Laporan Pendahuluan DM
Laporan Pendahuluan DM
DISUSUN OLEH :
I. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Diabetes Melitus ( DM ) adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika
tubuh tidak bisa menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan
insulin yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah.
(International Diabetes Federation 2015).
Insulin adalah suatu hormon pencernaan, yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas dan berfungsi untuk memasukkan gula kedalam sel tubuh
untuk digunakan sebagai sumber energi. Pada pengidap DM, insulin yang
dihasilkan tidak mencukupi sehingga gula menumpuk dalam darah. Hal ini
menimbulkan risiko terjadinya kerusakan berbagai jaringan dan organ dalam
tubuh dan bisa menyebabkan komplikasi yang dapat mengancam kesehatan
(Agoes, dkk, 2011).
Diabetic Foot (Kaki diabetik) adalah kelainan pada tungkai bawah
yang merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus; merupakan suatu
penyakit pada penderita diabetes bagian kaki. (Agoes, dkk, 2011).
Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat
dalam yang berhubungan dengan neuropati dan penyakit vaskuler perifer
pada tungkai bawah (Decroli E, 2012). Salah satu komplikasi yang sangat
ditakuti penderita diabetes adalah kaki diabetik. Komplikasi ini terjadi karena
terjadinya kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas dan
dingin, rasa sakit pun berkurang.
4. Etiologi
Terjadinya masalah pada kaki diawali adanya hiperglikemia pada
penyandang DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada
pembuluh darah. Neuropati, baik neuropati akan mengakibatkan berbagai
perubahan pada kulit dan otot, yang kemudian menyebabkan terjadinya
perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan mempermudah
terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi inilah yang
menyebabkan terjadinya infeksi lebih mudah merebak dan menjadi infeksi
yang luas.
Ada 3 alasan mengapa orang diabetes lebih tinggi resikonya
mengalami masalah kaki. Pertama, berkurangnya sensasi rasa nyeri
setempat (neuropati) membuat pasien tidak menyadari bahkan sering
mengabaikan luka yang terjadi karena tidak dirasakannya. Luka timbul
spontan sering disebabkan karena trauma misalnya kemasukan pasir,
tertusuk duri, lecet akibat pemakaian sepatu/sandal yang sempit dan bahan
yang keras. Mulanya hanya kecil, kemudian meluas dalam waktu yang tidak
begitu lama. Luka akan menjadi borok dan menimbulkan bau yang disebut
gas gangren. Jika tidak dilakukan perawatan akan sampai ke tulang yang
mengakibatkan infeksi tulang (osteomylitis). Upaya yang dilakukan untuk
mencegah perluasan infeksi terpaksa harus dilakukan amputasi (pemotongan
tulang).
Kedua, sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan kerusakan
endotel pembuluh darah. Manifestasi angiopati pada pembuluh darah
penderita DM antara lain berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh
darah perifer (yang utama). Sering terjadi pada tungkai bawah (terutama
kaki). Akibatnya, perfusi jaringan bagian distal dari tungkai menjadi kurang
baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi
nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan
tindakan amputasi.
Gangguan mikrosirkulasi akan menyebabkan berkurangnya aliran
darah dan hantaran oksigen pada serabut saraf yang kemudian
menyebabkan degenarasi dari serabut saraf. Keadaan ini akan
mengakibatkan neuropati. Di samping itu, dari kasus ulkus/gangren diabetes,
kaki DM 50% akan mengalami infeksi akibat munculnya lingkungan gula
darah yang subur untuk berkembanguya bakteri patogen. Karena
kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan tumbuh subur terutama
bakteri anaerob. Hal ini karena plasma darah penderita diabetes yang tidak
terkontrol baik mempunyai kekentalan (viskositas) yang tinggi. Sehingga
aliran darah menjadi melambat. Akibatnya, nutrisi dan oksigen jaringan tidak
cukup. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman anaerob
berkembang biak.
Ketiga, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara
umum penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan
kemampuan sel darah putih ‘memakan’ dan membunuh kuman berkurang
pada kondisi kadar gula darah (KGD) diatas 200 mg%. Kemampuan ini pulih
kembali bila KGD menjadi normal dan terkontrol baik. Infeksi ini harus
dianggap serius karena penyebaran kuman akan menambah persoalan baru
pada borok. Kuman pada borok akan berkembang cepat ke seluruh tubuh
melalui aliran darah yang bisa berakibat fatal, ini yang disebut sepsis (kondisi
gawat darurat).
Sejumlah peristiwa yang dapat mengawali kerusakan kaki pada
penderita diabetes sehingga meningkatkan risiko kerusakan jaringan antara
lain :
1. Luka kecelakaan
2. Trauma sepatu
3. Stress berulang
4. Trauma panas
5. Iatrogenik
6. Oklusi vaskular
7. Kondisi kulit atau kuku
5. Prognosis.
Akibat tingginya kadar gula darah, dan apabila terjadi luka pada kaki
akan sangat mudah menginfeksi. Rendahnya ketahanan tubuh dan
kemampuan tubuh yang terbatas dalam menyembuhkan luka pada kaki
penderita diabetes menyebabkan infeksi dapat bertambah parah, bahkan
bisa terjadi kecacatan dan harus diamputasi untuk memutus infeksi dari kaki.
6. Penatalaksanaan.
1. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan ulkus kaki diabetic memerlukan pengobatan yang
agresif dalam jangka pendek, hal tersebut mencakup:
1. Debridement local radikal pada jaringan sehat.
2. Terapi antibiotic sistemik untuk memerangi infeksi, diikuti tes
sensitivitas antibiotic,
contohnya :
1. Untuk infeksi M.chelonei dapat digunakan quinolon (ciprofloxacin, ofloxacin),
sulfonamides.
2. Untuk infeksi M. fortuitum dapat digunakan quinolon dan B-
lactams cefloxitin.
3. Untuk infeksi M. haemophilum, M.Non-Chronogenicum, M.
ulcerans yang paling umum digunakan adalah quinolon G.
4. Beberapa obat lain yang biasa digunakan pada kasus kaki
diabetic adalah insulin, neurotropik, kompres luka, obat anti
trombosit, neuromin, dan oksoferin solution.
5. Kontrol diabetes untuk meningkatkan efisiensi sistem imun.
6. Posisi tanpa bobot badan untuk ulkus plantaris.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses
keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :
1. Pengumpulan data
2. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk
rumah sakit dan diagnosa medis.
3. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang
menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya
nyeri pada luka.
4. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta
upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
5. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan
medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan
oleh penderita.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga
yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat
menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.
7. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita.
1. Pemeriksaan fisik
Status kesehatan umum:
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat
badan dan tanda – tanda vital.
1. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran,
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah,
gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda,
diplopia, lensa mata keruh.
2. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,
kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
3. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM
mudah terjadi infeksi.
4. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
5. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
6. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
7. Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
8. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk,
reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
9. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120
mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
10. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui
perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ),
dan merah bata ( ++++ ).
11. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang
sesuai dengan jenis kuman.
B. Diagnosa keperawatan dan intervensi
No Diagnosa Kep NOC NIC Rasional
1 Nyeri akut b.d. Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Mengetahui keadaan
agen cedera tindakan keperawatan umum klien.
fisik. selama ….x….. , 2. Kontrol lingkungan2. Lingkungan bisa
diharapkan nyeri yang dapat menjadi pemicu
teratasi, dengan kriteria mempengaruhi nyeri. meningkatnya derajat
hasil: nyeri.
1. Nyeri berkurang. 3. Ajarkan teknik non3. Membantu
2. Meningkatkan rasa farmakologi : distraksi, menurunkan derajat
nyaman. nafas dalam. nyeri.
3. Klien tidak 4. Kolaborasi pemberian4. Menurunkan nyeri
mengeluh nyeri. obat analgetik. dan meningkatkan
kenyamanan.
1. https://ifafan.wordpress.com/2011/05/27/laporan-pendahuluan-asuhan-
keperawatan-pada-klien-dengan-diabetes-melitus/
2. http://askepterkini.com/2014/05/laporan-pendahuluan-asuhan-
keperawatan_9175.html
3. https://www.scribd.com/doc/81241720/diabetes-melitus-dengan-komplikasi-
diabetic-foot#download
4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/56361/Chapter%20II.pd
f;jsessionid=0469102E0FA1DAF4A9FDC573B4AE2593?sequence=4
5. https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/diabetes-kencing-manis/mengenal-
diabetic-foot-komplikasi-pada-kaki-akibat-diabetes/
Nama : Amrullah
NIM : 11409717002
Tingkat :2
Semester : IV (Empat)