Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM
BENTUK DAN STRUKTUR SEL

OLEH :
NAMA : HILMA NURBAYANTI
NIM : 170210104059
KELAS :B
KELOMPOK :3
NAMA ASISTEN : 1. LISTI ROHMATIKA
2. FERSTY ISNA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
I. JUDUL
Bentuk dan struktur sel

II. TUJUAN
2.1 Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan
2.2 Menggambarkan bermacam macam bentuk sel

III. DASAR TEORI


Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup.
Pada makhluk hidup bersel tunggal segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh
sel itu sendiri, contohnya metabolisme zat yang menghasilkan energi untuk aktifitas
kehidupan, tumbuh dan berkembang biak, dan kemampuannya menganggai
berbagai keadaan di lingkungannya. Pada makhluk hidup bersel banyak, berbagai
fungsi kehidupan dilakukan oleh kelompok kelompok sel yang berbeda yang
membentuk suatu jaringan, organ atau membentuk suatu sistem (Tim Dosen
Pembina, 2017:6).
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya sel adalah Robert
Hooke pada tahun 1665. Ia melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus dengan
menggunakan mikroskop. Hook melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang
menyusun gabus tersebut. Pada tahun 1831, Robert Brown mengatakan bahwa sel
merupakan satu ruangan kecil yang dibatasi oleh membran, yang di dalamnya
terdapat cairan (protoplasma). Protoplasma terdiri dari plasma sel atau sitoplasma
dan inti sel atau nukleus. Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau disebut
nukleoplasma. Beberapa tahun kemudian (1839) seorang ahli fisiologi Jerman,
Theodor Schwann, mengungkapkan bahwa semua organisme tersusun atas sel.
Kemudian muncul pertanyaan dari mana asal sel tersebut? Ahli fisika Jerman
Rudolf Virchow menyatakan bahwa sel berasal dari sel yang sebelumnya. Teori
“sel berasal dari sel” tersebut diperkuat oleh berbagai eksperimen ahli mikrobiologi
Prancis, Louis Pasteur, yang dilakukan antara tahun 1859-1861.( Kimball. 1992).
Dalam jenjang organisasi biologis, sel merupakan kumpulan materi
paling sederhana yang dapat hidup. Bahkan terdapat beraneka ragam bentuk
kehidupan yang hadir sebagai organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih
kompleks, termasuk tumbuhan dan hewan, bersifat multiseluler; tubuh organisme
semacam itu merupakan hasil kerja sama antara banyak jenis sel yang terspesialisasi
yang tidak dapat berthan hidup dalam waktu lama secara sendirian. Akan tetapi,
bahkan ketika tersusun ke dalam tingkat organisasi yang lebih tinggi, misalnya
jaringan dan organ, sel merupakan unit dasar bagi struktur dan fungsi organisme.
Setiap tindakan organisme dimulai pada tingkat seluler (Campbell, 2008:102).
Unit dasar bagi struktur dan fungsi setiap organism adalah salah satu
dari dua tipe sel yaitu sel eukariotik dan sel prokariotik. Perbedaan utama antara sel
prokariotik dan sel eukariotik adalah sel prokariotik tidak memiliki membrane inti
sedangkan sel eukariotik memiliki membrane inti, yang membedakan antara sel
prokariotik dan sel eukariotik adalah lokasi DNA nya. Dalam sel eukariotik
sebagian besar DNA nya dalam oorganel yang disebut nucleus. yang dibatasi oleh
membrane ganda. Dalam sel prokariotik, DNA terkonsentrasi diwilayah yang tidak
terselubung oleh membrane yang disebut nukleoid. (Campbell, 2008:106-107).
Sel hewan dan tumbuhan mempunyai perbedaan, namun tetap
mempunyai persamaan persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk dan fungsi
dari bagian bagain selnya. Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan terutama karena
sel tumbuhan mempunyai dinding sel, vakuola dan kloroplas. Sedangkan sel hewan
mempunyai perbedaan dari sel tumbuhan selain tidak mempunyai dinding sel,
kloroplas, tidak lazim punya vakuola, juga sel hewan mempunyai lisosoma,
sentrosoma yang di dalamnya terdapat dua sentriol, serta kemungkinan adanya
flagella pada sel sel tertentu. Dalam hal adanya membran plasma, mitokondria,
retikulum endoplasma, aparat golgi, nukleus/ini sel pada sel hewan dan sel
tumbuhan mempunyai persamaan (Tim Dosen Pembina, 2017:6).
Pada sel terdapat berbagai organel-organel sel yang memiliki fungsi
masing-masing diantaranya :
1. Dinding sel merupakan penyusun sel tumbuhan yang tersusun atas serat –
serat selulosa, bersifat tebal dan kaku untuk membantu mempertahankan
bentuk sel dan melindungi sel dari kerusakan mekanis. Dinding sel terdapat
plasmodesmata yang berfungsi untuk hubungan dengan sel yang
disebelahnya.
2. Vakuola adalah suatu rongga yang berisi cairan yang dikelilingin oleh
selapis membrane yang disebut tonoplas. Vakuola berisi cairan yang berupa
larutan garam mineral,CO2, pigmen dan sisa metabolism yang lain. Vakuola
merupakan organela yang berfungsi untuk menimbun sisa-sisa metabolisme
dan untuk penguraian molekul-molekul sederhana ( Berfungsi seperti
lisosom). Pada sel hewan terdapat vakuola yang sangat kecil atau justru
tidak terlihat.
3. Mitokondria adalah organel yang memiliki struktur kompleks yang
berfungsi untuk membentuk energy yang disebut “the power house”.
mitokondria merupakan tempat berlangsungnya respirasi aerob pada tingkat
seluler dan mitondria memiliki enzi-enzim yang berperan untuk mengatur
daur krebs yaitu sitokrom.
4. Kloroplas adalah organel yang berperan dalam fotosintesis karena adanya
klorofil dan pigmen-pigmen fotosintetik
5. Lisosom merupakan orgganel yang berperan dalam kegiatan fagositik
karena didalam lisosom banyak mengandung enzim pencerna hidrolitik
seperti protease, nuclease, lipase, fosfatase. Secara umum fungsi lisoso,
berperan dalam menguraikan molekul-molekul.
6. Mikrotubulus adalah organel yang berbentuk benang-benang silindris yang
tersusun atas protein.Mikrotubulus bersifat kaki sehingga berfungsi sebagai
rangka sel yang berfungso mempertahankan bentuk sel.
7. Mikrofilame berfungsi dalam pergerakan sel dalam makhluk hidup tingkat
tinggi. Pergerakan / aliran sitoplasma diatur oleh mikrofilamen
8. Peroksisom merupakan organell yang senantiasa berasosiasi dengan orhanel
lainnya dan banyak mengandung katalase dan ksidase. Enzim ini akan
mengkatalisis H2O2 yang berbahaya bagi tubuh.
9. Membran sel merupakan bagian terluar dari sel hewan yang membatasi isi
sel dengan lingkungan. Organel ini berfungsi sebagai selaput pelindung dan
pengontrol yang bersifat semipermeable untuk mengendalikan pertukaran
xat antara sitoplasma dengan lingkungan sel. Membran sel tersusun atas
selaput lipoprotein ( lipida dan protein)
10. Sitoplasma adalah cairan sel yang mengisi ruangan antara membrane sel
dengan inti sel. Sitoplasma merupakan sumber bahan kimia yang penting
untuk tempat metabolism sel seperti glikolisis, sintesis protein dll.
11. Nukleus adalah organel terbesar yang berfungsi untuk mengendalikan
seluruh kegiatan sel. Sel eukariotik memiliki membrane inti / karioteka
sementara sel prokariotik tidak memiliki membrane inti/ karioteka
12. Retikulum Endoplasma adalah organel yang bertindak sebagai saluran-
saluran dalam sitoplasma yang menghubungkan membrane sel dengan
nucleus. Fungsi reticulum endoplasma adalah untuk transpotasi protein.
13. Ribosom adalah organel yang terdapat bebas didalam sitoplasma atau
menempelkan pada reticulum endoplasma yang tersusun atas protein dan
RNA. Ribosom berfungsi untuk sintesis protein.
14. Aparatus Golgi adalah organel yang berbentuk seperti kantong pipih yang
ebrbentuk jala yang terpusat [ada salah satu sisi nucleus. Organel ini
berfungsi untuk pengemasan dan sekresi protein (Tim Piloting Jurusan
Pend. Biologi FMIPA UNY,2005)
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan organ
reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti
jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan
pengangkut (Yulanda, 2011: 13).
Epidermis merupakan lapisan selsel paling luar dan menutupi permukaan
daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Berdasarkan ontogeninya, epidermis
berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm . Epidermis berfungsi sebagai
pelindung bagian dalam organ tumbuhan (Yulanda, 2011: 13).
Tebal epidermis merupakan salah satu pertahanan struktural yang
terdapat pada tumbuhan, bahkan sebelum patogen datang dan berkontak dengan
tumbuhan. Ketebalan dan kekuatan dinding bagian luar sel-sel epidermis
merupakan faktor penting dalam ketahanan beberapa jenis tumbuhan terhadap
patogen tertentu (Nurul, 2015: 35).

IV. METODE PRAKTIKUM


4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
4.1.1.1 Mikroskop
4.1.1.2 Gelas objek dan gelas penutup
4.1.1.3 Pipet tetes
4.1.1.4 Beaker glass
4.1.1.5 Silet baru
4.1.1.6 Lap dari kain kaos
4.1.1.7 Skalpel

4.1.2 Bahan
4.1.2.1 Sel epitel rongga mulut
4.1.2.2 Umbi lapis bawang merah
4.1.2.3 Serabut buah kapuk randu
4.1.2.4 Helaian daun bayam
4.1.2.5 Helaian daun rumput
4.1.2.6 Jaringan meristem tumbuhan
4.1.2.7 Penampang melintang batang
4.1.2.8 Air
4.1.2.9 Alkohol 70 %
4.1.2.10 Larutan methilen blue
4.1.2.11 Kertas hisap

4.2 Skema Kerja


4.2.1 Mengamati sel epitel rongga mulut

Membersihkan scalpel dengan alkohol

Mengorek bagian rongga mulut dengan skalpel


Mengorek bagian rongga mulut dengan skalpel
Meletakan hasil korekan pada kaca benda
Meletakan hasil korekan pada kaca benda
Meneteskan sedikit methilen blue
benda
Mengamati dibawah mikroskop dan perbesaran lemah ke kuat

Menggambar dan memberi keterangan bagian yang diamati

4.2.2 Mengamati sel tumbuhan

Mengambil selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah

Menggambar dan memberi keterangan bagian yang diamati


Meletakkan di atas gelas benda
Menetesi dengan air, kemudian menutup dengan gelas penutup

Mengamati dibawah mikroskop dan perbesaran lemah ke kuat

Menggambar dan memberi keterangan bagian yang diamati

4.2.3 Mengamati sel tumbuhan yang berbentuk panjang

Menyiapkan kaca benda

Menetesi dengan air

Meletakkan 1 atau 1 helai kapuk randu

Menutup dengan gelas penutup

Mengamati dibawah mikroskop dan perbesaran lemah ke kuat

Menggambar dan memberi keterangan bagian yang diamati

4.2.4 Melihat sel berbentuk pipih

Menyiapkan kaca benda

Menyayat bagian epidermis daun bayam

Meletakkan diatas kaca benda dan menetesi dengan air

Menutup dengan kaca penutup

Mengamati dibawah mikroskop dan perbesaran lemah ke kuat

Menggambar dan memberi keterangan bagian yang diamati


4.2.5 Melihat sel berbentuk kubus panjang
Menyiapkan kaca benda

Menyayat bagian epidermis daun rumput

Meletakkan diatas kaca benda dan menetesi dengan air

Menutup dengan kaca penutup

Mengamati dibawah mikroskop dan perbesaran lemah ke kuat

Menggambar dan memberi keterangan bagian yang diamati

4.2.6 Mengamati bentuk sel jaringan meristem ujung batang

Meletakkan preparat di bawah mikroskop

Mengamati dibawah mikroskop dan perbesaran lemah ke kuat

Menggambar dan memberi keterangan bagian yang diamati


V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Hasil pengamatan untuk bahan a

Perbesaran 4 x 10 Keterangan :
1. Membran sel
2. Sitoplasma
3. Nukleus

5.2 Hasil pengamatan untuk bahan b

Perbesaran 4 x 10 Keterangan :
1. Membran sel
2. Sitoplasma
3. Nukleus

5.3 Hasil pengamatan untuk bahan c


Perbesaran 10 x 10 Keterangan :
1. Dinding sel
2. Gelembung udara
3. Ruang sel
4. Bentuk selnya panjang
5.4 Hasil pengamatan untuk bahan d
Perbesaran 40 x 10 Keterangan :
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Bentuk selnya pipih
4. Fungsi sel sebagai tempat
pertukaran gas

5.5 Hasil pengamatan untuk bahan e


Keterangan :
Perbesaran 10 x 10 1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Sel bentuk kubus
4. Sel bentuk panjang

5.6 Hasil pengamatan untuk bahan f


Perbesaran 40 x 10 Keterangan :
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Inti sel
4. Bentuk sel cenderung
isodiametris
1.
VI. PEMBAHASAN

Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang
secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan
kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel
dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara
lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Dalam praktikum
acara kedua ini kami mengamati bentuk dan struktur sel. Berbagai macam bentuk
sel kami jumpai. Kami mengamati beberapa bahan antara lain, sel epitel rongga
mulut, umbi lapis bawang merah ( Allium cepa), helaian daun bayam (Amaranthus
sp), helaian daun rumput teki (Cyperus rotundus), serabut buah kapuk randu Ceiba
petandra), dan jaringan meristem ujung batang.
Umbi lapis bawang merah Pada saat kami mengamati umbi lapis pada
bawang merah ( Allium cepa ) dengan perbesaran 4 x 10 atau 40 kali, kami
mengamati bahwa terdapat beberapa sel didalamnya yang tampak dengan jelas,
yaitu dinding sel, sitoplasma dan inti sel. Bentuk selnya heksagonal yang mana
bentuk ini beraturan, hal ini di karenakan bawang merah mempunyai dinding sel
yang tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan polisakaridapektat, yang mana ketiga
komponen tersebut merupakan polisakarida. Dinding akan tumbuh serta menjadi
tebal dan kaku setelah menjadi tumbuhan dewasa.
Sel epitel rongga mulut Saat mengamati sel epitel rongga mulut dengan
perbesaran dari lemah ke kuat tepatnya 4 x 10 atau 40 kali perbesaran, terlihat
bahwa terdapat membran sel yang melindungi sel epitel rongga mulut, sitoplasma
dan inti sel atau nukleus. Pada sel epitel rongga mulut bentuknya tidak beraturan.
Hal ini dikarenakan pada sel hewan tidak memiliki dinding sel, karena dalam
dinding sel terdapat kandungan lignin atau zat kayu yang menyebabkan kaku,
apabila dinding sel terdapat pada sel hewan akan menyebabkan hewan tersebut
tidak bisa bergerak secara aktif. Pernyataan ini adalah salah satu yang membedakan
antara sel hewan dan sel tumbuhan.
Serabut buah kapuk randu (Ceiba petandra) Pada pengamatan selanjutnya
kami mengamati serabut kapuk randu dengan perbesaran 10 x 10 atau 100 kali
perbesaran yang mana sel nya berbentuk panjang. Sel kapuk randu seperti halnya
sel kapas berbentuk memanjang, perbedaannya; pada sel kapuk tidak terdapat torsi,
sehingga sel kapas hanya berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel
dengan lingkungan luar. Oleh karena itu sel kapuk mampu menyimpan udara
sehingga baik digunakan sebagai bahan isolasi. Dalam sel kapuk randu terdapat
dinding sel, ruang antar sel yang berfungsi untuk pertukaran gas, serta terdapat
gelembung udara untuk menyimpan udara. Sel kapuk randu adalah sel mati yang
membutuhkan udara lebih banyak maka dari itu memiliki ruang antar sel dan
gelembung udara didalam selnya.
Helaian daun bayam (Amaranthus sp) Pada helaian daun bayam kami
mengamati dengan perbesaran 40 x 10 atau 400 kali perbesaran. Dalam daun bayam
terdapat inti sel yang berada ditengah, sitoplasma, ruang antar sel, dan dinding sel.
Bentuk sel pada daun bayam yaitu tidak beraturan. Pada sel ini terlihat bahwa
terdapat ruang antar sel yang berungsi sebagai tempat pertukaran gas.
Helaian daun rumput teki (Cyperus rotundus) Pada pengamatan berikutnya,
kami mengamati helaian rumput teki dengan perbesaran 10 x 10 atau 1000 kali
perbesaran, yang mana dalam sel nya terdapat dinding sel, ruang sel dan stomata.
Dalam rumput teki juga terdapat sel yang berbentuk kubus dan berbentuk panjang.
Bentuk ini terkait dengan fungsinya.
Pengamatan keenam, mengamati jaringan meristem ujung batang (preparat
awetan), dengan menggunakan pembesaran mikroskop 400x. Bentuk sel adalah
cenderung isodiametris.
Pada pengamatan sel epitel rongga mulut, kita menggunakan larutan
methilen blue. Fungsi dari larutan itu sendiri adalah untuk memberi pewarnaan pada
sel tersebut. Sel epitel ronggga mulut berwarna putih, jadi jika tidak menggunakan
larutan methilen blue maka sel akan sulit diamati.
Dalam sel terdapat organel-organel yang berfungsi secara khusus dalam
memenuhi kebutuhan sel itu sendiri dan organel-organel tersebut adalah
mitokondria, organel yang berperan dalam respirasi sel. Respirasi sel bertujuan
untuk mengahasilkan energi yang akan digunakan dalam aktivitas sel. Lisosom,
Organel yang berperan dalam pencernaan sel. Organel ini mengandung enzim
lisozim yang akan melisis bagain sel yang telah mati, rusak atau sudah tua. Aparatus
Golgi, Organel yang berperan dalam sekresi produk, baik protein, polisakarida
maupun lemak. Retikulum Endoplasma (RE), organel yang berperan dalam sintesis
produk. Ada dua jenis RE, yaitu RE kasar (RE yang di bagian permukaannya
terdapat butiran ribosom) dan RE halus (RE yang tidak memiliki ribosom). RE
kasar berfungsi untuk mensintesis protein, sedangkan RE halus berfungsi dalam
sintesis lemak dan sterol. Sentriol, organel yang berperan dalam pembelahan sel.
Sentriol berfungsi menarik kromosom ke arah kutub yang berlawanan. Plastida,
organel yang mengandung pigmen (warna). Vakuola, organel yang
berfungsi dalam penyimpanan cadangan makanan, minyak atsiri dan sisa
metabolisme sel. Mikrotubulus, organel yang memiliki struktur tabung. contohnya
flagela (untuk pergerakan sel), silia (alat pelekatan sel) dan spindel (untuk
pembelahan sel). Mikrofilamen, oragnel yang memiliki struktur filamen (benang).
berfungsi dalam pergerakan sitoplasma dan kontraksi otot. Badan Mikro, ada dua
macam badan mikro, yaitu Peroksisom (mengandung enzim katalase) dan
Glioksisom (mengandung enzim katalase dan oksidase). Dinding Sel, struktur
selulolitik dan kitin yang berfungsi memberi bentuk sel dan sebagai pelindung sel.
Membran plasma, tersusun atas lemak- lemak protein atau lipoprotein. Mengatur
keluar masuknya zat, menyampaikan tanda dan menerima rangsangan serta
pertahanan. Sitoplasma, cairan setengah kental yang mengandung bahan kimia
organis dan anorganis serta terdapat organel didalamnya. Sitoplasma merupakan
tempat terjadinya atau berlangsungnya metabolisme sel. Dalam sitoplasma terdapat
organel-organel yaitu retikulum endosplasma, ribosom, aparathus golgi, lisosom,
mitokondrea, plastid dan sentriol. Inti sel merupakan organ terbesar sel, dengan
ukuran diameter antara 10-20 nm. Nukleus memiliki bentuk bulat atau lonjong.
Hampir semua sel memiliki nukleus, karena nukleus ini berperan penting dalam
aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis protein. Namun ada beberapa sel
yang tidak memiliki nukleus antara lain sel eritrosit dan sel trombosit. Komposisi
nukleus terdiri atas membran nukleus, matriks, dan anak inti.
Jaringan tumbuhan yang sifatnya masih meristem atau masih muda bentuk
sel cenderung hampir seragam dan kebanyakan isodiametris, artinya diameter
panjang dan lebarnya relatif sama. Pada jaringan yang berfungsi sebagai jaringan
pelindung di mana fungsinya menutup permukaan tubuh, maka sel selpenyusunnya
relatif pipih dan lebar; misalnya jaringan epideris pada permuaan daun maupun
batang. Jaringan pengangkut yang fungsinya mengagkut air dan mineral dari tanah
ke arah tubuh tumbuhan maupun hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
tumbuhan mempunyai bentuk panjang panjang. Struktur sel htumbuhan relatif
mempunyai bentuk yang stabil karena mempunyai dinding sel. Sel hewan
bentuknya tidak ditentukan oleh adanya dinding sel tetapi lebih ditentukan oleh
kedudukannya terhadap sel sel lain di dalam jaringan serta fungsinya. Yang
berpengaruh terhadap bentuk sel hewan adalah mikro filamen dan mikro tubula
yang berperan sebagai endoskeleton sel.
Deskripsi dari struktur organ dan jaringan sering merujuk pada bentuk
selnya. Berikut ini adalah beberapa bentuk sel yang umum: Skuamosa - tipis, datar,
bersisik, sering dengan tonjolan di mana terdapat inti sel (contoh: sel yang melapisi
kerongkongan dan membentuk lapisan permukaan epidermis kulit). Kuboid -
persegi, hampir sama tinggi dan lebarnya (contoh: sel-sel dari organ hati).
Kolumnar - tinggi lebih besar dari lebarnya (contoh: sel-sel pelapis pada lambung
dan usus). Poligonal - memiliki bentuk sudut tidak beraturan dengan empat, lima,
atau lebih sisi. Stellata - memiliki beberapa ujung runcing, memberikan bentuk
yang agak mirip seperti bintang (contoh: sel tubuh pada banyak sel-sel saraf
memiliki bentuk seperti bintang). Ovoid/Spheroid - berbentuk bulat oval
(contoh: sel telur dan sel darah putih). Discoid - berbentuk cakram (contoh: sel
darah merah). Fusiform- memanjang dengan bagian tengah menebal dan ujung
meruncing (contoh: sel-sel otot polos). Fibrosa - panjang, ramping, dan mirip
seperti benang (contoh: sel otot rangka dan akson dari serabut pada sel-sel saraf).
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. Pada dasarnya sel
hewan dan sel tumbuhan memiliki persamaan dasar mengenai sifat,
bentuk, dan fungsi dari bagian sel-selnya. Tetapi ada beberapa
perbedaan pada sel hewan dan sel tumbuhan berdasarkan
organelnya. Sel hewan tidak memiliki dinding sel, kloroplas,
vakuola tetapi sel hewan memiliki sentrosom, lisosom dan sentriol
sedangkan sel tumbuhan memiliki memiliki dinding sel, vakuola,
kloroplas tetapi tidak memiliki sentrosom, lisosom dan sentriol.
Berikut ini adalah organel-organel yang sama-sama dimiliki oleh sel
hewan dan sel tumbuhan beserta fungsinya :

Bagian-bagian sel Fungsi

Membran sel Melindungi isi sel dan alat transportasi

Dinding sel Memberi bentuk sel tumbuhan dan


melindingi isi sel

Nukleus Pengendali seluruh kegiatan sel

Sitoplasma Sumber bahan kimia dan tempat reaksi


metabolism

RE Tempat sintesis protein

Ribosom Tempat sintesis protein

Lisosom Penghasil enzim hidrolitik dan pencernaan

Aparatus Golgi Ekskresi sel dan pembentukan lisosom

Mitokondria Penghasil enegi ( respirasi sel )


7.1.2 Jaringan tumbuhan yang sifatnya masih meristem atau masih muda
bentuk sel cenderung hampir seragam dan kebanyakan isodiametris,
artinya diameter panjang dan lebarnya relatif sama. Pada jaringan
yang berfungsi sebagai jaringan pelindung di mana fungsinya
menutup permukaan tubuh, maka sel selpenyusunnya relatif pipih
dan lebar; misalnya jaringan epideris pada permuaan daun maupun
batang. Jaringan pengangkut yang fungsinya mengagkut air dan
mineral dari tanah ke arah tubuh tumbuhan maupun hasil fotosintesis
dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan mempunyai bentuk panjang
panjang. Struktur sel htumbuhan relatif mempunyai bentuk yang
stabil karena mempunyai dinding sel. Sel hewan bentuknya tidak
ditentukan oleh adanya dinding sel tetapi lebih ditentukan oleh
kedudukannya terhadap sel sel lain di dalam jaringan serta
fungsinya. Yang berpengaruh terhadap bentuk sel hewan adalah
mikro filamen dan mikro tubula yang berperan sebagai endoskeleton
sel.

7.2 Saran
Sebelum praktikum dimulai, hendaknya praktikan dan asisten laboratorium
mengecek kembali alat dan bahan yang akan digunakan. Agar ketika praktikum
dimulai kegiatan dapat berjalan lancar tanpa kurangnya suatu alat apapun.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell,Neil A.2008.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kimball. 1992. Biologi Universitas. Jakarta: Erlangga


Nurul, Dkk. 2015. Hubungan Ketebalan Lapisan Epidermis Daun Terhadap Serangan Jamur
(Mycosphaerella Musicola) Penyebab Penyakit Bercak Daun Sigatoka Pada Sepuluh
Kultivar Pisang. Jurnal HPT. Vol. III No. 1. Malang: Universitas Brawijaya

Tim Dosen Pembina. 2017. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Doble Helix Studio

Tim Piloting Jurusan Pend.Biologi FMIPA UNY. 2005. Struktur Sel Tumbuhan dan Sel
Hewan. Yogyakarta: UNY

Yulanda, dkk. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku
Orchidaceae. Jurnal Bioslogos. Vol. I No. 1. Manado: Universitas Sam Ratulangi
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai