Anda di halaman 1dari 13

Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.

php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU


STUDI KASUS RW 3, 4, dan 5 KELURAHAN BANDARHARJO
KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG
Laksmi Kurnia Santi*), Ika Bagus Priyambada**), Syafrudin**)
Program Studi Teknik Lingkungan Fakuktas Teknik Universitas Diponegoro
JL. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia, 50275
Email: santilaksmikurnia@gmail.com

Abstrak
Kelurahan Bandarharjo merupakan kelurahan yang terletak di bagian utara Kota Semarang
tepatnya di Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang dengan luas wilayah 342.675 Ha.
Kelurahan Bandarharjo tediri dari 103 Rukun Tetangga (RT) dan 12 Rukun Warga (RW).
Kelurahan Bandarharjo 4782 KK. Perencanaan pengelolaan sampah difokuskan ke lingkup yang
lebih kecil yaitu RW 3, 4, dan 5 Kelurahan Bandarharjo. RW 3, 4, dan 5 memiliki jumlah penduduk
1363 KK dengan luas wilayah 2820 Ha. Sampai saat ini pengelolaan sampah yang telah dilakukan
belum optimal dan hanya sebatas kumpul-angkut-buang. Sehingga menyebabkan penumpukan
sampah di Tempat Penampungan Sampah (TPS). Oleh karena itu dilakukan penelitian yang
bertujuan menganalisis kondisi persampahan di RW 3, 4, dan 5 Kelurahan Bandarharjo dan
merencanakan teknis pengelolaan sampah terpadu untuk diterapkan di RW 3, 4, dan 5 Kelurahan
Bandarharjo. Teknik pengumpulan data meliputi sampling sampah, wawancara, kuesioner, observasi
dan dokumentasi. Penentuan sampling sampah dilakukan dengan simple random sampling dengan
metode sesuai SNI 19-3964-1994. Kajian kuesioner dilakukan dengan metode purposive sampling
untuk pejabat tingkat RT dan RW setempat serta simple random sampling untuk masyarakat biasa.
Analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data penelitian didapatkan
rata-rata timbulan perkapita sampah RW 3, 4, dan 5 Kelurahan Bandarharjo sebesar untuk domestik
sebesar 3,707 liter/orang/hari, untuk fasilitas pendidikan sebesar 0,247 liter/orang/hari, dan untuk
fasilitas perekonomian sebesar 5,593 liter/orang/hari serta berat perkapita untuk sampah domestik
sebesar 0,312 kg/hari, untuk fasilitas pendidikan sebesar 0,015 kg/hari, dan untuk fasilitas
perekonomian sebesar 0,411 kg/hari. Dilakukan perencanaan aspek kelembagaan dengan
pembentukan KSM, hukum dan peraturan pengelolaan sampah di RW 3, 4, dam 5 Kelurahan
Bandarharjo berdasarkan Perda Kota Semarang No 6 Tahun 2012, serta pembentukan SOP sistem
pengelolaan sampah terpadu RW 3, 4, dan 5 Kelurahan Bandarharjo. Peran serta masyarakat
meliputi melakukan 3R disetiap rumah, pemilahan dari sumber, membayar retribusi, dan memberi
saran tentang pengelolaan sampah terpadu agar lebih baik. Aspek teknis operasional sub
pewadahan direncanakan 5 jenis wadah sesuai dengan jenis sampah, dengan jumlah alat pengumpul
sebanya k11, direncanakan kegiatan pemilahan dan pengomposan di TPS dengan luas 352 m2. Biaya
yang dibutuhkan dalam perencaaan pengelolaan sampah terpadu berjumlah Rp 1.133.711.269,00
yang bersumber dari dana pemerintah Kota Semarang.

Kata Kunci : Sampah, Perencanaan, Pengelolaan Sampah Terpadu.

Abstract
[Integrated Waste Management Planning System (A Case Study in RW 3, 4, and 5 of Bandarharjo
District of North Semarang Subdistrict in Semarang]. The Bandarharjo district is an area of
342.675 Ha located in the North Semarang Subdistrict in northern Semarang. Bandarharjo district
consists of 103 Rukun Tetangga (RT) and 12 Rukun Warga (RW). Bandarharjo district has 4782
families. The waste management planning is focused on smaller range of RW 3, 4, 5 in Bandarharjo
district. There are 1363 families live in RW 3, 4, 5 with an area of 2820 Ha. The waste management
so far has not optimal yet. The action so far were collect-haul-dispose. It causes heap of trashes in the
trash shelter. This study aims to analyze the condition of the garbages in RW 3, 4, 5 in Bandarharjo
district. The data were collected by having the garbage sampling, interviews, giving questionnaires,
1 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

doing observation and documentation. The garbage sampling is determined by having random
sampling method in accordance with SNI 19-2964-1994. The questionnaire study was conducted by
having a purposive sampling method for local functionary of RT and RW and a random sampling for
local citizens. The data were analyzed using the quantitative descriptive techniques. The data analysis
obtains a result of an average per capita of trash heap in RW 3, 4, 5 of Bandarharjo district for
domestic are amounted to 3.707 litres/person/day, for educational facilities are amounted to 0.247
liters/person/day, and for economic facilities are amounted to 5.593 liters/person/day and weight per
capita for domestic waste are amounted to 0,312 kg/day, for the educational facilities of 0.015 kg/day
and for the economic facilities are amounted to 0.411 kg/day. Institutional aspects were carried out
by forming SHGs, waste management laws and regulations in RW 3, 4, 5 of Bandarharjo district
according to Semarang City Regulation No. 6 of 2012 and creating standard operating procedure of
integrated waste management system of RW 3, 4, 5 of Bandarharjo district. People’s participation are
needed by doing 3R in every house, sorting garbages, paying the toll, and giving suggestions for a
better integrated waste management. The technical operational aspects of sub lug is planned to be
divided into five types of container according to the type of the waste, 11 collector tools, sorting and
composting activities were performed at a 352 m2 trash shelter. The cost of the waste management
planning was Rp 1,133,711,269.00 funded by the Government of Semarang.

Keywords: Garbages, Technical Planning, Integrated Waste Management

PENDAHULUAN sangat berhimpitan, kondisi drainase yang


Sampah masih menjadi masalah penting sangat kotor, serta banyak air menggenag yang
untuk sebuah kota yang padat penduduk. menyebabkan bibitt penyakit.. Selain itu, di
Volume sampah yang melebihi kapasitas daya Kelurahan Bandarharjo ini terdapat rumah
tampung, manajemen pengelolaan sampah susun yang sangat kumuh dan padat
yang tidak efektif, hingga kurangnya penghuninya. Kondisi rumah di Kelurahan
dukungan kebijakan dari pemerintah dapat Bandarharjo sangat berkaitan erat dengan
menyebabkan penumpukan sampah. banjir dan rob. Banjir dan rob sering
Penumpukan sampah tersebut kemudian menggenangi rumah warga saat musim
memiliki dampak terhadap lingkungan, penghujan sehingga rumah warga di
kesehatan, serta estetika. Kelurahan Bandarharjo memilki kondisi yang
Kelurahan Bandarharjo Kecamatan buruk.
Semarang Utara memiliki luas 342.675 Ha Wilayah RW 3, 4, dan 5 Kelurahan
yang terbagi ke dalam 12 RW dengan total 103 Bandarharjo merupakan wilayah yang
RT dan terdiri dari 4782 KK dengan jumlah difokuskan dalam perencanaan ini. Dengan
penduduk sangat memungkinkan untuk jumlah penduduk sebesar 1363 KK, dan luas
menimbulkan sampah yang cukup besar. wilayah 2820 Ha, wilayah tersebut merupakan
Dengan luas lahan sebesar itu, maka penelitian wilayah yang padat penduduknya. Semakin
akan lebih spesifik atau dalam ruang lingkup padat penduduk, maka potensi jumlah
yang lebih kecil yaitu per RW. Perencanaan timbulan sampah akan semakin meningkat,
mengenai pengembangan sistem pengelolaan maka perlu ditingkatkam juga sistem
sampah di Kelurahan Bandarhardjo ini akan pengelolaan sampah di RW 3, 4, dan 5, karena
difokuskan di wilayah RW 3, 4, dan 5 dengan pengelolaan yang dilakukan saat ini sangat
jumlah penduduk 1363 KK. Perencanaan minim dan belum melakukan pengolahan
sistem pengelolaan sampah ini difokuskan sampah 3R. TPS ada di RW 3 dan RW 5, dan
dalam lingkup yang lebih kecil karena tidak cukup untuk menampung sampah dari
pengelolaan sampah akan bisa ditingkatkan RW 3, 4, dan 5 sehingga sampah dari RW 4
secara lebih efektif apabila dimulai dari masih dilimpahkan ke TPS RW 2. Selain itu,
memperbaiki sistem pengelolaan sampah di pengangkutan dari TPS sering terlambat
sumber. Kondisi pemukiman yang sangat sehingga menyebabkan sampah menumpuk di
kumuh bisa dilihat dari letak rumah yang TPS. Selama ini telah dilakukan penyuluhan
2 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

tentang pengelolaan dan pengolahan sampah 2. Merencanakan sistem pengelolaan sampah


dari dinas terkait, namun belum memberi terpadu di wilayah RW 3, 4, 5 Kelurahan
pengaruh yang lebih terhadap warga RW 3, 4, Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara
dan 5. Selain itu, tidak adanya kesadaran dari Kota Semarang.
warga untuk memilah ataupun mengurangi
sampah dari sumber. Selain itu, pemukiman METODOLOGI
yang berada di dalam gang sempit Metodologi penelitian ini meliputi :
mempersulit dalam hal pengangkutan oleh 1. Waktu dan Tempat Penelitian
petugas sampah, karena kendaraan tossa tidak Dilaksanakan pada bulan Mei – Oktober
bisa masuk. Hal in sangat disayangkan karena 2016 dengan lokasi penelitian di RW 3, 4, dan
menyebabkan pengelolaan sampah tidak bisa 5 Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan
optimal. Semarang Utara, Kota Semarang
Sampah yang dihasilkan Kelurahan 2. Teknik Pengambilan Sampel
Bandarharjo khususnya RW 3, 4, dan 5 berasal Teknik pengambilan sampel dalam
dari kegiatan rumah tangga dan aktifitas penelitian ini menggunakan teknik random
sehari-hari lainnya, dimana kuantitas dan samplinguntuk sampling sampah dan
komposisinya bervariasi. Pengelolaan sampah purposive sampling sertasimple random
yang baik sangat diperlukan di lingkungan sampling untuk penentuan responden
Kelurahan Bandarharjo guna mencegah kuesioner.
terjadinya gangguan terhadap lingkungan dan Sampling Sampah Pengukuran
kesehatan, karena sampah yang menumpuk di timbulan sampah dan komposisi sampah
Kelurahan Bandarharjo bisa menyebabkan dilakukan selama 8 hari berturut-turut pada
terjadinya penyakit seperti diare, muntaber, tanggal 31 Juli 2016 – 7 Agustus 2016. Sesuai
typus, dan DBD. dengan SNI 19-3964-1994 tentang Metode
Pengelolaan sampah yang baik harus dibuat Pengambilan dan Pengukuran Contoh
melalui perencanaan yang baik serta sarana Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.
dan prasarana yang memadai dan memenuhi  Jumlah contoh jiwa dan kepala keluarga
kebutuhan. Pengelolaan sampah telah diatur (KK)
dalam UU No 18 tahun 2008 yang Cd = 1 (menurut SNI 19-3964-1994, Kota
menyebutkan pengelolaan sampah dibagi Semarang termasuk Kota Besar)
menjadi dua kelompok utama yaitu Ps = 5218(Data Kelurahan Bandarharjo,
pengurangan sampah dan penanganan sampah. 2016)
Pengurangan sampah yang terdiri dari N = 5 jiwa/KK (Data Kelurahan
pembatasan terjadinya sampah, guna ulang dan Bandarharjo, 2016)
daur ulang. Sedangkan penanganan sampah √
terdiri dari pemilahan, pengumpulan, = 1 √5218
pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan = 72 jiwa
akhir. = = 14 KK
Untuk mengurangi dampak negatif dari
pengelolaan sampah yang masih terbatas ini,  Perhitungan Jumlah Sampel Perumahan
perlu dicari cara yang tepat agar masyarakat a. Sampel dari perumahan permanen
sadar akan pentingnya pengelolaan sampah keluarga= (14 x 25,3 %) = 3KK
sehingga tertarik dan mau bertanggung jawab b. Contoh dari perumahan semi permanen
dalam memecahkan permasalahan sampah keluarga= (14 x 11,7%) = 2 KK
yang ada di lingkungannya, salah satunya c. Contoh dari perumahan non permanen
adalah merencanakansistem pengelolaan keluarga= (14 x 63% ) = 9 KK
sampah terpadu di Kelurahan Bandarharjo,  Perhitungan Jumlah Sampel Non
dengan tujuan: Perumahan
1. Mengetahui kondisi eksisting pengelolaan √
sampah di RW 3, 4, 5 Kelurahan Keterangan:
Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara S = jumlah contoh masing-masing jenis
Kota Semarang bangunan non perumahan
3 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Cd = koefisien bangunan non perumahan Dari data hasil sampling rata-rata utuk
Ts = jumlah bangunan non perumahan sampah domestik didapatkan massa yang
Detail perhitungan: paling berat yaitu 1,19 kg dan yang
Cd = 1(menurut SNI 19-3964-1994, Kota terendah adalah 0,53 kg. Rata-rata berat
Semarang termasuk Kota Besar) untuk timbulan sampah domestik sebesar
Pendidikan = 4 Unit 0,83kg. Sedangkan volume rata-rata yang
Warung = 42 Unit paling besar yaitu 13,26 liter dan yang
Maka : terendah yaitu 7,11 liter. Rata-rata volume
 Sampel Pendidikan: untuk timbulan sampah domestik sebesar
= 1 √4 = 2 Unit 9,81 liter.
 Sampel Warung Makan: 2. Timbulan Sampah Fasilitan Pendidikan
Dari data hasil sampling rata-rata utuk
= 1 √42 = 7 Unit sampah fasilitas pendidikan didapatkan
Kuesioner Responden. Responden massa yang paling berat yaitu 1,26 kg dan
dalam penelitian ini tersebar ke seluruh warga yang terendah adalah 0,78 kg. Rata-rata
RW 3, 4, dan 5 di Kelurahan Bandarharjo dan berat untuk timbulan sampah fasilitas
perangkat desa pendidikan sebesar 0,99 kg. Sedangkan
n volume rata-rata yang paling besar yaitu
Keterangan : 18,8 liter dan yang terendah yaitu 8 liter.
n = sampel Rata-rata volume untuk timbulan sampah
N = populasi fasilitas pendidikan sebesar 13,44 liter.
d = derajat kebebasan (misal: 0,1; 0,05 ; 3. Fasilitas Perekonomian
0,01) Dari data hasil sampling rata-rata utuk
Dengan Populasi Jumlah penduduk sampah fasilitas perekonomian
sebanyak 1363 KK (Data Kelurahan didapatkan massa yang paling berat yaitu
Bandarharjo, 2016)maka jumlah responden 1,23 kg dan yang terendah adalah 0,61 kg.
adalah: Rata-rata berat untuk timbulan sampah
fasilitas perekonomian sebesar 0,82 kg.
n = , Sedangkan volume rata-rata yang paling
= 93,16 responden ≈ 100 responden besar yaitu 14,86 liter dan yang terendah
3. Teknik Pengumpulan Data yaitu 7,71 liter. Rata-rata volume untuk
Pengumpulan data dalam penelitian ini timbulan sampah fasilitas perekonomian
menggunakan: sebesar 11,19 liter.
a. Kuesioner Berat dan Volume Timbulan Sampah Per
b. Wawancara Kapita.
c. Observasi Perhitungan berat dan volume timbulan
d. Dokumentasi sampah per kapita dihitung dengan
4. Teknik Analisis Data menggunakan rumus sebagai berikut :
Data primer maupun sekunder yang .....................
didapatkan kemudian dilakukan perhitungan.
Selanjutnya dilakukan deskriptif dan analisis .....................
kuantitatif
Dengan rumus perhitungan yang sama
HASIL dan PEMBAHASAN maka didapatkan hasil berat perkapita untuk
A. Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan sampah domestik sebesar 0,312 kg/orang/hari,
Sampah RW 3, 4, dan 5 Kelurahan fasilitas pendidikan sebesar 0,015
Bandarharjo kg/orang/hari, dan sedangkan untuk fasilitas
Timbulan dan Komposisi Sampah. perekonomian sebesar 0,411 kg/orang/hari.
Berikut hasil sampling timbulan sampah RW Dengan rumus perhitungan yang sama
3, 4, dan 5 Tahun 2016: maka didapatkan hasil volume perkapita untuk
1. Timbulan Sampah Domestik sampah domestik sebesar 3,707
liter/orang/hari, fasilitas pendidikan sebesar
4 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

0,247 liter/orang/hari, dan sedangkan untuk logam sama sama memiliki presentas 1%, dan
fasilitas perekonomian sebesar 5,593 yang paling kecil adalah sampah kaca dengan
liter/orang/hari. presentase hampir mendekati 0%.
Berat Komponen Sampah RW 3, 4, dan 5 Komposisi Sampah. Digunakan untuk
Kelurahan Bandarharjo menentukan pewadahan dan mengetahui jenis
Berat masing-masing komponen sampah pengolahan sampah yang cocok nantinya.
RW 3, 4, dan 5 Kelurahan bandarharjo Presentase komposisi berat sampah
digunakan unutuk menentukan jenis domestik yang paling tinggi adalah sampah
pengolahan yang digunakan di TPS 3R organik sebesar 56% dan yang paling rendah
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai adalah logam sebesar 0,71%. Sedangkan
berikut: presentase komposisi volume sampah
1 2 ⋯ domestik yang paling tinggi adalah sampah
% 100%
organik sebesar 31% dan yang paling rendah
Presentase berat komponen sampah RW adalah kayu sebesar 0,76%.
3, 4, dan 5 Kelurahan Bandarharjo Tahun 2016 Presentase komposisi berat sampah
yang paling tinggi adalah sampah sisa fasilitas pendidikan yang paling tinggi adalah
makanan dengan presentase 66,23% , sampah organik sebesar 52,63% dan yang
kemudian sampah plastik dengan presentase paling rendah adalah kain, kayu, kaca, serta
16,91%, selanjutnya adalah sampah kertas sampah lain lain sebesar 0%. Sedangkan
sebesar 12,45%, sampah kain 1,36%, sampah presentase komposisi volume sampah fasilitas
kayu 1,33%, sampah lain-lain sebesar 1,47% . pendidikan yang paling tinggi adalah sampah
sampah logam dan kaca memiliki presentase plastik sebesar 53,3% dan yang paling rendah
berat yang hampir sama yaitu 0,63% dan adalah kain, kayu, kaca, serta sampah lain lain
0,61%. sebesar 0%.
Dikarenakan perencanaan Presentase komposisi berat sampah
menggunakan satuan volume, presentase fasilitas perekonomian yang paling tinggi
komposisi yang digunakan adalah presentase adalah sampah organik sebesar 66,96% dan
dalam satuan volume. Dari hasil pengambilan yang paling rendah adalah sampah lain lain
contoh didapatkan kuantitas masing-masing sebesar 0,04%. Sedangkan presentase
komponen sampah dalam satuan berat (kg), komposisi volume sampah fasilitas
sehingga kuantitas sampah dalam satuan berat perekonomian yang paling tinggi adalah
ini perlu diubah menjadi volume (m3) dengan sampah plastik sebesar 46,7% dan yang paling
menggunakan berat jenis masing-masing rendahadalah sampah lain lain sebesar 0%.
komponen (Tchobanoglous et. Al, 1993 : 70) Analisis Tingkat Pelayanan
Contoh: Berikut ini adalah analisis perhitungan
Berat rata-rata sampah sisa makanan tingkat pelayanan pengelolaan sampah di RW
hasil pengambilan sampel sebesar 12,755 3, 4 dan 5 Kelurahan Bandarharjo :
kg/hari dan diketahui berat jenis sisa makanan Timbulan sampah yang diangkut
sebesar 290,717 kg/m3, sehingga volume = Jumlah ritasi x kapasitas ritasi
sampah sisa makanan: = (2 ritasi x (2x1) m3/hari) + (2 ritasi x
Volume = (2x1) m3/hari) + (3 ritasi x (1x1)
, / m3/hari)
= , / = 11 m3/hari
= 0,044m3/hari Timbulan sampah dihasilkan:
Setelah dilakukan konversi, presentase  Timbulan Sampah Domestik
volume komponen sampah RW 3, 4, dan 5 Timbulan Perkapita 2016
Kelurahan Bandarharjo Tahun 2016 yang = 3,707 liter/orang/hari
paling tinggi adalah plastik dengan presentase Jumlah Penduduk Terlayani
38%, kemudian sampah sisa makanan dengan = 5225 jiwa
presentase 34%, dan selanjutnya kertas dengan Total timbulan sampah
presentase 21%. Sampah kain memiliki = 3,707 liter/orang/hari x 5225 orang
presentase 3%, lain-lain 2%, sampah kayu dan
5 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

= 19.369 liter/hari=19,369 m3/hari Analisis kondisi eksisting aspek teknis


 Timbulan Sampah Fasilitas Ekonomi operasional meliputi pewadahan,
Timbulan Sampahh fasilitas ekonomi pengangkutan.
pengumpulan, TPS dan pengangkuta
Tahun 2016 6 = 11,186 liter/hari Pewadahan. Pola pewadahan sampah
Jumlah Fasilitas Ekonomi = 42 RW 3, 4, dan 5 Kelurahan Bandarharjo adalah
Total timbulan sampah individual. Pewadahan sampah di RW 3, 4,
= 11,186 liter/hari x 42 dan 5 Kelurahan Bandarharjo dilakukan
= 469,8 liter/hari=0,47 m3/hari dengan menggunakan tong, bak permanen, ban
 Timbulan Sampah Fasilitas Pendidikan bekas, dan ember berkas. Menurut hasil
Timbulan
lan Sampah fasilitas pendidikan kuisioner, penyedia wadah sampah di RW 3, 4,
di Tahun 2016 = 13,443 liter/hari masing-
dan 5 tergantung dari kebijakan RT masing
Jumlah Sekolah = 4 masing.Berikut contoh wadah dah sampah di
Total timbulan sampah wilayah perencanaan :
= 13,443 liter/hari x 4
=53,77 liter/hari=0,054 m3/hari
Timbulan Sampah Total= = 19,89 m3/hari
Periodisasi = 2 hari sekali
Timbulan per periode
= 19,89 m3/hari x 2 hari sekali
= 39,78 m3/hari
Tingkat Pelayanan
timbulan sampah yang diangkut
100%
timbulan sampah yang dihasilkam
Gambar 1. Contoh Wadahdah Sampah di RW 3, 4,
dan 5 Kelurahan Bandarharjo
= 100 %
, Pengumpulan. Pola pengumpulan
= 28 % sampah RW 3, 4, dan 5 Kelurahan
Analisis Proyeksi langsung,
Bandarharjo adalah individual tidak langsung
Dalam perencanaan teknis sistem dengan jumlah alat pengumpul 6 dan
pengelolaan sampah terpadu dilakukan dilakukan oleh 6 orang petugas.. Pengu
Pengumpulan
proyeksi penduduk dan proyeksi timbulan dilakukan setiap 2-3 hari sekalidengan
sekali jadwal
sampah. tidak menentu Berikut gambar contoh alat
Proyeksi jumlah penduduk dilakukan pengumpul sampah RW 3, 4, dan 5 Kelurahan
dengan memproyeksikan data jumlah Bandarharjo:
penduduk dari tahun 2011-2015 2015 dengan
metode eksponensial. Dari hasil proyeksi,
didapatkan jumlah penduduk di tahun 2036
sebesar 5625 jiwa.
Untuk proyeksi timbulan sampaah,
didapatkan nilaii timbulan sampah pada tahun
2036 untuk sampah domestik sebesar 0,361
kg/orang/hari dan 4,283 l/orang/hari, sampah
fasilitas pendidikan sebesar 0,015
kg/orang/hari dan 0,247 liter/orang/hari, serta
fasilitas perekonomian sebesar 0,411
kg/orang/hari dan 5,593
93 l/orang/hari.
Tabel 10.. Proyeksi Timbulan Sampah
Samp
Fasilitas Pendidikan RW 3, 4, dan 5 Kelurahan Gambar 2. Gerobak Sampah
Bandarharjo Tahun 2016-2036:
Aspek Teknis Operasional

6 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Kendaraan Pengangkut Sampah


Gambar. 6Kendaraan
Aspek Kelembagaan
Belum ada organisasi khusus yang
menangani masalah pengelolaan sampah di
Gambar 3.. Becak Sampah Kelurahan Bandarharjo.. Selama ini
TPS.RWRW 3, 4, dan 5 Kelurahan pengelolaan sampah di Kelurahan Bnadarharjo
Bandarharjo memiliki
iliki 2 buah TPS, yaitu TPS hanya ditangani oleh perangkat RT dan RW
RW 3 dan TPS RW 5.. Berikut kondisi setempat.
keduaTPS : Aspek Hukum dan Peraturan
Pengelolaan sampah di KelurahaKelurahan
Bandarharjo mengacu pada UU No 18 Tahun
eraturan Daerah Kota Semarang Nomor
2008 Peraturan
6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah.
Tetapi sebagian besar warga di Kelurahan
Bandarharjo belum mengetahui isi dari
Undang dan Perda tersebut.
Undang-Undang
Aspek Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat Kelurahan
arharjo dalam kegiatan pengelolaan
Bandarharjo
Gambar. 4 TPS RW 3 sampah berupa menyediakan wadah sampah,
membuang sampah pada tempatnya dan
membayar retrubusi sampah setiap bulannya.
Tetapi, ada bebapa warga yang masih tidak
membuang sampah pada tempatnya. Hal ini
menyebabkan lingkungann menjadi semakin
kumuh.
Aspek Pembiayaan
Pembiayaan pengelolaan sampah tiap
warga dikoordinasi pada tingkat RT, dan
pembayarannya bersamaan dengan iuran
lainnya.. Kisaran biaya yang ditarik untuk
Gambar. 5 TPS RW 5
Pengangkutan. Setelah sampah pengelolaaan sampah di RW 3, 4, dan 5
terkumpul di TPS dilakukan pengangkutan Kelurahan Bandarharjo adalah sebesar Rp
sampah ke TPA Jatibarang Kota Semarang 5.000,00-Rp 10.000,00.
dengan menggunakna armroll truck.
truck B. Perencanaan Sistem Pengelolaan
Sampah Terpadu RW 3, 4, dan 5
Kelurahan Bandarharjo
Aspek Teknis Operasional
Perencanaan aspek teknis operasio
operasional
pengelolaan sampah meliputi pewadahan,
pengumpulan, TPS 3R, penanganan sampah
dan pengolahan sampah.

7 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Pemilahan dan pewadahan. Pengumpulan


Perencanaanpemilahan dan pewadahan Perencanaan pengumpulan sampah di
sampah dilakukan selama 3 periode secara RW 3, 4, dan 5 Kelurahan
bertahap. Dengan jenis pemilahan sampah, Bandarharjomembutuhkan 11 unit alat
yaitu sampah daur ulang, sampah guna ulang, pengumpul, dengan periodisasi 1 hari sekali
sampah mudah terurai, sampah B3 dan sampah dan jumlah ritasi 2 kali dan disertai dengan
lain-lain. penambahan personel pengumpul sampah.
Wadah sampah yang direncanakan Berikut perhitungan jumlah alat pengumpul :
berupa wadah sampah yang dilapisi kantong Perhitungan Timbulan Sampah
plastik dan diberi tutup Berikut contoh wadah Terlayani
sampah yang direncanakan :  Total Timbulan Sampah di Tahun 2036
=24,65 m3/hari
 Periodisasi = 1 hari sekali
 Timbulan per periode =24,65 m3/harix 1
hari sekali = 24,65 m3/hari
 Ritasi = 2 kali
 Kapasitas alat pengumpul = 1 m3 (SNI
3242:2008)
 Faktor Pemadatan = 1,2 (SNI 3242:2008)
 Perhitungan Jumlah Alat Pengumpul (JAP)
 JAP=
Gambar 7. Perencanaan Wadah Sampah
Dengan kapasitas masing-masing wadah
sebagai berikut : , /
= ,
= 11 Alat Pengumpul
Tabel 1. Perencanaan Kapasitas Wadah
Sampah Domestik Berdasarkan perencanaan aspek
N Kapasita pewadahan dan pemilahan, sampah yang
Jenis Wadah terangkut sudah dalam bentuk terpilah dari
o s
Sampah Mudah sumbernya. Sehingga alat pengumpulnya pun
1 5 Liter perlu dimodifikasi untuk dapat mengangkut
Terurai
2 Sampah Guna Ulang 5 Liter sampah yang sudah terpilah. Solusi yang ada
3 Sampah Daur Ulang 5 Liter adalah dengan memberi sekat pada alat
4 Sampah Lain – Lain 5 Liter pengumpul.
5 Sampah B3 5 Liter
Sumber : Analisis Peneliti, 2016
Tabel 2. Perencanaan Kapasitas Wadah
Sampah Fasilitas Pendidikan
No Jenis Wadah Kapasitas
1 Sampah Mudah Terurai 5 Liter
2 Sampah Guna Ulang 5 Liter
3 Sampah Daur Ulang 10 Liter
4 Sampah Lain – Lain 5 Liter
Sumber : Analisis Peneliti, 2016 Gambar 8. Contoh Alat Pengumpul Bersekat
Tabel 3. Perencanaan Kapasitas Wadah Sumber: Ditjen Cipta Karya, 2014.
Sampah Fasilitas Perekonomian TPS 3R.
No Jenis Wadah Kapasitas TPS 3R ini akan direncanakan sesuai
1 Sampah Mudah Terurai 5 Liter dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
2 Sampah Guna Ulang 5 Liter No 03 Tahun 2013, yang menyebutkan syarat
3 Sampah Daur Ulang 10 Liter TPS 3R yaitu:
4 Sampah Lain – Lain 5 Liter • Luas TPS 3R >200m2
Sumber : Analisis Peneliti, 2016
8 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

• Jenis pembangunan penampung residu/sisa lahan di rumah warga. Sampah yang


pengolahan sampah di TPS 3R bukann dikompos ialah sampah dapur dan sampah
merupakan wadah permanen kebun (dalam jumlah terbatas). Dalam
• Penempatan lokasi TPS 3R sedekat perhitungan volume komposting,diperlukan
mungkin dengan daerah pelayanan dalam data mengenai timbulan sampah per rumah,
radius tidak lebih dari 1 km dan komposisi sampah bahan kompos.
• TPS 3R dilengkapi dengan ruang pemilah, Metode komposting yang dipilih yaitu
pengomposan sampah organik, gudang, metode Open Bin, metode ini dipilih atas
zona penyangga (buffer zone) dan tidak dasar pertimbangan:
mengganggu estitika lalu lintas • Sampah tidak terlihat dari luar
• Keterlibatan masyarakat dalam mengurangi • Area pengomposan terlihat rapih
dan memilah sampah • Volume sampah yang terolah sama
Dari persyaratan di atas, sudah ada Timbulan Sampah Komposter
beberapa syarat yang terpenuhi. Yang perlu Timbulan sampah bahan kompos tahun 2036
dilakukan sekarang adalah penambahan luas = 8,38 m3/hari
bangunan calon TPS 3R, penambahan ruang Sampah dapat dikomposkan
fasilitas seperti persyaratan, dan meningkatkan = 70% (Ditjen Cipta Karya, 2014)
keterlibatan masyarakat agar TPS 3R bisa Timbulan sampah bahan kompos
berfungsi secara optimal. TPS 3R RW 5 ini = 70% x 13,82 m3/hari
akan digunakan untuk masa pakai selama 20 = 5,87 m3/hari
tahun. Berikut adalah analisis perhitungan Perhitungan Luas Lahan Komposting
dimensi TPS 3R RW 5: Faktor Kehilangan Volume = 0,5
1. Area Pemilahan Kerapatan sampah dalam cetakan = 0,4 ton/m3
Area pemilahan digunakan untuk Lama Pengomposan = 8 minggu
menerima, membongkar dan memilah sampah Dimensi bak direncanakan
dari alat pengumpul. Panjang =4m
Timbulan Area Pemilahan=timbulan Lebar =3m
sampah tahun 2036= 24,65 m3/hari Tinggi =1m
Direncanakan tinggi tumpukan sampah Direncanakan 1 kotak bin dapat
1,5 m/hari, maka didapatkan: menampung timbulan sampah bahan kompos
Luas Area = selama 3 hari.

/
, / Jumlah bak kompos
= = 16,4 m2=18 m2
, / = 5,87 m3/hari x 3 hari x
2. Lapak Material
= 328,72 m3 x 0,5
Lapak Material digunakan untuk ,
memilah kembali sampah non biodegradable = =13,69= 14 bakLuas 14 bak =
berdasar komponennya yaitu sampah guna Luas 1 bak x jumlah bak= 12 m2 x 14 = 168
ulang dan daur ulang. m2
Diketahui: Jarak antar bak = (0,1 m x 4) x 6
Timbulan Lapak Material = timbulan = 2,4 m2
sampah non biodegradable = 16,27 m3/hari Area mobilitas pekerja = 42 m2
Dengan rencana tinggi tumpukan  Luas pengomposan
sampah sebesar 1,5 m/hari, maka didapatkan: = 168 m2 + 2,4 m2 + 42 m2
= 212,4 m2
Luas Area =
 Luas area pencacah = 4 m2
, /
= , /
= 10,84 m2= 11m2  Luas area pengemasan =
3. Area Pengomposan
/
Pengomposan tidak dilakukan secara
individu oleh warga dikarenakan terbatasnya
9 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

, / Berikut jumlah truk yang dibutuhkan


= , /
=3,9 m2= 4 m2
untuk sistem container tetap.
Luas Total Timbulan sampah residu = 11,23 m3/hari
= area pengomposan + + area pencacahan + Tchobanoglous
Menghitung jumlah trip/hari (Tchobanoglous
area pengayakan + area pengemasan et al.)
= 212,4 m2 + 4 m2 + 6 m2 + 4 m2
Jumlah trip/hari =
=226,4 m2
, /
4. Area Penyaringan-Pengemasan
Pengemasan = = 2 trip/hari
Area Penyaringan-Pengemasan
Pengemasan Menentukan waktu operasi jika menggunakan
digunakan untuk menyimpan sampah guna satu unit arm roll truck
ulang dan daur ulang yang telah dipilah. Waktu operasi
Total timbulan : 7,58 m3/hari = jumlah trip/hari x waktu satu trip
Direncanakan penyimpanan selama 3 hari = 2 x 0,5 jam = 1 jam
Direncanakan tinggi tumpukan sampah 1,5 m tukan jumlah truk yang diperlukan
Menentukan
Luas area =
=( x 1 unit arm roll
truck
, 2 2
= = 11,37 m = 15,16 m = x 1 unit
,
5. Area Residu = 0,125 unit= 1 unit
Area residu merupakan suatu area Aspek Kelembagaan
terbuka yang digunakan untuk meletakkan Perencaaan aspek kelembagaan meliputi
timbulan sampah yang tidak lolos recovery, pembentukan KSM yang bertanggung jawab
sampah lain-lain,
lain, dan sampah B3 sebelum dalam pelaksanaan pengelolaan sampah di RW
diangkut ke TPA. 3, 4, dan 5 Kelurahan Bandarharjo.
Timbulan sampah residu
= Sampah non compostable + sampah
residu
= 2,51 m3/hari + 8,69 m3/hari
= 11,23 m3/hari
Ukuran Container 6m3= pxlxt = 3,3 m x 1,8
m x 1,2 m
Kebutuhan Container
,
= = 2 buah
Luas = p x l = 3,3 m x 4,6 m = 15,2 m2 Gambar 9.. Rencana Struktur Organisasi KSM
6. Ruang Kantor Aspek Pembiayaan
Ruang kantor berfungsi sebagai Iuran sampah setiap bulan dibayarkan
kegiatan administrasi TPS 3 R. Ruang kantor oleh warga RW 3, 4, dan 5 Kelurahan
direncanakan dengan luas sebesar 9 m2 dengan Bandarharjo kepada perwakilan RT dan
dimensi panjang x lebar yaitu 3 m x 3 m. kemudian disetor kepada bendahara KSM.
7. Gudang Besarnya iuran disama ratakan sebesar Rp
Area gudang alat digunakan sebagai 15.000,00 pada periode pertama dan kedua, Rp
tempat menyimpan alat alat kebutuhan 10.000,00 pada periodee ketiga, dan seterusnya
kebutuhan di TPS 3 R. Direncanakan gudang Rp 5.000,00.
alat sebesar 4 m2 dengan dimensi panjang x Aspek Hukum dan Peraturan
lebar yaitu 2 x 2 m. Peraturan pengelolaan sampah RW 3, 4,
Selain perencanaan fasilitas di atas, dan 5 Kelurahan Bandarharjo berdasarkan
direncanakan pula tanaman barrier di sekitar kepada UU No 18 Tahun 2008 dan Perda Kota
lokasi TPS, tanaman yang digunakan adalah Semarang No 6 Tahun 2012, namun lebih
tanaman pucuk merah. pembentukan
diperketat kembali dengan pembentu
Pengangkutan Standar Operasional dan Prosedur (SOP)

10 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu RW 3, 4, Hasil penjualan sampah merupakan


dan 5 Kelurahan Bandarharjo. keuntungan yang diperoleh dari hasil
Aspek Peran Serta Masyarakat penjualansampah kaca, sampah plastik,
Peran serta masyarakat dalam sampah kertas, sampah kaleng, dan sampah
pengelolaan sampah RW 3, 4, dan 5 Kelurahan logam besi yang masih layak jual kepada
Bandarharjo ini meliputi : pihak lapak. Besarnya keuntungan yang
1. Melakukan pemilahan sampah di sumber; diperoleh dari hasil penjualan sampah dapat
2. Melakukan pengolahan sampah dengan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
konsep 3R; Timbulan sampah A
3. Berkewajiban membayar iuran atau = timbulan sampah per hari x % komposisi
retribusi sampah tiap bulan; sampah
4. Mematuhi aturan mengenai pengelolaan Timbulan sampah layak jual
sampah; = timbulan sampah A x recovery factor
5. Turut serta menjaga lingkungan sekitarnya sampah A
; Hasil penjualan sampah
6. Ikut serta dan aktif dalam kegiatan = timbulan sampah A layak jual x harga
sosialisasi maupun program kerja mengenai jual sampah A
pengelolaan sampah. Berdasarkan perhitungan, hasil penjualan
RAB sampah RW 3, 4, dan 6 Kelurahan
Biaya yang direncanakan meliputi: Bandarharjo pada tahun 2017 mencapai Rp
1. Biaya Investasi 316.065.145,00 dan pada tahun 2036
Biaya investasi meliputi biaya administrasi mencapai Rp 428.151.492,00.
dan biaya penyediaan sarana prasarana 6. Iuran sampah
pengelolaan sampah. Biaya investasi yang Iuran sampah merupakan iuran yang
direncanakan sebesarRp berasal dari warga yang dibayarkan kepada
1.133.711.269,00 pengelola sampah, yang digunakan untuk
2. Sumber Dana biaya investasi pada tahun awal dan biaya
Dana yang digunakan dalam pembiayaan operasional dan pemeliharaan pada tahun
bersumber dari subsidi Pemerintah Kota setelahnya.
Semarang 7. Neraca laba dan rugi
3. Biaya Penyusutan Neraca laba rugi berfungsi untuk
Merupakan biaya akibat penyusutan harga mengetahui keuntungan dan kerugian
dari barang atau peralatan yang dibeli. dalam pelaksanaan sistem pengelolaan
Penyusutan terjadi pada tiga komponen sampah terpadu. Pada perencanaan ini
pengelolaan sampah yaitubecak sampah, pengelolaan sampah harus mendapat
mesin pengemas, dan gerobak dorong. Pada subsidi dari Pemerintah Kota Semarang
tahun 2017 misalnya, jumlah penyusutan sampai tahun 2016 dan untuk selanjutnya
yang terjadi pada keempat komponen ini mengalami keuntungan yang terus
adalah Rp 4.665.000,00 dan pada tahun meningkat setiap tahunnya. Keuntungan di
2036 mencapai Rp 5.237.871,00. Biaya ini tahun 2036 mencapai Rp 2.098.323.064,00
terus meningkat sesuai dengan 8. Analisis Kelayakan Pembiayaan
pertumbuhan ekonomi. Analisis kelayakan pembiayaan
4. Biaya Operasional dan Pemeliharaan digunakan untuk mengetahui apakah
Biaya ini meliputi pemeliharaan alat, kegiatan yang akah dilaksanakan ini dalam
pengumpul dan, upah tenaga kerja.Biaya segi keuangan akan dinilai layak, dalam arti
operasional dan pemeliharaan pada tahun mempunyai dana yang cukup untuk
2017 mencapai Rp 156.249.672,00 dan membiayai seluruh pengadaan dan
terus meningkat sesuai dengan pengoperasian seluruh fasilitas yang ada,
pertumbuhan ekonomi sehingga pada tahun dan dapat mengembalikan kembali seluruh
2036 mencapai Rp177.798.187,00 pinjaman bila menggunakan dana yang
5. Hasil Penjualan Sampah dipinjam. Parameter analisis kelayakan:

11 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

 NPV = 441.748.475 RW 3, 4, dan 5 Kelurahan Bandarharjo,


 IRR = 15,26% baik oleh KSM dan juga Pemerintah
 BCR = 1,48 Kelurahan Bandarharjosebagai tindak
 Payback Period =5,53 Tahun lanjut penelitian ini. Evaluasi harus
dilakukan secara rutin agar penanganan
PENUTUP sampah di RW 3, 4, dan 5 semakin baik.
Kesimpulan 2. Dibutuhkan metode untuk mengobah pola
1. Pengelolaan sampah di RW 3, 4, dan 5 pikir dan meningkatkan kesadaran
Kelurahan Bandarharjo belum dilakukan masyarakat untuk mengelola sampah
secara optimal. Timbulan sampah per 3. Dibutuhkan penelitian lanjutan tentang
kapita RW 3, 4, dan 5 Kelurahan evaluasi pendalaman perilaku masyarakat
Bandarharjo tahun 2016 adalah 3,707 RW 3, 4, dan 5 Kelurahan Bandarharjo
liter/orang/hari atau 0,312 kg/orang/hari. dalam penerapan konsep 3R dalam
Pola pengelolaan sampah masih pengelolaan sampah di lingkungannya.
menggunakan paradigma lama, yaitu 4. Perlu kerja sama dengan pemerintah atau
kumpul-angkut-buang. swasta dalam pemasaran produk hasil
2. Perencanaan sistem pengelolaan sampah olahan sampah, misal kompos.
meliputi:
 Pewadahan sampah sesuai dengan DAFTAR PUSTAKA
jenisnya, menggunakan wadah sesuai Anonim. 2013. Peraturan Menteri Pekerjaan
dengan kapasitasnya, dilapisi kresek dan Umum Nomor 3 Tahun 2013 tentang
disediakan secara mandiri. Penyelenggaraan Prasarana dan
 Pengadaan alat pengumpul sampah dan Sarana Persampahan dalam
penambahan petugas pengumpul Penanganan Sampah Rumah Tangga
sampah. dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
 Pembangunan TPS 3R dilengkapi Tangga. Kementerian Pekerjaan
dengan fasilitas yang dibutuhkan Umum.
 Pengolahan sampah di TPS 3R yaitu Badan Standarisasi Nasional. 1994. SK SNI
pengomposan dengan metode open bin. 19-3694-1994 Tentang Metode
Pengambilan Dan Pengukuran Contoh
 Pengankutan sampah dilakukan setiap
Timbulan Dan Komposisi Sampah
hari dengan arm roll truck berkapasitas
Perkotaan. Jakarta : Balitbang DPU.
6m3.
Badan Standarisasi Nasional. 1995. SK SNI
 Pembentukan KSM sebagai pengelola
19-3983-1995 Tentang Spesifikasi
sampah.
Timbulan Sampah untuk Kota Kecil
 Peraturan yang digunakan untuk dan Kota Besar di Indonesia. Jakarta :
pengelolaan sampah mengacu pada UU Balitbang DPU.
No 18 Tahun 2008, Perda Kota Badan Standarisasi Nasional. 2002. SK SNI
Semarang Nomor 6 Tahun 2012, dan 19-2454-2002 Tentang Tata Cara
SOP Sistem Pengelolaan Sampah RW 3, Teknik Operasional Pengolahan
4, dan 5 Kelurahan Bandarharjo. Sampah Perkotaan. Jakarta : Balitbang
 Peningkatan peran serta masyarakat DPU.
memalui pemilahan dan penerapan Badan Standarisasi Nasional. 2008. SK SNI
konsep 3R. 3242-2008 Tentang Pengelolaan
 Perencanaan pembiayaan pengelolaan Sampah di Pemukiman. Jakarta :
sampah berjumlah Rp 1.135.711.269,00 Balitbang DPU
yang bersumber dari Pemerintah Kota Damanhuri, E. 2010. Diktat Kuliah
Semarang Pengelolaan Sampah. Bandung :
Institut Teknologi Bandung.
Saran Darmasetiawan, Martin. 2004. Sampah dan
1. Perlunya evaluasi secara kontinyu terhadap Sistem Pengelolaannya. Jakarta :
pelaksanaan pengelolaan sampah terpadu di Ekamitra Engineering.
12 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017)

Departemen Permukiman dan Prasarana


Wilayah. 2003. Pedoman Pengelolaan
Persampahan Perkotaan. Jakarta.
Dirjen Cipta Karya. 2014. Tata Cara
Penyelenggaraan Umum Tempat
Pengolahan Sampah (TPS) 3R
Berbasis Masyarakat di Kawasan
Permukiman. Jakarta : Departemen
Pekerjaan Umum.
Tchobanoglous, G., et al. 1993. Integrated
Solid Waste management. New York :
McGraw-Hill.

13 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai