Anda di halaman 1dari 33

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SUB SEKTOR INDUSTRI BARANG DARI LOGAM


SUB BIDANG PENGELASAN SMAW

MENERAPKAN SISTEM MUTU


JIP.SM01.005.01

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan pelatihan kerja yang efektif dan efesien dalam rangka
meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja diperlukan suatu sistem pelatihan
yang sama. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional yang mengamanatkan bahwa pelatihan kerja berbasis kompetensi.

Dalam rangka menerapkan pelatihan berbasis kompetensi tersebut diperlukan


adanya standar kompetensi kerja sebagai acuan yang diuraikan lebih rinci ke dalam
program, kurikulum dan silabus serta modul pelatihan.

Untuk memenuhi salah satu komponen dalam proses pelatihan tersebut maka
disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi “Menerapkan Sistem Mutu” yang
mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Sektor Industri
Pengolahan Sub Sektor Industri Barang dari Logam Bidang Jasa Industri Pengelasan Sub
Bidang Pengelasan SMAW yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi R.I. Nomor KEP.342/MEN/X/2007.

Modul pelatihan berbasis kompetensi ini, terdiri dari 3 buku yaitu Buku Informasi,
Buku Kerja dan Buku Penilaian. Ketiga buku tersebut merupakan satu kesatuan yang
utuh, dimana buku yang satu dengan yang lainnya saling mengisi dan melengkapi,
sehingga dapat digunakan untuk membantu pelatih dan peserta pelatihan untuk saling
berinteraksi.

Demikian modul pelatihan berbasis kompetensi ini kami susun, semoga


bermanfaat untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.

Jakarta, Nopember 2009

DIREKTUR
STANDARDISASI KOMPETENSI
DAN PROGRAM PELATIHAN

Drs. Djoko Mulyanto, MM


NIP. 19540125 197903 1 002

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 1 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
----------------------------------------------------------------------------------------------------
1

DAFTAR ISI
----------------------------------------------------------------------------------------------------
2

BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS


PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)
3

A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI)


3
B. Unit Kompetensi Prasyarat
5
C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)
6

BAB II URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN


8

A. Latar Belakang
---------------------------------------------------------------------------------
8
B. Tujuan
---------------------------------------------------------------------------------
8
C. Ruang Lingkup
---------------------------------------------------------------------------------
8
D. Pengertian-Pengertian
---------------------------------------------------------------------------------
8

BAB III MATERI PELATIHAN MENERAPKAN SISTEM MUTU


10

A. Diagram Alir Unit Kompetensi


---------------------------------------------------------------------------------
10

B. Penjelasan Menerapkan sistem mutu


----------------------------------------------------------------------------------
11
Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 2 dari 34
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

1. Bertanggung jawab terhadap kualitas diri dan mengikuti


persyaratan standar kerja atau spesifikasi
---------------------------------------------------------------------------
11
2. Menerapkan prosedur standar kualitas pekerjaan sendiri dan
terlibat dalam perbaikan mutu di tempat kerja
---------------------------------------------------------------------------
15

BAB IV SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

A.. Sumber-sumber Perpustakaan


-----------------------------------------------------------------------------------
29
1. Daftar Pustaka
-------------------------------------------------------------------------
29
2. Buku Referensi
-------------------------------------------------------------------------
29

B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan


-----------------------------------------------------------------------------------
29

TIM PENYUSUN
----------------------------------------------------------------------------------------------------
32

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 3 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

BAB I
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI)
DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)

A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI)

KODE UNIT : JIP.SM01.005.01


JUDUL UNIT : Menerapkan sistim mutu
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
yang dibutuhkan dalam menerapkan sistim mutu pada
pekerjaan pengelasan SMAW dan sikap kerja yang
berhubungan dengan aplikasi pekerjaan pengelasan yang
sesuai dengan spesifikasi serta berdasarkan standar
operasional prosedur (SOP).

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Bertanggung jawab 1.1 Penyediaan produk atau jasa untuk memenuhi
terhadap kualitas diri dan persyaratan konsumen (internal dan eksternal)
mengikuti persyaratan diterapkan.
standar kerja atau 1.2 Bertanggung jawab terhadap kualitas sendiri
spesifikasi sebagai konsep praktis dipatuhi misalnya “tepat
waktu”
1.3 Sistim perbaikan mutu diikuti
1.4 Kerusakan dilaporkan sesuai dengan standar
1.5 Mutu produk atau jasa dipantau
2 Menerapkan prosedur 2.1 Prosedur sistem kualitas diikuti.
standar kualitas 2.2 Kesesuaian terhadap spesifikasi dijamin dan
pekerjaan sendiri dan dicatat
terlibat dalam perbaikan 2.3 Ikut serta dalam proses perbaikan
mutu di tempat kerja
2.4 Partisipasi dalam hubungan pelanggan atau
pemasok internal dan eksternal dilaksanakan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
Kompetensi ini diterapkan untuk setiap pekerjaan dalam pencapaian sistim mutu,
apakah secara individu atau dalam suatu kelompok. Persyaratan operasional maupun
spesifikasi yang termasuk pemeriksaan kualitas pekerjaan dan terlibat dalam
perbaikan mutu untuk dikembangkan ke kompetensi teknis.

2. Perlengkapan sistim mutu


Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 4 dari 34
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

Penerapan prosedur standar kualitas diri dan mengikuti persyaratan standar kerja
atau spesifikasi sesuai dengan kebutuhan industri atau dunia kerja.

3. Tugas pekerjaan sistim mutu

Menyediakan produk atau jasa untuk memenuhi persyaratan konsumen (internal dan
eksternal) dimengerti dan diterapkan serta Bertanggung jawab terhadap kualitas
sendiri sebagai konsep praktis misalnya “tepat waktu”

3 .Peraturan untuk menerapkan sistim mutu

Menerapkan prosedur standar kualitas pekerjaan sendiri dan terlibat dalam perbaikan
mutu di tempat kerja.

PANDUAN PENILAIAN

1. Penjelasan panduan penilaian

Penjelasan prosedur penilaian sebagai berikut:

1.1 Alat, bahan, tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai
sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini
dengan unit kompetensi yang terkait:

JIP.SM01.001.01 Melakukan komunikasi timbal balik.

JIP.SM01.002.01 Menerapkan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Kondisi penilaian

Assesmen harus dapat mengukur kemampuan penyediaan produk atau jasa untuk
memenuhi standar atau persyaratan konsumen (internal dan eksternal).

3. Pengetahuan yang dibutuhkan

Penguasaan produk atau jasa untuk memenuhi persyaratan konsumen dan


berpartisipasi dalam hubungan pelanggan atau pemasok internal dan eksternal.

4. Keterampilan yang dibutuhkan


Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 5 dari 34
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

Menerapkan sistim mutu pada pekerjaan yang berdasarkan pada prosedur,


produksi, perlengkapan, material dan dokumentasi yang relevan terhadap
bidang pekerjaan. Kompetensi-kompetensi yang meliputi unit ini akan
diperagakan secara individual atau sebagai bagian dari kelompok.

5. Aspek kritis
Kompetensi ini harus merencanakan tugas di semua situasi dan mengulas
persyaratan tugas dengan tepat; melaksanakan semua tugas sesuai dengan
spesifikasi dan prosedur standar operasi.

KOMPETENSI KUNCI

No Kompetensi Tingkat
1 Mengumpulkan, mengelola dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan inforrnasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2
4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 1
5 Memecahkan masalah 2
6 Menggunakan teknologi 1

B. Unit Kompetensi Prasyarat

Sebelum mengikuti pelatihan unit kompetensi Menerapkan Sistim Mutu ini peserta
harus sudah kompeten untuk unit kompetensi sebagai berikut:

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 6 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)

Judul Unit Kompetensi : Menerapkan Sistem Mutu


Kode Unit Kompetensi : JIP.SM01.005.01
Deskripsi Unit Kompetensi : Kompetensi ini diterapkan untuk setiap pekerjaan dalam pencapaian sistim mutu, apakah secara individu
atau dalam suatu kelompok. Persyaratan operasional maupun spesifikasi yang termasuk pemeriksaan
kualitas pekerjaan dan terlibat dalam perbaikan mutu untuk dikembangkan ke kompetensi teknis
Perkiraan Waktu Pelatihan : 12 Jam @ 45 Menit
Tabel Silabus Unit Kompetensi :

MATERI PELATIHAN JAM PELATIHAN


ELEMEN KRITERIA UNJUK
INDIKATOR UNJUK KERJA PENGETA KETERAM
KOMPETENSI KERJA PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP KERJA
-HUAN -PILAN
1. Bertanggung 1.1 Penyediaan produk - Dapat menjelaskan proses - Proses - Mengidentifi - Mempunyai 4 8
jawab atau jasa untuk produksi untuk mencapai QCD produksi kasi kesadaran
terhadap memenuhi persya- (Quality, Cost, Delivery) untuk komponen- untuk
kualitas diri ratan konsumen - Dapat mengenal alat mencapai komponen mengikuti
dan mengikuti (internal dan bantu/format-format pengen- QCD QCD pengenda-
persyaratan eksternal) diterapkan dalian kualitas (Quality, meliputi lian kualitas
standar kerja 1.2 Bertanggung jawab - Mampu mengidentifikasi Cost,  Input : secara
atau terhadap kualitas komponen-komponen QCD Delivery) gambar terpadu
spesifikasi sendiri sebagai konsep meliputi - Alat kerja,
praktis dipatuhi  Input : gambar kerja, standar bantu/forma standar
misalnya “tepat waktu kerja, material, konsumabel t-format kerja,
1.3 Sistim perbaikan mutu las, peralatan kerja, WPS pengen- material,
diikuti dalian konsumab
 Proses : mengacu pada
1.4 Kerusakan dilaporkan kualitas el las,
gambar dan standar kerja, self
sesuai dengan standar peralatan
control
Judul Modul: Menerapkan1.5
sistem mutu kerja,
Mutu produk atau jasa  Output : pemenuhan kualitas, Halaman: 7 dari 34
Buku Informasi WPS
dipantau Versi: 2009 efisiensi biaya, tepat waktu
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

MATERI PELATIHAN JAM PELATIHAN


ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA INDIKATOR UNJUK KERJA PENGETA KETERAM
KOMPETENSI PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP KERJA
-HUAN -PILAN
- Mampu mencatat kedalam lembar - Temuan  Proses :
periksa (check sheet) dan ketidak- mengacu
dilaporkan pada pihak yang tepat sesuaian hasil pada
- Harus mempunyai kesadaran produk gambar
untuk mengikuti pengenda-lian terhadap dan
kualitas secara terpadu spesifikasi standar
(Non kerja, self
Conformity control
Report/NCR)  Output :
pemenuha
n kualitas,
efisiensi
biaya,
tepat
waktu
- Mencatat
kedalam
lembar
periksa
(check
sheet) dan
dilaporkan
pada pihak
yang tepat.

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 8 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

MATERI PELATIHAN JAM PELATIHAN


ELEMEN KRITERIA UNJUK
INDIKATOR UNJUK KERJA PENGETA- KETERAM-
KOMPETENSI KERJA PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP KERJA
HUAN PILAN

2 Menerapkan 2.1 Prosedur sistem - Dapat mengenal jenis-jenis - Jenis-jenis - Mengidentifi- - Mempunyai
prosedur kualitas diikuti cacat las dan metode cacat las kasi cacat las inisiatif
standar kualitas 2.2 Kesesuaian perbaikan dan metode pada material / untuk
pekerjaan terhadap - Dapat menjelaskan skema perbaikan konstruksi dan melakukan
sendiri dan spesifikasi dijamin pemeriksaan dengan pihak - Skema metode perbaikan
terlibat dalam dan dicatat internal eksternal pemeriksaan perbaikan sesuai
perbaikan mutu 2.3 Ikut serta dalam - Mampu mengidentifikasi dengan seperti : metode
di tempat kerja proses perbaikan cacat las pada material / pihak  kesalahan yang
2.4 Partisipasi dalam konstruksi dan metode internal gambar tertuang
hubungan perbaikan seperti : eksternal kerja pada
pelanggan atau  kesalahan gambar kerja  Kerusakan standar
pemasok internal  Kerusakan pada bahan/ pada bahan/
dan eksternal material material
dilaksanakan  Kerusakan hasil potong  Kerusakan
hasil potong
 Cacat hasil pengela-san
 Cacat hasil
- Mampu melaksanakan
pengelasan
pemeriksaan kualitas sesuai
dengan skema - Melaksanakan
pemeriksaan
- Harus mempunyai inisiatif
kualitas sesuai
untuk melakukan perbaikan
dengan
sesuai metode yang
skema.
tertuang pada standar
Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 9 dari 34
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

BAB II
URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN
MENERAPKAN SISTEM MUTU

A. Latar Belakang

Menerapkan sistem mutu merupakan salah satu dari tindakan untuk


mendapatkan hasil produk/ konstruksi sesuai spesifikasi yang dikehendaki .
Berbagai macam teknik penerapan sistim mutu digunakan dalam keseharian
tergantung dari kebutuhannya misalnya dipengaruhi oleh standar yang
digunakan, fasilitas yang mendung, keahlian dari sumberdaya yang melakukan
serta prosedur standar kualitas yang diterapkan.
Penerapan sistim mutu digunakan untuk memberikan kepastian dari
pihak produsen kepada pihak konsumen atas hasil produk yang dihasilkan
termasuk memberikan keyakinan atas produk yang dikeluarkan sebagai hasil
akhir dari proses produksi.
Sebagai hasil pengamatan disimpulkan bahwa Penerapan sistim mutu
sangat luas pengaruhnya dan kegunaannya dibandingkan dengan hanya
sekedar pengontrolan biasa.
Pada Buku Informasi ini akan dipaparkan tentang Pengetahuan,
ketrampilan dan sikap kerja dimana berisi Informasi tentang tanggung jawab
terhadap kualitas diri dan mengikuti persyaratan standar kerja atau spesifikasi,
penerapan prosedur standar kualitas pekerjaan sendiri dan terlibat dalam
perbaikan mutu di tempat kerja.

B. Tujuan
Modul “ Menerapkan sistem mutu” ini bertujuan agar siswa mampu
untuk melakukan penerapan sistim mutu sesuai dengan SOP. Dimana Sistem
mutu yang diberikan dalam Modul ini adalah Sistem mutu yang mencakup
tanggung jawab terhadap kualitas diri dan agar selalu mengikuti persyaratan
standar kerja dan selaku melakukan perbaikan mutu.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari Modul “ Menerapkan sistem mutu” ini terdiri dari:
Bertanggung jawab terhadap kualitas diri dan mengikuti persyaratan standar
kerja atau spesifikasi, menerapkan prosedur standar kualitas pekerjaan sendiri
dan terlibat dalam perbaikan mutu di tempat kerja, kesemuanya dikenalkan
kepada peserta melalui pemberian pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja
dari setiap elemen kompetensi

D. Pengertian-Pengertian

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 10 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

BAB III
MATERI PELATIHAN
MENERAPKAN SISTEM MUTU

A. Diagram Alir Unit Kompetensi

1. Bertanggung jawab terhadap kualitas diri dan mengikuti persyaratan


standar kerja atau spesifikasi

Pengertian Inspeksi Mutu : Pemeriksaan


Jaminan Mutu - Mandiri (self mesin las
dan pelaksanaan check)
pada setiap - Mutu internal
tahapan - Mutu eksternal

Perangkat untuk
supervisor :
Pengendalian
Gambar kerja,
QCD oleh
standar kerja,
Supervisor Las
material,
konsumabel, WPS

1. Menerapkan prosedur standar kualitas pekerjaan sendiri dan terlibat


dalam perbaikan mutu di tempat kerja

r
Alur pengendalian Alat bantu (tools)
Pemeriksaan pengendalian
sendiri (self kualitas
kualitas
control)

Urutan
pemeriksaan
hasil
pengelasan

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 11 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

B. Penjelasan Menerapkan Sistem Mutu

1. BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP KUALITAS DIRI


DAN MENGIKUTI PERSYARATAN STANDAR KERJA ATAU SPESIFIKASI

a) Pengetahuan

1) Jaminan Mutu Dan Pengendalian Mutu (Qa/Qc)

Inspeksi adalah suatu proses dilakukan dengan cara tertentu,


dengan membandingkan antara produk yang dihasilkan dengan
standar mutu pembanding sehingga dapat diputuskan produk
diterima atau tidak diterima.
Bilamana persyaratan mutu dari pelanggan semakin tinggi, dan
jangkauannya semakin luas, maka proses inspeksi cenderung akan
semakin diperketat dan pelaksanaannya dilakukan secara
independent oleh suatu departemen tersendiri dalam produksi.
Tempo dulu untuk menjamin mutu produk kepada pelanggan,
diusahakan inspeksi harus dilaksanakan seketat mungkin dan sampai
sekarangpun demikian.
Kadang kala terjadi inspeksi bisa dianggap tidak bermanfaat
meskipun dibutuhkan, untuk keputusan bahwa produk diketahui
sesuai atau tidak dengan standar yang dipersyaratkan.

Bila hasil inspeksi ditolak/tidak diterima , maka kadang tidak


ada sesuatu yang bisa dilakukan terhadap produk yang sudah dibuat.
Kecuali hanya digunakan sebagai referensi terhadap produk yang
akan dibuat kemudian
Bila pengetatan inspeksi saja terhadap produk yang sudah
dibuat, digunakan sebagai jaminan mutu maka semakin ketat
inspeksinya semakin banyak temuan ketidak berterimaan dari produk
dan semakin banyak produk yg dibuang.
Maka untuk manjamin mutu bahwa sebenarnya, kontrol yang
memadai adalah kebutuhan dasar dari jaminan mutu

Jaminan Mutu (QA ) , diarahkan pada pemberian keyakinan bahwa


mutu akan terpenuhi.
Pemastian QA dilaksanakan sejak awal proses bisnis.

Pengendalian Mutu (QC ), diarahkan pada pemenuhan persyaratan.


Pelaksanaan QC setelah proses produksi.

Jaminan Mutu
 Selalu dengan cara yang benar sejak awal bekerja,setiap saat.
 Memahami betul, segala persyaratan pelanggan sebelum
memproduksi.

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 12 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

 Upaya pencegahan kesalahan adalah cara yang terbaik dari pada


melakukan perbaikan.
 Memastikan semua persyaratan kerja sudah terpenuhi sebelum
bekerja.
 Setiap individu didalam perusahaan harus bertanggung jawab
terhadap mutu hasil kerja.

Pengertian Jaminan Mutu

Sesuai JIS (Japanese Industrial Standards)


 Jaminan Mutu (Quality Assurance) adalah kegiatan sistematik
yang dilakukan oleh galangan / pabrik untuk menjamin mutu
yang memuaskan sesuai persyaratan pelanggan.
 Jaminan mutu dilaksanakan mulai dari tahap :
- Kontrak
- Design
- Proses Produksi
- After Sales

 Jaminan mutu menghendaki suatu total intregrasi dan kontrol


yang memadai dari semua elemen suatu bisnis proses untuk
mencapai hasil yang diharapkan.

 Elemen-elemen yang dimaksud adalah pemasaran, desain,


pengadaan, produksi, inspeksi dan delivery

 Bukti obyektif dari Mutu : Catatan Mutu

 Betul-betul adanya fakta mutu, tidak hanya disaat akhir produksi


saja terdapat suatu laporan mutu namun harus juga ada
disetiap tahapan pebangunan kapal, yaitu tahapan kontrak
,desain, pengadaan, produksi, pemasangan, maupun uji dan
test.

 Dengan pengendalian semuafungsi-fungsi tsb didalam suatu


metode yg sistimatik, maka akan dapat dipastikan jaminan bhw
setiap fungsi telah benar sebelum dilanjutkan pd aktifitas
berikutnya.

 Untuk memimpin dan mengoperasikan sebuah organisasi dengan


berhasil, perlu untuk mengarahkan dan mengendalikan sumber
daya dengan cara sistematis dan transparan. Keberhasilan
dapat tercapai dg penerapan dan pemeliharaan sistem
manajemen yang dirancang untuk selalu memperbaiki peri kerja
sambil menanggapi kebutuhan semua pihak berkepentingan.
Pengelolaan organisasi mancakup manjemen mutu dan disiplin
manajemen yang lainnya.
Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 13 dari 34
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

 (ISO 9000:2000) : Manajemen mutu adalah kegiatan


terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan dalam hal mutu.

 ISO 9001- System manajemen mutu

Standar Manajemen Mutu Internasional/Nasional ;


BS 5750 - System mutu (Inggris)
BS 5882 - Program Jaminan mutu (Inggris)
NS 5801 - System Jaminan Mutu (Nurwegia)
CSA 229-1 - Program Jaminan mutu (Canada )
SNI 19-9001 - Sistem Jaminan mutu (Indonesia)
ANSI/ASME NQ-1 - Program jaminan mutu (USA)
Sistem manajemen mutu, Suatau sistem kegiatan terkoordinasi
untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu
yaitu untuk menetapkan kebijakan dan tujuan serta untuk
mencapai tujuan itu

Filosofi Dasar Sistem Manajemen Mutu


ISO 9000 – 1994 : Tulis apa yang anda lakukan
Lakukan apa yang anda tulis
ISO 9000 – 2000 : Rencanakan apa yang anda lakukan
Lakukan yang anda rencanakan.

2) Perencanaan Inspeksi & Uji (ITP)


Inspection & Test Plan (ITP) harus dibuat terlebih dahulu oleh
galangan berdasarkan kontrak & Spesifikasi teknis dan disetujui oleh
pihak Class, Owner.
 Inspection & Test Plan (ITP) memuat :
- Item Pemeriksaan
- Jenis Pemeriksaan
- Pihak yang melaksanakan Inspeksi & pihak yang
menyaksikan (QC,QA, Class, OS, Goverment)
- Acceptance criteria
- Sequence of Inspection

Inspeksi Mutu
Inspeksi mutu Adalah sebuah proses yang menghasilkan pengujian
produk dengan metode tertentu dengan membandingkan antara
standar mutu yang ditentukan atau contoh produk yang diberikan
(acceptance criteria) terhadap produk yang dihasilkan apakah dapat
diterima atau tidak
 Tahapan Inspeksi Mutu suatu Bangunan dapat dilakukan dengan
melibatkan :
- Pemeriksaan mutu secara mandiri (Self Quality
Checking)Dilakukan oleh pembangun (by Production ):
Worker , QC
Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 14 dari 34
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

- Inspeksi mutu untuk yang pertama (1st Quality Inspection)


dilakukan oleh QA Inspector
- Inspeksi mutu yang kedua (2nd Quality Inspection)
dilakukan oleh Class, Surveyor & Owner Surveyor

Urutan Inspeksi
Urutan inspeksi menggambarkan tahapan / urutan pemeriksaan obyek
/ produk, sehingga mutu produk dapat dikendalikan serta dapat
mendeteksi / memperbaiki secara dini apabila ditemukan
ketidaksesuaian pada proses berlangsung sehingga tidak sampai
ketidaksesuaian secara fatal diakhir proses .

b) Keterampilan

1) Pemeriksaan mesin las busur listrik


Mesin las busur dan peralatan disekelilingnya mempunyai banyak
bagian yang bergerak yang cenderung aus. Pemeriksaan dan
pemeliharaan harian menolong untuk memperpanjang umur peralatan
dan membuat mesin menghasilkan kapasitas maksimum. Secara
struktur dibedakan antara mesin las busur AC dan mesin las busur DC,
metode inspeksinya bervariasi. Berbagai pekerjaan dijelaskan
dibawah.
(a) Periksa apakah tombol sumber listrik dan tombol inspeksi
berfungsi dengan benar dan apakah terjadi getaran atau suara
berisik pada bagian yang bergerak, bagian penggerak dan kipas
pendingin.
(b) Lumasi daerah yang berputar dari tuas pengatur arus dan
permukaan gesek untuk menghindari keausan.
(c) Jika terkumpul debu didalam, fungsi pendinginan dan kapasitas
isolasi dari kumparan transformer akan menurun. Bersihkan
kumparan dengan meniup debu dengan udara kompresi. Ukur
tahanan isolasi dan tahanan pembumian dari kumparan secara
reguler/tetap dan dinyatakan bahwa pengukurannya
memuaskan.
(d) Periksa sisi kabel input dan output, apakah bungkusnya
mengelupas, penyambungannya kendor dan kondisi isolasinya.
Pemeriksaan dan pemeliharaan harian adalah penting untuk
keamanan dan pengoperasian yang efisien dari mesin las busur.
Mengikuti rincian instruksi dari petunjuk operasional Tabel II.5
memperlihatkan sebuah contoh pemeriksaan mesin las busur
MAG. Adalah penting untuk menegaskan sebelum mulai
pemeriksaan, apakah sumber dayanya sudah hidup. Catat bahwa
test tekanan atau pengukuran tahanan isolasi dari mesin las
sehubungan dengan berbagai bagian elektronik, misalnya IC
tidak boleh dilaksanakan dengan sembrono, kalau tidak
pelindung kondensor bisa rusak.

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 15 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

Tabel 1.1 Contoh pemeriksaan mesin las MAG

Periode Bagian yang diperiksa Lokasi pemeriksaan

Apakah kipas pendingan


mulai jalan ketika saklar Angin dari bawah sumber daya
utama dinyalakan

Sambungan kabel dan


Harian Digerakkan dengan tangan
isolasinya

Getaran dan bau yang


Lebih dari M menggunakan
tidak normal ketika arus
meger 500 V
dinyalakan

Apakah isolasinya Kencangkan kembali semua


memadai sambungan

Kelonggaran dari sekrup


pada sambungan listrik
Setiap 3 (sebelah dalam)
atau 6 Bersihkan dengan menggunakan
bulan Penumpukan debu di udara tekan kering (jangan lupa
dalam membersihkan permukaan
belakang papan panel)

Pembumian kotak
Periksa klem kendor dan rusak
rangka

Tahunan Saklar / tombol dan relai Periksa keausan kontraktor

2. Menerapkan prosedur standar kualitas pekerjaan sendiri dan


terlibat dalam perbaikan mutu di tempat kerja
a) Pengetahuan

Menerapkan prosedur standar kualitas pekerjaan sendiri dan


terlibat dalam perbaikan mutu di tempat kerja merupakan tindakan
untuk mencapai hasil produk lebih baik, dimana tindakan tersebut perlu
dilakukan secara terus menerus dengan menggunakan standar yang
ditetapkan. Keberhasilan pelaksanaan prosedur standar kualitas
pekerjaan salah satunya ditentukan oleh pelakunya yang biasa disebut
dengan supervisor dimana peranan Supervisor dalam aktifitas produksi
sangat vital, terutama terkait dengan kelancaran proses produksi dan
kualitas hasil produksinya. Oleh karena itu setiap Supervisor harus
memahami:

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 16 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

 Standard Kerja (Welding Procedure)


 Gambar Kerja
 Flow proses produksi
 Pengendalian kualitas dari hasil kerja / produk yang dihasilkan.

Didalam materi ini dipaparkan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh


seorang Supervisi dalam aktifitasnya sehingga kualitas hasil kerja /
produk yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Dengan diterbitkannya materi ini diharapkan para Supervisi dapat
memahami dan melaksanakan peranannya untuk mengendalikan
proses produksi untuk mencapai Quality, Cost, Delivery, Healt, Safety &
Environment (QCDHSE).

Kualitas, Biaya dan Waktu Penyerahan untuk Supervisor

Gambar Kerja

Berdasarkan gambar Pemenuhan


& standard kerja Kualitas
Standard Kerja

Proses OUTPUT
INPUT
Produksi

Material Efisiensi
Self Control
Biaya
Repair bila perlu
Consumable & Penyerahan
Peralatan Kerja Tepat waktu

WPS /
Instruction manual

Diagram 1.1 Pengendalian QCD oleh Supervisor Las

Perangkat untuk Supervisor

1) Gambar Kerja

Sebelum melaksanakan pekerjaan seorang Supervisor wajib memiliki


dan memahami gambar kerja beserta simbul-simbul pengelasan.
Gambar kerja yang dimaksud harus mengacu pada :
(a) Revisi terakhir dari keadaan yang ada
(b) Dipahami secara detail

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 17 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

(c) Dikoordinasikan dengan bagian yang terkait bila diprediksi terjadi


masalah dengan pekerjaan yang lainnya
(d) Menulis laporan bila ditemukan ketidaksesuain gambar dengan
kondisi dilapangan

2) Standard Kerja
Sebelum melaksanakan pekerjaan seorang Supervisor las wajib
memahami standard kerja dan pelaksanaannya harus mengikuti /
sesuai dengan standard kerja tersebut.
Contoh : Standard kerja Fit-up, Welding, Firing

3) Material
Supervisor las harus dapat memastikan bahwa material yang
diperlukan telah tersedia dan sesuai dengan persyaratan antara lain:
(a) Bersertifikat bila diperlukan dan sudah teridentifikasi
(b) Jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
(c) Jenisnya dan spesifikasinya sama dengan yang seharusnya
diperlukan
Apabila material yang diperlukan tidak tersedia atau tidak sesuai
persyaratan, maka Supervisor harus berkoordinasi dengan bagian yang
mempunyai peran penentu keputusan (bisa atasan langsung atau
bagian lain ) yang bertanggung jawab tentang material

4) Consumable & Peralatan Kerja


Consumable harus sudah tersedia dan sesuai dengan kebutuhan.
Contohnya : Elektrode dibawa dengan box electrode.
Demikian juga peralatan kerja harus tersedia lengkap.
Contohnya : untuk welder harus membawa palu/tetek & sikat las,
lampu dan alat pengukur ketinggian lasan (welding gougle).
Apabila consumable & peralatan kerja yang diperlukan tidak tersedia
atau tidak sesuai persyaratan, maka Supervisor las harus dapat
memecahkan permasalahan tersebut.

5) WPS / Instruction Manual


Sebelum memulai melaksanakan pekerjaan seorang Supervisor las
harus memastikan bahwa WPS / Instruction Manual telah ada dan
dipahami secara detail
Seorang welder sebelum memulai mengelas harus mengerti WPS yang
digunakan dan parameter-parameter yang tertulis dalam WPS tersebut
harus diikuti.

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 18 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

Seorang fitter sebelum memulai menginstall komponen harus mengerti


dan memahami ketentuan-ketentuan dalam instruksi dari Pabrik
pembuatnya (maker ).

6) Acuan dalam Proses Produksi

(a) Berdasarkan Gambar & Standard Kerja


Didalam pelaksanaan pekerjaan harus tetap mengacu kepada
gambar kerja (revisi terakhir) dan berdasarkan standard kerja yang
dikeluarkan oleh bagian yang berhak mengeluarkan revisi agar tidak
terjadi kesalahan dalam mengacu standar. Juga agar dihindari bekerja
seperti kebiasaan yang lalu padahal setiap kapal mempunyai proses las
yang berbeda.
(b) Self Control
Seorang Supervisor harus bisa memberikan contoh dan membina
anak buahnya untuk melakukan pemeriksaan sendiri terhadap setiap
hasil kerjanya. Sehingga apabila diketahui sendiri terdapat
ketidaksesuaian maka segera diperbaiki tanpa menunggu rekomendasi
dari Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA).
Self control bukan pemborosan waktu tapi sebaliknya dengan self
control akan menghemat banyak waktu dan biaya yang bisa terbuang
akibat kesalahan lanjut, dimana self kontrol ditujukan untuk
mengurangi tingkat kesalahan yang lebih besar sehingga peran QC dan
QA akan lebih aman dari kesalahan dan keteledoran, mengingat QC dan
QA biasanya jumlahnya sedikit. Bila dibanding jumlah pengelasan yang
ada dalam suatu kapal.
Tiga hal penting untuk pemenuhan target pekerjaan yaitu :
(1) Pemenuhan Kualitas ( Quality )
Suatu pekerjaan apabila telah dilakukan dengan inputan yang benar
dan proses produksi yang benar maka dapat diyakini akan
menghasilkan produk/hasil kerja dengan kualitas yang memenuhi
persyaratan, spesifikasi teknis, Rules Class dan Regulasi yang berlaku.
Dengan pemenuhan kualitas maka owner akan lebih puas dan yakin
akan produk yang dihasilkan.
(2) Pemenuhan akan Efisiensi Biaya ( Cost )
Hasil kerja yang tepat dan tidak banyak mengalami perbaikan atau
pekerjaan ulang merupakan kinerja produksi yang mengarah kepada
efisiensi biaya disini peran welder sangat besar untuk dapat
membantu mengurangi biaya yaitu dengan berperan sebagai juru las
yang mempunyai kecepatan pengelasan yang tinggi dan tidak banyak
mengalami pekerjaan ulang serta bermutu tinggi.

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 19 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

(3) Pemenuhan akan Penyerahan Pekerjaan Tepat Waktu


( Delivery )
Penyelesaian item-item pekerjaan yang sesuai dengan schedule
memberikan kontribusi terhadap penyerahan kapal yang tepat waktu
(On Time Performance). Sedapat mungkin pihak galangan kapal
menghendaki penyerahan yang tepat waktu bila mungkin penyerahan
dapat dilakukan sebelum waktu yang ditentukan (Ahead Schedule)

(c) Alur Pengendalian Kualitas

Dalam rangka untuk menghasilkan produk yang berkualitas sesuai


dengan persyaratan pelanggan, perlu diterapkan kebijakan pengendalian
kualitas secara terpadu yang meliputi aspek perencanaan, pengadaan,
produksi dan purna jual (after sales).
Adapun pengendalian kualitas dari aspek pelaksanaan produksi
dapat digambarkan seperti diagram dibawah ini :

Diagram 1.2 Alur pengendalian kualitas

Owner
Worker Supervisor/ QC QA Owner
Worker Supervisor/ QC QA Supervisor
Supervisor

Self 1st 2nd 3rd Final


Inspection Inspection Inspection Inspection Inspection

(d) Alat Bantu Pengendalian Kualitas


Untuk memudahkan proses pengendalian kualitas pengelasan maka dapat
digunakan alat bantu berupa pengisian format-format yang telah dipersiapkan,
alat bantu ini diisi oleh juru las maupun supervisor las serta bagian lain yang
bertanggung jawab.

Format pengendali kualitas berupa :


 UPP (Undangan Pemeriksaan & Pengujian)
 QC Check Sheet
 UPM (Undangan Pemeriksaan Material)
 PCCL (Process Control Check List)
 NCR (Non Conformity Report)
 HPP (Hasil Pemeriksaan & Pengujian)

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 20 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

(e) Urutan Pemeriksaan & Pengujian


Untuk menjamin kelangsungan proses produksi dengan hasil kerja
yang berkualitas, realisasi biaya yang efisien dan penyerahan tepat
waktu (QCD), maka diatur urutan pemeriksaan dan pengujian.
Urutan pemeriksaan & pengujian dimaksudkan agar setiap tahapan
proses produksi telah memenuhi persyaratan sebelum dilanjutkan pada
tahapan proses produksi berikutnya.

Pelaksanaan Hasil kerja/ Pemeriksaan Acc


Pekerjaan Produk las Supervisor ? Y
T

T
T Acc Pemeriksaan Y Acc Pemeriksaan
? QA ? QC
Y

Pemeriksaan
T Acc
Owner
?
Supervisor
Y Keterangan :
Y = Ya / Accepted
Closed / T = Tidak / Rejected
Next Step

Diagram 1.3 Urutan Pemeriksaan hasil pengelasan

Pengendalian kualitas terpadu meliputi aspek perencanaan, Pengadaan,


Produksi dan after sales. Adapun pengendalian kualitas dari aspek
produksi dapat digambarkan dari beberapa kegiatan sbb:

Yang perlu diperhatikan saat fitting komponen dengan menggunakan


pengelasan adalah dengan mempersiapkan sambungan pengelasan.

(1) Gap Pada Sambungan tumpul

Untuk sambungan dengan backing


Untuk double side welding dengan ceramic (one side welding)
back gauging

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 21 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

(2) Pembuatan Taper / Okobay

(3) Slot weld

(4) Gas Notch / Takik

(5) Metode Repair dengan Insert Plate

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 22 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

(6) Metode Repair Built Up dengan Insert Plate

(7) Mis Alignment

(8) Short Bead / Las Pendek


Tidak boleh dilakukan, harus sesuai standard :
 Untuk low steel minimum 50 mm
 Untuk mild steel minimum 30 mm
 Untuk high tensile minimum 10 mm

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 23 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

(9) Run of Tab

Beberapa bentuk cacat las

(1) Low Bead / Under Fill


Merupakan cekungan pada permukaan lasan akibat pengisian yang
kurang atau ayunan las yang salah

(2) Tinggi Las / Reinforcement


Tinggi las / weld reinforcement yang terlalu tinggi merupakan cacat las

(3) Porosity
Porosity disebabkan oleh gas yang terjebak didalam logam yang sedang
membeku
Penyebab porosity :
 Kawat las yang lembab
 Bahan induk mengandung kotoran yang menimbulkan gas
 Ampere terlalu tinggi, yang bisa merusak flux elektrode
 Angin terlalu besar

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 24 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

(4) Spatter / Percikan Las


Spatter akan mempengaruhi mutu hasil pengecatan

(5) Undercut / Takik


Undercut disebabkan termakannya bahan induk pada batas antara las
dan bahan induk, akibat ampere terlalu tinggi atau ayunan yang salah

(6) Overlap
Adalah fusi yang kurang pada ujung muka las atau akar las karena
ampere terlalu rendah atau terdapat oxida / lapisan lain yang menutupi
permukaan bahan induk

(7) Retak / Crack


Crack dapat terjadi pada lasan atau logam induk, apabila mengalami
tegangan yang melebihi kekuatan dari bahan

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 25 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

(8) Las Putar / Round Weld


Karena letaknya sulit, sering tertinggal oleh welder

(9) Panjang kaki las / leg length

(10) Laminasi dan Delaminasi


Laminasi adalah sesuatu diskontinuitas didalam plat
Delaminasi adalah laminasi yang terbuka akibat tegangan (bisa dari
las / pemotongan)

(11) Slag Inclusion / Non Metalic Inclusion


Inclusion adalah bahan padat yang terjebak didalam logam yang
sedang membeku
Akibat :
 Terak – terak dari elektroda yang terjebak dalam lasan
 Pembersihan antara lapisan kurang bersih

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 26 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

(12) Incomplete Penetration / Kurang Penembusan


Gambar 1 : Akibat celah akar (root opening) terlalu sempit
Gambar 2 : Back gouging tidak dilaksanakan / kurang
Gambar 3 : Penembusan yang bagus

(13) Lack of fusion / Fusi Las yang kurang


Akibat :
 Ampere terlalu rendah
 Penyerapan panas yang tidak merata, terutama pengelasan pada
logam induk yang tebal perlu preheat
 Permukaan kampuh las yang kotor

b) Keterampilan

c) Sikap Kerja

d) Standar Operasional Prosedur

Pengendalian Mutu Las

1) Maksud dan Tujuan

Prosedur ini dimaksudkan untuk mengatur dan memberi petunjuk


dalam menjamin bahwa Juru Las, Operator Las, prosedur pengelasan, dan
material las yang digunakan telah dijalankan secara baik benar sesuai
dengan yang dipersyaratkan.
Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 27 dari 34
Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

2) Dokumen Terkait / Pendukung


(a) Pedoman Sistem Management Mutu
(b) OPA Pemeriksaan dan Pengujian.

3) Ruang Lingkup
Prosedur ini dipergunakan dalam proses pembangunan dan perbaikan
kapal / non kapal, khususnya untuk mengendalikan mutu las yang meliputi :
(a) Kualifikasi tukang / operator las.
(b) Kualifikasi prosedur las.
(c) Persiapan las
(d) Hasil pengelasan.
(e) Perbaikan las
(f) Peralatan, perlakuan material las dan mesin las.

4) Definisi

(a) WPS adalah prosedur pengelasan tertulis yang telah dikualifikasi yang
digunakan untuk memberikan arahan pada juru las dan eperator mesin
las agar hasil pengelasan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh
code dan standar (Welding Procedure Specification )
(b) Badan yang berwenang adalah badan di luar instansi yang berwenang
mengeluarkan sertifikat welder seperti Klasifikasi, Depnaker, Migas,
Authorized Inspector dll.
(c) Berkualifikasi adalah mempunyai sertifikat welder yang masih berlaku
yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang; atau welder telah diuji /
ditest yang diketahui oleh Klas.

5) Ketentuan pokok dan Prosedur

(a) Juru las dan operator las yang menjalankan proses pengelasan harus
yang berkualitas
(b)Proses kualifikasi juru las harus disaksikan oleh badan yang berwenang
atau yang dipersyaratkan
(c) Bengkel Welding berkewajiban mencatat semua kegiatan las dari setiap
juru lasnya ke dalam lembar kegiatan las (Log Book) yang disediakan
(d) Bila masa berlaku sertifikat juru las / welder telah habis, maka Bengkel
Welding berkewajiban membuat laporan secara tertulis ke lembaga
yang mengawaki sertifikat
(e) Semua data kualifikasi harus didokumentasikan (sertifikat dan daftar
juru las).tembusan bidang kualitas untuk proses
pembaharuan/perpanjangan

(1) Setiap proses pengelasan harus berdasarkan WPS yang sudah


disetujui / di approval oleh badan yang berwenang.

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 28 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

(2) WPS Dipersiapkan Atau Dibuat Oleh unit kerja dan diperiksa /
Direview Oleh bagian yang berhak memberi legalitas

(3) Proses pembuatan WPS harus disaksikan dan disetujui oleh badan
yang berwenang yang disepakati.

(4) WPS harus dibuat baru dan dikualifikasi, bilamana terdapat


perubahan variabel yang esensial.

(f) WPS dipersiapkan atau dibuat oleh Divisi dan diperiksa / direview oleh
unit kerja QA.

(g) Proses pembuatan WPS harus disaksikan dan disetujui oleh


badan yang berwenang yang disepakati.

(h) WPS harus dibuat baru dan dikualifikasi, bilamana terdapat perubahan
variabel yang esensial.

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 29 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

BAB IV
SUMBER-SUMBER LAIN
YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

A. Sumber-Sumber Perpustakaan

1. Daftar Pustaka
a) Senji Ohyabu dan Yoshikazu Kubokawa, Politeknik Pusat Chiba ,
Welding Textbook , Lembaga Pelatihan Luar Negeri (OVTA ), Chiba
261-0021 Jepang 1990
b) Katsuhiko Yasuda, Lembaga Pelatihan Kejuruan, Instruction Manual
Welding Techniques ,1-1 Hibino, Chiba 260 Jepang 1985
c) Takuo Araki, Pusat Pelatihan Kejuruan Lanjut Narita, Workshop
Manual Welding, 1-1, Hibino, Chiba 260 Jepang 1985
d) Hery Sunaryo, Ir. Teknologi Pengelasan Kapal. Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta 2008

2. Buku Referensi
Harsono Wiryosumarto, Prof. Dr. Ir dan Toshie Okumura Prof. Dr.
Teknologi Pengelasan Logam, Jakarta 2000

B. Daftar Peralatan/Mesin Dan Bahan

Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 30 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1.
2.
3.
4.
5.

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 31 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pengelasan SMAW JIP.SM01.005.01

TIM PENYUSUN

No. Nama Institusi Keterangan

1. Hery Sunaryo PUSDIKLAT PAL INDONESIA


2. Zainudin PUSDIKLAT PAL INDONESIA
3. Triyogo PT PAL INDONESIA
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Judul Modul: Menerapkan sistem mutu Halaman: 32 dari 34


Buku Informasi Versi: 2009

Anda mungkin juga menyukai