Anda di halaman 1dari 12

BAB I

I.I PENDAHULUAN
I.II Pengertian Acuan dan Perancah
Acuan dan perancah merupakan suatu pekerjaan yang sangat menentukan dalam
mewujudkan bentuk stuktur beton,maka dalam pelaksanaannya seorang ahli di bidang tersebut
harus memiliki keterampilan khusus dan memiliki pengetahuan dasar yang cukup tentang acuan
dan perancah. Acuan dan perancah (Bekisting) adalah suatu konstruksi yang bersifat sementara
pada praktik kerja beton sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan. Dari namanya acuan
dan perancah, terbagi menjadi dua fungsi, yaitu fungsi acuan dan fungsi perancah.
Acuan yang dimaksud adalah sebagai cetakan atau patokan untuk ukuran maupun bentuk
beton yang diinginkan, sedangkan perancah adalah sebagai penyokong tegak dan lurusnya acuan
tersebut. Acuan dan perancah harus kuat memikul beban sendiri, berat beton basah, beban hidup,
dan beban peralatan kerja selama proses pengecoran.
I.III Syarat-syarat acuan dan perancah:
1.) Kuat
Kuat maksudnya acuan dan perancah harus mampu menerima dan menopang seluruh beban
yang bekerja,baik itu beban hidup ataupun beban mati.
2.) Kaku
Kaku atau tidak bergerak, maksudnya acuan dan perancah harus mampu menahan beban jika
terjadi deformasi yang melebihi yang diijinkan,sehingga tidak membahayakan bagi para pekerja
yang ada disekitarnya.
3.) Rapi
Seluruh rangkaian pekerjaan hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan
menjadi rapi dan teratur,baik itu peralatan,pekerjaan,terutama hasilnya.

4.) Mudah dibongkar


Acuan dan perancah harus mudah dibongkar karena bersifat sementara,dan harus baik dalam
pembongkarannya.Karena jika pembongkaran tidak baik dapat merusak beton yang telah jadi
dan merusak acuan yang seharusnya dapat digunakan berkali-kali.
BAB II

MEMASANG KOLOM
II.I Pengertian Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur.
II.II Alat:
1) Palu
2) Gergaji
3) Impact Wranch
4) Circle Saw
5) Meteran
6) Siku
7) Unting-unting
8) Water Pass
9) Benang
10) Long Socket
11) Torx Bit
12) Sling kap
13) Kape
14) Kuas Rol

II.III Bahan:
1.) Multiplek
2.) Paku

II.IV Langkah Kerja:


1. Pembuatan Mall:
a) Alas kerja untuk tempat perakitan harus rata atau datar,untuk mempermudah pekerjaan.
b) Buat stoper dari balok kayu atau plywood yang lurus untuk column waler dan girder.Kemudaian
cek kesikuan,karena kesikuan pada pekerjaan ini sangat besar dampaknya terhadap hasil
pekerjaan nantinya.
c) Buat mall column dari plywood sesuai ukuran yang telah ditentukan,kemudian cek diagonal
mall column waler.
d) Buat mall untuk girder dan jaraknya disesuaikan dengan gambar konstruksi,sesuai dengan
jumlah girder yang dipakai.
2. Perakitan Column Waler
a.) Letakkan column waler ke mall column waler,kemudian cek kembali jarak antar column
waler,kesikuan dan diagonalnya.
3. Perakitan Girder:
a) Letakkan girder GT 21 ke column waler,kemudian pasang hook strap HB 24 ke girder GT
24.Kencangkan dengan long socket dan impact wrench.
b) Pasang girder GT 24 ke column waler,pemasangan dimulai dari dari bawah,kemudian pasang
hook strap HB 24 dan kencangkan dengan long socket dan impact wrench.
c) Untuk pemasangan girder berikutnya dibuatkan penyangga girder GT 24 dengan balok kayu
sesuai jarak antar girder GT 24.
d) Satukan kedua ujung girder GT 24,kemudian pasang extetion splice ke pertemuan girder GT 24
dan kencangkan dengan wingnut.
e) Pasang girder GT 24 sisipan di sebelah sambungan extension splice dan harus menumpu pada
dua column waler.Penyambungan girder GT 24 ke column waler memakai hook strap HB 24.
f) Letakkan kedua girder GT 24 bersebelahan,kedua girder GT 24 tersebut harus menumpu pada
dua column waler,kemudian sambung kedua girder GT 24 tersebut menggunakan double hook
strap.
4. Perakitan Plywood:
a) Potong plywood sesuai yang direncanakan.kemudian letakkan plywood ke girder GT 24.Ujung
plywood bagian bawah dibuat cantilever 5 cm,kemudian dipaku sementara,jangan terlalu kuat
untuk nantinya bisa dibuka dan diatur kembali jaraknya.
b.) Cek kesikuan panel kemudian pasang torx screw 6 x 60 dengan menggunakan torx bit screw
driver dengan menyesuaikan jarak sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
c.) Pasang kasau 5/7 diujung bawah plywood,kemudian pasang plywood(triplek) penutup pada
girder atas agar material dibawahnya tidak terkena adukan beton nantinya.
5. Pemasangan Base Plate:
a.) Tentukan titik perletakan base plate sesuai dengan gambar kerja,kemudian pasang angkur tanam
D10 mm sebelum dilakukan pengecoran.Kemudian pasang base plate ke angkur,lalu tekuk besi
angkur untuk mengunci base plate.
6. Pemasangan Crane splice:
b.) a.)Pasang crane splice ke girder GT 24,kemudian kunci dengan locking pin dan cotter
pin.Kemudian pasang segel sling ke crane splice.
7. Pemasangan Push Pull Props & Kicker Brace AV:
a.) Pasang push pull props& kicker brace AV ke base plate,kemudian pasang push pull props ke
panel.lalu pasang kicker brace AV ke panel dan cek kesikuannya,
8. Pemasangan ke Base Plate:
b) Pasang push pull props ke base plate dan kunci dengan locking pin dan cotter pin,kemudian
pasang kicker brace AV ke push pull props dan kunci dengan locking pin dan cotter pin.
9. Pemasangan Wedge Head Piece:
a.) Pasang wedge head piece ke column waler,lalu kunci dengan wedge K,kemudian pasang push
pull props ke wedge head piece,kunci dengan locking pin dan cotter pin.
10. Pemasangan Girder Head piece:
a.) Pasang girder head piece ke girder GT 24 dan kencangkan murnya,lalu pasang push pull props
ke girder head piece.Kunci dengan locking pin dan cotter pin.
11. Pemasangan Tie Rod:
a.) Pasang PVC tube dan PVC cone pada colom,lalu pasang tie rod tepat ke lubang PVC yang telah
dipasang dan tembus ke column waler sisi samping.
b.) Pasang counter plate dan kencangkan dengan wing nut.
11. Penyambungan dengan Tie Yoke:
a.) Pasang tie yoke ke column waler lalu kunci dengan wedge KZ.Kemudian masukkan tie rod ke
tie yoke dan kencangkan dengan wingnut,hingga ujung plywood rata dan tidak ada
lobang,kemudian cek kesikuan dan diagonalnya.
12. Penyambungan dengan Coupling:
a.) Pasang coupling ke coulumn waler lalu kunci dengan wedge KZ.kencangkan wedge KZ dengan
menggunakan palu,hingga ujung plywood rapat,kemudian cek kesikuannya.
13. Pemasangan Scaffolding Bracket:
a.) pasang scaffold bracket ke girder GT 24,lalu pasang papan horizontal 5cm x 20 cm ke scaffold
bracket setelah itu dipaku.
b.) Pasang kayu vertikal 5 cm x 10 cm ke kupingan scaffold bracket dan dipaku.
BAB III
MEMASANG BALOK DAN PELAT
LANTAI
III.I Pengertian Balok
Balok beton adalah bagian dari struktur bangunan atau konstruksi bangunan yang berfungsi
untuk menopang lantai diatasnya,balok juga berfungsi sebagai penyalur momen menuju kolom-
kolom.Balok dikenal sebagai elemen lentur,yaitu elemen struktur yang dominan memikul gaya
dalam berupa momen lentur dan juga geser.
III.II Pengertian Pelat Lantai
Yang dimaksud dengan pelat lantai yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang
dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada apabila
struktur tersebut.Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan
bentang panjang atau lebar bidangnya.Pelat beton ini sangat kaku dan arahnya horisontal,
sehingga pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai diafragma atau unsur pengaku
horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal.

Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai lantai bangunan,
lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada dermaga. Beban yang bekerja
pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban mati atau beban hidup).
Beban tersebut mengakibatkan terjadi momen lentur (seperti pada kasus balok).
III.III Alat:
1.) Meteran
2.) Palu
3.) Siku
4.) Waterpass
5.) Circle Saw
6.) Benang
7.) Paku ukuran 1’’ dan 1,5’’
III.IV Bahan:
1) Multiplek
2) Paku
3) Benang
4) Kayu Kasau
III.V Langkah Kerja:
Karena bottom form dan side form sudah ada yang jadi dan siap pakai,sehingga kami tidak
merakit bottom form dan side form lagi.
1. Pemasangan Cross Brace:
a.) Ubah posisi snap lock main frame tegak lurus terhadap cross brace.
b.) Pasang Cross Brace ke snap lock main frame,kemudian kembalikan posisi snap lock seperti
semula.
2. Pemasangan Cross Head Jack:
a.) Pasang quick jack nut ke spindle cross head jack,kemudian pasang cross head jack ke frame.
b.) Cross head jack digunakan untuk meletakkan 2 girder,U head jack digunakan untuk meletakkan
1 girder.
3. Pemasangan Bekisting Balok:
a.) Letakkan girder GT 24 arah memanjang ke cross head jack.Kemudian pasang kayu kasau 6/12
arah melintang pada girder GT 24.
4. Pasang Beam Clamp:
a.) Pasang kasau beam clamp ke side form tegak lurus kasau 6/12,lalu cek kesikuan dan kunci
dengan paku.
5. Pemasangan Stronger Beam:
a.) Pasang stronger beam ke side form,lalu cek kesikuan dan kencangkan dengan menggunakan
wingnut.
6. Pemasangan Bekisting Pelat:
a.) Tentukan jarak antara main girder
b.) Tentukan jarak antara secundary girder
7. Pemasangan Hory Beam:
a.) Setel hory beam sesuai dengan ukuran bentang pelat konstruksi yang telah ditentukan,dengan
menarik inner beam,kemudian kunci dengan pen,setelah itu pasang hory beam ke side form.
8. Pemasangan Plywood:
a.) Setelah semua rangkaian girder terpasang semua lalu cek leveling,stel ulang jika masih belum
level.
b.) Pasang plywood 12mm dengan paku,jika ada sambunagan maka sambungan antara plywood
harus rata dan rapat.Pertemuan/sambungan antara plywood harus benar-benar menumpu pada
hory beam.

BAB IV
MEMASANG TANGGA
IV.I Pengertian Tangga
Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungkan dua tingkat vertikal
yang memiliki jarak satu sama lain.Tangga adalah jalur yang memiliki undak-undak(trap) atau
anak tangga yang menghubungkan satu lantai dengan lantai diatasnya dan mempunyai fungsi
sebagai jalan untuk naik dan turun antara lantai bertingkat.Ukuran tangga dan penempatannya
diatur sesuai dengan kebutuhan,dan diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan standar tangga.

IV.II Macam–macam acuan dan perancah untuk tangga:


1.) Cetakan tangga lurus
2.) Cetakan tangga membelok
3.) Cetakan tangga melingkar

IV.III Bentuk-bentuk Tangga:


1) Tanggga Spiral
2) Tangga Lurus
3) Tangga dengan Burdes
4) Poros
5) Tangga ¼ lingkaran
6) Tangga ½ lingkaran

IV.IV Hal–hal yang perlu diperhatikan :


1.) Perencanaan tangga
2.) Bentuk optride dan cetakannya
3.) Pembuatan cetakan tangga

IV.V Syarat-syarat Acuan Tangga:


Yang harus diketahui sebelum merencanakan sebuah tangga ialah ketinggian dari
tangga,yaitu jarak tinggi dari lantai yang satu kelantai atasnya.Apabila ruangan yang ada terlalu
sempit,maka direncanakan suatu tangga dengan beberapa bordes sehingga kemiringan dari
tangga ini tidak terlalu curam dan tidak terasa melelahkan bila dijalani.
1) Lebar tangga
Ø Rumah tinggal ≥ 90cm
Ø Umum ≥ 120cm
2) Optride
Ø Rumah tinggal ≥ 20cm
Ø Umum ≥ 17cm
3.) Antride ≥ 25cm
4.) Kemiringan maximum 45° atau dengan menggunakan perbandingan
5.) Syarat Tangga Ideal = 2 x Optride + 1 Antride = 1 Langkah (57cm-65cm)

IV.VI Alat:
1.) Meteran
2.) Gergaji
3.) Palu Cakar
4.) Rapid Clamp
5.) Linggis
6.) Waterpass
7.) Siku
8.) Pensil
9.) Benang

IV.VII Bahan:
1.) kayu 4/6 x40
2.) papan
3.) Paku
4.) Multiplek

IV.VIII Langkah Kerja:


1.) Pemasangan tiang – tiang
Sebelum pemasangan, tiang yang akan dikerjakan harus diukur dahulu tinggi tiang yang
dibutuhkan, dengan jalan menarik benang dari lantai di bawahnya sepanjang bentang tangga
yang direncanakan. Kemudian ditentukan letak tiang – tiangnya. Pada tempat – tempat itu diukur
tingginya dan ukuran – ukurannya ini adalah ukuran tinggi tiang yang dibutuhkan lalu dipasang
pada masing - masing tempat tadi. Tinggi tiang jangan diukur tepat dengan ukuran tadi tapi
dikurangi sedikit, dengan maksud agar lebih mudah di dalam penimbangan gelagar. Pemasangan
tiang – tiang ini tidak berbeda dengan pemasangan tiang pada balok dan lantai, baik dudukannya
ataupun penyekorannya.
2.) Penimbangan gelagar
Setelah pemasangan tiang – tiang selesai lalu dilanjutkan dengan penimbangan dan
pemasangan gelagar. Penimbangan gelagar hampir sama dengan penimbangan gelagar untuk
cetakan lantai, hanya benang pedoman tidak horizontal, tetapi sesuai dengan kemiringan tangga.
3.) Pemasangan papan lantai
Pemasangan papan lantai tidak banyak berbeda dengan pemasangan papan lantai acuan pada
cetakan lantai. Kita tinggal memasang di atas gelagar–gelagar yang sudah terpasang di bawahnya
dan memakukannya pada gelagar tadi.
4.) Pemasangan dinding cetakan beserta penggambaran tride – tridenya
Bagian tepi lantai yang sudah terpasang tadi harus lurus sesuai dengan lebar tangga. Baru
setelah itu, dinding cetakan dipasang pada tepi lantai cetakan, berdiri vertikal kemudian disokong
pada bagian atasnya dengan tiang bagian luar di samping dinding tadi, sedang bagian bawah
ditahan oleh papan penguat yang dipakukan pada gelagar. Penggambaran tride–tridenya dengan
menggunakan waterpass, siku, dan meteran.
5.) Pemasangan papan pencetak optride
Setelah semua tride tergambar pemasangan papan – papan pencetak, optride tidak bisa
langsung dipasang tapi harus terlebih dahulu dilakukan pemasangan penulangan. Setelah
pemasangan penulangan selesai, papan – papan optride dipasang dengan diperkuat oleh klos
yang dipakukan pada dinding cetakan. Pada bagian tengah papan ini diberi sokong dipakukan
dengan sebilah kayu yang kita pasang miring dari atas ke bawah.

KESIMPULAN
Kemampuan manusia dalam berkomunikasi dan menerima informasi berbeda-
beda,tergantung proses menyimak dan kerja otak manusia tersebut dalam mengelola informasi
yang diterimanya.begitu pula halnya dalam pengerjaan laporan ini,penulis menyadari pasti ada
hal-hal yang tidak tercantumkan yang cukup penting dalam laporan ini yang tentunya berguna.
Laporan ini pada dasarnya untuk menguatkan kembali ingatan pada mahasiswa mengenai
praktik yang baru saja dilakukan dan tidak cepat lupa akan apa-apa saja yang telah mereka
kerjakan.Didalam laporan ini telah dicantumkan mengenai alat,bahan,dan prosedur kerja dalam
menyelesaikan setiap job yang telah diberikan.
Begitulah laporan ini disusun,tentu kurang dan salahnya masih banyak dan itu semua karena
kami masih dalam tahap belajar.Untuk perbaikan laporan ini penulis sangat mengharapkan
keritik dan saran dari para pembaca,atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai