Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH MORALITAS INDIVIDU, SISTEM PENGENDALIAN

INTERN PEMERINTAH, DAN KETAATAN ATURAN


AKUNTANSI TERHADAP KECENDERUNGAN
KECURANGAN AKUNTANSI
(Studi Empiris pada SKPD Kab. Kuantan Singingi)

Oleh :
Yully Novikasari
Pembimbing : Desmiyawati dan Alfiati Silfi

Faculty of economics, Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : yullynovika@gmail.com

Effect of pressure individual morality, internal control, and


accounting rules on the accounting fraud tendencies
(Study Empiris At Local Goverment City On Kuantan Singingi)

ABSTRACT

This research aims to test the influence of individual morality, internal


control, and accounting rules on the accounting fraud tendencies on performance
of local government city on Kuantan Singingi. This research was carried out on
the units of works devices of Kuantan Singingi. The population in this research is
the employees who work in a work unit of the devices area, the technique used is
the sample of purposive sampling. The respondents in this study is the head of a
work ujit the device area, the secretary of the working units of the device area,
head of sub-division of finance and financial business unit of dresser’s official
work of the device area. The sample used in this study as much as 58 respondents.
Statistical methods are used to test the hyphothesis of the research is the analysis
of multiple linear regression using the software spss version 21.0. The results of
this study indicate that the variable are individual morality variables affect the
performance of local government with a regression coefficient of 0,001 and 0,000
significant value (alpha<0,05) this is shown by the result of tcount>ttable that is
2,108>1,682. Internal control affect the performance of the local government,
with a regression coefficient of 0,008 and 0,000 significant value (alpha 0,05) this
shown by the result of tcount>ttable that is 2,338>1,682. And accounting rules affect
the performance of the local government, with a regression coefficient of 0,026
and 0,000 significant value (alpha<0,05) this shown by the result of t count>tteble
that is 2,3533>1,682.

Keywords : Individual Morality, Internal Control, Rule, Tendencies, and Fraud

PENDAHULUAN tindakan kecurangan yang dilakukan


oleh Aparatur Negara maupun
Di dalam dunia Perangkat Daerah . Association of
pemerintahan, sering kita Certified Fraud Examiners (ACFE)
mendengar tentang banyaknya dalam Puspasari dan Suwardi (2011)
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1516
Kecurangan (Fraud) diklasifikasikan 1.403.545.000,-(diakses 21/12/2015,
menjadi tiga kelompok berdasarkan 15:31:09 WIB).
perbuatan diantaranya 1). Bukan hanya itu tindak
Penyimpangan atas asset, 2). kecurangan seperti korupsi telah
Pernyataan palsu atau salah menyebar luas di Indonesia tak
pernyataan, dan 3). Korupsi. terkecuali di wilayah Riau. Seperti
Kecurangan adalah setiap upaya yang dikutip dari RIAUPOS.CO
penipuan yang disengaja, yang menyatakan bahwa Jaksa Penuntut
dimaksudkan untuk mengambil harta Umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri
atau hak orang atau pihak lain (Arens (Kejari) Teluk Kuantan menuntut
et all ,2012:337). terdakwa korupsi alat kesehatan
Kecurangan yang sering (Alkes) di RSUD Kuansing M
dilakukan yaitu seperti Basrana dengan hukuman penjara 18
kecenderungan kecurangan bulan penjara, dalam sidang di
akuntansi. Kecenderungan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan
kecurangan akuntansi terungkap Negeri (PN) Pekanbaru, Senin
karena seringnya menjadi sorotan (26/1). Ia dinilai bersalah merugikan
berbagai media massa. Menurut negara sebesar Rp 992 Juta serta
Wilopo (2006), Umumnya, merekayasa pengadaan Alkes .
kecurangan akuntansi berkaitan Proyek pengadaan peralatan medis
dengan korupsi. . Dalam korupsi, instalasi mata dan penunjang medis
tindakan yang lazim dilakukan di water treatment di RSUD Teluk
antaranya adalah memanipulasi Kuantan Kuansing pada tahun 2008
pencatatan, penghilangan dokumen, ini diusulkan pada Anggaran
dan mark-up yang merugikan Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
keuangan negara atau perekonomian Kuansing tahun 2008 dan disetujui
negara.
sebesar Rp3.152.677.000, di mana
Gelagat Sumsel (20/04/2015),
pengusulan tersebut tidak ada usulan
Kinerja Kejaksaan Negeri Muara
(Kejari) Enim patut diapresiasi, dari bidang terkait, semua atas
pasalnya baru beberapa minggu perintah dari Direktur RSUD dr
menahan tersangka kasus korupsi Djasmudin Djalan MKes untuk
dana bantuan sosial (Bansos) memasukkan kegiatan tanpa
Teknologi Informasi dan Komputer dilengkapi dokumen perencanaan
(TIK) untuk E-Learning dari dan item pengadaan (Diakses pada
Kementerian Pendidikan dan tanggal 21/12/2015, 15:34 WIB).
Kebudayaan pusat di Satuan Secara faktual, Indonesia
Perangkat Kerja Daerah Dinas termasuk negara dengan peringkat
Pendidikan Kabupaten Muara Enim, korupsi yang tinggi di dunia, yaitu
Kejaksaan Negeri Muara Enim Senin berada pada posisi 107 dari 174
(20/4/2015) kembali menetapkan negara terkorup dengan indeks
satu orang tersangka di instansi korupsi 3,4 (Transparency
Badan Penaggulangan Bencana International, 2014). Angka ini
Daerah (BPBD) atas dugaan tindak memang lebih kecil dibanding tahun
pidana korupsi pengadaan mobil 2012 yang menempati urutan 118
pemadam kebakaran (Damkar) yang dari 174 negara terkorup dengan
mengunakan dana APBD Tahun indeks korupsi 3,2 .
Anggaran 2014 sebesar Rp.
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1517
Salah satu cara yang sedang kesesuaian prosedur pengelolaan aset
diupayakan dalam meminimalisir organisasi, pelaksanaan prosedur
tingkat Kecurangan di lembaga akuntansi dan penyajian laporan
pemerintahan adalah dengan keuangan beserta semua bukti
mengedepankan dan menanamkan pendukungnya. Aturan akuntansi
mindset moralitas individu. Menurut khususnya di Pemerintahan diatur di
Bertens (1993) dalam Eliza (2015) dalam Standar Akuntansi
Moralitas mempunyai arti yang pada Pemerintahan (SAP).
dasarnya sama dengan “moral”. Penulis mengangkat penelitian
Moralitas adalah sifat ini karena cukup banyak penelitian
moral/keseluruhan asas dan Nilai yang membahas mengenai
yang berkenaan dengan baik dan kecenderungan kecurangan
buruk. Orang yang memiliki akuntansi, dan penulis ingin
moralitas individu yang rendah akan mengetahui lebih dalam faktor-
berperilaku berbeda dengan orang faktor yang dapat mempengaruhi
yang memiliki moralitas individu kecenderungan kecurangan
yang tinggi. Dengan memiliki akuntansi, khususnya pada sampel di
moralitas individu yang tinggi maka SKPD Kab. Kuantan Singigi.
dimungkinkan kecenderungan terjadi Oleh karena itu, penulis tertarik
kecurangan bisa diminimalisir. untuk melakukan penelitian yang
Untuk menunjang agar berjudul “Pengaruh Moralitas
moralitas individu masing masing Individu, Sistem Pengendalian
individu dalam suatu instansi dapat Intern Permerintah, dan Ketaatan
diterapkan dengan baik,diperlukan aturan akuntansi Terhadap
suatu sistem pengendalian internal. Kecenderungan Kecurangan
Didalam sektor pemerintah Akuntansi (Studi Empiris Pada
diterapkan sistem pengendalian SKPD Kab. Kuantan Singigi) ”
intern pemerintah (SPIP). Sistem yang merupakan adaptasi dari
pengendalian intern adalah proses penelitian yang dilakukan oleh Eliza
yang integral pada tindakan dan (2015).
kegiatan yang dilakukan secara terus Berdasarkan uraian diatas maka
menerus oleh pimpinan dan seluruh dapat ditarik perumusan masalah
pegawai untuk memberikan yaitu : 1) apakah moralitas individu
keyakinan memadai atas tercapainya berpengaruh terhadap kecenderungan
tujuan organisasi melalui kegiatan kecurangan akuntansi? 2) apakah
yang efektif dan efisien, keandalan sistem pengendalian intern
pelaporan keuangan, pengamanan pemerintah berpengaruh terhadap
aset negara, dan ketaatan terhadap kecenderungan kecurangan
peraturan perundang-undangan (PP akuntansi? 3) apakah ketaatan aturan
No 60 Tahun 2008). akuntansi berpengaruh terhadap
Peraturan Pemerintah RI kecenderungan kecurangan
Nomor 24/2005 dalam Thoyibatun akuntansi?
(2012) menyebutkan bahwa aturan Berdasarkan permasalahan
yang digunakan dalam kegiatan yang dirumuskan diatas maka tujuan
akuntansi adalah standar akuntansi penelitian ini adalah : 1) untuk
keuangan, sedangkan ketaatan aturan menguji pengaruh moralitas individu
akuntansi dipandang sebagai tingkat terhadap kecenderungan kecurangan

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1518


akuntansi. 2) untuk menguji moralitas individu merupakan
pengaruh sistem pengendalian intern kemampuan individu dalam
pemerintah terhadap kecenderungan menyelesaikan dilema etika. Hasil
kecurangan akuntansi. 3) untuk dari beberapa studi yang dipaparkan
menguji pengaruh ketaatan aturan menunjukkan bahwa moralitas
akuntansi terhadap kecenderungan individu akan mempengaruhi
kecurangan akuntansi. perilaku etis mereka. Orang yang
memiliki moralitas individu yang
TELAAH PUSTAKA DAN rendah akan berperilaku berbeda
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
dengan orang yang memiliki
moralitas individu yang tinggi.
Kecurangan adalah setiap
upaya penipuan yang disengaja, yang Menurut Wilopo (2006) moralitas
dimaksudkan untuk mengambil harta manajemen juga berkaitan dengan
atau hak orang atau pihak lain (Arens kecenderungan kecurangan
et all ,2012:337). Dalam kaitannya akuntansi. Semakin manajemen
dengan konteks audit atas laporan memperhatikan kepentingan yang
keuangan, kecurangan didefinisikan lebih luas dan universal daripada
sebagai salah saji laporan keuangan kepentingan perusahaan atau instansi
yang disengaja. Kecurangan tersebut semata, terlebih kepentingan
dapat berbentuk korupsi, pribadinya maka semakin tinggi
penyalahgunaan aset, serta moralitas manajemen sehingga
pernyataan palsu atau salah manajemen berusaha menghindarkan
pernyataan. diri dari kecenderungan kecurangan
kecenderungan kecurangan akuntansi.
akuntansi di artikan sebagai adanya PP No 60 Tahun 2008
tindakan, kebijakan dan cara, menyatakan bahwa Sistem
kelicikan, penyembunyian, dan Pengendalian Intern adalah proses
penyamaran yang tidak semestinya yang integral pada tindakan dan
secara sengaja, yaitu dalam kegiatan yang dilakukan secara terus
menyajikan laporan keuangan dan menerus oleh pimpinan dan seluruh
pengelolaan aset suatu instansi yang pegawai untuk memberikan
mengarah pada tujuan mencapai keyakinan memadai atas tercapainya
keuntungan bagi dirinya sendiri dan tujuan organisasi melalui kegiatan
menjadikan yang lain sebagai pihak yang efektif dan efisien, keandalan
yang dirugikan. Maka pelaporan keuangan, pengamanan
kecenderungan kecurangan akuntansi aset negara, dan ketaatan terhadap
dipengaruhi oleh korupsi suatu peraturan perundang-undangan.
Negara. Menurut Mulyadi (2008:163),
Arens et all (2012 : 337), “sistem pengendalian intern meliputi
menyebutkan bahwa terdapat tiga struktur organisasi, metode dan
faktor penyebab kecurangan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
akuntansi yaitu rasionalisasi untuk menjaga kekayaan organisasi,
(rationalization), tekanan (pressure), mengecek ketelitian dan keandalan
dan kesempatan (opportunity). data akuntansi, mendorong efisiensi
Ketiga faktor tersebut sering disebut dan mendorong dipatuhinya
fraud triangle. kebijakan manajamen.”

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1519


Secara teoritis, ketaatan rendah berperilaku akan berbeda
akuntansi juga merupakan dengan orang yang memiliki
kewajiban. Sebab, jika laporan moralitas individu yang tinggi.
keuangan dibuat tanpa mengikuti Penelitian itu juga dalam Hal
aturan akuntansi yang berlaku, ini berarti semakin tinggi moralitas
keadaan tersebut dinyatakan sebagai individu maka semakin kecil
suatu bentuk kegagalan dan akan kemungkinan akan terjadi
menimbulkan kecenderungan kecenderungan kecurangan
kecurangan atau perilaku tidak etis akuntansi.
yang tidak dapat atau sulit ditelusuri H1: Moralitas individu berpengaruh
auditor (Thoyyibatun,2012). terhadap kecenderungan
Ketaatan aturan akuntansi dipandang kecurangan akuntansi.
sebagai tingkat kesesuaian prosedur
pengelolaan aset organisasi, Pengaruh Sistem Pengendalian
pelaksanaan prosedur akuntansi, dan Intern Pemerintah Terhadap
penyajian laporan keuangan beserta Kecenderungan Kecurangan
semua bukti pendukungnya. Akuntansi
Dengan demikian Ketaatan Suatu instansi harus memiliki
Aturan Akuntansi merupakan suatu sistem pengendalian internal yang
kewajiban dalam instansi untuk efektif di mana setiap aktivitas-
mematuhi segala ketentuan atau aktivitas yang dilakukan karyawan
aturan akuntansi dalam dalam instansi atau lembaga tersebut
melaksanakan pengelolaan keuangan mendapatkan pengawasan yang
dan pembuatan laporan keuangan ketat. Dengan adanya pengendalian
agar tercipta transparansi dan internal yang efektif diharapkan
akuntabilitas pengelolaan keuangan dapat meminimalisasikan perilaku
dan laporan keuangan yang tidak etis yang merujuk pada
dihasilkan efektif , handal serta tindakan kecurangan akuntansi
akurat informasinya.. dalam instansi atau lembaga yang
Ketaatan aturan akuntansi juga dapat merugikan instansi atau
mencakup karakteristik kualitatif lembaga itu sendiri (shintadevi,
laporan keuangan diantaranya 1). 2015). Maka semakin mengacu pada
relevan, 2). andal, 3). dapat sistem pengendalian intern
dibandingkan dan 4). dapat dipahami pemerintah maka akan memperkecil
(PP No. 71 Th 2010). kecenderungan kecurangan
akuntansi.
Pengaruh Moralitas Individu H2: Sistem pengendalian intern
Terhadap Kecenderungan pemerintah berpengaruh
Kecurangan Akuntansi terhadap kecenderungan
Moralitas individu merupakan kecurangan akuntansi
kemampuan individu dalam
menyelesaikan dilema etika. Hasil Pengaruh ketaatan aturan
dari beberapa studi yang dipaparkan akuntansi Informasi terhadap
menunjukkan bahwa moralitas Kecenderungan Kecurangan
individu akan mempengaruhi Akuntansi
perilaku etis mereka. Orang yang Ketaatan aturan akuntansi
memiliki moralitas individu yang dipandang sebagai tingkat kesesuaian
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1520
prosedur pengelolaan aset intansi, sampel dalam penelitian ini adalah
pelaksanaan prosedur akuntansi, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
penyajian laporan keuangan beserta (SKPD) di daerah Kab. Kuantan
semua bukti pendukungnya. suatu Singingi yang berjumlah 29 instansi.
instansi pemerintahan akan Responden dalam penelitian ini
melakukan tindakan kecurangan adalah Kepala bagian keuangan, dan
karena mereka tidak berpedoman staf bagian keuangan , sehingga
pada aturan akuntansi yang berlaku. responden berjumlah 58 orang.
Begitu sebaliknya jika suatu instansi
taat terhadap aturan akuntansi yang Metode Analisis Data
berlaku maka Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi dapat Untuk menguji hipotesis
berkurang. digunakan model regresi linier
H3: Ketaatan aturan akuntansi berganda yang menggunakan
berpengaruh terhadap program komputer Statistical
kecenderungan kecurangan Product and Service for windows
akuntansi version 21.00 (SPSS versi 21).
Pada penelitian ini
METODE PENELITIAN menggunakan analisis regresi
berganda untuk mengetahui
Populasi adalah wilayah pengaruh variabel independen
generalisasi yang terdiri atas objek (moralitas individu, sistem
atau subjek yang mempunyai pengendalian intern dan ketaatan
kualitas dan karakteristik tertentu aturan akuntansi) terhadap
yang ditetapkan oleh peneliti untuk kecenderungan kecurangan
dipelajari dan kemudian ditarik akuntansi. Analisis regresi berganda
kesimpulannya (Sugiyono, digunakan oleh peneliti, bila peneliti
2012:115). Populasi dalam penelitian bermaksud meramalkan bagaimana
ini adalah Satuan Kerja Perangkat keadaan (naik turunnya) variabel
Daerah (SKPD) di daerah Kab. dependen (kriterium), bila dua atau
Kuantan Singingi. lebih variabel independen sebagai
Sampel adalah bagian dari faktor prediktor dimanipulasi (dinaik
jumlah dan karakteristik yang turunkan nilainya) (Sugiyono,
dimiliki oleh populasi tersebut 2012:277).
(Sugiyono, 2012:116).
Teknik pengumpulan Sampel Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
yang digunakan adalah purposive
sampling. Teknik ini berdasarkan Keterangan :
pada ciri-ciri atau sifat tertentu yang Y = Kecenderungan Kecurangan
diperkirakan mempunyai sangkut Akuntansi
paut era dengan ciri-ciri atau sifat a = Konstanta
yang terdapat pada populasi yang b1,2, 3 = Koefisien regresi
sudah diketahui sebelumnya. Jadi X1 = Moralitas Individu
ciri-ciri atau sifat yang spesifik yang X2 = Sistem Pengendalian Intern
ada atau dilihat dalam populasi Pemerintah
dijadikan kunci untuk pengambilan X3 = Ketaatan aturan akuntansi
sampel. Dimana yang menjadi e = Disturbance error
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1521
Definisi Operasional Variabel efektif dan efisien, keandalan
Variabel Dependen (Y) pelaporan keuangan, pengamanan
Variabel dependen adalah aset negara, dan ketaatan terhadap
tipe variabel yang dijelaskan atau peraturan perundang-undangan.
dipengaruhi atau menjadi akibat Pengukuran variabel ini
karena adanya variabel independen menggunakan kuesioner yang
(Sugiyono, 2012: 59). Variabel digunakan oleh Shintadevi (2015)
dependen dalam penelitian ini adalah yang terdiri dari 27 (dua puluh tujuh)
kecenderungan kecurangan akuntansi pertanyaan dengan menggunakan
(Y). Skala Likert 1-5, semakin rendah
Dalam penelitian ini, untuk nilai yang ditunjukkan maka
mengukur variabel kecenderungan pengendalian internal semakin tidak
kecurangan akuntansi menggunakan efektif.
instrumen yag digunakan oleh Variable diukur dengan
shintadevi (2015)yang terdiri dari 15 indicator :1. Lingkungan
(lima belas ) pertanyaan dengan pengendalian, 2. Penilaian Resiko, 3.
menggunakan Skala Likert 1 sangat Kegiatan Pengendalian, 4. Informasi
tidak setuju sampai 5 sangat setuju dan Komunikasi, dan 5. Pemantauan
semakin tinggi nilai yang ditujukan pengendalian intern.
maka semakin tinggi frekuensi
kecurangan yang terjadi. c. Ketaatan Aturan Akuntansi
(X3)
Variabel Independen Ketaatan aturan akuntansi
dipandang sebagai tingkat kesesuaian
a. Moralitas Individu (X1) prosedur pengelolaan aset intansi,
Moralitas individu merupakan pelaksanaan prosedur akuntansi, dan
kemampuan individu dalam penyajian laporan keuangan beserta
menyelesaikan dilema etika. semua bukti pendukungnya. Menurut
Pengukuran variabel ini Adelin dan Fauzihandani (2013)
menggunakan kuesioner yang terdiri Meningkatkan ketaatan pada aturan
dari 6 (enam ) pertanyaan dengan akuntansi pada sebuah perusahaan
menggunakan Skala Likert 1- 5. atau instansi dapat mencegah
semakin tinggi nilai yang terjadinya kecenderungan
ditunjukkan maka moralitas individu kecurangan akuntansi, yang nantinya
semakin tidak efektif. akan membantu perusahaan atau
instansi untuk menyediakan
b. Sistem Pengendalian Intern informasi laporan keuangan
Pemerintah (X2) perusahaan secara objektif kepada
PP No 60 Tahun 2008 pihak yang berkepentingan.Dalam
menyatakan bahwa Sistem instrumen tersebut terdapat 13 (tiga
Pengendalian Intern adalah proses belas) pertanyaan yang digunakan
yang integral pada tindakan dan oleh Shintadevi (2015) pada
kegiatan yang dilakukan secara terus penelitiannya. Persepsi responden
menerus oleh pimpinan dan seluruh terhadap indikator tersebut diukur
pegawai untuk memberikan dengan lima poin Skala Likert 1-5,
keyakinan memadai atas tercapainya semakin tinggi nilai yang
tujuan instansi melalui kegiatan yang ditunjukkan maka semakin tinggi
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1522
ketaatan aturan akuntansi berkaitan kepala bagian keuangan dan staff
dengan entitas tersebut. keuangan. Kondisi demikian
menunjukkan bahwa rata-rata
HASIL PENELITIAN DAN responden sudah cukup memiliki
PEMBAHASAN pengalaman dalam menjalankan
tugas.
Kuesioner dan Demografi
Analisis Statistik Descriptif
Penelitian ini menggunakan Statistik Deskriptif dalam
kuisioner untuk pengumpulan data. penelitian ini dapat dilihat pada tabel
Kuesioner disebarkan pada 29 1. Berdasarkan tabel 1, semua
instansi pada Satuan Kerja Perangkat instrument penelitian mempunyai
Daerah (SKPD) di daerah Kab. nilai mean lebih besar dari pada
Kuantan Singingi secara langsung. standar deviasi. Sehingga,dapat
Dari 58 kuisioner yang disimpulkan bahwa data yang akan
disebarkan, kuesioner yang kembali digunakan adalah layak dan valid.
sebanyak 48 kuesioner (82.8%).
Kuesioner yang tidak mendapatkan Tabel 1
respon sebanyak 10 kuesioner Descriptive Statistics
(17.2%). Kuesioner yang dapat N Mean Std. Deviation
diolah sebanyak 44 kuesioner KKA 44 24.16 7.499
MI 44 15.20 3.819
(75.9%). Berikut ini tabel rincian SPI 44 108.5 10.848
pengembalian kuesioner oleh para KAA 44 53.05 3.953
responden. Valid N 44
Jumlah responden laki-laki (listwise)
lebih banyak dibanding responden Sumber : Data Olahan, (2016)
perempuan. Jumlah responden laki-
laki sebanyak 24 orang (54.6%) dan Pengujian Kualitas Data
perempuan sebanyak 20 orang
(45,4%). Sebagian besar responden Uji Validitas Data
atau 33 (75%) responden Dalam penelitian ini untuk
berpendidikan S1. mengukur atau menentukan valid
Hal ini mengindikasikan atau tidaknya pertanyaan ini adalah
bahwa bekerja di SKPD sebagai apabila korelasi antara masing-
kepala bagian keuangan dan staff masing indikator terhadap total skor
keuangan merupakan pekerjaan konstruk menunjukkan hasil yang
profesional dan membutuhkan signifikan dengan tingkat
pendidikan yang tinggi. Sedangkan signifikansinya 5% df = n-2 (44-2) =
lama bekerja responden, sebagian 42 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0.2907.
besar bekerja selama > 7 tahun yaitu
sebanyak 26 orang (59.1%). Kondisi Uji Reliabilitas Data
ini memberi gambaran bahwa rata- Uji reliabilitas digunakan
rata responden sudah lama bekerja di untuk mengukur suatu kuesioner
SKPD. yang merupakan indikator dari
Berdasarkan jabatan di variabel. Uji reliabilitas hanya
SKPD, diketahui bahwa sebagian dilakukan atas data yang telah diuji
besar responden adalah sebagai validitasnya dan dinyatakan valid.

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1523


Suatu pengukur dapat dikatakan dilakukan dalam penelitian ini untuk
dapat diandalkan apabila memiliki menguji hipotesis.
koefisien Cronbach Alpha lebih dari
0,6. Gambar 1
Tabel 2
Hasil pengujian reliabilitas
Nilai
Cronbach’ Kesimpula
Variabel Kriti
s Alpha n
s

Kecenderunga 0,887 0,6 Reliabel


n Kecurangan
Akuntansi
Moralitas 0,705 0,6 Reliabel
Individu
Sistem 0,882 0,6 Reliabel
Pengendalian
Intern
Ketaatan 0,738 0,6 Reliabel
Aturan
Akuntansi Sumber : Data Olahan, (2016)
Sumber : Data Olahan, (2016)
Uji Multikolinearitas
Dari semua nilai kelima Uji multikolinearitas
variabel tersebut menunjukkan bertujuan untuk menguji apakah
bahwa koefisien Cronbach Alpha dalam suatu model regresi ditemukan
lebih besar dari 0,6 sehingga dapat adanya korelasi antar variabel bebas
disimpulkan bahwa semua instrumen penelitian. Model regresi yang baik
dalam penelitian ini adalah reliabel seharusnya tidak terjadi korelasi di
atau dapat dipercaya. antara variabel bebas. Ada tidaknya
korelasi antar variabel tersebut dapat
Uji Asumsi Klasik dideteksi dengan melihat nilai
Uji Normalitas Data Variance Inflation Factor (VIF).
Untuk mengolah data
digunakan Uji Normalitas, yang Tabel 3
menguji apakah dalam sebuah model Hasil Uji Multikolineritas
regresi, variabel independen dan Collinearity
variabel dependen atau keduanya Statistics
mempunyai distribusi normal atau Model Tolerance VIF
tidak. Dengan menggunakan normal 1 Moralitas .983 1.017
Individu
P-P Plot data yang ditunjukkan
menyebar di sekitar garis diagonal, Sistem .481 2.081
Pengendalian
maka model regresi dapat dikatakan Intern
memenuhi asumsi normalitas.
Ketaatan Aturan .475 2.104
Gambar 1 dapat dilihat bahwa Akuntansi
data tersebar di sekitar garis diagonal Sumber : Data Olahan, (2016)
(tidak terpencar dari garis diagonal). Dari Tabel di atas, dapat
Dapat disimpulkan bahwa dilihat bahwa nilai VIF < 10 untuk
persyaratan uji normalitas dapat semua variabel bebas, begitu juga
terpenuhi untuk pengujian statistik dengan nilai tolerance > 0,10.
berupa Uji T dan Uji 𝑅2 dapat
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1524
Uji Heterokedastisitas Umumnya untuk mengetahui adanya
Untuk mendeteksi ada autokorekasi dilakuakan uji Durbin-
tidaknya heterokedastisitas dilakukan Watson. Besaran Durbin-Watson
dengan melihat ada tidaknya pola secara umum bisa diambil patokan 4-
tertentu pada pola scatterplot antar dU (batas atas) 4-dL (batas bawah).
SPRESID dan ZPRED di mana Berikut tabel keputusan pada uji
sumbu Y adalah Y yang telah Durbin-Watson (D-W) test menurut
diprediksi, dan sumbu X adalah Ghozali (2009). Hasil pengujian
residual (Y prediksi – Y autokorelasi dari penelitian ini dapat
sesunggguhnya) yang telah di- dilihat dari tabel berikut:
studentized.
Tabel 4
Gambar 2 Hasil uji Autokorelasi
Std. Error
Hasil uji Heterokedastisitas R Adjusted of the Durbin-
Model R Square R Square Estimate Watson
1 .454a .206 .147 6.927 1.771
Sumber : Data Olahan, (2016)

Dari tabel diatas diperoleh


nilai Durbin Watson terletak antara
dU dan 4-dU = 1.374 < 1.771
<1.664. Dapat diartikan bahwa tidak
terdapat autokorelasi dalam model
regresi.

Analisis Regresi Berganda


Dalam penelitian ini,
Sumber : Data Olahan, (2016) hipotesis diuji dengan menggunakan
model regresi linier berganda untuk
Melalui pengamatan grafik memperoleh gambaran menyeluruh
di atas dapat dilihat bahwa titik-titik mengenai pengaruh tekanan
menyebar secara acak dan tidak ketaatan, pengalaman auditor,
menunjukkan pola tertentu. Titik- kompleksitas tugas, gender,
titik tersebut tersebar di atas dan di pengetahuan, dan persepsi etis
bawah angka 0 pada sumbu Y. Dari terhadap audit judgment.
hasil tersebut dapat disimpulkan Dari pengolahan data
bahwa kedua model regresi tidak computer program SPSS versi 21,
mengandung gejala 2016, maka persamaan regresi
heteroskedastisitas. berganda akan terliahat sebagai
berikut :
Uji Autokorelasi Tabel 5
Uji autokorelasi bertujuan Hasil uji t
untuk menguji apakah dalam model Standardize
regresi linear ada korelasi antara Unstandardized
Coefficients
d
Coefficients
kesalahan pengganggu (error) pada Std.
periode t dengan kesalahan Model B Error Beta T Sig.

pengganngu pada periode 1 (Constant) 42.52


5
15.65
8
2.71
6
.01
0
sebelumnya (Ghozali, 2013:110).
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1525
Moralitas -.674 .320 -.300 - .00 nilai Beta sebesar – 0.300 , hal ini
Individu 2.10 1
8 menunjukkan bahwa arah pengaruh
Sistem -.197 .147 -.272 - .00 adalah negatif yaitu semakin tinggi
Pengendalia
n Intern
-.337 .388 -.720 2.33
8
8
.02
moralitas individu yang dimiliki
Ketaatan - 6 individu maka akan semakin kecil
Aturan 2.35
Akuntansi 3 intensi melakukan kecenderungan
Sumber : Data Olahan, (2016) kecurangan akuntansi.
Moralitas individu merupakan
Y = 42,525 – 0,674 MI - 0,197 SPI – 0,137 e kemampuan individu dalam
menyelesaikan dilema etika. Hasil
Hasil Uji Hipotesis dari beberapa studi yang dipaparkan
Pada tingkat keyakinan 95% dan menunjukkan bahwa moralitas
pengujian dua arah (two tail test), individu akan mempengaruhi
tingkat signifikansi ditetapkan perilaku etis mereka.. Dalam
sebesar 5%, dengan degree of fredom tindakannya, orang yang memiliki
(df) = n - k. Dengan membandingkan level penalaran moral rendah
nilai thitung dengan tTabel atau melihat cenderung akan melakukan hal-hal
p value masing-masing variabel yang menguntungkan dirinya sendiri
dilakukan untuk tujuan pengujian dan menghindari hal-hal yang dapat
hipotesis secara parsial (uji t). menimbulkan sanksi hukum.
Apabila nilai thitung > tTabel Hasil ini mendukung penelitian
atau p value < α maka Ha diterima Puspasari dan Suwardi (2012) ,dan
dan Ho ditolak, dengan kata lain Eliza (2015) yang mengatakan
variabel independen secara bahwa moralitas individu
individual memiliki pengaruh yang berpengaruh negatif terhadap intensi
signifikan terhadap variabel melakukan kecenderungan
dependen. Sebaliknya, apabila t hitung kecurangan akuntansi.
< tTabel atau p value > α maka Ha
ditolak dan Ho diterima, dengan kata Sistem pengendalian intern
lain variabel independen secara berpengaruh terhadap
individual tidak memiliki pengaruh kecenderungan kecurangan
yang signifikan terhadap variabel akuntansi
dependen. Dari tabel 5 dapat dilihat
bahwa t hitung (2.338) > t tabel
Moralitas individu berpengaruh (1,682) dengan tingkat signifikansi
terhadap kecenderungan 0.008 dengan tingkat kesalahan
kecurangan akuntansi (alpha) 0,05. Dari hasil pengujian
Dari tabel 5 dapat dilihat dapat disimpulkan bahwa H2 diterima
bahwa t hitung (2.108) > t tabel yaitu terdapat pengaruh sistem
(1,682) dengan nilai signifikan pengendalian intern terhadap
sebesar 0.001 dengan tingkat kecenderungan kecurangan
kesalahan (alpha) 0,05. Dari hasil akuntansi. Selain itu hasil pengujian
pengujian dapat disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa nilai Beta
H1 diterima yaitu terdapat pengaruh sebesar -0,272 , hal ini menunjukkan
moralitas individu terhadap intensi bahwa arah pengaruh adalah negatif
melakukan kecenderungan yaitu semakin tinggi sistem
kecurangan akuntansi. Selain itu pengendalian intern yang dimiliki
hasil pengujian menunjukkan bahwa

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1526


instansi maka akan semakin Ketaatan aturan akuntansi
menurunkan kecenderungan berpengaruh terhadap
kecurangan akuntansi. kecenderungan kecurangan
, serta efektif dan efisien. akuntansi
Untuk mewujudkannya dibutuhkan Dari tabel 5 diketahui t hitung
suatu sistem yang dapat memberi (0.2353) > t tabel (1,682) dan nilai
keyakinan memadai bahwa signifikan sebesar (0,026) < 0,05
penyelenggaraan kegiatan telah nilai alpha dari hasil pengujian ini
dilaksanakan sesuai dengan rencana dapat disimpulkan bahwa H3
dan dapat mencapai tujuan diterima. Artinya ketaatan aturan
(Wiliyanti dkk, 2014). Sistem inilah akuntansi berpengaruh negatif
yang dikenal sebagai Sistem terhadap kecenderungan kecurangan
Pengendalian Internal Pemerintah akuntansi.
(SPIP). PP No 60 Tahun 2008 Ketaatan aturan akuntansi
menyatakan bahwa Sistem dipandang sebagai tingkat kesesuaian
Pengendalian Intern Pemerintah prosedur pengelolaan aset intansi,
(SPIP) adalah proses yang integral pelaksanaan prosedur akuntansi, dan
pada tindakan dan kegiatan yang penyajian laporan keuangan beserta
dilakukan secara terus menerus oleh semua bukti pendukungnya.
pimpinan dan seluruh pegawai untuk Taatnya manajemen terhadap
memberikan keyakinan memadai aturan akuntansi juga akan
atas tercapainya tujuan organisasi berpengaruh terhadap pelaksanaan
melalui kegiatan yang efektif dan kegiatan-kegiatan dalam instansi
efisien, keandalan pelaporan pemerintahan yang berhubungan
keuangan, pengamanan aset negara, dengan akuntansi dengan baik dan
dan ketaatan terhadap peraturan benar sehingga nantinya
perundang-undangan. menghasilkan laporan keuangan
Dengan adanya pengendalian yang efektif dan mampu memberikan
internal yang efektif dapat informasi yang handal dan akurat
meminimalisasikan perilaku tidak untuk pihak-pihak yang
etis yang merujuk pada tindakan berkepentingan. Hal ini menunjukan
kecurangan akuntansi dalam instansi bahwa semakin taat instansi pada
atau lembaga yang dapat merugikan aturan akuntansi maka semakin
instansi atau lembaga itu sendiri rendahnya kecenderungan
.Maka semakin mengacu pada sistem kecurangan akuntansinya. Penelitian
pengendalian intern pemerintah ini sejalan dengan penelitian Adelin
maka akan memperkecil dan Fauzihandani (2013) bahwa
kecenderungan kecurangan ketaatan aturan akuntansi
akuntansi. Penelitian ini sejalan berpengaruh negatif terhadap
dengan penelitian Thoyyibatun kecenderungan kecurangan
(2009), Wiliyanti dkk (2014) dan akuntansi.
Eliza (2015) bahwa sistem
pengendalian intern berpengaruh Hasil Koefisien Determinasi
negatif terhadap intensi melakukan Nilai koefisien determinasi
kecenderungan kecurangan (R2) merupakan ukuran yang
akuntansi. digunakan untuk menilai seberapa
baik suatu model yang telah
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1527
ditetapkan untuk dapat menjelaskan 0,05. Artinya hipotesis kedua
variabel dependen. R2 bernilai antara dalam penelitian ini diterima.
nol (0) dan satu (1). 3) Hasil pengujian hipotesis ketiga
ketaatan aturan akuntansi
Tabel 6 berpengaruh terhadap
Koefisien Determinasi kecenderungan kecurangan
Model R R Adjusted Std. Error of
Square R Square the Estimate akuntansi. Dengan t hitung
1 .454a .206 .147 6.927 (2,353) < t tabel (1,682) dan nilai
Sumber : Data Olahan, (2016) signifikan sebesar 0,026 < 0,05.
Artinya hipotesis ketiga dalam
Berdasarkan hasil pengolahan penelitian ini diterima.
seperti yang tampak pada tabel 6 4) Hasil uji statistik R2 didapat R2
diketahui nilai R Square sebesar hitung sebesar nilai R Square
sebesar 0,206. Artinya adalah
0,206. Artinya adalah bahwa
bahwa sumbangan pengaruh
sumbangan pengaruh moralitas
moralitas individu, sistem
individu, sistem pengendalian intern
pengendalian intern dan ketaatan
dan ketaatan aturan akuntansi
aturan akuntansi sebesar 20,6 %.
sebesar 20.6 %, . Sedangkan sisanya
Sedangkan sisanya 79,4 %
79.4% dipengaruhi oleh variabel lain
dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model yang tidak dimasukkan dalam
regresi ini. model regresi ini.
SIMPULAN DAN SARAN Saran
Saran-saran yang dapat
Simpulan diberikan oleh peneliti bagi
Dari hasil evaluasi model kesempurnaan penelitian selanjutnya
penelitian dan pengujian hipotesis yaitu :
yang dilakukan dalam penelitian ini, 1) Peneliti selanjutnya sebaiknya
maka menghasilkan beberapa mengirim kuesioner disaat masa
kesimpulan, yaitu sebagai berikut: senggang sehingga SKPD dapat
1) Hasil pengujian hipotesis menerima dan mengembalikan
pertama menunjukkan bahwa hasil kuesioner secara lengkap.
moralitas individu berpengaruh 2) Peneliti selanjutnya dapat
terhadap kecenderungan variabel variabel lain diluar 3
kecurangan akuntansi. Dengan t variabel yang telah diteliti,
hitung (2,108) > t tabel (1,682) sehingga lebih mudah dalam
dan signifikansi (0,001) < (0,05). memahami kompleksitas
Artinya hipotesis pertama dalam masalah dan menjelaskan
penelitian ini diterima. maksud penelitian kepada
2) Hasil pengujian hipotesis kedua responden.
sistem pengendalian intern
DAFTAR PUSTAKA
berpengaruh terhadap
kecenderungan kecurangan
Agoes, sukrisno. 2004. Auditing (
akuntansi. Dengan t hitung pemeriksaan Akuntan) oleh
(2,338) > t tabel (1,682) dengan kantor akuntan publik. Edisi
nilai signifikan sebesar 0,008 <

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1528


ketiga. Penerbit fakultas Universitas Negeri Semarang.
ekonomi universitas trisakti. Skripsi.

Arens, Alvin ,et.all. 2011. Auditing Prawira, Dkk. 2014. Pengaruh


dan Jasa Assurance. Moralitas Individu, Asimetri
Jakarta:Erlangga Informasi Dan Efektivitas
pengendalian Internal
-----------------------------.
2012. Auditing Terhadap Kecenderungan
dan Jasa Assurance. Library Kecurangan (Fraud) Akuntansi
of Congress Cataloging-in- (Studi Empiris Pada Badan
Publication Information is Usaha Milik Daerah
available. Kabupaten Buleleng). e-Journal
S1 Ak Universitas Pendidikan
Eliza, Yulina. 2015. Pengaruh Ganesha Jurusan Akuntansi
Moralitas Individu Dan Program S1 (Volume 2 No: 1
Pengendalian Internal Tahun 2014).
Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi (Studi Puspasari dan Suwardi. 2012.
Empiris Pada Skpd Di Kota Pengaruh Moralitas Individu
Padang). Jurnal Akuntansi, Dan Pengendalian Internal
Vol. 4, No. 1, Oktober 2015. Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi: Studi
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Eksperimen Pada Konteks
Analisis Multivariate dan Pemerintahan Daerah.
Program SPSS. Semarang : Universitas Gajah Mada.
Badan Penerbit Universutas
Diponegoro Sanuari, Nilam. 2014. Pengaruh
Sistem Pengendalian Internal,
Kusumastuti dan Meiranto. 2012. Kesesuaian Kompensasi, Dan
Analisis Faktor-Faktor Yang Moralitas Manajemen
Berpengaruh Terhadap Terhadap Kecenderungan
Kecenderungan Kecurangan Kecurangan Akuntansi (Studi
Akuntansi Dengan Perilaku Empiris Pada Kantor Bumn
Tidak Etis Sebagai Variabel Kota Padang). Universitas
Intervening. Diponegoro Negeri Padang. Skripsi.
Journal Of Accounting Volume
1, Nomor 1, Tahun 2012, Shintadevi, Prekanida Farizqa. 2015.
Halaman 1-15. Pengaruh Keefektifan
Pengendalian Internal,
Mulyadi. 2008. Auditing. Jakarta : Ketaatan Aturan Akuntansi dan
Salemba Empat. Kesesuaian Kompensasi
terhadap Kecenderungan
Najahningrum, Anik Fatun. 2013. Kecurangan Akuntansi dengan
Faktor-Faktor Yang perilaku tidak etis sebagai
Mempengaruhi Kecenderungan variabel intervening .
Kecurangan (Fraud): Persepsi Universitas Negeri Yogyakarta.
Pegawai Dinas Provinsi Diy. Skripsi.
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1529
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kabupaten-Kuantan-
Bisnis. Bandung: Alfabeta. Singingi.html.

Thoyibatun,Siti. 2012. Faktor-Faktor Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).


Yang Berpengaruh Terhadap (2011). Standar Profesional
Perilaku Tidak Etis Dan Akuntan
Kecenderungan Kecurangan Publik. Salemba Empat,
Akuntansi Serta Akibatnya Jakarta.
Terhadap Kinerja Organisasi.
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Peraturan Pemerintah Republik
. Volume 16, Nomor 2, Juni Indonesia Nomor 60 Tahun
2012. 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Intern
Wiliyanti, dkk. 2014. Pengaruh Tata Pemerintah.
Kelola Pemerintahan,
Efektivitas Pengendalian Peraturan Pemerintah Republik
Internal, Dan Peran Auditor Indonesia Nomor 71 Tahun
Internal Terhadap Tingkat 2010 Tentang Standar
Kecurangan (Studi Pada Akuntansi Pemerintahan.
Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Kuantan Kasus Korupsi
Singingi). Universitas Riau. http://Gelagatsumsel.com/lagi-
kejari-Muara-Enim-Tetapkan-
Wilopo. 2006. Analisis Faktor- Tersangka-Kasus-Korupsi-di-
Faktor Yang Berpengaruh SKPD-Kabupaten-Muara-
Terhadap Kecenderungan Enim.html (diakses pada
kecurangan Akuntansi: Studi 21/12/15, 15:31 WIB).
Pada Perusahaan Publik Dan
Badan Usaha Milik Negara Di Korupsi Alkes RSUD
Indonesia. Simposium http://Riaupos.co/REad-
Nasional Akuntansi 9. Padang. Terdakwa- tersangka- Korupsi-
Alkes-RSUD-Kuansing-
Zilmy, Rian Putra. 2013. Pengaruh Dituntut-18-Bulan.html
Kesesuaian Kompensasi, (diakses pada 21/12/15, 15.34
Asimetri Informasi, Dan WIB).
Moralitas Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Transparency International. 2015.
Akuntansi (Studi Empiris Pada Corruption perceptions index.
Satuan Kerja Perangkat http://cpi.transparency.org/cpi2
Daerah Kota Padang). 014/ (diunduh tanggal
ARTIKEL ILMIAH. 21/12/15).
Universitas Negeri Padang.
www.kamusbahasaindonesia.org
Badan Kepegawaian Daerah Kab. diakses (21 Desember 2015).
Kuantan Singingi.
http//Aparatur-Pemerintah-

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1530

Anda mungkin juga menyukai