Anda di halaman 1dari 13

ILMU LINGKUNGAN

DAMPAK LUMPUR LAPINDO PADA


MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN

Dosen Pengampu : 1. Dr. Ir. Ananto Aji M.S.


2. Drs Heri Tjahjono M.Si

Di Susun Oleh :

Dodik Subandi
3211414037

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Banjir lumpur panas atau yang lebih dikenal sebagai bencana lumpur
lapindo telah terjadi di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan
Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada tanggal 29 Mei. Bencana
lumpur lapindo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi
pengeboran Lapindo Brantas Inc. Sampai saat ini bencana lumpur lapindo
masih terus berlangsung. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Lumpur
Sidoarjo (BPLS), pada 2007 area terdampak lumpur Lapindo meliputi 12 desa
di tiga kecamatan seluas 640 hektar. Saat ini wilayah itu sudah berubah menjadi
kolam lumpur.

Pada 2008, luas area terdampak bertambah menjadi 728 hektar.Pada


2011, luasnya bertambah dengan dimasukkannya wilayah 9 rukun tetangga
baru dalam peta area terdampak. Dan pada awal 2012, ada 65 RT baru masuk
peta area terdampak. Sehingga selama enam tahun semburan lumpur Lapindo
terjadi, ada sebanyak 11.881 keluarga yang rumah ataupun tanahnya berada
di area terdampak.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa bencana lumpur lapindo ini telah
memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat, bukan hanya
masyarakat sekitar lokasi terjadinya bencana lumpur lapindo namun juga bagi
aktivitas perekonomian di Jawa Timur.

B. Rumusan Masalah

Adapun di dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menemukan beberapa


masalah, yaitu:

1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya bencana lumpur lapindo?


2. Apa dampak yang diakibatkan oleh bencana lumpur lapindo pada
masyarakat dan aktivitas perekonomian di Jawa Timur?
3. Apa yang dilakukan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc untuk
menyelesaikan permasalahan bencana lumpur lapindo?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari adanya penulisan karya ilmiah ini, yaitu:


1. Mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya bencana lumpur
lapindo.
2. Mengetahui dampak yang diakibatkan oleh bencana lumpur lapindo pada
masyarakat dan aktivitas perekonomian di Jawa Timur.
3. Mengetahui tindakan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc. untuk
menyelesaikan permasalahan bencana lumpur lapindo.
BAB II
PEMBAHASAN

A. LAPINDO BRANTAS Inc

Lapindo Brantas Inc. pertama didirikan pada tahun 1996, setelah proses
kepemilikan sahamnya diambil alih dari perusahaan yang berbasis di Amerika
Serikat, Huffington Corporation, yang saat itu telah menandatangani perjanjian
Production Sharing Contract (PSC) dengan Blok Brantas di Jawa Timur untuk
jangka waktu 30 tahun.

Dari tahun 1991 hingga 1996, LBI (Lapindo Brantas Inc.) melakukan
survei seismik dan kegiatan pemboran eksplorasi yang fokus pada
pengembangan Lapangan Gas Wunut, yang kemudian mulai berproduksi pada
25 Januari 1999. LBI merupakan perusahaan swasta pertama di Indonesia
yang memproduksi gas di Lapangan Wunut. LBI kemudian bergabung dengan
PT Energi Mega Persada (EMP) di tahun 2004 sebelum diambil alih oleh
Minarak Labuan Co. Ltd. (MLC).

Lapindo Brantas, Inc (LBI) bergerak di bidang usaha eksplorasi dan


produksi migas di Indonesia yang beroperasi melalui skema Kontraktor Kontrak
Kerja Sama (KKKS) di blok Brantas, Jawa Timur. LBI melakukan eksplorasi
secara komersil di 2 wilayah kerja (WK) di darat dan 3 WK lepas pantai dan
saat ini total luas WK Blok Brantas secara keseluruhan adalah 3.042km2

B. Kronologis Terjadinya Bencana Lumpur Lapindo

Semburan lumpur panas itu muncul pertama kalinya pada 29 Mei sekitar
pukul 05.00. Semburan ini terjadinya di areal persawahan Desa Siring,
Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo sekitar 150 meter barat daya sumur
Banjar Panji 1 yang dikerjakan oleh Lapindo Brantas Inc.

Selama tiga bulan Lapindo Brantas Inc, melakukan pengeboran vertikal


untuk mencapai formasi geologi yang disebut Kujung pada kedalaman 10.300
kaki. Sampai semburan lumpur pertama itu, yang dalam dunia perminyakan
dan gas disebut blow out, telah dicapai kedalaman 9.297 kaki (sekitar 3,5
kilometer). Kedalaman ini dicapai pukul 13.00 dua hari sebelum blow out.

Pada pengeboran di kedalaman tersebut, lumpur berat masuk pada


lapisan, disebut loss, yang memungkinkan terjadinya tekanan tinggi dari dalam
sumur ke atas atau kick, antisipasinya adalah menarik pipa untuk memasukkan
casing yang merupakan pengaman sumur. Ketika penarikan pipa hingga 4.241
kaki, pada 28 Mei, terjadi kick.

Penanggulangan ini adalah dengan penyuntikan lumpur ke dalam sumur.


Ternyata bor macet pada 3.580 kaki, dan upaya pengamanan lain dengan
disuntikan semen. Bahkan pada hari itu dilakukan fish, yakni pemutusan mata
bor dari pipa dengan diledakan. Namun kemudian yang terjadi adalah
munculnya semburan gas dan lumpur pada subuh esok harinya.

C. Penyebab Bencana Lumpur Lapindo

Pada awalnya bencana lumpur lapindo diperkirakan diakibatkan oleh


adanya bencana gempa yang terjadi di Indonesia. Hal ini didapat berdasarkan
laporan yang ditulis oleh dua orang insinyur petroleum terkemuka. Mereka
adalah Maurice Dusseault PhD dari Universitas Waterloo, Kanada dan Baldeo
Singh, insinyur S3 dari Massachusetts Institute of Technology, AS. Menurut
mereka gempa dan gempa-gempa susulan di Yogyakarta serta dampak yang
ditimbulkannya merupakan kunci penyebab kejadian bencana lumpur lapindo
yang terjadi. Selain itu juga terdapat laporan dari Ralph Adams, insinyur asal
Kanada yang sudah berpengalaman 29 tahun dalam pengeboran minyak dan
gas di Indonesia. Adams menulis laporan Banjar Panji-1 Well Control Incident
Report. “Program pengeboran dan perubahan rangka sumur pengeboran
bukan menjadi penyebab letusan. (Semburan) dibuka oleh gempa besar kurang
dari 24 jam sebelum kena sumur,” tulisnya.

Namun dalam AAPG 2008 International Conference & Exhibition yang


dilaksanakan di Cape Town International Conference Center, Afrika Selatan,
tanggal 26-29 Oktober 2008 yang dihadiri oleh ahli geologi seluruh dunia,
menghasilan pendapat ahli: 3 (tiga) ahli dari Indonesia mendukung GEMPA
YOGYA sebagai penyebab, 42 (empat puluh dua) suara ahli menyatakan
PENGEBORAN sebagai penyebab, 13 (tiga belas) suara ahli menyatakan
KOMBINASI Gempa dan Pemboran sebagai penyebab, dan 16 (enam belas
suara) ahli menyatakan belum bisa mengambil opini. Dengan demikian suara
terbanyak untuk penyebab terjadinya bencana lumbur lapindo adalah
pengeboran yang salah.

Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan


pengeboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka
membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pengeboran di zona
Rembang dengan target pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka
mengebor di zona Kendeng yang tidak memiliki formasi Kujung-nya. Dengan
demikian mereka merencanakan akan melakukan pemasang casing setelah
menyentuh target, yaitu batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak
ada. Selama pengeboran mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan
pengeboran masih berlangsung. Selama pengeboran, lumpur yang
overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha
menerobos tetapi dapat di atasi dengan pompa lumpurnya Lapindo.

Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu


gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal yang
dicapai hanya menyentuh formasi Klitik saja. Batu gamping pada formasi Klitik
sangat porous (bolong-bolong). Akibatnya lumpur yang tadinya digunakan
untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang masuk ke lubang di batu
gamping formasi Klitik atau circulation loss sehingga Lapindo
kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan.

Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan


berusaha menerobos ke luar. Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga
dipotong. Sesuai prosedur standard, operasi pemboran dihentikan, perangkap
Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera dipompakan lumpur
pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick.
Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah terlanjur naik
ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di permukaan
(surface casing) 13 3/8 inchi. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi
geologis tanah tidak stabil & kemungkinan banyak terdapat rekahan alami
(natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan. Karena tidak dapat
melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan
BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha
mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi &
berhasil. Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar
area sumur, bukan di sumur itu sendiri

D. Dampak Bencana Lumpur Lapindo

Bencana lumpur lapindo telah memberi banyak dampak pada masyarakat


sekitar dan aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Dampak – dampak yang
didapat bukan hanya dampak negatif, namun juga ada dampak positif yang
didapatkan dari terjadinya bencana ini. Adapun dampak negatif yang didapat
yaitu :
1. Bencana lumpur lapindo yang tadinya hanya menggenangi 4 desa
sekarang telah meluas menjadi 16 desa, hal ini berarti lebih dari 728
hektar telah tergenangi. Dalam area yang tergenangi ini tidak hanya
terdapat rumah penduduk saja, namun ada sarana pendidikan, pabrik,
dan kantor pemerintahan yang juga ikut tergenang. Dengan keadaan ini
secara otomatis akan banyak penduduk yang bukan hanya kehilangan
tempat tinggalnya namun juga kehilangan mata pencahariannya dan akan
ada banyak anak yang kehilangan tempat mereka untuk menuntut ilmu.
2. Bencana lumpur lapindo juga telah mencemari lingkungi sekitar dari
wilayah yang digenangi, seperti areal persawahan dan ladang milik warga.
Banyak ternak milik warga yang ikut mati dalam bencana ini. Menurut
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), secara umum pada area luberan
lumpur dan sungai Porong telah tercemar oleh logam kadmium (Cd) dan
timbal (Pb) yang cukup berbahaya bagi manusia apalagi dengan kadar
yang jauh di atas ambang batas. Lumpur lapindo juga memiliki kadar PAH
(Chrysene dan Benz(a)anthracene) dalam lumpur Lapindo yang
mencapai 2000 kali di atas ambang batas bahkan ada yang lebih dari itu.
Kandungan PAH sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Berikut
akibat yang dapat diakibatkan oleh zat PAH bagi manusia da lingkungan,
yaitu:
a) Biokumulasi dalam jaringan lemak manusia dan hewan.
b) Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit, jika terjadi kontak
langsung dengan zat PAH.
c) Terjadi permasalahan reproduksi.
d) Memperbesar kemungkinan terkena kanker.
e) Dampak PAH yang ada dalam lumpur lapindo terhadap masyarakat
dan lingkungan sekitar mungkin tidak akan dirasakan sekarang,
namun akan dapat dirasakan pada jangka waktu lima sampai
sepuluh tahun mendatang. Selain itu perlu juga diwaspadai bahwa
ternyata lumpur Lapindo dan sedimen Sungai Porong kadar timbal-
nya sangat besar yaitu mencapai 146 kali dari ambang batas yang
telah ditentukan.
3. Terjadinya bencana lumpur lapindo ini juga telah menggangu aktivitas
perekonomian di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan ditutupnya ruas jalan
tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan. Seperti yang
kita tahu, kota Surabaya merupakan ibukota dari Jawa Timur, sehingga
banyak sekali aktivitas perekonomian yang berjalan disana. Dengan
ditutupnya jalan tol Surabaya-Gempol, secara otomatis mengakibatkan
banyak kemacetan yang terjadi, terutama di jalan alternatif menuju
Surabaya. Penutupan jalan tol ini juga berdampak pada aktivitas
produksi di kawasan Mojokerto dan Pasuruan yang merupakan salah
satu kawasan industri utama yang ada di Jawa Timur. Bencana lumpur
lapindo ini juga telah membuat tanah di wilayah yang tergenangi menjadi
ambles dan merusak beberapa pipa air milik PDAM. Sebuah sutet milik
PLN juga ikut terendam dalam bencana ini. Hal ini mengakibatkan warga
di sekitar jalan raya porong kesulitan dalam mendapatkan air bersih,
listrik, dan jaringan telepon.

Dapat dilihat bahwa bencana lumpur lapindo telah memberikan banyak


dampak negatif bagi masyarakat sekitar dan aktivitas perekonomian Jawa
Timur. Namun seperti pepatah yang mengatakan bahwa dibalik kesulitan pasti
ada kemudahan, bencana lumpur lapindo juga memiliki beberapa dampak
positif, yaitu :

1. Mineral Lumpur lapindo tersebut dapat digunakan untuk pembuatan bodi


keramik dengan pembakaran antara suhu 800-900 oC dan untuk
pembuatan keramik hias dengan pembakaran suhu 1400 oC serta
pembuatan batu bata, batako dan genteng.
2. Mineral lumpur lapindo dapat dikembangkan untuk dijadikan sumber daya
energi non konvensional,yaitu dalam pembuatan baterai seperti baterai
yang diciptakan oleh Aji Christian Bani Adam, Oki Prisnawan, Yoga
Pratama dan Umarudin. Baterai ini telah menjadi juara kedua dari
kompetisi Technopreneurship Pemuda 2012. Baterai tersebut
memanfaatkan pasta yang telah mereka hasilkan dari lumpur lapindo.
Baterai ini akan bertahan hidup selama pasta itu kering dan kemudian
baterai akan mati. Baterai ini dapat menyala selama 5 jam non stop.

E. Tindakan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc.

Pihak Lapindo telah menyediakan dana sebesar US$ 70 juta atau sekitar
665 milyar untuk dana darurat penanggulangan lumpur. Dana ini digunakan
untuk salah satunya adalah membuat tanggul untuk membendung area
genangan lumpur. Namun dengan terus bertambahnya volume semburan
lumpur lapindo, pembuatan tanggul dirasa tidak menyelesaikan masalah.
Ditambah lagi dengan datangnya musim hujan, volume yang tertampung dalam
tanggul akan menjadi besar dan dapat mengakibatkan jebolnya tanggul. Hal ini
sangat bebahaya jika terjadi dalam jangka waktu yang pendek, karena kawasan
sekitar tanggul adalah jalan raya, rel kereta api, dan rumah penduduk. Ada tiga
tim ahli yang dibentuk untuk menyelesaikan masalah bencana lumpur lapindo.
Tiap tim terdiri dari perwakilan Lapindo Brantas Inc., pemerintah dan sejumlah
ahli dari beberapa universitas terkemuka. Tim ini dibentuk untuk
menyelamatkan penduduk sekitar, menjaga infrastuktur, dan menangai
semburan lumpur dengan resiko lingkungan terkecil. Seluruh biaya yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas tiap tim akan ditanggung oleh Lapindo
Brantas Inc.
Selain itu Lapindo Brantas Inc. juga harus memberikan ganti rugi bagi para
korban. Lapindo Brantas Inc berkewajiban untuk membayar sebanyak 13.237
berkas. Saat ini masih ada 3.348 berkas dengan total pembayaran 786 milyar
yang masih belum tertangani. Dengan kata lain sebanyak 75 persen dari berkas
yang ada telah dilunasi. Lapindo Brantas Inc telah mengeluarkan dana
sebanyak 8 triliun, dimana 5 triliun digunakan untuk penanganan semburan
lumpur lapindo dan triliun digunakan untuk pembayaran aset warga.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari karya tulis diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Dari banyak pendapat ahli diketahui bahwa bencana lumpur lapindo ini
disebabkan oleh kelalaian yang dilakukan oleh Lapindo Brantas Inc. Pihak
Lapindo Brantas Inc tidak melakukan pemasangan casing sesuai dengan
spesifikasi standar teknis pengeboran, sehingga mengakibatkan terjadinya
blow out atau semburan lumpur.

Bencana lumpur lapindo ini juga memberikan banyak dampak, tidak


hanya pada masyarakat sekitar namun juga pada aktivitas perekonomian di
Jawa Timur. Hal ini dilihat dari banyaknya warga yang kehilangan tempat
tinggal, lapangan pekerjaan, dan sarana pendidikan. Bukan hanya itu, warga
sekitar juga kesulitan untuk mendapatkan air bersih, listrik, dan jaringan
telepon. Selain itu juga masih ada pula pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh bencana ini. Namun dibalik semua dampak negatif tersebut
masih ada pula dampak positif yang bisa didapat dari terjadinya bencana ini.
Dampak positif itu yaitu pembuatan batu bata dan genteng dari lumpur lapindo
serta pembuatan baterai dengan lumpur lapindo yang telah memenangkan
juara juara kedua dari kompetisi Technopreneurship Pemuda 2012.

Pemerintah dan Lapindo Brantas Inc bekerjasama dalam melakukan


upaya penyelesaian lumpur lapindo ini, tiga tim telah dibentuk untuk
menyelesaikan masalah ini. Lapindo Brantas Inc juga telah melakukan 75%
pembayaran ganti rugi terhadap warga.

B. Saran

Diharapkan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc akan dapat dengan


segera memberikan penyelesaian dari bencana lumpur lapindo ini, sehingga
dampak yang ditimbulkan oleh bencana ini tidak meluas. Selain itu Lapindo
Brantas Inc diharapkan juga dapat segera melakukan pelunasan pembayaran
ganti rugi kepada masyarakat korban lumpur lapindo. Sehingga mereka dapat
memulai hidup mereka dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo (diakses tanggal 31


Mei 2016)

http://nasional.kompas.com/read/2012/05/30/03095137/Dampak.Lumpur.Meluas
(diakses tanggal 31 Mei 2016)

http://lapindo-brantas.co.id/id/about/history/ (diakses tanggal 31 Mei 2016)

http://kenalilahbencanaalam.blogspot.com/2009/03/kronologis-terjadinyabencana-
lumpur.html (diakses tanggal 31 Mei 2016)

http://nasional.inilah.com/read/detail/58352/penyebab-lumpur-lapindo-gempa#.Ui
HkYn9TuAM (diakses tanggal 31 Mei 2016)

http://steffyapriyanti.blogspot.com/2013/01/lumpur-lapindo.html (diakses
tanggal 31 Mei 2016)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=29392
6:korban-lumpur-lapindo-belum-terima-pembayaran&catid=95:nusantara&
Itemid=146 (diakses tanggal 31 Mei 2016)

Anda mungkin juga menyukai