Studi kasus-GRESYA Revisi
Studi kasus-GRESYA Revisi
PENDAHULUAN
1
perbaikan atau rehabilitasi dan bangunan baru untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan prasarana transportasi.
Dalam rangka pemeliharaan jalan dan jembatan, perlu dilakukan
pemeriksaan yang secara rutin dan periodik. Jika diketahui adanya suatu
kerusakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan atau penyelidikan dalam
rangka evaluasi mengenai kondisi jembatan, apakah aman terhadap
pemakai jalan dan juga untuk mengamankan nilai inventaris jembatan
tersebut. Dalam hal ini, apakah perlu dilakukan tindakan perbaikan,
perkuatan atau penggantian.
Jembatan Kelapa Lima terletak pada ruas jalan Sumatiro yang
menghubungkan kelurahan Oesapa Barat dan kelurahan Kelapa Lima
dimana jembatan ini dibangun pada tahun 1992/1993 dengan panjang
bentangan 8 meter dan lebar 5 meter dengan jenis konstruksi jembatan
komposit (gelagar baja).
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan survei pada
Jembatan Kelapa Lima adalah :
1. Mengidentifikasi kondisi Jembatan Kelapa Lima
2. Mengetahui nilai kondisi Jembatan Kelapa Lima
3. Memberikan solusi alternatif penanganan terhadap kerusakan-
kerusakan terjadi pada Jembatan Kelapa Lima.
2
1.4. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan laporan studi kasus ini penulis membatasi hanya
pada :
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis dan tipe jembatan dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
4
2.2.1. Menurut Penggunaannya
5
b. Jembatan Gelagar baja ( Steel Girder Bridge )
Bangunan atas gelagar baja banyak digunakan pada jembatan yang
mempunyai panjang relative kecil karena gelagar baja tidak kuat untuk
menahan beban yang besarnya tanpa adanya suatu system yang
memperkuatnya. Panjangnya berkisar antara 6 meter sampai dengan 12
meter.
6
d. Jembatan Gantung ( Suspension Bridge )
Jembatan yang konstruksi pendukung terdiri daripada kabel – kabel
yang terbentuk di atas menara – menara dan dijangkarkan pada
landasan – landasan. Dibuat untuk bentangan yang panjangnya sekitar
60 – 500 m atau lebih, umumnya untuk pejalan kaki.
7
Gambar 2.6. Gorong - gorong
Secara umum jembatan dibagi atas dua bagian yaitu bangunan atas
(Upper Structure) dan Bangunan Bawah ( Sub Structure).
8
3. Balok Melintang (diafragma), balok yang dipasang melintang
jembatan dan berfungsi sebagai pengaku dan pemberi kestabilan
pada gelagar induk.
9
Gambar 2.7. Kepala Jembatan (Abutmen)
10
PLAT INJAK
c ). Tembok sayap, terletak disisi kiri dan kanan abutmen yang berfungsi
menahan timbunan oprit jembatan.
11
footing
12
4. Pelapukan ( rottened ), adanya kerusakan akibat terjadinya perkaratan
(korosi) pada bagian bagian jembatan dengan bahan baja, seperti gelagar,
railing, expantion joint. Pelapukan ini juga dapat terjadi pada beton
karena adanya rongga udara dalam beton, akibat kepadatan kurang pada
saat pengecoran, serta dapat pula terjadi pada jembatan dengan konstruksi
kayu akibat perubahan cuaca yang berlangsung secara terus menerus.
1. Faktor Perencanaan
13
Data – data yang diperlukan dalam perencanaan jembatan
dapat berupa :
- Data Tanah
- Lingkungan
- Ketersediaan bahan
2. Faktor Pelaksanaan.
14
5. Faktor Perawatan / Pemeliharaan
6. Faktor Alam
15
Data dari pemeriksaan jembatan digunakan untuk merencanakan
pemeliharaan, rehabilitasi, perkuatan dan penggantian jembatan. Terdapat
empat jenis pemeriksaan jembatan yang dilaksanakan di bawah BMS,
yaitu sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Inventarisasi
Pemeriksaan inventarisasi adalah pengumpulan data dasar
administrasi, geometric, material, dan data-data tambahan lainnya pada
setiap jembatan, termasuk lokasi jembatan, panjang bentangan dan
jenis konstruksi untuk setiap bentang. Kondisi secara keseluruhan
diberikan pada komponen-komponen utama bangunan atas dan
bangunan bawah jembatan.
Pemeriksaan inventarisasi dilakukan oleh inspector dari Dinas/Sub
Dinas atau Cabang Dinas Bina Marga yang sudah dilatih atau seorang
sarjana yang berpengalaman dalam bidang jembatan.
b. Pemeriksaan Detail
Pemeriksaan Detail dilakukan untuk mengetahui kondisi jembatan dan
elemennya guna mempersiapkan strategi penanganan untuk setiap
individual jembatan dan membuat urutan prioritas jembatan sesuai
dengan jenis penanganannya.
Untuk melaksanakan pemeriksaan detail, struktur jembatan dibagi
dalam suatu hierarki elemen jembatan. Hirarkir jembatan ini dibagi
menjadi 5 level (tingkatan) elemen. Level tertinggi adalah level 1,
yaitu jembatan itu sendiri secara keseluruhan dan level yang paling
terendah adalah level 5 yaitu individual elemen dengan lokasinya yang
tertentu sepert tebing sungai sebelah kanan, tiang pancang ke 3 pada
pilar ke 2, dan sebagainya.
c. Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan rutin dilakukan setiap tahun sekali yaitu untuk memeriksa
apakah pemeliharaan rutin dilaksanakan dengan baik atau tidak dan
apakah harus dilaksanakan tindakan darurat atau perbaikan untuk
memelihara jembatan supaya tetap dalam kondisi aman dan layak.
Pemeriksaan ini dilaksanakan diantara pemeriksaan detail.
16
Pemeriksaan rutin dilaksanakan oleh inspektur jembatan dari Cabang
Dinas Bina Marga yang sudah dilatih.
Semua pemeriksaan di awali dari sebelah kiri kepala jembatan 1 (a1)
seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
17
Pemeliharaan rutin jembatan biasanya dimasukkan dalam pekerjaan rutin
jalan dan dilaksanakan bersamaan dengan pemeliharaan rutin jalan
tersebut.
18
f. Perbaikan, pengembalian kondisi dan penggantian beton, komponan
baja atau kayu yang rusak pada struktur jembatan, pengecatan
kembali baja struktur atau baja lainnya atau struktur kayu.
1. Pengecatan ulang.
2. Penggantian lapisan permukaan .
3. Penggantian lantai.
4. Penggantian gelagar jalur roda kendaraan.
5. Pembersihan jembatan secara keseluruhan.
6. Pemeliharaan perletakan/landasan.
7. Penggantian expansion joint.
19
2.8. Perbaikan Darurat dan Penanganan Sementara
Perbaikan darurat pada dasarnya merupakan kejadian yang tak
terduga, sehingga sangat penting apabila pada setiap daerah tersedia
sumber-sumber yang diperlukan untuk dapat bertindak secara cepat dana
pasti bila terjadi keadaan darurat. Perbaikan darurat dapat berebntuk dari
yang paling sederhana yaitu perbaikan sandaran jembatan yang rusak atau
pemasangan jembatan sementara di atas jembatan yang runtuh akibat
banjir atau beban yang berlebihan. Adapun jenis-jenis penanganan yaitu :
a. Penanganan sementara harus dilaksanakan dalam hal kerusakan
jembatan disebabkan oleh kecelakaan, untuk menjamin keselamatan
struktur itu sendiri dan pemakai jalan. Penanggulangan darurat dapat
mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Perbaikan pada bagian awal guard rail ( pengaman ).
2. Pembuatan bangunan penahan tanah untuk menahan timbunan dan
sebagainya.
3. Perbaikan bangunan pengaman aliran sungai.
4. Pembuatan pembatasan lainnya atau mengalihkan lalu-lintas ke
jalan alternative.
5. Pemasangan jembatan sementara.
6. Penggantian komponan.
b. Penanganan sementara dapat mencakup dapat mencakup kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
1. Membuat gelagar sementara dari bagian bawah gelagar.
2. Penembahan baut untuk memperkuat kompomnen.
3. Penenmbahan tiang pancang pada tiang pancang yang sudah ada.
4. Memasang bangunan sementara di atas bangunan yang sudah ada
guna memindahkan beban bangunan atas yang ada.
20
0 : Baik sekali
1 : Baik
2 : Rusak ringan
3 : Rusak
4 : Rusak kritis
5 : Runtuh / tidak berfungsi
21
hanyut.
Sumber : Ditjen Bina Marga Dep. PU, 1993.
22
2.9.2. Kriteria Penilaian Kondisi Jembatan untuk Detail
Dasar dari sistem pemeriksaan secara detail adalah penilaian
kondisi elemen dan kelompok elemen menurut keadaannya dan keseriusan
dari kekurangan atau kelemahannya. Untuk setiap elemen yang memiliki
keruskan yang berarti, 5 nilai ditentukan yaitu: Nilai Struktur, Nilai
Perkembangannya (volume), Nilai Kerusakannya, Nilai Fungsi, Nilai
Pengaruh.
Suatu nilai sebesar 1 atau 0 diberikan kepada elemen sesuai dengan setiap
kerusakan yang ada.
Tabel 2.2. Kriteria Penilaian Kondisi Jembatan untuk Inventarisasi
23
KODE-KODE PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN
TBA. (Tipe Bangunan Atas) BHN. (Bahan) ABA. (Asal Bangunan Atas) TP. (Tipe Pondasi) KJP. (Kepala Jembatan dan Pilar)
A Gorong-gorong pelengkung A aspal A Australia C Cakar ayam
B Gorong-gorong persegi B baja B Belanda (baru) L Langsung
Y Gorong-gorong pipa U lantai baja gelombang C Karunia Berca Indonesia T Tiang pancang Kepala Jembatan
C Kabel Y pipa baja diisi beton D . Belanda (lama) B Tiang bor A cap
T Gantung D beton tak bertulang E Spanyol/wika U Tiang ulir B dinding penuh
D Flat slab P beton prategang G Cigading S Sumuran K kepala jembatan khusus
H Pile slab T beton bertulang I Indonesia X Lain-lain
P Pelat E neoprene / karet K Bukaka
V Voided slab F teflon R Austria
E Pelengkung G bronjong dan sejenisnya T Transbakrie Pilar
F Ferry J aluminium U Calender hamilton C cap
G Gelagar K kayu W Bailley/Acrow P dinding penuh
M Gelagar Komposit M pasangan batu H Adhi Karya S satu kolom
O Gelagar boks S pasangan bata J Jepang D dua kolom
U Gelagar tipe U O tanah biasa / lempung / timbunan P PPI T tiga atau lebih kolom
L Balok Pelengkung R kerikil / pasir Y Wijaya Karya L lain-lain
N Rangka Semi Permanen X bahan asli X Tidak ada struktur
R Rangka V PVC M Amarta Karya
S Rangka sementara N geotextile L Lain-lain
K Lintasan Kereta Api W macadam
W Lintasan basah H pasangan batu kosong
X Lain-lain L lain-lain
24
LAPORAN PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN
No. Jembatan PENDATAAN JEMBATAN
BHN
ABA
NK
BHN
BHN
NK
BHN
BHN
NK
BHN
NK
BHN
NK
BHN
NK
TP
BHN
NK
KJP
BHN
NK
KODE
NK
KODE
NK
KODE
NK
Bentan kend ar
g Beb / Pilar
g (m) (m) (m)
as
(m)
Kep.
B1
Jbt A1
P
B2
1
P
B3
2
P
B4
3
P
B5
4
P
B6
5
P
B7
6
P
B8
7
B9 P
8
25
P
B 10
9
P
I
L
Kep.
Jbt A2
26
LAPORAN PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN
No. Jembatan
KETERANGAN TAMBAHAN
1. Batasan Fungsional
Batasan muatan gandar, (ton) – Beban gandar maksimum yang diijinkan (MST)
sesuai dengan kelas jalan
Batasan lebar jalan (m) – Lebar jalur lalulintas sesuai kelas/ status jalan
jika jembatan ditutup untuk lalu lintas setiap saat apakah ada jalan alternatif
Ya Tidak
melalui suatu lintasan atau penyeberangan sungai lainnya? (lingkari jawaban)
Apakah ada gambar konstruksi setelah jembatan selesai dibagun?(lingkari jawaban) Ya Tidak
Standar Pelebaran
Sebutkan kode tipe standar bangunan atas dan tipe pelebarannya
27
LAPORAN PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN
No. Jembatan
28
LAPORAN PEMERIKSAAN INVENTARISASI JEMBATAN
No. Jembatan
Nomor Foto Jenis Kerusakan Tanggal Pengambilan Nomor Foto Jenis Kerusakan Tanggal Pengambilan
Nama elemen Kode Kerusakan Catatan Nama elemen Kode Kerusakan Catatan
Kode elemen Nilai Kondisi Kode elemen Nilai Kondisi
Nomor Foto Jenis Kerusakan Tanggal Pengambilan Nomor Foto Jenis Kerusakan Tanggal Pengambilan
Nama elemen Kode Kerusakan Catatan Nama elemen Kode Kerusakan Catatan
Kode elemen Nilai Kondisi Kode elemen Nilai Kondisi
Foto disini
Foto disini
29
KODE-KODE PEMERIKSAAN MENDETAIL JEMBATAN
KODE URAIAN KETERANGAN
0 Elemen/ jembatan dalam kondisi baik dan tanpa kerusakan
1 Elemen/ jembatan mengalami kerusakan ringan, hanya memerlukan pemeliharaan rutin
2 Elemen/ jembatan kerusakan yang memerlukan pemantauan atau pemeliharaan berkala
3 Elemen/ jembatan mengalami kerusakan yang memerlukan tindakan secepatnya
4 Elemen/ jembatan dalam kondisi kritis
5 Elemen/ jembatan tidak berfungsi atau runtuh
Kalau berbahya =1
S ditinjau dari struktur apakah kerusakan berbahaya atau tidak ? (Lihat Petunjuk D
Kalau Tidak berbahaya = 0
Kalau Parah = 1
R apakah tingkat kerusakan parah atau tidak ? (Lihat Petunjuk D)
Kalau Tidak Parah = 0
apakah jumlah kerusakan lebih besar atau sama dengan 50% Dari Kalau Ya = 1
K area/volume/panjang ? (penilaian pemeriksa) Kalau Tidak = 0
Kalau Ya = 0
F apakah elemen masih berfungsi ? (Pengamatan Pemeriksa)
Kalau Tidak = 1
apakah kerusakan memepunyai pengaruh terhadap elemen lain ? Kalau Ya = 1
P (Pengamatan Pemeriksa) Kalau Tidak = 0
Nilai Kondisi adalah jumlah angka
NK Nilai kondisi elemen yang dinilai
dari pertanyaan tersebut diatas.
30
Penomoran Elemen
Elemen-elemen ini secara berturut-turut diberi nomor
Gelagar ke-1 B2
T.Pancang ke-1 A1
pada sumbu X, Y, dan Z seperti yang terlihat dalam Kolom ke-1 P2
T.Pancang ke-2 A1
Gambar 1
T.Pancang ke-3 A1 Kolom ke-2 P2
T.Pancang ke-4 A1 Gelagar ke-4 B2
Arah Ruas
X ( Arah
Memanjang )
Y (Arah Melintang) Gambar 3 - Penomoran Elemen - Arah Melintang
Z ( Arah Vertikal ) ARAH RUAS
Penomoran dalam arah vertikal biasanya hanya berlaku pada bagian-bagian
dari suatu elemen struktur secara individual, misalnya dalam suatu struktur
rangka. Bagian-bagian ini diberi nomor dari atas ke bawah seperti terlihat
KE RUAS
dalam Gambar 4.
ASAL
Bentang 5 ,
BATANG batang tepi
Batang tegak ke-2 B1
Arah ruas 4.461 302 KARAT B5 1 1 atas
Batang tegak ke-1 B1 pertama,rangk
TEPI ATAS
a kiri
Bentang 1
Km kecil Km besar 4.463
BATANG
302 KARAT B1 7 1
Batang
DIAGONAL diagonal ke 7,
Rangka kiri
BERGELOM Seluruh
LANTAI
4.505 903 permukaan
PERMUKAAN lantai
BANG
31
LAPORAN PEMERIKSAAN MENDETAIL JEMBATAN
PEMELIHARAAN RUTIN
1. Apakah ada penumpukan puing atau rintangan di sungai? (lingkari jawaban) Ya Tidak
32
5. Apakah drainase di daerah timbunan tidak cukup? Ya Tidak
Nilai Kondisi
Tindaka LEVEL 3
Gambar Foto Kuantit Satu Pemeriksa (Harus Lengkap)
n
Y/T (Y/T) as an an Khusus
Darurat N
Kode Elemen S R K F P
K
3,310 Pondasi
3,420 Pelat
3,430 Pelengkung
3,450 Rangka
3,610 Landasan
3,620 Sandaran
3.80_ Gorong-gorong__
Nilai Kondisi
LEVEL 2
(Pilihan)
Kode Elemen S R K F P N
K
2,200 Aliran Sungai /
Timbunan
2,300 Bangunan Bawah
2,700 Perlengkapan
2,800 Gorong-gorong
33
2,900 Lintasan Basah
Nilai Kondisi
LEVEL 1
(Pilihan)
N
Kode Elemen S R K F P
K
1,000 Jembatan
34
LAPORAN PEMERIKSAAN MENDETAIL JEMBATAN
No. Jembatan
Nama Jembatan
DATA INVENTARISASI
Apabila data tidak benar, perbaikan dapat dibuat pada Laporan Data Inventarisasi dengan tinta merah
PEMERIKSAAN KHUSUS
TINDAKAN DARURAT
Ya Tidak
Apakah Foto Tampak Depan (jalan masuk / keluar) Jembatan telah Diambil ?
35
LAPORAN PEMERIKSAAN MENDETAIL JEMBATAN
No. Jembatan
36
LAPORAN PEMERIKSAAN MENDETAIL JEMBATAN
No. Jembatan
Nomor Foto Jenis Kerusakan Tanggal Pengambilan Nomor Foto Jenis Kerusakan Tanggal Pengambilan
Nama elemen Kode Kerusakan Catatan Nama elemen Kode Kerusakan Catatan
Kode elemen Nilai Kondisi Kode elemen Nilai Kondisi
Nomor Foto Jenis Kerusakan Tanggal Pengambilan Nomor Foto Jenis Kerusakan Tanggal Pengambilan
Nama elemen Kode Kerusakan Catatan Nama elemen Kode Kerusakan Catatan
Kode elemen Nilai Kondisi Kode elemen Nilai Kondisi
37
BAB III
GAMBARAN UMUM
38
2. Mengetahui nilai kondisi Jembatan Kelapa Lima berdasarkan kriteria
penilaian kondisi jembatan.
3. Menentukan solusi alternatif penanganan terhadap kerusakan-
kerusakan yang terjadi pada Jembatan Kelapa Lima.
3.3. Metodologi
Metode yang digunakan dalam pembahasan ini adalah:
1. Metode Wawancara dan Observasi
Penulis melakukan wawancara dan observasi terhadap masyarakat
yang berada di sekitar jembatan tersebut atau pihak-pihak yang
terlibat pada perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan jembatan
tersebut.
2. Metode Survei dan Pengamatan
Penulis melakukan survei dan pengamatan langsung di lapangan untuk
mengidentifikasi kondisi jembatan Kelapa Lima.
3. Metode Studi pustaka
Yaitu metode yang dapat menghasilkan data-data sekunder yaitu
Parameter yang digunakan untuk menilai kondisi jembatan tersebut
serta Literatur – literatur / referensi yang berhubungan dengan
penilaian kondisi jembatan.
39
Diagram alir metode studi kasus adalah sebagai berikut :
Mulai
Pengumpulan Data :
Data Primer
Data Sekunder
Alternatif penanganan
kerusakan jembatan
Selesai
40
3.4. Kondisi Existing Obyek Studi
41
e. Status Jalan : Jalan Kabupaten/kota (kolektor sekunder)
f. Lebar Jalan : 3,50 meter ( tidak ada bahu jalan )
g. Tipe Jalan : 1/2 ( satu lajur dua arah ) TB
h. Tahun Pembuatan : 1992
i. Lebar Sungai : 7.50 meter
j. Total Panjang Bentangan : 8.40 meter
k. Total Lebar Bentangan : 5.20 meter
l. Lebar Lintas Kendaraan : 3.50 meter
m. Lebar Trotoar Jembatan : 0.50 meter
n. Tinggi Trotoar Jembatan : 0.15 meter
o. Tinggi Tiang Sandaran : 0.90 meter
p. Jumlah Gelagar (Baja) :5 buah
q. Lebar Flens Gelagar Baja : 0.20 meter
r. Tinggi Gelagar Baja : 0.65 meter
s. Jumlah Diafragma :3 buah
t. Jarak Antar Gelagar : 1,00 meter (Gelagar Pingir)
u. Jarak Antar Gelagar : 2,00 meter (Gelagar Tengah)
v. Tebal Plat Jembatan : 0.30 meter
w. Panjang Oprit : 20,00 meter
x. Tinggi Air Sungai : - ( saat ini kering)
y. Data Sungai :
1) Pada titik jembatan :
a) lebar sungai : 7.50 meter
b) tinggi sungai/tinggi basah : - (saat ini kering)
c) tinggi muka air normal (man) : - (saat ini kering)
2) Pada titik 100 m ( Hulu ) :
a) lebar sungai : 6,50 meter
b) tinggi sungai/tinggi basah : - (saat ini kering)
c) tinggi muka air normal (man) : - (saat ini kering)
3) Pada titik 100 m ( Hilir ) :
a) lebar sungai : 8,00 meter
b) tinggi sungai/tinggi basah : - (saat ini kering)
42
c) tinggi muka air normal (man) : - (saat ini kering)
43
3.5. Peta Lokasi Obyek Studi
Lokasi
pengamata
n Studi
Kasus
44
DAFTAR PUSTAKA
45