Anda di halaman 1dari 9

II MUATAN DAN MEDAN LSITRIK STATIS

Mengacu pada hukum gravitasi Newton tentang gaya yang bekerja pada dua buah
benda berjarak tertentu, Coulomb melakukan penelitian terhadap besar kauntitatif gaya
yang bekerja pada dua buah benda/partikel yang masing-masing bermuatan listrik static.
Coulomb menyatakan bahwa gaya yang bekerja antara dua benda yang sangat kecil
dalam vakum atau ruang hampa yang terpisah pada jarak yang besar dibandingkan
dengan ukurannya, berbanding lurus dengan muatan masing-masing benda tersebut dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya, atau
Q1 .Q2
F k
R2
Karena rumus ini terinspirasi oleh Hukum Newton yang ditemukan lebih awal maka
satuan gaya antara dua muatan ini adalah Newton (N). Dimana Q1 dan Q2 adalah
merupakan besaran muatan negatif atau positif, R jarak mutlak kedua muatan dan k
adalah konstanta tetapan pembanding yang besarnya :
1
k dimana  o  8,885.10 12 F / m adalah permeativitas ruang hampa.
4 o

Pada analisa vektor di depan dijelaskan bahwa gaya adalah besaran vector dalam ruang
maka gaya tersebut adalah mempunyai arah dengan arah vector satuan u maka
Q1 .Q2
F k ur
R2

z
Q2
Q1

Jika Q1 (x1,y1,z1) dan Q2(x2,y2,z2) maka r1  iˆx1  ˆjy1  kˆz1 dan

r2  iˆx 2  ˆjy 2  kˆz 2

25
r12  iˆ( x 2  x1)  ˆj ( y 2  y1)  kˆ( z 2  z1) dan

r12   x 2  x1 2   y 2  y1 2   z 2  z1


2

Sehingga gaya pada muatan Q2 yang disebabkan oleh muatan Q1 adalah


1 Q1 .Q2
F12  ur
4 o r12 2 12

1Q1 .Q2 iˆ( x 2  x1)  ˆj  y 2  y1 2  kˆ( z 2  z1)


 F12  .
4 o r12 2  x 2  x1 2   y 2  y1 2   z 2  z1 2
1 Q .Q2 r12
 F12  4
1
2
. atau
o r12 r12

1 Q1 .Q2
 F12  .r12
4 o r12
3

Maka gaya pada muatan Q1 yang disebabkan oleh muatan Q2 adalah


F12   F21

Jika muatan Q2 adalah merupakan satu satuan muatan maka :


F12 1 Q1 1 Q1 r12 1 Q1
 E12  u r12  .  .r12
Q2 4 o r12 2
4 o r12 2
r12 4 o r12 3

Selanjutnya gaya persatu satuan muatan disebut sebagai intensitas medan listrik muatan
tertentu, missal mutan tersebut adalah Q1, maka disekitar muatan Q1 terdapat intensitas
1 Q1 1 Q1 r12 1 Q1
E12  u r12  .  .r12
4 o r12 2
4 o r12 2
r12 4 o r12 3

Satuan untuk intensitas medan listrik adalah N/C atau Volt/meter.


=. Gaya dan Intensitas Medan Listrik dari n muatan
Apabila dalam ruang terdapat n buah muatan, maka gaya pada Q1 yang disebabkan oleh
n-1 muatan dalam ruang adalah merupakan jumlah vector seluruh gaya
1 Q1 .Q2 1 Q1Q3 1 Q1Qn
F12  u r12  u r13  ...  u
4 o r12 2
4 o r13 2
4 o r1n 2 r1n

Q1 n
Qk
= 4 r
k 2
2
u1k
o 1k

Jika sekumpulan muatan tersebut terdistribusi secara kontinyu pada seluruh ruang maka
operasi jumlah (sigma) adalah merupakan operasi integral vektor.

26
Demikian juga jika dalam ruang terdapat n buah muatan, maka intensitas medan listrik
pada titik dimana Q1 berada dan jika Q1 merupakan satu satuan muatan yang
disebabkan oleh n-1 muatan dalam ruang adalah merupakan jumlah vektor seluruh
intensitas medan listrik n-1 yang melingkupi muatan Q1 tersebut, maka :
1 Q2 1 Q3 1 Qn
E1  u r12  u r13  ...  u
4 o r12 2
4 o r13 2
4 o r1n 2 r1n

1 n
Qk
E1 
4 o
r
k 2
2
u1k
1k

Jika sekumpulan muatan tersebut terdistribusi secara kontinyu pada seluruh ruang maka
operasi jumlah (sigma) adalah merupakan operasi integral vektor.
Hanya saja distribusi muatan ini bisa berupa distribusi volume, distribusi bidang dan
distribusi garis.
-. Distribusi muatan volume.
Di dalam volume benda bermuatan dengan distribusi kontinyu terdapat kerapatan muatan
yang bisa digambarkan atau dianalogikan dengan kerapatan massa atau massa jenis pada
benda padat pada volume benda V yang bermassa M, jika kerapatan muatan volume
adalah  V C / m 3 , maka elemen potongan volume V mempunyai elemen muatan Q
adalah  V .V , secara matematis hal ini bisa kita ambil limitnya sebagai berikut :
Q
 V  lim
V  0 V
Atau muatan yang dikandung dalam volume adalah :
Q 
V
V dV

Sehingga intensitas medan listrik titik yang mempunyai jarak r dari volume tersebut

1
adalah : Er  
Volume 4 o r
2
V dV .uˆ r

z
R
r
y

x
27
dQ  V .dV

Demikian juga berlaku untuk medan muatan luas dengan distribusi muatan kontinyu.
elemen potongan luasan S mempunyai elemen muatan Q adalah  S .S , secara
matematis hal ini bisa kita ambil limitnya sebagai berikut :
Q
 S  lim
S  0 S
Atau muatan yang dikandung dalam luasan adalah :
Q S
S dS

dQ   S .dS

Sehingga intensitas medan listrik titik yang mempunyai jarak r dari luasan tersebut adalah

1
: Er 
luas
 4 o r
2
 S dS .uˆ r

Untuk medan muatan garis dengan distribusi muatan kontinyu.


elemen potongan garis l mempunyai elemen muatan Q adalah  l .l , secara
matematis hal ini bisa kita ambil limitnya sebagai berikut :
Q
 l  lim
l  0 l
Atau muatan yang dikandung dalam luasan adalah :
Q  l .dl

28
R

dQ   l .dl

=. Garis-garis gaya.
Eksperimen Faraday menyatakan bahwa muatan positif akan menginduksi muatan
negative di sekitar muatan tersebut dan harga mutlaknya sama dengan muatan yang
dikandung atau berbanding lurus dengan muatan positifnya serta tidak tergantung dari
media, garis-garis pergeseran tersebut dikenal dengan garis pergeseran atau fluks
perpindahan atau fluks listrik. Dapat diambil kesimpulan bahwa fluks listrik berbanding
lurus dengan muatan positif yang dikandung. Jika fluks listrik dinyatakan dengan  dan
muatan total adalah Q maka  = Q. Sehingga garis-garis gaya yang menembus permuka-
an suatu luasan S adalah  atau Q. Perbandingan antara  atau Q terhadap S adalah
merupakan kerapatan flux yang disimbulkan dengan D maka
 d dQ C
D  lim  uˆ  uˆ ………( 2 )
S  0 S dS dS m
Arah garis-garis gaya atau fluksi  memotong dS dengan arah kerapatan D sesuai arah
vector satuan û .

û D
dS

Untuk muatan titik yang dilingkungi bola berjari-jari r maka arah garis fux di sekitar
adalah simetri ke segala arah permukaan bola berjari-jari r tersebut.

Q
r

29
Kerapatan flux untuk permukaan bola adalah perbandingan flux dengan luas permukaan
bola yang mempunyai jari-jari r adalah
 Q
D uˆ atau D  uˆ
4 .r 2
4 .r 2
Di depan dijelaskan bahwa muatan titik Q1 dalam ruang maka di sekitar muatan tersebut
terdapat intensitas medan listrik E :
1 Q1
E  uˆ r
4 o r 2

Dari dua persamaan terakhir di atas maka ada hubungan antara intensitas medan listrik
dan kerapatan garis-garis gaya yang adalah :
1 Q Q
E  uˆ r dan D  uˆ maka
4 o r 2
4 .r 2
D  oE untuk media ruang hampa
Hal ini juga terjadi bukan hanya terjadi pada muatan titik namun demikian juga pada
muatan pada benda yang mempunyai distribusi kontinyu kerapatan muatan volume,
kerapatan muatan bidang maupun kerapatan muatan garis, untuk kerapatan muatan
volume dengan distribusi kontinyu adalah :
1  .dV  .dV
E 
Vol
4 o r
2
uˆ r dan D   4 .r 2

Vol

demikian juga untuk muatan kerapatan bidang maupun kerapatan muatan garis.
=. Hukum Gauss.
Jika pada potongan dS, D membentuk sudut  terhadap vector satuan normal û maka
differensia garis-garis gaya atau fluks listrik adalah:
d  D.dS cos   D.dS .uˆ n = D.dS

Jika dS adalah merupakan permukaan tertutup maka Gauss menyatakan : fluksi (garis-
garis gaya) total yang menembus keluar permukaan tertutup adalah sama dengan
muatan yang dilingkupi. Pernyataan ini lebih dikenal dengan Hukum Gauss. Maka
integral Gauss adalah :
   D.dS  Q
S
yangdilingkupi

Dari teorema divergensi vector yang sudah dijelaskan di depan (analisa vektor)

30
div. A  . A  lim
 A.ds =
1
lim V  A.n.dS
V  0 V V 0 S

Maka untuk divergensi vektor kerapatan garis gaya D adalah

 D.ds Q yangdilingkupi

div.D  .D  lim
V  0 V
= lim
V 0 V
Maka secara matematis Hukum Gauss dapat disederhanakan sebagai berikut :
.D   …. C / m 3
Pada kerapatan muatan volume dengan distribusi muatan kontinyu, muatan yang

dikandung pada volume V adalah : Q    V dV dan dari Hukum Gauss di atas maka:
V

   D.dS
Surface
  V dV  Q
Vol

Gambar berikut menunjukan benda bermuatan pada titik P(x,y,z) yang berada dalam
kubus yang dibatasi oleh x, y dan z

P(x,y,z)
z
Do  Dxo iˆ  D yo ˆj  Dzo kˆ
z
x
y y

Maka menurut Hukum Gauss : Q   D.dS


Surface

Integral bidang/luasan tertutup yang dimaksud adalah

 D.dS   ( D)
S depan
x  x1 .dy.dz   ( D)
belakang
x x2 .dy.dz   ( D)
kiri
y  y1 .dx.dz   ( D)
kanan
y y2 .dx.dz   ( D)
bawah
z

Dengan menggunakan teori deret Taylor mengenai suku tetapan dan suku differensial
pertama dari D di sekitar P diperoleh :
 D x D y D z 
Q  D.dS  
Surface
x

y

z
.V atau

31
Q
 D.dS D x D y D z
 S
  
V V x y z

Jika diambil limit untuk V 0 maka

Q
S D.dS Dx D y D z
lim  lim   
V  0 V V  0 V x y z

 D.dS D x D y D z
lim S
  
V 0 V x y z

Dijelaskan di analisa vector bahwa operasi perkalian titik nabla terhadap vector adalah :
  ˆ
.D  
 ˆ  ˆ
 x i  y j  z k 
ˆ  ˆ ˆ
. D x i  D y j  D z k 
 

D x D y D z
.D   
x y z

D x D y D z
Maka      .D
x y z

Dari uraian divergensi dan hukum Gauss di atas di atas diperoleh persamaan pertama
Persamaan Maxwell dari hukum Gauss sebagai berikut:
Q  D.dS    .dV
S Vol
  .D.dV
Vol

Pernyataan ini lebih dikenal dengan teorema Divergensi bahwa fluks total yang
menembus permukaan tertutup sama dengan integral dari divergensi kerapatan fluks pada
permukaan tersebut. Penampang volumenya digambarkan sebagai berikut :

Permukaan tertutup

S Volume V

Secara definitive teorema Divergensi dinyatakan sebagai :

32
Integral komponen dari setiap medan vector pada seluruh permukaan tertutup sama
dengan integral divergensi vector tersebut dalam seluruh volume yang terlingkung oleh
permukaan tertutup tersebut
Contoh (Engineering Electromagnetics, William H Hyat)
Medan listrik yang mempunyai kerapatan garis gaya D = 2 xy.iˆ  x 2 . ˆj dan kotak yang
dibatasi oleh x1 = 0 dan x2 = 1; y1 = 0 dan y2 = 2 ; z1 = 0 dan z2 = 3.
Integral permukaan tertutup adalah :
Karena komponen z adalah nol maka bisa diambil kesimpulan bahwa kerapatan medan
adalah sejajar dengan sumbu z atau D.dS = 0 pada permukaan tersebut. Maka

 D.dS     D  . dy.dz .iˆ     D . dy.dz .iˆ


3 2 3 2
x 0 x 1
0 0 0 0
S

   D .  dx.dz . ˆj     D . dx.dz  ˆj
3 1
 y 0 y 2
0 0

  D    D 
3 2 3 2
 x x 0
dy.dz  x x 1
dy.dz
0 0 0 0

  D    D 
3 1 3 1
 y y 0
dx.dz  y y 2
dx.dz
0 0 0 0

Karena  D x  x 0  0 yaitu dengan memasukan x = 0 pada vektor D = 2 xy.iˆ  x 2 . ˆj dan


D 
y y 0
  D y  y  2 sebab hasil integral pada y = 0 adalah negative dan hasil integral pada

y=2 adalah positif, maka hasil penjumlahan kedua integral tersebut adalah nol. Sehingga
integral permukaan tertutup tersebut adalah :
3 2 3
 D . dS = 0 0 2 y.dy.dz  0 4.dz  12 C
Dengan menggunakan teorema divergensi, maka divergensi vector D adalah :

.D   2 xy    x 2  2 y  
x y

Maka integral volume dari divergensi vector D adalah :

  .D  dV
3 2 1 3 2

Vol
   
0 0 0
2 y.dx.dy.dz   
0 0
2 y.dy.dz

3
  0
4.dz  12 C

Dari dua penyelesaian di atas membuktikan kesamaan teorema divergensi dengan Hukum
Gauss.

33

Anda mungkin juga menyukai