BUKU INFORMASI
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mewujudkan pelatihan kerja yang efektif dan efesien dalam rangka
meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja diperlukan suatu sistem pelatihan
yang sama. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional yang mengamanatkan bahwa pelatihan kerja berbasis kompetensi.
Untuk memenuhi salah satu komponen dalam proses pelatihan tersebut maka
disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi “Menerapkan Sistem Mutu” yang
mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Sektor Industri
Pengolahan Sub Sektor Industri Barang dari Logam Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub
Bidang Pengelasan SMAW yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi R.I. Nomor KEP.342/MEN/X/2007.
Modul pelatihan berbasis kompetensi ini, terdiri dari 3 buku yaitu Buku Informasi,
Buku Kerja dan Buku Penilaian. Ketiga buku tersebut merupakan satu kesatuan yang
utuh, dimana buku yang satu dengan yang lainnya saling mengisi dan melengkapi,
sehingga dapat digunakan untuk membantu pelatih dan peserta pelatihan untuk saling
berinteraksi.
DIREKTUR
STANDARDISASI KOMPETENSI
DAN PROGRAM PELATIHAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
----------------------------------------------------------------------------------------------------
1
DAFTAR ISI
----------------------------------------------------------------------------------------------------
2
A. Latar Belakang
---------------------------------------------------------------------------------
8
B. Tujuan
---------------------------------------------------------------------------------
8
C. Ruang Lingkup
---------------------------------------------------------------------------------
8
D. Pengertian-Pengertian
---------------------------------------------------------------------------------
8
TIM PENYUSUN
----------------------------------------------------------------------------------------------------
32
BAB I
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI)
DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Kompetensi ini diterapkan untuk setiap pekerjaan dalam pencapaian sistim mutu,
apakah secara individu atau dalam suatu kelompok. Persyaratan operasional maupun
spesifikasi yang termasuk pemeriksaan kualitas pekerjaan dan terlibat dalam
perbaikan mutu untuk dikembangkan ke kompetensi teknis.
Penerapan prosedur standar kualitas diri dan mengikuti persyaratan standar kerja
atau spesifikasi sesuai dengan kebutuhan industri atau dunia kerja.
Menyediakan produk atau jasa untuk memenuhi persyaratan konsumen (internal dan
eksternal) dimengerti dan diterapkan serta Bertanggung jawab terhadap kualitas
sendiri sebagai konsep praktis misalnya “tepat waktu”
Menerapkan prosedur standar kualitas pekerjaan sendiri dan terlibat dalam perbaikan
mutu di tempat kerja.
PANDUAN PENILAIAN
1.1 Alat, bahan, tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai
sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini
dengan unit kompetensi yang terkait:
2. Kondisi penilaian
Assesmen harus dapat mengukur kemampuan penyediaan produk atau jasa untuk
memenuhi standar atau persyaratan konsumen (internal dan eksternal).
5. Aspek kritis
Kompetensi ini harus merencanakan tugas di semua situasi dan mengulas
persyaratan tugas dengan tepat; melaksanakan semua tugas sesuai dengan
spesifikasi dan prosedur standar operasi.
KOMPETENSI KUNCI
No Kompetensi Tingkat
1 Mengumpulkan, mengelola dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan inforrnasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2
4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 1
5 Memecahkan masalah 2
6 Menggunakan teknologi 1
Sebelum mengikuti pelatihan unit kompetensi Menerapkan Sistim Mutu ini peserta
harus sudah kompeten untuk unit kompetensi sebagai berikut:
2 Menerapkan 2.1 Prosedur sistem - Dapat mengenal jenis-jenis - Jenis-jenis - Mengidentifi- - Mempunyai
prosedur kualitas diikuti cacat las dan metode cacat las kasi cacat las inisiatif
standar kualitas 2.2 Kesesuaian perbaikan dan metode pada material / untuk
pekerjaan terhadap - Dapat menjelaskan skema perbaikan konstruksi dan melakukan
sendiri dan spesifikasi dijamin pemeriksaan dengan pihak - Skema metode perbaikan
terlibat dalam dan dicatat internal eksternal pemeriksaan perbaikan sesuai
perbaikan mutu 2.3 Ikut serta dalam - Mampu mengidentifikasi dengan seperti : metode
di tempat kerja proses perbaikan cacat las pada material / pihak kesalahan yang
2.4 Partisipasi dalam konstruksi dan metode internal gambar tertuang
hubungan perbaikan seperti : eksternal kerja pada
pelanggan atau kesalahan gambar kerja Kerusakan standar
pemasok internal Kerusakan pada bahan/ pada bahan/
dan eksternal material material
dilaksanakan Kerusakan hasil potong Kerusakan
hasil potong
Cacat hasil pengela-san
Cacat hasil
- Mampu melaksanakan
pengelasan
pemeriksaan kualitas sesuai
dengan skema - Melaksanakan
pemeriksaan
- Harus mempunyai inisiatif
kualitas sesuai
untuk melakukan perbaikan
dengan
sesuai metode yang
skema.
tertuang pada standar
Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 9 dari 34
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01
BAB II
URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN
MENERAPKAN SISTEM MUTU
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Modul “ Menerapkan sistem mutu” ini bertujuan agar siswa mampu
untuk melakukan penerapan sistim mutu sesuai dengan SOP. Dimana Sistem
mutu yang diberikan dalam Modul ini adalah Sistem mutu yang mencakup
tanggung jawab terhadap kualitas diri dan agar selalu mengikuti persyaratan
standar kerja dan selaku melakukan perbaikan mutu.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Modul “ Menerapkan sistem mutu” ini terdiri dari:
Bertanggung jawab terhadap kualitas diri dan mengikuti persyaratan standar
kerja atau spesifikasi, menerapkan prosedur standar kualitas pekerjaan sendiri
dan terlibat dalam perbaikan mutu di tempat kerja, kesemuanya dikenalkan
kepada peserta melalui pemberian pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja
dari setiap elemen kompetensi
D. Pengertian-Pengertian
BAB III
MATERI PELATIHAN
MENERAPKAN SISTEM MUTU
Perangkat untuk
supervisor :
Pengendalian
Gambar kerja,
QCD oleh
standar kerja,
Supervisor Las
material,
konsumabel, WPS
r
Alur pengendalian Alat bantu (tools)
Pemeriksaan pengendalian
sendiri (self kualitas
kualitas
control)
Urutan
pemeriksaan
hasil
pengelasan
a) Pengetahuan
Jaminan Mutu
Selalu dengan cara yang benar sejak awal bekerja,setiap saat.
Memahami betul, segala persyaratan pelanggan sebelum
memproduksi.
Inspeksi Mutu
Inspeksi mutu Adalah sebuah proses yang menghasilkan pengujian
produk dengan metode tertentu dengan membandingkan antara
standar mutu yang ditentukan atau contoh produk yang diberikan
(acceptance criteria) terhadap produk yang dihasilkan apakah dapat
diterima atau tidak
Tahapan Inspeksi Mutu suatu Bangunan dapat dilakukan dengan
melibatkan :
- Pemeriksaan mutu secara mandiri (Self Quality
Checking)Dilakukan oleh pembangun (by Production ):
Worker , QC
Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 14 dari 34
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01
Urutan Inspeksi
Urutan inspeksi menggambarkan tahapan / urutan pemeriksaan obyek
/ produk, sehingga mutu produk dapat dikendalikan serta dapat
mendeteksi / memperbaiki secara dini apabila ditemukan
ketidaksesuaian pada proses berlangsung sehingga tidak sampai
ketidaksesuaian secara fatal diakhir proses .
b) Keterampilan
Pembumian kotak
Periksa klem kendor dan rusak
rangka
Gambar Kerja
Proses OUTPUT
INPUT
Produksi
Material Efisiensi
Self Control
Biaya
Repair bila perlu
Consumable & Penyerahan
Peralatan Kerja Tepat waktu
WPS /
Instruction manual
1) Gambar Kerja
2) Standard Kerja
Sebelum melaksanakan pekerjaan seorang Supervisor las wajib
memahami standard kerja dan pelaksanaannya harus mengikuti /
sesuai dengan standard kerja tersebut.
Contoh : Standard kerja Fit-up, Welding, Firing
3) Material
Supervisor las harus dapat memastikan bahwa material yang
diperlukan telah tersedia dan sesuai dengan persyaratan antara lain:
(a) Bersertifikat bila diperlukan dan sudah teridentifikasi
(b) Jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
(c) Jenisnya dan spesifikasinya sama dengan yang seharusnya
diperlukan
Apabila material yang diperlukan tidak tersedia atau tidak sesuai
persyaratan, maka Supervisor harus berkoordinasi dengan bagian yang
mempunyai peran penentu keputusan (bisa atasan langsung atau
bagian lain ) yang bertanggung jawab tentang material
Owner
Worker Supervisor/ QC QA Owner
Worker Supervisor/ QC QA Supervisor
Supervisor
T
T Acc Pemeriksaan Y Acc Pemeriksaan
? QA ? QC
Y
Pemeriksaan
T Acc
Owner
?
Supervisor
Y Keterangan :
Y = Ya / Accepted
Closed / T = Tidak / Rejected
Next Step
(3) Porosity
Porosity disebabkan oleh gas yang terjebak didalam logam yang sedang
membeku
Penyebab porosity :
Kawat las yang lembab
Bahan induk mengandung kotoran yang menimbulkan gas
Ampere terlalu tinggi, yang bisa merusak flux elektrode
Angin terlalu besar
(6) Overlap
Adalah fusi yang kurang pada ujung muka las atau akar las karena
ampere terlalu rendah atau terdapat oxida / lapisan lain yang menutupi
permukaan bahan induk
b) Keterampilan
c) Sikap Kerja
3) Ruang Lingkup
Prosedur ini dipergunakan dalam proses pembangunan dan perbaikan
kapal / non kapal, khususnya untuk mengendalikan mutu las yang meliputi :
(a) Kualifikasi tukang / operator las.
(b) Kualifikasi prosedur las.
(c) Persiapan las
(d) Hasil pengelasan.
(e) Perbaikan las
(f) Peralatan, perlakuan material las dan mesin las.
4) Definisi
(a) WPS adalah prosedur pengelasan tertulis yang telah dikualifikasi yang
digunakan untuk memberikan arahan pada juru las dan eperator mesin
las agar hasil pengelasan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh
code dan standar (Welding Procedure Specification )
(b) Badan yang berwenang adalah badan di luar instansi yang berwenang
mengeluarkan sertifikat welder seperti Klasifikasi, Depnaker, Migas,
Authorized Inspector dll.
(c) Berkualifikasi adalah mempunyai sertifikat welder yang masih berlaku
yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang; atau welder telah diuji /
ditest yang diketahui oleh Klas.
(a) Juru las dan operator las yang menjalankan proses pengelasan harus
yang berkualitas
(b)Proses kualifikasi juru las harus disaksikan oleh badan yang berwenang
atau yang dipersyaratkan
(c) Bengkel Welding berkewajiban mencatat semua kegiatan las dari setiap
juru lasnya ke dalam lembar kegiatan las (Log Book) yang disediakan
(d) Bila masa berlaku sertifikat juru las / welder telah habis, maka Bengkel
Welding berkewajiban membuat laporan secara tertulis ke lembaga
yang mengawaki sertifikat
(e) Semua data kualifikasi harus didokumentasikan (sertifikat dan daftar
juru las).tembusan bidang kualitas untuk proses
pembaharuan/perpanjangan
(2) WPS Dipersiapkan Atau Dibuat Oleh unit kerja dan diperiksa /
Direview Oleh bagian yang berhak memberi legalitas
(3) Proses pembuatan WPS harus disaksikan dan disetujui oleh badan
yang berwenang yang disepakati.
(f) WPS dipersiapkan atau dibuat oleh Divisi dan diperiksa / direview oleh
unit kerja QA.
(h) WPS harus dibuat baru dan dikualifikasi, bilamana terdapat perubahan
variabel yang esensial.
BAB IV
SUMBER-SUMBER LAIN
YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
A. Sumber-Sumber Perpustakaan
1. Daftar Pustaka
a) Senji Ohyabu dan Yoshikazu Kubokawa, Politeknik Pusat Chiba ,
Welding Textbook , Lembaga Pelatihan Luar Negeri (OVTA ), Chiba
261-0021 Jepang 1990
b) Katsuhiko Yasuda, Lembaga Pelatihan Kejuruan, Instruction Manual
Welding Techniques ,1-1 Hibino, Chiba 260 Jepang 1985
c) Takuo Araki, Pusat Pelatihan Kejuruan Lanjut Narita, Workshop
Manual Welding, 1-1, Hibino, Chiba 260 Jepang 1985
d) Hery Sunaryo, Ir. Teknologi Pengelasan Kapal. Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta 2008
2. Buku Referensi
Harsono Wiryosumarto, Prof. Dr. Ir dan Toshie Okumura Prof. Dr.
Teknologi Pengelasan Logam, Jakarta 2000
Daftar Peralatan/Mesin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Daftar Bahan
TIM PENYUSUN