Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PADA BAHAN PANGAN


MINUMAN
( ES CENDOL )

OLEH :

NAMA : DORTJE LOUISA HUKUBUN


NIM : 17 3145 353 091
KELAS : 17 C
KELOMPOK : 4 (EMPAT)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2018
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum : Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pada Bahan Pangan Minuman
(Es Cendol)
Nama : Dortje.L.Hukubun
Nim : 17 3145 353 091
Hari/Tanggal : Rabu, 03 Oktober 2018
Kelompok : IV ( Empat )
Rekan Kerja :
1. Andi Sompa Atpas
2. Pinpem Parenden
3. Dyah Monarika
4. Nur Fitry Akil
5. Sevry Rombe
Penilaian:

Makassar, Oktober 2018


Asisten Disetujui Praktikan

Jasmaunna Dortje L Hukubun


Nim. 16 3145 353 019 Nim.17 3145 353 091

Dosen Pembimbing

Nirmawati Angria, S.Si.,M.Kes


NIDN. 09 180687 02
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi
bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Di
dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel
bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap
perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian
penting dalam mikrobiologi.
Bakteri berasal dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah
kelompok terbanyak dari organisme hidup. Sehingga dalam kehidupan
sehari-hari kita sering kali berinteraksi dengan bakteri. Bakteri pertama kali
ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan
mikroskop buatannya sendiri.
Kualitas dari produk pangan untuk konsumsi manusia pada dasarnya
dipengaruhi oleh mikroorganisme. Mikroorganisme yang dapat tumbuh pada
bahan makanan diantaranya adalah bakteri dan kapang. Semua bakteri yang
tumbuh pada makanan bersifat heterotropik, yaitu ,membutuhkan zat organik
untuk pertumbuhannya. Dengan adanya keberadaan mikroorganisme di sekitar
kita, maka mikroorganisme itu juga dapat menguntungkan tetapi dapat juga
merugikan, karena apa kita tahu bahwa mikrobia dapat membuat makanan kita
menjadi busuk, rusak, tengik. Makanan itu dapat terkontaminasi oleh mikrobia
karena dalam makanan mengandung banyak sekali nutrien, yang mana kita
tahu bahwa suatu mikrobia dapat hidup dan berkembang bila terdapat nutrient.
Maka itu tidak heran bila makanan dapat mengalami pembusukan, karena
makanan merupakan media yang bagus untuk dapat tumbuh suatu
mikroorganisme.
Bakteri yang sering didapat dalam makanan yaitu Escherchia coli,
Salmonella, Campylobacter, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens.
Adapun yang melatarbelakangi dilakukan praktikum ini adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya bakteri pada sampel yang digunakan
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi dan isolasi
bakteri dari bahan pangan minuman ( es cendol )
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Bakteri
Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, ada
beberapa diantaranyanya bermanfaat dan ada pula yang merugikan. Salah satu
tek nik untuk membiakan (menumbuhkan) bakteri, yang menjadi padat dan
tetap tembus pandang pada suhu inkubasi. Media yang baik adalah agar, dapat
dilarutkan dalam nutrient dan bilamana menjadi gel akan tetap padat dalam
kisaran temperature yang luas. Mikroorganisme terdapat dimana-mana
didalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita, didalam tubuh kita, dan
disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem.
Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari
berbagai jenis mikroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya.
Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain
dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa
merugikan. (Andi Dahlan, 2016).
Berbagai macam media tersedia untuk berbagai macam fungsi antara
lain :
1. Isolasi bakteri dari populasi campuran mikroorganisme
2. Diferensiasi atau pembedaan antar kelompok bakteri yang dekat
“kekerabatannya” berdasarkan kenampakan mikroskopik koloni dan reaksi
biokimiawi dalam medium
3. Enumerasi bakteri pada sampel air, limbah, makanan, dan produk susu
4. Analisis/pengujian senyawa yang secara alami terdapat pada bahan seperti
antibiotic, vitamin dan produk fermentasi industri lain; dan
5. Karakterisasi dan identifikasi bakteri berdasarkan kemampuan untuk
memberikan perubahan kimiawi pada media.
Media yang digunakan untuk deteksi mikroorganisme dapat berupa media
selektif, media diferensial, dan media yang diperkaya.
1. Media Selektif
Media ini digunakan untuk mengisolasi kelompok bakteri tertentu. Media
ini mengandung senyawa kimia yang dapat memperhambat pertumbuhan
bakteri tertentu, dan sebaliknya mendukung pertumbuhan bakteri lain
sehingga dapat memfasilitasi pertumbuhan bakteri yang diisolasi.
Selektivitas media dapat dicapai dengan beberapa cara. Misalnya
mikroorganisme yang dapat menggunakan gula dapat diseleksi dengan
hanya menggunakan gula sebagai satu-satunya sumber karbon dalam
media. Disisi lain, penghambatan selektif terhadap beberapa jenis
mikroorganisme dapat diperoleh dari penambahan cat/pewarna, antibiotic,
garam atau penghambat spesifik yang dapat mempengaruhi metabolisme
atau system enzim pada mikroorganisme.
2. Media Diferensial
Media ini dapat membedakan diantara mikroorganisme yang secara
morfologi dan biokimiawi erat hubungannya misalnya dalam kelompok
yang sama. Media ini mengandung komponen kimia atau cat/pewarna
yang pada inokulasi dan inkubasi menghasilkan perubahan yang khusus
pada kenampakan pertumbuhan bakteri atau perubahan medium
disekeliling.
3. Media yang Diperkaya
Media yang diperkaya adalah media yang disuplementasi dengan material
yang bernutrisi tinggi seperti darah, serum, atau ekstrak yeast untyk
tujuan kulturasi mikroorganisme tertentu. ( Lily Arsanti,dkk, 2018 )
Inokulasi mikroba adalah proses penanaman mikroba secara aseptic ke
media
Tumbuhnya, baik berbentuk padat, cair, atau semi padat. Media tumbuh
berbentuk padat dapat dibagi menjadi agar tegak (deep agar), agar miring
(slant agar) dan lempeng agar (plate agar). Tujuan utama inokulasi adalah
untuk menumbuhkan mikroba pada media tumbuh sehingga akan
memudahkan dalam mempelajarinya. Tujuan lainnya dari kegiatan inokulasi
mikroba adalah untuk memurnikan mikroba, penyimpanan sampel mikroba
atau peremajaan mikroba simpanan sebelum digunakan untuk berbagai
keperluan. Keberhasilan inokulasi mikroba sangat ditentukan oleh media
tumbuh, ketrampilan pekerja dan kebersihan. Media tumbuh adalah media
yang dipersiapkan untuk digunakan menumbuhkan mikroba.
Komposisi media tumbuh disesuaikan dengan mikroba yang akan
ditumbuhkan. Pada tahap awal inokulasi, media tumbuh yang digunakan
adalah nutrient agar karena dapat menumbuhkan sebagian besar mikroba
yang terdapat pada sampel. Inokulasi mikroba pada tahap selanjutnya dapat
menggunakan media diperkaya atau media selektif. Inokulasi pada media
padat dapat dilakukan dengan metode tuang (pour method), metode sebar
(spread method) atau metode gores (streak method). Inokulasi dengan
metode gores dapat dilakukan dengan teknik goresan sinambung, goresan T,
goresan radian atau goresan kuadran (streak quadran).inokulasi mikroba
umumnya menggunakan alat yang disebut sebagai jarum ose yang berfungsi
menginokulasi kultur mikroba serta memindahkan suatu kultur mikroba
(koloni) pada media satu ke media lainnya. (Aldwin Rahadian,dkk, 2014)
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur
murni atau biakan murni. Pada proses isolasi bakteri harus diketahui cara-
cara menanam dan menumbuhkan bakteri pada medium biakan serta syarat-
syarat lain untuk pertumbuhannya. Memindahkan bakteri dari medium lama
ke nedium yang baru diperlukan ketelitian dan pensterilan alat-alat yang
digunakan, supaya dapat dihindari terjadinya kontaminasi pada pemindahan
bakteri di cawan petri setelah dibuat medium yang baru (medium
pertumbuhan bakteri), maka cawan petri tersebut harus dibalik, hal ini
berfungsi untuk menghindari adanya tetesan air yang menjadi melekat pada
dinding tutup cawan petri. (Yasan Lukman,2018)
Isolasi mikroba pada prinisipnya adalah memisahkan suatu jenis mikroba
dengan jenis mikroba lainnya dengan asal mikroba yang terdiri dari berbagai
macam spesies. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan pada media
padat. Pada media padat ini sel- sel akan membentuk suatu koloni sel yang
tetap. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media pada pada beberapa tempat
yamg terpisah maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan
berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah sehingga memudahkan
pemisahan selanjutnya. Ada beberapa cara untuk mengisolasi bakteri dalam
biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan
atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan (Andi Dahlan, 2016)
B. Minuman Jajanan
Minuman jajanan adalah minuman kemasan yang dijual di pinggiran jalan
seperti sampel yang kami gunakan yaitu es cendol dimana minuman biasa
yang ditambah dengan es batu dan umumnya diminum ketika suhu tubuh
sedang berada dalam keadaan panas. Minuman ini, terbuat dari beberapa
bahan alami maupun buatan. Adapun kualitas kebersihan dari minuman
jajanan kadang kurang diperhatikan sehingga kebanyakan dapat
terkontaminasi dengan bakteri yang mungkin dapat beresiko patogen di dalam
tubuh
C. Enterobacter aerogenes
Enterobacteriaceae termasuk dalam famili bakteri, sebagian besar lebih
dikenal bersifat patogen, seperti Salmonella dan Eschericia coli. Ilmu genetika
menempatkan Enterobacteriaceae di antara Proteobacteria , dan mereka
memberikan perintah mereka sendiri (Enterobacteriales), meskipun hal ini
kadang-kadang diambil untuk memasukkan beberapa sampel lingkungan
terkait. Enterobacteriaceae adalah kuman yang hidup diusus besar manusia
dan hewan, tanah, air dan dapat pula ditemukan pada komposisi material.
Sebagian kuman enterik ini tidak menimbulkan penyakit pada host (tuan
rumah) bila kuman tetap berada di dalarn usus besar, tetapi pada keadaan-
keadaan dimana terjadi perubahan pada host atau bila ada kesempatan
memasuki bagian tubuh yang lain, banyak diantara kuman ini mampu
menimbulkan penyakit pada tiap jaringan tubuh manusia. Organisme-
organisme di dalam famili ini pada kenyataannya mempunyai peranan penting
di dalam infeksi nosokomial misalnya sebagai penyebab infeksi saluran
kemih, infeksi pada luka, dan infeksi lainnya.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Bakteri
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Anggota Enterobacteriaceae yang bentuk batang, dan biasanya memiliki
panjang 1-5 pM. Seperti Proteobacteria lain mereka bersifat Gram negatif,
anaerob fakultatif , dapat memfermentasi gula untuk menghasilkan asam
laktat dan berbagai produk akhir lainnya. Kebanyakan juga dapat mengubah
nitrat menjadi nitrit, walaupun ada pengecualian
(misalnya Phoptorhadus ). Apabila Enterobacteriaceae diuji dengan tes
katalase maka hasilnya positif, hal tersebut menunjukkan bahwa
Enterobacteriaceae mengandung enzim katalase. Namum apabila diuji dengan
tes oksidase, maka hasilnya negatif. Kebanyakan memiliki banyak flagel
digunakan untuk bergerak, tetapi ada juga beberapa kelompok yang non-
motil. Enterobacteriaceae merupakan bakteri non-spora dan membentuk reaksi
katalase bervariasi antara Enterobacteriaceae. Sebagian besar strainnya
memiliki fimbria adhesif. Dalam pertumbuhannya, Enterobacteriaceae kurang
atau sedikit memerlukan NaCl.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Ose bulat
b) ose lurus
c) Beaker gelas / gelas kimia
d) Bunsen
e) Inkubator
f) Rak tabung
g) Pipet tetes
h) Objek glass
i) Mikroskop
2. Bahan
a) Media NA (Nutrient Agar)
b) Media BAP (Blood Agar Plate)
c) Media MC (Mac Conkey)
d) Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
e) Media MIO (Motilitas Indole Ornithine)
f) Media MR (Methyl Red)
g) Media VP (Voges Proskauer)
h) Media SCA (Simmons Citrate Agar)
i) Lugol
j) Air fuchsin
k) Gentian violet
l) Alcohol 96%
m) Reagen kovacs
n) Reagen MR (Methyl Red)
o) Reagen KOH 40%
p) Reagena alpha-naphtol
q) Sampel : Minuman Es Cendol
B. Prinsip Kerja
1. Isolasi Bakteri Dengajn Media NA (Nutrient Agar)
Suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme dari sampel atau alam
dan menumbuhkan dalam media kultur secara in vitro sehingga diperoleh
biakan murni.
Media NA ( Nutrient Agar ) memiliki konsistensi yang dapat dimana
medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium
untuk menumbuhkan bakteri.

2. Inokulasi bakteri
Suatu cara untuk memindahkan biakan murni dari suatu media ke
media lain yang sama atau berbeda. Biakan murni (pure culture) =
inokulum merupakan biakan hasil isolasi dari suatu jenis mikroorganisme
a) Prinsip Media MCA (Mac Conkey Agar)
Persenyawaan utama dalam media ini adalah laktosa, garam
empedu, dan merah netralsebagai indicator warna. Media ini akan
menghambat pertumbuhan gram positif dengan adanya garam
empedu yang akan membentuk Kristal violet. Bakteri gram negative
yang tumbuh dapat dibedakan dalam kemampuannya
memfermentasikan laktosa
b) Prinsip Media BAP (Blood Agar Plate)
Merupakan media diferensial untuk mengklasifikasikan suatu
kelompok bakteri hemolitik dan nonhemolitik yaitu berdasarkan
kemampuan mereka untuk melisiskan sel-sel darah merah.
3. Pewarnaan Gram
Dinding sel bakteri gram positif terdiri dari peptidoglikan yang tebal,
sedangkan dinding sel bakteri gram negatif mempunyai kandungan lipid
yang tinggi dibandingkan dengan dinding sel bakteri gram positif. Pada
bakteri gram akan mengikat atau mempertahankan zat warna pertama
yaitu gentian violet yang tidak larut dalam pemucat. Sedangkan pada
bakteri gram negatif yang memiliki kandungan lipid yang tebal, lipid ini
akan larut dalam alkohol yang digunakan sebagai pemucat, sehingga pori-
pori dinding sel membesar dan meningkatkan daya larut kompleks
gentian violet pada dinding sel bakteri gram negatif, sehingga bakteri
gram negatif akan mengikat dan mempertahankan zat warna kedua yaitu
air fuchsin.
4. Prinsip Media TSIA ( Triple Sugar Iron Agar )
Media TSIA mengandung 3 macam karbohidrat yaitu sukrosa,
laktosa dan glukosa, bakteri yang memfermentasi glukosa maka media
akan berwarna kuning, sedangkan tidak memfermentasi berwarna
merah. Terbentuknya H2S ditandai dengan tusukan berwarna hitam
pada tabung. Terbentuknya CO2 atau gas ditandai dengan media
terangkat dan adanya gelembung pada media.
5. Prinsip Uji Biokimia
a) Media MIO ( Motilitas Indole Ornithine )
Adanya pergerakan bakteri ditandai dengan terbentuknya warna
kabut pada daerah tusukkan motiliti ( M ). Kovacs Indole akan
bereaksi dengan aldehyde dalam reagen dan memberikan warna
merah. Sebuah lapisan alkohol merah akan terbentuk seperti cincin di
bagian atas menandakan Indole ( I ). Terjadi dekarboksilasi Orinthine
( O ) oleh bakteri, yang melepaskan CO2 menyebabkan kenaikan pH
pada media yang menyebabkan perubahan warna media yang
berwarna ungu karena mengandung Brom cresol purple menjadi
warna kuning Orithine ( O ).
b) Media MRVP untuk uji MR ( Methyl Red )
Adanya bakteri yang menghasilkan asam campuran ( metilen
glikon 0 dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam
medium sehingga pH media meningkat menyebabkan uji positif
ketika ditambahkan larutan Methyl Red ( MR ).

c) Media MRVP untuk uji VP ( Voges Proskauer )


Penambahan reagen voges proskauer pada media akan
memberikan perubahan warna menjadi warna merah pada media
karena bakteri yang ada dalam media mampu memfermentasi 2,3
dari karbohidrat. Penambahan reagen KOH juga mendukung dalam
terjadinya perubahan warna menjadi warna merah muda pada media
karena KOH menyebabkan adanya aseton sehingga aseton inilah
yang menyebabkan perubahan warna.
d) Media SCA ( Simmons Citrate Agar )
Perbenihan ini digunakan untuk melihat kemampuan organisme
enterik berdasarkan kemampuan memfermentasi sitrat sebagai
sumber karbon umum. Perbenihan simmons Citrate ini mengandung
indikator biru bromtimoll yang akan berubah menjadi biru pada
reaksi positif dan tetap hijau jika reaksi negatif
C. Cara Kerja
1. Hari ke-1 isolasi sampel
a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b) Dipijarkan ose bulat menggunakan api bunsen dari pangkal ke ujung
c) Diambil sampel minuman sebanyak 1-2 ose bulat kemudian
digoreskan ke media NA
d) Setelah itu di inkubasi selama 24 jam dengan suhu 370C
2. Hari ke-2 inokulasi bakteri
a) Diamati pertumbuhan bakteri pada media NA
b) Inokulasi dari media NA ke media BAP
1) Dipijarkan ose bulat menggunakan api bunsen dari pangkal ke
ujung
2) Diambil koloni bakteri tersebut menggunakan ose bulat kemudian
goreskan ke media BAP dengan metode gores Quadran
3) Diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 370C
c) Inokulasi dari media NA ke media MCA
1) Dipijarkan ose bulat menggunakan api bunsen dari pangkal ke
ujung
2) Diambil koloni bakteri tersebut menggunakan ose bulat
kemudian goreskan ke media MCA dengan metode gores
Quadran
3) Diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 370C
3. Hari ke-3
a) Diamati pertumbuhan bakteri dari media BAP
b) Diamati pertumbuhan bakteri dari media MCA
c) Pewarnaan gram pada media BAP
1) Dipijarkan ose menggunakan api bunsen dari pangkal ke ujung
2) Diambil koloni bakteri 1-2 ose pada media BAP kemudian letakkan
pada objek glass
3) Difiksasi objek glass yang sudah diisi dengan koloni menggunakan
api bunsen
4) Ditetesi dengan gentian violet sebanyak 1-2 tetes kemudian diamkan
selama 3 menit setelah itu cuci dengan air mengalir
5) Ditetesi dengan lugol sebanyak 1-2 tetes kemudian diamkan selama
1 menit lalu cuci dengan air mengalir
6) Ditetesi dengan alkohol 96% sebanyak 1-2 tetes kemudian diamkan
kurang lebih 5 detik kemudian cuci dengan air mengalir
7) Ditetesi dengan air fuchsin sebanyak 1-2 tetes kemudian diamkan
selama 1 menit lalu cuci dengan air mengalir
8) Dikeringkan kemudian diamati pada mikroskop.
d) Pewarnaan gram pada media MCA
1) Dipijarkan ose menggunakan api bunsen dari pangkal ke ujung
2) Diambil koloni bakteri 1-2 ose pada media MCA kemudian letakkan
pada objek glass
3) Difiksasi objek glass yang sudah diisi dengan koloni menggunakan
api bunsen
4) Ditetesi dengan gentian violet sebanyak 1-2 tetes kemudian diamkan
selama 3 menit setelah itu cuci dengan air mengalir
5) Ditetesi dengan lugol sebanyak 1-2 tetes kemudian diamkan selama
1 menit lalu cuci dengan air mengalir
6) Ditetesi dengan alkohol 96% sebanyak 1-2 tetes kemudian diamkan
kurang lebih 5 detik kemudian cuci dengan air mengalir
7) Ditetesi dengan air fuchsin sebanyak 1-2 tetes kemudian diamkan
selama 1 menit lalu cuci dengan air mengalir
8) Dikeringkan kemudian diamati pada mikroskop.
e) Inokulasi dari BAP ke TSIA
1) Difiksasi ose diatas nyala api bunsen
2) Diambil 1-2 ose dari media BAP ke media TSIA dengan metode
gores dan tusuk.
3) Diinkubasi media dengan suhu 370C selama 24 jam
f) Inokulasi dari MCA ke TSIA
1) Difiksasi ose diatas nyala api Bunsen
2) Diambil 1-2 ose dari media MCA ke media TSIA dengan metode
gores dan tusuk.
3) Diinkubasi media dengan suhu 370C selama 24 jam
4. Hari ke-4 dan ke-5
a) Diamati pertumbuhan bakteri pada media TSIA dari media BAP
b) Diamati pertumbuhan bakteri pada media TSIA dari media MCA
c) Diinokulasi ke uji biokimia
1) Media MIO
a) Difiksasi ose diatas nyala api Bunsen
b) Diambil 1-2 ose dari media MCA lalu ditanam ke media MIO
dengan metode tusuk
c) Diinkubasi media dengan suhu 370C selama 24 jam
d) Diamati hasil dari Motility dan Ornithine pada media
e) Ditambahkan reagen kovacs 5 tetes
f) Diamati hasil Indole dari media
g) Interpretsasi hasil :
+ Motility : permukaan dan daerah tusukan keruh
+ Indole : terbentuk cincin merah di permukaan
+ Ornithine : media berubah dari ungu menjadi kuning.
2) Media MR-VP untuk uji MR
a) Difiksasi ose diatas nyala api bunsen
b) Diambil 1-2 ose dari media MCA lalu ditanam ke media MR-
VP uji MR dengan metode tusuk,lalu dihomogenkan.
c) Diinkubasi media dengan suhu 370C selama 24 jam
d) Ditambahkan reagen MR
e) Diamati perubahan warna pada media
f) Interpretsasi hasil
+ MR : media berubah warna dari kuning menjadi merah
3) Media MR-VP untuk uji VP
a) Difiksasi ose diatas nyala api bunsen
b) Diambil 1-2 ose dari media MCA lalu ditanam ke media MR-
VP uji VP dengan metode tusuk,lalu dihomogenkan.
c) Diinkubasi media dengan suhu 370C selama 24 jam
d) Ditambahkan reagen VP
e) Diamati perubahan warna pada media
f) Interpretsasi hasil
+ VP : media berubah warna dari kuning menjadi merah.
4) Media SCA
a) Difiksasi ose diatas nyala api bunsen
b) Diambil 1-2 ose dari media MCA lalu ditanam ke media SCA
dengan metode gores tusuk
c) Diinkubasi media dengan suhu 370C selama 24 jam
d) Diamati perubahan warna pada media
e) Interpretsasi hasil
+ SCA : media berubah dari hijau menjadi biru
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel
a) Tabel 1 Hari ke-2 Pengamatan pada media NA
Media Bentuk Warna
NA (Nutrient Agar) Bulat berkoloni Putih susu
b) Tabel 2 Hari ke-3 Pengamatan pada media MCA dan BAP
Media Warna Bentuk Pengamatan keterangan
gram
MCA
(Mac Pink Bulat Gram -
Conkey keruh berkoloni negatif
Agar) coccus
BAP
(Blood Abu Bulat Alfa
Agar kehijauan berkoloni hemolitik
Plate)

c) Tabel 3 Hari ke-4 Pengamatan pada media TSIA


Media Slunt Butt Gas H2s
TSIA
MCA (Triple Alkali Acid + -
Sugar
BAP Iron Alkali Acid + -
Agar)
d) Table 4. Hari ke-5 pengamatan pada media Uji Biokimia
Media Uji Uji SCA Uji MIO Keterangan
MR VP
MCA - - + + + + Enterobacter
aerogenes

2. Gambar
a) Hari pertama

Siapkan alat dan bahan Panasi ose bulat menggunakan


api bunsen dan ambil sampel(es
cendol)

Gores pada media Nutrient agar Setelah itu tutup media


dengan teknik Quadran

Bungkus media menggunakan Inkubasi selama 24 jam pada


kertas bekas suhu 37oC
Media setelah di inkubasi

b) Hari kedua

Siapkan alat dan bahan Panasi ose bulat menggunakan api


bunsen

Ambil bakteri pada media NA Garis media dengan teknik quadran


pada media BAP dan MCA

Setelah itu tutup media Media di bungkus dengan kertas


bekas

Inkubasi selama 24 jam pada suhu Media setelah di inkubasi


37oC

c) Hari ketiga
a. Inokulasi media BAP dan MCA ke media TSIA

Ambil bakteri media MCA


Panasi ose lurus menggunakan
dan BAP menggunakan ose
api bunsen
bulat lalu buat suspensi

Tusuk pada media TSIA lalu Inkubasi selama 24 jam pada


garis pada slant suhu 37oC
b. Pewarnaan gram

Fiksasi preparat Ambil bakteri bapa media MCA


dan BAP menggunakan ose bulat
lalu buat suspensi

Tetesi 1-2 tetes gentian violet Tetesi lugol 1-2 tetes diamkan
lalu diamkan selama 2-3 menit, selama 1 menit, cuci dengan air
cuci dengan air yang mengalir yang mengalir

Tetesi 1-2 tetes alkohol 96% Tetesi 1-2 tetes air fuchsin
lalu cuci dengan air yang selama 1-2 menit, cuci dengan air
mengalir yang mengalir
d) Hari keempat
1. Inokulasi media TSIA ke media SCA

Siapkan alat dan bahan Panasi ose lurus menggunakan api


bunsen

Ambil bakteri pada media TSIA Tusuk pada media SCA lalu garis
pada bagian bult

Inkubasi selama 24 jam pada suhu


37oC
2. Inokulasi media TSIA ke media MIO

Siapkan alat dan bahan Panasi ose lurus


menggunakan api bunsen

Ambil bakteri pada media Tusuk pada media MIO lalu


TSIA homogenkan

Inkubasi selama 24 jam pada


suhu 37oC
3. Inokulasi media TSIA ke media MR

Siapkan alat dan bahan Panasi ose lurus


menggunakan api bunsen

Ambil bakteri pada media Tusuk pada media MR lalu


TSIA homogenkan

Inkubasi selama 24 jam pada


suhu 37oC
4. Inokulasi media TSIA ke media VP

Siapkan alat dan bahan Panasi ose lurus


menggunakan api bunsen

Ambil bakteri pada media Tusuk pada media VP lalu


TSIA homogenkan

Inkubasi selama 24 jam


e) Hari kelima
a. Uji MIO

Siapakan alat dan bahan Tambahkan reagen covash


sebanyak 5 tetes

b. Uji MR

Siapakan alat dan bahan Tambahkan reagen MR


sebanyak 5 tetes

c. Uji VP

Siapakan alat dan bahan Tambahkan larutan alfa nactol


sebanyak 5 tetes
Tambahkan larutan KHO 40% Hasil yang didapatkan (+)
sebanyak 5 tetes
B. Pembahasan
Pada praktikum yang dilakukan yaitu praktikum Bakteriologi II tentang
isolasi, inokulasi, pewarnaan gram dan identifikasi bakteri pada sampel
minuman es cendol yang dilaksanakan pada hari kamis, 27 september 2018
yang bertempat di Laboratorium Mikrobiologi DIV Analis Kesehatan STIKes
Mega Rezky Makassar.
Pada praktikum ini bahan yang digunakan yaitu Media NA, Media BA,
Media CA, Media MCA, Media SCA, Media VP-MR, Media TSIA, dan
MIO.
Pada praktikum ini langkah pertama yang dilakukan adalah membuat
media untuk penanaman bakteri, setelah itu dilakukan isolasi, inokulasi,
pewarnaan gram dan identifikasi.
Inokulasi mikroba adalah proses penanaman mikroba secara aseptic ke
media tumbuhnya, baik berbentuk padat, cair, atau semi padat. Isolasi bakteri
merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Pada proses isolasi bakteri harus diketahui cara-cara menanam dan
menumbuhkan bakteri pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk
pertumbuhannya.
Pada hari pertama dilakukan inokulasi sampel ke media NA sebagai media
umum dimana berfungsi untuk menumbuhkan bakteri, kemudian di inkubasi
selama 24 jam,kemudian didapatkan hasil bakteri berbentuk bulat berkoloni
berwarna putih susu. Kandungan dari media NA yaitu Peptic digest of animal
tissue, NaCl, Beef extract,dan Bacto Agar.
Pada hari kedua bakteri yang sudah tumbuh dipindahkan ke media MCA
dan BAP. Media MCA digunakan untuk mengidentikasi bakteri, kandungan
dari media MCA yaitu Peptone (Pancreatic digest of gelatin), Proteose
peptone (meat and casein), Lactose monohydrate, Bile salts, sodium chloride,
Neutral red, Crystal Violet, Agar, dan Aquadest sedangkan bakteri BAP
digunakan untuk melihat apakah bakteri meliliskan sel darah merah.
Kandungan dari media BAP yaitu Trypton, Soy peptone, Sodium chloride,
Lithium chloride, Magnesium sulphate, dan Agar. Setelah di isolasi di
inkubasi selama 24 jam. hasilnya didapatkan hasil pada media MCA yaitu
bakteri berkoloni berwarna pink rose yaitu adanya bakteri Escherchia coli,
sedangkan pada media BAP bakteri berwarna abu-abu kehijauan yang berarti
bakteri melisiskan sel darah merah sebagian atau disebut alfa hemolitik.
Setelah itu bakteri dari dari MCA dan BAP di ambil untuk dilakukan
pewarnaan gram. Pertama dibuat suspensi bakteri dan keringkan, setelah itu
fikasasi tujuannya untuk melekatkan objek pada preparat. Selanjutnya tetesi
dengan larutan gentian violet hingga menutupi permukaan preparat, biarkan
selama 3 menit dan cuci dengan air mengalir, tetesi kembali dengan larutan
lugol biarkan selama 1 menit dan cuci denagn air mengalir. Kemudian
gunakan alkohol 76% tetesi sampai zat warna gentian violet luntur, cuci
dengan air mengalir. Terakhir tetesi dengan lautan air fuchsin,biarkan selama
3 menit dan cuci dengan air mengalir., keringkan preparat dan amati pada
mikroskop, dan didapatkan hasil pada media BAP bakteri gram negatif
berbentuk basil/batang dan media MCA bakteri gram negatif berbentuk
coccus/bulat. Zat warna pertama yang digunakan adalah gentian violet yang
akan mewarnai bakteri, bakteri gram positif akan berwarna ungu karena
kompleks zat warna gentian violet tetap dipertahankan meskipun diberi larutan
pemucat, sedangkan bakteri gram negatif berwarna merah karena kompleks
tersebut larut sewaktu pemberian larutan pemucat dan kemudian mengambil
warna kedua yang berwarna merah yaitu larutan lugol. Sediaan bakteri larutan
pemucat yaitu alkohol. Pada bakteri gram positif tetap berwarna ungu setelah
diberi alkohol karena kompleks persenyawaan krystal violet tetap terikat pada
dinding sel, sedangkan bakteri gram negatif berwarna pucat karena diberi
alkohol karena alkohol melarutkan lipid dan menyebabkan pori-pori dinding
sel membesar sehingga meningkatkan daya larut persenyawaan krystal violet.
Yang terakhir diberi larutan air fuchsin yang berfungsi untuk memberi
pembeda (kontras) terhadap zat warna gentian violet.
Pada hari ketiga bakteri dari media BAP dan MCA di isolasi ke media
TSIA dan di inkubasi. Fungsi dari media ini adalah untuk melihat apakah
bakteri mampu memfermentasikan 3 jenis gula yaitu glukosa,sukrosa dan
laktosa. Hasil yang didapatkan pada media BAP adalah bakteri hanya
memfermentasikan 1 jenis gula yaitu glukosa dimana ditandai dengan bagian
butt media berwarna kuning (acid) dan slunt berwarna merah (alkali) / alkali
acid. H2S negatif karena tidak terjadi warna hitam pada bagian bekas tusukan.
H2S positif artinya mengandung polipeptida dan kaya akan asam amino yang
mengandung sulfur sehingga berwarna hitam. Gas positif karena bagian dasar
terangkat dan terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning
yang artinya bakteri memfermentasikan gula membentuk asam dan gas.
Hasil dari media MCA adalah bakteri hanya memfermentasikan 1 jenis gula
yaitu glukosa dimana ditandai dengan bagian butt media berwarna kuning
(acid) dan slunt berwarna merah (alkali) / alkali acid. H2S negatif karena
tidak terjadi warna hitam pada bagian bekas tusukan. H2S positif artinya
mengandung polipeptida dan kaya akan asam amino yang mengandung sulfur
sehingga berwarna hitam. Gas positif karena bagian dasar terangkat dan
terjadi perubahan warna media dari merah menjadi kuning yang artinya
bakteri memfermentasikan gula membentuk asam dan gas.
1) Uji MIO
a) Uji Motilitas
Media yang dipakai adalah media yang bersifat semi solid dengan
kandungan agar-agar 0,2-0,4%. Tujuan dari uji ini adalah untuk
mengetahui gerak kuman, bisa memakai media MO (Mortilitas
Ornithin) atau SIM ( Sulfida Indol Motility). Pada SIM selain untuk
melihat motilitas bisa juga untuk tes indol dengan pembentukan H2S.
Interpretasi hasil : Positif (+) karena adanya kekeruhan menyebar pada
media.
b). Uji Indol
Setelah media yang dipakai adalah pepton 1%, uji indol digunakan
untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim triptophanase
sehingga kuman tersebut mampu mengoksidasi asam amino triptophan
membentuk indol. Adanya indol dapat diketahui dengan penambahan
reagen Ehrlich/kovash yang berisi paradimetil amino bensaldehid 5-10
tetes kemudian diamati. Interpertasi hasil : positif (+) terbentuk lapisan
cincin warna merah pada permukaan biakan. Artinya bakteri ini
membentuk indol dari tritophana sebagai sumber karbon.
c). Ornithin
Terjadi dekarboksilasi ornithin oleh CO2, menyebabkan kenaikan
Ph pada media yang menyebabkan perubahan warna media yang
berwarna ungu menjadi kuning. Interpretasi hasil : positif (+) karena
terjadi perubahan warna kuning pada media.
2) Uji MR
Uji MR adalah uji yang digunakan untuk menentukan adanya
fermentasi asam campuran. Pada media MR ditambahkan reagen MR
sebanyak 5 tetes dan hasilnya negatif karena tidak terjadi perubahan warna
artinya bakteri tidak memfermentasikan asam campuran. Fungsi reagen
MR adalah dapat menunjukan adanya perubahan pH menjadi asam.
Methyl Red berwarna merah pada lingkungan dengan pH 4,4 dan
berwarna kuning pada lingkungan dengan pH 6,2.
3) Uji VP
Uji VP adalah uji yang digunakan untuk mengidentifikasi
mikroorganisme yang melaksanakan fermentasi 2,3 butanadiol sebagai
produk utama akan terjadi penumpukan bahan tersebut dalam media
pertumbuhan. Pada uji VP ditambahkan reagen KOH 40% sebanyak 5
tetes dengan reagen alfa nafthol sebanyak 5 tetes dan hasilnya negatif
karena tidak terjadi perubahan warna merah artinya bakteri tidak
memfermentasikan 2,3 butanadiol. Reagen KOH 40% sebagai adanya
asetoin ditunjukan oleh perubahan warna kaldu menjadi merah muda. Dan
reagen alfa nafthol berfungsi untuk memperjelas warna perubahan.
4) SCA
Media SCA adalah uji sitrat diguanakan untuk melihat kemampuan
mikroorganisme menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sum ber karbon
dan energi. Untuk uji ini digunakan medium simmon’s citrate agar yang
merupakan medium sinetik dengan tribatrium sitrat sebagai satu-satunya
sumber karbon, ammonium (NH4+) sebagai sumber nitrogen dan brom
timol biru sebagai indikator pH. Pada media SCA didapatkan hasil +
(berwarna biru) artinya bakteri mengguanakan citrate sebagai sumber
karbon.
Dari identifikasi yang dilakukan maka didapatkan hasil yaitu pada
sampel didapatkan bakteri jenis gram negatif Enterobacter aerogenes.
Enterobacter aerogenes, juga dikenal sebagai Aerobacter aerogenes,
adalah anggota dari keluarga Enterobacteriaceae. Keluarga ini termasuk E
coli, salmonella, shigella dan Klebsiella. Enterobacter aerogenes terutama
menyebabkan infeksi nosokomial, yang lulus dari satu pasien ke yang lain
dikompromikan. Karakteristik Enterobacter aerogenes adalah gram
negatif (noda merah muda dengan pewarnaan Gram) bakteri. Ini adalah
kecil, berbentuk batang bakteri yang tumbuh di halus, bulat, koloni putih.
Kadang-kadang, tetapi tidak selalu, bakteri motil. Enterobacter aerogenes
adalah bakteri di mana-mana di lingkungan, ditemukan secara alami dalam
tanah, air segar, sayuran dan kotoran manusia dan hewan. Penyakit
Presentasi Enterobacter aerogenes dapat menyebabkan infeksi di banyak
bagian tubuh manusia. Hal ini sering merupakan penyebab infeksi
pernapasan bawah, termasuk pneumonia. Adanya bakteri Enterobacter
aerogenes pada sampel minuman, bisa terjadi akibat kurangnya kebersihan
dari penyajian minuman tersebut. Dimana bakteri ini habitatnya terdapat
pada air,tanah, dan produk makanan bahkan bakteri ini dapat ditemukan
secara alami pada habitatnya tersebut.

BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan didapatkan hasil jenis bakteri
Enterobacter aerogenes
DAFTAR PUSTAKA
Arsanty Lily Lestari,dkk. 2018 “Dasar-Dasar Mikrobiologi Makanan di Bidang
Gizi & Kesehatan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press,Anggota
IKAPI,Anggota APPT
Dahlan Andi. 2016, “Laporan Praktikum Teknik Isolasi Bakteri Dari Bahan
Pangan”. Kendari. Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas
Teknologi dan Industri Pertanian Universitas Halu Oleo.
Lukman, Yasan Sudjito. 2018 “Smart Book Biologi”, Jakarta.
PT.Grasindo,Anggota IKAPI
Rahadian Aldwin,N. 2014 “Laporan Praktikum Mikrobiologi
Perairan,Inokulasi,Isolasi,dan Identifikasi Mikroba”. Padjajaran.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran

Anda mungkin juga menyukai