Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYEMBUHAN

LUKA POST OPERASI LAPARATOMI DI RUANG RAWAT INAP


RSUD TUGUREJO SEMARANG

Dwi Nurwahyuningati*)
Faridah Aini, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB**),
Yuliaji Siswanto, SKM., M.Kes (Epid)**)

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran


**) Dosen STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Penyembuhan luka post operasi laparatomi akan efektif jika perawatan luka yang
dilakukan benar, akan tetapi selain perawatan luka, ada faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi penyembuhan luka post operasi. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis faktor yang berhubungan dengan penyembuhan luka post operasi
laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini
adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional dengan tehnik sampling
yaitu Quota sampling dengan jumlah sampel 28 responden dengan alat ukur checklist.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor umur dengan
penyembuhan luka post operasi laparatomi (p value = 1,000), ada hubungan antara
faktor status gizi dengan penyembuhan luka post operasi laparatomi (p value = 0,002),
ada hubungan antara faktor status anemia dengan penyembuhan luka post operasi
laparatomi (p value = 0,001), dan ada hubungan antara faktor penyakit penyerta dengan
penyembuhan luka post operasi laparatomi (p value = 0,019) di Ruang Rawat Inap
RSUD Tugurejo Semarang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka saran kepada rumah sakit
diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan yang berkaitan dengan medical
bedah dan perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran untuk mau dan
mampu terlibat dalam penanganan operasi laparatomy agar dapat mengurangi
terjadinya infeksi pasien luka post operasi laparatomy.

Kata Kunci : Umur, Gizi, Anemia, Penyakit Penyerta, Luka

Dwi Nurwahyuningati |Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Page | 1


Pada Pasen Post Laparatomi, 2016
ABSTRACT

Wound care is a technique that must be mastered by nurses. The main principle
in the management of wound care is the control of infection because infection inhibits
wound healing process, causing morbidity and mortality increase. The purpose of this
study was to analyze factors associated with postoperative laparotomy wound healing
in space Tugurejo Inpatient Hospital Semarang. The study was conducted was a
descriptive cross sectional correlation design in 28 respondents with a measuring tool
checklist

The results showed no correlation between age and wound healing


postoperative laparotomy (p value = 0.870), there is a correlation between nutritional
status and wound healing postoperative laparotomy (p value = 0.005), there is a
correlation between anemia status with wound healing postoperative laparotomy (p
value = 0.000), and there is a relationship between comorbid disease factors with
postoperative wound healing laparotomy (p value = 0.013) at the Inpatient Hospital
Semarang Tugurejo

Based on the results of research conducted so advise the hospital is expected to


improve the quality of services related to medical and surgical nurses can improve the
knowledge and awareness to be willing and able to engage in the handling of
laparotomy surgery in order to reduce the occurrence of postoperative wound infection
patients laparotomy

Keywords : Age, nutritional, anemia, accompanying diseases, injury

Dwi Nurwahyuningati |Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Page | 2


Pada Pasen Post Laparatomi, 2016
PENDAHULUAN dipeptida dan polipeptida, sehingga
Luka adalah terputusnya kontinuitas menurut Morison (2015) pada pasien
suatu jaringan oleh karena adanya cedera menderita luka untuk mempercepat
atau pembedahan (Agustina, 2009). penyembuhan luka adalah masukan
Sayatan pada bedah laparatomi nutrisi yang adekuat.
menimbulkan luka yang berukuran besar Berdasarkan data rekam medik
dan dalam, sehingga membutuhkan rumah sakit pada bulan Januari s/d
waktu penyembuhan yang lama dan September 2015 telah melayani pasien
perawatan berkelanjutan. Pasien akan pembedahan sebanyak 928 pasien
menerima pemantauan selama di rumah dengan 420 (46,25%) merupakan
sakit dan mengharuskan pasien pembedahan laparatomi. Berdasarkan
mendapat pelayanan rawat inap selama hasil survey dari 72 pasien dengan bedah
beberapa hari (Potter & Perry, 2006). laparotomi dan 42 (58,3%) pulang dalam
Morison (2015) juga menjabarkan waktu kurang dari 2 minggu paska
faktor-faktor yang mempengaruhi operasi dengan 30 pasien berumur ≥ 30
penyembuhan luka yaitu faktor tahun dan 12 pasien<30 tahun dan 30
intrinsik dan faktor ekstrinsik, faktor- (41,7%) pasien pulang dalam waktu 2
faktor patofisiologi umum (status minggu paska operasi dengan 15 pasien
nutrisi, gangguan kardiovaskuler, berasal dari pasien dengan usia < 30
anemia, penurunan daya tahan tahun dan 15 pasien dengan usia ≥ 30
terhadap infeksi, gangguan metabolik tahun dan 7 pasien diantaranya
dan endokrin), dan faktor usia. mengalami anemia, 3 pasien DM,5
Umur merupakan salah satu faktor pasien status gizi kurang dan
yang berhubungan dengan penyembuhan berdasarkan hasil pengamatan konsumsi
luka, karena menurut Baharestani (2003) makanan dari ruma sakit, terdapat
pola penyembuhan usia muda pasca pasien yang tidak pernah menghabiskan
operasi lebih cepat pada usia tua. Hal ini makanannya dengan alasan pasien
dikarenakan pada usia muda jumlah mengeluh nyeri pada lokasi pembedahan
fibroblast dan kolagen lebih banyak dan dan 2 dari pasien tersebut mengatakan
lebih cepat dalam pembentukan jaringan mutih, sehingga hal ini juga
granulasi dari pada usia tua. mengakibatkan terjadinya keengganan
Nutrisi menurut penelitian Meilany untuk memenuhi asupan nutrisi, hal ini
(2012) menyebutkan bahwa 55-60% mengakibatkan pasien mengalami
kebutuhan kalori total tubuh berasal dari malnutrisi.
karbohidrat. Kepentingan karbohidrat
untuk luka sebagai faktor struktural METODE PENELITIAN
lubrikan, fungsi transport, imunologi, Desain penelitian ini adalah
hormonal dan enzimatik. Karbohidrat deskriptif korelatif dengan pendekatan
juga merupakan komponen utama cross sectional dan point time
glikoprotein dalam penyembuhan luka approach.populasi semua pasien bedah
dan aktivitas enzim heksokinase dan laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUD
sintesa sitrat dalam reaksi penyembuhan Tugurejo Semarang. Tehnik sampling
luka. Penyediaan energi dari karbohidrat dalam penelitian ini menggunakan
juga dapat melalui penggunaan laktat. teknik quota sampling.
Laktat sebagai produk metabolik Alat pengumpulan data yang
glukosa penting untuk efek digunakan dalam penelitian ini
penyembuhan luka. Aktivitas menggunakan checklist pada variabel
penyembuhan luka diperankan oleh umur, status gizi, status anemia pasien,

Dwi Nurwahyuningati |Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Page | 3


Pada Pasen Post Laparatomi, 2016
penyakit penyerta dan penyembuhan Berdasarkan hasil perhitungan pada
luka. tabel diatas menunjukkan bahwa
Analisis univariat disajikan sebagian responden berada berstatus gizi
dalam bentuk distribusi frekuensi dan baik yaitu sebanyak sama 14 responden
persentase yang digunakan untuk (50%).
mengetahui proporsi dan gambaran dari 3. Status Anemia
tiap-tiap variabel penelitian yaitu umur, Tabel 4.3
status gizi, status anemia, penyakit Distribusi frekuensi faktor status anemia
penyerta dan penyembuhan luka post pada pasien post operasi laparatomi di
operasi laparatomi. Analisis bivariant Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo
menggunakan uji korelasi, yaitu uji chi Semarang Januari 2016
square.
30
25

HASIL 20
Anemia
15
A. Analisis Univariat 10
Tidak Anemia
Jumlah
1. Umur 5
0
Tabel 4.1 Frekuensi Persentase (%)

Distribusi frekuensi faktor umur pada


pasien post operasi laparatomi di Ruang Berdasarkan hasil perhitungan pada
Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang tabel diatas menunjukkan bahwa
Januari 2016 sebagian responden lebih besar sedikit
berada berstatus anemia yaitu sebanyak
30
25 26 responden (92,9).
20
umur < 30 4. Penyakit Penyerta
15
10
umur > 30
Tabel 4.4
Jumlah
5 Distribusi frekuensi faktor penyakit
0
Frekuensi Persentase (%) penyerta pada pasien post operasi
laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUD
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tugurejo
tabel diatas menunjukkan bahwa Semaran
sebagian responden sedikit lebih besar
30
berada pada periode umur > 30 yaitu 25
20
sebanyak 18 responden (42,9%). 15
Ada
Tidak ada
2. Status Gizi 10
5
Jumlah

Tabel 4.2 0
Frekuensi Persentase (%)

Distribusi frekuensi faktor status gizi


pada pasien post operasi laparatomi di Penyembuhan Luka
Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo
Semarang Januari 2016. Tabel 4.5
30
Gambaran distribusi frekuensi
25 penyembuhan luka post operasi
20
15
Kurang laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUD
Baik
10
Jumlah
Tugurejo Semarang Januari 2016
5
0
Frekuensi Persentase (%)

Dwi Nurwahyuningati |Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Page | 4


Pada Pasen Post Laparatomi, 2016
hubungan antara faktor umur dengan
30 penyembuhan luka post operasi
25
20
laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUD
Tidak sembuh
15
Sembuh
Tugurejo Semarang.
10
Jumlah 2. Hubungan faktor status gizi dengan
5
0
penyembuhan luka post operasi
Frekuensi Persentase (%)
laparatomi di Ruang Rawat Inap
RSUD Tugurejo Semarang.
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa distribusi frekuensi Tabel 4.7
penyembuhan luka post operasi Hubungan faktor status gizi dengan
laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUD penyembuhan luka post operasi
Tugurejo Semarang sebagian besar lebih laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUD
sedikit responden adalah sembuh yaitu Tugurejo Semarang Januari 2016
sebanyak 15 responden (53,6%).
Penyembuhan luka
B. Analisis Bivariat Status Tidak Sembuh Total
1. Hubungan faktor umur dengan Gizi sembuh
penyembuhan luka post operasi F % F % N %
Kurang 11 78,6 3 21,4 14 100
laparatomi di Ruang Rawat Inap
Baik 2 14,3 12 85,7 14 100
RSUD Tugurejo Semarang p-value 0,002
Tabel 4.6 OR 22,000
Hubungan faktor umur dengan
penyembuhan luka post operasi Berdasarkan hasil tabulasi data
laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUD diatas menunjukkan hasil bahwa pada
Tugurejo Semarang Januari 2016 kategori status gizi kurang terdapat
responden yang tidak sembuh sebanyak
Penyembuhan luka (78,6%) lebih besar dari responden
Tidak Sembuh Total dengan status gizi baik . Pada pasien
Umur sembuh dengan status sembuh status
F % F % N % (85,7%)lebih banyak dari status gizi
> 30 thn 8 44,4 10 55,6 18 100,0
sembuh kurang.
< 30 thn 5 50,0 5 50,0 10 100,0
p-value 1,000
Berdasarkan hasil uji statistik
menggunakan uji Chi Square dengan
Berdasarkan hasil diatas menunjukkan membaca hasil continuity correction
bahwa pada kategori usia penyembuhan didapatkan nilai 0,002 (α=0,05) sehingga
< 30 tahun sebagian besar berstatus luka ada hubungan antara faktor status gizi
post laparatomi yang tidak sembuh yaitu dengan penyembuhan luka post operasi
sebanyak (50,0%) lebih besar dari usia laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUD
penyembuhan lama > 30 tahun, Tugurejo Semarang.
responden pada umur penyembuhan luka 3. Hubungan faktor status anemia
> 30 tahun, (55,6%) lebih besar dari dengan penyembuhan luka post
pada usia penyembuhan cepat < 30 operasi laparatomi di Ruang Rawat
tahun, sembuh sebanyak (50,0%). Inap RSUD Tugurejo Semarang.
Berdasarkan hasil uji statistik Tabel 4.8
menggunakan uji alternative Chi Square Hubungan faktor status anemia dengan
Test yaitu fisher’s exact test didapatkan penyembuhan luka post operasi
nilai 1,000 (α=0,05) sehingga tidak ada

Dwi Nurwahyuningati |Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Page | 5


Pada Pasen Post Laparatomi, 2016
laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUD kategori ada penyakit penyerta DM
Tugurejo Semarang Januari 2016 semua berstatus tidak sembuh sebanyak
Penyembuhan luka (100%) lebih besarl dari pada responden
Status Tidak Sembuh Total dengan kategori tidak ada penyakit
Anemia sembuh penyerta sebagian responden berstatus
F % F % N % tidak sembuh sebanyak (34,8%).
Anemia 13 50,0 13 50,0 26 100
Responden yang sembuh dengan tidak
Tidak
anemia
0 0 2 100,0 2 100 adanya penyakit penyerta yaitu sebanyak
p-value 1,000 (53,6%)
Berdasarkan hasil tabulasi data Berdasarkan hasil uji statistik
diatas menunjukkan hasil bahwa pada menggunakan uji a Chi Square Test
kategori status anemia yang tidak dengan uji alternatif kolmogoro-smirnov
sembuh sebanyak (50%) sedangkan test didapatkan nilai 0,019 (α=0,05)
kategori status tidak anemia yang sehingga ada hubungan antara faktor
berstatus tidak sembuh sebanyak 0 penyakit penyerta dengan penyembuhan
responden (0%). Pada pasien yang luka post operasi laparatomi di Ruang
sembuh dengan status anemia sebanyak Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang.
(50,0%) lebih kecil dari responden yang
sembuh dengan status tidak anemia PEMBAHASAN
(100%) A. Analisis Univariat
Berdasarkan hasil uji statistik 1. Umur
menggunakan uji Chi Square Test Hasil penelitian
dengan uji alternatif kolmogoro-smirnov menunjukkan bahwa pasien
test didapatkan nilai 1.000 (α=0,05) dengan umur > 30 tahun
sehingga tidak ada hubungan antara melakukan operasi laparatomi
faktor status anemia dengan dengan diagnosa hernia dan < 30
penyembuhan luka post operasi dengan diagnosa apendisitis.
laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUD 2. Status Gizi
Tugurejo Semarang. Di rumah sakit Tugurejo,
4. Hubungan faktor penyakit penyerta pemberian asupan nutrisi pada
dengan penyembuhan luka post pasien post operasi laparatomi
operasi laparatomi di Ruang Rawat pada hari pertama dan hari kedua
Inap RSUD Tugurejo Semarang dalam bentuk cair, untuk hari
Tabel 4.9 ketiga diberikan dalam bentuk
Hubungan faktor penyakit penyerta halus dan pada hari keempat
dengan penyembuhan luka post operasi dalam bentuk lunak. Hal ini yang
laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUD menyebabkan nafsu makan
Tugurejo Semarang Januari 2016 menurun.
3. Status Anemia
Penyembuhan luka
Tidak Sembuh
Hal ini di sebabkan oleh
Penyakit Total
Penyerta sembuh kehilangan darah atau plasma
F % F % N % pada waktu pembedahan di
Ada 5 100,0 0 0,0 5 100 lakukan. Pada kasus post operasi
Tidak sering kali tanda-tanda hemoragi
8 34,8 15 53,6 23 100
ada setelah pembedahan di samarkan
p-value 0,019 oleh anastesi, sehingga kejadian
Berdasarkan hasil tabulasi data anemia pada pasien post operasi
diatas menunjukkan hasil bahwa pada

Dwi Nurwahyuningati |Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Page | 6


Pada Pasen Post Laparatomi, 2016
banyak terjadi (Brunner dan dengan usia > 30 tahun dengan
Suddarth, 2005) diagnosa hernia, yang
mengakibatkan nyeri.
4. Penyakit Penyerta 2. Hubungan Faktor Status Gizi
Di RSUD Tugurejo di dengan Penyembuhan Luka Post
dapatkan hasil, penyakit penyerta Operasi Laparatomi di Ruang
yang di jumpai pada pasien post Rawat Inap RSUD Tugurejo
operasi laparatomi adalah Semarang.
hipertensi dan diabetes melitus. Di rumah sakit Tugurejo,
Diabetes mellitus (DM) pemberian asupan nutrisi pada
adalah penyakit kronik yang pasien post operasi laparatomi
terjadi ketika pankreas tidak pada hari pertama dan hari kedua
cukup dalam memproduksi dalam bentuk cair, untuk hari
insulin atau ketika tubuh tidak ketiga diberikan dalam bentuk
efisien menggunakan insulin itu halus dan pada hari keempat
sendiri. dalam bentuk lunak. Hal ini yang
5. Penyembuhan Luka menyebabkan nafsu makan
Proses penyembuhan luka menurun. Hal ini yang
adalah salah satu hal menyebabkan pasien tidak mau
terpenting dalam pelaksanaan makan, merasa enggan, tidak
pasien pasca pembedahan yakni terbiasa,takut buang air
meyatukan kedua tepi luka besar,takut nyeri,hal tersebut
berdekatan dan saling yang yang menjadikan alasan,
berhadapan, jaringan yang nafsu makan menjadi menurun.
dihasilkan sangat sedikit 3. Hubungan Faktor Status Anemia
biasanya dalam waktu 10 dengan Penyembuhan Luka Post
sampai 14 hari, repitalisasi Operasi Laparatomi di Ruang
secara normal sudah sempurna Rawat Inap RSUD Tugurejo
dan biasanya hanya menyisakan Semarang.
jaringan paruh tipis yang Anemia memperlambat
dengan cepat memudar dengan proses penyembuhan luka
warna merah muda menjadi putih mengingat perbaikan sel
(Morison, 2015). membutuhkan kadar protein yang
cukup. Oleh sebab itu, orang
B. Analisi Bivariat yang mengalami kekurangan
1. Hubungan Faktor Umur dengan kadar hemoglobin dalam darah
Penyembuhan Luka Post Operasi akan mengalami proses
Laparatomi di Ruang Rawat Inap penyembuhan yang lama (Perry
RSUD Tugurejo Semarang. dan Potter, 2006). Di RSUD
Hasil ini dipengaruhi oleh Tugurejo kebanyakan pasien
kondisi penyakit yang dialami bedah menghindari makanan
oleh responden dengan usia < 30 seperti telur, ikan, sayur. Mereka
tahun dengan diagnosa berpendapat dengan
apendisitis, dimana apendisitis mengkonsumsi ikan ,lukanya
menyebabkan nyeri disertai basah dan lama kering.sehingga
anoreksia, mual dan muntah, saat di berikan makanan sesui
sehingga mempengaruhi status aturan gizi mereka memakan nasi
gizi klien. Pada responden dan meninggalkan ikan.

Dwi Nurwahyuningati |Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Page | 7


Pada Pasen Post Laparatomi, 2016
4. Hubungan Faktor Penyakit b. Ada hubungan antara faktor
Penyerta dengan Penyembuhan status gizi dengan penyembuhan
Luka Post Operasi Laparatomi di luka post operasi laparatomi (p
Ruang Rawat Inap RSUD value = 0,002)
Tugurejo Semarang. c. Ada hubungan antara faktor
`Diabetes menyebabkan status anemia dengan
peningkatan ikatan antara penyembuhan luka post operasi
hemoglobin dan oksigen laparatomi (p value = 0,002)
sehingga gagal untuk melepaskan d. Ada hubungan antara faktor
oksigen ke jaringan. Salah satu penyakit penyerta dengan
tanda diabetes adalah kondisi penyembuhan luka post operasi
hiperglikemia yang berlangsung laparatomi (p value = 0,013)
terus menerus. Hiperglikemia
menghambat leokosit melakukan DAFTAR PUSTAKA
fagositosis sehingga rentan Agustina, H.R. (2009). Perawatan Luka
terhadap infeksi. Jika kita Modern. Retreived October
mengalami luka akan sulit untuk 25, 2015, from
sembuh karena diabetes http://www.fkep.unpad.ac.id/2
mempengaruhi kamampuan 009/01/perawatan-luka-
tubuh untuk melawan infeksi modern/
(Gitarja dan Hardian, 2008). Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek.
KESIMPULAN Jakarta : Rineka Cipta.
1. Karakteristik responden yaitu pada Ernawati, S.R. (2010). Faktor-Faktor
usia > 30 tahun yaitu sebanyak 18 yang Hidayat. (2010). Metode
responden (64,3%), berstatus gizi Penelitian Keperawatan dan
baik yaitu sebanyak 14 responden Teknik Analisis Data. Jakarta :
(50%), berstatus anemia yaitu Salemba Medika.
sebanyak 16 responden (57,1%) dan Jitowiyono. (2012). Asuhan
tidak memiliki penyakit penyerta Keperawatan Post Operasi.
yaitu sebanyak 23 responden Jakarta : Nuha Medika.
(82,1%). Kozier, Barbara., Erb, Glenora.,
2. Penyembuhan luka post operasi Berman, Audrey., Synder,
laparatomi di Ruang Rawat Inap shirlee. J. (2010). Buku Ajar
RSUD Tugurejo Semarang sebagian Fundamental Keperawatan:
besar adalah sembuh yaitu sebanyak Konsep, Proses, & Praktik.
15 responden (53,6%). Edisi 7. Volume 1. Alih
3. Hubungan antara faktor umur, status bahasa Pamilih Eko Karyuni.
gizi, status anemia, dan penyakit Jakarta: EGC.
penyerta (diabetes melitus) dengan Mansjoer Arif dkk. (2007). Kapita
penyembuhan luka post operasi Selekta Kedokteran Jilid I.
laparatomi di ruang rawat inap Jakarta : Media Aesculaplus.
RSUD Tugurejo Semarang. Morison, M. J. (2015). Manajemen
a. Tidak ada hubungan antara Luka. Jakarta : EGC.
faktor umur dengan
penyembuhan luka post operasi
laparatomi (p value = 1,000)

Dwi Nurwahyuningati |Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Page | 8


Pada Pasen Post Laparatomi, 2016
Dwi Nurwahyuningati |Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
Pada Pasen Post Laparatomi, 2016
Page | 9

Anda mungkin juga menyukai