Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

OTITIS EKSTERNA

Disusun Oleh:
Ery Riady Indrapriambada
1102014086

Pembimbing:
dr. Ilham Priharto, Sp. THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT


RSUD DR. DRADJAT PRAWIRANEGARA, SERANG, BANTEN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 13 APRIL 2019 – 22 MEI 2019
I. IDENTITAS PASIEN
Nn. A
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ciwasiat
Tanggal periksa : 11 Juni 2019

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 11 Juni 2019 di Poliklinik
THT RSUD dr. Dradjat Prawiranegara, Serang.
Keluhan Utama : Nyeri telinga di telinga kanan
Keluhan Tambahan : Pendengaran berkurang

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke RSUD dr. Drajat Prawiranegara, Serang dengan keluhan nyeri di
telinga kanan sejak 3 hari SMRS. Keluhan nyeri dirasakan timbul mendadak dan
bersifat menetap. Keluhan nyeri disertai dengan pendengaran berkurang. Pasien
mengaku sebelum nyeri, liang telinga sedikit gatal dan terasa penuh. Pasien
mempunyai kebiasaan membersihkan telinganya menggunakan cotton bud dan
memasukkan air.
Pasien menyangkal adanya keluar cairan dari telinga kanan. Pasien tidak terdapat
demam, pusing berputar dan tidak sedang batuk pilek dan nyeri menelan. Pasien juga
menyangkal terdapat suara berdengung maupun gemuruh. Pasien tidak terdapat
riwayat alergi, maupun sakit gigi. Pasien belum pernah mengobati keluhannya.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah memiliki keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien menyangkal
adanya asma, alergi, dan sinusitis. Riwayat sakit gigi disangkal. Riwayat hipertensi dan
diabetes mellitus disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang pernah atau sedang mengalami keluhan yang sama.
Riwayat asma, alergi, dan sinusitis pada keluarga disangkal. Riwayat hipertensi dan
diabetes mellitus pada keluarga pasien disangkal.

III. PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : Sedang


 Kesadaran : Composmentis
 Vital Sign :
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 36,7 °C
Nafas : 20 x/menit
Nadi : 78 x/menit

 Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesran tiroid (-)
Thorax : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Tidak dilakukan pemeriksaan

 Status lokalis
 Telinga
Auric
Bagian Kelainan
Dextra Sinistra
Bentuk telinga Normotia
Aurikula Kelainan kongenital - -
Peradangan - -
Massa - -
Nyeri tarik + -
Nyeri tekan tragus + -
Preaurikuler & Kelainan kongenital - -
retroaurikuler Peradangan - -
Massa - -
Edema - -
Sikatrik - -
Fistula - -
Pembesaran KGB - -
Nyeri tekan - -
Liang telinga Kelainan kongenital - -
luar Peradangan + -
Massa - -
Edema + -
Fistula - -
Kelainan kulit - -
Sekret - -
Serumen + -
Membran Kondisi Arah jam 5 Arah jam 7
timpani Cone of light

Garpu Tala
Tes Rinne Tes Weber Tes Swabach
- Lateralisasi ke sakit Memanjang
Kesimpulan: Tuli Konduktif

 Hidung
Kavum Nasi
Pemeriksaan
Dextra Sinistra
Inspeksi
Bentuk Simetris kanan dan kiri
Sikatrik - -
Hematom - -
Racoon’s eye - -
Palpasi
Nyeri tekan sinus paranasal - -
Krepitasi - -
Massa - -
Rhinoscopy Anterior
Cavum nasi Lapang Lapang
Mukosa cavum nasi Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Edema (-) Edema (-)
Sekret - -
Konka inferior Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)
Konka media Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)
Meatus inferior Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Meatus media Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Massa (-) Massa (-)
Septum anterior Deviasi (-) Deviasi (-)
Rhinoscopy Posterior
Nasofaring
Koana
Konka superior
Tidak dilakukan pemeriksaan
Konka media
Kelenjar adenoid
Massa

 Tenggorokan
Pemeriksaan Kondisi
Faring & Rongga Mulut
Bibir Sianosis (-)
Mukosa mulut Hiperemis (-)
Lidah Normal
Gusi Normal
Gigi berlubang Normal
Palatum durum Hipermis (-)
Palatum mole Hipermis (-)
Uvula Hipermis (-), Deviasi (-)
Arkus faring Hipermis (-), Simetris
Tonsil T0 – T0, Hiperemis (-)
Hipofaring & Laring Tidak dilakukan pemeriksaan

IV. DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja : Otitis Ekterna “Diffuse” Aurikula Dextra
Tuli Konduktif Aurikula Dextra

Diagnosis Banding : Otitis Eksterna Sirkrumskripta Aurikula Dextra


V. TATALAKSANA
 Dipasang tampon ½ x 5 cm yang dibaluti oleh kloramfenikol.
 Otopain 8ml 2 dd II tetes Auricularis Dextra  Antibiotik tetes telinga
 As. Mefenamat 500 mg 3 dd 1 Analgesik

VII. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
Otitis eksterna adalah radang merata kulit liang telinga yang disebabkan oleh
kuman maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang
telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan.5, otitis
eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau telinga cuaca panas
(hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri yang
menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit sehingga menyumbat saluran folikel.6

2. Etiologi
Swimmer’s ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000 orang,
kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda. Terdiri dari inflamasi, iritasi atau infeksi
pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan
goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang dalam air yang tercemar
merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna (swimmer’s ear).7 Bentuk yang paling
umum adalah bentuk boil (Furunkulosis) salah satu dari satu kelenjar sebasea 1/3 liang
telinga luar. Pada otitis eksterna difusa disini proses patologis membatasi kulit sebagian
kartilago dari otitis liang telinga luar, konka daun telinga penyebabnya idiopatik, trauma,
iritan, bakteri atau fungal, alergi dan lingkungan. Kebanyakan disebabkan alergi
pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen yang paling sering adalah antibiotik,
contohnya: neomycin, framycetyn, gentamicin, polimixin, anti bakteri (clioquinol, Holmes
dkk, 1982) dan anti histamin. Sensitifitas poten lainnya adalah metal dan khususnya nikel
yang sering muncul pada kertas dan klip rambut yang mungkin digunakan untuk mengorek
telinga. Infeksi merupakan penyakit yang paling umum dari liang telinga luar seperti otitis
eksterna difusa akut pada lingkungan yang lembab.1
Gambar 1. Liang telinga yang lecet

3. Patofisiologi
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan
dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas
telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati
dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh
adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga.
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang
telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang
telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.3
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya
lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan
trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan
eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan
dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa
nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang
bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara
akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.3
Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu pseudomonas
(41%), streptokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%). Infeksi pada
liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan :
 Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan
lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan
menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.
 Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan
tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan
dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa
sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.

4. Klasifikasi
a) Penyebab tidak diketahui :1
 Malfungsi kulit : dermatitis seboroik, hiperseruminosis, asteotosis
 Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.
 Otitis eksterna membranosa.
 Meningitis kronik idiopatik
 Lupus erimatosus, psoriasis

b) Penyebab infeksi
 Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma, ektima, sellulitis, erisipelas.
 Bakteri gram (-) : Otitis eksterna diffusa, otitis eksterna bullosa, otitis eksterna
granulosa, perikondritis.1,2
 Bakteri tahan asam : mikrobakterium TBC.
 Jamur dan ragi (otomikosis) : saprofit atau patogen.
 Meningitis bullosa, herpes simplek, herpes zoster, moluskum kontangiosum,
variola dan varicella.
 Protozoa
 Parasit

c) Erupsi neurogenik : proritus simpek, neurodermatitis lokalisata/desiminata, ekskoriasi,


neurogenik.
d) Dermatitis alergika, dermatitis kontakta (venenat), dermatis atopik, erupsi karena obat,
dermatitis eksamatoid infeksiosa, alergi fisik.

e) Lesi traumatika : kontusio dan laserasi, insisi bedah, hemorhagi (hematom vesikel dan
bulla), trauma (terbakar, frosbite, radiasi dan kimiawi).

f) Perubahan senilitas.

g) Deskrasia vitamin

h) Diskrasia endokrin.1

Otitis eksterna diklasifikasikan atas :


1. Otitis eksterna akut :
 Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel / bisul)
 Otitis eksterna difus
2. Otitis eksterna kronik

Otitis Eksterna Akut


a. Otitis Eksterna Sirkumskripta (furunkel/ bisul)
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang
telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang
telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan
sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah
makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa
sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3
luar liang telinga.
Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta: 5
 Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10%
ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukan insisi
pada abses dan tampon larutan rivanol 0,1%.
 Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat.
Diberikan pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250 qid. Anak-
anak diberikan dosis 40-50 mg per kg BB.
 Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg qid (dewasa).

Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu adanya
penyakit diabetes melitus.5
b. Otitis Eksterna Difus
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi
bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya
yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat
hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul).
Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul).
Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir
(musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita
temukan pada kasus otitis media. 3
Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang
mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat
dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik. 8
c. Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah
tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga
kandida albikans atau jamur lain.
Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering
pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan
asam asetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat
menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang
diberikan secara topikal. 8
Gambar 2. Otitis eksterna akut

Otitis Eksterna Kronik


Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai oleh
terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks menyebabkan liang telinga
menyempit.

Gambar 3. Otitis eksterna kronik

5. Gejala klinis
Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak
sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang
hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan,
keluhan ini juga sering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa
agaknya tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan
kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum
dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan
rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung
dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun
telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan
rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari
otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun
telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa
sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal
disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis
eksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna
akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang
progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan
menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen,
debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang
mengakibatkan peredaman hantaran suara.1
Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi : 4
1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga
menyempit.
2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan
eksudat positif
3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak
4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif.
Menurut Senturia HB (1980) :
Eritema kulit, sekret yang kehijau-hijauan dan edema kulit liang telinga merupakan
tanda-tanda klasik dari otitis diffusa akuta. Bau busuk dari sekret tidak terjadi.
Otitis eksterna diffusa dapat dibagi atas 3 stadium yaitu : 1
1. “Pre Inflammatory“
2. Peradangan akut (ringan/ sedang/ berat)
3. Radang kronik
6. Diagnosis
Anamnesis
 Gejala awal dapat berupa gatal
 Didapatkan riwayat faktor predisposisi
 Rasa gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan terkadang tidak sesuai dengan
kondisi penyakitnya (misalnya pada folikulitis atau otitis eksterna sirkumskripta).
Nyeri terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah
makanan.
 Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental purulen
tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya akan
bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau.
 Pendengaran normal atau sedikit berkurang.
Pemeriksaan Fisik
 Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membran timpani dengan liang MAE
penuh dengan sekret. Jika edema hebat, membran timpani dapat tidak tampak.
 Pada folikulitis akan didpatkan edema, hiperemi pada pars kartilagenous MAE.
 Nyeri tragus (+)
 Adenopati reguler dan terkadang didapatkan nyeri tekan

7. Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antara lain meliputi :
 Otitis Media akut
 Otitis eksterna bullosa
 Perikondritis yang berulang

8. Penatalaksanaan
Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat
menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian, biasanya perlu
disisipkan tampon berukuran ½ x 5 cm kedalam liang telinga mengandung obat agar
mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa disisipkan perlahan-lahan
dengan menggunakan forsep aligator. Penderita harus meneteskan obat tetes telinga pada
kapas tersebut satu hingga dua kali sehari. Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari liang
telinga karena lumen sudah bertambah besar. Polimiksin B dan colistemethate merupakan
antibiotik yang paling efektif terhadap Pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum
hidroskopik seperti glikol propilen yang telah diasamkan bahan kimia lain, seperti gentian
violet 2% dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid dan bisa diberikan langsung ke kulit liang
telinga. Setelah reaksi peradangan berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70% untuk
membuat liang telinga bersih dan kering. Terapi sistemik hanya dipertimbangkan pada
kasus berat; dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik
sistemik khususnya diperlukan jika dicurigai danya perikondritis atau kondritis pada tulang
rawan telinga. 1,2,8
Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang mungkin terjadi
pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk menghindarinya pasien harus menjaga agar
telinganya selalu kering, dengan cara menggunakan alkohol encer secara rutin tiga kali
seminggu. Pasien juga harus diingatkan agar tidak menggaruk / membersihkan telinga
dengan cotton bud terlalu sering. 1,3

9. Komplikasi
 Perikondritis
 Selulitis
 Dermatitis aurikularis.9

10. Prognosis
Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh dengan
cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis ekserna dapat dengan mudah
diobati dengan tetes telinga antibiotik. Otitis eksterna kronis yang mungkin memerlukan
perawatan lebih intensif. Otitis eksterna biasanya tidak memiliki komplikasi jangka
panjang atau serius. 10
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah, F. 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring dengan Salep
Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut. Available from :
www.usudigitallibrary.com. Accessed: 14 September 2012

2. Ballanger, Jhon. 1996. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher Edisi
13. Jakarta: Binarupa Aksara.

3. Kartika, Henny. 2008. Otitis Eksterna. Availble from


http://library.usu.ac.id/modules.php&id. Accessed: 14 September 2012

4. Carr, MM. 2000. Otitis Eksterna. Available from : http://www.


icarus.med.utoronto.ea/carr/manual/otitisexterna. htm. Accessed: 14 September 2012

5. Suardana, W. dkk. 1992. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga, Hidung
dan Tenggorok RSUP Denpasar. Lab/UPF Telinga Hidung dan Tenggorok FK Unud.
Denpasar.

6. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. 2008. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: FK UI.

7. Kotton, C. 2004. Otitis Eksterna. Available from : http:sav-ondrugs.


com/shop/templates/encyclopedia/ ENCY/ artcle/000622. asp. Accessed: 14 September
2012

8. Sosialisman & Helmi. 2001. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.

9. Ardan, Juliarti, Satwika, et al. 2008, Sinopsis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok.
Available from : http://www.THTUB.pdf.co.id. Accessed: 14 September 2012

10. Stöppler M. Swimmer’s Ear Infection. Available at:


http://www.medicinenet.com/otitis_externa/article.htm. Accessed: 14 September 2012

Anda mungkin juga menyukai