 cara berdasarkan data pengamatan pada
pemeriksaan. pasien Lanjut Usia
2.3.2. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien Lanjut Usia
2.3.3. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data wawancara pada
pasien Lanjut Usia
2.3.4. Tehnik menentukan diagnosa Yin,
Yang, Xu, Shi, Re, Han, Biao, Li
berdasarkan data perabaan pada
pasien Lanjut Usia
2.3.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.3.6. Teori Penyebab Penyakit
2.4. Menegakan diagnosis kasus
pasien Lanjut Usia berdasarkan 2.4.1. Tehnik menentukan PPL, PPD dan
penyebab penyakit yang PPLL, berdasarkan data
menunjang keluhan utama pengamatan pada pasien Lanjut Usia
sesuai hasil pendataan 4 cara 2.4.2. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
pemeriksaan berdasarkan data pendengaran dan
penghiduan pada pasien Lanjut Usia
2.4.3. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


berdasarkan data wawancara pada
pasien Lanjut Usia
2.4.4. Tehnik menentukan PPl, PPD, PPLL,
berdasarkan data perabaan pada
pasien Lanjut Usia.
2.4.5. Tehnik 8 Dasar Diagnosis
2.4.6. Teori Penyebab Penyakit

2.5. Menganalisa data pasien pada


kasus pasien Lanjut Usia 2.5.1. Tehnik menganalisa kasus pasien
meliputi : Penurunan daya tahan Lanjut Usia : Penurunan daya tahan
fisik tubuh, Penurunan daya fisik tubuh, Penurunan daya brpikir,
brpikir, Sulit tidur (insomnia), Sulit tidur (insomnia), Sulit makan
Sulit makan (Anorexia Nervosa) (Anorexia Nervosa) berdasarkan
yang telah didokumentasikan Sindrom Yin
berdasarkan sindrom Yin dan 2.5.2. Tehnik menganalisa kasus pasien
Yang Lanjut Usia : Penurunan daya tahan
fisik tubuh, Penurunan daya brpikir,
Sulit tidur (insomnia), Sulit makan
(Anorexia Nervosa) berdasarkan
Sindrom Yang
2.6. Menganalisa data pasien pada
kasus pasien Lanjut Usia 2.6.1. Tehnik menganalisa kasus pasien
meliputi : Penurunan daya tahan Lanjut Usia : Penurunan daya tahan
fisik tubuh, Penurunan daya fisik tubuh, Penurunan daya brpikir,
brpikir, Sulit tidur (insomnia), Sulit tidur (insomnia), Sulit makan
Sulit makan (Anorexia Nervosa) (Anorexia Nervosa) berdasarkan
yang telah didokumentasikan sindrom Shi
berdasarkan sindrom Shi dan 2.6.2. Tehnik menganalisa kasus pasien
Xu Lanjut Usia : Autisme, Ngompol, Tidak
Nafsu Makan (Poor Appetite /
Anorexia), Hiperaktif berdasarkan
sindrom Xu
2.7. Menganalisa data pasien pada
kasus pasien Lanjut Usia 2.7.1. Tehnik menganalisa kasus pasien

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


meliputi : Penurunan daya tahan Lanjut Usia : Penurunan daya tahan
fisik tubuh, Penurunan daya fisik tubuh, Penurunan daya brpikir,
brpikir, Sulit tidur (insomnia), Sulit tidur (insomnia), Sulit makan
Sulit makan (Anorexia Nervosa) (Anorexia Nervosa) berdasarkan
yang telah didokumentasikan sindrom Biao
berdasarkan sindrom Biao dan 2.7.2. Tehnik menganalisa kasus pasien
Li Lanjut Usia : Penurunan daya tahan
fisik tubuh, Penurunan daya brpikir,
Sulit tidur (insomnia), Sulit makan
(Anorexia Nervosa) berdasarkan
sindrom Lie
2.8. Menganalisa data pasien pada
kasus pasien Lanjut Usia 2.8.1. Tehnik menganalisa kasus pasien
meliputi : Penurunan daya tahan Lanjut Usia : Penurunan daya tahan
fisik tubuh, Penurunan daya fisik tubuh, Penurunan daya brpikir,
brpikir, Sulit tidur (insomnia), Sulit tidur (insomnia), Sulit makan
Sulit makan (Anorexia Nervosa) (Anorexia Nervosa) berdasarkan
yang telah didokumentasikan sindrom Re
berdasarkan sindrom Re dan 2.8.2. Tehnik menganalisa kasus pasien
Han Lanjut Usia : Penurunan daya tahan
fisik tubuh, Penurunan daya brpikir,
Sulit tidur (insomnia), Sulit makan
(Anorexia Nervosa) berdasarkan
sindrom Han
2.9. Menganalisa data pasien pada
kasus pasien Lanjut Usia 2.9.1. Tehnik menganalisa kasus pasien
meliputi : Penurunan daya tahan Lanjut Usia : Penurunan daya tahan
fisik tubuh, Penurunan daya fisik tubuh, Penurunan daya brpikir,
brpikir, Sulit tidur (insomnia), Sulit tidur (insomnia), Sulit makan
Sulit makan (Anorexia Nervosa) (Anorexia Nervosa) berdasarkan
yang telah didokumentasikan penyebab penyakit luar
berdasarkan Konsep 2.9.2. Tehnik menganalisa kasus pasien
Penyebab Penyakit Lanjut Usia : Penurunan daya tahan
fisik tubuh, Penurunan daya brpikir,
Sulit tidur (insomnia), Sulit makan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


(Anorexia Nervosa) berdasarkan
penyebab penyakit dalam
2.9.2.1. Tehnik menganalisa kasus pasien
Lanjut Usia : Penurunan daya tahan
fisik tubuh, Penurunan daya brpikir,
Sulit tidur (insomnia), Sulit makan
(Anorexia Nervosa) berdasarkan
penyebab penyakit lain-lain

3. Merencanakan terapi akupunktur 3.1. Terapi kausal berdasarkan atas 3.1.13. Tehnik penentuan terapi kausal
pada pasien Lanjut Usia dasar keluhan utama pada berdasarkan keluhan utama pada
berdasarkan Diagnosis pasien Lanjut Merencanakan pasien Lanjut Usia kasus Shi
akupunktur yang ditegakkan Usia 3.1.14. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
pasien Lanjut Usia kasus Xu
3.1.15. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
pasien Lanjut Usia kasus Biao
3.1.16. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
pasien Lanjut Usia kasus Li
3.1.17. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
pasien Lanjut Usia kasus Re
3.1.18. Tehnik penentuan terapi kausal
berdasarkan keluhan utama pada
pasien Lanjut Usia kasus Han

3.2. Merencanakan terapi simptomatis 3.2.1. Tehnik menentukan titik lokal daerah
berdasarkan atas dasar gejala keluhan untuk terapi simptomatis pada
pada pasien Lanjut Usia pasien dengan pasien Lanjut Usia
3.2.2. Tehnik menentukan titik jauh daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien dengan pasien Lanjut Usia

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


3.2.3. Tehnik menentukan titik dekat daerah
keluhan untuk terapi simptomatis pada
pasien Lanjut Usia

3.3. Merencanakan terapi suplemen 3.3.1. Tehnik menentukan titik suplemen


berdasarkan atas dasar kondisi berdasarkan penyakit akut pada
pasien pada pasien Lanjut Usia pasien dengan pasien Lanjut Usia
3.3.2. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan penyakit kronis pada
pasien dengan pasien Lanjut Usia
3.3.3. Tehnik menentukan titik suplemen
berdasarkan usia pasien dengan
pasien Lanjut Usia

3.4. Menjelaskan kepada pasien dan 3.4.1. Tehnik penyampaian informasi


atau keluarganya mengenai mengenai rencana terapi
rencana terapi akupunktur yang menggunakan jarum akupunktur pada
akan dilakukan pasien dengan pasien Lanjut Usia
3.4.2. Tehnik penyampaian informasi
mengenai rencana terapi
menggunakan moksa pada pasien
dengan pasien Lanjut Usia
3.4.3. Tehnik penyampaian informasi
mengenai rencana terapi
menggunakan alat penunjang
akupunktur lain pada pasien dengan
pasien Lanjut Usia
3.4.4. Tehnik penyampaian informasi
mengenai jadwal terapi pada pasien
Lanjut Usia

3.5. Menentukan alat yang 3.5.1. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus
dipergunakan sebagai alat terapi Re pada pasien dengan pasien Lanjut
pada pasien dgn. pasien Lanjut Usia.
Usia. 3.5.2. Tehnik memilih alat terapi dalam kasus

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Han pada pasien dengan pasien Lanjut
Usia.
3.5.3. Tehnik memilih alat terapi berdasarkan
pertimbangan usia pasien dengan
pasien Lanjut Usia.

3.6. Menentukan lokasi titik 3.6.1. Tehnik menentukan lokasi titik


akupunktur yang akan digunakan akupunktur yang akan digunakan
sesuai dengan diagnosis dalam kasus Biao / Meridian pada
pasien dengan pasien Lanjut Usia.
3.6.2. Tehnik menentukan lokasi titik
akupunktur yang akan digunakan
dalam kasus Li / Organ pada pasien
dengan pasien Lanjut Usia

3.7. Menentukan tehnik manipulasi Bu 3.7.1. Tehnik menentukan manipulasi Bu /


atau Xie berdasarkan diagnosis Xie dalam kasus Biao / meridian
pada pasien dengan pasien Lanjut
Usia.
3.7.2. Tehnik menentukan manipulasi Bu /
Xie dalam kasus Li / Organ pada
pasien Lanjut Usia.

3.8. Menentukan tehnik pencabutan 3.8.1. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
jarum berdasarkan diagnosis Bu pada pasien dengan pasien Lanjut
Usia.
3.8.2. Tehnik pencabutan jarum dalam terapi
Xie pada pasien dengan pasien Lanjut
Usia.

4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Melakukan persiapan pasien 4.1.5. Tehnik menentukan posisi pasien
akupunktur dan atau moksibusi pada untuk tatalaksana terapi untuk tatalaksana terapi akupunktur
pasien Lanjut Usia dan atau moksibusi pada pasien Lanjut
Usia

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


4.1.6. Tehnik mempersiapkan alat-alat untuk
tatalaksana terapi akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien Lanjut Usia

4.2.1. Tehnik melakukan komunikasi


4.2. Menciptakan suasana yang psikologis untuk menciptakan
kondusif dalam melakukan suasana kondusif dalam melakukan
persiapan pasien untuk tatalaksana persiapan pasien untuk tatalaksana
terapi terapi akupunktur dan atau moksibusi
pada pasien Lanjut Usia
4.2.2. Tehnik melakukan komunikasi untuk
menjelaskan prosedur penusukan
dan pencabutan jarum untuk
tatalaksana akupunktur dan atau
moksibusi pada pasien Lanjut Usia
4.2.3. Tehnik menentukan Ukuran Jarum
berdasarkan lokasi titik akupunktur

4.3.1. Tehnik melakukan terapi dengan


Tehnik Bu sesuai dengan diagnosis
pasien pada pasien Lanjut Usia
4.3.2. Tehnik melakukan terapi dengan
Tehnik Xie sesuai dengan diagnosis
pasien pada pasien Lanjut Usia

4.3. Melakukan terapi akupunktur 4.4.1. Tehnik menggunakan alat


dengan menggunakan jarum elektroakupunktur pada kasus Shi
sesuai dengan diagnosis pasien sesuai dengan diagnosis pasien pada
mengikuti Prosedur Operasional pasien Lanjut Usia
Standar
4.4.2. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur pada kasus Xu
4.4. Melakukan terapi akupunktur sesuai dengan diagnosis pasien pada
dengan elektroakupunktur sesuai pasien Lanjut Usia
dengan diagnosis pasien mengikuti 4.4.3. Tehnik menggunakan alat

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Prosedur Operasional Standar elektroakupunktur dengan
pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada pasien
Lanjut Usia
4.4.4. Indikasi dan Kontra Indikasi
penggunaan Elektro Akupunktur

4.5. Melakukan terapi akupunktur 4.5.1. Tehnik menggunakan alat penunjang


dengan alat penunjang terapi terapi pada kasus Shi sesuai dengan
sesuai dengan diagnosis pasien diagnosis pasien pada pasien Lanjut
mengikuti Prosedur Operasional Usia
Standar 4.5.2. Tehnik menggunakan alat penunjang
terapi pada kasus Xu sesuai dengan
diagnosis pasien pada pasien Lanjut
Usia
4.5.3. Tehnik menggunakan alat
elektroakupunktur dengan
pertimbangan usia pasien sesuai
dengan diagnosis pasien pada pasien
Lanjut Usia

4.6. Melakukan terapi akupunktur 4.6.1. Tehnik melakukan tata laksana terapi
dengan moksibusi sesuai dengan moksibusi sesuai dengan diagnosis
diagnosis pasien mengikuti pasien pada pasien Lanjut Usia
Prosedur Operasional Standar dengan moksa batang
4.6.2. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada pasien Lanjut Usia
dengan moksa potong
4.6.3. Tehnik melakukan tata laksana terapi
moksibusi sesuai dengan diagnosis
pasien pada pasien Lanjut Usia
dengan moksa kerucut

4.7. Melakukan tindakan asepsis dan 4.7.1. Tehnik melakukan tindakan asepsis

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


antisepsis pada tatalaksana terapi pada tatalaksana terapi akupunktur
akupunktur dan atau moksibusi dan atau moksibusi pada pasien
pada pasien dengan pasien Lanjut dengan pasien Lanjut Usia mengikuti
Usia mengikuti Prosedur Prosedur Operasional Standar
Operasional Standar 4.7.2. Tehnik melakukan tindakan
antisepsis pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien dengan pasien Lanjut Usia
mengikuti Prosedur Operasional
Standar

4.8. Melakukan tindakan penentuan 4.8.1. Tehnik melakukan tindakan penentuan


titik akupunktur pada tatalaksana titik berdasarkan patokan alamiah
terapi akupunktur dan atau anatomi tubuh manusia pada
moksibusi pada pasien dengan tatalaksana terapi akupunktur dan atau
pasien Lanjut Usia mengikuti moksibusi pada pasien dengan pasien
Prosedur Operasional Standar Lanjut Usia mengikuti Prosedur
Operasional Standar
4.8.2. Tehnik melakukan tindakan penentuan
titik berdasarkan patokan ukuran Cun
pasien pada tatalaksana terapi
akupunktur dan atau moksibusi pada
pasien dengan pasien Lanjut Usia
mengikuti Prosedur Operasional
Standar

4.9. Melakukan tindakan penusukan 4.9.1. Melakukan tindakan penusukan jarum


jarum dan alat terapi penunjang dengan cara Bu pada tatalaksana
lain pada tatalaksana terapi terapi akupunktur dan atau moksibusi
akupunktur dan atau moksibusi pada pasien dengan pasien Lanjut
pada pasien dengan pasien Lanjut Usia mengikuti Prosedur Operasional
Usia mengikuti Prosedur Standar.
Operasional Standar 4.9.2. Melakukan tindakan penusukan jarum
dengan cara Xie pada tatalaksana
terapi akupunktur dan atau moksibusi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


pada pasien dengan pasien Lanjut
Usia mengikuti Prosedur Operasional
Standar.
4.9.3. Mengkombinasikan tindakan
penusukan jarum dengan alat
penunjang lain pada tatalaksana
terapi akupunktur dan atau moksibusi
pada pasien Lanjut Usia mengikuti
Prosedur Operasional Standar

4.10. Melakukan prosedur evaluasi 4.10.1. Tehnik menganalisa hasil terapi


selama penusukan jarum dan atau berdasarkan pemilihan titik pada
moksibusi kelainan organ.
4.10.2. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan titik pada
kelainan meridian
4.10.3. Tehnik menganalisa hasil terapi
berdasarkan pemilihan jarum dan
alat penunjang akupunktur

4.11. Melakukan perbaikan tehnik 4.11.1. Tehnik menentukan perubahan titik


penusukan jarum dan atau berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
moksibusi bila diperlukan membaik.
4.11.2. Tehnik menentukan perubahan titik
berdasarkan evaluasi hasil terapi yang
memburuk.

4.12. Menentukan jadwal terapi, 4.12.1. Tehnik menentukan jadwal terapi


anjuran dan prognosis dalam berdasarkan diagnosis pasien
kaitan dengan pasien Lanjut Usia dengan pasien Lanjut Usia
mengikuti Prosedur Operasional 4.12.2. Tehnik menentukan jadwal terapi
Standar berdasarkan usia pasien dengan
pasien Lanjut Usia
4.12.3. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Penyebab Penyakit Luar (PPL) pada
pasien Lanjut Usia
4.12.4. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Dalam (PPD)
pada pasien Lanjut Usia
4.12.5. Tehnik menentukan anjuran
berdasarkan diagnosis pasien dengan
Penyebab Penyakit Lain-Lain (PPLL)
pada pasien Lanjut Usia
4.12.6. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan diagnosis (Shi / Xu)
pasien dengan pasien Lanjut Usia
4.12.7. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan usia pasien dengan
pasien Lanjut Usia
4.12.8. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat pendidikan
pasien dengan pasien Lanjut Usia
4.12.9. Tehnik menentukan prognosis
berdasarkan tingkat sosial ekonomi
pasien dengan pasien Lanjut Usia

4.13. Menjelaskan kepada pasien dan 4.13.1. Tehnik menyampaikan informasi


atau keluarganya mengenai kepada pasien dan atau keluarganya
jadwal, anjuran dan prognosis mengenai jadwal, anjuran, dan
dalam kaitan dengan pasien Lanjut prognosis dalam kaitan dengan pasien
Usia Lanjut Usia berdasarkan tingkat
pendidikan
4.13.2. Tehnik menyampaikan informasi
kepada pasien dan atau keluarganya
mengenai jadwal, anjuran, dan
prognosis dalam kaitan dengan pasien
Lanjut Usia berdasarkan tingkat sosial
ekonomi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


4.13.3. Tehnik menyampaikan informasi
kepada pasien dan atau keluarganya
mengenai jadwal, anjuran, dan
prognosis dalam kaitan dengan pasien
Lanjut Usia berdasarkan usia
4.13.4. Tehnik menyampaikan informasi
kepada pasien dan atau keluarganya
mengenai jadwal, anjuran, dan
prognosis dalam kaitan dengan pasien
Lanjut Usia berdasarkan jenis kelamin

5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat semua tindakan yang 5.1.7. Ilmu Manajemen Klinis
tindakan yang telah dilakukan untuk telah dilakukan secara jelas 5.1.8. Metode Penelitian
bahan pemantauan, evaluasi dan sebagai bahan dokumentasi
pelaporan pelayanan pasien

5.2. Menyusun data hasil tindakan 5.2.1. Ilmu Manajemen Klinis


sebagai bahan evaluasi dan 5.2.2. Metode Penelitian
pelaporan untuk unit kerja terkait

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK03 . 004 . 01


Standart Kompetensi : Mengelola Klinik Pelayanan Akupunktur secara sederhana dan efektif
Waktu : 5 jam @ 50 menit
Teori : 5 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri
Diskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan yang dibutuhkan untuk mengelola klinik sederhana
yang efektif dalam klinik pelayanan akupunktur. Kemampuan ini diterapkan pada pengelolaan klinik
sarana pelayanan akupunktur.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Mengidentifikasi data lingkungan 1.1. Mengidentifikasikan demografi 1.1.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :
masyarakat mengenai kebutuhan masyarakat berdasarkan - Demografi kependudukan
klinik pelayanan akupunktur kebutuhan klinik pelayanan - Indikator Kesehatan Masyarakat
akupunktur - Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
1.1.2. Metodologi Penelitian :
- Statistik  Kuantitatif 
questioner + data
- Analisis  Kualitatif 
wawancara warga / tokoh
setempat
1.1.3. Ilmu Budaya dasar
1.1.4. Agama
1.1.5. Ilmu Sosial Ekonomi

1.2. Melakukan survey kebutuhan 1.2.1. lmu Kesehatan Masyarakat :


masyarakat akan kebutuhan klinik - Demografi kependudukan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


pelayanan akupunktur - Indikator Kesehatan
Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
- Ilmu Statistik

1.3. Melakukan dokumentasi 1.3.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


demografi masyarakat yang telah - Demografi kependudukan
teridentifikasi - Indikator Kesehatan
Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
1.3.2. Ilmu Statistik

1.4. Melakukan dokumentasi survey 1.4.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


kebutuhan masyarakat akan - Demografi kependudukan
kebutuhan klinik pelayanan - Indikator Kesehatan
akupunktur Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
1.4.2. Ilmu Statistik

1.5. Menganalisis data demografi 1.5.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


masyarakat yang telah - Demografi kependudukan
terdokumentasi - Indikator Kesehatan
Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
1.5.2. Ilmu Statistik

1.6. Menganalisis hambatan yang 1.6.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


terjadi pada data demografi - Demografi kependudukan
masyarakat yang telah - Indikator Kesehatan
terdokumentasikan Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
1.6.2. Ilmu Statistik

1.7. Menganalisis data survey 1.7.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


kebutuhan msyarakat yang telah - Demografi kependudukan
terdokumentasi - Indikator Kesehatan
Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
1.7.2. Ilmu Statistik

1.8. Menganalisis hambatan yang 1.8.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


terjadi pada data survey - Demografi kependudukan
kebutuhan masyarakat yang telah - Indikator Kesehatan
terdokumentasi Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
1.8.2. Ilmu Statistik

2. Mengidentifikasi data rencana 2.1. Melakukan identifikasi lokasi klinik 2.1.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :
penyusunan klinik pelayanan pelayanan akupunktur sesuai - Demografi kependudukan
akupunktur sesuai dengan kebutuhan klinik pelayanan - Indikator Kesehatan
kebutuhan masyarakat akupunktur dan kebutuhan Masyarakat
masyarakat - Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
2.1.2. Ilmu Statistik

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


2.2. Melakukan identifikasi denah 2.2.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :
lokasi klinik pelayanan akupunktur - Demografi kependudukan
sesuai kebutuhan klinik dan - Indikator Kesehatan
kebutuhan masyarakat mengikuti Masyarakat
Prosedur Operasonal Standar - Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
2.2.2. Ilmu Statistik

2.3. Melakukan identifikasi tata ruang 2.3.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


klinik pelayanan akupunktur - Demografi kependudukan
sesuai kebutuhan klinik dan - Indikator Kesehatan
kebutuhan masyarakat mengikuti Masyarakat
Prosedur Operasional Standar - Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
2.3.2. Ilmu Statistik

2.4. Melakukan identifikasi sarana, 2.4.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


prasarana yang diperlukan sesuai - Demografi kependudukan
dengan kebutuhan klinik dan - Indikator Kesehatan
kebutuhan masyarakat mengikuti Masyarakat
Prosedur Operasional Standar - Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
2.4.2. lmu Statistik

2.5. Melakukan dokumentasi lokasi 2.5.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


klinik pelayanan akupunktur - Demografi kependudukan
mengikuti Standar Operasional - Indikator Kesehatan
Pelayanan Akupunktur Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
2.5.2. Ilmu Statistik

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


2.6. Melakukan dokumentasi denah 2.6.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :
klinik pelayanan akupunktur - Demografi kependudukan
mengikuti Standar Operasional - Indikator Kesehatan
Pelayanan Akupunktur Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
2.6.2. Ilmu Statistik

2.7. Melakukan dokumentasi tata 2.7.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


ruang klinik pelayanan akupunktur - Demografi kependudukan
mengikuti Standar Operasional - Indikator Kesehatan
Pelayanan Akupunktur Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
2.7.2. Ilmu Statistik

2.8. Melakukan dokumentasi sarana 2.8.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


dan prasarana klinik pelayanan - Demografi kependudukan
akupunktur mengikuti Standar - Indikator Kesehatan
Operasional Pelayanan Masyarakat
Akupunktur - Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
2.8.2. Ilmu Statistik

3. Melakukan persiapan klinik 3.1. Melakukan persiapan lokasi 3.1.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :
pelayanan akupunktur mengikuti klinik pelayanan akupunktur - Demografi kependudukan
Standar Operasional Pelayanan mengikuti Standar Operasional - Indikator Kesehatan
Akupunktur. Pelayanan akupunktur. Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
3.1.2. Ilmu Statistik

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


3.2. Melakukan persiapan denah 3.2.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :
klinik pelayanan akupunktur - Demografi kependudukan
mengikuti Standar Operasional - Indikator Kesehatan
Pelayanan Akupunktur. Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
3.2.2. Ilmu Statistik

3.3. Melakukan persiapan tata ruang 3.3.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


klinik akupunktur mengikuti - Demografi kependudukan
Standar Operasional Pelayanan - Indikator Kesehatan
akupunktur Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
3.3.2. Ilmu Statistik

3.4. Melakukan persiapan sarana 3.4.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


dan prasarana klinik akupunktur - Demografi kependudukan
mengikuti Standar Operasional - Indikator Kesehatan
Pelayanan Akupunktur Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
3.4.2. Ilmu Statistik

3.5. Melakukan persiapan 3.5.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


dokumentasi yang diperlukan - Demografi kependudukan
untuk proses perijinan mengikuti - Indikator Kesehatan
peraturan yang berlaku Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


3.5.2. Ilmu Statistik

3.6. Mengajukan proses perijinan 3.6.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


mengikuti peraturan yang - Demografi kependudukan
berlaku - Indikator Kesehatan
Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
3.6.2. Ilmu Statistik

3.7. Mendoumentasikan hasil 3.7.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


perijinan mengikuti peraturan - Demografi kependudukan
yang berlaku - Indikator Kesehatan
Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
3.7.2. Ilmu Statistik

3.8. Memberikan informasi melalui 3.8.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


media lisan kepada masyarakat - Demografi kependudukan
sekitar mengikuti Standar - Indikator Kesehatan
Operasional Pelayanan Masyarakat
Akupunktur dan Kode Etik - Sanitasi dan Kesehatan
Akupunkturis Indonesia Lingkungan
3.8.2. Ilmu Statistik

3.9. Memberikan informasi melalui 3.9.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


media tertulis kepada - Demografi kependudukan
masyarakat sekitar mengikuti - Indikator Kesehatan
Standar Operasional Pelayanan Masyarakat
Akupunktur dan Kode Etik - Sanitasi dan Kesehatan
Akupunkturis Indonesia Lingkungan
3.9.2. Ilmu Statistik

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


4. Melakukan Pengelolaan klinik 4.1. Melakukan pengelolaan 4.1.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :
Pelayanan Akupunktur manajemen keuangan klinik - Demografi kependudukan
mengikuti Standar Operasional pelayanan akupunktur mengikuti - Indikator Kesehatan
Pelayanan Akupunktur. Standar Operasional Prosedur Masyarakat
Pelayanan Akupunktur - Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
4.1.2. Ilmu Statistik

4.2. Melakukan pengelolaan 4.2.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


manajemen administrasi klinik - Demografi kependudukan
pelayanan akupunktur mengikuti - Indikator Kesehatan
Standar Operasional Prosedur Masyarakat
Pelayanan Akupunktur - Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
4.2.2. Ilmu Statistik

4.3. Melakukan pengelolaan 4.3.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


manajemen operasional klinik - Demografi kependudukan
pelayanan akupunktur mengikuti - Indikator Kesehatan
Standar Operasional Prosedur Masyarakat
Pelayanan Akupunktur - Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
4.3.2. Ilmu Statistik

4.4. Melakukan dokumentasi 4.4.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


pengelolaan manajemen - Demografi kependudukan
keuangan klinik pelayanan - Indikator Kesehatan
akupunktur mengikuti Standar Masyarakat
Operasional Prosedur - Sanitasi dan Kesehatan
Pelayanan Akupunktur Lingkungan
4.4.2. Ilmu Statistik

4.5. Melakukan dokumentasi 4.5.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


pengelolaan dokumentasi - Demografi kependudukan
pengelolaan manajemen - Indikator Kesehatan
administrasi klinik pelayanan Masyarakat
akupunktur mengikuti Standar - Sanitasi dan Kesehatan
Operasional Pelayanan Lingkungan
Akupunktur 4.5.2. Ilmu Statistik

4.6. Melakukan dokumentasi 4.6.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


pengelolaan dokumentasi - Demografi kependudukan
pengelolaan manjemen - Indikator Kesehatan
operasional klinik pelayanan Masyarakat
akupunktur mengikuti Standar - Sanitasi dan Kesehatan
Operasional Pelayanan Lingkungan
Akupunktur 4.6.2. Ilmu Statistik

4.7. Melakukan pelaporan dan 4.7.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


evaluasi manajemen keuangan - Demografi kependudukan
secara berkala - Indikator Kesehatan
Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
4.7.2. Ilmu Statistik

4.8. Melakukan pelaporan dan 4.8.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :


evaluasi manajemen - Demografi kependudukan
administrasi secara berkala - Indikator Kesehatan
Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
4.8.2. Ilmu Statistik

4.9. Melakukan pelaporan dan 4.9.1. Ilmu Kesehatan Masyarakat :

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


evaluasi manajemen - Demografi kependudukan
operasional secara berkala - Indikator Kesehatan
Masyarakat
- Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
4.9.2. Ilmu Statistik

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK03 . 005 . 01


Standar Kompetensi : Komunikasi yang efektif, baik dalam tim pelayanan akupunktur maupun tim kesehatan lain
Waktu : 5 jam @ 50 menit
Teori : 5 Jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri
Diskripsi Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan komunikasi yang efektif antar
akupunkturis dengan anggota tim pelayanan akupunktur dan tim kesehatan lain. Kemampuan ini diterapkan
pada semua tim kesehatan yang terkait dengan pekerjaan pelayanan akupunktur dan kesehatan serta
mendemonstrasikan kemampuan secara interpersonal

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Mengidentifikasi informasi dan pesan 1.1. Mengidentifikasikan sumber 1.1.1. Tehnik mengidentifikasi sumber informasi
melalui komunikasi dalam tim informasi dan pesan dan pesan berdasarkan Sistem Rujukan
pelayanan dengan benar dan tepat Vertikal
1.1.2. Tehnik mengidentifikasi sumber informasi
dan pesan berdasarkan Sistem Rujukan
Horisontal
1.1.3. Tehnik mengidentifikasi sumber informasi
dan pesan berdasarkan Sistem Rujukan
antar Disiplin Ilmu

1.2. Mengidentifikasikan media 1.2.1. Tehnik mengidentifikasi media informasi dan


informasi dan pesan yang pesan secara lisan
digunakan 1.2.2. Tehnik mengidentifikasi sumber informasi
dan pesan secara tertulis

1.3. Mengidentifikasikan penerima 1.3.1. Tehnik mengidentifikasi penerima informasi


informasi dan pesan dan pesan berdasarkan Sistem Rujukan
Vertikal

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


1.3.2. Tehnik mengidentifikasi penerima informasi
dan pesan berdasarkan Sistem Rujukan
Horisontal
1.3.3. Tehnik mengidentifikasi sumber informasi
dan pesan berdasarkan Sistem Rujukan
antar Disiplin Ilmu

1.4. Melakukan dokumentasi sumber 1.4.1. Tehnik melakukan dokumentasi sumber


informasi dan pesan yang telah informasi dan pesan berdasarkan Sistem
teridentifikasi Rujukan Vertikal
1.4.2. Tehnik melakukan dokumentasi sumber
informasi dan pesan berdasarkan Sistem
Rujukan Horisontal
1.4.3. Tehnik melakukan dokumentasi sumber
informasi dan pesan berdasarkan Sistem
Rujukan antar Disiplin Ilmu

1.5. Melakukan dokumentasi media 1.5.1. Tehnik melakukan dokumentasi media


informasi dan pesan yang telah informasi dan pesan secara lisan
teridentifikasi 1.5.2. Tehnik melakukan dokumentasi sumber
informasi dan pesan secara tertulis

1.6. Melakukan dokumentasi 1.6.1. Tehnik melakukan dokumentasi penerima


penerima informasi dan pesan informasi dan pesan berdasarkan Sistem
yang telah teridentifikasi Rujukan Vertikal
1.6.2. Tehnik melakukan dokumentasi penerima
informasi dan pesan berdasarkan Sistem
Rujukan Horisontal
1.6.3. Tehnik melakukan dokumentasi sumber
informasi dan pesan berdasarkan Sistem
Rujukan antar Disiplin Ilmu

1.7. Menganalisis sumber informasi 1.7.1. Tehnik melakukan analisa data sumber dan
dan pesan yang telah pesan yang telah terdokumentasi
terdokumentasi 1.7.2. Tehnik melakukan analisa hambatan yang

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


terjadi pada data sumber informasi dan
pesan yang telah terdokumentasi

1.8. Menganalisis media informasi 1.8.1. Tehnik melakukan analisa pada media
dan pesan yang telah informasi dan pesan yang telah
terdokumentasi terdokumentasi
1.8.2. Tehnik melakukan analisa hambatan yang
terjadi pada media informasi dan pesan yang
telah terdokumentasi

1.9. Menganalisis penerima informasi 1.9.1. Tehnik melakukan analisa pada penerima
dan pesan yang telah informasi dan pesan yang telah
terdokumentasi terdokumentasi
1.9.2. Tehnik melakukan analisa hambatan yang
terjadi pada penerima informasi dan pesan
yang telah terdokumentasi

2. Menyampaikan pesan dan 2.1. Menyampaikan informasi yang telah 2.1.1. Teknik Melakukan komunikasi perorangan
informasi dengan tepat dan benar diinterpretasi pada anggota tim yang efektif pada pelayanan akupunktur lain
kepada anggota tim pelayanan pelayanan akupunktur lain dalam menyampaikan informasi dan pesan
akupunktur anggota tim pelayanan 2.1.2. Teknik Melakukan komunikasi yang efektif
kesehatan lainnya. dalam tim pelayanan akupunktur lain dalam
menyampaikan informasi dan pesan

2.2. Menyampaikan informasi yang telah 2.2.1. Melakukan komunikasi perorangan yang
diinterpretasi pada anggota tim efektif pada pelayanan kesehatan lain dalam
pelayanan kesehatan lain menyampaikan informasi dan pesan
2.2.2. Melakukan komunikasi yang efektif dalam
tim pelayanan kesehatan lain dalam
menyampaikan informasi dan pesan

2.3. Menyampaikan pesan dan 2.3.1. Tehnik menyampaikan pesan dan informasi
informasi dengan benar kepada dengan sumber informasi yang benar /
tim pelayanan akupunktur dan atau tepat kepada tim pelayanan akupunktur dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


tim pelayanan kesehatan lain atau tim pelayanan kesehatan lain
2.3.2. Tehnik menyampaikan pesan dan informasi
dengan media informasi yang benar / tepat
kepada tim pelayanan akupunktur dan atau
tim pelayanan kesehatan lain
2.3.3. Tehnik menyampaikan pesan dan informasi
kepada penerima informasi yang benar /
tepat kepada tim pelayanan akupunktur dan
atau tim pelayanan kesehatan lain

2.4. Menyampaikan pesan dan 2.4.1. Tehnik menentukan waktu yang tepat dalam
informasi pada waktu yang tepat menyampaikan pesan dan infromasi
kepada tim pelayanan akupunktur 2.4.2. Ilmu manajemen
dan atau tim pelayanan kesehatan
lain

3. Melakukan pembahasan dengan 3.1. Melakukan pembahasan pesan dan 3.1.1. Melakukan pembahasan data masukan pada
anggota tim pelayanan akupunktur informasi bersama-sama dengan pesan dan informasi bersama-sama dengan
lain dan atau tim pelayanan anggota tim anggota tim
kesehatan lainnya 3.1.2. Melakukan pembahasan hambatan / masalah
pada pesan dan informasi bersama-sama
dengan anggota tim
3.1.3. Melakukan pembahasan penyelesaian
masalah pada pesan dan informasi bersama-
sama dengan anggota tim

3.2. Menerima masukan pendapat dan 3.2.1. Tehnik melakukan komunikasi dalam tim
tanggapan anggota tim lain apabila untuk menerima masukan pendapat dan
memenuhi syarat tanggapan
3.2.2. Membuat kesimpulan mengenai pembahasan
data yang akurat dengan menggunakan
skala prioritas.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


3.3. Melakukan dokumentasi 3.3.1. Tehnik mendokumentasikan kesimpulan hasil
kesimpulan hasil pembahasan pembahasan
3.3.2. Ilmu manajemen

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Level : 2 (dua)
Jabatan : Akupunkturis

Kode Unit : JKS.AK03 . 006 . 01


Standar Kompetensi : Alat Penunjang Akupunktur sebagai alat bantu diagnosis dan terapi
Waktu : 10 jam @ 50 menit
Teori : 6 jam
Praktik : 4 jam
Metode : Ceramah, Diskusi, Portofolio, Penilaian Mandiri, Peragaan, Praktik klinik
Diskripsi Unit : Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan
akupunktur dengan menggunakan alat penunjang diagnosis dan atau terapi bagi pasien.
Kemampuan ini diterapkan pada pasien tertentu yang membutuhkan pelayanan akupunktur
dengan alat bantu, yang datang ke sarana pelayanan akupunktur

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

1. Mengidentifikasi alat penunjang yang 1.1. Mengidentifikasi alat 1.1.1 Ilmu Dasar Kelistrikan
akan digunakan dalam menetapkan Elektroakupunktur, yang digunakan 1.1.2 Ilmu Biolistrik
diagnosis dan terapi akupunktur untuk Diagnosis sesuai kebutuhan 1.1.3 Teknik menentukan Diagnosis
dan gangguan pasien dengan Elektroakupunktur

1.2. Mengidentifikasi alat Neurometer 1.2.1. Ilmu Dasar Kelistrikan


Nakatani yang digunakan untuk 1.2.2. Ilmu Biolistrik
Diagnosis sesuai kebutuhan dan 1.2.3. Teknik menentukan Diagnosis
gangguan pasien dengan Neurometer Nakatani

1.3. Mengidentifikasi alat Alat –alat 1.3.1. Ilmu Dasar Kelistrikan


penunjang lain yang digunakan 1.3.2. Ilmu Biolistrik
untuk Diagnosis sesuai kebutuhan 1.3.3. Teknik menentukan Diagnosis
dan gangguan pasien dengan Alat Penunjang
Akupunktur Lain

1.4. Mengidentifikasi alat 1.4.1. Ilmu Dasar Kelistrikan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


elektroakupunktur, yang digunakan 1.4.2. Ilmu Biolistrik
untuk Terapi sesuai kebutuhan dan 1.4.3. Teknik menentukan Terapi dengan
gangguan pasien. Elektroakupunktur

1.5. Mengidentifikasi neurometer 1.5.1. Ilmu Dasar Kelistrikan


Nakatani yang digunakan untuk 1.5.2. Ilmu Biolistrik
Terapi sesuai kebutuhan dan 1.5.3. Teknik menentukan Terapi dengan
gangguan pasien. Neurometer Nakatani

1.6. Mengidentifikasi Alat -alat 1.6.1. Ilmu Dasar Kelistrikan


Penunjang lain yang digunakan 1.6.2. Ilmu Biolistrik
untuk Terapi sesuai kebutuhan dan 1.6.3. Teknik menentukan Terapi dengan
gangguan pasien. Alat Penunjang lain

2. Merencanakan tatalaksana 2.1. Menjelaskan Tata laksana 2.1.1. Teknik penggunaan alat Elektro
penggunaan alat penunjang penggunaan alat Elektro Akupunktur untuk Diagnosis dan
akupunktur dengan jelas,tepat dan Akupunktur untuk Diagnosis dan Terapi
benar Terapi kepada pasien 2.1.2. Ilmu Komunikasi
2.1.3. Ilmu Psikologi

2.2. Menjelaskan Tata laksana 2.2.1. Teknik penggunaan alat


penggunaan alat Neurometer Neurometer Nakatani untuk
Nakatani untuk Diagnosis dan Diagnosis dan Terapi
Terapi kepada pasien 2.2.2. Ilmu Komunikasi
2.2.3. Ilmu Psikologi

2.3. Menjelaskan Tata laksana 2.3.1. Teknik penggunaan alat - alat


penggunaan Alat-alat Penunjang Penunjang Lain untuk Diagnosis
lain untuk Diagnosis dan Terapi dan Terapi
kepada pasien 2.3.2. Ilmu Komunikasi
2.3.3. Ilmu Psikologi

2.4. Menjelaskan cara kerja alat Elektro 2.4.1. Ilmu Dasar Kelistrikan
akupunktur untuk Diagnosis dan 2.4.2. Ilmu Biolistrik

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Terapi kepada pasien 2.4.3. Teknik penggunaan Elektro
Akupunktur untuk Terapi
2.4.4. Ilmu Komunikasi
2.4.5. Ilmu Psikologi

2.5. Menjelaskan cara kerja alat 2.5.1. Ilmu Dasar Kelistrikan


Neurometer Nakatani untuk Terapi 2.5.2. Ilmu Biolistrik
kepada pasien 2.5.3. Teknik penggunaan Elektro
Akupunktur untuk Terapi
2.5.4. Ilmu Komunikasi
2.5.5. Ilmu Psikologi

2.6. Menjelaskan cara kerja Alat-alat 2.6.1. Ilmu Dasar Kelistrikan


Penunjang lain untuk Terapi 2.6.2. Ilmu Biolistrik
kepada pasien 2.6.3. Teknik penggunaan Alat-alat
Penunjang lain untuk Diagnosis
dan Terapi.
2.6.4. Ilmu Komunikasi
2.6.5. Ilmu Psikologi

2.7. Menjelaskan efek yang timbul 2.7.1 Ilmu Dasar Kelistrikan


akibat penggunaan alat Elektro 2.7.2 Ilmu Biolistrik
Akupunktur kepada pasien. 2.7.3 Indikasi dan Kontra Indikasi
penggunaan Alat Elektro
Akupunktur
2.7.4 Ilmu Komunikasi
2.7.5 Ilmu Psikologi

2.8. Menjelaskan efek yang timbul 2.8.1. Ilmu Dasar Kelistrikan


akibat penggunaan alat 2.8.2. Ilmu Biolistrik
Neeurometer Nakatani kepada 2.8.3. Indikasi dan Kontra Indikasi
pasien penggunaan Alat Neurometer
Nakatani
2.8.4. Ilmu Komunikasi
2.8.5. Ilmu Psikologi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


2.9.1. Ilmu Dasar Kelistrikan
2.9. Menjelaskan efek yang timbul 2.9.2. Ilmu Biolistrik
akibat penggunaan alat penunjang 2.9.3. Indikasi dan Kontra Indikasi
akupunktur penggunaan Alat –alat Penunjang
lain.
2.9.4. Ilmu Komunikasi
2.9.5. Ilmu Psikologi

2.10. Penggunaan alat Elektro 2.10.1. Teknik penggunaan alat Elektro


Akupunktur, Neurometer Nakatani Akupunktur Neurometer Nakatani
dan Alat-alat penunjang lain untuk dan Alat-alat penunjang lain untuk
Diagnosis Diagnosis
2.10.2. Ilmu Dasar Kelistrikan
2.10.3. Ilmu Biolistrik

2.11. Penggunaan alat Elektro 2.11.1. Teknik penggunaan alat Elektro


Akupunktur, Neurometer Nakatani Akupunktur Neurometer Nakatani
dan Alat-alat penunjang lain untuk dan Alat-alat penunjang lain untuk
Terapi Sedasi Terapi Sedasi
2.11.2. Ilmu Dasar Kelistrikan
2.11.3. Ilmu Biolistrik

2.12. Penggunaan alat Elektro 2.12.1. Teknik penggunaan alat Elektro


Akupunktur, Neurometer Nakatani Akupunktur Neurometer Nakatani
dan Alat-alat penunjang lain untuk dan Alat-alat penunjang lain untuk
Terapi Tonifikasi Terapi Tonifikasi
2.12.2. Ilmu Dasar Kelistrikan
2.12.3. Ilmu Biolistrik

2.13. Penggunaan alat Elektro 2.13.1. Teknik penggunaan alat Elektro


Akupunktur, Neurometer Nakatani Akupunktur Neurometer Nakatani
dan Alat-alat penunjang lain dan Alat-alat penunjang lain untuk

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


untuk Anestesi Anastesi
2.13.2. Ilmu Dasar Kelistrikan
2.13.3. Ilmu Biolistrik

3. Melakukan tatalaksana diagnosis 3.1. Menggunakan alat penunjang 3.1.1. Teknik melakukan pemasangan
dengan menggunakan alat akupunktur untuk proses diagnosis alat penunjang diagnosis ketubuh
penunjang akupunktur yang dipilih mengikuti Prosedur Operasional pasien.
Standar 3.1.2. Teknik menggunakan alat Elektro
Akupunktur Neurometer Nakatani
dan Alat-alat penunjang lain
sebagai alat diagnosis pada
penderita lanjut Usia
3.1.3. Ilmu Dasar Kelistrikan
3.1.4. Ilmu Biolistrik

3.2. Menggunakan alat penunjang 3.2.1. Ilmu Dasar Kelistrikan


akupunktur untuk proses diagnosis 3.2.2. Ilmu Biolistrik
dalam suasana yang kondusif 3.2.3. Ilmu Dasar Elektroakupunktur
3.2.4. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
3.2.5. Ilmu Dasar Alat Penunjang
Akupunktur Lain

3.3. Mengidentifikasi data hasil 3.3.1. Ilmu Dasar Elektroakupunktur


penggunaan alat penunjang 3.3.2. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
akupunktur mengikuti Prosedur 3.3.3. Ilmu Dasar Alat Penunjang
Operasional Standar Akupunktur Lain

3.4. Menganalisa data hasil 3.4.1. Ilmu Dasar Elektroakupunktur


penggunaan alat penunjang 3.4.2. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
akupunktur 3.4.3. Ilmu Dasar Alat Penunjang
Akupunktur Lain

3.5. Menciptakan suasana kondusif 3.5.1. Ilmu Komunikasi


dalam menjelaskan diagnosis 3.5.2. Ilmu Psikologi komunikasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


kepada pasien dan atau
keluarganya

3.6. Menjelaskan diagnosis kepada 3.6.1. Ilmu Dasar Elektroakupunktur


pasien dan atau keluarganya 3.6.2. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
3.6.3. Ilmu Dasar Alat Penunjang
Akupunktur Lain
3.6.4 Ilmu Komunikasi Psikologi

3.7. Menjelaskan rencana terapi kepada 3.7.1. Ilmu Dasar Elektroakupunktur


pasien berdasarkan hasil diagnosis 3.7.2. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
alat bantu / alat penunjang . 3.7.3. Ilmu Dasar Alat Penunjang
Akupunktur Lain

3.8. Menjelaskan proses tatalaksana 3.8.1. Ilmu Dasar Elektroakupunktur


terapi kepaa pasien berdasakan 3.8.2. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
hasil diagnosis alat bantu 3.8.3. Ilmu Dasar Alat Penunjang
Akupunktur Lain

3.9. Mencatat hasil 3.9.1. Ilmu Dasar Elektroakupunktur


diagnosis untuk dokumentasi 3.9.2. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
keadan penyakit psien 3.9.3. Ilmu Dasar Alat Penunjang
Akupunktur Lain

4. Melakukan tatalaksana terapi 4.1. Menggunakan alat penunjang 4.1.1. Ilmu Dasar Elektroakupunktur
dengan menggunakan alat akupunktur untuk terapi dalam 4.1.2. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
penunjang akupunktur yang dipilih suasana yang kondusif 4.1.3. Ilmu Dasar Alat Penunjang
Akupunktur Lain

4.2. Melakukan pemantauan dan 4.2.1. Ilmu Dasar Elektroakupunktur


penilaian selama pelaksanaan 4.2.2. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
terapi dengan alat penunjang 4.2.3. Ilmu Dasar Alat Penunjang
akupunktur Akupunktur Lain

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


4.3. Melakukan pemantauan dan 4.3.1. Ilmu Dasar Elektroakupunktur
penilaian sesudah pelaksanaan 4.3.2. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
terapi dengan alat penunjang 4.3.3. Ilmu Dasar Alat Penunjang
akupunktur Akupunktur Lain

4.4. Menjelaskan jadwal terapi kepada 4.4.1. Ilmu Dasar Elektroakupunktur


pasien berdasarkan diagnosis 4.4.2. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
penyakit dan kondisi pasien 4.4.3. Ilmu Dasar Alat Penunjang
Akupunktur Lain

4.5. Menjelaskan seri terapi kepada 4.5.1. Ilmu Dasar Elektroakupunktur


pasien berdasarkan diagnosis 4.5.2. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
penyakit dan kondisi pasien 4.5.3. Ilmu Dasar Alat Penunjang
Akupunktur Lain

4.6. Menjelaskan prognosis kepada 4.6.1. Ilmu Dasar Elektroakupunktur


pasien berdasarkan diagnosis 4.6.2. Ilmu Dasar Neurometer Nakatani
penyakit dan kondisi pasien 4.6.3. Ilmu Dasar Alat Penunjang
Akupunktur Lain

5. Melakukan dokumentasi semua 5.1. Mencatat proses tindakan terapi 5.1.1. Ilmu komunikasi dokumentasi
tindakan yang telah dilakukan secara jelas sebagai bahan 5.1.2. Ilmu manajemen
untuk bahan pemantauan, evaluasi dokumentasi pelayanan pasien
dan pelaporan
5.2. Mencatat hasil tindakan terapi 5.2.1. Ilmu komunikasi dokumentasi
secara jelas sebagai bahan 5.2.2. Ilmu manajemen
dokumentasi pelayanan pasien

5.3. Menyusun data proses dan hasil 5.3.1. Ilmu komunikasi dokumentasi
tindakan sebagai bahan evaluasi 5.3.2. Ilmu manajemen
dan pelaporan untuk klinik atau unit
kerja terkait

Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia


Kurikulum Berbasis Kompetensi Akupunktur Indomesia

Anda mungkin juga menyukai