Kelas : 1 KA 34
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat sendiri tanpa meniru
atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata
kuliah ini.
Penyusun
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat, petunjuk dan
kekuatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Terselesaikannya makalah ini dengan judul “Masalah sosial sebagai efek perubahan (kasus
lingkungan hidup) dan upaya pencegahannya” merupakan hasil kerja keras yang tidak terlepas dari
dukungan, doa, semangat maupun sumbangan-sumbangan ide dari semua pihak yang turut membantu
terselesaikannya makalah ini. Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada :
(Bpk. Muhammad Burhan Amin, Ssos, MMSI) selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu
Sosial Dasar, yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan motivasi untuk membuat makalah ini.
Orang tua tercinta, yang senantiasa memberikan kasih sayang dan doa serta senantiasa memberi
dukungan moril, sehingga saya mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini.
Sahabat-sahabat yang juga selalu memeberi dukungan, dan semoga apa yang kita inginkan dapat
tercapai.
Serta semua pihak yang tak bisa saya sebutkan yang telah membantu terselesaikannya makalah
ini.
Saya menyadari penulisan dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya
harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita
semua dan dapat menambahkan ilmu pengetahuan baru bagi kita semua.
Bekasi, November 2010
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah sosial merupakan masalah yang sangat kompleks dan membutuhkan penanganan yang
serius untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, karena sesungguhnya masalah sosial dapat menjadi
penghalang dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Pesan-pesan moral selama ini yang
didengungkan seperti jangan membuang sampah sembarang tempat, hindari gas dan limbah beracun,
jagalah kelestarian alam dan sebagainya, ataupun penggunaan produk yang berlabelkan ramah
lingkungan, hanya sebatas himbauan dan wacana tapi implementasi sesungguhnya tidak pernah
dilaksanakan. Selama ini banyak kasus terhadap kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh orang yang
tidak bertanggungjawab baik berbentuk perseorangan, lembaga maupun perusahaan industri, tidak
terkena sanksi baik melalui UU itu sendiri maupun secara pidana karena pada akhirnya tidak cukup bukti
untuk dijadikan alasan untuk menjerat sipelaku Masalahnya adalah lemahnya pelaksanaan baik
pengawasan secara operasional maupun berbagai kepentingan yang menyangkut ekonomi, politik dan
pribadi.
Pemanasan Global atau Global Warming, naiknya ketinggian permukaan air laut merupakan
fenomena alam yang telah terjadi setiap tahunnya dan semua itu terjadi karena adanya efek perubahan
dari lingkungan hidup yang dapat menimbulkan sebuah kehancuran (bencana alam), contohnya:
pemanasan global dapat mengakibatkan mencairnya es di kutub, letusan gunung berapi yang dapat
mengakibatkan kehancuran disekitar gunung, tanah longsor. Dan dari semua masalah yang telah terjadi
ini akan langsung berdampak negatif terhadap aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang meliputi:
a. Gangguan terhadap fungsi sarana dan prasarana
b. Berkurangnya produktivitas lahan pertanian
c. Gangguan terhadap permukiman penduduk
d. Gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa kita harus kembali memaknai Filosofi dan nilai budaya
luhur bangsa yang merupakan kearifan lokal sejak dulu sampai sekarang, dimana menekankan pentingnya
lingkungan alam serta kelestariannya dan lingkungan harus menjadi bagian yang tidak boleh terpisahkan
dari kehidupan manusia. Rusaknya lingkungan maka rusakpulah kehidupan manusia bahkan akan
menjadi bencana dari generasi kegenerasi selanjutnya. Harus ada pendidikan sejak dini tentang
pentingnya kelestarian lingkungan hidup yang dimulai dari kehidupan anak dirumah sampai terbiasa
memahami
lingkungan hidupnya (harus ada pola dan perubahan perilaku menjadi budaya ). Mulailah menerapkan
teknologi yang ramah lingkungan dan sistem informasi yang akurat dalam menangkal setiap isu global.
Lingkungan hidup merupakan persoalan sangat penting dan strategis bagi kelangsungan
kehidupan umat manusia di muka bumi ini. Mengapa hal tersebut sangat vital bagi kehidupan manusia?
Karena dengan adanya faktor pengganggu terhadap lingkungan hidup menyebabkan terganggunya
kelestarian fungsi lingkungan hidup seperti menurunnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta
meningkatnya kejadian bencana alam yang pada akhirnya bermuara pada menurunnya kualitas kehidupan
manusia baik generasi masa kini maupun masa depan. Lingkungan hidup tidak akan pernah bisa lepas
dari masalah-masalah yang dapat menimbulkan efek perubahan karena Lingkungan adalah kombinasi
antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral,
serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan. Ada dua faktor penyebab
terjadinya degradasi lingkungan hidup (LH), pertama penyebab yang bersifat tidak langsung dan kedua
penyebab yang bersifat langsung. Faktor penyebab tidak langsung merupakan penyebab yang sangat
dominan terhadap kerusakan lingkungan, sedangkan yang bersifat langsung, terbatas pada ulah penduduk
setempat yang terpaksa mengeksploitasi hutan / lingkungan demi alasan kepentingan ekonomi, sosial,
serta kependudukan.
Eitzen mengemukakan ada lima variasi perilaku individu yang menyimpang bila dilihat dari sumber
masalahnya.
BAB II
Dibutuhkan peranan penting dari pemerintah, pihak swasta, dan seluruh masyarakat dalam upaya
mengelola lingkungan. Dewasa ini pengelolaan lingkungan secara terpadu disinyallir terbukti
memberikan peluang pengelolaan yang cukup efektif dalam rangka menyeimbangkan antara pelestarian
lingkungan dan pemanfaatan ekonomi. Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam, agar
lingkungan tetap lestari, harus diperhatikan tatanan/tata cara lingkungan itu sendiri. Dalam hal ini
manusialah yang paling tepat sebagai pengelolanya karena manusia memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan organisme lain. Manusia mampu merombak, memperbaiki, dan mengkondisikan
lingkungan seperti yang dikehendakinya, seperti:
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan,
pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.
Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan. Melalui penerapan pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud
kedinamisan dan harmonisasi antara manusia dengan lingkungannya. Untuk mencegah dan menghindari
tindakan manusia yang bersifat kontradiksi dari hal-hal tersebut di atas, pemerintah telah menetapkan
kebijakan melalui Undang-undang Lingkungan Hidup yang berorientasi kepada perlindungan dan
pelestarian lingkungan hidup itu sendiri.
3
Undang-undang tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup disahkan oleh
Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Undang-undang ini berisi 9 Bab terdiri dari 24
pasal. Undang-undang lingkungan hidup bertujuan mencegah kerusakan lingkungan, meningkatkan
kualitas lingkungan hidup, dan menindak pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan rusaknya
lingkungan.
Undang-undang lingkungan hidup antara lain berisi hak, kewajiban, wewenang dan ketentuan pidana
yang meliputi berikut ini.
1. Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang balk dan sehat.
2. Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah
Upaya pengelolaan yang telah digalakkan dan undang-undang yang telah dikeluarkan belumlah
berarti tanpa didukung adanya kesadaran manusia akan arti pentingnya lingkungan dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas hidup serta kesadaran bahwa lingkungan yang ada saat ini merupakan titipan dari
generasi yang akan datang. Upaya pengelolaan limbah yang saat ini tengah digalakkan adalah
pendaurulangan atau recycling. Dengan daur ulang dimungkinkan pemanfaatan sampah, misalnya plastik,
aluminium, dan kertas menjadi barang-barang yang bermanfaat. Usaha lain dalam mengurangi polusi
adalah memanfaatkan tenaga surya. Tenaga panas matahari disimpan dalam sel-sel solar untuk kemudian
dimanfaatkan dalam keperluan memasak, memanaskan ruangan, dan tenaga gerak. Tenaga surya ini tidak
menimbulkan polusi. Selain tenaga surya, tenaga angin dapat pula digunakan sebagai sumber energi
dengan menggunakan kincir-kincir angin. Di beberapa negara maju telah banyak dilakukan pemisahan
sampah organik dan anorganik untuk keperluan daur ulang. Dalam tiap rumah tangga terdapat tempat
sampah yang berwarna-warni sesuai peruntukkannya.
Dewasa ini kita sering dihadapkan kepada masalah-masalah yang menyangkut proses pengelolaan
lingkungan dimana didalam prosesnya perlu memperhatikan masyarakat dan kebudayaannya. Proses
pengelolaan lingkungan ada baiknya dilakukan dengan lebih memandang situasi dan kondisi lokal agar
pendekatan pengelolaannya dapat disesuaikan dengan kondisi lokal daerah yang akan dikelola.
Pandangan ini tampaknya relevan untuk dilaksanakan di Indonesia dengan cara memperhatikan
kondisi masyarakat dan kebudayaan serta unsur-unsur fisik masing-masing wilayah yang mungkin
memiliki perbedaan disamping kesamaan. Dengan demikian, strategi pengelolaan pada masing-masing
wilayah akan bervariasi sesuai dengan situasi setempat. Yang perlu diperhatikan adalah nilai-nilai dan
norma-norma yang dianut oleh suatu masyarakat yang merupakan kearifan masyarakat dalam pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan. Segenap gambaran wacana tersebut di atas secara umum memberikan
cermin bagaimana sebuah pengelolaan yang melibatkan unsur masyarakat cukup penting untuk dikaji dan
diujicobakan. Memanfaatkan modal sosial juga merupakan salah satu faktor penting dalam
menanggulangi masalah kerusakan sosial. Seperti kasus bencana banjir yang melanda Jakarta tahun
anggaran 2008, Pemprov DKI telah mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan banjir sebesar Rp
813,971 miliar. Itu berupa pengerukan kali, pekerjaan perbaikan pintu-pintu air, dan percepatan
pembebasan lahan BKT. Selain itu pemerintah telah menyiapkan anggaran dari APBN / APBD untuk
pembebasan tanah bangunan dan mempercepat proses pembayaran ganti rugi.
Inti dasar pemikiran modal sosial adalah bahwa hubungan atau jaringan sosial mempunyai nilai.
Modal sosial menunjuk pada nilai kolektif dari semua hubungan atau jaringan sosial dan kecenderungan
yang timbul dari hubungan atau jaringan ini untuk saling berbuat sesuatu (ada simbiosis mutualisme).
Banyak Organisasi-organisasi yang terjun langsung dalam penanganan kasus lingkungan hidup
baik itu dari mancanegara ataupun dari dalam negeri, sebagai contoh: Greenpeace dan WALHI (Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia). Keduanya merupakan organisasi pencinta lingkungan yang bergerak
dalam penanganan masalah-masalah yang menyangkut dengan lingkungan hidup. Banyak kasus yang
telah mereka tangani sebagai contoh: Greenpeace berhasil mengubah cara pandang masyarakat dunia
tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup.
Organisasi Swasta
Peranan masyarakat melalui organisasi swasta seperti ini merupakan inisiatif dari pihak
perseorangan atau sekelompok masyarakat yang membentuk Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang secara sukarela memberikan perananannya dalam pelayanan
kepada masyarakat umum. Adapun peranan mereka sebagai berikut:
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
pelestarian lingkungan.
2. Turut membantu dalam penanganan masalah lingkungan.
3. Berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Dalam hal ini masyarakat diberikan kesempatan dan tanggung jawab dalam melakukan
pengelolaan terhadap sumberdaya dan lingkungan yang dimilikinya, dimana masyarakat sendiri yang
mendefinisikan kebutuhan, tujuan dan aspirasinya serta masyarakat itu pula yang membuat keputusan
demi kesejahteraannya.
Dalam hal perbaikan lingkungan hidup, ada tantangan besar yang dihadapi setiap daerah, yaitu
semakin meluasnya kerusakan lingkungan , semakin langkanya partisipasi masyarakat dalam
menyelesaikan masalah lingkungan. Pengendalian polusi perairan dan udara, penyediaan air bersih dan
upaya pengelolaan sanitasi lingkungan lainnya harus lebih banyak mendapatkan perhatian. Apabila
masalah ini tidak ditangani secara serius dan berkesinambungan dicemaskan akan berakibat buruk
terhadap kualitas hidup dari masyarakat itu sendiri.
Mekanisme kerja dalam pelayanan sosial seharusnya berbasis kepada norma-norma kemanusiaan
yang didasari dengan rasa tanggung jawab. Sehingga pelayanan yang diberikan akan lebih berdampak
positif dan dapat memberikan sebuah pengembangan penyelesaian terhadap sebuah masalah lingkungan
yang kompleks. Peningkatan pelayanan harus terus ditingkatkan, khususnya bagi golongan masyarakat
yang rentan terhadap penyakit akibat rusaknya lingkungan hidup. Hal tersebut harus ditanggulangi dan
pelayanan kesehatan masyarakat harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan masyarakat itu
sendiri.
Indonesia dikenal dengan hutannya yang luas dan merupakan salah satu paru-paru dunia. Namun
apa yang terjadi banyak hutan-hutan di Indonesia yang terbakar dan seakan menjadi masalah yang amat
rumit untuk dicarikan jalan keluarnya. Untuk memajukan kesejahteraan hidup masyarakat banyak dan
untuk mewujudkan hubungan yang harmonis dengan lingkungan tentulah dibutuhkan sebuah kerjasama
yang berkesinambungan. Dalam hal ini diperlukan adanya kerjasama antara pihak pemerintah dengan
pihak lain serta masyarakat dalam upaya menanggulangi masalah lingkungan. Kementerian Lingkungan
Hidup sebagai salah satu lembaga yang mengatur hal ini sedang berupaya agar Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) dapat berjalan dengan efektif di daerah-daerah yang baru diberdayakan.
Namun memperbaiki pendekatan pengelolaan lingkungan di Indonesia tidak akan mudah. Kerjasama
lainnya yaitu kerjasama antara negara-negara berkembang yang membicarakan tentang perubahan iklim.
Dua tahun lalu, negara-negara berkembang mengajukan pertanyaan ini dalam pembicaraan mengenai
perubahan iklim. Sekitar 30 negara berkembang dari Afrika, Amerika Latin dan Kawasan Asia Pasifik
ingin memanfaatkan mekanisme finansial tahap awal untuk membayar negara-negara yang telah
menyelamatkan hutan tropisnya.
BAB III
Kelestarian lingkungan merupakan cerminan dari pola hidup, dan merupakan tolak ukur dalam
hal penilaian akan kemajuan hidup dan pola berpikir masyarakat. Melestarikan lingkungan hidup
merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap mahkluk hidup di bumi. Setiap orang harus
melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi
yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Sebuah upaya pemerintah dalam hal kerjasama dengan rakyatnya dalam hal penanganan masalah
lingkungan dimana dalam hal ini masyarakat diikutsertakan dan diberikan peranan secara langsung oleh
pemerintah untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, dimana proses pelaksanaannya dibawah
naungan langsung pihak pemerintah. Adapun bentuk kerjasamanya adalah sebagai berikut:
Pelestarian flora dan fauna (mendirikan cagar alam dan suaka marga satwa)
Melestarikan dan memberdayakan laut dan pantai serta biota-biota laut
Pelestarian hutan kembali (mereboisasi atau penanaman ulang terhadap hutan gundul)
Melarang penggunaan bahan peledak dalam penangkapan ikan (ditujukan kepada setiap
nelayan)
Melarang perburuan liar
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan latar belakang dan uraian dari makalah ini diperoleh beberapa kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
1. Faktor utama dari kerusakan lingkungan disebabkan oleh kelalaian manusia (kesengajaan) dalam
hal mengeksploitasi alam sekitarnya yang dilakukan secara berlebihan.
2. Pentingnya peranan aktif dari institusi sosial maupun organisasi swasta dalam hal penyuluhan
akan akibat dari kerusakan lingkungan.
3. Diperlukannya pendanaan modal sebagai penggerak proses dari penanganan masalah lingkungan
4. Dibutuhkan kerjasama antara pemerintah-pihak swasta-masyarakat untuk melestarikan dan
menjaga lingkungan alam
5. Pengembangan sistem sosial yang responsif meliputi : penanggulangan kerusakan lingkungan
berbasis masyarakat, undang-undang lingkungan hidup, pendidikan lingkungan hidup.
6. Masyarakat adalah pelaku penting untuk mengurangi kerentanan dengan meningkatkan
kemampuan diri dalam menangani bencana
4.2 SARAN
Dalam hal menangani masalah-masalah sosial seperti masalah perubahan lingkungan diperlukan
pendekatan-pendekatan yang responsif terhadap para pelaku-pelaku yang merusak kelestarian alam yang
ada, dan sudah barang tentu harus dikenakan sanksi hukum sebagaimana telah diatur dalam Undang-
Undang.
Perlunya peningakatan perhatian pemerintah terhadap kasus lingkungan hidup, dan sebaiknya
masyarakat dan pemerintah bersatu dalam menjaga kelestarian lingkungan agar tercipta kehidupan yang
stabil dan harmonis.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mediaindonesia.com/webtorial/klh/?ar_id=Njg3Ng
http://www.gatra.com/2008-02-18/artikel.php?id=112333
http://www.walhi.or.id/in/tentang-kami/siapa-walhi
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0039%20Bio%201-8d.htm
9