Fix BG Eo
Fix BG Eo
A. Latar Belakang
Desa merupakan kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai kesatuan masyarakat hukum, Desa perlu untuk selalu memikirkan
bagaimana kondisi Desanya dimasa yang akan datang, sehingga Desa tersebut
bertambah maju. Untuk mewujudkan harapan tersebut, berdasarkan sumberdaya yang
dimiliki Desa saat ini maka Desa perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJM-Des) atau langkah-langkah yang perlu dilakukan selama 5
(lima) tahun.
Sebagai bagian dari kesatuan Kabupaten, maka Rencana Pembangnan Jangka
Menengah Desa (RPJM-Des) merupakan salah satu Dokumen pembangunan yang
mejadi sarana dari Pembangunan Kabupaten.
C. Landasan Hukum
1. Dasar Hukum
Penyusunan Dokumen Perencanaan Desa Sungai Bengkal didasarkan pada beberapa
peraturan perundang-undangan, antara lain :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014
2.GambaranUmum
bernama kinantan dan itik putih yang keduanya memiliki kemampuan terelatih
sebagai pentu perjalanan dan pelayaran datuk tumenggung dengan menjadikannya
pedoman.
Namun, setelah beberapa hari pelayaran pertama kali Itik menepi di Tebo Ulu
tepatnya di Rambahan, Namun setelah ayam dilepaskan Datuk Tumenggung sambil
merambah-rambah memperhatukan ayam, ayam tidak kunjung berkokok. Tempat
yang ditemui Datuk Tumenggung tersebut airnya olak diatasnya renah, sebelah
ulunya terdapat Sungai Tanjung yang pohonnya sedang berbunga, sebelah ilirnya
terdapat olak gedang diatas daratan malako intan (Indah Maksudnya) dan sungai
tersebut di sebut sebagai temontan tempat tidemuinya Ayam Kinantan. “Tempat itu
akhirnya dijadikan dusun dan diberi nama sebagai Olak Renah Tanjung Bungo
Olak Gedong Malako Intan yang letaknya disebalah Hulu Sungai Bengkal”. Kian
hari tempat itu kian ramai, selain tanahnya yang subur, masyarakat yang datangpun
kian terus bertambah dan sangatlah patuk kepada datuk tumenggung, bahkan datuk
tumenggungpun dalam memimpin rakyat selalu menggunakan musyawarah dalam
mengambil keputusan apapun. “Seperti kata petitih tua-tua, Rajo Sedaulat, Pengulu
Seantiko tuo Sepakat Alim Seugamo.
pasalnya menurut nujum anak tersebut adalah anak celako, maka dengan hati yang
pedih, suami istri tersebut menyuruh bujang slamet sesuruhannya Datuk
Tumenggung membawa bayi tersebuk ke kandang kerbau. Dan diakui Datuk
Tumenggung sangat sayang dengan bayi tersebut begitupun dengan bujang slamet
dan Datuk Tumenggung memberikannya gelar “Sayang Tebuang”.
Namun, anehnya selama tujuh hari dibuang, Sayang Tebuang masih hidup
dan sehat rupanya, adapun alasan dibuang bayi tersebut karena Datuk Tumenggung
mersa khawatir dengan kata-kata nujumnya yang mengatakan bahwa si bayi tersebut
akan membawa kehancuran bagi kerajaan Olak Renah Tanjung Bungo Olak Gedong
Malako Intan. Melihat bayi masih hidup, Bujang Slamet segera membawanya
kehadapan Datuk Tumenggung.
Dengan sangat sayang maka bujang slamet membawa bayi tersebut ketepi
sungai Batanghari dilubuk kembang Muaro Jambi yang kini dikenal sebagai Teluk
Putih. “Namun setelah berjalan tujuh hari, ketika bujang slamet melihat bayi
tersebut, tepak olehnya bayi tersebut masih sehat dan makin besaryang disusui oleh
buaya kembang beranak mudo dan dipelihara oleh Antu Aek bernama nenek Leter
dan Datuk dan si gulung Ijuk yang punyo anak namonyo Putri Ayu dengan rasa
sayang membawa bayi tersebut kehadapan Datuk Tumenggung”. Datuk
Tumenggung setelah melihat bayi tersebut, maka diperintahkannya pula bujang
slamet membuang bayi tersebut kerimbo gano bernama Limau Ssundai gading
dibukit lancaran Tedung diatas batu hamparan dalam sungai ketalo, namun setelah
dilihat kembali oleh bujang slamettujuh hari kumidan bayi tersebut ternyata masih
hidup dan sehat.
Tuhan Yang Maha Kuasa dengan rasa penuh keyakinan anaknya mempunyai
tuah dan rasa penuh penyesalan dengan ahli nujumnya maka anak tersebut dirangkul
dan dibawanya pulang. “Tuah ayam dapat dilihat, tapi tuah manusia siapa yang tau,
dan Datuk Tumenggung berjanji akan merawat dan dididik menjadi anak yang baik-
baikuntuk mewarisi kerajaan Olak Renah Tanjung Bungo Olak Gedong Malako
Intan, setelah diasuh oleh kerbau, buaya kumbang, Harimau Cempo, Gajah Putih,
Ular Tadung, dan Antu Aek, Sayang Tebuang dapat bertahan Hidup dan tumbuh
semakin besar, apalagi ketika Ayahnya menyadari bahwa tak pantas baginya
membuang anak tersebut. Sayang Tebuang sangat disayang dan terus tumbuh
dewasa. Sayang Tebuang pada masa dewasa sangat haus akan ilmu dan
pengetahuan, awalnya Sayang Tebuang di didik oleh ayahnya sendiri dan beberapa
ahli-ahli silat yang dipercayainya.
Namun, konon diketahuinya bahwa setiap orang yang ingin menuntut ilmu
dengannya harus menunjukkan kepandaiannya, ayam pun di sabung dan ayam datuk
syeh pun kalah, melihat ayamnya kalah, Datuk Syeh Panjang Janggut tidak tinggal
diam, justru diambilnya tombak dan dilemparkannya kearah Sayang Tebuang,
namun tidak kena dan tombak menancap ketanah dan dihunuskannya pula pedang
ke arah Sayang Tebuang, namun lagi-lagi tidak kena.
konon memiliki kesaktian yang dapat menempuh perjalanan 3 hari menjadi 3 jam.
“Dalam perjalanan tersebut Sayang Tebuang di cegat oelh bajak laut Cina yang
bernama kuan tung dengan perahu singset.
Namun sayang tebuang selamat dan setiap ada halangan sedemikian dia
selalu dibantu oleh makhluk-mahkluk yang pernah menyusui dan memeliharanya
selama masa pembuangan. Setelah melakukan perjalanan panjang, Sayang Tebuang
sampailah ke Tanah Aur Bersurat dan diNegeri pamannya tersebut Sayang Tebuang
akan dinikahkan dengan seorang putri bukit siguntung. Namun, karena mengingat
janjinya bahwa dia tidak akan beristri selama kakaknya selaro pinang masak belum
bersuami dan dia bermimpi behwa junjungan sirih menimpa serambi rumahnya.
Sumber air panas yang terletak di Kelurahan Sungai Bengkal Kecamatan Tebo Ilir yang
selama ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten Tebo, padahal sumber air
panas tersebut sering menjadi tujuan masyarakat dam anak-anak pada saat libur sekolah.
Namun dengan kondisi yang semak dan tidak terurus, hal tersebut membuat masyarakat
kesulitan saat ingin mengunjungi sumber air panas tersebut. Padahal lahan yang seluas 1,5
hektar tersebut sudah dibebaskan oleh masyarakat setempat sejak tahun 2011 lalu.
Sumber air panas ini terdapat dua titik dengan masing-masing berdiameter 2 Meter
dengan kedalam 5 Meter. Selain itu, lokasinya yang tidak jauh dari pemukiman warga
setempat membuat sumber air panas ini berpotensi menjadi objek wisata yang bagus di
Kabupaten Tebo.
Setelah beberapa tahun, Pemerintah Kabupate Tebo melalui Kepala Bagian Ekonomi dan
Pembangunan Setda Tebo, Hendri Nora mengatakan bahwa sumber air panas di Kelurahan
Sungai Bengkal akan segera di bangun menjadi Objek Wisata Alam Pemandian air panas.
Pembangunan ini dialokasikan dari dana APBD Tebo dengan nilai berkisar Rp 600 juta
atas pengajuan oleh Bupati Tebo dan sudah di setujui DPRD Tebo beberapa waktu lalu. Dan
dijelaskan, dana sebesar Rp 100 juta untuk pembersihan, pembentukan jalan dan lokasi air
panas yang dikerjakan secara swakelola. Sedangkan yang Rp 500 juta untuk pebangunan
akses jalan termasuk kolam dan jembatan pedestarian di lokasi air panas.
Selain itu juga, saat ini selain adanya kolam air panas yang telah di pagari, juga terdapat
mushola tempat bilas, pragola (penjaga), dan wc umum. Dan agar dapat membuat
pengunjung semakin tertarik untuk datang, akan adanya di bangun taman bunga dan kolam
renang dan lain sebagainya.
Untuk rincian anggran biaya apa saja yag telah di pakai belum dapat di pastikan, karena
wisata ini masih dalam proses pembangunan yang lebih baik bagi pengunjung.